Anda di halaman 1dari 6

HASIL RUMUSAN RAPAT TEKNIS

KOORDINASI DAN SINKRONISASI PROGRAM

SE WILAYAH KERJA BALAI PELESTARIAN NILAI BUDAYA BALI

BERTEMPAT DI INNA BALI HOTEL DENPASAR

TANGGAL 20 – 22 FEBRUARI 2015

Searah dengan perencanaan pembangunan utamanya pembangunan

bidang kebudayaan baik di tingkat nasional maupun di daerah, maka Balai

Pelestarian Nilai Budaya Bali memiliki visi dan misi yaitu sebagai berikut :

1. Visi

Memperkokoh Kebudayaan Indonesia yang Multikultur, Bermartabat,

dan menjadi Kebanggaan Masyarakat dan Dunia.

2. Misi

1. Meningkatkan pemahaman dan ketahanan budaya masyarakat

yang multikultur.

2. Meningkatkan pelestarian, pengembangan, pengemasan, aspek

nilai budaya, kesejarahan, kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha

Esa, seni dan film.

3. Meningkatkan pendokumentasian dan memasyarakatkan hasil

kajian aspek nilai budaya, kesejarahan, kepercayaan, seni dan film.

Sesuai dengan visi dan misi BPNB tersebut, BPNB Bali sebagai Satuan

Kerja di bawah Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan

1
Kebudayaan memandang perlu dan penting melaksanakan kegiatan Rapat

Teknis untuk mensikronkan serta memantapkan arah dan kebijakan maupun

program yang dimiliki oleh instansi terkait yang menangani bidang kebudayaan

yang ada di wilayah kerja BPNB Bali yaitu provinsi Bali, NTB dan NTT. Di

samping itu untuk mencari titik temu atau konvergensi antar TUSI yang

dimiliki oleh masing-masing instansi terkait yang sama-sama mempunyai suatu

sasaran pembinaan dan pengembangan kebudayaan baik di tingkat pusat

maupun daerah, sehingga tujun membentuk manusia yang berbudaya cepat

terwujud.

Mengacu pada tujuan tersebut, kegiatan Rapat Teknis ini dibingkai serta

dijabarkan dalam bahasan makalah-makalah yang dibawakan oleh beberapa

pembicara yaitu:

1) Yang sifatnya aplikasi sesuai dengan TUSI lembaga,

yaitu :

a) Keynote Speak dari Bapak Setditjen.Kebudayaan,

b) Program/Kegiatan BPNB Badung (Bali,NTB,NTT); oleh: Ka.BPNB

Bali (Drs.I Made Purna, M.Si.)

c) Tusi Balai Arkeologi; oleh : Balar Denpasar (Gusti Made Suarbhawa)

d) Program dan kegiatan Balai pelestarian Cagar Budaya Gianyar ;

oleh : BPCB Gianyar (I Wayan Muliarsa).

2) Yang sifatnya konseptual dan teoritis penggalian ide-

ide dasar pembangunan kebudayaan yaitu :

2
a) Nasionalitas Dalam Ragam Pola Budaya Indonesia; oleh: GPB Suka

Arjawa Dekan Fisip Universitas Udayana (Dr.GPT Suka Arjawa).

3) Yang sifatnya responsif yaitu para Kepala Dinas

Kebudayaan dan Pariwisata se wilayah kerja Balai Pelestarian Nilai

Budaya Bali, NTB, NTT

Kegiatan Rapat Teknis se wilayah kerja BPNB Bali ini dibuka oleh Direktorat

Jenderal Kebudayaan yang diwakili oleh Bapak Setditjen Kebudayaan,

bertempat di Inna Bali Hotel, Denpasar.

Setelah menyimak dan memperhatikan dengan seksama:

1. Makna pidato pembukaan serta Keynote Speak dari Setditjen

Kebudayaan

2. Makalah yang menjadi fokus bahasan dalam sidang-sidang pleno

3. Tanggapan, usulan, saran dari para pembicara dan peserta Rapat Teknis

yang disampaikan pada forum tanya jawab.

Maka Rapat Teknis Koordinasi dan Sinkronisasi Program “Sinergitas

Program/Kegiatan UPT Kebudayaan dengan Dinas Kebudayaan Se Wilayah

Kerja BPNB Bali,NTB,NTT”; menghasilkan beberapa rumusan yaitu sebagai

berikut:

1. Kebudayaan tumbuh, berkembang dan eksis di masyarakat; dan

pemerintah dalam hal ini berperan memfasilitasi dan menyiapkan

3
regulasi serta mengupayakan membangun sumberdaya manusia

tidak hanya menitikberatkan pada olah fisik saja malainkan juga

olah rasa melalui pembentukan lab-lab seni di masing-masing

daerah/provinsi di Indonesia.

2. Tinggalan-tinggalan masa lampau (tinggalan Arkeologi) yang ada di

wilayah Bali, NTB dan NTT akan dilakukan pengumpulan,

penggalian serta pengembangan melalui penelitian arkeologi guna

pelestarian tinggalan dimaksud.

3. Konsep pelestarian terhadap karya budaya maupun warisan budaya

fisik (tangible) hendaklah terpadu mulai dari perlindungan,

pengembangan dan pemanfaatan serta pembentukan Tim Ahli

Cagar Budaya untuk menunjang upaya pelestarian terhadap warisan

budaya yang ada.

4. Peranan BPNB Bali sebagai lembaga yang Tusinya di bidang

kebudayaan intangible, diharapkan mampu maksimal berupaya

membangkitkan serta merevitalisasi warisan budaya tak benda yang

ada di provinsi Bali, NTB, NTT.

5. Pelaksanaan Kegiatan Rapat Teknis se wilayah kerja BPNB Bali

memperoleh respon yang luas dan apresiasi positif, serta dukungan

dari berbagai instansi terkait utamanya Dinas provinsi dan

kabupaten/kota yang menangani bidang kebudayaan.

6. Program Kegiatan Rapat Teknis merupakan forum interaktif yang

konstruktif bagi para penentu kebijakan, pengembangan kualitas

4
SDM untuk lebih memahami konsepsi, mengembangkan kognisi,

sikap dan keterampilan terkait dengan pembangunan bidang

kebudayaan baik yang benda (tangible) maupun tak benda

(intangible).

7. Program pencatatan dan usulan penetapan budaya lokal menjadi

amat penting dalam pembentukan identitas.

8. Pemberian penghargaan kepada Pelaku Budaya/Tokoh

Budaya/Maestro sebagai bentuk apresiasi pemerintah kepada

individu dan atau kelompok masyarakat yang segala tindakannya

baik secara langsung atau tidak langsung terhadap upaya-upaya

pelestarian dan pengembangan kebudayaan Indonesia.

Kegiatan Rapat Teknis “Sinergitas Program/Kegiatan UPT Kebudayaan

dengan Dinas Kebudayaan Se Wilayah Kerja BPNB Bali,NTB,NTT” juga

memberikan beberapa rekomendasi yaitu sebagai berikut :

1. Perlu dilaksanakan kegiatan rapat teknis rutin setiap tahun agar

koordinasi dan sinkronisasi program dapat berjalan efektif dan pada

tahun 2016 diharapkan agar Rapat Teknis dilaksanakan di Kupang,

NTT.

2. Bertumpu pada aspirasi peserta, maka hasil kegiatan rapat teknis

perlu ditindaklanjuti dalam upaya peningkatan kualitas perlindungan,

pengembangan dan pemanfaatan warisan budaya.

5
3. Perlu segera dilaksanakan pendataan Desa Adat/Kampung Adat dan

pencatatan warisan budaya tak benda dimasing-masing daerah

sebelum diusulkan dan ditetapkan menjadi warisan budaya Indonesia

maupun warisan budaya dunia.

4. Perlu keterpaduan program/kegiatan antar UPT dengan Pemerintah

Provinsi, Kabupaten/Kota baik yang meliputi kajian, inventarisasi

dan dokumentasi serta sosialisasi.

5. Dalam upaya memantapkan pelestarian terhadap karya-karya budaya

yang ada lembaga pendidikan/sekolah-sekolah hendaklah mau dan

mampu mempraktekkan sekaligus memanfaatkan karya-karya yang

ada, sehingga dengan demikian dari sejak dini akan tumbuh rasa

cinta serta rasa memiliki terhadap karya-karya budaya tersebut.

6. Untuk penguatan dan ketahanan budaya di daerah Bali, NTB, NTT

perlu program fasilitasi berupa penyelenggaraan Bantuan Sosial.

Denpasar, 21 Februari 2015

Panitia Perumus

Anda mungkin juga menyukai