Anda di halaman 1dari 16

POLITEKNIK ADMINISTRASI BISNIS 25

NEGERI
PONTIANAK BUKU AJAR

BAB III
SUMBER HUKUM ISLAM

Hasil Pembelajaran

Setelah mempelajari Bab III, diharapkan mahasiswa dapat Menentukan sumber

agama Islam yang dapat dijadikan sebagai petunjuk dan pedoman hidup yang

harus ditaati.

Kriteria Penilaian

Keberhasislan mahasiswa dalam menguasai bab III adalah dapat diukur dengan
kreteria:
 Mahasiswa dapat menentukan kedudukan al-Qur'an sebagai pedoman dan
kerangka kegiatan bagi umat Islam.
 Mahasiswa dapat menganalisa fungsi akal fikiran yang telah memenuhi
syarat dalam berijtihad sebagai sumber pengembangan nilai ajaran Islam.

Sumber Pustaka

Buku Utama:
 Fahd ibn ‘Abd al ‘Aziz al-Sa’ud(1990), Al-Qur'an dan Terjemahnya,
Jakarta: Depag RI.
 Buku Teks(2000), Pendidikan Agama Islam Pada Perguruan Tinggi
Umum, Dirjen Binbagais, Jakarta: Depag RI.
Buku Penunjang:
 Fadloli(1995), Agama Islam(untuk mahasiswa Poltek), Dikti,
 Nasruddin Razak(1989), Dienul Islam, Bandung: PT. Al Ma’arif.
 Baidhillah Riyadhi(2002), Fiqh Melayu, Semarang: PPS IAIN Walisongo

BR. Sumber Hukum Islam 25


ADMINISTRASI BISNIS 26
POLITEKNIK
NEGERI
PONTIANAK BUKU AJAR

 Muhammad Syaltout(1966), Al Islam ‘aqidah wa syari’ah, Beirut: Dar Al


Qalam.
 Abbas Mutawali Hamadah(tt), Al Sunnah wa makanatuhu fi al tasyri’,
Beirut: Dar Al-Qalam.
 KH.Q. Shaleh, dkk(tt)., Asbabun Nuzul, Bandung: CV. Diponegoro.
 Fatchur Rahman, (1981) Ikhtisar Musthalahul Hadits, Bandung: Al
Ma’arif

Pendahuluan

Sebagai agama samawi, Islam memiliki seperangkat pedoman


hidup yang harus ditaati. Apabila aturan yang termaktub maupun tersirat
dalam pedoman hidup tersebut tidak diindahkan maka seseorang atau
masyarakat akan menanggung akibatnya. Demikian pula sebaliknya apabila
pedoman hidup tersebut diyakini kebenarannya dan diamalkan tuntunannya,
maka seseorang dan masyarakat akan mendapat keuntungan dan kebahagiaan
hidup.

Al-Qur'an
Al-Qur'an itu ialah Kitab Suci yang diwahyukan Allah s.w.t. sebagai
rahmat dan petunjuk bagi manusia dalam hidup dan kehidupannya. Menurut
harfiah, Qur'an itu berarti bacaan. Arti ini dapat kita lihat dalam Surah Al-
Qiyamah (75), ayat 17 dan18 sebagai berikut:

/‫ة‬CC‫هُ [القيام‬C َ‫اتَّبِ ْع قُرْ آَن‬CCَ‫اهُ ف‬CCَ‫إ ِ َذا قَ َر ْأن‬C َ‫) ف‬17( ُ‫ه‬C َ‫ هُ َوقُرْ آَن‬C‫ا َج ْم َع‬CCَ‫إِ َّن َعلَ ْين‬
17،18
“Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya (di dadamu)
dan (membuatmu pandai) membacanya. Apabila Kami telah selesai
membacakannya, maka ikutilah bacaan itu. “

Adapun definisi Qur'an, ialah: “Kalam Allah s.w.t. yang diwahyukan


kepada Nabi dan Rasul terakhir Muhammad s.a.w., sebagai muk’jizat,
membacanya adalah ibadah.”

BR, Sumber Hukum Islam 26


POLITEKNIK ADMINISTRASI BISNIS 27
NEGERI
PONTIANAK BUKU AJAR

Berdasarkan definisi tersebut, maka wahyu Allah (kalam Allah) yang


diturunkan kepada Nabi-nabi dan Rasul-rasul sebelum Nabi Muhammad s.a.w.
tidak dinamakan Qur'an seperti taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa a.s.,
atau Zabur yang diturunkan kepada Nabi Daud a.s., atau injil yang diturunkan
kepada Nabi Isa a.s.. Demikian pula Kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad s.a.w., yang tidak dianggap membacanya sebagai ibadah, seperti
Hadits Qudsi, tidak pula dinamakan Qur'an. Adalah tidak terlalu melebihkan
kalau kita berkata bahwa dari seluruh buku yang pernah ada dan yang terdapat di
dunia ini, Qur'anlah yang merupakan buku yang paling banyak dibaca oleh
manusia. Sebab setiap yang bernama muslim dari kecil hingga dewasa, dari laki-
laki dan wanita menjadi kewajiban bagi mereka membaca dan mempelajarinya.
Maka sesuai dengan sejarah dan kenyataan, dari sekian banyak buku dan literature
pasti Qur'anlah yang paling banyak peranannya dalam kancah kehidupan manusa
di bumi.

Sungguh ia telah merubah wajah dan sejarah dunia, dan peranan itu
masih akan berjalan dengan baik pada masa kini maupun di masa datang. Sejarah
memberikan bukti kepada kita, betapa Qur'an yang diturunkan pada 14 abad yang
lalu, telah diikuti dengan setia oleh padang-pasir yang diapit oleh bukit-bukit batu
yang panas dan tandus, dari kaum jahiliah yang tidak dikenal dan diperhitungkan
oleh bangsa-bangsa berbudaya di sekelilingnya. Tapi berkat Qur'an yang diajarkan
Nabi Muhammad s.a.w. kepada bangsa tersebut, akhirnya bangsa itu bangun
menjadi penggerak dan lokomotipnya sejarah. Selanjutnya, setelah beliau wafat,
generasi demi generasi, kaum muslimin maju dengan pesat digerakkan oleh
tenaga sakti ajaran Qur'an suatu kemajuan yang belum ada taranya dalam sejarah.

Sejarah mencatat awal abad ke-XIII kaum muslimin menjadi pendukung


utama dari peradaban dunia, menjadi obor manusia di tiga benua: Asia, Afrika dan
Eropa. Kemudian menjadi perantara yang menyebabkan lengkapnya kembali
segala macam ilmu pengetahuan kuno dan filsafat, yang kemudian diambil oleh
dunia Barat yang menjelmakan zaman renesans. Karenanya penghormatan
terhadap Qur'an adalah milik dan kewajiban kemanusiaan. Dalam kurun kita abad
ke-XX ini, Qur'an inilah sebagai Kitab yang mempersatukan kaum muslimin

BR. Sumber Hukum Islam 27


ADMINISTRASI BISNIS 28
POLITEKNIK
NEGERI
PONTIANAK BUKU AJAR

seluruh dunia dalam satu kesatuan aqidah dan kiblat seperti halnya kaum
muslimin dalam sepanjang 14 abad yang silam. Perbedaan bangsa dan suku,
mazhab, organisasi dan partai, tidaklah dapat dijadikan sebagai dasar perpecahan,
sebab Qur'anlah yang menjadi pedoman hidup bersama.

Qur'an sekarang ini masih tetap dalam kemurniannya, masih tetap dalam
teks aslinya tanpa sedikitpun perubahan. Qur'an tersusun dalam 114 Surah dengan
6236 ayat, 74437 kalimat dan 325345 huruf, semuanya adalah “wahyu Allah”
yang diterima Nabi Muhammad s.a.w. melalui malaikat Jibril a. s., dan tidak
dicampuri di dalamnya perkataan Nabi Muhammad s.a.w. sendiri atau perkataan-
perkataan sehabat-sahabatnya. Dari sekian segai maka segi ini memberikan
perbedaan yagn sangat jauh dalam Kitab Injil dalam Perjanjian Baru. Ia itu telah
hilang atau dihilangkan teks aslinya dan yagn ada sekarang ialah terjaemahan dan
penafsirannya belaka. Disamping itu, ia telah bercampur aduk antara Kalam-
kalam Allah dengan perkataaan-perkataan Yesus dan orang-orang lain yagn
menceriterakan dan menulis kitab itu. Tak dapat disangkal bahwa bahasa yang
dipakai oleh Yesus adalah bahasa Ibrani (Hebrew). Sedang gelar “Kristus”
sesungguhnya tidak pernah digunakan oleh Yesus untuk dirinya dan sampai
wafatnya, gelar itu tidak dikenalnya. Sebab gelar ini adalah terjemahan Grika dari
bahasa Ibrani “Masih”, artinya mengusapkan. Mengenai bahasa Ibu Yesus, dapat
dibuktikan pada jeritan sakratul mautnya diatas salib: “Eli, Eli, lama
sabakhtani”1); yaitu bahasa Ibrani yang artinya: “Tuhanku, Tuhanku, apakah
sebabnya Engkau meninggalkan aku?” Contoh lain: “Talitha kumi”2); artinya,
“Hai budak perempuan, bangunlah”, dan sedikit yang lain, adalah sisa-sisa dari
kata-kata asli yang keluar dari mulut Yesus, lainnya hilang dalam terjemahan dan
penafsiran. Dalam mempelajari Qur'an, kita harus pula mempelajari beberapa hal
sekitar Qur'an itu antara lain tentang makhorijul huruf, tajwid dan dasar-dasar
sistem yang digunakan Qur'an, pokok-pokok sejarahnya, mu’jizatnya dan lain
sebagainya.

1
Matius, 27 : 46.
2
Markus, 5 : 41.

BR, Sumber Hukum Islam 28


POLITEKNIK ADMINISTRASI BISNIS 29
NEGERI
PONTIANAK BUKU AJAR

Permulaan turunnya Qur'an adalah bersamaan dengan dinobatkannya


Muhammad sebagai Rasulullah, dalam usia 40 tahun. Ia turun ketika Muhammad
sedang berkhalwat di gua Hira pada malam Senin, 17 Ramadhan atau 6 Agustus
610 M. Peristiwa ini dinamakan Allah s.w.t. “malam al-qadar”. Tanggal turunnya
bertepatan dengan hari terjadinya kontak senjata antara kaum muslimin dengan
kaum kafir Quraisy di Badr, yaitu 17 Ramadhan berdasar atas firman Allah s.w.t.:

‫رْ بَى‬CCُ‫َوا ْعلَ ُموا أَنَّ َما َغنِ ْمتُ ْم ِم ْن َش ْي ٍء فَأ َ َّن هَّلِل ِ ُخ ُم َسهُ َولِل َّرسُو ِل َولِ ِذي ْالق‬
‫ ِدنَا‬Cْ‫ا َعلَى َعب‬Cَ‫ا أَ ْنز َْلن‬C‫بِي ِل إِ ْن ُك ْنتُ ْم آَ َم ْنتُ ْم بِاهَّلل ِ َو َم‬C‫الس‬
َّ ‫ا ِكي ِن َواب ِْن‬C‫ا َمى َو ْال َم َس‬Cَ‫َو ْاليَت‬
]41/‫) [األنفال‬41( ‫ان يَوْ َم ْالتَقَى ْال َج ْم َعا ِن َوهَّللا ُ َعلَى ُك ِّل َش ْي ٍء قَ ِدي ٌر‬
ِ َ‫يَوْ َم ْالفُرْ ق‬

Ketahuilah, sesungguhnya apa saja yang dapat kamu peroleh sebagai


rampasan perang[613], maka sesungguhnya seperlima untuk Allah, Rasul,
kerabat Rasul, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan ibnussabil[614],
jika kamu beriman kepada Allah dan kepada apa[615] yang kami turunkan
kepada hamba Kami (Muhammad) di hari Furqaan[616], yaitu di hari
bertemunya dua pasukan. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu./Al-
Anfal:41/.

Adapun ayat-ayat yang pertama kali turun, ialah lima ayat dari Surah Al-Alaq,
sebagai berikut:

َ ُّ‫ َر ْأ َو َرب‬C ‫) ا ْق‬2( ‫ق‬


‫ك‬ ٍ C َ‫انَ ِم ْن َعل‬C ‫ق اإْل ِ ْن َس‬
َ C َ‫) خَ ل‬1( ‫ق‬ ْ ِ‫ َر ْأ ب‬C ‫ا ْق‬
َ C َ‫ ِم َربِّكَ الَّ ِذي َخل‬C ‫اس‬
5-1/‫) [العلق‬5( ‫) َعلَّ َم اإْل ِ ْن َسانَ َما لَ ْم يَ ْعلَ ْم‬4( ‫) الَّ ِذي َعلَّ َم بِ ْالقَلَ ِم‬3( ‫اأْل َ ْك َر ُم‬

”Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan Dia telah


menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmu yang
amat mulia. Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia
mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”3)

3
Al-Alaq (96) ; 1-5.

BR. Sumber Hukum Islam 29


ADMINISTRASI BISNIS 30
POLITEKNIK
NEGERI
PONTIANAK BUKU AJAR

Sedang ayat yang terakhir, ialah ketika Nabi sedang menunaikan ibadah Haji
Wada di Arafah. Saat itu, hari Jum’at 9 Dzulhijjah 10 H, atau pada bulan Maret
632 M. Ayat tersebut ialah:

‫ا‬CCً‫اَل َم ِدين‬CC‫يت لَ ُك ُم اإْل ِ ْس‬ ُ ‫ت لَ ُك ْم ِدينَ ُك ْم َوأَ ْت َم ْم‬


ِ ‫ت َعلَ ْي ُك ْم نِ ْع َمتِي َو َر‬
ُ CC‫ض‬ ُ ‫وْ َم أَ ْك َم ْل‬CCَ‫ْالي‬
3/‫[المائدة‬

“Pada hari ini telah Kusempurnakan bagimu agamamu dan telah


Kucukupkan ni’matKu dan telah Kuridhai akan Islam menjadi
agamamu.”1)

Sesudah ayat ini turun, 81 hari kemudian Nabi berpulang ke rahmatullah


yakni pada 12 Rabi’ul awal tahun 11 Hijrah, bertepatan dengan tanggal 8 Juni 632
M. Akan tetapi Imam As-Sayuthi menerangkan bahwa dalam menetapkan ayat
yang terakhir, sesungguhnya ada perbedaan pendapat para ulama. Beliau
menyatakan bahwa pendapat yagn kuat di antaranya ialah dari Hadits riwayat An-
Nasai, berdasar keterangna Ibnu Abbas, yaitu surat Al-Baqarah ayat 281:

ٍ ‫َواتَّقُوا يَوْ ًما تُرْ َجعُونَ ِفي ِه إِلَى هَّللا ِ ثُ َّم تُ َوفَّى ُكلُّ نَ ْف‬
ْ َ‫س َما َك َسب‬
‫ت َوهُ ْم اَل‬
‫) [البقرة‬281( َ‫ُظلَ ُمون‬ ْ ‫ي‬/

“Dan peliharalah dirimu dari (azab yang terjadi pada) hari yang waktu
itu kamu semua dikembalikan kepada Allah, kemudian masing-masing
diri, diberi balasan yang sempurna terhadap apa yang telah
dikerjakannya, mereka sedikitpun tidak dianiaya.”2

Menurut suatu riwayat, Rasulullah masih hidup 9 malam sesudah ayat


itu turun. Maka sebagian ulama berpendapat bahwa ayat-ayat yang berhubungan
dengan hukum berakhir pada Hari Arafah, sedang ayat yang turun sesudahnya
tidak lagi mengenai hukum. Karenanya ikhtilaf yang terjadi pada menetapkan ayat
yang terakhir telah dapat dikompromikan.

1
) Al-Maidah (5) : 3.
2
) Al-Baqarah (2) : 281.

BR, Sumber Hukum Islam 30


POLITEKNIK ADMINISTRASI BISNIS 31
NEGERI
PONTIANAK BUKU AJAR

Qur'an diturunkan dalam dua periode: Mekkah dan Madinah. Periode


yang pertama ialah ayat-ayat yang turun ketika Nabi masih bermukim di Mekkah
sejak saat penobatannya menjadi Rasul sampai hijrahnya ke Madinah, selama 12
tahun dan 13 hari. Ayat-ayat yang turun dalam periode ini disebut ”Makiyah”.
Periode Kedua ialah ayat-ayat yang turun ketika Nabi telah memindahkan dapur
perjuangannya ke Madinah. Walaupun ayat itu ada yang turun tidak di kota
Madinah sendiri, ayat-ayat tersebut dinamakan “Madaniyah”. c Ayat-ayat
Makiyah dan ayat-ayat Madaniyah memiliki perbedaan-perbedaan sebagai
berikut:
Pertama, ayat-ayat Makiyah umumnya pendek-pendek, sedang ayat-ayat
Madaniyah panjang-panjang. Ayat-ayat Makiyah berjumlah 4780, sedang
ayat-ayat Madaniyah berjumlah 1456 ayat. Dengan demikian jumlah ayat-
ayat Qur'an semuanya 6236 ayat.
Kedua, dalam Surah-surah Makiyah terdapat perkataan “Yaa ayyuhannas”
(wahai manusia), sedang dalam Surah-surah Madaniyah terdapat perkataan
“Yaa ayyuhalladziena amanuu” (wahai orang-orang yang beriman) dengan
ada beberapa buah saja perkataan “Yaa ayyuhannas”.
Ketiga, ayat-ayat Makiyah mengandung hal-hal yang berhubungan dengan
tauhid, iman, takwa, ancaman dan pahala, serta sejarah bangsa-bangsa
terdahulu. Sedang ayat-ayat Madaniyah mngandung tentang: hukum-hukum,
kemasyarakatan, kenegaraan, perang, hukum internasional, hukum antar
agama dan lain-lain.
Urutan turun ayat al-Qur'an tidak sebagaimana susunan yang ada
sekarang, tetapi ia turun terpencar. Ayat-ayat yang turun itu ada kalanya karena
suatu sebab, tapi ada kalanya tanpa sebab apapun, dan terakhir inilah yang
banyak. Setiap turun ayat baru, Rasulullah memerintahkan mencatat dan
menggandengkan dengan ayat yang ditunjukkan oleh beliau sendiri. Beliau
mempunyai beberapa orang sekretaris untuk mencatat wahyu-wahyu yang turun.
Rasulullah selalu mengadakan persesuaian bacaan Surah dengan Jibril, begitu
pula beliau selalu melakukan kontrol bacaan terhadap para sahabat-sahabatnya.
Mengenai susunan Qur'an dan tertib Surah kyang ada sekarang ini, adlah

BR. Sumber Hukum Islam 31


ADMINISTRASI BISNIS 32
POLITEKNIK
NEGERI
PONTIANAK BUKU AJAR

menyusul, dilakukan oleh sebuah kepanitia ad- hoc penyusun Mushaf yang
diketahui Zaid bin Tsabit, dibentuk oleh Khalifah ke-III, Usman bin Affan r.a.
Usaha ini sesungguhnya kelanjuatan usaha yang telah dirintis oleh Khalifah I,
Abu Bakar r.a. dahulu yang hasil penyusunan pertama itu dinamakan Shuhuf atau
Shahiefah, dimana usaha kodifikasi pertama ini juga dipimpin oleh Zaid bin
Tsabit. Karenanya Qur'an yang dewasa ini dalam susunan Surah atau urutan-
urutannya adalah dari hasil usaha kodifikasi Khalifah Usman, maka Qur'an
sekarang ini disebut Mushaf Usman, maka Qur'an sekarang ini disebut Mushaf
Usmany.
Patut dicatat bahwa Khalifah Usman sangat besar jasanya dalam
kodifikasi Qur'an itu. Sehingga di manapun kita pergi di atas punggung bumi ini,
kita akan menemukan satu macam dan satu sistem Al-Qur'an. Suatu keluarbiasaan
Kitab suci ini, bahwa sejak masa hidup Rasulullah menyusul zaman Khalifah
Empat, ratusan bahkan ribuah sahabat yang menghafal al-Qur'an itu di luar
kepala, hatta pada kurun kita masa kiri ribuan ummat Islam yang mnghafal al-
Qur'an itu dengan baik. Tidak pernah terdapat di dunia suatu buku yang terhapal
dengan teliti sebagaiman halnya Al-Qur'an. Memang kata ayat dalam bahasa Arab
dapat pula berarti Mu’jizat, karenanya setiap ayat al-Qur'an itu menyatakan
dirinya sebagai mu’jizat yang tak dapat ditandingi oleh manusia. Belum pernah
ada suatu literature di dunia yang sebelum atau sesudahnya dihapal demikian rapi.
Dari sejarah Qur'an yang sumbernya otentik, diriwayatkan bertubi-tubi masa demi
masa, keturunan demi keturunan, tanpa mengalami perubahan walaupun satu
huruf apalagi satu kata. Dengan demikian Qur'an diriwayatkan dengan mutawatir,
bernilai qath’i yaitu nilai yang mutlak kebenarannya dan senantiasa terjaga
kemurniannya (lihat Q.s. Al-Hijr: 9).
Al-Qur'an memiliki nama-nama lain yang sesuai dengan isi kandungannya.
Nama-nama tersebut di antaranya:

 Al-Kitab: kompilasi dari nilai-nilai kebenaran Ilahi (Q.s. 2:2)

2/‫ْب فِي ِه هُدًى لِ ْل ُمتَّقِينَ [البقرة‬


َ ‫َذلِكَ ْال ِكتَابُ اَل َري‬

BR, Sumber Hukum Islam 32


POLITEKNIK ADMINISTRASI BISNIS 33
NEGERI
PONTIANAK BUKU AJAR

 Al-Furqan: yang memisahkan antara yang benar dengan yang


salah, baik-buruk dan antara terang-gelap. (Q.s. 25:1)

1/‫[الفرقان‬ ‫تَبَا َركَ الَّ ِذي نَ َّز َل ْالفُرْ قَانَ َعلَى َع ْب ِد ِه لِيَ ُكونَ لِ ْل َعالَ ِمينَ نَ ِذيرًا‬
 Ad-dzikru: memberi peringatan. (Q.s. 15:9)

9/‫[الحجر‬ َ‫إِنَّا نَحْ ُن نَ َّز ْلنَا ال ِّذ ْك َر َوإِنَّا لَهُ لَ َحافِظُون‬


 Al-Huda: Petunjuk hidup (Q.s. 72:13)

ُ َ‫َوأَنَّا لَ َّما َس ِم ْعنَا ْالهُدَى آَ َمنَّا بِ ِه فَ َم ْن ي ُْؤ ِم ْن بِ َربِّ ِه فَاَل ي‬


‫ا‬CCً‫خَاف بَ ْخسًا َواَل َرهَق‬
‫) [الجن‬13(/
 As-Syifa: penyembuh rohani (Q.s.10:57).

ُّ ‫ا فِي‬CC‫فَا ٌء لِ َم‬C ‫ةٌ ِم ْن َربِّ ُك ْم َو ِش‬C َ‫ ا َء ْت ُك ْم َموْ ِعظ‬C‫ ْد َج‬C َ‫ا النَّاسُ ق‬CCَ‫ا أَيُّه‬CCَ‫ي‬
ِ ‫ ُد‬C ‫الص‬
‫ور‬
‫) [يونس‬57( َ‫ َوهُدًى َو َرحْ َمةٌ لِ ْل ُم ْؤ ِمنِين‬/

As- Sunnah
Sumber hukum bagi umat Islam yang kedua setelah Al Qur'an adalah as-
sunnah. Menurut arti bahasa as-sunnah adalah prilaku/adat istiadat, sedangkan
menurut arti istilah adalah sesuatu yang merupakan perkatan (kauliyah), perbuatan
(fi’liyah) dan ketetapan (taqririyah) Rasulullah Saw. Sebagian besar Ulama
menyamakan arti as-sunnah dengan al hadist. Tetapi diantara ulama ada juga yang
membedakannya, menurut mereka Sunnah kenytaan yang berlaku pada masa
Rasulullah atau telah menjadi tradisi dalam masyarakat Islam pada masa itu,
menjadi pedoman untuk melakukan ibadah dan muamalah. Sedangkan hadist
adalah keterangan-keterangan dari Rasulullah yang sampai pada kita. Pabila
ditinjau dari segi riwayatnya, penyampaian secara lisan dari Nabi dapat disebut
hadist dengan tingkatan yang berbeda-beda ada yang kuat dan ada pula yang
lemah. Dari itu Hadist belum tentu Sunnah, tetapi setiap sunnah itu adalah Hadist.
Kebalikan dari Sunnah adalah bid’ah yaitu suatu bentuk penyelewengan dari
Sunnah yang telah ditetapkan.(Hanafi : 55). Sunnah menafsirkan dan menjelaskan

BR. Sumber Hukum Islam 33


ADMINISTRASI BISNIS 34
POLITEKNIK
NEGERI
PONTIANAK BUKU AJAR

ketentuan yang masih dalam garis besar atau membatasi keumuman al Qur'an.
Adapun dasar ditetapkannya Sunnah sebagai sumber asasi Islam setelah al Qur'an
adalah firman Allah dalam Al Qur'an surat an-nisa’:65.

‫فَاَل َو َربِّكَ اَل ي ُْؤ ِمنُونَ َحتَّى يُ َح ِّك ُموكَ فِي َما َش َج َر بَ ْينَهُ ْم ثُ َّم اَل يَ ِج ُدوا فِي‬
‫) [النساء‬65( ‫ضيْتَ َويُ َسلِّ ُموا تَ ْسلِي ًما‬ َ َ‫أَ ْنفُ ِس ِه ْم َح َرجًا ِم َّما ق‬/

“Demi Tuhanmu (Muhammad), mereka pada hakekatnya tidak beriman


sehingga mereka menjadikan engkau hakim terhadap perkara yang
mereka perselisihkan, kemudian dalam hati mereka tidak merasa
keberatan terhadap keputusan yang engkau berikan dan mereka
menerima dengan sepenuhnya”

Dalam garis besarnya Hadis terbagi dalam dua jenis : (1) Hadist
mutawattir (2) Hadist ahad. Suatu hadist dapat dikatakan mutawattir apabila orang
yang meriwayatkannya mencapai suatu jumlah tertentu, yang mana mereka
mustahil berdusta. Menurut Ash-habus-Syafi’iy minimal jumlah rawy 5 orang.
Hal ini diqiyaskan dengan jumlah para Nabi yang mendapat gelar ulul ‘azmi.
(Fatchur Rahman:1983:60). Hadist mutawattir bernilai yakin tentang benarnya,
bahwa ia datang dari Rasulullah Saw. Adapun Hadist ahad adalah hadist yang
diriwayatkan oleh seseorang atau beberapa orang yang jumlahnya sedikit. Dalam
hubungannya dengan Rasulullah mengandung dugaan (zhanny). Oleh sebab itu
hadist ahad terbagi menjadi tiga yaitu : 1) Hadist Shahih 2) Hadist Hasan 3)
Hadist Dla’if. Klasifikasi ini didasarkan diri perawi seperti ketelitian ingatan,
kejuuran, tidak terputus mata rantai pemberitaannya, tidak ada cacat dalam isi
keterangannya dan tidak berbeda dengan periwayatan dari orang-orang yang baik.
Jika kelima persyaratan ini terpenuhi, maka disebut hadist shahih dan apabila
perawinya kurang teliti ingatannya maka dinamakan hadist hasan. Tapi jika
persyaratan yang dimiliki lebih minim lagi, maka dinamakan hadist Dlo’if.
Penggolongan hadist tersebut berakibat dalam bidang penetapan hukum.
Hadist mutawattir, bernilai yakin dan absolut kebenarannya, ia wajib dipakai.
Hadist ahad yang shahih menimbulkan dugaan yang kuat tentang kebenarannya

BR, Sumber Hukum Islam 34


POLITEKNIK ADMINISTRASI BISNIS 35
NEGERI
PONTIANAK BUKU AJAR

berasal dari Nabi, maka boleh kita memakainya. Hadist ahad yang dlo’if
menimbulkan dugaan kepalsuan sehingga penetapan hukum tidak dapat dijadikan
hujjah. Pada masa wahyu turun, hadist dilarang untuk ditulis, sebab dikhawatirkan
terjadi percampuran diantara wahyu dengan hadist. Kodifikasi resmi hadist baru
dikerjakan pada masa Khalifah Umar bin Abdul Aziz (100 H = 718 M). Di
Madinah Muhammad bin Syihab az-zuhry melakukan pembukuan hadist, tetapi
masih secara global. Pada masa khalifah Al Mansur (136 H = 174 M), barulah
para ulama mulai menulis kitab-kitab hadist,fiqh dan tafsir secara sistimatis. Pada
sat itulah Imam Malik menulis kitab Al-Muwaththa’di Madinah, Imam Abu
Hanifah menulis kitab Al-Fiqhi, Imam Syafi’I menulis kitab Al-Um kemudian
Imam Ahmad bin hambaly menyusun sebuah musnad yang berisi 40.000 hadist.
Sehingga tampillah tokoh-tokoh Hadist, seperti Al Bukhary (194-256 H)
menyusun kitab “Shahih Bukhary”, kemudian Imam Muslim (206-261)
menyusun kitab “Shahih Muslim”. Selanjutnya diikuti oleh Imam Hadist yang
lain, seperti Imam Abu Daud, Imam Nasa’I, Imam Tirmidzi dan lain sebagainya.
Adapun kedudukan Al Hadist terhadap Al Qur'an :
a) Menafsirkan ayat Al-Qur'an, misalnya firman Allah dalam surat Al
Baqoroh : 187 :

ُ ‫ث إِلَى نِ َسائِ ُك ْم هُ َّن لِبَاسٌ لَ ُك ْم َوأَ ْنتُ ْم لِبَاسٌ لَه َُّن َعلِ َم هَّللا‬
ُ َ‫صيَ ِام ال َّرف‬ِّ ‫أُ ِح َّل لَ ُك ْم لَ ْيلَةَ ال‬
‫َاب َعلَ ْي ُك ْم َو َعفَا َع ْن ُك ْم فَاآْل َنَ بَا ِشرُوهُ َّن َوا ْبتَ ُغوا َما‬ َ ‫أَنَّ ُك ْم ُك ْنتُ ْم ت َْختَانُونَ أَ ْنفُ َس ُك ْم فَت‬
‫َب هَّللا ُ لَ ُك ْم َو ُكلُوا َوا ْش َربُوا َحتَّى يَتَبَيَّنَ لَ ُك ُم ْالخَ ْيطُ اأْل َ ْبيَضُ ِمنَ ْال َخ ْي ِط اأْل َس َْو ِد‬
َ ‫َكت‬
‫ا ِكفُونَ فِي‬CCCَ‫رُوهُ َّن َوأَ ْنتُ ْم ع‬CCC‫اش‬ ِ َ‫ل َواَل تُب‬CCCْ ِّ ‫ ِر ثُ َّم أَتِ ُّموا‬CCCْ‫ِمنَ ْالفَج‬
ِ ‫يَا َم إِلَى اللَّي‬CCC‫الص‬
( َ‫ون‬CCُ‫اس لَ َعلَّهُ ْم يَتَّق‬ َ ِ‫اج ِد تِ ْلكَ ُح ُدو ُد هَّللا ِ فَاَل تَ ْق َربُوهَا َك َذل‬
ِ َّ‫ ِه لِلن‬C ِ‫ك يُبَي ُِّن هَّللا ُ آَيَات‬ ِ ‫ْال َم َس‬
‫) [البقرة‬187/
“… makanlah dan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari
benang hitam”.

Kemudian Rasulullah saw. menafsirkan perkataan benang putih dengan


siang dan benang hitam dengan kegelapan malam.

BR. Sumber Hukum Islam 35


ADMINISTRASI BISNIS 36
POLITEKNIK
NEGERI
PONTIANAK BUKU AJAR

b).Menjelaskan ayat mujmal (ayat yang belum terang), misalnya surat Al


Baqoroh : 43,

َّ ‫ َوأَقِي ُموا ال‬/


‫) [البقرة‬43( َ‫صاَل ةَ َوآَتُوا ال َّز َكاةَ َوارْ َكعُوا َم َع الرَّا ِك ِعين‬
artinya:
“Dan tegakkanlah Sholat …” Kemudian Rasulullah Saw. Menjelaskan
tata cara sholat, waktu dan jumlah rakaatnya.
c).umum dengan tidak ada batasan), misalnya surat Al Maidah ayat 38 :

ِ ‫ ااًل ِمنَ هَّللا ِ َوهَّللا ُ ع‬C‫َّارقَةُ فَا ْقطَعُوا أَ ْي ِديَهُ َما َجزَا ًء بِ َما َك َسبَا نَ َك‬
‫ ٌز‬C ‫َزي‬ ُ ‫َّار‬
ِ ‫ق َوالس‬ ِ ‫َوالس‬
‫) [المائدة‬38( ‫ َح ِكي ٌم‬/

“Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri potonglah


tangan keduanya (sebagai) pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan
…”.
Kemudian Rasulullah Saw. Memberi batasan minimum pencurian dan
syarat-syarat pemotongan tangan.

Ijtihad
Ijtihad berasal dari ijtahada artinya adalah mengerahkan tenaga,
mencurahkan pikiran, bekerja semaksimal munkin. Menurut arti istilah adalah :
Suatu pekerjaan yang menggunakan segala kesanggupan daya rohaniyah untuk
mengeluarkan hukum syara’, menyusun suatu pendapat dari suatu masalah hukum
berdasarkan Al Qur'an dan Al Hadist.(Nasruddin, 106). Sedangkan orang yang
berijtihad dinamakan Mujtahid.
Risalah Islamiyah diturunkan sebagai rahmat bagi alam semesta. Islam
menuntun kehidupan manusia jasmani dan rohani. Dalam menghadapi kehidupan
yang serba berubah’ Islam meletakkan doktrin pemikiran bebas(ijtihad). Dengan
ijtihad, menjadi bukti bahwa Islam memberi pintu terbuka terhadap pemikiran
manusia, ijtihad bukan hanya sekedar diperintah tetapi bahkan diperintahkan. Hal

BR, Sumber Hukum Islam 36


POLITEKNIK ADMINISTRASI BISNIS 37
NEGERI
PONTIANAK BUKU AJAR

ini berdasarkan atas hadist Nabi Muhammad Saw., disaat mengadakan dialok
dengan Mu’adz bin Jabal yang diangkat sebagai Gubernur Yaman. Adapun yang
menjadi obyek ijtihad adalah masalah syari’ah. Obyek ijtihad tidak boleh
berkenaan dengan masalah yang sudah memiliki landasan yang qoth’i seperti
masalah ketuhanan. Menurut Syekh Mahmud Syaltout, yang menjadi lapangan
ijtihad sebagai berikut :
1) Perkara yang tidak ada atau tidak jelas ketentuan hukumnya dalam Al-
Qur'an dan Al-hadist. Seperti masalah bayi tabung, operasi pergantian
kelamin dsb.
2) Ayat-ayat Al Qur'an atau Hadist Nabi yang belum begitu jelas
maksudnya, munkin disebabkan oleh makna yang dikandung lebih dari satu.
Seperti surat al-Maidah ayat 6 tentang menyentuh wanita yang memiliki dua
arti yakni arti hakiki dan arti majazi.

‫ ِديَ ُك ْم إِلَى‬CCْ‫وهَ ُك ْم َوأَي‬CCُ‫لُوا ُوج‬CC‫اَل ِة فَا ْغ ِس‬CC‫الص‬ َّ ‫وا إِ َذا قُ ْمتُ ْم إِلَى‬CCُ‫ا الَّ ِذينَ آَ َمن‬CCَ‫ا أَيُّه‬CCَ‫ي‬
‫اطَّهَّرُوا‬CCَ‫ا ف‬CCً‫ ُك ْم َوأَرْ ُجلَ ُك ْم إِلَى ْال َك ْعبَ ْي ِن َوإِ ْن ُك ْنتُ ْم ُجنُب‬C‫وس‬
ِ ‫حُوا بِ ُر ُء‬C‫ق َوا ْم َس‬ ِ ِ‫ْال َم َراف‬
‫ضى أَوْ َعلَى َسفَ ٍر أَوْ َجا َء أَ َح ٌد ِم ْن ُك ْم ِمنَ ْالغَائِ ِط أَوْ اَل َم ْستُ ُم النِّ َسا َء‬ َ ْ‫َوإِ ْن ُك ْنتُ ْم َمر‬
‫ ُد‬C‫ا ي ُِري‬CC‫هُ َم‬C‫ص ِعيدًا طَيِّبًا فَا ْم َسحُوا بِ ُوجُو ِه ُك ْم َوأَ ْي ِدي ُك ْم ِم ْن‬
َ ‫فَلَ ْم تَ ِج ُدوا َما ًء فَتَيَ َّم ُموا‬
‫هُ َعلَ ْي ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم‬CCَ‫ ُد لِيُطَهِّ َر ُك ْم َولِيُتِ َّم نِ ْع َمت‬CC‫ج َولَ ِك ْن ي ُِري‬
ٍ ‫ َر‬CC‫ َل َعلَ ْي ُك ْم ِم ْن َح‬CC‫هَّللا ُ لِيَجْ َع‬
‫) [المائدة‬6( َ‫تَ ْش ُكرُون‬/
Adapun syarat umum seorang mujtahid adalah Islam, dewasa, berakal sehat
dan kuat daya ingatnya. Sedang khusus seorang mujtahid adalah : menguasai Al
Qur'an dan ilmu yang kaitan dengan Al Qur'an, menguasai Hadist dan ilmu yang
berkaitan dengan Hadist, menguasai bahasa Arab, memahami ilmu ushul fiqh,
memahami tujuan pokok syari’ah Islam dan memahami qawaidul fiqhiyah.
Kebalikan dari mujtahid adalah muqollid yaitu orang yang tidak
menggunakan pertimbangan akal pikiran dalam mengikuti sesuati, sedangkan
pekerjaannya disebut taqlid, yang tidak dibenarkan dalam Islam. Apabila tidak

BR. Sumber Hukum Islam 37


ADMINISTRASI BISNIS 38
POLITEKNIK
NEGERI
PONTIANAK BUKU AJAR

mampu menjadi mujtahid, maka harus menjadi muttabi’ yang artinya mengikuti
fatwa atau pendapat ulama. Para ulama pendiri madzhab melarang taqlid buta,
sebagai berikut ;
Imam Abu Hanifah (699-767M) berfatwa : Tidak halal bagi seseorang
berpendapat dengan pendapat kami sehingga ia mengetahui dari mana sumber
pendapat kami. Imam Malik (714-798M) berfatwa : Aku hanya seorang manusia
yang mungkin salah dan mungkin benar, maka koreksilah pendapatku. Segala
yang sesuai dengan Qur'an dan Hadist maka ambillah ia dan segala yang tidak
sesuai maka tinggalkanlah. Imam Syafi’I (767-854) berfatwa : Apa yang
kukatakan padahal bertentangan dengan hadist Nabi, maka apa yang shahih dari
Nabi itulah yang lebih patut kamu ikuti. Janganlah kamu taqlid padaku!. Imam
Ahmad bin Hanbal (780-855M) berfatwa : Jangan kamu taqlid padaku ! jangan
pula pada Malik, jangan pula pada Syafi’I dan jangan pada ats- tsaury, ambillah
darimana sumber mereka itu mengambil.” (Dienul Islam : 111).
Karena ijtihad adalah kemampuan logika muslim dalam menggali
kebenaran dari Al Qur'an dan Al Hadist, maka hasil ijtihat tidak harus sama sesuai
dengan tingkat intilektual mujtahid. Oleh sebab itu ketetapan ijtihad bersifat nisbi,
karena tidak semua hasil ijtihad itu benar dan tidak semua hasil ijtihad itu salah.
walaupun demikian ijtihad mendapat penghargaan yang tinggi dari Rasulullah
Saw. Dengan sabdanya :

“Apabila seorang hakim memutuskan masalah dengan jalan


ijtihadkemudian benar, maka ia mendapat dua pahala dan apabila
kemudian ia keliru, maka ia hanya mendapat satu pahala.” (HR. Buchari
dan Muslim).

Ijtihad merupakan prinsip dinamika masyarakat Islam yang dapat


membangkitkan dan mendorong kemajuan berfikir dalam kehidupan modern.
Muhammad Abduh adalah salah satu tokoh yang berusaha membuka pintu ijtihad
yang dimulai dari Universitas Al Azhar.
Ijtihad dapat dilakukan dengan berbagai macam :
a) Ijma’ yaitu kebulatan pendapat semua ahli ijtihad pada suatu masa atas
suatu hukum syara’.

BR, Sumber Hukum Islam 38


POLITEKNIK ADMINISTRASI BISNIS 39
NEGERI
PONTIANAK BUKU AJAR

b) Qiyas yaitu menetapkan hukum suatu perbuatan yang belum ada


ketentuannya, berdasarkan sesuatu yang sudah ada ketentuan hukumnya.
c) Istihsan yaitu meninggalkan hukum suatu peristiwa yang bersandar pada
dalil syara’ menuju kepada hukum lain yang bersandar pada dalil syara’pula.
Karena ada dalil syara’ yang mengharuskan peninggalan tersebut.
d) Mashlahah Mursalah yaitu kebaikan (mashlahah) yang tidak disinggung
syara’ untuk mengerjakannya atau meninggalkannya, sedang kalau
dikerjakan akan membawa manfaat atau menghindri keburukan.
e) ‘Urf yaitu apa yang biasa dijalankan orang, baik dalam perkataan
maupun perbuatan. Dengan kata lain adalah adat kebiasaan.
f) Sadduddzara’I yaitu menyumbat segala sesuatu yang menjadi jalan
kerusakan.(A.Hanafi : 125-147).

Rangkuman Materi
 Al-Qur'an dan al-Hadist adalah sumber dasar dari ajaran agama Islam.
 Ijtihad merupakan hasil dari usaha keras akal pikiran manusia yang telah
memenuhi syarat dalam menetapkan suatu hukum yang berlandaskan pada
al-Qur'an dan al-Hadist.
 Metode ijtihad ada beberapa macam diantaranya: Ijma’, Qiyas Istihsan dan
maslahah Mursalah.

Contoh Soal
 Tulislah satu riwayat hadist yang menerangkan bahwa Al-Qur'an dan Al-
Hadist adalah sumber ajaran bagi umat Islam!
 Jelaskan fungsi As-Sunnah terhadap Al-Qur'an!
 Apa yang dimaksud dengan Ijtihad dan jelaskan empat macam metode
dalam berijtihad !

BR. Sumber Hukum Islam 39


ADMINISTRASI BISNIS 40
POLITEKNIK
NEGERI
PONTIANAK BUKU AJAR

BR, Sumber Hukum Islam 40

Anda mungkin juga menyukai