Penerapan Model PBL Berbantuan E-Modul Berbasis Cetak Pengaruhnya Terhadap Hasil Belajar Pemrograman Siswa SMK
Penerapan Model PBL Berbantuan E-Modul Berbasis Cetak Pengaruhnya Terhadap Hasil Belajar Pemrograman Siswa SMK
130
Nurhidayati, dkk., Penerapan Model PBL Berbantuan E-Modul 131
kukan di SMKN 7 Malang diketahui bah- secara khusus oleh guru. Berdasarkan
wa hasil belajar pemrograman dasar sis- observasi, sebenarnya guru pada mata
wa masih rendah. Hal ini dapat dilihat pelajaran pemrograman dasar sudah
dari banyaknya siswa yang memperoleh menggunakan model pembelajaran, na-
nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Mini- mun pada penerapannya kurang terlak-
mal (KKM 80) sebesar 77,00%. Berda- sana dengan baik.
sarkan observasi, bahan ajar yang digu- Penggunaan dan pemilihan model
nakan dalam pemrograman dasar ini di- pembelajaran, seorang guru harus mem-
rancang oleh guru dan dikemas dalam perhatikan karakteristik dari siswa dan
format PDF. Dalam proses pembelajaran- mata pelajarannya. Dalam hal ini, model
nya siswa hanya diberikan file pdf dan pembelajaran Problem Based Learning
terkadang diperintahkan untuk mencetak- dirasa cocok untuk diterapkan pada mata
nya, agar lebih mudah membaca bahan pelajaran pemrograman dasar di kelas X
ajar tersebut. Namun bahan ajar seperti TKJ SMKN7 Malang.
itu membuat siswa cenderung pasif karna Ramadhan, dkk (2016:723) menge-
terlalu banyak sajian materi berbentuk
mukakan bahwa PBL merupakan sebuah
teks dan tidak ada ilustrasi yang memicu
pola belajar yang berpusat pada proses
di dalamnya. Dengan demikian, pembel-
penyelesaian masalah, siswa akan diha-
ajaran menjadi kurang optimal karena
cenderung menimbulkan kebosanan dan dapkan pada sebuah permasalahan oleh
berimbas pada hasil belajar siswa. guru yang kemudian diperintahkan untuk
Mata pelajaran pemrograman dasar mengidentifikasi dan mencari solusi dari
merupakan mata pelajaran yang menun- permasalahan tersebut.
tut siswa untuk belajar mendeskripsikan Karakteristik dari model Problem
dan merancang sistematika pemecahan Based Learning menurut Rusman (2010:
masalah menggunakan statement dalam 232) adalah: (1) permasalahan menjadi
bahasa yang dimengerti oleh komputer. puncak dalam belajar; (2) permasalahan
Dalam merancang sistematika pemecah- yang diambil merupakan permasalahan
an masalah tentu siswa akan merasa ke- pada dunia nyata; (3) permasalahan
sulitan karena harus benar-benar mema- membutuhkan sudut pandang yang ber-
hami setiap statement yang akan diguna- beda; (4) permasalahan menantang pe-
kan. Dengan demikian, penggunaan ba- ngetahuan siswa, sikap, dan kompetensi
han ajar yang menarik diharapkan mam- belajar; (5) belajar untuk mengarahkan
pu untuk menciptakan mi-nat baru peser- diri menjadi hal yang penting; (6) peman-
ta didik dalam memrogram. faatan sumber pengetahuan yang ber-
Selain penggunaan bahan ajar yang macam-macam dan evaluasi sumber in-
menarik, model pembelajaran juga diper- formasi merupakan proses yang funda-
lukan untuk dapat mencapai tujuan pem- mental dalam model ini; (7) belajar ada-
belajaran. Menurut Hosnan (2014: 337), lah kolaboratif, komunikasi, dan koope-
model pembelajaran adalah kerangka ratif; (8) pengembangan keterampilan in-
konseptual yang berisikan prosedur yang quiry dan pemecahan masalah memiliki
tersusun secara sistematis untuk memba- kedudukan yang sama pentingnya dengan
ngun pengalaman belajar dalam menca- penguasaan materi dalam menyelesaikan
pai tujuan belajar. Sedangkan menurut permasalahan; (9) sintesis dan integrasi
Rusman (2010:57) model pembelajaran dari sebuah proses belajar; dan (10) pro-
merupakan rancangan pembelajaran yang blem based learning melibatkan evaluasi
terkonsep secara sistematis dari awal dan review pengalaman belajar siswa dari
hingga akhir pembelajaran yang disajikan serangkaian proses pembelajaran.
132 TEKNOLOGI DAN KEJURUAN, VOL. 41, NO. 2, SEPTEMBER 2018: 130-138
7 Malang dengan waktu penelitian yaitu 90,00% dan dosen akademik Teknik
semester genap tahun ajaran 2017/2018. Elektro UM sebesar 95,00%. Sehingga,
Arikunto (2010:203) mengemuka- instrumen RPP memiliki validitas sangat
kan bahwa instrumen penelitian merupa- tinggi karena rata-rata persentase sebesar
kan suatu piranti yang digunakan oleh 93,00%.
peneliti dalam mengumpulkan data untuk Instrumen pengukuran yang akan di
mempermudah pekerjaannya, sehingga validasi adalah soal posttest dan butir
dapat mengolah datanya dengan baik dan soal. Validasi soal posttest digunakan un-
benar. Instrumen penelitian yang diguna- tuk mengetahui kelayakan pemakaian so-
kan adalah instrumen perlakuan dan in- al tes dalam proses pembelajaran yang
strumen pengukuran. akan dilakukan. Soal instrumen tersebut
Instrumen perlakuan berupa silabus, divalidasi oleh guru mata pelajaran pem-
RPP, dan materi pembelajaran. Instrumen rograman dasar di SMKN 7 Malang se-
pengukuran berupa tes kemampuan awal besar 95,00% dan dosen akademik Tek-
(pre-test) dan tes kemampuan akhir nik Elektro UM sebesar 90%. Sehingga,
(posttest). Tetapi pada penelitian ini tidak instrumen soal tes memiliki validitas sa-
dilakukan pre-test, dikarenakan data awal ngat tinggi karena rata-rata persentase se-
yang akan digunakan dapat diambil dari besar 93,00%.
hasil akhir semester ganjil pemrograman Menurut Rusdiharti (2017:51) se-
dasar yang telah diberikan oleh guru buah item dikatakan valid jika memiliki
sebelumnya. Sedangkan pada tes kemam-
dukungan yang besar terhadap skor total.
puan akhir, siswa akan diberikan soal
Pada penelitian ini, validitas butir soal
posttest.
yang digunakan adalah untuk mengetahui
Soal posttest dibuat dalam beberapa
kesahihan pada setiap butir soal yang
tahap. Tahap pembuatan soal posttest
membedakan antara siswa berkemampu-
meliputi: (1) melakukan observasi awal
di sekolah yang ingin diteliti; (2) mene- an tinggi dan siswa berkemampuan ren-
tapkan kelas eksperimen dan kelas kon- dah. Validitas butir soal dihitung dengan
trol; (3) menyusun perangkat pembelajar- rumus Product Moment menggunakan
an dalam penelitian; (5) melakukan uji IBM SPSS Statistic 23. Butir soal dinya-
coba instrumen tes; dan (6) revisi instru- takan valid jika nilai signifikansi kurang
men tes apabila diperlukan. dari 0.05; dan (3) reliabilitas. Pengujian
Sebelum digunakan untuk pengum- reliabilitas dilakukan dengan mengguna-
pulan data, instrumen penelitian yang te- kan metode perhitungan Alpha
lah dibuat harus diuji coba terlebih da- Cronbach’s 0 sampai 1.
hulu. Uji coba instrumen penelitian meli- Teknik analisis data yang digunakan
puti uji validasi ins-trumen perlakuan dan meliputi analisis deskriptif, uji prasyarat
uji validasi instrumen pengukuran. In- analisis, uji kesamaan rata-rata kemam-
strumen perlakuan yang akan divalidasi puan awal siswa dan uji hipotesis. Ana-
adalah RPP. Validasi RPP digunakan un- lisis deskriptif digunakan untuk pemberi-
tuk mengetahui kelayakan RPP dalam an skor yang dikategorikan pada masing-
proses pembelajaran yang akan dilaku- masing tingkatan. Uji prasyarat analisis
kan. RPP tersebut divalidasi oleh guru digunakan untuk mengolah data awal
mata pelajaran pemrograman dasar di siswa dan data akhir siswa sebelum data
SMKN 7 Malang dengan persentase diuji hipotesisnya.
134 TEKNOLOGI DAN KEJURUAN, VOL. 41, NO. 2, SEPTEMBER 2018: 130-138
Uji prasyarat analisis merupakan uji pada Tabel 2. Distribusi frekuensi data
statistik yang terdiri dari uji normalitas nilai pre-post kelas bahan ajar cetak da-
dan uji homogenitas. Uji normalitas pada pat dilihat pada Tabel 3.
penelitian ini menggunakan uji One Sam- Berdasarkan Tabel 2, rata-rata pre-
ple Kolmogrov Smirnov yaitu untuk me- test siswa yang didapatkan dari kelas
ngetahui apakah data hasil belajar pada
dua kelompok siswa berdistribusi normal Tabel 2. Distribusi Frekuensi Data Nilai
atau tidak. Uji homogenitas varians da- Pre-Post Kelas E-Modul
lam penelitian ini menggunakan uji
Pretest Posttest
Levene’s yaitu pengujian untuk kesamaan Mean 74.920 86.800
varian. Median 75.000 88.000
Uji kesamaan rata-rata kemampuan Mode 72.00a 92.00a
awal siswa digunakan untuk mengeva- Std. Deviation 3.06757 6.05530
luasi perbedaan rata-rata kemampuan Range 14.00 22.00
awal siswa pada kelas e-modul dan kelas Minimum 70.00 71.00
bahan ajar cetak. Rumus yang akan digu- Maximum 84.00 93.00
nakan adalah Independent Sample t-test. Sum 1873.00 2170.00
Hasil uji kesamaan rata-rata kemampuan Ketuntasan 32% 96%
Peningkatan
awal siswa diperoleh nilai signifikansi se- 68%
Ketuntasan
besar 0.367. Nilai 0.367 lebih besar dari
0.05, sehingga dapat diindikasikan bahwa Tabel 3. Distribusi Frekuensi Data Nilai
tidak ada perbedaan rata-rata hasil belajar Pre-Post Kelas Bahan Ajar Cetak
pada kelas e-modul dan kelas bahan ajar Pretest Posttest
cetak. Mean 73.960 80.080
Uji hipotesis dilakukan untuk meng- Median 74.000 82.000
uji ada tidaknya perbedaan yang signifi- Mode 74.00 82.00a
kan dari hasil belajar pemrograman dasar Std. Deviation 4.28641 7.02922
setelah diberi perlakuan. Uji hipotesis Range 22.00 29.00
Minimum 60.00 60.00
pada penelitian menggunakan uji-t. Pe-
Maximum 82.00 89.00
ningkatan hasil belajar pemrograman da- Sum 1849.00 2002.00
sar siswa pada kelas e-modul dan kelas Ketuntasan 28% 88%
bahan ajar cetak dapat dihitung dari nilai Peningkatan
perolehan gain score. Gain Score adalah 60%
Ketuntasan
selisih antara nilai pretest dan nilai post-
Tabel 4. Hasil Uji Prasyarat Analisis
test dari siswa pada kelas e-modul dan
kelas bahan ajar cetak. Kelas .Sig Keterangan
E-Modul 0.119 Berdistribusi
Normal
HASIL Bahan Ajar 0.095 Berdistribusi
Hasil belajar yang dianalisis dalam Cetak Normal
E-Modul dan 0.798 Homogen
penelitian ini yaitu hasil belajar pada ra-
Bahan Ajar
nah kognitif. Hasil belajar dianalisis Cetak
berdasarkan jawaban siswa dalam soal
posttest yang diberikan. Soal posttest Tabel 5. Hasil Uji-t
tersebut merupakan soal uraian ber- Kelas N Mean .Sig
jumlah 10 butir. Distribusi frekuensi data E-Modul 25 86.80 0.001
nilai pre-post kelas e-modul dapat dilihat Bahan Ajar Cetak 25 80.08 0.001
Nurhidayati, dkk., Penerapan Model PBL Berbantuan E-Modul 135
e-modul sebesar 75. Sedangkan rata-rata signifikansi perbedaan hasil belajar ranah
posttest siswa dari kelas e-modul sebesar pengetahuan pemrograman dasar karena
87. Dari hasil ter-sebut diperoleh pening- pengaruh penerapan model PBL berban-
katan ketuntasan belajar dari hasil belajar tuan e-modul dibandingkan berbantuan
pemrograman dasar siswa yang dibelajar- bahan ajar cetak.
kan menggunakan model PBL berbantu-
an e-modul sebesar 68% dengan N-Gain
Score sebesar 11.88. PEMBAHASAN
Berdasarkan Tabel 3, rata-rata pre- Tujuan yang pertama dalam peneliti-
test siswa yang didapatkan dari kelas an ini adalah mengungkapkan adakah pe-
bahan ajar cetak sebesar 74. Sedangkan ningkatan hasil belajar yang dipengaruhi
rata-rata posttest siswa dari kelas bahan oleh model pembelajaran PBL (Problem
ajar cetak sebesar 80. Dari hasil tersebut Based Learning) dengan menggunakan
diperoleh peningkatan ketuntasan belajar bahan ajar cetak. Menurut Rusdiharti
dari hasil belajar pemrograman dasar sis- (2017:25) bahan ajar merupakan bahan
wa yang dibelajarkan menggunakan mo- yang disusun secara sistematis oleh guru
del PBL berbantuan bahan ajar cetak se- yang kemudian digunakan oleh peserta
besar 60% dengan N-Gain Score sebesar didik dalam proses pembelajaran. Bahan
6.12. ajar yang disusun dalam buku ajar pen-
Berdasarkan hasil uji prasyarat ana- didik dapat berbentuk buku teks, modul,
lisis yang telah didapat, data hasil belajar handout, LKS dan dapat juga dikemas
pada kelas e-modul dan bahan ajar cetak dalam bentuk lainnnya.
berdistribusi normal. Dikatakan berdistri- Daryanto (2013:9) menyebutkan
busi normal karena nilai signifikansi bahwa untuk menghasilkan modul yang
0.119 dan 0.095 lebih besar dari 0.05. mampu meningkatkan motivasi belajar,
Kemudian data hasil belajar pada kelas e- pengembangan suatu modul harus mem-
perlihatkan karakterstik modul, yaitu: (1)
modul dan bahan ajar cetak dapat dinya-
self instructional. Maksud dari self in-
takan memiliki variansi yang identik (ho-
structional ini adalah seperangkat bahan
mogen). Dikatakan homogen karena nilai
ajar yang berbentuk cetak maupun online
signifikansi 0.798 lebih besar dari 0.05.
harus dapat bermanfaat dan digunakan
Hasil uji prasyarat analisis hasil belajar
oleh siswa secara mandiri; (2) self
ranah kognitif siswa kelas e-modul dan contained. Maksudnya ialah modul harus
kelas bahan ajar cetak dapat dilihat pada dapat memberikan kesempatan peserta
Tabel 4. didik untuk mempelajari materi pembel-
Setelah kedua data dapat dipastikan ajaran dengan sempurna, karena materi
berditribusi normal dan homogen, maka pembelajaran dikemas ke dalam suatu
selanjutnya dilakukan uji hipotesis ter- bentuk yang utuh; (3) stand alone. Mak-
hadap kedua data tersebut. Hasil uji hipo- sudnya ialah modul tidak harus dapat di-
tesis kemampuan akhir siswa kelas e-mo- gunakan seiringan dengan bahan ajar lain
dul dan kelas bahan ajar cetak dapat di- atau media lain; (4) adaptif. Bahan ajar
lihat pada Tabel 5. yang baik tidak hanya bisa berdiri sen-
Hasil uji hipotesis kemampuan akhir diri, namun juga bisa mengikuti perkem-
siswa kelas e-modul dan kelas bahan ajar bangan teknologi; dan (5) user friendly.
cetak memiliki signifikansi 0.001. Nilai Bahan ajar yang sempurna seharusnya
signifikansi 0.001 lebih kecil dari 0.05, dapat memudahkan penggunaanya ketika
sehingga Ha diterima. Artinya, terdapat hendak memakainya.
136 TEKNOLOGI DAN KEJURUAN, VOL. 41, NO. 2, SEPTEMBER 2018: 130-138
dapat menyusun sistematika penyelesaian hasil belajar ranah kognitif sebelum dila-
masalah, karena itu model pembelajaran kukan eksperimen berada dibawah nilai
PBL dirasa cocok digunakan pada mata KKM, sedangkan setelah dilakukan eks-
pelajaran tersebut. Dengan adanya peng- perimen berada sejajar dengan nilai
gunaan model pembelajaran PBL pada KKM.
proses pembelajaran, maka terlihat bah- Berdasarkan data nilai rata-rata hasil
wa terdapat pengaruh perbedaan hasil belajar ranah kognitif yang didapatkan,
belajar ranah pengetahuan dari pengguna- dapat disimpulkan bahwa penerapan mo-
an bahan ajar yang berbeda. Pada hasil del PBL berbantuan e-modul lebih dapat
belajar ranah pengetahuan terlihat bahwa meningkatkan kognitif siswa dibanding-
hasil belajar pada kelas e-modul lebih kan penerapan modul PBL berbantu
tinggi dibandingkan kelas bahan ajar ce- bahan ajar cetak dikarenakan media ini
tak. Jadi ketika dilakukan uji hipotesis membantu siswa untuk melakukan peme-
untuk melihat perbedaan hasil belajar ra- cahan masalah dengan menggunakan
nah pengetahuan dari kedua kelas terlihat statement pemrograman yang diajarkan.
bahwa terdapat perbedaan yang signifi- Berdasarkan pembahasan dan kesim-
kan dari kelas e-modul dengan kelas ba- pulan yang telah dikemukakan, maka pe-
han ajar cetak. neliti menyarankan hal-hal berikut: (1)
bagi guru pemrograman dasar. Bagi guru
SIMPULAN DAN SARAN yang ingin menerapkan model PBL hen-
daknya mampu mengelola proses belajar
Setelah melakukan penelitian, perhi- mengajar dan mengatur waktu dengan
tungan data dan pengujian hipotesis, pe- baik supaya sintaks dari model pembel-
neliti memperoleh kesimpulan sebagai ajaran ini dapat berjalan dengan baik dan
berikut. Berdasarkan deskripsi data nilai efisien. Sementara itu guru juga dapat
hasil belajar ranah kognitif dari kelas e- menerapkan model PBL menggunakan
modul, terlihat bahwa terdapat peningkat- bahan ajar e-modul, sehingga dapat
an hasil belajar yang dipengaruhi oleh mempermudah pencapaian tujuan in-
model pembelajaran PBL dengan meng- struksional dan dapat meningkatkan hasil
gunakan bahan ajar e-modul. Hal ini da- belajar siswa, khususnya pada mata pel-
pat dilihat dari peningkatan perolehan ajaran pemrograman dasar; (2) bagi sis-
rata-rata hasil belajar ranah kognitif dari wa. Penggunaan dan penerapan bahan
sebelum dilakukan eksperimen dengan ajar berbantuan disini dapat bermanfaat
setelah dilakukan eksperimen. Rata-rata untuk pembelajaran yang selanjutnya, di-
hasil belajar ranah kognitif sebelum dila- karenakan dengan penggunaan bahan ajar
kukan eksperimen berada dibawah nilai berbantuan ini memberikan banyak dam-
KKM, sedangkan setelah dilakukan eks- pak positif bagi siswa dalam proses pem-
perimen berada jauh di atas nilai KKM. belajaran; (3) bagi sekolah. Penggunaan
Berdasarkan deskripsi data nilai ha- dan penerapan bahan ajar berbantuan di-
sil belajar ranah kognitif dari kelas bahan sini dapat digunakan untuk melihat dan
ajar cetak, terlihat bahwa terdapat pe- melakukan evaluasi ketika proses pem-
ningkatan hasil belajar yang dipengaruhi belajaran. Penggunaan bahan ajar yang
oleh model pembelajaran PBL dengan lebih modern akan dapat mendorong mo-
menggunakan bahan ajar cetak. Hal ini tivasi dan ketertarikan siswa terhadap
dapat dilihat dari peningkatan perolehan materi pembelajaran yang diberikan; dan
rata-rata hasil belajar ranah kognitif dari (4) peneliti selanjutnya. Perlu adanya pe-
sebelum dilakukan eksperimen dengan nelitian lebih lanjut terhadap beberapa
setelah dilakukan eksperimen. Rata-rata faktor yang mempengaruhi hasil belajar
138 TEKNOLOGI DAN KEJURUAN, VOL. 41, NO. 2, SEPTEMBER 2018: 130-138