Anda di halaman 1dari 9

PROBLEM BASED LEARNING,

MOTIVASI BELAJAR, KEMAMPUAN AWAL,


DAN HASIL BELAJAR SISWA SMK

Vebriyanti Dwi Anggraini1, Amat Mukhadis2, Muladi2


1
SMK Negeri 6, Jl. Ki Ageng Gribig 28, Malang
2
Universitas Negeri Malang, Jln. Semarang 5 Malang
e-mail: vebriyanti.dwi.anggraini@gmail.com

Abstract: Problem Based Learning, Learning Motivation, Prior Ability, and Learning Outcomes of
SMK Students. The present study examines the influence of Problem Based Learning (PBL), learning
motivation, and the prior ability of vocational school students. The study employed nonequivalent control
group quasi exsperimental design. 75 eleventh graders in the academic year of 2012/2013 were randomly
assigned into the experiment and control groups. A test was administered to assess the prior ability (entry
behavior) and learning outcomes, and self-inventory was used to elicit the students’ learning motivation.
The three-way analysis of variance shows that there was a significant difference between the students
taught using the problem-based learning and those taught using the conventional method, between those
with high learning motivation and those with low motivation, and between those with higher prior ability
and those with low ability. Additionally, there was significant interaction among teaching-learning models,
learning motivation, and prior ability.

Keywords: Problem Based Learning, learning motivation, prior ability, learning outcomes

Abstrak: Problem Based Learning, Motivasi Belajar, Kemampuan Awal, dan Hasil Belajar Siswa
SMK. Penelitian ini bertujuan menguji pengaruh Problem Based Learning (PBL), motivasi belajar, dan
kemampuan awal terhadap hasil belajar siswa SMK. Digunakan kuasi eksperimen dengan rancangan non-
equivalent control group design. Kelompok eksperimen dan kontrol direkrut secara assigment random
sampling. Subjek berjumlah 75 siswa Kelas XI Tahun 2012/2013. Tes digunakan untuk mengukur ke-
mampuan awal dan hasil belajar, dan self-inventory digunakan untuk mengukur motivasi belajar siswa.
Data dianalisis dengan Analisis Varian Tiga Jalan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaaan
hasil belajar yang signifikan antara kelompok pembelajaran PBL dengan kelompok pembelajaran konven-
sional, antara kelompok siswa yang bermotivasi belajar tinggi dan rendah, dan antara kelompok siswa
yang berkemampuan awal tinggi dan rendah. Ada interaksi yang signifikan antara model pembelajaran,
motivasi belajar, dan kemampuan awal terhadap hasil belajar siswa. Artinya, hasil belajar siswa tergantung
dari model pembelajaran, motivasi belajar, dan kemampuan awal siswa.

Kata kunci: Problem Based Learning, motivasi belajar, kemampuan awal, hasil belajar

Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan tara itu, kelompok produktif merupakan mata pelajaran
(KTSP), kurikulum SMK berisi mata pelajaran wajib, yang berfungsi membekali siswa agar memiliki kom-
mata pelajaran kejuruan, muatan lokal dan pengem- petensi sesuai Standar Kerangka Kualifikasi Nasional
bangan diri. Susunannya dibagi menjadi tiga kelompok, Indonesia (SKKNI), dan diberikan secara spesifik
yaitu kelompok adaptif, kelompok normatif, dan ke- sesuai dengan kebutuhan dari setiap program keahlian
lompok produktif. Kelompok normatif dititikberatkan (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22
pada pendidikan norma, sikap, dan perilaku yang harus Tahun 2006).
ditanamkan dan dilatih. Kelompok adaptif diti- Pemrograman C++ merupakan salah satu mata
tikberatkan pada pemahaman dan penguasaan konsep, pelajaran kelompok produktif pada program keahlian
prinsip dasar ilmu pengetahuan dan teknologi. Semen- Rekayasa Perangkat Lunak (RPL) dan merupakan

187
188 Jurnal Ilmu Pendidikan, Jilid 19, Nomor 2, Desember 2013, hlm. 187-195

kelompok mata pelajaran pemrograman terstruktur sikap guru terhadap siswa atau terhadap mata pelajaran
yang memerhatikan urutan langkah untuk menyele- itu sendiri tidak baik, sehingga siswa kurang senang
saikan suatu masalah dalam bentuk program. Urutan terhadap pelajaran atau gurunya. Hal ini menyebab-
langkah-langkah perintah tersebut sistematis, logis, kan siswa malas untuk belajar. Oleh karena itu, guru
dan tersusun berdasarkan algoritma yang sederhana perlu progresif berani mencoba metode-metode yang
dan mudah dipahami. baru, yang dapat membantu meningkatkan kegiatan
Berdasarkan hasil wawancara pada bulan April pembelajaran sehingga dapat meningkatkan interaksi
2012 dengan 15 siswa kelas XI RPL6 diketahui bahwa antar siswa dan berdampak pada hasil belajarnya. Pada
mata pelajaran Pemrograman C++ kurang begitu proses pembelajaran di atas diketahui bahwa kurang
diminati oleh siswa, karena karakteristik mata pelajaran ada kerja sama tim pada siswa; siswa juga kurang ber-
ini membutuhkan penulisan program secara terstruk- interaksi dengan teman, kurang berani mengemukakan
tur dan tidak berbasis grafis. Selain itu, berdasarkan pendapat, bertanya, dan menjawab. Selain itu, model
hasil observasi yang dilaksanakan ketika proses pem- pembelajaran yang diterapkan terfokus pada guru. Oleh
belajaran, kemungkina ketika siswa melakukan prak- sebab itu, diperlukan suatu model pembelajaran baru.
tik di laboratorium, siswa cenderung tidak fokus. Hal Problem Based Learning (PBL) merupakan me-
ini dikarenakan terbatasnya pengetahuan dan pema- tode instruksional yang menantang siswa agar “belajar
haman siswa yang hanya terfokus pada konsep yang untuk belajar”, bekerja sama dalam kelompok untuk
diberikan oleh guru. Pemberian modul yang berupa mencari solusi bagi permasalahan. Masalah dalam
softcopy kemungkinan juga membuat siswa enggan pembelajaran ini digunakan untuk mengaitkan rasa
membaca. Di samping itu, hasil belajar yang didapat- keingintahuan serta kemampuan analisis siswa dan
kan melalui jurnal nilai kompetensi dasar Menerapkan inisiatif dengan materi pelajaran. PBL mempersiapkan
Algoritma Pemrograman 2011-2012 semester ganjil siswa untuk berpikir kritis dan analitis, dan untuk men-
dan genap juga kurang memuaskan. Pada semester cari serta menggunakan sumber belajar yang sesuai
ganjil, siswa yang mendapatkan pembelajaran di kelas (Amir, 2009). Karakteristik yang tercakup dalam PBL,
adalah kelas XI RPL 4, 5, dan 6, sedangkan kelas XI antara lain adalah (1) masalah digunakan sebagai awal
RPL1, 2, dan 3 melaksanakan praktek kerja (Prakerin) pembelajaran; (2) masalah membuat siswa tertantang
di industri. Pada semester genap terjadi sebaliknya. untuk mendapatkan pembelajaran di ranah pembela-
Rerata hasil belajar siswa kelas XI RPL1 sebesar 65, jaran yang baru; (3) sangat mengutamakan belajar
XI RPL2 sebesar 78, XI RPL3 sebesar 75, XI RPL4 mandiri (self directed learning); dan (4) pembelajaran-
sebesar 77, XI RPL5 sebesar 69, dan XI RPL6 sebesar nya kolaboratif, komunikatif, dan kooperatif. Dengan
69. Secara keseluruhan pada kelas XI RPL Tahun PBL diharapkan siswa belajar berinteraksi dengan
Ajaran 2011-2012 ternyata pembelajaran belum efektif kelompok dan saling memberikan informasi kepada
karena rerata hasil belajar hanya mencapai 72, belum sesama anggota kelompok.
mencapai KKM yang besarnya 75. Berdasarkan hasil Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
wawancara dengan dua guru pengajar Pemrograman Pendidikan Nasional (Sisdiknas) Pasal 1 ayat 20 dike-
C++ kesulitan yang dihadapi guru selama proses mukakan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi
pembelajaran adalah sulitnya membuat siswa aktif peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar
bekerjasama, mengemukakan pendapatnya, bertanya pada suatu lingkungan belajar. Dalam rangka meman-
dan menjawab pertanyaan. Hal tersebut berkaitan faatkan sumber belajar secara lebih luas, diperlukan
dengan kemampuan berpikir siswa dan berkomunikasi. bahan ajar yang akan dipergunakan sebagai sumber
Menurut Imron (1996), belajar adalah suatu kon- belajar dalam proses pembelajaran, karena proses
trol instrumental yang berasal dari lingkungan. Belajar pembelajaran akan lebih efektif apabila menggunakan
tidaknya seseorang bergantung kepada faktor-faktor bahan ajar. Dalam kaitannya dengan penelitian ini
kondisional yang diberikan oleh lingkungan. Agar sumber belajar yang digunakan bersifat learning re-
kondisi itu lebih bermakna, sebaiknya diorganisasikan sources by design, yaitu sumber belajar yang dirancang
dalam urutan peristiwa pembelajaran yaitu metode atau sengaja dipergunakan untuk keperluan pengajaran,
atau perlakuan. Jadi, metode atau perlakuan dalam misalnyanya modul (Rohani, 2004).
kelas memengaruhi pembelajaran. Metode guru yang Modul merupakan salah satu paket pembelajaran
kurang baik akan memengaruhi belajar siswa yang yang disusun untuk memenuhi kebutuhan siswa. Mo-
tidak baik pula (Slameto, 2003). Metode yang kurang dul sebelum perlakuan telah diberikan kepada siswa
baik itu dapat terjadi misalnya karena guru kurang namun ruang lingkup penyajian materi masih terlalu
persiapan dan kurang menguasai bahan pelajaran se- luas dan belum terfokus pada tujuan instruksional
hingga guru tersebut menyajikan materi tidak jelas, pembelajaran. Selain itu, contoh soal yang diberikan
Anggraini, dkk., Problem Based Learning, Motivasi… 189

kepada siswa masih sangat terbatas dan belum spesifik. alat bantu. Modul pada kelompok eksperimen dan
Hal ini juga didukung oleh bentuk pemberian yang kelompok kontrol dibuat sama, karena dalam pem-
berupa soft copy. Berkaitan dengan penelitian ini, belajaran menggunakan PBL ataupun konvensional
modul disusun ulang berdasarkan tujuan instruksional siswa akan diarahkan untuk diskusi kelompok, dengan
pembelajaran pada kompetensi dasar Menerapkan materi yang persis sama.
Algoritma Pemrograman. Selain itu, modul juga di-
perkaya dengan contoh soal pada setiap sub bab dan METODE
didukung bentuk penyajian yaitu hard copy, sehingga
diharapkan modul dapat menjadi suplemen pembe- Penelitian ini adalah penelitian kuasi eksperimen
lajaran yang mudah dibawa dan dipelajari. untuk mengungkap hubungan sebab-akibat dengan
Selain memerhatikan model pembelajaran dan cara melibatkan kelompok kontrol di samping kelom-
bahan ajar yang digunakan, perlu kiranya memerha- pok eksperimental (Ibnu dkk., 2003). Penelitian ini
tikan motivasi belajar siswa, karena motivasi dapat menggunakan rancangan Nonequivalent Control Group
berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian Design dengan pertimbangan bahwa penentuan ke-
prestasi. Berkaitan dengan lingkup penelitian yang lompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak dapat
dilakukan di SMK dimana setiap siswa dituntut untuk dilakukan dengan rambang individu, tetapi dilakukan
ahli dalam bidang tertentu, maka perlu diperhatikan dengan rambang kelompok (assigment random sam-
motivasi belajar siswa. Motivasi yang dimaksud pada pling) yaitu pada kelas XI RPL1 dan XI RPL2.
penelitian ini adalah motivasi instrinsik. Siswa yang Penggunaan random assigment ditempuh berdasarkan
memiliki motivasi instrinsik akan memiliki tujuan pertimbangan bahwa tidak mungkin dilakukan pemilih-
untuk menjadi orang yang terdidik, berpengetahuan, an kelompok eksperimen dan kelompok kontrol de-
dan ahli di bidang studi tertentu. Dalam mencapai ngan rambang terhadap subjek dalam penelitian ini
tujuan tersebut siswa harus belajar, dan dorongan (Mukhadis, 2003). Rancangan penelitian ini
yang menggerakkan itu bersumber pada kebutuhan menggunakan pola faktorial design 2x2x2, menye-
diakan peluang untuk menentukan pengaruh-
atau keinginan, yaitu kebutuhan untuk menjadi orang
pengaruh utama (main effects) dan pengaruh-pengaruh
yang terdidik, berpengetahuan dan ahli dalam suatu
interaktif (interactive effects) dari variabel-variabel per-
bidang. Motivasi belajar merupakan salah satu faktor
lakuan. Pengaruh-pengaruh utama variabel perlakuan
penyebab tinggi rendahnya hasil belajar (Mappeasse,
meliputi variabel model pembelajaran PBL yang
2009). Dengan motivasi yang tinggi, hasil belajar teori
dilengkapi modul dan pengaruh variabel pembelajaran
ataupun praktik dapat memuaskan. Sebaliknya, de-
konvensional dengan modul.
ngan motivasi yang rendah, hasil belajar teori atau-
Penelitian ini dilaksanakan pada siswa Kelas
pun praktik tidak akan memuaskan. XI program keahlian Rekayasa Perangkat Lunak
Di samping model pembelajaran dan motivasi (RPL) Tahun Pelajaran 2012/2013. Subjek penelitian
belajar, perlu juga diperhatikan tentang kemampuan berjumlah 75 siswa yang terbagi atas 38 siswa kelas
awal siswa, yang menggambarkan kesiapan siswa eksperimen dan 37 siswa kelas kontrol. Instrumen
dalam mengikuti suatu pelajaran. Kemampuan awal yang digunakan ada dua yaitu nontes dan tes. Instru-
juga dipandang sebagai keterampilan yang relevan men yang berupa nontes digunakan untuk memer-
yang dimiliki pada saat akan mulai mengikuti suatu oleh data tentang tingkatan motivasi belajar siswa,
pembelajaran sehingga dapat dikatakan bahwa kemam- sementara instrumen yang berupa tes digunakan untuk
puan awal merupakan prasyarat yang harus dikuasai memeroleh data tentang kemampuan awal siswa dan
siswa sebelum mengikuti suatu kegiatan pembela- hasil belajar pada kompetensi dasar Menerapkan Algo-
jaran (Herawati dkk., 2013). Oleh sebab itu, dalam ritma Pemrograman (Bahasa C++). Pemilihan instru-
penelitian ini juga akan diteliti pengaruh kemampuan men tes ini berdasarkan pada pendapat Mukhadis
awal siswa terhadap hasil belajarnya. (2013) yang mengatakan bahwa bilamana sifat dari
Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pe- respon yang diberikan oleh responden sebagai represen-
ngaruh model PBL sebagai variabel bebas, dan mo- tasi jawaban (reaksi atas stimulus) itu tidak mengan-
tivasi belajar, serta kemampuan awal sebagai variabel dung unsur makna benar atau salah, maka instrumen
moderator terhadap hasil belajar siswa sebagai variabel jenis ini termasuk ke dalam kategori instrumen jenis
terikat. Pengaruh tersebut dapat dilihat dari adanya nontes. Namun, apabila sifat dari respon yang diberi-
perbedaan rerata perolehan hasil belajar dalam kelom- kan responden sebagai representasi jawaban (reaksi
pok eksperimen dibandingkan dengan pada kelompok atas stimulus) itu mengandung unsur makna benar
control. Peran modul dalam penelitian ini sebagai atau salah, maka instrumen jenis ini masuk ke dalam
suplemen dalam proses pembelajaran sekaligus sebagai kategori instrumen jenis tes.
190 Jurnal Ilmu Pendidikan, Jilid 19, Nomor 2, Desember 2013, hlm. 187-195

Tabel 1. Rancangan Penelitian Faktorial Pola 2x2x2


Motivasi Rendah Tinggi
Model (B1) (B2)
Pembelajaran C1 C2 C1 C2
PBL+Modul (A1) A1, B1, C1 A1, B1, C2 A1, B2, C1 A1, B2, C2
Konvensional+Modul (A2) A2, B1, C1 A2, B1, C2 A2, B2, C1 A2, B2, C2
Keterangan :
A1 : Kelompok PBL dengan modul
A2 : Kelompok Konvensional dengan modul
B1 : Motivasi Belajar Rendah
B2 : Motivasi Belajar Tinggi
C1 : Kemampuan Awal Rendah
C2 : Kemampuan Awal Tinggi

Dalam penelitian ini, motivasi dan kemampuan dan kemampuan awal tinggi dan rendah, baik pada
awal siswa dibagi menjadi dua kategori, yaitu tinggi kelas perlakuan (PBL) maupun pada kelas kontrol
dan rendah. Pemilahan kedua kelompok ini berda- (kovensional) disajikan pada Tabel 2.
sarkan skor median. Jika skor yang diperoleh siswa Hasil analisis varian (Univariate-Analysis of
lebih kecil dari skor median (< median) digolongkan Variance) menggunakan SPSS versi 17.0 dengan ta-
rendah, dan jika skor yang diperoleh siswa lebih besar raf kepercayaan 5% (α = 0,05), terhadap data hasil
atau sama dengan dari skor median (≥ median) digo- penelitian, disajikan pada Tabel 3. Berdasarkan pada
longkan tinggi. Upaya lain untuk lebih mempertajam data dan analisis, diuraikan pembahasan secara berurut-
perbedaan kategori di atas, dilakukan dengan pembu- an sesuai dengan tujuan penelitian ini.
angan subjek sebesar 10% dari tengah skor median
dalam kurva normal (Mukhadis, 2003). Pengaruh Model PBL terhadap Hasil Belajar
Teknik analisis data yang digunakan adalah ana-
lisis varian tiga jalan. Sebelum dilakukan analisis varian Pada Tabel 2 dapat dilihat bahwa rerata hasil
untuk menguji hipotesis terlebih dahulu dilakukan belajar siswa pada kelompok PBL dilengkapi modul
analisis varians Levene’s Test of Equality untuk me- (tanpa memerhatikan tingkatan motivasi belajar dan
ngetahui homogenitas skor/nilai hasil belajar tiap ke- kemampuan awal) adalah 81,81 atau lebih tinggi dari
lompok. Apabila varian antar kelompok homogen rerata hasil belajar kelompok siswa yang mendapatkan
maka analisis varian untuk menguji hipotesis dapat pembelajaran secara konvensional dilengkapi modul
diteruskan. Sebagai dependent variabel adalah nilai dengan rerata sebesar 75,69. Berdasarkan hasil analisis
hasil belajar, fixed factors adalah perlakuan, motivasi data dapat diinterpretasikan bahwa PBL dilengkapi
belajar, dan kemampuan awal. modul lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran
konvensional dilengkapi modul. Hasil analisis data
HASIL DAN PEMBAHASAN (Tabel 3) juga memperkuat hal ini. Pada Tabel 3,
sumber (source) “Perlakuan” menunjukkan nilai F =
Penelitian ini menggunakan kelas XI RPL1 seba- 7,251 dengan signifikansi 0,009 yang lebih kecil dari
gai kelas kontrol dengan memeroleh pembelajaran 0,005, yang berarti bahwa ada perbedaan rerata hasil
secara konvensional dan kelas XI RPL2 sebagai kelas belajar yang disebabkan oleh perlakuan, yaitu jenis
eksperimen dengan pembelajaran modul PBL. Pada model pembelajaran.
awalnya jumlah subjek pada kelas XI RPL1 sebanyak Hasil penelitian sebelumnya yang sejalan dengan
38 siswa, dan pada kelas XI RPL2 sebanyak 37 siswa. penelitian ini adalah penelitian Moestofa dan Soindang
Namun, pada akhir perlakuan penelitian jumlah subjek S. pada tahun 2013 dan Abdussamad dkk. pada tahun
yang memenuhi syarat adalah sama yaitu 32 siswa. 2013. Moestofa dan Sondang S. (2013) mengemuka-
Hal ini dikarenakan dari jumlah subjek pada setiap kan bahwa hasil belajar siswa yang diberikan pembe-
kelas sebanyak 10% dari tengah skor median pada lajaran berdasarkan masalah (PBL) lebih baik diban-
kurva normal ditiadakan pada waktu melakukan pemi- dingkan dengan siswa yang diberikan pembelajaran
lahan kelompok motivasi belajar tinggi dan motivasi secara konvensional. Penelitian lain juga mengemuka-
belajar rendah, serta kemampuan awal tinggi dan ke- kan bahwa pembelajaran dengan model pembelajaran
mampuan awal rendah. PBL dapat meningkatkan hasil pembelajaran me-
Hasil penelitian yang berupa rerata hasil tes pada mahami perintah kerja tertulis siswa XI AK 4 SMK
masing-masing kelompok siswa dengan skor motivasi Negeri 3 Pontianak Tahun Pembelajaran 2012/2013
Anggraini, dkk., Problem Based Learning, Motivasi… 191

(Abdussamad dkk., 2013). Menurut Dewanto (2008), Belajar” menunjukkan bahwa nilai F=6,577 dengan
PBL juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk signifikansi = 0,013 (p ≤ 0,05), yang berarti bahwa
lebih berani bertanya, menjawab, dan beragumentasi ada perbedaan rerata hasil belajar disebabkan oleh
dengan teman sebaya dan pengajarnya. Hal tersebut faktor kedua yaitu motivasi belajar siswa.
juga sejalan dengan pendapat Sudarman (2007) yang Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
menyatakan bahwa keuntungan penerapan PBL dalam Sindu dkk. (2013) dan Mappeasse (2009 yang menge-
pembelajaran adalah mendorong kerja sama dalam mukakan bahwa terdapat pengaruh positif motivasi
menyelesaikan tugas. Jadi, keunggulan PBL dibanding- belajar terhadap hasil belajar. Dalam Hamdu &
kan pembelajaran konvensional adalah bahwa PBL Agustina (2011) diungkapkan bahwa lemahnya mo-
membelajarkan siswa untuk memahami konsep, tivasi atau tiadanya motivasi belajar akan melemahkan
PBL membelajarkan siswa untuk aktif dan berpikir kegiatan, sehingga mutu hasil belajar akan rendah.
kritis, dan PBL membelajarkan siswa untuk belajar Oleh karena itu, mutu hasil belajar pada siswa perlu
mandiri dan kerja dalam tim. PBL berfokus pada ke- diperkuat secara terus-menerus. dengan motivasi be-
aktivan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Siswa lajar yang kuat.
tidak lagi diberikan materi belajar secara satu arah
seperti pada metode pembelajaran konvensional, dan Pengaruh Kemampuan Awal terhadap Hasil
dengan metode ini maka siswa mengembangkan Belajar
pengetahuannya secara mandiri.
Tabel 3 sumber (source) “Kemampuan Awal”
menunjukkan bahwa nilai F = 4,672 dengan signifikan-
Pengaruh Motivasi Belajar terhadap Hasil Belajar
si = 0,035 (p ≤ 0,05), yang berarti bahwa ada perbedaan
Pada Tabel 2 ditunjukkan rerata hasil belajar rerata hasil belajar disebabkan oleh faktor ketiga yaitu
siswa pada kelompok PBL dilengkapi modul yang me- kemampuan awal siswa. Pada Tabel 2 rerata hasil
miliki motivasi belajar tinggi (= 83,67) lebih tinggi belajar siswa pada kelompok PBL dilengkapi modul
dibandingkan motivasi belajar rendah (= 79,43). Se- yang memiliki kemampuan awal tinggi (= 84,06) lebih
mentara itu rerata hasil belajar siswa pada kelompok tinggi dibandingkan kemampuan awal rendah (= 78,93).
konvensional dilengkapi modul yang memiliki moti- Sementara itu rerata hasil belajar siswa pada kelompok
vasi belajar tinggi (= 76,76) lebih tinggi dibandingkan konvensional yang memiliki kemampuan awal tinggi
yang motivasi belajarnya rendah (= 74,47). Hal ini (= 75,76) lebih tinggi dibandingkan rerata hasil be-
juga diperkuat oleh hasil analisis data (Tabel 3), yang lajar siswa yang memiliki kemampuan awal rendah
menunjukkan bahwa pada sumber (source) “Motivasi (= 75,60).

Tabel 2. Perbandingan Rerata Hasil Belajar Siswa


Kelas Perlakuan Motivasi Belajar Kemampuan Awal Skor Rerata SD N
PBL+modul Rendah Rendah 71.00 5.354 4
Tinggi 82.80 5.224 10
Total 79.43 7.491 14
Tinggi Rendah 82.10 5.934 10
Tinggi 85.63 7.999 8
Total 83.67 6.945 18
Total Rendah 78.93 7.620 14
Tinggi 84.06 6.548 18
Total 81.81 7.385 32
Konvensional+ modul Rendah Rendah 76.14 8.395 7
Tinggi 73.00 7.151 8
Total 74.47 7.643 15
Tinggi Rendah 75.13 5.890 8
Tinggi 78.22 7.694 9
Total 76.76 6.879 17
Total Rendah 75.60 6.916 15
Tinggi 75.76 7.694 17
Total 75.69 7.222 32
192 Jurnal Ilmu Pendidikan, Jilid 19, Nomor 2, Desember 2013, hlm. 187-195

Tabel 3. Hasil Analisis Varian Variabel


Sumber Ss df MS F Sig.
Corrected Model 1314,337a 7 187,762 4,054 0,001
Intercept 360895,529 1 360895,529 7792,127 0,000
Perlakuan 335,810 1 335,810 7,251 0,009
Motivasi_Belajar 304,619 1 304,619 6,577 0,013
Kemampuan_Awal 216,372 1 216,372 4,672 0,035
Perlakuan * Motivasi_Belajar 87,575 1 87,575 1,891 0,175
Perlakuan * Kemampuan_Awal 218,965 1 218,965 4,728 0,034
Motivasi_Belajar * Kemampuan_Awal 3,838 1 3,838 ,083 0,775
Perlakuan * Motivasi_Belajar * Kemampuan_Awal 195,268 1 195,268 4,216 0,045
Error 2593,663 56 46,315
Total 400808,000 64
Corrected Total 3908,000 63

Hasil penelitian yang sejalan dengan penelitian Pada sumber (source) “Perlakuan*Kemampuan_
ini dikemukakan oleh Sibuca (1999) dan Setiawan awal” dengan derajat kebebasan Degree of Freedom
(2011) yang mengemukakan bahwa siswa yang memi- (df) = 1; Nilai F = 4,728 dengan probabilitas/signi-
liki kemampuan awal tinggi akan memeroleh prestasi fikansi = 0,034. Besarnya signifikansi ini kurang dari
belajar yang lebih tinggi dibandingkan dengan ke- 0,05 (p ≤ 0,05), sehingga dapat diinterpretasikan bahwa
mampuan awal rendah. Dengan demikian tampak ada interaksi antara faktor pertama yaitu perlakuan
bahwa kemampuan awal memengaruhi hasil belajar. dengan faktor ketiga yaitu kemampuan awal. Dengan
Kemampuan awal merupakan faktor internal yang perkataan lain, pemberian perlakuan dan kemampuan
memengaruhi prestasi belajar siswa karena kemampu- awal selaras. Keselarasan antara pemberian perlakuan
an awal dapat menggambarkan kesiapan siswa dalam dan kemampuan awal terlihat pada Tabel 2 rerata hasil
mengikuti suatu pelajaran (Herawati dkk., 2013). belajar siswa pada kelompok PBL dilengkapi modul
Siswa yang memiliki kemampuan awal yang lebih dengan motivasi belajar tinggi memeroleh hasil yang
tinggi dimungkinkan akan lebih cepat menyelesaikan lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok konven-
masalah dibandingkan teman-temannya yang berke- sional dilengkapi modul baik pada kemampuan awal
mampuan awal lebih rendah. Selain itu bagi guru tinggi maupun rendah. Rerata hasil belajar siswa pada
kemampuan awal juga berperan sebagai informasi kelompok PBL dilengkapi modul dengan motivasi
untuk menentukan langkah dalam memulai proses belajar tinggi dan kemampuan awal rendah (= 82,10) le-
pembelajaran. Dengan mengetahui kemampuan awal bih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar siswa pada
siswa, guru akan mengetahui harus memulai. Apabila kelompok konvensional dilengkapi modul (= 75,13).
siswa belum memahami konsep sebelumnya, maka Selain itu, rerata hasil belajar siswa pada kelompok
siswa akan mengalami kesulitan dalam memahami PBL dilengkapi modul dengan motivasi belajar tinggi
konsep selanjutnya, sehingga guru harus memulai kon- dan kemampuan awal tinggi (= 85,63) lebih tinggi
sep materi. dibandingkan dengan hasil belajar siswa pada kelom-
pok konvensional dilengkapi modul (=78,22).
Interaksi Model Pembelajaran, Motivasi dan Pada Tabel 3 sumber (source) “Motivasi_Bela-
Kemampuan Awal dengan Hasil Belajar jar*Kemampuan_awal” dengan derajat kebebasan/
Degree of Freedom (df) = 1; Nilai F = 0,083 dengan
Pada Tabel 3 dapat diketahui pada sumber (source) probabilitas/signifikansi = 0,775. Besarnya signifikansi
“Perlakuan*Motivasi Belajar” bahwa nilai F = 1,891 ini lebih besar dari 0,05 (p > 0,05), sehingga dapat
dengan signifikansi = 0,175 (p>0,05). Nilai signifikansi diinterpretasikan bahwa tidak ada interaksi antara
ini lebih besar dari 0,05, sehingga dapat diinterpretasi- faktor kedua yaitu motivasi belajar dengan faktor keti-
kan bahwa tidak ada interaksi antara faktor pertama ga yaitu kemampuan awal. Pada Tabel 2 ditunjukkan
yaitu perlakuan dengan faktor kedua yaitu motivasi siswa yang mendapatkan perlakuan konvensional di-
belajar. Dengan perkataan lain, pemberian perlakuan lengkapi modul dengan motivasi belajar rendah dan
tidak bergantung pada motivasi belajar siswa. Pada kemampuan awal rendah memeroleh rerata hasil bela-
Tabel 2 ditunjukkan pada kelompok perlakuan kon- jar (= 76,14) yang lebih tinggi dibandingkan dengan
vensional menghasilkan skor rerata hasil belajar siswa rerata hasil belajar siswa yang memiliki motivasi be-
yang memiliki motivasi belajar rendah dan kemam- lajar rendah dan kemampuan awal tinggi (=73,00).
puan awal rendah (= 76,14) lebih tinggi dibandingkan Pada Tabel 3 sumber (source) “Perlakuan*Mo-
dengan kelompok siswa yang memiliki motivasi be- tivasi Belajar*Kemampuan Awal” dengan derajat ke-
lajar tinggi dan kemampuan awal rendah (= 75.13). bebasan Degree of Freedom (df) = 1; Nilai F = 4,216
Anggraini, dkk., Problem Based Learning, Motivasi… 193

dengan probabilitas/signifikansi = 0,045. Besarnya faktor motivasi belajar, dan faktor kemampuan awal
signifikansi ini lebih kecil dari 0,05 (p ≤ 0,05), se- tidak berpengaruh secara terpisah/sendiri-sendiri mela-
hingga dapat diinterpretasikan bahwa ada interaksi inkan ketiga faktor tersebut berinteraksi secara bersama-
antara faktor pertama yaitu perlakuan, faktor kedua sama dalam memengaruhi hasil belajar Pemrograman
yaitu motivasi belajar, dan faktor ketiga yaitu kemam- C++.
puan awal. Berdasarkan pada Tabel 2 terlihat bahwa Untuk mengetahui kelompok manakah yang
ada interaksi antara pemberian perlakuan, motivasi memeroleh manfaat paling besar dari diterapkannya
belajar, dan kemampuan awal. Hal ini terlihat pada PBL, dilakukan perbandingan selisih rerata hasil bela-
rerata siswa yang mendapatkan perlakuan PBL dileng- jar Pemrograman C++ antara kelompok PBL dileng-
kapi modul yang memiliki motivasi belajar tinggi kapi modul dengan kelompok konvensional seperti
dan kemampuan awal tinggi memeroleh hasil belajar terlihat pada Tabel 4.
(= 85,63) yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa Pada Tabel 4 dapat dilihat bahwa rerata hasil
yang mendapatkan perlakuan konvensional dileng- belajar Pemrograman C++ paling tinggi terdapat pa-
kapi modul yang memiliki motivasi belajar tinggi da kelompok siswa yang memiliki motivasi belajar
dan kemampuan awal tinggi (= 78,22). Rerata siswa rendah dan kemampuan awal tinggi pada kelompok
yang mendapatkan perlakuan PBL dilengkapi modul perlakuan PBL dilengkapi modul (82,80 – 73,00 =
yang memiliki motivasi belajar rendah dan kemam- 9,80). Jadi, kelompok inilah yang memeroleh man-
puan awal rendah memeroleh hasil belajar (= 71,00) faat paling besar dari diterapkannya PBL dilengkapi
lebih rendah dibandingkan dengan siswa yang men- modul, atau dengan kata lain pada kelompok inilah
dapatkan perlakuan konvensional (=76,14). Hal ini pembelajaran berlangsung paling efektif.
menunjukkan bahwa apabila siswa mempunyai moti- Adanya interaksi antara penerapan PBL dileng-
vasi belajar rendah dan kemampuan awal rendah, maka kapi modul, motivasi belajar, dan kemampuan awal
pemberian perlakuan secara konvensional dinilai lebih terhadap hasil belajar Pemrograman C++ memberikan
tepat untuk meningkatkan hasil belajar. Namun, pada implikasi bahwa antara motivasi belajar dan kemam-
siswa yang mendapatkan perlakuan dengan PBL puan awal siswa menjadi acuan dalam peningkatan
dilengkapi modul dengan memiliki motivasi belajar hasil belajar siswa pada kelompok PBL. Siswa yang
rendah dan kemampuan awal tinggi memeroleh hasil memiliki motivasi belajar rendah namun memiliki
belajar (= 82,80) yang lebih tinggi dibandingkan pada kemampuan awal yang tinggi akan mendapatkan hasil
kelompok PBL dengan motivasi belajar rendah dan belajar yang tinggi dengan perlakuan PBL dilengkapi
kemampuan awal tinggi (=73,00). Hal ini menunjuk- modul. Begitu juga dengan siswa yang memiliki mo-
kan bahwa adanya interaksi yang signifikan antara keti- tivasi belajar tinggi dan kemampuan awal yang rendah
ga faktor yaitu pemberian perlakuan dalam kelompok, juga akan mendapatkan hasil belajar yang tinggi de-
faktor motivasi belajar, dan faktor kemampuan awal ngan pemberian perlakuan PBL. Namun, kelompok
tidak berpengaruh secara terpisah/sendiri-sendiri melain- siswa yang memiliki motivasi belajar rendah dan ke-
kan ketiga faktor tersebut berinteraksi secara bersama mampuan awal rendah akan mendapatkan hasil be-
dalam memengaruhi hasil belajar Pemrograman C++. lajar yang lebih tinggi dengan pemberian perlakuan
Berdasarkan hasil uji statistik dapat diinterpre- konvensional dilengkapi modul. Hal ini sesuai dengan
tasikan bahwa ada interaksi antara faktor pertama, penelitian yang dilakukan oleh Sihite (2004) yang
faktor kedua, dan faktor ketiga. Atau ada interaksi anta- menyimpulkan bahwa untuk siswa yang memiliki ke-
ra model PBL, motivasi belajar, dan kemampuan awal mampuan awal rendah lebih cocok digunakan model
terhadap hasil belajar siswa Pemrograman C++. Ada- pembelajaran konvensional, sedangkan bagi siswa
nya interaksi yang signifikan antara ketiga faktor terha- yang memiliki kemampuan awal tinggi dapat meng-
dap hasil belajar dalam penelitian ini, menunjukkan gunakan model pembelajaran konstruktivistik atau-
bahwa faktor pemberian perlakuan dalam kelompok, pun konvensional.

Tabel 4. Selisih Rerata Hasil Belajar Pemrograman C++


Motivasi Motivasi Belajar Rendah Motivasi Belajar Tinggi
Kelompok Kemampuan Awal Kemampuan Awal Kemampuan Awal Kemampuan Awal
Rendah Tinggi Rendah Tinggi
PBL dilengkapi Modul 71,00 82,80 82,10 85,63
Konvensional dilengkapi Modul 76,14 73,00 75,13 78,22
Selisih Rerata -5,14 9,80 6,97 7,41
194 Jurnal Ilmu Pendidikan, Jilid 19, Nomor 2, Desember 2013, hlm. 187-195

Modul pembelajaran, motivasi belajar, dan ke- Ada perbedaaan hasil belajar Pemrograman
mampuan awal berperan penting dalam penentuan C++ yang signifikan antara kelompok siswa yang
hasil belajar siswa. Hal ini dikarenakan proses pembe- memiliki motivasi belajar tinggi dan rendah. Siswa
lajaran PBL dan konvensional sangat berbeda. Pem- mendapatkan hasil belajar yang lebih tinggi apabila
belajaran PBL memberikan pengetahuan yang baru memiliki motivasi belajar tinggi baik pada kelompok
kepada siswa melalui permasalahan sehingga siswa PBL. Ini berarti motivasi belajar sebagai pendorong
tertantang untuk mempelajarinya, selain itu PBL juga usaha dalam pencapaian hasil belajar.
memberikan proses pembelajaran yang menyenang- Ada perbedaan hasil belajar Pemrograman C++
kan karena di dalam proses PBL siswa bekerja bersa- yang signifikan antara kelompok siswa yang memi-
ma kelompok, saling berinteraksi, dan saling menga- liki kemampuan awal tinggi dan rendah. Siswa akan
jarkan (peer teaching). Oleh karenanya, kelompok mendapatkan hasil belajar yang lebih tinggi apabila
siswa dengan motivasi belajar rendah dan kemampuan memiliki kemampuan awal tinggi baik pada kelom-
awal tinggi atau kelompok siswa dengan motivasi be- pok PBL dilengkapi modul maupun konvensional.
lajar tinggi dan kemampuan awal rendah akan menda- Ada interaksi yang signifikan antara faktor
patkan hasil belajar tinggi jika diberi perlakuan PBL. model pembelajaran, motivasi belajar, dan kemam-
Hal ini sejalan dengan kajian teoretik tentang dimensi puan awal terhadap hasil belajar Pemrograman C++.
manfaat PBL didalam pembelajaran, antara lain mening- Selisih rerata hasil belajar Pemrograman C++ paling
katkan kecakapan siswa dalam memecahkan masalah, tinggi terdapat pada kelompok siswa yang memiliki
lebih mudah mengingat, meningkatkan pemahaman- motivasi belajar rendah dan kemampuan awal tinggi
nya, meningkatkan pengetahuan yang relevan dengan pada kelompok perlakuan PBL. PBL efektif apabila
dunia praktik, mendorong siswa untuk berpikir, mem- didukung dengan motivasi belajar atau kemampuan
bangun kepemimpinan, kerja sama, dan kecakapan awal yang tinggi. Namun apabila motivasi belajar
kerja, serta memotivasi siswa untuk (Amir, 2009). dan kemampuan awal rendah maka siswa akan men-
Sementara itu, dalam proses pembelajaran kon- dapatkan hasil belajar yang tinggi dengan pemberian
vensional, guru berperan penuh dalam proses pem- perlakuan konvensional.
belajaran. Guru memberikan materi secara ceramah, Problem Based Learning (PBL) yang dilengkapi
memberikan contoh-contoh soal sekaligus langkah- modul dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif
langkah untuk menyelesaikan masalah. Selanjutnya bagi guru untuk meningkatkan hasil belajar, khusus-
guru memberikan berbagai variasi latihan di mana nya pada mata pelajaran Pemrograman C++ di SMK.
siswa menjawab berdasarkan arahan dari guru. Pada Untuk memilih model pembelajaran, hendaknya guru
proses pembelajaran konvensional guru lebih bersifat mempertimbangkan motivasi belajar dan kemampuan
aktif dibandingkan dengan siswa, sehingga siswa yang awal siswa. Jika motivasi belajar dan kemampuan
memiliki motivasi belajar rendah dan kemampuan awal siswa rendah maka sebaiknya digunakan pem-
awal rendah akan mendapatkan hasil belajar tinggi belajaran secara konvensional. Namun jika motivasi
dengan diberikan pemberian perlakuan konvensional belajar siswa rendah namun kemampuan awal tinggi
dilengkapi modul. Hal ini sejalan dengan pendapat maka sebaiknya digunakan model pembelajaran PBL.
Amir (2009) yang mengemukakan bahwa pada pem- Penelitian ini bersifat quasi eksperimen, oleh
belajaran yang berpusat pada pengajar (teacher cen- sebab itu disarankan kepada peneliti lain untuk mela-
ter) pengetahuan dipindahkan dari seorang pengajar kukan penelitian yang lebih mendalam untuk masa-
ke siswa dan siswa memeroleh informasi secara pasif. lah yang sama dengan menerapkan metode penelitian
yang lebih mendalam dan menggunakan variabel yang
SIMPULAN dianggap sangat berpengaruh terhadap hasil belajar
siswa, misalnya gaya belajar, sikap, dan keterampilan
Ada perbedaan hasil belajar yang signifikan berfikir kritis sebagai faktor dalam rancangan peneli-
terhadap pembelajaran Pemrograman C++ antara tian, sehingga didapatkan hasil yang lebih kompre-
kelompok siswa yang diajar dengan PBL dengan ke- hensif. Penilaian hasil belajar Pemrograman C++ da-
lompok siswa yang diajar dengan model pembela- lam penelitian ini hanya mengukur domain kognitif
jaran konvensional. Ini berarti pemberian Perlakuan sehingga disarankan penelitian selanjutnya dengan
PBL memberikan dampak yang lebih baik terhadap mengukur hasil belajar affektif dan psikomotorik.
hasil belajar dibandingkan dengan model pembela-
jaran konvensional.
Anggraini, dkk., Problem Based Learning, Motivasi… 195

DAFTAR RUJUKAN
Abdussamad, Vhernantdez, K.C., & Ramdani, R. 2013. Mukhadis, A. 2013. Evaluasi Program Pembelajaran Bi-
Peningkatan Memahami Perintah Kerja Tertulis de- dang Teknologi: Terminologi, Prosedur Pengem-
ngan Problem Based Learning Siswa SMK Negeri bangan Program dan Instrumen. Malang: Bayu-
3 Pontianak. Jurnal Pendidikan dan Pembelajar- media Publishing.
an, Volume 2 No. 1, (Online), (http://jurnal.untan. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun
ac.id/index.php/jpdpb/ article/view/ 847), diakses 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan
10 Juli 2013. Dasar dan Menengah.
Amir, T. 2009. Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Rohani H.M., A. 2004. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta:
Learning. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. PT. Rineka Cipta.
Dewanto, S.P. 2008. Peranan Kemampuan Akademik Awal, Setiawan, N.C.E. 2011. Pengaruh Model Pembelajaran dan
Self-Efficacy, dan Variabel Nonkognitif Lain ter- Kemampuan Awal terhadap Hasil Belajar dan
hadap Pencapaian Kemampuan Representasi Mul- Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa Kelas
tipel Matematis Mahasiswa melalui Pembelajaran XI IPA SMAN 1 Turen pada Materi Kesetimbangan
Berbasis Masalah. Educationist, 11 (2): 123-133. Kimia. Tesis tidak diterbitkan. Malang: Program Pas-
Hamdu, G. & Agustina, L. 2011. Pengaruh Motivasi Belajar casarjana Universitas Negeri Malang.
Siswa terhadap Prestasi Belajar IPA di Sekolah Sibuca, A.M. 1999. Pengaruh Kemampuan Mekanik dan
Dasar: Studi Kasus terhadap Siswa Kelas IV SDN Kemampuan Awal terhadap Prestasi Belajar Prak-
Tarumanagara Kecamatan Tawang Kota Tasikma- tik Instalasi Penerangan Siswa-siswa STM Negeri
laya. Jurnal Penelitian Pendidikan, Vol. 12 No. 1, di Kotamadya Medan. Jurnal Penelitian, Volume
(Online), (http://jurnal.upi.edu /file/8-Ghullam_Ham- 6 No.1, (Online), (http://digilib.unimed.ac.id/pub-
du.pdf), diakses 16 Oktober 2012. lic/UNIMED-Journal-21329 Jurnal%20Penelitian%
Herawati, R.F., Mulyani, S., & Redjeki, T. 2013. Pembela- 20Bid.%20Pendidikan,%20vol.%206%20No.%20
jaran Kimia Berbasis Multiple Representasi Ditin- 1,%20Sept.%201999Abdul%20Muin%20Sibuea.
jau dari Kemampuan Awal terhadap Prestasi Bela- pdf), diakses 04 Desember 2012.
jar Laju Reaksi Siswa SMA Negeri 1 Karanganyar Sihite, A.J.K. 2004. Pengaruh Model Pembelajaran Kon-
Tahun Pelajaran 2011/2012. Jurnal Pendidikan struktivistik dan Kemampuan Awal terhadap Hasil
Kimia, 2 (2): 38-43. Belajar Fisika Siswa Kelas 1 SMP Negeri di Kota
Ibnu, S., Mukhadhis, A., & Dasna, I.W. 2003. Dasar- Medan: Suatu Eksperimen di SMP Negeri 2 dan
Dasar Metodologi Penelitian. Malang: Universitas SMP Negeri 34 Medan, (Online), (http://digilib.
Negeri Malang. unimed.ac.id/UNIMED-Master-181/181), diakses
Imron, A. 1996. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. 24 Juli 2013.
Dunia Pustaka Jaya. Sindu, I.G.P., Santyasa, I.W., & Sukra Warpala, I.W.S.
Mappeasse, M.Y. 2009. Pengaruh Cara dan Motivasi Be- 2013. Pengaruh Model E-Learning Berbasis Ma-
lajar terhadap Hasil Belajar Programmable Logic salah dan Motivasi Belajar terhadap Hasil Belajar
Controller (PLC) Siswa Kelas III Jurusan Listrik KKPI Siswa Kelas X di SMK Negeri 2 Singaraja.
SMK Negeri 5 Makassar. Jurnal Medtek, Vol. 1 E-journal Program Pascasarjana Universitas Pen-
No. 2, (Online), (http://www.ft-unm.net/medtek/ didikan Ganesha, Volume 3, (Online), (http://pasca.
Jurnal%20Medtek%20Vo.%201_No.2_Oktober% undiksha.ac.id/e-journal/index.php/jurnal_tp/article/
202009/M.%20Yusuf%20 Mappeasse.pdf), diakses download/617/ 403), diakses 10 Juli 2013.
21 November 2012. Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Memenga-
Moestofa, M., & Sondang S., M. 2013. Penerapan Model ruhinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Pembelajaran Berdasarkan Masalah pada Standar Sudarman. 2007. Problem Based Learning: Suatu Model
Kompetensi Memperbaiki Radio Penerima di Pembelajaran untuk Mengembangkan dan Mening-
SMK Negeri 3 Surabaya. Jurnal Pendidikan katkan Kemampuan Memecahkan Masalah. Jur-
Teknik Elektro, 2 (1): 255-261. nal Pendidikan Inovatif, 2 (2): 68-73.
Mukhadis, A. 2003. Pengorganisasian Isi Pembelajaran Undang-undang R.I. Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Tipe Prosedural: Kajian Empirik pada Latar Se- SISDIKNAS & Peraturan Pemerinatah R.I. Tahun
kolah Menengah Kejuruan Rumpun Teknologi. Di- 2010 tentang Penyelenggaraan Pendidikan serta
sertasi tidak diterbitkan. Malang: Universitas Negeri Wajib Belajar. Bandung: Citra Umbara.
Malang.

Anda mungkin juga menyukai