Bab 2
Bab 2
id
BAB II
LANDASAN TEORI
II.1 Sabun
Sabun adalah bahan yang digunakan untuk mencuci dan mengemulsi,
terdiri dari dua komponen utama yaitu asam lemak dengan rantai karbon C16 dan
sodium atau potasium. Proses pembuatan sabun dikenal dengan istilah proses
saponifikasi yang merupakan reaksi pemutusan rantai trigliserida pada minyak
melalui reaksi dengan basa dan akan menghasilkan produk samping yaitu gliserin.
Sabun yang dibuat dengan NaOH dikenal dengan sabun keras (hard soap),
sedangkan sabun yang dibuat dengan KOH dikenal dengan sabun lunak (soft
soap). Lemak yang digunakan dalam pembuatan sabun adalah lemak hewan,
sedangkan minyak yang digunakan antara lain minyak kelapa dan minyak kelapa
sawit (Barel dkk., 2009).
Reaksi kimia pada proses saponifikasi adalah sebagai berikut:
4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
minyak nabati adalah asam lemak, yang terdiri dari asam lemak jenuh (asam
palmitat, asam stearat) dan asam lemak tak jenuh (asam oleat atau Omega 9 dan
asam linoleat atau Omega 6) (Utami, 2013).
Setiap jenis asam lemak memberikan sifat yang berbeda dalam sabun yang
terbentuk. Asam lemak dengan rantai karbon 12-14 memberikan fungsi yang baik
untuk pembusaan sementara asam lemak dengan rantai karbon 16-18 baik untuk
kekerasan dan daya detergensi. Penggunaan asam lemak rantai panjang C16 dan
C18 akan menghasilkan sabun batangan dengan struktur yang lebih kompak dan
dapat mencegah atau memperlambat disintegrasi sabun saat terpapar air
sedangkan asam lemak dengan rantai pendek yang memiliki kelarutan yang tinggi
berperan dalam kemampuan sabun untuk menghasilkan busa.
Pengaruh jenis asam lemak terhadap sifat sabun yang dihasilkan dapat
dilihat pada Tabel II.2.
Tabel II.2 Pengaruh Jenis Asam Lemak terhadap Sifat Sabun
Asam Lemak Karakteristik Sabun
Asam laurat Mengeraskan, membersihkan, menghasilkan busa
(C11H23COOH) lembut
Asam ricinoleat Melembabkan, menghasilkan busa yang stabil dan
(C18H34O3) lembut
Asam palmitat
Keras, menghasilkan busa yang stabil
(C16H31COOH)
Asam stearat
Keras, menghasilkan busa yang stabil
(C17H31COOH)
Asam oleat
Melembabkan kulit
(C17H33COOH)
Asam linoleat
Melembabkan kulit
(C17H31COOH)
commit to user
6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Minyak nabati yang dipakai dalam pembuatan sabun antara lain sebagai berikut.
1) Minyak Kelapa Sawit
Minyak kelapa sawit dapat diperoleh dari pemasakan buah kelapa sawit.
Komposisi asam lemak pada minyak kelapa sawit dapat dilihat pada Tabel
II.3.
Tabel II.3 Komposisi Asam Lemak pada Minyak Kelapa Sawit
commit to user
7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2) Minyak Kelapa
Minyak kelapa berwarna kuning pucat dan diperoleh melalui
ekstraksi daging buah yang dikeringkan (kopra). Minyak kelapa memiliki
kandungan asam lemak jenuh yang tinggi, terutama asam laurat, sehingga
minyak kelapa tahan terhadap oksidasi yang menimbulkan bau tengik. Sifat
fisika-kimia minyak kelapa sebagai berikut dapat dilihat pada Tabel II.5.
8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
merupakan asam lemak rantai panjang alam jumlah besar. Lemak susu
mengandung trigliserida (komponen dominan), digliserida, monogliserida, asam
lemak, sterol, karotenoid (warna kuning dari lemak), dan vitamin-vitamin (A, D,
E, dan K). Secara kimiawi susu mempunyai komposisi air (87,20%), lemak
(3,70%), protein (3,50%), laktosa (4,90%), dan mineral (0,07%) (Sanam et al.
2014). Kelebihan sabun susu sapi yaitu tidak membuat kulit menjadi kering
karena tidak mengandung sodium lauryl sulphate (SLS), bahan baku deterjen.
Komposisi susu sapi disajikan pada Tabel II.6.
Lemak susu secara umum merupakan senyawa kimia yang masuk dalam
kelompok ester yang tersusun atas asam-asam lemak dan gliserol. 90% dari
komponen lemak susu adalah asam-asam lemak yang terbagi atas asam-asam
lemak tidak jenuh dan asam lemak jenuh. Asam lemak jenuh yang dominan dalam
lemak susu secara berurutan adalah asam miristat, palmitat dan stearat dengan
kisaran 7-11% 25-29% dan 7-13% dari total asam lemak (Adnan, 1984). Ketiga
asam lemak tersebut berbentuk padat pada suhu kamar. Asam lemak tak jenuh
commit
yang terkandung adalah asam oleat to suhu
pada user kamar berbentuk cair (Apandi,
9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
1993). Jumlah asam lemak tidak jenuh di dalam susu sekitar 37% dari total asam
lemak. Komposisi asam lemak pada susu sapi dapat dilihat pada Tabel II.7.
II.5 NaOH
Sodium hidroksida (NaOH) seringkali disebut dengan soda kaustik atau
soda api yang merupakan senyawa alkali yang bersifat basa dan mampu
menetralisir asam. NaOH berbentuk kristal putih dengan sifat cepat menyerap
kelembapan.
NaOH merupakan bahan penting dalam pembuatan sabun mandi karena
menjadi bahan utama dalam proses saponifikasi. Setelah menjadi sabun maka
NaOH akan terpecah menjadi unsur penyusunnya yang netral. Konsentrasi NaOH
berpengaruh terhadap kualitas sabun yang dibuat karena dapat mempengaruhi pH
sabun. Sifat fisika-kimia NaOH dapat dilihat pada Tabel II.8.
Tabel II.8 Sifat Fisika-Kimia NaOH
Karakteristik Nilai
Massa molar 39,997 g/mol
Titik lebur 318
Titik didih 1390
pH 14
commit to user
10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
11
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
warna saja pada sabunnya tapi juga mendapatkan tambahan manfaat dari
bahan alami tersebut. Bahan alami untuk mewarnai sabun mandi seperti
bubuk kopi, bubuk coklat, serbuk bahan alami seperti kunyit dan
sebagainya.
II.7 Adas
Biji adas dikenal sebagai salah satu all round flavouring agent karena
memilki aroma yang khas dan menarik, sehingga banyak digunakan dalam bidang
farmasi maupun industri. Menurut penelitian Kardinan dan Dhalimi (2010), adas
juga dapat digunakan sebagai lotion anti nyamuk demam berdarah (Aedes
aegypti). Minyak adas merupakan minyak yang dihasilkan dari tanaman adas
melalui proses penyulingan atau destilasi (Prakosa et al., 2013). Selain
menggunakan proses destilasi, minyak adas juga dapat diperoleh dengan
menggunakan ekstraksi dengan pelarut menguap (Mondello et al., 1997).
Menurut penelitian Suhendra dan Arnata (2009), biji adas memiliki
potensi sebagai antioksidan. Selain itu biji adas juga dapat digunakan sebagai
antibakteri (Kusdarwati et al., 2010).
II. 8 Secang
Kayu secang merupakan salah satu bahan non sintetik yang dapat
digunakan sebagai pewarna alami dan menghasilkan pigmen berwarna merah
apabila direbus. Pigmen yang terdapat pada kayu secang bernama brazilin tersebut
diharapkan melindungi tubuh dari keracunan akibat radikal kimia. Selain
menghasilkan pigmen berwarna merah ternyata kayu secang juga mempunyai
manfaat lainnya. Uji efektivitas ekstrak etanol kayu secang terhadap bakteri
Staphylococcus aureus dan Shigella dysentriae penyebab penyakit diare dan
disentri.
commit to user
12
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
13
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Antosianin stabil pada pH 3,5 dan suhu 50°C mempunyai berat molekul 207,08
gram/mol dan rumus molekul C15H11O (Fennema, 1996), dan terdegradasi pada
suhu diatas 70oC (Dharmendra Khumar Misra, 2008). Antosianin dilihat dari
penampakan berwarna merah, merah senduduk, ungu panjang gelombang
maksimum 515-700 nm.
Tanaman telang (Clitoria ternatea L.) merupakan tanaman polong
termasuk dalam famili Fabaceae, mengandung senyawa bioaktif yang berguna
untuk pengobatan. Dari sejumlah senyawa flavonoid yang terdapat pada bunga
telang, antosianin adalah yang paling utama yang bertanggung jawab untuk
kebanyakan warna merah, biru, dan ungu pada buah, sayur dan tanaman hias.
Menurut Encyclopedia of Herbal Medicinal bahwa tanaman telang dapat
bermanfaat sebagai laxative (pencahar), diuretik, perangsang, muntah, pembersih
darah, mempercepat pematangan bisul, obat cacing dan radang mata. Bunga
telang telah diteliti memiliki kandungan kimia fenolik, flavonoid, antosianin,
flavonol glikosida, kaempferol glikosida, quersetin glikosida, mirisetin glikosida
(Kazuma, dkk., 2013), terpenoid, flavonoid, tannin dan steroid (Rai, 2010).
14
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Kulit jeruk mengandung minyak atsiri yang terdiri dari berbagai komponen
seperti terpen, sesquiterpen, aldehida, ester dan sterol 3. Rincian komponen
minyak kulit jeruk adalah limonene (94%), mirsen (2%), linalool (0,5%),
oktanal (0,5%), dekanal (0,4%), sitronelal (0,1%), neral (0,1%), geranial
(0,1%), valensen (0,05%), -sinnsial (0,02%), dan sinensial (0,01%) (Tarwiyah,
2001). Sebagian besar minyak atsiri termasuk dalam golongan senyawa organik
terpena dan terpenoid yang bersifat larut dalam minyak/lipofil. Berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh Ullah et al (2012) menjelaskan komponen mayor
yang terkandung dalam minyak atsiri kulit jeruk manis (Citrus sinensis Osbeck)
adalah limonen (77,49%), mirsen (6,2%), α- farnesen (3.64%), γ-terpinen
(3.34%), α-pinen (1.49%), dan sabinen (1.29%) (Tao et al, 2009).
15
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
No Uraian SNI
1 pH 8-10
2 Kadar Air (%) Maks. 15
3 Alkali Bebas (%NaOH) Maks. 0,1
Kadar air dan zat menguap pada sabun akan berpengaruh terhadap
karakteristik sabun, baik pada saat digunakan maupun saat disimpan.
Menurut Spitz (1996), banyaknya air yang terkandung dalam sabun akan
mempengaruhi kelarutan sabun dalam air, sehingga sabun semakin cepat
mengalami penyusutan bobot dan dimensi.
16
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
4) Uji Tambahan
17
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
tidak suka, (2) kurang suka, (3) sedikit suka, (4) suka, dan (5) sangat
suka.
commit to user
18