Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

MANUSIA SEBAGAI KHALIFAH DI MUKA BUMI


Mata Kuliah : Pendidikan Agama
Dosen Pengampu : Husniati ,M.Pd.

DISUSUN OLEH :
Doni Hisbullah (E1E021078)

KELAS 1C
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MATARAM
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Manuisa Sebagai Khalfah di Muka Bumi “ ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas dari Ibu Husniati, M.Pd pada mata kuliah Pendidikan agama. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang kekhilafahan  bagi
para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Husniati, M.Pd, selaku dosen
mata kuliah Pendidikan agama yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami
tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Mataram, 06 november 2021

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................i

BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................................................1

A. LATAR BELAKANG...................................................................................................1

B. RUMUSAN MASALAH...............................................................................................1

C. TUJUAN........................................................................................................................1

D. MANFAAT....................................................................................................................1

BAB 2 PEMBAHASAN..........................................................................................................2

A. Manusia Sebagai Khilafah.............................................................................................2

B. Tujuan Penciptaan Manusia...........................................................................................2

C. Fungsi Dan Peranan Manusia.........................................................................................3

D. Tanggung Jawab Manusia Sebagai Hamba Allah..........................................................4

E. Tanggung Jawab Manusia Sebagai Khalifah Allah........................................................5

F. Kedudukan Manusia Sebagai Khalifah..........................................................................6

BAB III.....................................................................................................................................7

KESIMPULAN DAN SARAN................................................................................................7

A. KESIMPULAN..............................................................................................................7

B. SARAN..........................................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................

ii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Manusia diciptakan adalah untuk mengemban tugas yang mulia
yaitu menjadi pemimpin atau khalifah di atas muka bumi ini.
Tetapi yang menjadi permasalahannya adalah kenapa tidak semua
manusia menyadari tugas mulia itu. Bukankah tugas manusia untuk
manjaga semua isi alam ini, namun nyatanya malah banyak yang
mengerjakan sebaliknya, merusak dan meperparah keadaan alam
ini.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Untuk apa manusia diciptakan?
2. Bagaimana seharusnya manusia menyikapi tugas mulia ini?
3. Seperti apa sebenarnya kedudukan manusia sebagai
khalifah?
4. Bagaimana peranan dan fungsi manusia di muka bumi ini?
C. TUJUAN
Agar kita dapat mengetahui dan peran kita sebagai khalifah di atas
muka bumi ini.
D. MANFAAT
Agar kita dapat menyadari dan menempatkan diri kita sebagai
khalifah yang baik.
Agar kita mampu menjadi seorang khalifah yang benar benar
menjalankan amanah dari Allah.

1
BAB 2 PEMBAHASAN
A. Manusia Sebagai Khilafah
Manusia adalah mahluk paling sempurna yang pernah diciptakan
oleh Allah SWT. Kesempurnaan yang dimiliki oleh manusia
merupakan suatu fungsi dan tugas mereka sebagai khalifah
dimuka bumi ini.
Didalam Al-Qur`an proses penciptaan manusia memang tidak
dijelaskan secara rinci, akan tetapi hakikat diciptakannya manusia
menurut islam yakni sebagai mahluk yang menjalankan perintah
untuk menjaga dan mengelola bumi. Hal ini tentu harus kita
kaitkan dengan konsekuensi terhadap manusia yang diberikan
suatu kesempurnaan berupa akal dan pikiran yang tidak pernah di
miliki oleh mahluk-mahluk hidup yang lainnya. Manusia sebagai
mahluk yang telah diberikan kesempurnaan haruslah mampu
menempatkan dirinya sesuai dengan hakikat diciptakannya yakni
sebagai penjaga atau pengelola bumi yang dalam hal ini disebut
dengan khalifah. Status manusia sebagai khalifah , dinyatakan
dalam Surat All-Baqarah ayat 30. Kata khalifah berasal dari kata
khalafa yakhlifu khilafatan atau khalifatan yang berarti
meneruskan, sehingga kata khalifah dapat diartikan sebagai
pemilih atau penerus ajaran Allah.
B. Tujuan Penciptaan Manusia
Allah SWT berfirman dalam surat Ad-dzariyat:56
bahwasannya:”Allah tidak menciptakan manusia kecuali untuk
mengabdi kepadanya”mengabdi dalam bentuk apa?ibadah dengan
menjalankan perintahnya dan menjauhi larangannya seperti
tercantum dalam Al-qur’an
َ ‫ت ْال ِج َّن َواإل ْن‬
‫س إِال‬ ُ ‫لِيَ ْعبُدُو ِن َو َما خَ لَ ْق‬
“Sesungguhnya telah ciptakan jin dan manusia kecuali untuk
beribadah.”

2
Perintah ataupun tugas yang diberikan oleh Allah kepada manusia
dalam beribu-ribu macam bentuk dimulai dari hal yang paling kecil
menuju kepada hal yang paling besar dengan berdasarkan dan
berpegang kepada Al-qur’an dan hadist didalam
menjalankannya.Begitupun sebaliknya dengan larangan-
larangannya yang seakan terimajinasi sangat indah dalam pikiran
manusia namun sebenarnya balasan dari itu adalah neraka yang
sangat menyeramkan,sangat disayangkan bagi mereka yang
terjerumus kedalamnya.Na’uudzubillaahi min dzalik
Dalam hadist shohih diungkapkan bahwa jalan menuju surga itu
sangatlah susah sedangkan menuju neraka itu sangatlah
mudah.Dua itu adalah pilihan bagi setiap manusia dari zaman
dahulu hingga sekarang,semua memilih dan berharap akan
mendapatkan surga,namun masih banyak sekali orang-orang yang
mengingkari dengan perintah Allah bahkan mereka lebih tertarik
dan terbuai untuk mendekati,menjalankan larangan-
larangannya.Sehingga mereka bertolak belakang dari fitrahnya
sebagai manusia hamba Allah yang ditugasi untuk beribadah.Oleh
karenanya,mereka tidak akan merasakan hidup bahagia di dunia
dan bahagia di akhirat.
C. Fungsi Dan Peranan Manusia
Berpedoman kepada QS Al Baqoroh 30-36, maka peran yang
dilakukan adalah sebagai pelaku ajaran allah dan sekaligus pelopor
dalam membudayakan ajaran Allah.
Untuk menjadi pelaku ajaran Allah, apalagi menjadi pelopor
pembudayaan ajaran Allah, seseorang dituntut memulai dari
diridan keluarganya, baru setelah itu kepada orang lain.
Peran yang hendaknya dilakukan seorang khalifah sebagaimana
yang telah ditetapkan Allah, diantaranya adalah:
1. Belajar
belajar yang dinyatakan pada ayat pertama surat al Alaq
adalah mempelajari ilmu Allah yaitu Al Qur’an.

2
2. Mengajarkan Ilmu
ilmu yang diajarkan oleh khalifatullah bukan hanya ilmu
yang dikarang manusia saja, tetapi juga ilmu Allah.
3. Membudayakan Ilmu
Ilmu yang telah diketahui bukan hanya untuk disampaikan
kepada orang lain melainkan dipergunakan untuk dirinya
sendiri dahulu agar membudaya. Seperti apa yang telah
dicontohkan oleh Nabi SAW.
D. Tanggung Jawab Manusia Sebagai Hamba Allah
Tanggungjawab Abdullah terhadap dirinya adalah memelihara
iman yang dimiliki dan bersifat fluktuatif ( naik-turun ), yang
dalam istilah hadist Nabi SAW dikatakan yazidu wayanqusu
(terkadang bertambah atau menguat dan terkadang berkurang atau
melemah).
Tanggung jawab terhadap keluarga merupakan lanjutan dari
tanggungjawab terhadap diri sendiri. Oleh karena itu, dalam al-
Qur’an dinyatakan dengan quu anfusakum waahliikum naaran
(jagalah dirimu dan keluargamu, dengan iman dari neraka).
Allah dengan ajaranNya Al-Qur’an menurut sunah rosul,
memerintahkan hambaNya atau Abdullah untuk berlaku adil dan
ikhsan. Oleh karena itu, tanggung jawab hamba Allah adlah
menegakkan keadilanl, baik terhadap diri sendiri maupun terhadap
keluarga. Dengan berpedoman dengan ajaran Allah, seorang hamba
berupaya mencegah kekejian moral dan kenungkaran yang
mengancam diri dan keluarganya. Oleh karena itu, Abdullah harus
senantiasa melaksanakan solat dalam rangka menghindarkan diri
dari kekejian dan kemungkaran (Fakhsyaa’iwalmunkar). Hamba-
hamba Allah sebagai bagian dari ummah yang senantiasa berbuat
kebajikan juga diperintah untuk mengajak yang lain berbuat ma’ruf
dan mencegah kemungkaran (Al-Imran : 2: 103). Demikianlah
tanggung jawab hamba Allah yang senantiasa tunduk dan patuh
terhadap ajaran Allah menurut Sunnah Rasul.

4
E. Tanggung Jawab Manusia Sebagai Khalifah Allah
Manusia diserahi tugas hidup yang merupakan amanat Allah dan
harus dipertanggungjawabkan di hadapan-Nya. Tugas hidup yang
dipikul manusia di muka bumi adalah tugas kekhalifaan, yaitu
tugas kepemimpinan , wakil Allah di muka bumi, serta pengelolaan
dan pemeliharaan alam.
Khalifah berarti wakil atau pengganti yang memegang mandat
Tuhan untuk mewujudkan kemakmuran di muka bumi. Kekuasaan
yang diberikan kepada manusia bersifat kreatif, yang
memungkinkan dirinya serta mendayagunakan apa yang ada di
muka bumi untuk kepentingan hidupnya.
Sebagai khalifah, manusia diberi wewenang berupa kebebasan
memilih dan menentukan, sehingga kebebasannya melahirkan
kreatifitas yang dinamis. Kebebasan manusia sebagai khalifah
bertumpu pada landasan tauhidullah, sehingga kebebasan yang
dimilikitidak menjadikan manusia bertindak sewenang-wenang.
Kekuasaan manusia sebagai wakil Tuhan dibatasi oleh aturan-
aturan dan ketentuan-ketentuan yang telah digariskan oleh yang
diwakilinya, yaitu hokum-hukum Tuhan baik yang baik yang
tertulis dalam kitab suci (al-Qur’an), maupun yang tersirat dalam
kandungan alam semesta (al-kaun). Seorang wakil yang melanggar
batas ketentuan yang diwakili adalah wakil yang mengingkari
kedudukan dan peranannya, serta mengkhianati kepercayaan yang
diwakilinya. Oleh karena itu, ia diminta pertanggungjawaban
terhadap penggunaan kewenangannya di hadapan yang
diwakilinya, sebagaimana firman Allah dalam QS 35 (Faathir : 39)
yang artinya adalah :
“Dia-lah yang menjadikan kamu khalifah-khalifah dimuka bumi.
Barang siapa yang kafir, maka (akibat) kekafiranorang-orang kafir
itu tidak lain hanyalah akan menambah kemurkaan pada sisi
Tuhannya dan kekafiran orang-orang yang kafir itu tidak

4
lainhanyalah akan menambah kerugian mereka belaka”.

Kedudukan manusia di muka bumi sebagai khalifah dan juga


sebagai hamba allah, bukanlah dua hal yang bertentangan,
melainkan suatu kesatuan yang padu dan tak terpisahkan.
Kekhalifan adalah realisasi dari pengabdian kepada allah yang
menciptakannya.
Dua sisi tugas dan tanggung jawab ini tertata dalam diri setiap
muslim sedemikian rupa. Apabila terjadi ketidakseimbangan, maka
akan lahir sifat-sifat tertentu yang menyebabkan derajad manusia
meluncur jatuh ketingkat yang paling rendah, seperti fiman-Nya
dalam QS (at-tiin: 4) yang artinya
“sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam bentuk
yang sebaik-baiknya”
F. Kedudukan Manusia Sebagai Khalifah
Selain bertugas sebagai hamba yang harus selalu mengabdi,
manusia hidup di dunia memiliki kedudukan terhadap makhluk-
makhluk yang lainnya. Fungsi ini dinamakan dengan fungsi
kekhalifahan (khilafah), sebagaimana disebutkan di dalam firman
Allah;
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat:
“Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka
bumi.” (al-baqarah:30)
Khalifah secara bahasa berarti pengganti atau wakil. Maka manusia
di muka bumi ini menjadi khalifah Allah, atau wakil Allah. Ibnu
Jarir at-Thabari menjelaskan, bahwa Allah mengangkat manusia
sebagai khalifah-Nya untuk menggantikan Allah dalam
memutuskan perkara secara adil terhadap makhluk-makhluk Allah.
Dr. Quraisy Syihab menjelaskan tentang kekhalifahan ini, “Ia
berkewajiban untuk menciptakan suatu masyarakat yang
hubungannya dengan Allah baik, kehidupan masyarakatnya
harmonis, dan agama, akal dan budayanya terpelihara”.

4
Pengangkatan manusia sebagai khalifah ini berkaitan dengan
anugerah sifat ketuhanan kepada manusia, di antaranya adalah
kehendak (iradah). Manusia yang bebas berkehendak dan bebas
memilih ini diuji oleh Allah, mau berkehendak yang sesuai dengan
Dzat yang mewakilkan atau tidak. Dan kelak manusia akan
dimintai pertanggungjawaban oleh Allah atas jabatannya sebagai
khalifah itu di akhirat.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Sebagai khalifah, manusia diberi tangungjawab pengelolaan alam
semesta untuk kesejahteraan ummat manusia, karena alam semesta
memang diciptakan Tuhan untuk manusia. Sebagai wakil Tuhan
manusia juga diberi otoritas ketuhanan; menyebarkan rahmat
Tuhan, menegakkan kebenaran, membasmi kebatilan, menegakkan
keadilan, dan bahkan diberi otoritas untuk menghukum mati
manusia. Sebagai hamba manusia adalahkecil, tetapi sebagai
khalifah Allah, manusia memiliki fungsi yang sangat besar dalam
menegakkan sendi-sendi kehidupan di muka bumi. Oleh karena itu
manusia dilengkapi Tuhan dengan kelengkapan psikologis yang
sangat sempurna, akal, hati, hati nurani, syahwat dan hawa nafsu,
yang kesemuanya sangat memadai bagi manusia untuk
menjadimakhluk yang sangat terhormat dan mulia, disamping juga
sangat potensil untuk terjerumus hingga pada posisi lebih rendah
disbanding binatang.
B. SARAN
Saya selaku penulis makalah ini, mengharapkan keritikan dan
saran yang sifatnya membangun untuk perbaikan makalah ini ke
depannya, karena saya sadari bahwa dalam penulisan makalah ini
baik isi dan tata penulisannya masih banyak kekurangan.

4
4
DAFTAR PUSTAKA

Nabiel fuad al-musawa. Islam dan lingkungan hidup, kota santri.com,


publikasi 13-05-2005 @ 18:06 Dr. M. Quraish shihab, membumikan
al-quran fungsi dan peran wahyu dalam kehidupan masyarakat,
penerbit mizan, cetakan 13, 1996
Fazlun m. Khalid, pendiri islamic foundation for ecology and
environmental sciences (ifees) di birmingham, inggris. Islam dan
lingkungan hidup, green press network, 20 november 2007
Dr. Ir. Yusmin alim, msc. Lingkungan dan kadar iman kita,
hidayatullah.com, 27 juni 2006

Anda mungkin juga menyukai