Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

ETIKA PROFESIONAL, NILAI DAN DUKUNGAN HAM

Disusun Oleh :
Ainil Husna Syafira Helen Sundari Ronza Sri Muraini
Islamia
Annisa Larasati Septi Helmita Sari
Silviana Tiara
Ayeni Hafiraningsih Lafdayani Siintia Purnama O
Dinda Silvia Nelawati Tessa Wulandari
Desni Fitri Halawa Resy Rahmalaita Utari Bemelia
Eza Meydia Reska Melfiska Yuli Purnama Sari
Hendrika Reni Marwinan Yohana Cristin
Herlinda Wati Rila Anggun Pratami Yohana Verawati

Dosen Pembimbing :

WELLY HANDAYANI, S.ST, M.Keb

UNIVERSITAS SUMATRA BARAT (UNISBAR)

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

S-1 KEBIDANAN

2021

KATA PENGANTAR

Segala puji hanya bagi Allah SWT atas petunjuk dan hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan Makalah Kelompok dengan judul “Etika

Profesional, Nilai dan Dukungan HAM”

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini dapat tersusun berkat

bimbingan dan bantuan dari Ibu Dosen dan Teman-teman Kelompok 1. Oleh

karena itu, penyusun mengueapkan terima kasih yang tak terhingga.

Karena itu penyusun membuka diri untuk segala saran dan kritik yang

membangun. Akhirnya, semoga Makalah ini dapat menambah wawasan mengenai

Etika Profesional, Nilai dan Dukungan HAM.

Sumatera Barat,23 november 2021

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................. i
KATA PENGANTAR........................................................................................... ii
DAFTAR ISI........................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................... 1
A. Latar Belakang........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah................................................................................... 2
C. Tujuan..................................................................................................... 2
D. Manfaat................................................................................................... 2

BAB II LANDASAN TEORI............................................................................... 3


A. Pengertian............................................................................................... 3
B. Periaku Etis Profesional.......................................................................... 4
C. Hak Dan Kewajiban Pasien.....................................................................5
D. Hak dan Kewajiban Bidan...................................................................... 7
E. Etika Pelayanan Kebidanan.................................................................... 8
F. Pelaksanaan Etika dalam Pelayanan Kebidanan..................................... 9

BAB III PENUTUP............................................................................................. 11


A. Kesimpulan........................................................................................... 11
B. Saran......................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Kemajuan ilmu pengeahuan dan teknologi dalam segala bidang


berpengaruh terhadap meningkatnya kritis masyarakat terhadap mutu
pelayanan kebidanan.

Sikap etis profesional bidan akan mewarnai dalam setiap langkahnya,


termasuk dalam mengambil keputusan dalam merespon situasi yang muneul
dalam asuhan.
Etik merupakan suatu pertimbangan yang sistematis tentang perilaku
benar atau salah, kebajikan atau kejahatan yang berhubungan dengan
perilaku. Etik berfokus pada prinsip dan konsep yang membimbing manusia
berfikir dan bertindak dalam kehidupanya dilandasi nilai-nilai yang
dianutnya.
Nilai (values) merupakan suatu proses dimana seseirang dapat
mengerti sistem nilai-nilai yang melekat pada dirinya sendiri. Ada 3 fase
dalam klarifikasi nilai-nilai yang perlu dipahami oleh bidan yaitu : pilihan,
penghargaan, dan tindakan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana etika profesional, nilai dan dukungan HAM ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui etika profesional, nilai dan dukungan HAM.

D. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
Untuk mengetahui etika profesional, nilai dan dukungan HAM.
2. Bagi Pembaca
Sebagai masukan atau bahan guna meningkatkan pengetahuan etika
profesional, nilai dan dukungan HAM.
3. Bagi Pengembangan Ilmu
Sebagai referensi, sumber bahan baeaan dan bahan pengajaran terutama
yang berkaitan dengan etika profesional, nilai dan dukungan HAM.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian

Etik merupakan suatu pertimbangan yang sistematis tentang perilaku


benar atau salah, kebajikan atau kejahatan yang berhubungan dengan
perilaku. Etik berfokus pada prinsip dan konsep yang membimbing manusia
berfikir dan bertindak dalam kehidupanya dilandasi nilai-nilai yang di
anutnya
Nilai (values) merupakan suatu proses dimana seseirang dapat
mengerti sistem nilai-nilai yang melekat pada dirinya sendiri. Ada tiga fase
dalam klarifikasi nilai-nilai yang perlu dipahami oleh bidan yaitu : pilihan,
penghargaan, dan tindakan.

1. Ciri-ciri profesional
Menurut T. Raka Joni,1980 adalah sebagai berikut :

a. Menguasai visi yang mendasari keterampilan


b. Mempunyai wawasan filosofi
e. Mempunyai pertimbangan rasional
d. Memiliki sifat yang positif serta mengembangkan mutu kerja
Menurut CV.Good
a. Memerlukan persiapan dan pendidikan khusus bagi pelaku.
b. Memliki keeakapan profesional sesuai persyaratan yang telah
dibakukan (organisasi profesi, pemerintah).
c. Mendapat pengakuan dari masyarakat dan pemerintah.
Menurut Seein EH
a. T erikat dengan pekerj aan seumur hidup.
b. Mempunyai motivasi yang kuat atau panggilan sebagai landasan
pemilihan kariernya dan mempunyai komitmen seumur hidup.
c. Memiliki kelompok ilmu pengetahuan dan keterampilan khusus
melalui pendidikan dan pelatihan.
d. Mengambil keputusan demi kliennya, berdasarkan aplikasi
prinsip- prinsip dan teori.
e. Berorientasi pada pelayanan menggunakan keahlian demi
kebutuhan klien.
f. Pelayanan yang diberikan kepada klien berdasarkan kebutuhan
objektif klien.
g. Lebih mengetahui apa yang baik untuk klien mempunyai otomi
dalam mempertahankan tindakan.
h. Membentuk perkmpulan profesi peraturan untuk profesi.
i. Mempunyai kekuatan status dalam bidang keahliannya,
pengetahuan mereka dianggap khusus.
j. Tidak diperbolehkan mengadakan advertensi klien.

B. Periaku Etis Profesional


Bidan harus memiliki komitmen yang tinggi untuk memberikan asuhan
kebidanan yang berkualitas bedasaijkan standar perilaku yang etis dalam praktis
yang etis dalam praktik asuhan kebidanan. Pengetahuan tentang perilaku etis
dimulai dari pendidikan bidan dan berlanjut pada forum atau kegiatan ilmiah baik
formal atau non formal dengan teman,sejawat, profesi lain maupun masyarakat.
Dalam membantu pemeeahan masalah ini bidan mengunakan 2 pendekatan dalam
asuhan kebidanan, yaitu : pendekatan berdasarkan prinsip, pendekatan
berdasarkan asuhan atau pelayanan.
1. Pendekatan berdasarkan prinsip
Menurut Beauehamp Childres, menyatakan ada 4 pendekatan prinsip dalam
etika kesehatan, meliputi tindakan sebaiknya mengarah sebagai penghargaan
terhadap kapasitas otonomi setiap orang, menghindarkan berbuat suatu
kesalahan, dengan murah hati memberikan sesuatu yang bermanfaat dengan
segala konsekuensinya, keadilaan menjelaskan tentang manfaat dan resiko
yang dihadapi.

2. Pendekatan berdasarkan asuhan


Bidan memandang eare atau asuhan sebagai dasar dan kewjiban moral.
Perspektif asuhan memberikan arah dengan eara bagaimana bidan dapat
berbagi waktu untuk duduk bersam dengan pasien atau sejawat,merupakan
suatu kebahagiaan bila didasari etika. Komitmen utima pada asuhan kebidanan
adalah bagaimana advokasi terhadap pasien dalam memberikan asuhan.
Advokasi adalah memberikan saran dalam upaya melindungi dan mendukung
hak-hak pasien. Sikap etis profesional berari bekerja sesuai standar
melaksanakan advokasi, menjamin keselamatan pasien menghormati terhadap
ha-hak pasien. Sehingga kualitas pelayanan kebidanan meningkat.

Ada beberapa unsur pelayanan profesional, yaitu :


a. Pelayanan yang berlandaskan sikap dan kemampuan profesional.
b. Ditujukan untuk kepentingan yang menerima.
c. Pelayanan yang diberikan serasi dengan pandangan dan keyakinan
profesi.
d. Memberikan perlindungan bagi anggota profesi.
Bidan harus menampilkan perilaku profesional, antara lain :
a. bertindak sesuai dengan keahliannya dan didukung oleh pengetahuan dan
pengalaman serta ketrampilan.
b. Bermoral tinggi.
c. Berlaku jujur
d. Tidak melakukan tindakan coba-coba
e. Tidak memberikan janji yang berlebihan
f. Tidak melakukan tindakan tindakan yang semata-mata didorong oleh
pertimbangan komersial.
g. Memegang teguh etika profesi.
h. Mengenali batas-batas kemampuan.
i. Menyadari ketentuan hukum yang membatasi geraknya.

C. Hak dan Kewajiban Pasien


1. Hak pasien
a. pasien berhak memperoleh informasi mengenai tata tertib dan
peraturan yang berlaku di RS.
b. Pasien berhak atas pelayanan yang manusiawi adil dan makmur.
c. Pasien berhak memperoleh pelayanan kebidanan sesuai dengan
profesi bidan tanpa diskriminasi.
d. Pasien berhak memperoleh asuhan kebidanan sesuai dengan profesi
bidan tanpa diskriminasi.
e. Pasien berhak memilih bidan yang akan menolongnya.
f. Pasien berhak mendapatkan informasi.
g. Pasien berhak mendapat pendampingan suami selama proses
persalinan berlangsung.
h. Pasien berhak memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan
keinginannya.
i. Pasien berhak dirawat oleh dokter yang seeara bebas menentukan
pendapat kritis dan mendapat etisnya tanpa eampur tangan dari
pihak luar.
j. Pasien berhak menerima konsultasi kepada dokter lain yang
terdaftar di RS tsb
k. Pasien berhak meminta atas “privaey” dan kerahasiaan penyakit
yang diderita termasuk data data medisnya.
l. Pasien berhak mendapat informasi
m. Pasian berhak menyetujui atas tindakan yang akan dilakukan oleh
dokter sehubungan dengan penyakit yang dideritanya.
n. Pasien berhak meolak tindakan yang hendak dilakukan terhadap
dirinya.
o. Pasien berhak didmpingi keluarganya dalam keadaan kritis.
p. Pasien berhak menjalankan ibadah sesuai agama.
q. Pasien berhak atas keamanan dan keselamatan dirinya selama
perawatan di RS.
r. Pasien berhak menerima arau menolak imbingan moril atau
spiritual.
s. Pasien berhak mendapatkan perlindungan hukum atas terjadinya
kasus mal praktek.
t. Hak untuk menentukan diri sendiri.
u. Pasien berhak melihat rekam medik.
2. Kewajiban pasien
a. Pasien dan keluarganya berkewajiban untuk mentaati segala peraturan
dan tata tertib RS.

b. Pasien berkewajiban untuk mematuhi segala instruksi dokter, bidan,


perawat yang merawatnya.

c. Pasien dan atau penanggungnya berkewajiban untuk melunasi semua


imbalan atas jasa pelayanan RS.

d. Pasien dan atau penanggungnya berkewajiban memenuhi hal-hal


yang selalu disepakati.

D. Hak dan Kewajiban Bidan


1. Hak bidan
a. Bidan berhak mendapat perlindungan hukum dalam melaksanakan
tugas sesuai dengan profesinya.
b. Bidan berhak untuk bekerja sesuai dengan sesuai dengan standar
profesi pada setiap tingkat.
c. Bidan berhak menolak keinginan pasien/klien dan keluarga yang
bertentangan dengan paraturan perundangan.
d. Bidan berhak atas privasi apabila nama baik dieemarkan baik oleh
pasien.
e. Bidan berhak atas kesempatan untuk meningkatkan diri baik melalui
pendidikan maupun pelatihan.
f. Bidan berhak atas kesempatan untuk untuk meningkatkan jenjang
karir.
g. Bidan berhak mendapat kompensasi dan kesejahteraan yang sesuai.
2. Kewajiban bidan
a. Bidan wajib mematuhi kewajiban RS.
b. Bidan wajib memberikan pelayanan asuhan kebidanan sesuai dengan
standar profesi dengan menghorati hak pasien.
c. Bidan wajib merujuk pasien dengan penyulit kepada dokter yang
mempunyai kemampuan sesuai dengan kebutuhan pasien.
d. Bidan wajib memberi kesempatan kepada pasien untuk didampingi
oleh suami/keluarga.
e. Bidan wajib memberi kesempatan kepada pasien untuk menjalankan
ibadah sesuai dengan keyakinannya.
f. Bidan wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang
seorang pasien.
g. Bidan wajib memberikan informasi yang akurat tentang tindakan
yang akan dilakukan serta resiko yang mungkin dapat timbul.
h. Bidan wajib meminta persetujuan tertulis.
i. Bidan wajib mendokmentasikan asuhan kebidanan yang diberikan.
j. Bidan wajib mengikuti pekembangan ilmu pengetahuan dan
tehnologi serta menambah ilmu pengetahuanya melalui pendidikan
formal atau non formal.
k. Bidan wajib bekerja sama dengan profesi lain dalam memberikan
asuhan kebidanan.
E. Etika Pelayanan Kebidanan
Pelayanan kebidanan tergantung bagaimana struktur sosial budaya
masyarakat dan teramasuk kondisi sosial ekonomi, sosial demografi.keadilan
dalam pelayanan dimulai dari: pemenuhan kebutuhan klien sesuai,sumber daya
pelayanan kebidanan untuk meningkatkan pelayanan kebidanan dan
keterjangkauan tempat pelayanan. Pelayanan kebidanan meliputi aspek
biopsikososial spiritual dan kultural. Pasien memerlukan bidan yang mempunyai
karakter semangat melayani, simpati,empati,ikhlas,memberi kepuasan. Kegunaan
dokumentasi adalah sebagai berikut :
1. Sebagai data atau fakta yang dapat dipakai untuk mendukung ilmu
pengetahuan.
2. Merupakan alat untuk mengambil keputusan, pereneanaan,
pengontrolan terhadap suatu masalah.
3. sebagai sarana penyimpanan berkas agar tetap aman dan terpelihara
dengan baik.
Dimensi kepuasan pasien meliputi 2 hal :
1. Kepuasan mengaeu penerapan kode etik dan standar pelayanan profesi.
2. Kepuasan yang mengaeu pada penerapan semua persyaratanpelayanan
kebidanan.
F. Pelaksanaan Ftika dalam Pelayanan Kebidanan
Area kewenangan bidan tertuang dalam Kepmenkes
900/Menkes/SK/VII/2002 tentang registrasi dan praktik bidan.
1. Etika dalam pelayanan kontrasepsi
Pemilihan alat kontrsepsi merupakan hak klien dan suami untuk mereneanakan
pengaturan kelahiran mereka.
Tujuan konseling kontrasepsi adalah :
a. Agar ealon akseptor mampu memahami manfaat KB bagi dirinya
dan keluarga.
b. Calon akseptor mempunyai pengetahuan yang baik tentang alasan
menggunakan KB dan segala hal yang berkaitan dengan
kontrasepsi.
Bidan sebagai konselor harus memiliki kepribadian sebagai berikut :
a. Minat untuk menolong orang lain
b. Mampu untuk empati
c. Menjadi pendengar yang aktif dan baik
d. Mempunyai pengamatan yang tajam
e. Terbuka terhadap pendapat orang lain

f. Mampu mengenali hambatan psikologis sosial dan budaya

Langkah-langkah pelaksanaan konseling meliputi :

a. Menciptakan suasana dan hubungan saling percaya


b. Menggali permasalahan yang dihadapi calon akseptor
c. Memberikan penjelasan disertai penunjukan alat-alat kontrasepsi
Setelah klien memutuskan memilih salah satu alat kontrasepsi,bidan
menyiapkan informed consent secara tertulis.
d.
2. Etika dalam penelitian kebidanan
Menurut kode etik bidan internasional adalah bahwa bidna seharusnya
meningkatkan pengetahuannya melalui berbagai proses seperti dari pengalaman
pelayanan kebidanan dan dari riset kebidanan. Bidan wajib mendukung penelitian
yang bertujuan memajukan ilmu pengetahuan kebidanan. Bidan harus siap
untukmengadakan penelitian dan siap untuk memberikan pelayanan berdasarkan
hasil penelitian. Pada dasarnya penelitian bertujuan untuk :
a. Memajukan ilmu pengetahuan dalam kaitan untuk meningkatkan pelayanan.
b. Kemajuan dalam bidang penelitian itu sendiri.
Menurut Helsinski prinsip dasar penelitian yang mengambil objek manusia harus
memenuhi ketentuan :
a. Bermanfaat bagi umat manusia.
b. Harus sesuai dengan prinsip ilmiah dan harus didasarkan
pengetahuan yang eukup dari dukungan kepustakaan ilmiah.
c. Tidak membahayakan objek.
d. Tidak merugikan atau menjadikan beban baik waktu.
e. Harus selalu dibandingkan rasio untung, rugi resiko.

1. Pengertian Nilai
Nilai adalah sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas, dan
bergunabagi manusia. Sesuatu itu bernilai berarti sesuatu itu berharga atau
bergunabagi kehidupan manusia.Nilai sosial adalah segala sesuatu yang dianggap
baik dan benar, yang diidam-idamkan masyarakat. Agar nilai-nilai sosial itu
dapat tercipta dalam masyarakat, maka perlu diciptakan norma sosial dengan
sanksi-sanksi sosial. Nilai sosial merupakan penghargaan yang diberikan
masyarakat kepada segala sesuatu yang baik, penting, luhur, pantas, dan
mempunyai daya guna fungsional bagi perkembangan dan kebaikan hidup
bersama.
a. Peran nilai social
1. Alat untuk menentukan harga sosial, kelas sosial seseorang.
2. Mengarahkan masyarakat untuk berfikir dan bertingkah laku sesuai
dengan nila yang ada
3. Memotivasi manusia untuk berperilaku sesuai dengan yang diharapkan.
4. Alat solidaritas atau mendorong masyarakat untuk bekerjasama.
5. Pengawas, pembatas, pendorong dan penekan individu untuk selalu
berbuat baik.
b. Klasifikasi nilai sosial
Menurut Notonegoro nilai sosial diklasifikasikan menjadi:
1. Nilai material, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi jasmani manusia
atau benda-benda nyata yang dapat dimanfatkan sebagai kebutuhan fisik
manusia. Contoh makanan, minuman dan pakaian.
2. Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia agar dapat
melakukan aktivitas atau kegiatan hidupnya. Contoh kendaraan,
komputer, dan alat-alat lain yang membantu aktivitas manusia.
3. Nilai rohani, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi kebutuhan rohani
(spiritual). Nilai rohanil dibedakan menjadi:
a. nilai kebenaran dan nilai empiris bersumber dari proses berfikir
b. nilai keindahan bersumber dari unsur rasa (perasaan dan estetika)
c. nilai moral nilai yang berkenaan dengan kebaikan dan keburukan,
bersumber dari kehendak atau kemauan (karsa dan etika)
d. nilai religius berisi keyakinan/kepercayaan manusia terhadap Tuhan.

2. Pengertian Etika
Etika berasal dari bahasa yunani yaitu ethos yang berarti karakter,
watak kesusilaan atau adat kebiasaan di mana etika berhubungan erat dengan
konsep individu atau kelompok sebagai alat penilai kebenaran atau evaluasi
terhadap sesuatu yang telah dilakukan.
Etiket adalah suatu sikap seperti sopan santun atau aturan lainnya yang mengatur
hubungan antara kelompok manusia yang beradab dalam pergaulan. Teori-teori
Etika yang akan dibahas dapat menentukan sikap setiap pelaku komunikasi dalam
mengambil tindakannya. Diharapkan dengan memahami beberapa teori etika ini
setiap pelaku komunikasi bisa mengambil sikapnya sendiri berdasarkan teori-
teori etika, dan sebaliknya kita pun bisa memahami mengapa seseorang
bertindak.
a. Etika Umum
Berbicara mengenai kondisi-kondisi dasar bagaimana manusia bertindak
secara etis, bagaimana manusia mengambil keputusan etis, teori-teori etika
danprinsip-prinsip moral dasar yang menjadi pegangan bagi manusia dalam
bertindak serta tolak ukur dalam menilai baik atau buruknya suatu tindakan. Etika
umum dapat dianalogikan dengan ilmu pengetahuan, yang membahas mengenai
pengertian umum dan teori-teori.
b. Etika Khusus
Merupakan penerapan prinsip-prinsip moral dasar dalam bidang
kehidupan yang khusus. Penerapan ini bisa berwujud : Bagaimana saya
mengambil keputusan dan bertindak dalam bidang kehidupan dan kegiatan khusus
yang saya lakukan, yang didasari oleh cara, teori dan prinsip-prinsip moral dasar.
Namun, penerapan itu dapat juga berwujud : Bagaimana saya menilai perilaku
saya dan orang lain dalam bidang kegiatan dan kehidupan khusus yang
dilatarbelakangi oleh kondisi yang memungkinkan manusia bertindak etis : cara
bagaimana manusia mengambil suatu keputusan atau tidanakn, dan teori serta
prinsip moral dasar yang ada dibaliknya.

3. Nilai Universal Sosial


Pekerjaan sosial tumbuh dari cita-cita kemanusiaan dan demokratis, dan
nilai-nilainya didasarkan pada penghormatan terhadap kesetaraan, senilai, dan
martabat semua orang. Sejak awal lebih dari satu abad yang lalu, praktik
pekerjaan sosial telah difokuskan pada pemenuhan kebutuhan manusia dan
mengembangkan potensi manusia. Hak Asasi Manusia dan keadilan sosial
berfungsi sebagai motivasi dan justifikasi untuk tindakan kerja sosial. Dalam
solidaritas dengan mereka yang dis-diuntungkan, profesi berusaha untuk
mengentaskan kemiskinan dan untuk membebaskan orang-orang yang rentan dan
tertindas dalam rangka untuk mempromosikan inklusi sosial. Nilai kerja sosial
diwujudkan dalam kode profesi nasional dan internasional etika.
Pekerja sosial banyak meluangkan waktu untuk menyebarkan pengetahuan
dan menciptakan suatu hubungan dimana agar program yang menjadi tanggung
jawab dapat dijangkau dan dimanfaatkan oleh setiap warga masyarakat yang
menjadi sasaran program pekerja sosial tersebut. Melalui kegiatan tersebut maka
perorangan, keluarga dan masyarakat dapat memanfaatkan sumber yang terdapat
di masyarakat untuk memenuhi kebutuhan mereka. Pengertian pekerja sosial itu
sendiri adalah suatu bidang keahlian yang mempunyai tanggung jawab untuk
memperbaiki dan atau mengembangkan interaksi diantara orang dengan
lingkungan sosial, sehingga orang yang bersangkutan memiliki kemampuan
untuk menyelesaikan tugas-tugas keidupannya, mengatasi kesulitan-kesulitan,
serta mewujudkan aspirasi-aspirasi dan nilai-nilai mereka.
Sebagai suatu profesi tentunya pekerja sosial harus memenuhi syarat-
syarat atau kriteria atau memiliki ciri seperti kode etik profesi yang berfungsi
untuk mengatur atau menjadi pedoman dalam melakukan praktek pekerjaan
sosial. Kode etik ini dirumuskan oleh para profesi pekerjaan sosial untuk
membuat sebuah aturan bagi para pekerja sosial. Profesi ini makin dikenal karena
adanya partisipasi masyarakat yang juga bisa memberikan penilaian yang baik
berupa penghargaan maupun hukuman. Setiap pekerja sosial profesional harus
mengetahui tentang praktek pekerjaan sosial secara umum, walaupun pada
kenyataan sehari-hari bentuk operasionalnya yang konkrit berbeda dan bersifat
spesifik karena disesuaikan dengan jenis masalah, keadaan kelayan, situasi yang
berbeda dengan tingkatan-tingkatan sistem target-target yang telah ditentukan.

a. Kode Etik Pekerja Sosial


Kode Etik Pekerja Sosial adalah suatu pedoman perilaku bagi anggota
Ikatan Pekerja Sosial Profesional Indonesia (IPSPI). Kode Etik Pekerja Sosial
merupakan landasan untuk memutuskan persoalan-persoalan etika ketika perilaku
pekerja sosial dalam menyelenggarakan hubungan profesional dengan klien, rekan
sejawat, lembaga tempat ia dipekerjakan, dan dengan masyarakat dinilai
menyimpang dari standar perilaku etik. Sebagai suatu profesi tentunya pekerja
sosial harus memenuhi syarat-syarat atau kriteria atau memiliki ciri seperti kode
etik profesi yang berfungsi untuk mengatur atau menjadi pedoman dalam
melakukan praktek pekerjaa sosial. Kode etik ini dirumuskan oleh para profesi
pekerjaan sosial untuk membuat sebuah aturan bagi para pekerja sosial. Profesi ini
makin dikenal karena adanya partisipasi masyarakat yang juga bisa memberikan
penilaian yang baik berupa penghargaan maupun hukuman. Kode Etik ini pada
akhirnya akan membatasi segala perilaku pekerja sosial dalam prakteknya di
kehidupan sehari-hari. Apabila seorang pekerja sosial tidak mematuhi kode
etiknya maka akan ada sangsi yang akan ia terima sesuai dengan yang telah
disepakati.
Kode etik ini tidak hanya menguntungkan pekerja sosial saja akan tetapi
dalam kode etik ini menjaga agar hubungan antara pekerja sosial dan kelayan
mampu terjalin dengan baik dan tujuan dari kode etik tersebut juga agar privasi
antara pekerja sosial dan kelayan terjamin dengan baik. Sehingga sikap
profesional mampu terjalin didalamnya.

4. Hubungan Nilai, Etika, Dan Ham


Perhatian dan tidak dapat dipisahkan dari memuliakan dan menghargai
semu orang dan sesuai dengan HAM, meliputi perhatian pada determinasi diri,
memelihara partisipasi, melayani dan mengidentifikasi orang, dan
mengembangkan kekuatan. Hubungan nilai etika dengan HAM yaitu bahwa nilai
merupakan suatu penghargaan terhadap sesuatu yang dianggap baik, sementara
etika merupakan sebuah aturan yang dijalankan melalui kode etik untuk
menentukan nilai yang baik. Dan hubungnnya dengan HAM bahwa ketika etika
dan nilai sudah berlangsung secara baik, maka akan dapat mewujudkan sebuah
perlakuan terhadap HAM dengan baik.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Etik merupakan suatu pertimbangan yang sistematis tentang perilaku


benar atau salah, kebajikan atau kejahatan yang berhubungan dengan
perilaku. Etik berfokus pada prinsip dan konsep yang membimbing manusia
berfikir dan bertindak dalam kehidupanya dilandasi nilai-nilai yang
dianutnya.
Nilai (values) merupakan suatu proses dimana seseirang dapat
mengerti sistem nilai-nilai yang melekat pada dirinya sendiri. Ada tiga fase
dalam klarifikasi nilai-nilai yang perlu dipahami oleh bidan yaitu : pilihan,
penghargaan, dan tindakan.

B. Saran
Bagi para mahasiswa diharapkan mampu untuk menjelaskan etika
profesional, nilai dan dukungan HAM, begitu pula para pembaea dapat
memahami etika profesional, nilai dan dukungan HAM. Demikian makalah
ini kami buat, sebagaimana pepatah mengatakan “tiada gading yang tak
retak”. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari para
pembaea demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Wahyuningsih, P. (2010). Etika Profesi Kebidanan. Yogyakarta: Fitramaya

Walidrahmanto. (2011). Etika Moraln dan Nilai dalam Praktik Kebidanan.

Makalah, http://walidrahmanto.blogspot.com. Diakses pada tanggal 05/04/2020.

Anda mungkin juga menyukai