Anda di halaman 1dari 28

KARYA TULIS ILMAH

SUARA MAHASISWA FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI


UNIVERSITAS SUBANG DI MASA TRANSFORMASI DIGITAL
ORGANISASI PEMERINTAH DI ERA 5.0

Tema :
Implementasi

Nama : Anggita Angriyani


NIM : A1A201019
Kelas : P2K
Jurusan : Ilmu Administrasi Negara
Angakatan : 2020/2021

UNIVERSITAS SUBANG
TAHUN AKADEMIK 2021/2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat
dan hidayah-Nya, penulis bisa menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul " Suara
Mahasiswa Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Subang Di Masa
Transformasi Digital Organisasi Pemerintah Di Era 5.0 dengan Tema
Imlementasi’
Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Farida selaku guru
Mata Pelajaran Biologi yang telah membantu penulis dalam mengerjakan karya
ilmiah ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang
telah berkontribusi dalam pembuatan karya ilmiah ini.
Karya ilmiah ini memberikan panduan praktis dalam mengatur pola makan.
Bagi orang-orang dengan berat badan berlebih, pengaturan pola makan yang tepat
dibutuhkan agar diperoleh berat badan yang ideal.
Penulis menyadari ada kekurangan pada karya ilmiah ini. Oleh sebab itu,
saran dan kritik senantiasa diharapkan demi perbaikan karya penulis. Penulis juga
berharap semoga karya ilmiah ini mampu memberikan pengetahuan tentang Masa
Transformasi Digital Organisasi Pemerintah Di Era 5.0

Subang, 02 Desember 2021


Penulis

Anggota Angriyani

ii
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN JUDUL .................................................................................. i
KATA PENGANTAR ............................................................................... ii
DAFTAR ISI .............................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ............................................................ 1
1.2 Tujuan Penulisan ......................................................... 2
1.3 Manfaat ........................................................................ 3
BAB II PEMBAHASAN..................................................................... 4
2.1 Kajian Teori ................................................................. 4
2.2 Pembahasan Urgensi Tranformasi Organisasi
Pemerintah ................................................................. 11
2.3 Ide , Inovasi dan Solusi .............................................. 14
2.4 Langkah-Langkah Strategis ......................................... 16
BAB III PENUTUP .............................................................................. 18
3.1 Kesimpulan .................................................................. 18
3.2 Saran ............................................................................ 19
LAMPIRAN

iii
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam menyongsong era society 5.0, perguruan tinggi dituntut untuk
siap diri dalam merombak pola pendidikan yang sudah dilaksanakan dengan
kompetensi yang sangat baku agar pendidikan terus berkembang. Perguruan
tinggi harus berani memasuki zona tidak nyaman dengan kompetensi yang
belum diketahui.
Memasuki society 5.0 kita dihadapkan dengan masa yang cepat
berubah dan serba tidak pasti yang ditandai dengan hilangnya pekerjaan dan
kompetensi lama yang sudah dipersiapkan oleh perguruan tinggi. McKinsey
memprediksi dalam 10 tahun kedepan ada 23 juta lapangan pekerjaan di
Indonesia yang akan digantikan dengan otomasi, yang lebih banyak berasal
dari lulusan perguruan tinggi sementara pekerjaan yang akan dimasuki
hilang dalam waktu yang semakin lama semakin cepat.
akibat dari dunia yang semakin cepat berubah, tidak ada pilihan lain
selain selalu belajar dan selalu siap beradaptasi dengan melakukan inovasi
yang akan berpotensi melahirkan pekerjaan baru yang semakin banyak
namun sebagian besar dari pekerjaan tersebut masih belum tersedia saat ini.
Di sisi lain, dampak positif revolusi industri ke-4 yang ditandai dengan
industri digital melahirkan kekuatan pada setiap individu untuk bisa
diberdayakan oleh teknologi dan mengakses pasar dunia.
Adanya kreativitas mahasiswa dalam kemampuan bertransformasi di
industri ke-4 membuat Indonesia bisa melakukan lompatan besar dengan
melahirkan milenial yang siap membangun Indonesia dan menghasilkan
Indonesia maju, Indonesia jaya, dan Indonesia sejahtera,
society 5.0 dapat mengatasi permasalahan dunia sehingga perlu
dipertahankan karena adanya teknologi industri. Selain itu, adanya industri
ini memberikan ruang imajinasi bagi akademisi dalam membayangkan
harapan masyarakat untuk ke depannya dan mendorong perubahan sosial
2

dengan membentuk peradaban yang memerlukan pengetahuan dan


pemahaman untuk mencapai inovasi, sehingga dituntut untuk mengetahui
kondisi sebenarnya pada industri saat ini yang menjadi elemen dasar dalam
membuat kebijakan teknologi.
permasalahan di masyarakat dalam mencapai society 5.0, yaitu
membangun manusia yang memiliki integritas pada standar minded,
sehingga kampus mengajarkan dalam memberikan kepastian tetapi tidak
nyata. Di sisi lain, pekerjaan mengajarkan kenyataan namun belum pasti
sehingga melalui Merdeka Belajar Kampus Merdeka kita dapat membantu
mahasiswa mengetahui keadaan yang sebenarnya.
Transformasi sendiri adalah proses perubahan terstruktur yang
direncanakan untuk mencapai tujuan mulia. Transformasi digital di
perguruan tinggi mengacu pada proses dan strategi menggunakan teknologi
digital untuk secara cepat mengubah cara institusi beroperasi dan melayani
mahasiswa, dosen, pegawai, industri, orangtua, dan pemerintah.
Transformasi pendidikan secara digital sudah dilakukan sejak 20
tahun silam. Namun, progressnya terbilang sangat lamban sebab sebagian
besar perguruan tinggi masih belum menyadari pentingnya penggunaan
teknologi digital dalam kurikulum.

1.2 Tujaun Penulisan


a. Untuk memenuhi persyaratan lomba Karya Tulis Ilmiah Fakultas Ilmu
Administrasi Universitas Subang
b. Untuk menggali potensi mahasiswa dalam menghadapi Transformasi
Digital di era 5.0
c. Untuk menemukan inovasi dan langkah-langkah strategis dalam
menghadapi Transformasi Digital di era 5.0
d. Untuk lebih memahami peran dan posisi mahasiswa dalam
menghadapi Transformasi Digital di era 5.0
3

1.3 Manfaat
a. Menggali potensi mahasiswa dalam hal kemampuan penulisan sebuah
karya ilmiah
b. Menyiapkan inovasi dan langkah strategis dalam menghadapi
Transformasi Digital di era 5.0
c. Mengetahui, apa itu tranformasi digital diperguruan tinggi serta
manfaatnya, dan juga mengetahui tips-tips ketika memulai untuk
bertranformasi ke digital,
d. Menyiapkan langkah selanjutnya berupa aksi yang bisa dilakukan
kampus dan mahasiswa untuk mencapai indikator percepatan
digitalisai ini.
4

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kajian Teori


“A human-centered society that balances economic advancement with
the resolution of social problems by a system that highly integrates
cyberspace and physical space.”
“Masyarakat yang berpusat pada manusia yang menyeimbangkan kemajuan
ekonomi dengan penyelesaian masalah sosial melalui sistem yang sangat
mengintegrasikan dunia maya dan ruang fisik.”

Saat ini kemajuan melalui inovasi dalam sains dan teknologi sangat
luar biasa, seperti peningkatan dramatis dalam daya komputasi. Hal ini
berkontribusi pada peningkatan bisnis dan masyarakat. Pada saat yang sama,
dunia menghadapi tantangan berskala global seperti menipisnya sumber
daya alam, pemanasan global, tumbuhnya kesenjangan ekonomi, dan
terorisme. Kita hidup di zaman yang penuh ketidakpastian, dengan
kompleksitas tumbuh di semua tingkatan. Oleh karena itu, sangat penting
bagi kita untuk memanfaatkan TIK semaksimal mungkin guna mendapatkan
pengetahuan baru dan menciptakan nilai-nilai baru untuk membuat
hubungan antara “manusia dan benda” dan antara “dunia nyata dan dunia
maya” secara efektif dan efisien demi menyelesaikan masalah di
masyarakat, menciptakan hidup lebih baik untuk rakyat, dan
mempertahankan pertumbuhan ekonomi yang sehat. Mengatasi tantangan
ini dengan mendorong berbagai pemangku kepentingan di berbagai
tingkatan untuk berbagi visi masa depan yang sama akan sangat penting
untuk mewujudkan masyarakat seperti itu melalui digitalisasi.
Pada tahun 2016, sebuah inisiatif yang disebut “Masyarakat 5.0” atau
“Society 5.0” diusulkan oleh Kabinet Jepang dalam Rencana Dasar Sains
dan Teknologi ke-5, dengan visi untuk menciptakan “Masyarakat Super
Cerdas” (MSC). MSC diposisikan sebagai tahap perkembangan kelima pada
5

masyarakat manusia, setelah sebelumnya masyarakat pemburu/ pengumpul,


agraria, industri, dan informasi seperti digambarkan pada Gambar 2. MSC
mewakili masyarakat berkelanjutan yang terhubung oleh teknologi digital
yang hadir secara rinci dengan berbagai kebutuhan masyarakat itu. MSC
menyediakan barang atau layanan yang diperlukan untuk orang-orang yang
membutuhkannya pada saat dibutuhkan dan dalam jumlah yang diperlukan,
sehingga memungkinkan warganya untuk hidup aktif dan nyaman melalui
layanan berkualitas tinggi tanpa memandang usia, jenis kelamin, wilayah,
bahasa, dan sebagainya. Namun perlu dicatat bahwa digitalisasi hanyalah
sarana, dan bahwa kita manusia sebagai aktor utama tetap penting sehingga
fokus yang kuat dipertahankan pada pembangunan masyarakat yang
membuat kita bahagia dan memberi kita rasa nilai. Pemerintah Jepang
mempresentasikan visinya tentang Society 5.0, bersama dengan pameran
oleh perusahaan-perusahaan pendukung dari Jepang, di CeBIT 2017,
festival bisnis Eropa untuk inovasi dan digitalisasi yang mencakup
digitalisasi bisnis, pemerintah, dan masyarakat dari segala sudut.
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/ Sustainable Development Goals
(SDGs) PBB diadopsi pada bulan September 2015 sebagai pedoman untuk
seluruh dunia. Prinsip penggeraknya adalah mewujudkan perdamaian dan
kemakmuran bagi semua orang dan planet ini dengan menanggapi tantangan
dengan inklusivitas yang “tidak meninggalkan siapa pun”. Pemerintah
Jepang telah membuat Prinsip-Prinsip Panduan Penerapan SDG dalam
bidang sains, teknologi, dan inovasi (STI) dan memberikan rekomendasi
yang meliputi:
 menciptakan masa depan global melalui Masyarakat 5.0,
 memungkinkan solusi menggunakan data global,
 mempromosikan kerja sama di tingkat global, dan
 membina sumber daya manusia untuk melakukan upaya STI untuk SDGs.

12 platform layanan yang ditunjukkan pada Gambar 1 akan


dikembangkan dengan memanfaatkan sepenuhnya Internet of Things (IoT):
6

data besar, komputasi, kecerdasan buatan (AI), dan teknologi robotika.


Serangkaian inisiatif pemerintah sekarang sedang berlangsung di Jepang,
termasuk “Industri Robot” dan “Connected Industries/ Industri Terhubung,”
yang diperkenalkan oleh Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri
(METI); dan “Konferensi Menuju Masyarakat Jaringan AI” diperkenalkan
oleh Kementerian Dalam Negeri dan Komunikasi (MIC). Inisiatif-inisiatif
ini pada dasarnya menargetkan pengembangan teknologi platform umum,
layanan dan sistem, dan sistem sistem untuk penciptaan pasar baru dan
transformasi menjadi masyarakat yang makmur dengan menciptakan nilai-
nilai baru melalui sistem fisik cyber (CPS).
Seperti CPS menunjukkan berbagai item data besar yang dikumpulkan
dari perangkat penginderaan cerdas dengan daya rendah dan jaringan
kemudian disimpan di perangkat penyimpanan informasi. Selanjutnya dapat
dianalisis dan divisualisasikan menggunakan alat analitik seperti AI dengan
daya komputasi tinggi di dunia maya. Data berharga ini, seringkali sulit bagi
manusia sendiri untuk memperhatikan, akan menjadi input bagi tindakan
yang diambil oleh pembuat keputusan untuk memberikan solusi terhadap
masalah sosial dan pertumbuhan ekonomi di dunia fisik. Di Jepang,
serangkaian proyek pemerintah, seperti ImPACT (Impulsing Change
Paradigm Change through Disruptive Technologies Program) dan SIP
(program Promosi Inovasi Strategis lintas kementerian), diarahkan untuk
mewujudkan teknologi dan platform layanan tersebut.
ImPACT dirancang untuk mengembangkan industri dan masyarakat
melalui penelitian dan pengembangan dengan risiko dan dampak tinggi,
sementara SIP mencakup seluruh jalur dari penelitian dasar hingga strategi
keluar yang efektif (aplikasi praktis / komersialisasi) serta mengambil
inisiatif untuk mereformasi peraturan dan sistem. Dalam SIP, misalnya,
proyek-proyek seperti sistem mengemudi otomatis; pembawa energi;
keamanan siber untuk infrastruktur kritis; dan teknologi untuk menciptakan
pertanian generasi berikutnya, kehutanan, dan perikanan sekarang sedang
berlangsung dengan anggaran yang dialokasikan dari Dewan untuk Sains,
7

Teknologi, dan Inovasi (CSTI), yang bertanggung jawab untuk


merencanakan dan mengkoordinasikan kebijakan IMS di bawah Kabinet
Jepang.
Masyarakat 5.0 mencapai tingkat konvergensi yang tinggi antara
ruang maya (ruang virtual) dan ruang fisik (ruang nyata). Dalam masyarakat
informasi masa lalu (Masyarakat 4.0), orang akan mengakses layanan cloud
(database) di dunia maya melalui Internet dan mencari, mengambil, dan
menganalisis informasi atau data. Pada Masyarakat 5.0, sejumlah besar
informasi dari sensor di ruang fisik terakumulasi di dunia maya. Di dunia
maya, data besar ini dianalisis dengan kecerdasan buatan (AI), dan hasil
analisis diumpankan kembali ke manusia dalam ruang fisik dalam berbagai
bentuk.
Dalam masyarakat informasi masa lalu, praktik umum adalah
mengumpulkan informasi melalui jaringan dan dianalisis oleh manusia.
Namun, di Masyarakat 5.0, orang, benda, dan sistem semuanya terhubung di
dunia maya dan hasil optimal yang diperoleh AI melebihi kemampuan
manusia diumpankan kembali ke ruang fisik. Proses ini membawa nilai baru
bagi industri dan masyarakat dengan cara yang sebelumnya tidak mungkin.
Kita juga telah memasuki era di mana umur manusia karena IMS
-mencapai 100 tahun; oleh karena itu, semakin penting untuk
memberdayakan manusia dengan memasukkan beragam pemangku
kepentingan dan teknologi digitalisasi. Jepang baru saja mulai berjuang
untuk keamanan dan kesejahteraan manusia sejati. Untuk mencapai
masyarakat yang berkelanjutan dalam skala global sesegera mungkin,
diperlukan ekosistem kolaboratif yang menyatukan ide-ide dari industri,
akademisi, dan warga negara. Federasi bisnis paling penting di Jepang,
Keidanren, selaras dengan inisiatif perubahan-permainan ini. Keidanren
mengeluarkan revisi kelima dari Piagam Perilaku Perusahaan dengan tujuan
utama memberikan SDG secara proaktif melalui pembentukan Masyarakat
5.0.
8

Meskipun STI dalam banyak hal sangat meningkatkan kenyamanan


gaya hidup kita, ia juga telah meningkatkan kompleksitas sosial,
mengungkapkan beberapa aspek negatif dari masyarakat digital. Masyarakat
5.0 dapat memberikan pendekatan untuk mengurangi atau menghilangkan
aspek-aspek negatif ini. Kita hidup di zaman yang penuh tantangan
kompleksitas dan ketidakpastian sosial. Prakarsa Kabinet Jepang melalui
Society 5.0 memimpikan terciptanya Masyarakat Super Cerdas yaitu
masyarakat berkelanjutan di mana berbagai jenis nilai terhubung melalui
CPS dan di mana orang dapat hidup dalam keselamatan, keamanan, dan
kenyamanan.
CPS dapat menjembatani berbagai sektor, negara, wilayah, dan
masyarakat. Kunci untuk menerapkan Masyarakat 5.0 / SDG adalah para
pemangku kepentingan berbagi dan mengatasi tantangan bersama dengan
sepenuhnya memanfaatkan potensi CPS. Untuk bergerak menuju keamanan
dan kesejahteraan manusia yang lebih besar, kita perlu melakukan
transformasi melalui ekosistem kolaboratif dengan visi bersama untuk masa
depan yang diciptakan dengan partisipasi semua pemangku kepentingan.
Secara khusus, kita harus mengambil tindakan berikut: menghadirkan visi
perubahan di masa depan pada masyarakat melalui IMS; memahami dan
mengatasi tantangan dengan menciptakan nilai-nilai baru melalui CPS; dan
membangun kolaborasi antara industri, akademisi multidisiplin, dan sektor
publik dan swasta.
Revolusi Industri 4.0 sebagai perkembangan peradaban modern telah
kita rasakan dampaknya pada berbagai sendi kehidupan,  penetrasi teknologi
yang serba disruptif, menjadikan perubahan semakin cepat, sebagai
konsekuensi dari fenomena Internet of Things (IoT), big data, otomasi,
robotika, komputasi awan, hingga inteligensi artifisial (Artificial
Intelligence).
Fenomena disrupsi yang mewarnai perkembangan peradaban
Revolusi Industri 4.0,  dengan dukungan kemajuan pesat teknologi, akan
membawa kita pada kondisi transisi revolusi teknologi yang secara
9

fundamental akan mengubah cara hidup, bekerja, dan relasi organisasi 


dalam berhubungan satu sama lain.
Perubahan lanskap ekonomi politik dan relasi organisasi  sebagai
konsekuensi Revolusi Industri 4.0  menjadikan transformasi organisasi
pemerintah  sebagai suatu keniscayaan dalam berbagai skala ruang lingkup,
dan kompleksitasnya. Transformasi organisasi pemerintah  ini   menjadi
kata kunci yang harus terus diupayakan sebagai instrumen  bagi  aparat
pemerintah agar responsif terhadap perubahan.
Transformasi organisasi pemerintah ini semakin relevan untuk dipacu
percepatannya  bila kita merujuk pendapat Klaus Schwab, Executive
Chairman World Economic Forum,  yang  memberikan hipotesa  saat ini
miliaran orang telah terhubung dengan perangkat mobile, penemuan
kecepatan pemrosesan byte demi byte  data internet, yang telah
meningkatkan kapasitas pengetahuan manusia melebihi sistem
konvensional.
Hal ini menjadikan akses terhadap ilmu pengetahuan begitu terbuka
secara nyata, tidak terbatas dan belum pernah terjadi sebelumnya. Semua ini
bukan lagi mimpi, melalui terobosan teknologi baru di bidang
robotika, Internet of Things, kendaraan otonom, percetakan berbasis 3-D,
nanoteknologi, bioteknologi, ilmu material, penyimpanan energi, dan
komputasi kuantum.
Seperti kita ketahui bersama,  dampak dari revolusi industri keempat
salah satunya adalah otomatisasi dan berkurangnya jumlah tenaga kerja
manusia dalam produksi. Seperti dicatat oleh Klaus Schwab, Industri IT di
Lembah Silicon tahun 2014 menghasilkan pendapatan sebesar AS$1,09
triliun hanya mempekerjakan 137,000 orang. Sementara tahun 1990an,
Detroit yang menjadi pusat tiga perusahaan otomotif besar dunia
mempekerjakan sepuluh kali lebih banyak untuk menghasilkan pendapatan
yang sama (Scwab 2017).
Dengan berbagai fenomena kemajuan teknologi serta dampaknya
tersebut di atas,  menjadi nyatalah urgensi  transformasi organisasi
10

pemerintah untuk menjawab tuntutan akuntabilitas publik dan transparansi 


yang semakin tinggi dewasa ini akibat perkembangan era Revolusi Industri
4.0.
Perkembangan era  Revolusi Industri 4.0 yang membawa konsekuensi
meningkatnya tuntutan akuntabilitas dan transparansi dari organisasi
pemerintah serta responsif yang tinggi dan cepat,  hal ini membawa
perubahan paradigma desain organisasi.
Ukuran besarnya organisasi dengan struktur organisasi dan rentang
kendali yang besar,  tidaklah menjamin efektifitas pelaksanaan tugas pokok
dan fungsi  organisasi, yang lebih berperan adalah seberapa sukses
transformasi organisasi dilakukan agar adaptif terhadap perubahan yang
sedemikian cepat guna menjawab fenomena tomorrow is today.
Pada era Revolusi Industri 4.0  daya adaktif lah  yang menjadi kunci
keberhasilan meraih prestasi dan mencapai visi dan misi organisasi. Pada
organisasi bisnis, fenomena ini dapat kita cermati dari fenomena Uber yang
mengancam pemain-pemain besar pada industri transportasi di seluruh
dunia atau Airbnb yang mengancam pemain-pemain utama di industri jasa
pariwisata.
Dari sisi retail,  disrupsi  yang dilakukan Tokopedia, Buka Lapak,
telah memberikan sumbangsih turunnya omset mall dan ditutupnya banyak
lapak lapak kecil dipusat pusat  perbelajaan,  hal ini membuktikan bahwa
yang cepat dapat memangsa yang lambat dan bukan yang besar memangsa
yang kecil.
Bercermin dari survival organisasi bisnis sudah sepatutnya organisasi
pemerintah peka dan melakukan instrospeksi diri,  sehingga mampu
mendeteksi posisinya di tengah perkembangan peradaban Revolusi Industri
4.0 guna tetap survive dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya
dengan lebih efesien dan efektif sebagai responsit terhadap meningkatnya
tuntutan akuntabilitas dan transparasi publik.

2.2 Pembahasan Urgensi Tranformasi Organisasi Pemerintah


11

Dinamika perkembangan relasi organisasi bisnis dalam


tetap survive di tengah derasnya arus globalisasi dan Revolusi Industri 4.0,
tampaknya perlu menjadi pelajaran bagi organisasi pemerintah untuk terus
bertransformasi diri kebentuk ideal agar dapat menghadapi ancaman dan
memanfaatkan peluang yang ada, meskipun terdapat perbedaan misi yang
diemban, namun transformasi organisasi pemerintah merupakan salah satu
alternatif yang dapat ditempuh dalam rangka mewujudkan organisasi yang
berorientasi layanan publik.
Transformasi organisasi pemerintah perlu terus diarahkan kedalam
perubahan dari desain lama yang kurang kondusif ke desain baru yang lebih
kondusif untuk terus mengembangkan inovasi, manajemen inovasi dan
mengelola risiko serta integrasi organisasi dalam membangun kolaborasi
dan sinergitas.
Inovasi tingkat organisasi menjadikan pertumbuhan dan
berkembangnya kreativitas yang tidak terkungkung oleh hirarki yang ketat,
hal ini memerlukan adanya perubahan struktur organisasi, proses
komunikasi dan koordinasi dan menghilangkan hambatan-hambatan
struktural.
Struktur organisasi pemerintah yang selama ini mekanistis, hierarkis
birokratis, departementalisasi yang kaku, formalisasi tinggi dan dan
sentralistis  perlu terus ditransformasi ke arah organisasi yang organik, yang
ditandai dengan informasi yang mengalir bebas, formalisasi rendah dan tim
lintas fungsi, guna menjawab ketidakpastian yang tinggi dan lingkungan
strategis organisasi pemerintah yang semakin dinamis dan kompleksitas
yang tinggi.
Transformasi organisasi pemerintah harus ditandai dengan
pengembangan kepemimpinan transformasi dengan visioner yang terukur
pada berbagai level kepemimpinan dalam organisasi pemerintah, hal ini
sangat diperlukan guna memastikan setiap inovasi yang dikembangkan
dapat memberikan nilai tambah kualitas pelayanan, menyelaraskan visi dan
lingkungan internal yang diimbangi dengan kemampuan merespons
12

perubahan lingkungan eksternal yang bergerak cepat dalam era Revolusi


Industri 4.0 ini.
Transformasi organisasi pemerintah tersebut tidak hanya
sekedar  downsizing dan prosedural semata, namun  lebih fundamental pada
pola kerja, budaya organisasi dan nilai-nilai strategis yang dikembangkan.
Transformasi organisasi pemerintah memainkan peran strategis dalam
peningkatan daya saing bangsa, di dalam pendekatan institusional
(kelembagaan), ‘lalu-lintas’ administrasi negara dari eksekutif ‘turun’ ke
Kebijakan Administrasi, dimana transformasi organisasi dengan budaya
kerja dan tata kelolanya menjadi faktor determinan yang menentukan
keberhasilannya.
Pengembangan kelembagaan organisasi birokrasi  melalui
transformasi yang terencana  dan terukur, sangat dibutuhkan dalam
menjawab problem statement yang menjadi ciri kelemahan organisasi
pemerintah pada umumnya, yang dipandang perlu meningkatkan
responsivitas, transparansi, membangun sistem dan mekanisme
yang accessible sehingga memungkinkan adanya “checks and balances”.
Transformasi organisasi pemerintah sangat dipengaruhi oleh gaya
kepemimpinan, budaya kerja, proses kerja kekuatan kerja, dan struktur
organisasi yang dikembangkan sehingga adaktif terhadap perubahan dan
dapat meningkatkan kecepatan birokrasi dalam perizinan, melayani
investasi-investasi serta meningkatkan daya saing bangsa.
Transformasi organisasi pemerintah perlu terus diikuti dengan
perubahan mindset dalam pengelolaan keuangan negara, pada berbagai K/L
organisasi pemerintah, dengan mengedepankan pengukuran kinerja
berbasis value for money, dan semakin meningkatkan  azas   Performance
Based Bugeting  yang fokus pada sasaran, outcome dan output,  dengan 
pemanfaatan teknologi dalam membangun dashboard kepemimpinan pada
berbagai level kepemimpinan, sehingga dapat  mengontrol mulai dari
tahapan perencanaan pelaksanaan pengawasan dan pelaporan.
13

Revolusi Industri 4.0 sejatinya memberikan peluang besar dalam


mengefektifkan fungsi dan peran organisasi pemerintah  dalam menjalankan
tugas-tugasnya sehari-hari, perkembangan IT yang cepat dapat menjadi
peluang dalam percepatan penerapan e-governance,  sebagai  digitalisasi
data dan informasi seperti e-budgeting, e-project planning, system delivery,
penatausahaan, e-controlling, e-reporting hingga e-monev serta
apllikasi custom lainnya.
Pilihan strategis pemanfaatan IT dalam berbagai organisasi
pemerintah  sangat diperlukan dalam  membangun mental self-driving, self-
power, kreativitas dan inovasi, ketika mesin dibuat menjadi lebih pandai
dari manusia, maka pintar saja tidak cukup. Perlu dibangun teamwork yang
mengedepankan kolaborasi dan sinergi bukan kompetesi, disamping itu
diperlukan adanya  kesepahaman dalam pola pikir dan cara bertindak dalam
menghadapi era digitalisasi teknologi di semua lini.
Spirit sharing economy dengan pemanfaatan  fenomena Internet of
Things (IoT), big data, otomasi, robotika, komputasi awan, hingga
inteligensi artifisial (Artificial Intelligence) perlu terus dikembangkan
sebagai perubahan paradigma dari owning economy.
Perubahan pola pikir bekerja sendiri, memiliki, menguasai
sebagai  mindset-nya birokratik, dengan dalih mitigasi risiko
atau compliance,  perlu ditransformasi menuju sharing economy pada
berbagai unit kerja di lingkup internal organisasi  dan  K/L yang berbeda,
bekerjasama bukan sama-sama bekerja, efesiensi resources sangat
dibutuhkan tanpa mengurangi KPI dari masing-masing K/L.
Dengan adanya sharing economy, unit kerja, K/L tidak lagi diminta
untuk berkompetisi, melainkan berkolaborasi untuk saling menutupi celah
kekurangan dan mengantisipasi perubahan yang berlangsung cepat.
Transformasi organisasi pemerintah ditandai dengan masing-masing bagian
atau biro ditantang untuk menjadi yang paling banyak bersinergi dan
kolaborasi dengan bagian atau biro lainnya, demikian pula organisasi kerja
satu dengan organisasi kerja lainnya, masing-masing staf mesti ditantang
14

untuk menjadi yang paling banyak bersinergi dan berkolaborasi, bukan


berkompetisi.
Secara kongkrit sharing economy dapat diwujudkan dengan
membangun Sistem yang terintegrasi (Sispan Pengendalian, One big data,
Situation Room bersama dll) sebagai single system  yang dapat
dimanfaatkan  sebagai tool atau instrumen kerja, sehingga tiap-tiap unit
kerja dalam internal organisasi pemerintah dan K/L yang berbeda  dapat
berkonstribusi dalam updating dan pemanfaatannya,  sehingga pengendalian
dan output serta outcome organisasi pemerintah dapat terintegrasi dengan
mengedepankan sinergitas antar K/L  dalam satu platform mengedepankan
efesiensi dan kecepatan.
Fenomena dilakukannya pemantauan dan pelaporan satu objek
program pembangunan dengan objek dan spasial yang sama oleh berbagai
K/L yang berbeda-beda sangat tidak efesien dan menghabiskan sumber
daya, integrasi data melalui sharing economy ini akan sangat bermanfaat
untuk menekan efesiensi dan integrasi output pelaporan dan membantu
pencapaian outcome.

2.3 Ide, Solusi dan Inovasi


a. Menyiapkan Platform Penerimaan Mahasiswa Baru Online
Selain pembelajaran daring, selanjutnya yang harus di digitalisasi oleh
perguruan tinggi adalah SPMB online (Sistem Penerimaan Mahasiswa
Baru). Karena awal dari semua yang dilakukan oleh perguruan tinggi
adalah proses penerimaan mahasiswa baru. Maka, jika dari awal
penerimaan sudah digitalisasi maka peminat akan menjadi yakin
dengan kampus tersebut.

b. Memfasilitasi Pembayaran Mahasiswa secara Online


Banyak terjadi di berbagai perguruan tinggi mengalami antri panjang
ketika pembayaran kuliah tiba. Bahkan, mahasiswa harus membawa
uang cash di depan kantor akademik, apa lagi dimasa pandemi seperti
15

saat ini pembayaran secara manual akan menyebabkan kerumunan,


tentu tidak diperbolehkan. Nah, kalau kampus menerapkan
pembayaran online, sudah pasti mahasiswa bisa lebih nyaman dan
aman ketika melakukan pembayaran. Pembayaran online ini selain
untuk pendaftaran mahasiswa baru juga sangat memudahkan civitas
kampus khususnya mahasiswa dalam melakukan pembayaran tagihan
kuliah seperti spp, uang gedung, buku dan lain-lain.
c. Menyediakan Sistem Pengelolaan Data Akademik
Digitalisasi yang tidak kalah penting dari lainnya adalah digitalisasi
sistem akademik kampus atau yang sering kita kenal dengan
SIAKAD. Dengan adanya Siakad ini, kampus dapat memudahkan
pengelolaan data akademik dan non akademik. Dengan Siakad juga
membantu perguruan tinggi dalam melaporkan data akademiknya ke
pemerintah (PDDIKTI), dan juga sebagai big data untuk mengambil
keputusan perkembangan kampus.
d. Menyiapkan Presensi Digital
Zaman sekarang rata-rata mahasiswa sudah mempunyai Smartphone.
Nah, digitalisasi presensi dengan QR-Code ini cocok banget
diterapkan. Jadi mahasiswa hanya perlu mengeluarkan HP lalu scan
QR-Code yang dibagikan oleh dosen. Dosen pun tidak perlu
membawa presensi ke ruang kuliah setiap kali mengajar, dan setiap
presensi akan langsung terekam ke sistem Siakad sehingga mahasiswa
dapat memantau secara real-time kehadirannya di dalam kuliah.
Bagaimana, keren bukan?
e. Menyediakan Sistem Job Fair dan Career Center
Salah satu yang harus disediakan kampus untuk menjamin alumninya
mendapat pekerjaan adalah adanya aplikasi job fair dan career center.
Nah, dengan adanya sistem job fair online ini tentu akan memudahkan
dalam mencari pekerjaan.
f. Mengadakan Kegiatan Webinar Kampus
16

Perguruan tinggi bisa mengadakan berbagai Webinar untuk


peningkatan pengetahuan untuk Civitas kampus maupun terbuka
untuk umum. Webinar sendiri merupakan singkatan dari web seminar,
yaitu seminar yang dilakukan melalui aplikasi berbasis internet seperti
Zoom, Google Meet, Jitsi dan lain-lain. D
g. Work From Home dan Koordinasi Jarak Jauh
Selain aktivitas belajar mengajar, pergruraun tinggi juga terdapat
begitu banyak aktivitas penunjang kelancaran kegiatan pendidikan.
Seperti pengelolaan administrasi kampus, koordinasi, penelitian dan
pengabdian masyarakat yang perlu tetap dikerjakan dan koordinasikan
dengan baik oleh para pengawai dan civitas kampus.Kita semua tentu
tidak ingin kondisi seperti saat ini berlangsung terlalu lama. Kita
berharap dan berdoa semoga pandemi Covid-19 segera berlalu dan
kita dapat beraktivitas normal kembali. Serta bisa mengambil hikmah
atau hal positif untuk kemajuan dalam bidang apapun tak terkecuali di
pembelajaran di perguruan tinggi.

2.4 Langkah-Langkah Strategis


a. Merumuskan Kurikulum Transformasi Digital
Rancangan kurikulum Transformasi digital harus segera dipersiapkan
perguruan tinggi, dengan ujungnya adalah sukses survive dari
kompetisi yang ketat atau terlambat. Strategi transformasi digital
dimulai dari mempersiapkan SDM dan kultur yang baik, lalu
persiapan data dan teknologi untuk bertransformasi. Pemerintah
melalui Kemendikbud serta perguruan tinggi perlu segera
mempersiapkan rancangan kurikulum untuk mengantisipasi pekerjaan
masa depan yang belum dikenal saat ini serta pendidikan masa depan
yang diinginkan oleh generasi muda kita serta orangtua.
b. Tetap Memikirkan Link and Match Kurikulum
Universitas tetap harus memikirkan tentang link and match kurikulum
dengan kebutuhan dunia industri saat ini. Walaupun kita memasuki
17

dunia digital, selain itu tujuan dari pendidikan tinggi juga menyiapkan
SDM yang berkualitas serta sesuai dengan dunia kerja atau kebutuhan
Industri.
c. Mempunyai Platform Pembelajaran Jara Jauh (PJJ)
Pasti sudah tidak asing dengan Pembelajaran Jara Jauh (PJJ), atau
sering kita kenal dengan pembelajaran daring atau online. Dengan
adanya platform e-learning ini, mahasiswa dapat merasakan
pembelajaran dengan pengalaman yang lebih kaya dan bisa dilakukan
di mana saja dan kapan saja.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
18

Seiring berjalannya waktu, teknlogi yang dibuat oleh manusia semakin


berkembang. Salah satunya ialah Society 5.0 yang digagas oleh negara
Jepang. Konsep ini memungkinkan kita menggunakan ilmu pengetahuan
yang berbasis modern (AI, Robot, Iot) untuk kebutuhan manusia dengan
tujuan agar manusia dapat hidup dengan nyaman. Society 5.0 sendiri baru
saja diresmikan 2 tahun yang lalu, pada 21 Januari 2019 dan dibuat sebagai
resolusi atas resolusi industri 4.0.
Konsep resolusi Industri 4.0 dan Society 5.0 sebenarnya tidak memiliki
perbedaan yang jauh, akan tetapi konsep Society lebih focus pada konteks
terhadap manusia. Jika revolusi industri menggunakan AI, dan kecerdasan
buatan sebagai komponen utamanya sedangkan Society 5.0 menggunakan
teknologi modern hanya saja mengandalkan manusia sebagai komponen
utamanya.
Konsep Society 5.0 merupakan penyempurnaan dari konsep-konsep
yang ada sebelumnya. Dimana seperti kita ketahui, Society 1.0 adalah pada
saat manusia masih berada di era berburu dan mengenal tulisan, Society 2.0
adalah era pertanian dimana manusia sudah mengenal bercocok tanam,
Society 3.0 : sudah memasuki era industry yaitu Ketika manusia sudah
mulai menggunakan mesin untuk membantu aktivitas sehari-hari, Society
4.0: manusia sudah mengenal computer hingga internet dan Society 5.0 era
dimana semua teknologi adalah bagian dari manusia itu sendiri, internet
bukan hanya digunakan untuk sekedar berbagi informasi melainkan untuk
menjalani kehidupan.
Dalam Society 5.0 dimana komponen utamanya adalah manusia yang
mampu menciptakan nilai baru melalui perkembangan teknologi dapat
meminimalisir adanya kesenjangan pada manusia dan masalah ekonomi
dikemudian hari. Memang rasanya sulit dilakukan di negara berkembang
seperti Indonesia, namun bukan berarti tidak bisa dilakukan karena saat ini
Negara Jepang sudah membuktikannya sebagai Negara dengan teknologi
yang paling maju.
19

3.2 Saran
Kita tentunya berharap dengan  akselerasi transformasi organisasi
pemerintah  diharapkan dapat  menjadi jawaban terhadap tuntutan
akuntabilitas dan transparansi publik yang semakin tinggi, sekaligus
menjawab berbagai  tantangan yang dihadapi dalam perjalanan
pembangunan nasional.
Optimisme perlu terus digelorakan pada berbagai level kepemimpinan
di pemerintahan, agar dapat memberikan sumbangsih konkret dalam
akselerasi transformasi organisasi  pemerintah pada organisasi kerjanya
masing-masing, sebagai prasyarat  perbaikan tata kelola pemerintahan guna
mendukung pencapaian strategi pembangunan nasional 2015-2019  dan
menjadikan transformasi organisasi pemerintah sebagai salah satu pilar
menuju Indonesia World Class Government pada tahun 2025.

DAFTAR PUSTAKA

Computing Edge, Juni 2019, Volume 5 Number 6


20

Firdaus, S.T.,M.T.,Ph.D. Bidang Peminatan  : Wireless Communication, Wireless


Sensor Networks, Indoor Positioning, Telemonitoring

https://www8.cao.go.jp/cstp/english/society5_0/index.html
https://www.gov-online.go.jp/cam/s5/eng/

http://ditpsd.kemdikbud.go.id/artikel/detail/menyiapkan-pendidik-profesional-di-
era-society-50

https://disperin.semarangkota.go.id/news/mengenal-society-5-0-masyarakat-5-0

https://www.menpan.go.id/site/berita-terkini/upaya-transformasi-pelayanan-
menuju-society-5-0

https://pintek.id/blog/peran-dan-fungsi-mahasiswa/

http://new.widyamataram.ac.id/content/news/menghadapi-era-society-50-
perguruan-tinggi-harus-ambil-peran#.Yao55_BBzcs
21

LAMPIRAN
22
23
25
26

Anda mungkin juga menyukai