Anda di halaman 1dari 12

Pemilihan topik yang akan dilakukan audit

Unit: UGD

Pemberi layanan: Perawat

Permasalahan:

Perawat sebagai tenaga kesehatan memegang peranan penting dalam kasus kejadian
terjadinya infeksi nosokomial. Oleh karena itu penting bagi perawat untuk melakukan setiap
tindakan medis sesuai dengan standar yang berlaku. Standar yang berlaku dalam pemberian
obat melalui intravena infus dimuat dalam Standar Prosedur Operasional (SPO) yang berlaku
pada tiap-tiap instasi kesehatan untuk menjadi pedoman bagi perawat. Namun, masih banyak
perawat yang tidak melakukan prosedur pemberian obat melalui intravena infus sesuai
dengan SPO yang ada. Sehingga kali ini akan dilakukin audit medis mengenai “Kepatuhan
perawat dalam melaksanakan Standar Prosedur Operasional Pemberian Obat Melalui
Intravena Infus”.

Penetapan standar dan kriteria

Kriteria Standar
1. Petugas menyiapkan alat dan obat. 100%
2. Petugas mengucapkan salam. 100%
3. Petugas memeriksa dan 100%
mengonfirmasi identitas pasien
(nama, tanggal lahir).
4. Petugas menjelaskan pada pasien 100%
dan keluarga tentang tindakan yang
akan dilakukan; lokasi penyuntikan
dan efek samping yang akan
dirasakan
5. Petugas mencuci tangan dengan 100%
cairan desinfektan.
6. Petugas melakukan desinfeksi pada 100%
Y way connector / injection site dan
membuka klem selang agar cairan
infus menetes dengan cepat.
7. Petugas melakukan penyuntikan 100%
dengan menggunakan jarum spuit
hingga menembus bagian tengah dan
masukkan obat perlahan-lahan.
8. Petugas menarik spuit dan menutup 100%
jarum dengan cara one hand
kemudian mengatur lagi tetesan
infus sesuai kebutuhan pasien.
9. Petugas mencuci tangan 6 langkah 100%
dengan cairan desinfektan.
10. Petugas melakukan dokumentasi. 100%
Sesuai kesepakataan yang ditetapkan kepala rumah sakit, standar yang ditetapkan untuk
seluruh kriteria adalah 100%, untuk memastikan seluruh prosedur ditaati oleh perawat
sehingga tidak terjadi infeksi nosocomial ataupun kesalahan dalam melakukan injeksi
intravena melalui selang infus.

Penetapan jumlah kasus/sampel yang akan diaudit

Sampel penelitian adalah 10% perawat di UGD salah satu rumah sakit. Jumlah
responden sebanyak 10 orang dengan menggunakan tehnik total sampling. Sebelum
melakukan observasi, dilakukan informed consent kepada seluruh responden. Alat
pengumpulan data yang digunakan adalah lembar checklist yang diadaptasi dari SPO rumah
sakit tempat penelitian dilakukan. Lembar checklist terdiri dari 10 langkah prosedur
pemberian obat melalui intravena infus.

Observasi dilakukan sebanyak 10 kali per responden. Saat dilakukan observasi,


peneliti akan memperhatikan responden dalam melakukan pemberian obat melalui intravena
infus dan mencocokkan dengan lembar checklist yang dipegang sebagai instrumen, lalu
memberikan tanda check pada kolom Ya, jika dilakukan dan akan memberikan tanda check
pada kolom Tidak, jika tidak dilakukan atau terlewatkan saat tindakan dilakukan oleh
responden.
Membandingkan standar/kriteria dengan pelaksanaan pelayanan

SOP Pemberian Frekuensi


Obat Melalui Capaian Standar
Intravena Infus
Kriteria 1 100% 100%
Kriteria 2 100% 100%
Kriteria 3 85% 100%
Kriteria 4 100% 100%
Kriteria 5 77% 100%
Kriteria 6 100% 100%
Kriteria 7 56% 100%
Kriteria 8 100% 100%
Kriteria 9 85% 100%
Kriteria 10 69% 100%

Setelah dilakukan observasi yaitu dengan cara memperhatikan responden (perawat) dalam
melakukan pemberian obat melalui intravena infus dan mencocokkan dengan lembar
checklist yang dipegang sebagai instrumen, lalu memberikan tanda check pada kolom Ya,
jika dilakukan dan akan memberikan tanda check pada kolom Tidak, jika tidak dilakukan
atau terlewatkan saat tindakan dilakukan oleh responden, didapatkan terdapat 5 kriteria yang
sudah memenuhi standar sedangkan 5 kriteria lainnya tidak memenuhi standart yang telah
ditetapkan.

Melakukan Analisa Kasus yang Tidak Sesuai dengan Standar

SOP Pemberian
Obat Melalui Capaian Keterangan Penyebab tidak memenuhi standart
Intravena Infus
Kriteria 1 100% Memenuhi -
Standart
Kriteria 2 100% Memenuhi -
Standart
Kriteria 3 85% Tidak a. Pasien dalam ruang gawat darurat
Memenuhi seringkali adalah pasien dengan
Standart penurunan kesadaran, pasien dengan
kondisi akut yang tidak mampu
untuk memberikan respon balik,
maupun tidak sadar akan masalah
las an n mereka.
b. Kebutuhan pasien dan keadaan
pasien juga menjadi las an
mengapa kegagalan ini sering
terjadi. Selama observasi, kegagalan
pengidentifikasian ditemukan paling
sering pada pasien yang dalam
keadaan akut yang menjadi salah
satu las an perawat dituntut untuk
bekerja cepat dan tepat untuk
menangani pasien karena dengan
waktu yang terbatas dan nyawa
pasien dipertaruhkan, sehingga
sangat mungkin jika kegagalan
identifikasi terjadi pada area gawat
darurat.
c. pasien cenderung tidak nyaman jika
ditanyai terus menerus oleh perawat
atau tim medis pertanyaan langsung.
Kriteria 4 100% Memenuhi -
Standart
Kriteria 5 77% Tidak Kegagalan pada kriteria ini disebabkan
Memenuhi oleh beberapa faktor sebagai berikut :
Standart agen pencuci tangan menyebabkan
tangan iritasi dan kering, sabun sering
kali habis dan juga kurangnya paper-
towels, perawat sangat sibuk atau
kurangnya waktu untuk mencuci
tangan, kebutuhan pasien menjadi
prioritas dibandingkan perilaku
mencuci tangan, merasa tidak mencuci
tangan memiliki risiko rendah untuk
tertular infeksi dari pasien. Selain itu
juga keyakinan bahwa menggunakan
sarung tangan menghilangkan
kebutuhan mencuci tangan,
kurangnya pengetahuan tentang
pedoman mencuci tangan atau protokol
yang berlaku, kelupaan, kurangnya
panutan dari teman sejawat, sikap
skeptisisme atau acuh tak acuh pada
nilai kebersihan tangan,
kurangnya informasi ilmiah, dan
kurangnya partisipasi aktif dalam
promosi kebersihan tangan di tingkat
individu atau institusi.
Kriteria 6 100% Tidak -
Memenuhi
Standart
Kriteria 7 56% Tidak 1. Rata-rata perawat memiliki beban
Memenuhi kerja yang banyak dalam melakukan
Standart tindakan penyuntikan 11 kali dalam
sehari, bahkan bisa lebih, tergantung
dari banyaknya pasien yang
ditangani. Oleh karena itu, sebagian
besar perawat melakukan tindakan
yaitu memasukkan jarum spuit pada
pasien secara kasar sehingga
terkadang terjadi kejadian salah
suntik ataupun bengkak sehabis
suntik.
2. Lokasi insersi kateter pasien yang
sulit ditemukan sehingga dapat
menyebabkan salah suntik.
Kriteria 8 100% Memenuhi -
Standart
Kriteria 9 85% Tidak Setelah dilakukan observasi diketahui
Memenuhi bahwa terdapat faktor-faktor yang
Standart mempengaruhi kepatuhan 6 momen
hand hygiene yang dialami perawat
yaitu kesibukan, ketakutan terkena
dermatitis iritan, lupa karena
kesibukan, kurangnya motivasi,
kurangnya komitmen rumah sakit, dan
kurangnya pengetahuan perawat.
Kriteria 10 69% Tidak Masi kurangnya sumber daya manusia
Memenuhi (petugas) untuk melakukan
Standart dokumentasi dengan jumlah pasien
yang banyak, tingginya beban kerja
yang dipegang petugas membuat setiap
petugas sibuk, dan minimnya
pengetahuan petugas tentang
pendokumentasian menyebabkan
kurang tercapainya standart yang sudah
ditentukan karena petugas masih harus
memikirkan dan menganalisis apa yang
seharusnya dicatat dan
didokumentasikan, sehingga masi
dijumpai petugas yang lupa untuk
melakukan dokumentasi dan
menganggap sepele hal tersebut.

Tindakan korektif

Rekomendasi didapatkan dari diskusi antar pihak pemberi layanan, sehingga dihasilkan
rekomendasi sebagai berikut :

Kriteria Rekomendasi
1. Petugas menyiapkan alat dan obat. Capaian untuk kriteria pertama ini sudah
mencapai 100%, sehingga tidak perlu upaya
rekomendasi untuk memperbaiki kriteria
tersebut.
2. Petugas mengucapkan salam. Capaian untuk kriteria kedua ini sudah
mencapai 100%, sehingga tidak perlu upaya
rekomendasi untuk memperbaiki kriteria
tersebut.
3. Petugas memeriksa dan 1. Kepala perawat mengajukan pelatihan
mengkonfirmasi identitas pasien terkait tata cara bagaimana cara
(nama, tanggal lahir). mengkonfirmasi identitas pasien dalam
keadaan kesadaran menurun, akut,
maupun tidak sadarkan diri.
2. Kepala perawat melakukan monitoring
terhadap perawat setiap 1 minggu 4x
untuk melihat seberapa banyak
kegagalan identifikasi yang terjadi pada
area gawat darurat, setelah itu dilakukan
evaluasi untuk memperbaiki fkctor-
faktor penyebab yang didapatkan selama
monitoring.
4. Petugas menjelaskan pada pasien Capaian untuk kriteria keempat ini sudah
dan keluarga tentang tindakan yang mencapai 100%, sehingga tidak perlu upaya
akan dilakukan; lokasi penyuntikan rekomendasi untuk memperbaiki kriteria
dan efek samping yang akan tersebut.
dirasakan
5. Petugas mencuci tangan dengan 1. Kepala perawat mengajukan kepada
cairan desinfektan. pihak manajemen untuk menggunakan
agen pencuci tangan yang tidak
mengandung alcohol tinggi sehingga
dapat meminimalisir terjadinya iritasi
ataupun kering pada tangan.
2. Kepala perawat mengajukan kepada
pihak manajemen untuk menambah
sarana prasarana hand hygiene untuk
handsrub dimana sebaiknya disediakan
lebih banyak lagi di tempat-tempat yang
strategis.
3. Hendaknya terus dilakukan pelatihan
mengenai hand hygiene secara
berkesinambungan oleh pihak
manajemen khususnya kepada perawat.
4. Kepala perawat melakukan evaluasi
terhadap perawat untuk saling
mengingatkan terkait pentingnya
mencuci tangan.
6. Petugas melakukan desinfeksi pada Capaian untuk kriteria keenam ini sudah
Y way connector / injection site dan mencapai 100%, sehingga tidak perlu upaya
membuka klem selang agar cairan rekomendasi untuk memperbaiki kriteria
infus menetes dengan cepat. tersebut.
7. Petugas melakukan penyuntikan 1. Kepala perawat memberikan pelatihan
dengan menggunakan jarum spuit pada tenaga kesehatan khususnya
hingga menembus bagian tengah dan perawat terkait pengetahuan mengenai
masukkan obat perlahan-lahan. tindakan pemberian obat menggunakan
suntikan melalui intravena infus.
2. Kepala perawat mengajukan
penambahan tenaga kesehatan
khususnya perawat yang kompeten dan
berpengalaman untuk meinimalisir
terjadinya kesalahan dalam pemberian
obat melalui intravena infus
menggunakan suntikan.
8. Petugas menarik spuit dan menutup Capaian untuk kriteria kedelapan ini sudah
jarum dengan cara one hand mencapai 100%, sehingga tidak perlu upaya
kemudian mengatur lagi tetesan rekomendasi untuk memperbaiki kriteria
infus sesuai kebutuhan pasien. tersebut.
9. Petugas mencuci tangan 6 langkah 1. Kepala perawat mengajukan kepada
dengan cairan desinfektan. pihak manajemen untuk menggunakan
agen pencuci tangan yang tidak
mengandung alcohol tinggi sehingga
dapat meminimalisir terjadinya iritasi
ataupun kering pada tangan.
2. Hendaknya terus dilakukan pelatihan
mengenai tata cara mencuci tangan 6
langkah secara berkesinambungan oleh
pihak manajemen khususnya kepada
perawat.
3. Kepala perawat memberlakukan adanya
reward and punishment untuk
memotivasi perawat agar selalu
melakukan cuci tangan 6 langkah
dengan baik dan benar.
10. Petugas melakukan dokumentasi. 1. Kepala merawat melakukan perhitungan
beban kerja perawat untuk memastikan
apakah jumlah perawat yang tersedia
sudah memenuhi atau tidak sehingga
tidak terjadi kelebihan beban kerja,
apabila tidak, kepala perawat dapat
mengajukan kekurangan jumlah perawat
tersebut kepada pihak manajemen rumah
sakit.

Rencana Re-audit

Upaya perbaikan untuk topik audit kepatuhan perawat dalam melaksanakan Standar Prosedur
Operasional pemberian obat melalui intravena infus dapat dilakukan selama 3 bulan untuk
dilihat apakah terjadi perbaikan secara periodik/berkala atau tidak.

Setelah 3 bulan didapatkan capaian sebagai berikut :

SOP Pemberian Frekuensi


Obat Melalui Capaian Standar
Intravena Infus
Kriteria 1 100% 100%
Kriteria 2 100% 100%
Kriteria 3 100% 100%
Kriteria 4 100% 100%
Kriteria 5 100% 100%
Kriteria 6 100% 100%
Kriteria 7 95% 100%
Kriteria 8 100% 100%
Kriteria 9 100% 100%
Kriteria 10 99% 100%
Didapatkan bahwa selama rentang waktu 3 bulan banyak terjadi perbaikan kepatuhan perawat
dalam melaksanakan SOP yang ada, dimana kriteria 3, 5, dan 9 sudah mencapai standart yang
ditentukan yaitu 100%. Sedangkan untuk kriteria 7 dan 10 sudah mengalami kenaikan
capaian walaupun belum memenuhi standart (100%). Oleh karena itu, tim auditor harus
melakukan reaudit untuk memperbaiki kriteria 7 dan 10 supaya dapat memenuhi standart
yang ada. Dimana pada kriteria yang belum memenuhi standart perlu diberikan rekomendasi
baru untuk memperkuat rekomendasi lama yang sudah memberikan dampak yang baik
selama digunakan.

Tindakan korektif pada kriteria 7 dan 9

Rekomendasi didapatkan dari diskusi antar pihak pemberi layanan, sehingga dihasilkan
rekomendasi sebagai berikut :

Kriteria Rekomendasi tambahan


7 Petugas melakukan penyuntikan Kepala perawat memberikan pelanggaran kepada
dengan menggunakan jarum spuit perawat yang terindikasi sering melakukan
hingga menembus bagian tengah kesalahan salah suntik kepada pasien sehingga
dan masukkan obat perlahan- dapat memberikan efek jera.
lahan.
1 Petugas melakukan dokumentasi. Kepala perawat mengajukan pelatihan untuk
0 pengembangan pengetahuan perawat terkait
analisis apa yang seharusnya dicatat dan
didokumentasikan setelah melakukan tindakan
injeksi intravena melalui selang infus,
Setelah diberikan rekomendasi baru, didapatkan capaian sebagai berikut:

SOP Pemberian Frekuensi


Obat Melalui Capaian Standar
Intravena Infus
Kriteria 1 100% 100%
Kriteria 2 100% 100%
Kriteria 3 100% 100%
Kriteria 4 100% 100%
Kriteria 5 100% 100%
Kriteria 6 100% 100%
Kriteria 7 100% 100%
Kriteria 8 100% 100%
Kriteria 9 100% 100%
Kriteria 10 100% 100%

Selanjutnya dilakukan “Tindak Lanjut” untuk memastikan apakah rekomendasi dilanjutkan,


diperlukan penambahan rekomendasi lainnya, atau penghapusan rekomendasi karena dirasa
tidak memberikan hasil apa-apa.

Upaya Tindak Lanjut:

1. Pada kriteria 3, 5, dan 9 capaian yang dilaksanakan sudah naik dan sudah memenuhi
standar yaitu 100%. Dimana kriteria 3 naik sebanyak 15%, kriteria 5 naik sebanyak
23% dan kriteria 9 naik sebanyak 15%. Sehingga, rekomendasi awal yang sudah
diberikan dapat terus dilanjutkan.
2. Pada kriteria 7 dan 10 capaian yang dilaksanakan sudah naik namun belum memenuhi
standar 100%. Dimana kriteria 7 naik sebanyak 44% dan kriteria 10 naik sebanyak
31%. Sehingga, rekomendasi awal tetap dilanutkan namun harus ditambahi dengan
rekomendasi yang baru untuk menunjang perbaikan pada 2 kriteria tersebut.
Sehingga, capaian pada kriteria 7 dan 10 dapat memenuhi standart yaitu 100%.

REFERENSI

Arumsari, D. P. (2016). Hambatan Komunikasi Efektif Perawat dengan Keluarga Pasien


dalam Perspektif Perawat. Jurnal Pendidikan Keperawatan Indonesia, 104-114.
Hutapea, S. (2019). Gambaran Pelaksanaan Standar Prosedur Operasional Pemasangan Akses
Intravena oleh Perawat di Salah Satu Rumah Sakit Swasta Indonesia Bagian Tengah.
Nursing Current, 68-77.
Noviasari, E. A. (2015). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kelengkapan Dokumentasi
Asuhan Keperawatan di Ruang Bedah RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya.
Buletin Media Informasi, 25-35.
Ananingsih, P. D., & Rosa, E. M. (2016). Kepatuhan 5 Momen Hand Hygiene Pada Petugas
di Laboratorium Klinik Cito Yogyakarta. Jurnal Medicoeticolegal dan Manajemen
Rumah Sakit, 16 -24.
Romadhoni, S., & Widowati, E. (2017). Penerapan Kewaspadaan Standart Sebagai Upaya
Pencegahan Bahaya Biologi Pada Tenaga Keperawatan. Jurnal HIGEIA, 14 - 24.

Anda mungkin juga menyukai