Anda di halaman 1dari 7

PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME UNTUK

MENINGKATKAN PEMBELAJARAN STRATEGI BELAJAR


MENGAJAR

Budi Utami*, Sugiharto, dan Nurma Yunita Indriyanti


Prodi Pendidikan Kimia, FKIP Universitas Sebelas Maret

Abstract: The aims of this study is to examine the effectiveness of learning with a
constructivist approach that is applied on Teaching and Learning Strategies course in
improving the quality of the learning process and student achievement of competency
standards and to identify the perceptions of students regarding the application of
constructivist approaches to learning Teaching and Learning Strategies course at
Chemical Education Department, Teacher Training And Education Faculty, Sebelas
Maret University. This study uses Classroom Action Research (CAR) procedure, which
consists of two cycles. Each cycle changes are made in accordance with the desired
purpose of the study. To describe the action research was used procedures include
planning (planning), action (action), observation (observation) and reflection (reflec-
tion). The subjects of this study are students participating in Teaching and Learning
Strategies course at Chemical Education Department, Teacher Training And Education
Faculty, Sebelas Maret University. Instruments and data collection techniques used were
questionnaire, observation sheets, home work and giving tests. Observations are used to
observe students' activity during the learning process. Testing and delivery of tasks used
to reveal the mastery of the material and learning outcomes of students in the attainment
of a predetermined standard of competence. Data analysis using descriptive analysis
with the percentages. The results showed that the application of constructivist
approaches to learning Teaching and Learning Strategies course has proven to increase
learning effectiveness both in terms of both process and learning outcomes. Results
questionnaire collected about students' perception was that it could be concluded that the
application of constructivist approach has made the learning process of teaching and
learning strategies to be interesting, more fun and not boring, the students are more
enthusiastic about learning, encouraging students to learn independently and complete
tasks as well as possible, more students understanding the material and master the
competencies in teaching and learning strategies.

Kata kunci: pendekatan konstruktivisme, strategi belajar-mengajar, kualitas proses


pembelajaran, pencapaian standar kompetensi, persepsi mahasiswa

PENDAHULUAN kebutuhan stakeholder. Seorang guru ha-


Dalam menghadapi perkembangan rus mempunyai kompetensi pedagogik,
ilmu calon guru kimia sekolah menengah kompetensi kepribadian, kompetensi sosi-
diperlukan bekal mata kuliah yang relefan al, dan kompetensi profesional (Undang-
dan berstandar serta menyesuaikan dengan undang Nomor 14 Tahun 2005 Bab IV,

* Alamat korespondensi: bu_uut@yahoo.com, 081329221124

154
Pasal 8-10). Beban guru mencakup kegiatan Faktor-faktor yang diprediksi mem-
pokok, yaitu merencanakan pembelajaran, pengaruhi prestasi mahasiswa adalah maha-
melaksanakan pembelajaran, menilai hasil siswa masih kurang termotivasi dan kurang
pembelajaran, melatih dan membimbing bersungguh-sungguh dalam pembelajaran
peserta didik serta melakukan tugas tam- matakuliah Strategi Belajar-Mengajar. Pe-
bahan (Undang-undang Nomor 14 Tahun nyampaian materi pembelajaran telah
2005 Pasal 35). menggunakan media pembeljaran berbasis
Matakuliah Strategi Belajar-Meng- komputer dalam bentuk power point dan
ajar merupakan matakuliah wajib di Pro- internet. Materikuliah selama ini diambil
gram Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan dari berbagai sumber belajar, seperti bahan
MIPA FKIP UNS dengan bobot 2 SKS. ajar dari internet. Bagaimana dosen dapat
Adapun kompetensi dasar Strategi Belajar- membangkitkan motivasi dan keaktifan ma-
Mengajar adalah Strategi Belajar-Mengajar hasiswa, sehingga dosen mampu membuka
dan Faktor-faktor Penentu Strategi Belajar- wawasan berpikir agar mahasiswa berperan
Mengajar, Beberapa Metode Mengajar aktif dalam proses pembelajaran. Oleh kare-
yang Penting dan Pendekatan Pengajaran, na itu, perlu dicari strategi dan pendekatan
Menganalisis Hubungan Situasi dan Kon- pembejaran yang terbaik untuk mengatasi
disi Guru, Siswa dan Fasilitas Pembelajaran kendala-kendala proses pembelajaran dan
dengan Strategi Belajar-Mengajar, Meng- mampu meningkatkan prestasi belajar ma-
analisis Hubungan Strategi Belajar-Meng- hasiswa atau mencapai standar kompetensi
ajar dengan Model Pembelajaran Koopera- yang telah ditetapkan.
tif, Sarana dan Media Instruksional, Kom- Berbicara tentang proses pembel-
ponen Pengelolaan Kelas, Interaksi Belajar- ajaran, belakangan ini semakin banyak pe-
Mengajar, dan Pengajaran Remedial. ngelola institusi pendidikan yang menya-
Proses pembelajaran Matakuliah dari perlunya pendekatan pembelajaran
Strategi Belajar-Mengajar selama ini belum yang berpusat pada siswa (learner center-
memenuhi hasil seperti yang diharapkan. ed). Pendekatan teacher centered sudah di-
Pemahaman dan penguasaan mahasiswa anggap tradisional dan perlu diubah (Ching
terhadap materi pelajaran masih belum me- & Gallow, 2000 dalam Amir, 2009). Ini ka-
muaskan. Ada beberapa mahasiswa belum rena pendekatan teacher centered di mana
mampu menerapkan materi pelajaran pada perkuliahan berpusat pada pendidik dengan
Matakuliah Perencanaan dan Pengem- penekanan pada peliputan dan penyebaran
bangan Program Pengajaran Kimia yang materi sementara siswa kurang aktif, sudah
memerlukan kemampuan mahasiswa dalam tidak memadai untuk tuntutan era pengeta-
menentukan strategi pembelajaran yang huan ini. Para siswa membutuhkan lebih da-
efektif pada saat menyusun rencana pelak- ri sesuatu yang kita bisa berikan pada pen-
sanaan pembelajaran (RPP). Motivasi ma- dekatan yang berpusat pada pendidik. Da-
hasiswa juga rendah dan masih pasif selama lam kaitan ini, yaitu pendekatan yang dapat
proses pembelajaran berlangsung. Masih memberikan bekal kompetensi, pengetahu-
banyak mahasiswa yang kurang respons ter- an dan serangkaian kecakapan yang mereka
hadap pertanyaan dari dosen. butuhkan dari waktu ke waktu.
Prestasi mahasiswa pada Mataku- Pendekatan konstruktivistik dalam
liah Strategi Belajar-Mengajar semester pembelajaran didasarkan pada perpaduan
2008/2009 adalah sebagai berikut: dari 28 antara beberapa penelitian dalam psikologi
mahasiswa yang mengambil Matakuliah kognitif dan psikologi sosial. Premis dasar-
Strategi Belajar-Mengajar, sebanyak 2 ma- nya adalah bahwa individu harus secara ak-
hasiswa mendapat nilai A (7,14%), nilai B tif “membangun” pengetahuan dan kete-
sebanyak 10 mahasiswa (35,71%), nilai C rampilannya (Bruner, 1990 dalam Baharu-
sebanyak 16 mahasiswa (57,15%), dan ti- din & Wahyuni, 2007) dan informasi yang
dak ada yang memperoleh nilai D. ada diperoleh dalam proses membangun

Budi Utami, dkk., Penerapan Pendekatan Konstruktivisme untuk ... 155


kerangka oleh pelajar dari lingkungan di ngan pendekatan konstruktivisme yang di-
luar dirinya. Secara filosofis, belajar menu- terapkan dalam Matakuliah Strategi Bel-
rut teori konstruktivisme adalah memba- ajar-Mengajar dalam meningkatkan kuali-
ngun pengetahuan sedikit demi sedikit yang tas proses pembelajaran dan pencapaian
kemudian hasilnya diperluas melalui kon- standar kompetensi mahasiswa (2) Bagai-
teks yang terbatas dan tidak sekonyong-ko- mana persepsi mahasiswa terhadap pene-
nyong. Pengetahuan bukanlah seperangkat rapan pendekatan konstruktivisme pada
fakta-fakta, konsep-konsep atau kaidah pembelajaran matakuliah Strategi Belajar-
yang siap untuk diambil atau diingat. Manu- Mengajar?
sia harus mengkonstruksi pengetahuan itu
dan memberi makna melalui pengalaman
nyata. Dalam pembelajaran di kelas, menu- METODE PENELITIAN
rut Nurhadi, dkk. (2004), siswa perlu dibi- Penelitian dilaksanakan di Program
asakan untuk memecahkan masalah, mene- Studi Pendidikan Kimia PMIPA FKIP UNS
mukan sesuatu yang berguna bagi dirinya pada bulan September hingga Desember
dan bergelut dengan ide-ide. Siswa harus 2009. Subjek penelitian ini adalah mahasis-
menemukan dan mentransformasikan suatu wa yang mengambil matakuliah Strategi
informasi kompleks ke situasi lain. Dengan Belajar-Mengajar (SBM) pada semester
dasar itu maka belajar dan pembelajaran ganjil 2009/2010.
harus dikemas menjadi proses ‘mengkons- Penelitian ini adalah penelitian tin-
truksi’ bukan ‘menerima’ pengetahuan. Da- dakan kelas (PTK). Prosedur PTK ini terdiri
lam pandangan konstruktivisme, pengeta- dari dua siklus. Tiap siklus dilakukan per-
huan tumbuh dan berkembang melalui ubahan sesuai dengan maksud penelitian
pengalaman. Menurut Piaget, manusia me- yang diinginkan. Untuk menggambarkan
miliki struktur pengetahuan dalam otaknya, penelitian tindakan ini digunakan model
seperti sebuah kotak-kotak yang masing- Kurt Lewin (Sukamto, dkk., 1999 dalam
masing mempunyai makna yang berbeda- Hartoyo, 2009) dengan prosedur perenca-
beda. Setiap pengalaman baru akan dihu- naan (planning), pelaksanaan tindakan
bungkan dengan kotak-kotak atau struktur (action), observasi (observation), dan re-
pengetahuan dalam otak manusia (Nurhadi, fleksi (reflection) seperti pada Gambar 1
dkk., 2004). berikut ini.
Masalah dalam penelitian ini: (1) Beberapa kegiatan untuk mendu-
Bagaimana efektivitas pembelajaran de- kung penelitian ini, antara lain: (1) menyu-

Perencanaan Siklus I, II

Refleksi Tindakan

Observasi

Gambar 1. Model Penelitian Tindakan Kelas Menurut Kurt Lewin

sun silabus dan rencana pelaksanaan pem- menyusun rubrik keaktifan mahasiswa di
belajaran, (2) menyusun skenario pembel- kelas, dan (5) menyusun rubrik nilai tugas.
ajaran menggunakan pendekatan konstruk- Instrumen dan teknik pengumpulan
tivisme, (3) membuat lembar observasi, (4) data menggunakan: (1) angket, (2) lembar

156 PAEDAGOGIA, Jilid 13, Nomor 2, Agustus 2010, halaman 154 - 160
observasi, (3) pemberian tugas, dan (4) sen menjelaskan materi pembelajaran de-
pemberian tes. ngan cara presentasi dengan power point.
Observasi digunakan untuk meng- Dari diskusi dan tanya-jawab dengan maha-
amati keaktifan mahasiswa selama proses siswa, dosen memberi kesempatan pada
pembelajaran. Tes dan pemberian tugas di- mahasiswa untuk berpikir agar mahasiswa
gunakan untuk mengungkap penguasaan mampu mengonstruksi pengetahuan sendiri
materi dan hasil belajar mahasiswa dalam yang dikaitkan dengan pengetahuan awal
pencapaian standar kompetensi yang telah mahasiswa. Pada waktu tanya jawab, dosen
ditetapkan. Analisis data menggunakan memberikan pertanyaan kepada mahasiswa
analisis deskripsi dengan persentase. untuk mendorong, membimbing dan meni-
lai keaktifan mahasiswa mengemukakan
pertanyaan dan pernyataan. Dosen menilai
HASILDAN PEMBAHASAN tugas mahasiswa dan memberikan umpan-
Siklus I balik. Selanjutnya, mahasiswa diminta me-
Pelaksanaan pembelajaran diawali lakukan refleksi terhadap apa yang telah di-
dengan penyampaian topik, dan kompetensi pelajari.
yang dituntut pada topik pengelolaan kelas, Hasil observasi terhadap proses pe-
pengajaran remedial, dan keterampilan- laksanaan pembelajaran ditunjukkan pada
keterampilan mengajar. Mahasiswa berdis- Tabel 1 berikut ini.
kusi di kelas dengan topik pengelolaan ke- Berdasarkan penilaian keaktifan
las dan mempresentasikan hasil pemecahan mahasiswa saat proses pembelajaran ber-
kelompok masing-masing. Kemudian do- langsung diperoleh distribusi nilai sebagai

Tabel 1. Hasil Observasi terhadap Proses Pelaksanaan Pembelajaran


No Aspek Keaktifan Aspek yang Dinilai Diterapkan
1 Aktif memberi 1. menjawab pertanyaan dan berargumen Ya
pertanyaan/ saat diskusi
pernyataan/ 2. mengajukan pertanyaan saat diskusi
berargumen 3. memunculkan masalah/isu
4. mengajukan pendapatnya dalam diskusi
2 Keantusiasan 1. mendengar dan memperhatikan petunjuk Ya
guru dan siswa lain yang mengajukan
pendapat
2. melakukan kegiatan diskusi sesuai petunjuk
guru
3. menyelesaikan tugas
4. aktif menjawab dan mengajukan pertanyaan
3 Keseriusan 1. tidak bercanda dan bermain-main saat Ya
diskusi dan pembelajaran
2. mau berpikir dan mengikuti jalannya diskusi
3. berusaha dengan cepat untuk menjawab dan
mengajukan pertanyaan
4. konsentrasi saat diskusi/pembelajaran
4 Kerajinan 1. mencatat pertanyaan, jawaban, tanggapan Ya
siswa lain
2. membuat kesimpulan hasil diskusi
3. mencatat hal-hal penting selama diskusi
4. mencegah/menghentikan monopoli pembicaraan

Budi Utami, dkk., Penerapan Pendekatan Konstruktivisme untuk ... 157


berikut: tidak ada mahasiswa yang memper- hasiswa memberikan usulan-usulan agar
oleh nilai A (0%), nilai B sebanyak 4 orang dosen memperbaiki pembelajaran berikut-
(9,2%), nilai C sebanyak 31 orang (70,4%), nya yaitu : (1) dosen memberi tugas tidak
dan nilai D sebanyak 9 orang (20,4%). mendadak, sehingga mahasiswa memliliki
Dari hasil perolehan nilai tersebut waktu yang banyak untuk menyelesaikan
menunjukkan masih banyak mahasiswa tugas-tugas, dan (2) dosen perlu memberi-
yang belum aktif sehingga perlu mening- kan hand out.
katkan lagi keaktifan selama proses pem-
belajaran agar dapat menyelesaikan tugas Siklus II
sesuai kompetensi yang telah ditetapkan. Sesuai dengan hasil pemantauan,
Evaluasi dilakukan terhadap tugas- evaluasi dan refleksi dari tindakan yang
tugas mahasiswa dilakukan dengan rubrik telah dilakukan pada siklus I maka perlu
sesuai kompetensi yang dituntut. Tugas di- diintensifkan lagi beberapa tindakan yang
berikan pada mahasiswa untuk menyusun telah dilakukan.
makalah secara individu berdasarkan topik Hasil observasi keaktifan maha-
yang diberikan oleh dosen dan dinilai ber- siswa selama pembelajaran pada siklus II
dasarkan rubrik penilaian tugas. Distribusi berlangsung diperoleh data keaktifan maha-
nilai tugas yang diperoleh ke-44 mahasiswa siswa, yaitu: nilai A sebanyak 13 orang
adalah sebagai berikut: nilai A sebanyak 4 (29,6%), nilai B sebanyak 10 orang
orang (9,2%), nilai B sebanyak 23 orang (22,7%), nilai C sebanyak 21 orang
(52,3%), nilai C sebanyak 17 orang (47,7%), dan tidak ada mahasiswa yang
(38,5%), dan tidak ada mahasiswa yang memperoleh nilai D (0%). Dari hasil per-
memperoleh nilai D (0%). olehan nilai tersebut menunjukkan ada pe-
Dari hasil perolehan nilai tersebut ningkatan keaktifan mahasiswa selama pro-
menunjukkan masih ada mahasiswa yang ses pembelajaran pada siklus kedua.
tugasnya memperoleh nilai C, sehingga ma- Evaluasi terhadap tugas-tugas ma-
hasiswa perlu meningkatkan lagi kompe- hasiswa dilakukan dengan rubrik sesuai
tensinya agar dapat menyelesaikan tugas- kompetensi yang diharapkan diperoleh dis-
tugas sesuai kompetensi yang telah ditetap- tribusi nilai sebagai berikut: nilai A seba-
kan. Namun sudah separuh lebih mahasiswa nyak 20 orang (45,4 %), nilai B sebanyak 15
telah mendapat nilai B untuk tugas-tugas orang ( 34%), dan nilai C sebanyak 9 orang
mereka. Melalui tugas-tugas mandiri, ma- (20,6%), dan tidak ada mahasiswa yang
hasiswa terlatih untuk mengonstruksi pe- memperoleh nilai D (0%).
ngetahuan secara aktif, memilih dan menge- Dari hasil tersebut dapat diketahui
lola informasi, mengonstruksi hipotesisnya, adanya peningkatan kemampuan mahasis-
memutuskan dan kemudian merefleksikan wa menyelesaian tugas-tugas, memecahkan
pengalaman mereka untuk menentukan ba- masalah, dan mengorganisasikan tugas-tu-
gaimana pengetahuan itu dapat mereka gas sesuai dengan kompetensi yang diha-
transfer ke berbagai situasi yang lain. rapkan.
Untuk mengetahui pengetahuan Untuk mengetahui pengetahuan
yang telah diserap oleh mahasiswa maka di- yang telah diserap oleh mahasiswa pada si-
lakukan uji kompetensi. Pada uji kompeten- klus kedua maka dilakukan uji kompetensi.
si pada siklus pertama diperoleh distribusi Hasil uji kompetensi pada siklus kedua di-
nilai sebagai berikut: Nilai A sebanyak 2 peroleh distribusi nilai sebagai berikut: Ni-
orang (4,5%), nilai B sebanyak 20 orang lai A sebanyak 6 orang (13,6%), nilai B se-
(45,5%), nilai C sebanyak 22 orang (50%), banyak 27 orang (61,4%), nilai C sebanyak
dan tidak ada mahasiswa yang memperoleh 11 orang (25%), dan tidak ada mahasiswa
nilai D (0%). yang memperoleh nilai D (0%).
Untuk melakukan refleksi terhadap Hasil angket yang dikumpulkan ten-
pembelajaran yang telah berlangsung, ma- tang persepsi mahasiswa terhadap pembel-

158 PAEDAGOGIA, Jilid 13, Nomor 2, Agustus 2010, halaman 154 - 160
ajaran Strategi Belajar-Mengajar dengan Berdasarkan pemantauan, evaluasi
pendekatan konstruktivisme dapat dilihat dan refleksi terhadap pembelajaran pada
pada Tabel 2 berikut ini. siklus kedua dapat diketahui baik indikator

Tabel 2. Hasil Angket Pembelajaran Strategi Belajar-Mengajar dengan Pendekatan


Konstruktivisme
Persentase
No Uraian
Mahasiswa
1 menarik dan tidak membosankan 54,5 %
2 dapat menciptakan suasana belajar yang lebih menyenangkan 77,3 %
3 mendorong mahasiswa semangat belajar 52,3 %
4 mendorong mahasiswa untuk belajar mandiri 59 %
5 mendorong mahasiswa menyelesaikan tugas sebaik-baiknya 59 %
6 membuat mahasiswa lebih memahami materi yang disampaikan 61,4 %
7 mendorong mahasiswa aktif bertanya hal-hal yang masih kurang jelas 50 %
kepada dosen
8 mendorong mahasiswa untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimal 52,3 %
9 mendorong mahasiswa untuk mempelajari strategi belajar mengajar 50 %
10 membuat suasana kelas menjadi efektif dan efisien 56,8 %

proses dan hasil belajar telah tercapai. Hal Dari sisi proses, penerapan pende-
ini menunjukkan bahwa pembelajaran ma- katan konstruktivistisme telah berhasil
takuliah Strategi Belajar-Mengajar meng- meningkatkan motivasi mahasiswa, ke-
gunakan pendekatan konstruktivistik ada- terlibatan aktif mahasiswa, meningkat-
lah efektif. Dengan demikian pada proses kan suasana belajar yang kondusif, me-
pembelajaran selanjutnya perlu terus dilan- narik dan menyenangkan, mahasiswa le-
jutkan penerapan pendekatan konstrukti- bih mudah dalam memahami, dan me-
vistik pada matakuliah Strategi Belajar- nguasai kompetensi sehingga pembel-
Mengajar. ajaran menjadi lebih bermakna.
Berdasarkan uraian di atas dapat di- Dari hasil pembelajaran, penerapan
ketahui bahwa penerapan pendekatan kons- pendekatan pembelajaran konstrukti-
truktivisme telah membuat proses pembel- vistisme telah berhasil melampaui krite-
ajaran strategi belajar mengajar menjadi ria minimal keberhasilan. Hal ini ditun-
menarik, lebih menyenangkan dan tidak jukkan oleh perolehan nilai sebagai ber-
membosankan, mahasiswa lebih berse- ikut: siklus I: Nilai A sebanyak 2 orang
mangat dalam belajar, mendorong mahasis- (4,5%), nilai B sebanyak 20 orang
wa untuk belajar mandiri dan menyelesai- (45,5%), nilai C sebanyak 22 orang
kan tugas sebaik-baiknya, mahasiswa lebih (50%), dan tidak ada mahasiswa yang
memahami materi dan menguasai kompe- memperoleh nilai D (0%); sedang siklus
tensi pada Strategi Belajar-Mengajar. II: Nilai A sebanyak 6 orang (13,6%),
nilai B sebanyak 27 orang (61,4%), nilai
C sebanyak 11 orang (25%), dan tidak
KESIMPULAN DAN SARAN ada mahasiswa yang memperoleh nilai D
1. Penerapan pendekatan konstruktivistis- (0%). Hal tersebut menunjukkan pening-
me pada matakuliah Strategi Belajar- katan perolehan nilai dari siklus I dan II.
Mengajar terbukti berhasil meningkat- 2. Hasil angket yang dikumpulkan tentang
kan efektivitas pembelajaran baik dari persepsi mahasiswa adalah bahwa pene-
sisi proses maupun hasil belajar. rapan pendekatan konstruktivisme telah

Budi Utami, dkk., Penerapan Pendekatan Konstruktivisme untuk ... 159


membuat proses pembelajaran Strategi 1. Untuk mencapai kompetensi dasar pada
Belajar-Mengajar menjadi menarik, matakuliah Strategi Belajar-Mengajar
lebih menyenangkan, dan tidak membo- secara optimal, dalam proses pembelajar-
sankan sehingga mahasiswa lebih berse- an perlu partisipasi dan keaktifan maha-
mangat dalam belajar, mendorong ma- siswa dan kemampuan dosen dalam me-
hasiswa untuk belajar mandiri, dan me- nerapkan strategi mengajar yang tepat
nyelesaikan tugas sebaik-baiknya, maha- dan sesuai dengan karakteristik materi
siswa lebih memahami materi dan me- dan mahasiswa.
nguasai kompetensi pada Strategi Bel- 2. Memberi masukan kepada dosen untuk
ajar-Mengajar. menerapkan pendekatan pembelajaran
Saran yang dapat diberikan dalam konstruktivis.
penelitian ini adalah:

DAFTAR PUSTAKA

Amir, M.T. (2009). Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning, Bagaimana
Pendidik Memberdayakan Pembelajar di Era Pengetahuan. Jakarta: Prenada
Media Group.
Baharudin & Wahyuni, E.N. (2007). Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media.
Hartoyo. (2009). “Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Berbasis Kompetensi
untuk Meningkatkan Efektivitas Pembelajaran”, dalam Jurnal Kependidikan
Tahun XXXIX No.1 Mei 2009, halaman 93-108.
Nurhadi; Yasin, B. & Senduk, AG. (2004). Pembelajaran Kontekstual. Malang: Univer-
sitas Negeri Malang (UM Press).
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
(2006). Jakarta: CV Eka Jaya.

160 PAEDAGOGIA, Jilid 13, Nomor 2, Agustus 2010, halaman 154 - 160

Anda mungkin juga menyukai