Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PERENCANAAN DRAINASE KOTA PEMALANG JAWA TENGAH

(MATA KULIAH DRAINASI )

Kelompok :
1. Ceria Nur Utami Novania Putri ( 19310095 )
2. Helena Delfina Tilman Alves ( 19310007)
3. Maria Stefania Letek Weking ( 19310075 )
4. Sindi Riyanda ( 19310093 )
5. Yunus Saputra ( 19310069 )

1.1 Analisis Debit Limpasan Hujan


Analisis debit limpasan hujan berupa analisis hidrologi dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui potensi banjir/genangan di suatu wilayah. Analisis berguna untuk upaya
pengendalian dan penangulangan banjir (genangan). Salah satu pengendalian genangan
air hujan dengan membuat sistem drainase yang berfungsi untuk membuang genangan
keluar dari suatu wilayah ke badan air (sungai).Analisis debit limpasan memerlukan data
hujan yang terjadi pada suatu wilayah. Data hujan dari stasiun penakar curah hujan
merupakan hujan yang terjadi pada stasiun tersebut. Pada umumnya data hujan yang
diperoleh di stasiun hujan berupa data hujan titik (point rainfall). Untuk menentukan
banjir rencana diperlukan besar hujan merata di suatu wilayah/kawasan/daerah dan
mengingat hujan sangat bervariasi terhadap tempat, maka untuk wilayah yang luas
diperlukan penghitungan hujan wilayah. Perencanaan drainasi berada di 5 wilayah dengan
daerah tangkapan terinci pada Tabel 1.
Tabel 1. Data Wilayah Perencanaan Drainasi

PANJANG LUAS KOEFISIEN


SALURAN TANGKAPAN ALIRAN
NO RUAS JALAN (km) (m kuadrat) TATA GUNA LETAK LAHAN (aTotal)

JL. MOCHATAR
1 KELURAHAN 113 m 13.413 PEMUKIMAN 0,9
KEBONDALEM
JL. WIJAYA
KUSUMA MASJID
2 DARUSALAM 126m 18.943 PEMUKIMAN/PEKARANGAN 0,75
KELURAHAN
PELUTAN
JL. ALOR
3 BANJARDAWA 85m 9.288 PEMUKIMAN 0,9
TAMAN
KELURAHAN
BANJARDAWA

4 JL. MANDALA III 114 m 12.532 PEMUKIMAN/PEKARANGAN 0,75


KELURAHAN
MULYOHARJO
JL. BENGAWAN
5 SOLO PANTI 61m 6.432 PEMUKIMAN 0,9
ASUHAN DEWI
MASYITHOH
KEBONDALEM

Air hujan yang ‘run off’ di atas permukaan tanah, jalan, kebun dan lain-lain masuk ke
selokan (saluran drainasi) selanjutnya dibuang ke sungai. Dimensi saluran drainasi dapat
ditentukan berdasarkan debit hujan maksimum yang tertangkap di daerah tangkap.
QHujanttotal............................................................................1)
Dimana :
QHujan : debit hujan maksimum yang didrain,
A : luas areal tangkapan hujan,
It : intensitas hujan,
total : angka aliran total (%),
β : angka penyebaran hujan ≈ 100 % untuk A < 1 km2.
Hujan daerah/kawasan diperoleh dari harga rata-rata curah hujan beberapa stasiun
penakar hujan yang ada di dalam dan/atau di sekitar kawasan tersebut (Suripin, 2004).
Ada 3 metode yang dapat digunakan untuk menghitung hujan kawasan yaitu metode rata-
rata aljabar, metode poligon Thiessen, dan metode Isohyet. Pemilihan metode didasarkan
pada ketersediaan data dan lokasi stasiun pencatatan curah hujan. Di wilayah Pemalang
terdapat beberapa stasiun penakar hujan, pada penelitian diolah data hujan di stasiun
Prumpung dari tahun 2006– 2015. Dari hasil penelitian diperoleh jumlah hujan terbesar
(maksimum) di stasiun Warungpring sebesar 4872,0 mm dan rata-rata jumlah hujan
terbesar yaitu 3771,9 mm terjadi di bulan Februari. Jumlah hujan terendah (minimum)
sebesar 2869,0 mm dan rata-rata jumlah hujan terendah sebesar 12,0 mm terjadi di bulan
Oktober. Intensitas hujan adalah laju hujan atau kedalaman (tinggi) air hujan per satuan
waktu. Besar intensitas hujan dapat dituangkan dalam bentuk grafik lengkung hujan atau
kurva Intensity-Duration-Frequency (IDF). Lengkung hujan yang digunakan adalah
kurva IDF wilayah Pemalang seperti pada Gambar 1, digunakan untuk rencana drainasi
Pemalang. Untuk mengetahui besarnya intensitas hujan di wilayah Pemalang dari grafik
hujan, perlu direncankan besarnya lama/durasi hujan.

Kurva IDF Wilayah Kota Pemalang


300
248,9455212
Intensitas Sherman (mm/jam)

250

200
156,8258512
150 119,6805237

100 75,39400552
57,53639461
47,49524729
50 29,92013092
22,83333333
18,84850138
16,24314609

0
5 menit 10 15 30 45 60 120 180 240 300
menit menit menit menit menit menit menit menit menit
Waktu (Menit)

Gambar 1. Kurva IDF Wilayah Pemalang


Penetapan lama/durasi hujan (t) tidak mudah, namun dapat didekati atau dianggap
sama dengan waktu konsentrasi (Sujono, 1999). Waktu konsentrasi yaitu waktu yang
dibutuhkan oleh setetes air hujan yang jatuh di titik terjauh dalam DAS untuk mengalir
ke titik kontrol (Sri Harto, 2000). Persamaan Kirpich (1994) untuk menghitung waktu
konsentrasi (tc).

tc = 3,97 x L0,77 x S-0,385 ……………………………………………………………… 2)

Dengan :

tc : waktu konsentrasi (menit),

L : panjang saluran (km),

S : kemiringan saluran.

Sifat umum hujan adalah makin singkat hujan berlangsung intensitasnya cenderung
makin tinggi dan makin besar kala ulangnya makin tinggi pula intensitasnya. Berdasarkan
kurva IDF seperti Gambar 1,maka besaran intensitas hujan dihitung dengan persamaan 3.

It = 83,293 x tc-0,106 …………………………………………………………………... 3)

Dengan :

It : intensitas hujan dengan durasi t (mm/jam),

tc : waktu konsentrasi (menit).

Perhitungan debit hujan maksimum atau debit limpasan air hujan (QHujan) sesuai
persamaan 1. Dimana durasi hujan didekati dengan rumus Kirpich pada persamaan 2
dengan data panjang saluran pada Tabel 1 dan kemiringan 2 %, setelah dapat tc untuk
menghitung perkiraan intensitas hujan dengan kurva pada Gambar 1 atau persamaan 3.
Sedangkan koefisien aliran (αtotal) berupa 90 % untuk pemukiman dan 75 % untuk
pemukiman/pekarangan. Angka penyebaran diambil 100 % karena luas daerah tangkapan
(catchment area) kurang dari 1 km2.
Tabel 2. Analisis Debit Limpasan Hujan

Panjang Koefisien Waktu Intensitas


Saluran Kemiringa Luas Aliran Konsentrasi Hujan Debit
NO Wilayah (m) n Saluran Tangkapan (αTotal) (menit) (mm/jam) Limpasan
(m2) (m3/s)
JL. NOCHTAR
KELURAHAN 113 0,02 13,413 0,75 3,35 73,28 0,281
1 KEBONDALEM
JL. WIJAYA
KUSUMA
MASJID
126 0,02 18,943 0,9 3,64 72,63 0,394
DARUSALAM
KELURAHAN
2 PELUTANG
JL. ALOR
BANJARDAWA
TAMAN 85 0,02 9,288 0,75 2,88 74,45 0,198
KELURAHAN
3 BANJARDAWA
JL. MANDALA
III
114 0,02 12,532 0,75 2,54 75,45 0,263
KELURAHAN
4 MULYOHARJO
JL. BENGAWAN
SOLO PANTI
ASUHAN DEWI 61 0,02 6,432 0,9 2,62 75,22 0,140
MASYITHOH
5 KEBONDALEM
1.2. Perencanaan Saluran Drainasi

Dalam perencanaan saluran drainase ada 4 tahap yang harus dilalui, masing - masing
tahap tersebut yaitu; (1) Analisa Hidrologi, dalam analisa hidrologi ini urutan yang harus
dilaksanakan adalah melakukan persiapan, survey pengumpulan data primer dan
sekunder, Pemilihan dan penyusunan data yang digunakan, melakukan analisa debit
rencana, uji atas analisa yang telah dilakukan, Penentuan debit rencana. (2) Perhitungan
Hidrolika, analisa hidrolika dilakukan untuk menganalisa tipe, dimensi dan posisi
saluran sehubungan dengan pengaliran sejumlah volume air tertentu dalam waktu
tertentu. (3) Parameter Desain Yang Digunakan. (4) Perencanaan Saluran Samping
(Side Ditch), Sistim drainase pada umumnya dan penampang / bentuk saluran pada
khususnya dapat merupakan beberapa alternative / pilihan, basil akhir desain yang dipilih
akan Iangsung dituangkan dalam gambar rencana.

Aliran yang melalui suatu saluran harus direncanakan untuk tidak mengakibatkan erosi
maupun tidak mengakibatkan endapan sedimen. Untuk itu perancang cukup menghitung
ukuran (dimensi) saluran dengan analisis hidraulika sehingga dapat memutuskan ukuran
akhir berdasarkan efisiensi hidraulika dan mendapatkan ukuran penampang terbaik,
praktis, dan ekonomis. Perhitungan untuk aliran melalui saluran terbuka hanya dapat
dilakukan menggunakan rumus empiris, karena adanya banyak variabel yang berubah.
Rumus empiris yang dapat digunakan untuk menghitung besarnya kecepatan aliran antara
lain : rumus Chezy, Manning, dan Strickler. Dalam perencanaan saluran pada pekerjaan
ini menggunakan rumus Manning dengan koefisien Manning (n) untuk saluran beton
dipakai 0,016.
1
V = 𝑛 x R2/3 x S1/3 …………………………………………………………………... 4)

Dengan :

v : kecepatan aliran (m/s),

R : jari-jari hidraulik (m),

S : kemiringan saluran,

n : koefisien Manning.
Ketentuan perencanaan saluran adalah bahwa besar debit saluran (Qs) lebih besar dari
debit limpasan hujan. Bentuk dan ukuran saluran disesuikan dengan kondisi wilayah, ada
2 bentuk penampang saluran yang digunakan yaitu lingkaran dan persegi. Besaran debit
rancangan saluran (Q*Hujan) diperoleh dari debit limpasan hujan mengisi 50 % debit
saluran lingkaran dan 80 % debit saluran persegi.
Besaran tersebut sebagai fungsi keamanan saluran sehingga diperoleh tinggi
jagaan (w). Hasil perhitungan debit rancangan hujan untuk perencanan saluran
drainasi dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Debit Rancangan Hujan (Q*Hujan)


Debit Debit
Limpasan Rancangan
No Wilayah
Hujan (Q*Hujan)
3
(m /s) (m3/s)
JL. MOCHTAR KELURAHAN
1 0,281 0,35
KEBONDALEM
JL.WIJAYA KUSUMA
2 MASJID DARRUSALAM 0,394 0,49
KELURAHAN PELUTAN
JL. ALOR
BANJARDAWA
TAMAN
3 0,198 0,39
KELURAHAN
BANJARDAWA

JL. MANDALA III


KELURAHAN
4 0,263 0,32
MULYOHARJO

JL. BENGAWAN SOLO


PANTI ASUHAN DEWI
5 MASYITIHOH 0,140 0,2

KEBONDALEM
Perencanaan saluran drainasi dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Hitungan Dimensi Saluran Drainasi


Bentuk Kelili Deb
Kemirin Luas Kecepata
Penampang Lebar Tinggi ng Jari-jari it
gan Penamp n
No Wilayah (b) (h) Basa Hidraulis Salura
Salura ang (v)
h n (Qs)
n
(m) (m) (m2) (m) (m) (m/s) (m3/s)
JL. MOCHTAR
1 KELURAHAN Persegi 0.4 0,6 0.02 0,24 1,6 0,15 2,45 0,59
KEBONDALEM
JL. WIJAYA
KUSUMA
MASJID
2 Persegi 0.6 0.8 0.02 0,48 2,2 O,2 3,14 1,51
DARRUSALAM

KELURAHAN
PELUTAN
JL.
ALOR
BANJAR
3 DAWA Lingkaran 0.4 0.02 0,28 1,88 0,15 2,50 0,7
TAMAN

KELURAHAN
BANJARDAWA
JL. MANDALA III

KELURAHAN
4 Persegi 1 1 0.02 1.00 2,02 0,50 5,53 5,53
MULYOHARJO

JL. BENGAWAN
SOLO PANTI
ASUHAN DEWI
5 Lingkaran 0,3 0,02 0,20 1,57 0,12 1,49 0,29
MASYITHOH

KEBONDALEM

Bentuk, ukuran/dimensi dan material saluran drainasi yang direncanakan hasil analisis
perencanaan sistem drainasi permukaan di beberapa wilayah Pemalang secara rinci
dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Bentuk dan Ukuran Saluran Drainasi
Debit Debit
Bentuk dan
Ukuran Saluran Rancangan
No Wilayah Material (Qs) (Q*Hujan) Cheking
Saluran
Saluran
(m3/s) (m3/s)
JL. MOCHTAR
1 KELURAHAN Buis Beton 40 x 60 cm 2,45 0.49 Ok
KEBONDALEM
JL. WIYAYA
KUSUMA, MASJID
2 DARRUSALAM U-Ditch 60 x 80cm 3,14 0.49 Ok

KELURAHAN
PELUTAN
JL. ALOR
BANJARDAWA
Pipa beton Diameter
3 TAMAN 2,50 0.39 Ok
Precast 40 cm
KELURAHAN
BANJARDAWA
JL. MANDALA III

KELURAHAN 100 x 100


4 U-Ditch 5.53 0.32 Ok
MULYOHARJO cm

JL. BENGAWAN
SOLO PANTI
ASUHAN DEWI Diameter
5 Buis Beton 0,29 0,2 ok
MASYITHOH 30

KEBONDALEM
Bentuk beserta ukuran penampang dari kelima daerah di kota Pemalang

1. JL. MOCHTAR KELURAHAN KEBONDALEM


2. JL. WIJAYA KUSUMA MASJID DARRUSALAM KELURAHAN PELUTAN
3. JL. ALOR BANJARDAWA TAMAN KELURAHAN BANJARDAWA
4. JL. MANDALA III KELURAHAN MULYOHARJO
5. JL. BENGAWAN SOLO PANTI ASUHAN DEWI MASYITHOH KEBONDALEM

Anda mungkin juga menyukai