Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesehatan adalah suatu hal dalam kehidupan yang dapat membuat keluarga bahagia. Pada
kehamilan terjadi perubahan fisik dan mental yang bersifat alami dimana para calon ibu harus
sehat dan mempunyai kecukupan gizi sebelum dan setelah hamil. Agar kehamilan berjalan
sukses, keadaan gizi ibu pada waktu konsepsi harus dalam keadaan yang baik dan selama hamil
mendapatkan tambahan protein, minimal seperti zat besi dan kalsium, vitamin, asam folat dan
energi. Kekurangan atau kelebihan makanan pada masa hamil dapat berakibat kurang baik bagi
ibu, janin yang dikandung serta jalannya persalinan. Oleh karena itu, perhatian terhadap gizi dan
pengawasan berat badan (BB) selama hamil merupakan salah satu hal penting dalam pengawasan
kesehatan pada masa hamil. Selama hamil, calon ibu memerlukan lebih banyak zat-zat gizi
daripada wanita yang tidak hamil, karena makanan ibu hamil dibutuhkan untuk dirinya dan janin
yang dikandungnya, bila makanan ibu terbatas janin akan tetap menyerap persediaan makanan
ibu sehingga ibu menjadi kurus, lemah, pucat, gigi rusak, rambut rontok dan lain-lain.Agar ibu
hamil lebih tahu dan mengerti tentang pentingnya gizi seimbang serta menu seimbang saat
kehamilan maka dengan demikian dibuatnya makalah ini.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan gizi seimbang serta menu seimbang bagi ibu hamil?
2. Apa saja dampak dan factor yang mempengaruhi gizi pada ibu hamil?
3. Apa dampak kekurangan gizi serta kebutuhan gizi pada ibu hamil?
4. Apa saja contoh kombinasi menu makanan gizi seimbang pada ibu hamil dalam 1 minggu ?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui pengertian gizi seimbang serta menu seimbang pada ibu hamil.
2. Untuk mengetahui apa saja manfaat dan factor yang mempengaruhi gizi pada ibu hamil.
3. Untuk mengetahui apa saja dampak kekurangan gizi serta kebutuhan gizi pada ibu hamil.
4. Untuk mengetahui apa saja menu makanan gizi seimbang pada ibu hamil dalam waktu 1
minggu.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Makanan dengan Gizi Seimbang


Makanan dengan gizi seimbang adalah makanan yang cukup mengandung karbohidrat dan lemak
sebagai sumber zat tenaga, protein sebagai sumber zat pembangun, serta vitamin dan mineral
sebagai zat pengatur. Kebutuhan nutrien akan meningkat selama hamil, namun tidak semua
kebutuhan nutrien meningkat secara proporsional.
Pada dasarnya menu makanan untuk ibu hamil, tidak banyak berbeda dari menu sebelum hamil.
Oleh karena itu, diharapkan tidak ada kesulitan dalam pengaturan menu selama hamil.Selama
hamil, calon ibu memerlukan lebih banyak zat-zat gizi dari pada wanita yang tidak hamil, karena
makanan ibu hamil dibutuhkan untuk dirinya dan janin yang dikandungnya, bila makanan ibu
terbatas janin akan tetap menyerap persediaan makanan ibu sehingga ibu menjadi kurus, lemah,
pucat, gigi rusak, rambut rontok dan lain-lain. Demikian pula, bila makanan ibu kurang, tumbuh
kembang janin akan terganggu, terlebih bila keadaan gizi ibu pada masa sebelum hamil telah
buruk pula. Keadaan ini dapat mengakibatkan abortus, BBLR, bayi lahir prematur atau bahkan
bayi lahir mati. Pada saat bersalin dapat mengakibatkan persalinan lama, perdarahan, infeksi dan
kesulitan lain yang mungkin memerlukan pembedahan. Sebaliknya, makanan yang berlebihan
dapat mengakibatkan kenaikan BB yang berlebihan, bayi besar, dan dapat pula mengakibatkan
terjadinya preeklampsi (keracunan kehamilan). Bila makanan ibu kurang, kemudian diperbaiki
setelah bayi lahir, kekurangan yang dialami sewaktu dalam kandungan tidak dapat sepenuhnya
diperbaiki.
Faktor yang mempengaruhi gizi ibu hamil antara lain :
• Umur
• Berat badan
• Suhu lingkungan
• Pengetahuan ibu hamil dan keluarga tentang zat gizi dalam makanan
• Kebiasaan dan pandangan wanita terhadap makanan
• Aktivitas
• Status kesehatan
• Status ekonomi
Hal yang perlu diperhatikan ibu hamil dalam mengatur menu makanan selama hamil, antara lain:
1. Menghindari mengkonsumsi makanan kaleng, makanan manis yang berlebihan, susu berlemak
dan makanan yang sudah tidak segar.
2. Ibu hamil sebaiknya makan teratur sedikitnya tiga kali sehari.
3. Hidangan yang tersusun dari bahan makanan bergizi.
4. Mempergunakan aneka ragam makanan yang ada.
5. Memilih dan membeli berbagai macam bahan makanan yang segar.
6. Mengurangi bahan makanan yang banyak mengandung gas, seperti sawi, kool, kubis dan lain-
lain.
7. Mengurangi bumbu yang merangsang, seperti pedas, santan kental.
8. Menghindari merokok dan minum-minuman keras.

2.2 Dampak Kekurangan Gizi pada Ibu Hamil


• Anemia gizi besi
Kekurangan zat besi banyak terdapat di Indonesia sehingga ibu hamil dinajurkan agar
mengkonsumsi tambahan zat besi atau makanan yang mengandung zat besi. Seperti hati ayam
dan lain-lain.
• Kenaikan BB yang rendah selama hamil
Di negara maju rata-rata kenaikan BB selama hamil 12-14 kg. Bila ibu hamil kurang gizi
kenaikan BB hanya 7-8 kg berakibat melahirkan bayi BBLR. Tapi, berdasarkan perkembangan
terkini juga disampaikan bahwa ternyata penambahan BB selama kehamilan tidak terlalu
mempengaruhi BB janin, karena ada kalanya ibu yang penambahan BB nya cukup ternyata BB
janinnya masih kurang dan ada juga ibu yang penambahan berat badannya kurang selama
kehamilan tapi BB janinnya sesuai.
• Ngidam (pica) dan mual muntah berlebihan selama kehamilan (hiperemesis gravidarum)
Mual muntah yang berlebihan yang sampai menyebabkan ibu pingsan dan lemah memerlukan
penanganan khusus. Namun , biasanya emesis ini hanya terjadi pada awal-awal kehamilan saat
kebutuhan gizi janin belum terlalu besar.
2.3 Kebutuhan Gizi untuk Ibu Hamil dan Contoh Makanannya
Bahan makanan yang dianjurkan dikonsumsi dalam sehari, antara lain:
Kelompok Bahan Makanan
Porsi
Roti, serealia, nasi dan mie 6 piring/porsi
Sayuran 3 mangkuk
Buah 4 potong
Susu, yoghurt dan atau keju 2 gelas
Daging, ayam, ikan, telur dan kacang-kacangan 3 potong
Lemak, minyak
5 sendok teh
Gula 2 sendok makan
Kebutuhan makanan ibu hamil per hari (sumber: Widya Karya Pangan dan Zat Gizi Indonesia)
Jenis Makanan
Jumlah yang Dibutuhkan Jenis Zat Gizi

Sumber zat tenaga (karbohidrat)


10 porsi nasi/pengganti
2 sdm gula
4 sdm minyak goreng Karbohidrat

Sumber zat pembangun dan mineral


7 porsi terdiri dari:
2 ptg ikan/daging, @ 50 gr
3 ptg tempe/tahu, @50-75 gr
1 porsi kacang hijau/merah Protein, vitamin

Sumber zat pengatur


7 porsi terdiri dari :
4 porsi sayuran berwarna @ 100 gr
3 porsi buah2an @ 100 gr Vitamin dan mineral

Susu 2-3 gelas Karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan mineral

Contoh menu makanan dalam sehari bagi ibu hamil


Bahan Makanan
Porsi Hidangan Sehari Jenis Hidangan

Nasi 5 + 1 porsi Makan pagi: nasi 1,5 porsi (150 gram) dengan ikan/daging 1 potong sedang (40
gram), tempe 2 potong sedang (50 gram), sayur 1 mangkok dan buah 1 potong sedang
Sayuran 3 mangkuk
Buah 4 potong
Tempe 3 potong Makan selingan: susu 1 gelas dan buah 1 potong sedang
Daging 3 potong
Susu 2 gelas Makan siang: nasi 3 porsi (300 gram), dengan lauk, sayur dan buah sama dengan
pagi
Selingan: susu 1 gelas dan buah 1 potong sedang
Makan malam: nasi 2,5 porsi (250 gram) dengan lauk, sayur dan buah sama dengan pagi/siang
Selingan: susu 1 gelas
Minyak 2 gelas
Gula 2 sendok makan
Menu di atas dapat divariasikan dengan bahan makanan penggantinya, sebagai berikut:
Jenis
Bahan Makanan Pengganti

1 porsi nasi (100 gram) Roti 3 potong sedang (70 gram), kentang 2 biji sedang (210 gram), kue
kering 5 buah besar (50 gram), mie basah 2 gelas (200 gram), singkong 1 potong besar (210
gram), jagung biji 1 piring (125 gram), talas 1 potong besar (125 gram), ubi 1 biji sedang (135
gram)
1 potong sedang ikan (40 gram) 1 potong kecil ikan asin (15 gram), 1 sendok makan teri kering
(20 gram), 1 potong sedang ayam tanpa kulit (40 gram), 1 buah sedang hati ayam (30 gram), 1
butir telur ayam negeri (55 gram), 1 potong daging sapi (35 gram), 10 biji bakso sedang (170
gram) dan lainnya
1 mangkuk (100 gram) sayuran Buncis, kol, kangkung, kacang panjang, wortel, labu siam, sawi,
terong dan lainnya.
1 potong buah 1 potong besar papaya (110 gram), 1 buah pisang (50 gram), 2 buah jeruk manis
(110 gram), 1 potong besar melon (190 gram), 1 potong besar semangka (180 gram), 1 buah apel
(85 gram), 1 buah besar belimbing (140 gram), 1/4 buah nenas sedang (95 gram), 3/4 buah
mangga besar (125 gram), 9 duku buah sedang (80 gram), 1 jambu biji besar (100 gram), 2 buah
jambu air sedang (110 gram), 8 buah rambutan (75 gram), 2 buah sedang salak (65 gram), 3 biji
nangka (45 gram), 1 buah sedang sawo (85 gram), dan lainnya.
2 potong sedang tempe (50 gram) Tahu 1 potong besar (110 gram), 2 potong oncom kecil (40
gram), 2 sendok makan kacang hijau (20 gram), 2,5 sendok makan kacang kedelai (25 gram), 2
sendok makan kacang merah segar (20 gram), 2 sendok makan kacang tanah (15 gram), 1,5
sendok makan kacang mete (15 gram), dan lainnya.
1 gelas susu sapi (20 cc) 4 sendok makan susu skim (20 gram), 2/3 gelas yogurt non fat (120
gram), 1 potong kecil keju (35 gram), dan lainnya.
Minyak kelapa 1 sendok teh (5 gram) avokad 1/2 buah besar (60 gram), 1 potong kecil kelapa
(15 gram), 2,5 sendok makan kelapa parut (15 gram), 1/3 gelas santan (40 gram), dan lainnya.
Gula pasir 1 sendok makan (13 gram) 1 sendok makan madu (15 gram)

2.4 Contoh Kombinasi Menu Makanan untuk Ibu Hamil Selama 1 Minggu
Hari/Waktu Pagi Siang Malam
Senin
1. 1 porsi nasi (100 gram)
2. 1 mangkuk (100 gram) sayuran
3. 1 potong sedang ayam tanpa kulit (40 gram)
4. 1 gelas susu sapi (20 cc)
5. Buah pepaya 100 gram
1. 3 porsi nasi (300 gram)
2. 1 potong sedang tempe (50 gram)
3. 1 mangkuk (100 gram) sayuran
4. 1 potong sedang ikan (40 gram)
5. 1 buah sedang hati ayam (30 gram)
6. Jus tomat
7. Pudding susu 1. 1,5 porsi nasi (150 gram)
2. 1 butir telur ayam negeri (55 gram)
3. 1 mangkuk (100 gram) sayuran
4. 2 buah jeruk manis (110 gram)
5. 1 gelas susu sapi (20 cc)
Selasa 1. Nasi 1 porsi (100 gram)
2. 1 mangkuk (100 gram) sayuran
3. 1 potong kecil ikan asin (15 gram)
4. 1 buah pisang (50 gram)
5. 1 gelas susu sapi (20 cc)
1. Nasi 3 porsi (300 gram)
2. 1 mangkuk (100 gram) sayuran
3. 1 buah sedang hati ayam (30 gram)
4. 1 potong daging sapi (35 gram)
5. 2 sendok makan kacang merah segar (20 gram)
6. 1 potong besar semangka (180 gram)
7. 1 gelas jus jeruk 1. 1,5 porsi nasi (150 gram)
2. 1 mangkuk (100 gram) sayuran
3. 1 potong ikan asin (15 gram)
4. avokad 1/2 buah besar (60 gram)
5. 4 sendok makan susu skim (20 gram)

Rabu
1. mie basah 2 gelas (200 gram)
2. Tahu 1 potong besar (110 gram)
3. 10 biji bakso sedang (170 gram)
4. 1 buah sedang sawo (85 gram)
5. 1 sendok makan madu (15 gram)
6. 1 gelas susu sapi (20 cc)
1. 3 porsi nasi (300 gram)
2. 1 mangkuk (100 gram) sayuran
3. 2 sendok makan kacang tanah (15 gram)
4. 1 sendok makan teri kering (20 gram)
5. 1 potong daging sapi (35 gram)
6. 3/4 buah mangga besar (125 gram)
7. Jus alpukat (60 gram) 1. 1,5 porsi nasi (150 gram)
2. 1 mangkuk sayuran (100 gram)
3. 1 butir telur ayam negeri (55 gram)
4. 1 potong besar semangka (180 gram)
5. 1 gelas susu sapi (20cc)

Kamis 1. 1 porsi nasi (100 gram)


2. 1 mangkuk (100 gram) sayuran
3. 1 potong sedang ayam tanpa kulit (40 gram)
4. 1 gelas susu sapi (20 cc)
5. Buah pepaya 100 gram
1. 3 porsi nasi (300 gram)
2. Tahu 1 potong besar (110 gram)

3. 1 mangkuk (100 gram) sayuran


4. 1 potong sedang ikan (40 gram)
5. 1 buah sedang hati ayam (30 gram)
6. Jus tomat + wortel
7. Bubur kacang ijo 1. 1,5 porsi nasi (150 gram)
2. 1 butir telur ayam negeri (55 gram)
3. 1 mangkuk (100 gram) sayuran
4. 2 buah jeruk manis (110 gram)
5. 1 gelas susu sapi (20 cc)

Jumat 1. mie basah 2 gelas (200 gram)


2. Tahu 1 potong besar (110 gram)
3. 10 biji bakso sedang (170 gram)
4. 1 buah sedang sawo (85 gram)
5. 1 sendok makan madu (15 gram)
6. 1 gelas susu sapi (20 cc)
1. 3 porsi nasi (300 gram)
2. 1 mangkuk (100 gram) sayuran
3. 2 sendok makan kacang tanah (15 gram)
4. 1 sendok makan teri kering (20 gram)
5. 1 potong daging sapi (35 gram)
6. 3/4 buah mangga besar (125 gram)
7. Jus alpukat (60 gram) 1. 1,5 porsi nasi (150 gram)
2. 1 mangkuk sayuran (100 gram)
3. 1 butir telur ayam negeri (55 gram)
4. 1 potong besar semangka (180 gram)
5. 1 gelas susu sapi (20cc)

Sabtu 1. Nasi 1 porsi (100 gram)


2. 1 mangkuk (100 gram) sayuran
3. 1 potong kecil ikan asin (15 gram)
4. 1 buah pisang (50 gram)
5. 1 gelas susu sapi (20 cc)
1. nasi 3 porsi (300 gram)
2. 1 mangkuk (100 gram) sayuran
3. 1 buah sedang hati ayam (30 gram)
4. 1 potong daging sapi (35 gram)
5. 2 sendok makan kacang merah segar (20 gram)
6. 1 potong besar semangka (180 gram)
7. 1 gelas jus jeruk 1. 1,5 porsi nasi (150 gram)
2. 1 mangkuk (100 gram) sayuran
3. 1 potong daging sapi (35 gram)
4. avokad 1/2 buah besar (60 gram)
5. 4 sendok makan susu skim (20 gram)

Minggu
1. 1 porsi nasi (100 gram)
2. 1 mangkuk (100 gram) sayuran
3. 1 potong sedang ayam tanpa kulit (40 gram)
4. 1 gelas susu sapi (20 cc)
5. Buah pepaya 100 gram
1. 3 porsi nasi (300 gram)
2. Tahu 1 potong besar (110 gram)
3. 1 mangkuk (100 gram) sayuran
4. 1 potong sedang ikan (40 gram)
5. 1 buah sedang hati ayam (30 gram)
6. Jus semangka
7. Bubur kacang ijo 1. 1,5 porsi nasi (150 gram)
2. 1 butir telur ayam negeri (55 gram)
3. 1 mangkuk (100 gram) sayuran
4. 2 buah jeruk manis (110 gram)
5. 1 gelas susu sapi (20 cc)

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kebutuhan gizi seimbang ibu hamil dalam sehari yang patut dipenuhi adalah:
Zat Gizi Jumlah Kebutuhan Per Hari
Kalori 2680 kkal
Protein 95 gram
Lemak 65 gram
Karbohidrat 350 gram

3.2 Saran
Agar ibu selalu dalam keadaan sehat dan janin yang dikandung dapat tumbuh dan berkembang
dengan baik, maka sebaikanya para ibu hamil dapat memenuhi semua kebutuhan nutrisinya
selama hamil.
Daftar Pustaka

1. docstoc.com/docs/16106147/Gizi-ibu-hamil diunduh 21 Mei 2010, 09:30 PM


2. Francin, P. Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. EGC, Jakarta, 2005.
gizikuseimbang.blogspot.com/2009/03/gizi-seimbang-bagi-wanita-hamil.html diunduh 21 Mei
2010, 06:46 PM
3. lenteraimpian.wordpress.com/2010/03/17/gizi-seimbang-ibu-hamil/ diunduh 22 mei 2010,
12:21 AM
4. scribd.com/doc/6223587/Kebutuhan-Zat-Gizi-Sepanjang-Daur-Kehidupan-Manusia diunduh
21 Mei 2010, 06:49 PM
5. Sophia, E. 2009. Kebutuhan Gizi Ibu Hamil.
medicastore.com/artikel/268/Kebutuhan_Gizi_Ibu_Hamil.html diunduh 21 Mei 2010, 09:21 PM
6. Wiryo, H. 2002. Peningkatan Gizi Bayi, Anak, Ibu Hamil dan Menyusui dengan Bahan
Makanan Lokal. Jakarta: Sagung Seto.
PERSALINAN NORMAL

A.    Defenisi
Persalinan menurut Sarwono Prawirohardjo, 2005 adalah proses membuka dan
menipisnya serviks, dan dimana janin dan ketuban turun ke dalam jalan lahir dan didorong
keluar melalui jalan lahir.
Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan (37-42 minggu) lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang
berlangsung dalam 18 jam tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin.
Menurut tuanya kehamilan :
1.      Abortus
Pengeluaran buah kehamilan sebelum kehamilan 22 minggu atau bayi dengan berat badan
kurang dari 500 gr.
2.      Partus immaturus
Pengeluaran buah kehamilan antara 22 minggu dan 28 minggu atau bayi dengan berat badan
antara 500 gr dan 999 gr.
3.      Partus trematurus
Pengeluaran buah kehamilan antara 28 minggu dan 37 minggu atau bayi dengan berat badan
antara 1000 gr dan 2499 gr
4.      Partus maturus atau partus aterm
Pengeluaran buah kehamilan antara 37 minggu dan 42 minggu atau bayi dengan berat badan
2500 gram atau lebih
5.      Partus postmaturus atau partus serotinus
Pengeluaran buah kehamilan adalah kehamila 42 minggu
Menurut cara persalinan
1.      Partus spontan/Biasa
Persalinan yang berlangsung, dengan kekuatan ibu sendiri dan melalui jalan lahir
2.      Partus buatan
Persalinan yang dibantu dengan tenaga dari luar, misalnya ekstraksi vakum dan sectio caesarea
(SC)
3.      Partus anjuran
Persalinan bila bayi sudah cukup besar untuk hidup diluar, tetapi menimbulkan kesulitan dalam
persalinan dan tidak dimulai dengan sendirinya tetapi baru berlangsung setelah pemecahan
ketuban, pemberian pitocin atau prostaglandin

B.     Etiologi (Penyebab) Persalinan


Yang menyebabkan terjadinya persalinan belum diketahui dengan jelas, tetapi banyak
fakta yang memegang peranan dan bekerja sama sehingga terjadi persalinan. Mulanya berupa
kombinasi dari faktor hormon dan faktor mekanis.
Beberapa teori yang dikemukakan ialah :
1.      Teori penurunan kadar progesteron
Progesteron menimbulkan relaksasi otot-otot rahim sedangkan estrogen meninggikan kerentanan
otot rahim. Selama kehamilan terdapat keseimbangan antara kadar progesteron dan estrogen di
dalam darah, tetapi pada akhir kehamilan kadar progesteron menurun sehingga timbul his.
2.      Teori oxytocin
Pada akhir kehamilan kadar oxytocin bertambah, oleh karena itu, timbul kontraksi otot-otot
rahim.
3.      Keregangan otot-otot rahim
Seperti halnya dengan kandung kencing dan lambung, bila dindingnya teregang karena isinya
maka timbul kontraksi untuk mengeluarkan tinja. Demikian pula dengan rahim, maka dengan
majunya kehamilan makin teregang otot-otot rahim sehingga otot-otot makin rentan.
4.      Pengaruh janin
Hypofisis dan kelanjar suprenal janin ternyata memegang peranan juga, selain itu, di belakang
serviks terletak ganglion servikale. Bila ganglion ini digeser dan ditekan, oleh kepala janin, maka
akan timbul kontraksi uterus
5.      Teori prostagladin
Berdasarkan hasil percobaan menunjukkan prostagladin dari F2 atau E2 yang diberikan secara
intravena dan extra abdominal menimbulkan kontraksi miometrium pada setiap umur kehamilan.

Proses Persalinan Normal


Proses persalinan menurut Sarwono Prawirohardjo 2005 terdiri dari 4 kala yaitu ;

1. Kala I atau kala pembukaan

Dimulai dari his persalinan yang pertama sampai pembukaan serviks menjadi lengkap (10 cm)

2. Kala II atau kala pengeluaran

Dimulai dari pembukaan lengkap sampai lahirnya bayi

3. Kala III atau kala uri

Dimulai dari lahirnya bayi sampai lahirnya plasenta

4. Kala IV atau kala pengawasan

Dimulai setelah placenta lahir dean berakhir 2 jam setelah selesai kala III persalinan
Kala I (kala pembukaan)
Inpartu ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah (bloody show), karena serviks mulai
membuka (dilatasi) dan mendatar (effecement) kala I dibagi dalam 2 fase yaitu :
a.       fase laten
berlangsung dalam 7-8 jam pembukaan berlangsung lambat pembukaan 3 cm.
b.      Fase aktif
Berlangsung dalam 6 jam dan dibagi menjadi 3 fase :
1)      Fase akselerasi
Dalam waktu 2 jam, pembukaan menjadi 4 cm
2)      Fase dilatasi maksimal
Dalam waktu 2 jam, pembukaan berlangsung cepat menjadi 9 cm
3)      Fase deselerasi
Dalam waktu 2 jam, pembukaan berlangsung lambat menjadi 10 cm atau lengkap
( Sarwono Prawirohardjp, 2005).

Kala II (kala pengeluaran)


Pada kala pengeluaran janin, his menjadi kuat dan lebih cepat kira-kira 2-3 menit sekali, karena
kepala janin sudah masuk keruang panggaul, sehingga pada his dirasakan tekanan pada otot-otot
dasar panggul yang secara reflekstoris menimbulkan rasa mengedan.
Karena ada tekanan pada rektum, ibu juga merasa ingin buang air besar (BAB) dengan tanda
anus terbuka. Pada waktu his, kepala janin mulai kelihatan dalam vulva yang membuka dan
perineum meregang. Dengan his dan kekuatan mengedan yang terpimpin, maka lahirlah kepala
yang diikuti oleh seluruh badan janin. Pada primigravida, kala II berlangsung rata-rata 1,5 – 2
jam dan pada multigravida ½ - 1 jam.

Kala III (kala pengeluaran uri)


Setelah bayi lahir, uterus keras dengan fundus uteri setinggi pusat. Beberapa saat kemudian,
uterus berkontraksi lagi untuk pelepasan dan pengeluaran uri. Seluruh proses biasanya
berlangsung 20-30 menit setelah bayi lahir. Pengeluaran placenta disertai dengan pengeluaran
darah.

Kala IV (kala pengawasan)


Merupakan kala pengawasan selama 2 jam setelah bayi dan uri lahir. Kala IV sangat bermanfaat
karena berguna untuk mengamati keadaan ibu terutama terhadap bahaya perdarahan postpartum.

C.    Gejala (Tanda-tanda Persalinan)

1. Tanda-tanda  permulaan terjadinya persalinan

a.       Turunnya kepala masuk pintu atas panggul pada primigravida minggu ke- 36.
b.      Timbul perasaan sesak dibagian bawah, di atas simpisis pubis dan sering-sering ingin kencing
atau susah kencing (oliguria) karena kandung kemih tertekan oleh bagian terbawah janin.
c.       Parut kelihatan lebih melebar karena fundus uteri turun.
d.      Terjadinya perasaan sakit di daerah perut dan pinggang karena kontraksi ringan otot rahim dan
tertekannya fleksus yang terletak disekitar serviks (tanda persalinan palsu fase labour).
e.       Terjadinya perlukaan serviks yang mulai mendatar dan sekresinya bila bertambah bercampur
darah (bloody show).

2. Tanda-tanda inpartu

a.       Rasa sakit karena adanya his yang menjadi lebih kuat, sering teratur.
b.      Pengeluaran lendir bercampur darah (bloody show) yang lebih banyak karena robekan-robekan
kecil pada serviks.
c.       Dapat disertai pecahnya ketuban dengan sendirinya.
d.      Pada pemeriksaan dalam serviks mengalami perubahan dengan terjadi perlukaan serviks,
pendataran serviks, pembukaan serviks.

Faktor-faktor yang berperan dalam persalinan adalah :


1.      Kekuatan mendorong keluar/power
Power dibagi menjadi 2 yaitu:
a.       Kekuatan primer
Kontraksi uterus involunter yang memadai dari menandai dimulainya persalinan (his)
His ada 2 yaitu :
1)      His pendahuluan/his palsu
Merupakan peningkatan dari kontraksi dari Braxton hicks
2)      His persalinan
Merupakan his yang bersifat nyeri yang mungkin disebabkan oleh anoxia dari sel-sel otot-otot
saat kontraksi, tekanan pada ganglia dalam cerviks dan segmen bawah rahim oleh serabut-
serabut otot yang berkontraksi, cerviks yang meregang lurus atau regangan dan tarikan ada
peritoneum saat kontraksi, kontraksi rahim bersifat  berkala dan yang diperhatikan dalam his
adalah:
a)      Lamanya kontraksi
Kontraksi berlangsung 45 detik sampai 75 detik
b)      Kekuatan kontraksi
Menimbulkan naiknya tekanan intrauterin sampai 35 mmHg kekuatan kontraksi secara klinis
ditentukan dengan mencoba apakah jari kita dapat menekan dinding rahim ke dalam
c)      Interval antara dua kontraksi
Pada permulaan his timbul sekali dalam 10 menit dan pada kala pengeluaran sekali dalam 2
menit

Menurut faalnya, his dapat dibagi dalam :


1)      His pembukaan
His yang menimbulkan pembukaan dari serviks
2)      His pengeluaran
His yang mendorong anak keluar dan biasanya disertai dengan keinginan mengejan
3)      His pelepasan uri
His yang melepaskan uri
(Sarwono Prawirohardjo,2005).

b.      Kekuatan sekunder


Apabila serviks berdilatasi, maka dimulai untuk mendorong yang memperbesar kekuatan
kontraksi involunter (tenaga mengejan). Tenaga mengejan merupakan tenaga yang mendorong
anak keluar selain his, terutama disebabkan oleh kontraksi otot-otot dinding perut yang
mengakibatkan peninggian tekanan intraabdominal. Tenaga mengejan ini hanya efektif jika
pembukaan sudah lengkap dan paling efektif sewaktu kontraksi rahim.
2.      Faktor Janin/Kondisi Janin/Passenger
Janin bergerak disepanjang lahir merupakan akibat interalis beberapa faktor yaitu ukuran kepala
janin, persentasi, letak, sikap, posisi janin.

3.      Faktor Jalan Lahir


Pada waktu partus akan terjadi perubahan-perubahan pada uterus, serviks, vagina dari dasar
panggul.
D.    Penatalaksanaan
1.      Kala I
Pengkajian awal
a.       Lihat
1)      Tanda-tanda perdarahan, mekoneum atau bagian organ yang lahir
2)      Warna kulit ibu yang kuning dan kepucatan
b.      Tanya
1)      Kapan tanggal perkiraan kelahiran
2)      Menentukan ibu sudah waktunya melahirkan atau belum
c.       Periksa
1)      Tanda-tanda penting untuk hipertensi
2)      Detak jantung janin untuk bradikardi

Penanganan kala I menurut Sarwono Parwirohardjo 2005


a.       Menghadirkan orang yang dianggap penting oleh ibu seperti suami, keluarga pasien/teman
dekat.
Dukungan yang diberikan:
1)      Mengusap keringat 
2)      Menemani jalan-jalan (mobilisasi)
3)      Memberikan minum
4)      Merubah posisi
5)      Memijat/menggosok pinggang
b.      Mengatur aktivitas dan posisi ibu
1)      Ibu boleh melakukan aktivitas sesuai dengan kesanggupannya
2)      Posisi sesuai dengan keinginan ibu tapi tidak dianjurkan posisi tidur terlentang
c.       Membimbing ibu untuk rileks sewaktu ada his
Ibu diminta menarik nafas panjang, tahan nafas sebentar kemudian dilepaskan dengan cara
meniup sewaktu his
d.      Menjaga privasi ibu
Menggunakan penutup/tirai, tidak menghadirkan orang lain tanpa sepengetahuan dan seizin
pasien.
e.       Penjelasan tentang  kemajuan persalinan
Menjelaskan perubahan yang terjadi dalam tubuh ibu, serta prosedur yang akan dilaksanakan dan
hasil-hasil pemeriksaan
f.       Menjaga kebersihan diri
Membolehkan ibu untuk mandi, menganjurkan ibu untuk basuh sekitar kemaluannya setelah
BAB dan BAK
g.      Mengetahui rasa panas
1)      Menggunakan kipas angin/AC dalam kamar
2)      Menggunakan kipas biasa
3)      Menganjurkan ibu untuk mandi
h.      Massase
Jika ibu suka, lakukan massase pada pinggang atau mengusap perut dengan lembut
i.        Pemberian cukup minum
Untuk memenuhi kebutuhan energi dan mencegah dehidrasi
j.        Mempertahankan kandung kemih
Sarankan ibu untuk berkemih sesering mungkin
k.      Sentuhan
Disesuaikan dengan keinginan ibu, memberikan sentuhan pada salah satu bagian tubuh yang
bertujuan untuk menguraikan rasa kesendirian ibu selama proses persalinan.

2.      Kala II
Selama kala II, petugas kesehatan harus terus memantau :
a.       Tenaga atau usaha mengedan dan kontraksi uterus
b.      Janin yang penurunan presentasinya dan kembali normal detak jantung bayi setelah kontraksi
c.       Kondisi ibu

Penanganan kala II menurut Sarwono Prawirohardjo 2005


a.       Memberikan dukungan terus menerus
1)      Mendampingi ibu agar merasa nyaman oleh keluarga
2)      Menawarkan minum, mengipasi dan memijat
b.      Menjaga kebersihan diri
1)      Ibu tetap dijaga kebersihannya agar terhindar dari infeksi
2)      Bila ada darah lendir atau cairan ketuban segera dibersihkan
c.       Mengipasi dan massase
Menambah kenyamanan bagi ibu
d.      Memberikan dukungan mental
Untuk mengurangi kecemasan dan ketakutan ibu, dengan cara :
1)      Menjaga privasi ibu
2)      Penjelasan tentang proses dan kemajuan persalinan
3)      Penjelasan tentang prosedur yang akan dilakukan dan keterlibatan ibu
e.       Mengatur posisi ibu
Dalam memimpin mengedan dapat dilihat posisi sebagai berikut :
1)      Jongkok
2)      Menungging
3)      Tidur miring
4)      Setengah duduk
Posisi tegak ada kaitannya dengan berkurangnya rasa nyeri, mudah mengedan, kurangnya trauma
vagina dan perineum, dan infeksi
f.       Menjaga kandung kemih tetap kososng
Anjurkan ibu untuk BAK sesering mungkin, kandung kemih yang penuh dapat menghalangi
turunnya kepala dalam rongga panggul
g.      Memberikan cukup minum
Memberi tenaga dan mencegah dehidrasi
h.      Memimpin mengedan
Pemimpin ibu mengedan selama his, anjurkan pada ibu untuk mengambil nafas
i.        Bernafas selama persalinan
Meminta ibu bernafas lagi selagi kontraksi ketika kepala akan lahir, untuk menjaga agar
perineum meregang pelan dan mengontrol lahirnya kepala dan mencegah robekan.
j.        Pemantauan DJJ
Periksa DJJ setelah setiap kontraksi untuk memastikan janin tidak mengalami brakikardi (< 120).
Selama mengedan yang lama, akan terjadi pengurangan aliran darah yang mengandung oksigen
ke janin
k.      Melahirkan bayi
1)      Menolong kelahiran kepala
2)      Periksa tali pusat
3)      Melahirkan bahu dan anggota seluruhnya
l.        Bayi dikeringkan dan dihangatkan dari kepala sampai seluruh tubuh
Setelah bayi lahir, segera dikeringkan dan diselimuti dengan menggunakan handuk atau
sejenisnya, letakkan pada perut ibu dan berikan bayi untuk disusui
m.    Merangsang bayi
1)      Biasakan dengan melakukan pengeringan, cukup memberikan bayi rangsangan
2)      Dilakukan dengan cara mengusap-usap pada bagian punggung atau menepuk telapak kaki bayi.
3.      Kala III
Pengkajian awal menurut Sarwono Prawirohardjo 2005
a.       Palpasi uterus menentukan apakah ada bayi yang kedua, jika ada, tunggu sampai bayi kedua
lahir
b.      Menilai apakah BBL dalam keadaan stabil, jika tidak bayi segera dirawat

Penanganan kala III


a.       Jepit dan gunting tali pusat sedini mungkin
Dengan menjepit tali pusat sedini mungkin akan memulai pelepasan plasenta
b.      Memberi oksitosin
Oksitosin merangsang uterus berkontraksi yang juga mempercepat pelepasan plasenta :
1)      Oksitosin 10 U IM yang diberikan ketika kelahiran bahu depan bayi jika petugas lebih dari satu
dan pasti hanya ada bayi tunggal
2)      Oksitosin 10 U IM diberikan dalam 2 menit setelah kelahiran jika hanya satu orang petugas dan
hanya ada bayi tunggal
3)      Oksitosin 10 U IM dapat diulangi/diberi lagi 15 menit jika belum lahir
4)      Jika oksitosin tidak tersedia, lakukan dengan rangsangan puting payudara ibu atau berikan ASI
pada bayi guna menghasilkan oksitosin alamiah.
c.       Melakukan peregangan tali pusat terkendali atau PTT (Controlled Cord Traction)
PTT mempercepat kelahiran plasenta, begitu sudah terlepas :
1)      Satu tangan diletakkan pada corpus uteri tepat di atas simpisis pubis. Selama kontraksi, tangan
mendorong uteri dengan gerakan dorsokranial ke arah belakang dan ke arah kepala ibu
2)      Tangan yang satu meregang tali pusat dekat pembukaan vagina dan melakukan tarikan tali pusat
yang terus-menerus dalam tegangan yang sama dengan tangan ke uterus selama kontraksi
3)      Saat mulai berkontraksi (uterus menjadi bulat atau tali pusat menjulur) tegangkan tali pusat ke
arah bawah,lakukan tekanan dorso-kranial hingga tali pusat makin menjulur dan korpus uteri
bergerak keatas yang menandakan plasenta telah lepas dan dapat dilahirkan. 
PTT dilakukan hanya selama uterus berkontraksi. Tangan pada uterus merasakan kontraksi, ibu
dapat juga memberitahu petugas ketika ia merasakan kontraksi.
d.      Massase fundus
Segera setelah placenta dan selaputnya dilahirkan, massase fundus agar menimbulkan kontraksi.
Hal ini dapat mengurangi pengeluaran darah dan mencegah perdarahan post partum
                                        
4.      Kala IV
Penanganan kala IV menurut Sarwono Prawirohardjo 2005
a.       Ikat tali pusat
Jika petugas sendirian dan sedang melakukan management aktif kala III, tali pusat diklem, lalu
digunting dan memberkan oksitosin segera setelah plasenta dan selaputnya lahir, lakukan
massase fundus agar berkontraksi, baru tali pusat diikat dan klem dilepas.
b.      Pemeriksaan fundus dan massase
Periksa fundus setiap 15 menit pada jam pertama dan setiap 20-30 menit selama jam kedua
c.       Nutrisi dan hidrasi
Anjurkan ibu untuk minum demi mencegah dehidrasi, tawarkan ibu makan-makanan dan
minuman yang disukai

d.      Bersihkan ibu


Bersihkan perineum ibu dan kenakan pakaian ibu yang bersih dan kering
e.       Istirahat
Biarkan ibu beristirahat karena telah bekerja keras melahirkan bayinya. Bantu ibu pada posisi
yang nyaman
f.       Peningkatan hubungan ibu dan bayi
Biarkan bayi berada pada ibu untuk meningkatkan hubungan ibu bayi, sebagai permulaan dengan
menyusui bayinya
g.      Memulai menyusui
Bayi sangat siap segera setelah kelahiran. Hal ini sangat tepat untuk memulai memberikan ASI,
menyusui juga membantu uterus berkontraksi
h.      Menolong ibu ke kamar mandi
Ibu boleh bangun ke kamar mandi, pastikan ibu dibantu dan selamat karena ibu masih dalam
keadaan lemah atau pusing setelah persalinan. Pastikan ibu sudah BAK dalam 3 jam post partum
i.        Mengajari ibu dan anggota keluarga
Ajari ibu atau anggota keluarga tentang :
1)      Bagaimana memeriksa fundus dan menimbulkan kontraksi
2)      Tanda – tanda bahaya bagi ibu dan bayi

Anda mungkin juga menyukai