Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH DASAR ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

SCALLING UP NUTRITION & GIZI 1000 HPK

Disusun Oleh:
Kelompok 4
1. Lutfiyah kansa (2111213009)
2. Reyhanisya (2111212073)
3. Annisa Fitratul Rahimah (2111212053)
4. Fatma Azzara (2111213027)
5. Firmanita (2111217011)
6. Tazkia Salsabila (2111212015)
7. Aqila Nadia Fitricia (2111212005)
8. Salsabila Nurul Atika (2111217005)
9. Muthia Feby (2111213007)

Dosen Pembimbing:
Dr. Helmizar, SKM, M.Biomed

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS ANDALAS
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita
semua serta shalawat beserta slaam yang senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad
SAW, sehingga makalah tentang “SCALLING UP NUTRITION & GIZI 1000 HPK”
Kami mengucapkan terimakasih kepada desen pengampu Bapak Dr. Helmizar,
SKM, M.Biomed yang telah memberikan yang telah memberikan amanahnya kepada kami
sehingga kami dapat mengambil pembahasan ini dalam rangka pengembangan wawasan
terhadap ilmu yang diberikan. Kemudian kami mengucapkan terimakasih juga kepada teman-
teman yang telah memberi dukungan dan bantuannya kepada kami sehingga makalah ini
dapat terselesaikan.
Dalam makalah ini kami menyadari masih terdapat kekurangan yang disebabkan
karena keterbatasan ilmu yang kami miliki. Oleh karena itu, kami menerima kritik dan saran
yang membangun dari pembaca agar dapat memberikan kontribusi bagi kami, sehingga
makalah ini dapat diperbaiki menjadi bermanfaat dan layak dijadikan sebagai sumber acuan
dalam menyelesaikan permasalahan yang ada. Atas perhatian pembaca tim penulis
mengucapkan terimakasih.

Padang, Desember 2021

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI
Kata pengantar..................................................................................................................... i
Daftar isi.............................................................................................................................. ii
Bab I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang......................................................................................................... 1
1.2 Rumusan masalah.................................................................................................... 1
1.3 Tujuan masalah........................................................................................................ 1
Bab II PEMBAHASAN
2.1 ScallingUp Nutrition................................................................................................ 2
2.1.1 Konsep ScallingUp Nutrition .............................................................................. 2
2.1.2 Tujuan SUN Movement........................................................................................ 3
2.1.3 Prinsip Gerakan SUN........................................................................................... 3
2.1.4 Apa Manfaat SUN Untuk Indonesia..................................................................... 3
2.2 Gizi 1000 HPK ....................................................................................................... 5

Bab III PENUTUP


Kesimpulan ......................................................................................................................... 9
Daftar Pustaka...................................................................................................................... 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sasaran pembangunan pangan dan gizi dalam RPJMN 2010-2014 dan RAN-PG 2011-
2015 adalah menurunkan prevalensi kekurangan gizi pada balita, termasuk stunting.
Beberapa program dan kegiatan pembangunan nasional telah dilakukan untuk mendukung
sasaran tersebut. Seiring dengan hal tersebut, gerakan perbaikan gizi dengan fokus terhadap
kelompok 1000 hari pertama kehidupan pada tataran global disebut Scaling Up Nutrition
(SUN) dan di Indonesia disebut dengan Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi dalam
Rangka 1000 Hari Pertama Kehidupan (Gerakan 1000 Hari Pertama Kehidupan dan disingkat
Gerakan 1000 HPK).
Masa 1000 Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK) terdiri atas 270 hari selama kehamilan
dan 730 hari pada dua tahun pertama kehidupan anak. Pemenuhan gizi yang baik dimulai dari
1000 HPK guna mengurangi risiko stunting dan mencukupi kebutuhan gizi anak, karena
penyebab utama dari stunting ialah kurangnya asupan gizi.Kondisi stunting adalah kondisi
ketika seorang anak gagal berkembang akibat kurang gizi kronis sejak dalam kandungan.
Stunting tak hanya berdampak pada fisik anak yang ditandai dengan tinggi badan rendah,
melainkan juga menghambat perkembangan kognitif serta kesehatan anak. Kekurangan gizi
pada 1000 HPK bersifat permanen dan sulit untuk diperbaiki. Masalah kekurangan gizi
menjadi beban semua pihak yang terkait sehingga memerlukan pendekatan dengan
melibatkan semua komponen pemerintah dan masyarakat secara umum..Salah satu upaya
nyata yang dapat diterapkan ialah Scalling Up Nutrition.
SUN (Scaling Up Nutrition) Movement merupakan upaya global dari berbagai negara
dalam rangka memperkuat komitmen dan rencana aksi percepatan perbaikan gizi, khususnya
penanganan gizi sejak 1.000 hari dari masa kehamilan hingga anak usia 2 tahun. ).
Pendekatan secara terpadu ini mendapatkan dukungan dan pengakuan yang terus meningkat
secara internasional.Gerakan ini merupakan respon negara-negara di dunia terhadap kondisi
status gizi di sebagian besar negara berkembang dan akibat kemajuan yang tidak merata.
Seiring dengan hal tersebut, gerakan perbaikan gizi dengan fokus terhadap kelompok 1000
hari pertama kehidupan pada tataran global disebut Scaling Up Nutrition (SUN)
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah konsep dari Scalling Up Nutrition
2. Apakah tujuan dari Scalling Up Nutrition
3. pakah manfaat dari Scalling Up Nutrition
4. Apakah konsep dari 100 HPK

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui konsep dari Scalling Up Nutrition


2. Untuk mengetahui tujuan dari Scalling Up Nutrition
3. Untuk mengetahui manfaat dari Scalling Up Nutrition
4. Untuk mengetahui konsep dari 100 HPK

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 SCALLING UP NUTRITION


2.1.1 Konsep ScallingUp Nutrition
SUN (ScallingUp Nutrition) merupakan gerakan baru dalam upaya memperbaiki
gizi masyarakat yang diprakarsai oleh PBB dan badan dunia pada tahun 2009 dan ada 30
negara yang bergabung.

SUN (Scaling Up Nutrition) Movement merupakan upaya global dari berbagai


negara dalam rangka memperkuat komitmen dan rencana aksi percepatan perbaikan gizi,
khususnya penanganan gizi sejak 1.000 hari dari masa kehamilan hingga anak usia 2 tahun.

Pada 22 Desember 2011, Republik Indonesia bergabung dengan Gerakan SUN


(Scalling Up Nutrition) dengan surat komitmen Menteri Kesehatan, Endang Rahayu
Sedyaningsih. Saat itu, Indonesia telah memulai ‘Gerakan 1.000 Hari Pertama Kehidupan’
yang dicanangkan oleh empat menteri pemerintah. 'Gerakan 1.000 Hari Pertama Kehidupan'
mencakup tujuan yang ditetapkan dalam kerangka kebijakan resmi yang mencerminkan
target Majelis Kesehatan Dunia 2025 tentang nutrisi. Forum SUN multi-stakeholder pusat,
koordinasi multi-sektoral telah dibentuk di seluruh konstituen utama dan Rencana Aksi
Pangan dan Gizi Nasional (2011 – 2015) berfungsi sebagai kerangka hasil bersama untuk
menangani gizi.

Scaling-up Nutrition (SUN) Movement merupakan upaya untuk mengatasi semua


bentuk malnutrisi dengan prinsip bahwa setiap individu memiliki hak yang sama untuk
mendapatkan pangan dan gizi yang baik. Gerakan ini dimulai dari peran serta berbagai
pemerintah dan organisasi yang mengamati bahwa pertumbuhan eko- nomi di beberapa
negara tidak menjamin perbaikan status gizi, terutama pada anak-anak. Gerakan SUN
tergolong unik karena sifatnya yang terpadu dengan meng- gabungkan kerjasama antara
pemerintahan, lembaga dan organisasi masyarakat, PBB, berbagai penyandang dana,
pelaku bisnis dan industri, ilmuwan dan akademisi dalam upaya secara kolektif untuk
memperbaiki status gizi (SUN 2014). Inisiatif SUN tersebut juga merupakan upaya untuk
memperkuat komitmen secara politik dan tanggung jawab semua pihak yang bekerjasama.
Dengan demikian, sistem yang efektif dan peningkatan investasi dapat diimplementasikan
untuk dapat meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam menangani masalah nutrisi.

2
Penanganan kekurangan gizi pada tingkat global memerlukan upaya yang dimulai
dari tingkat nasional masing-masing negara. Pendekatan tersebut dalam mengatasi masalah
gizi pada populasi domestik memberikan kontribusi yang signifikan terhadap upaya global
dalam mengatasi malnutrisi seperti yang direncanakan pada Millenium Development
Goals (MDG) di awal tahun 2000. Untuk mengatasi masalah tersebut di butuhkan
pendekatan integral yang kepada seluruh pihak yang terkait dan sudah mendapat dukungan
dan pengakuan seacra Internasional, yang disebut Scalling Up Movement.

2.1.2 Tujuan SUN Movement


1. Tujuan Global SUN Movement:
menurunkan masalah gizi, dengan fokus pada 1000 hari pertama kehidupan(270 hari
selama kehamilan dan 730 hari dari kelahiran sampai usia 2 tahun)yaitu pada ibu
hamil, ibu menyusui dan anak usia 0-23 bulan.
2. Indikator Global SUN Movement:
penurunan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), anak balita pendek (stunting), kurus
(wasting), gizi kurang (underweight), dan gizi lebih (overweight).

2.1.3 Prinsip Gerakan SUN

Upaya dan dukungan yang dilakukan harus memiliki nilai tambah dan bersifat demand-
driven

1. Upaya perbaikan gizi yang dilakukan harus lintas sektor, terpadu, efisien, dan
memiliki dampak luas
2. Upaya yang dilakukan memungkinkan berbagai pemangku kepentingan bekerja
bersama dan saling berkontribusi serta berkesinambungan

2.1.4 APA MANFAAT SUN UNTUK INDONESIA

1. SUN bukan barang baru sama sekali bagi gizi Indonesia.


2. SUN reviving (menghidupkan) program gizi 1960-1990 - UPGK -posyandu -deteksi
dini -pendidikan gizi masyarakat - yang lintas-sektor.
3. SUN repositioning (dikembalikan) sebagai bagian pembangunan nasional
(REPELITA) - mulai 2014 masuk RPJMN dg Perpres 42/2013 Gerakan Nasional
Percepatan Perbaikan Gizi dg fokus pada 1000 HPK.

3
4. SUN updating data, teori, best practices program gizi:
 Masalah gizi serius bukan GIZI BURUK, tetapi ANAK KURUS DAN ANAK
PENDEK
 Fokus bukan lagi pada BALITA TAPI PADA REMAJA CATIN & 1000 HPK
 Beban ganda masalah gizi: kurus dan gemuk dan dampak negatifnya.

- Persentase anak usia di bawah 5 tahun


- Persentase anak usia di bawah 5 tahun
mengalami kekerdilan (MDG Report mengalami kurang berat badan (MDG
2014) Report 2014)

Terdapat 54 negara yang bergabung dalam SUN movement (2014), dimana

4
masing-masing negara terdiri dari puluhan hingga ratusan organisasi untuk bekerja- sama
mendukung upaya menangani masalah nutrisi. Masing-masing negara anggota SUN
menetapkan prio- ritas masalah nutrisi untuk ditangani bersama oleh jaringan kerjasama
organisasi dan pihak yang mendukung inisiatif tersebut (Gambar 3). Di Indonesia, prioritas
perbaikan status gizi dan kesehatan dimulai dari “1000 hari pertama kehidupan”, untuk
mengurangi mal nutrisi kronis dan akut, anemia pada wanita, berat badan lahir rendah
(BBLR), obesitas pada anak-anak serta meningkatkan upaya air susu ibu (ASI) eksklusif
(BAPPENAS. 2010).
Strategi nasional untuk masing-masing negara anggota SUN adalah mengatasi
mengatasi kemiskinan dan kelaparan (MDG tujuan 1). Penanganan malnutrisi pada usia
dini dan anak-anak diperkiraan dapat mening- katkan PDB hingga 11% di Asia dan Afrika,
mengurangi kematian dan beban kesehatan hingga lebih dari 30% per tahun, meningkatkan
produktivitas dan pendapatan pen- duduk hingga 50% dan menurunkan angka kemiskinan
lebih dari 30%, serta memungkinkan pemberdayaan wanita untuk dapat mendirikan usaha
sendiri hingga 10% (SUN 2014).
Seiring dengan kondisi permasalahan status keku- rangan gizi yang terjadi di
Indonesia, pada World Health Assembly 2012, SUN global menetapkan target untuk tahun
2025 untuk mengurangi 40% kekerdilan pada anak- anak, mengurangi wasting pada anak-
anak di bawah 5%, mengurangi BBLR hingga 30%, mencegah obesitas pada anak-anak,
pengurangan 50% anemia pada wanita usia produktif, dan meningkatkan ASI eksklusif
untuk 6 bulan pertama kehidupan bayi. Disamping itu, pena- nganan target tidak langsung
yang berkaitan erat dengan masalah nutrisi seperti harga pangan bergizi dengan harga
terjangkau, persediaan air bersih, peningkatan sanitasi dan pelayanan kesehatan serta
pengaman sosial.

2.2 Gizi 1000 HPK

1000 Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK) adalah masa sejak anak dalam
kandungan sampai seorang anak berusia dua tahun. Fase ini disebut sebagai Periode Emas
karena pada masa ini terjadi pertumbuhan otak yang sangat pesat.
Masa 1000 Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK) terdiri atas 270 hari selama
kehamilan dan 730 hari pada dua tahun pertama kehidupan anak. Hari pertama kehidupan
berkaitan erat dengan pemenuhan gizi di awal kehidupan anak. Masa 1000 hari pertama
kehidupan dimulai sejak pertama kali terjadinya pembuahan atau terbentuknya janin dalam

5
kandungan hingga anak berusia 2 tahun. Momen ini merupakan waktu tepat untuk
membangun fondasi kesehatan jangka panjang.
Membentuk gaya hidup sehat dan memenuhi asupan nutrisi seimbang sebaiknya
mulai diterapkan sejak awal masa kehamilan. Dalam jangka panjang, hal ini dapat bisa
mencegah anak mengalami kekurangan gizi, tubuh pendek, diabetes, dan obesitas. Masa
1000 HPK sangat penting bagi tumbuh kembang anak dan dapat menentukan perkembangan
kecerdasan secara jangka panjang. Tidak optimalnya perkembangan otak pada masa ini juga
akan berpengaruh terhadap kehidupan anak di masa depan. Setelah lahir, dua tahun pertama
merupakan masa yang sangat vital dalam perkembangan kemampuan makan anak. Pada
masa ini, perlu memperhatikan jenis makanan, bentuk makanan, porsi, serta frekuensi
makanan yang diberikan kepada anak.
Stimulasi dari lingkungan sekitar juga sangat penting pada 1000 HPK ini sejak
dalam kandungan hingga dua tahun pertama. Stimulasi harus dilakukan sejak dini dan
berulang-ulang supaya pembentukan sinaps (hubungan antarsel saraf otak) semakin kuat.
Nutrisi, stimulasi dan kasih sayang yang cukup dapat membantu pembentukan sinapsis otak
cukup banyak.
Kebersihan dan peralatan makan anak juga sebaiknya perhatikan. Jika kebersihan
tidak dijaga, anak akan berisiko mengalami gangguan pertumbuhan yang tidak optimal,
seperti diare dan infeksi saluran napas yang biasanya menyerang bayi.
Memberikan makanan yang baik, menciptakan situasi yang baik dan menjaga anak
tetap berada di lingkungan yang baik adalah faktor penting yang sebaiknya diperhatikan
dalam 1000 hari pertama kehidupan anak. Inilah awal tumbuh kembang anak yang
kemudian akan berdampak terhadap kecerdasan dan kesehatannya pada masa mendatang.
Hal terpenting pada masa kehamilan adalah memperhatikan gizi yang dibutuhkan Ibu
dan anak. Kebutuhan gizi Ibu akan meningkat pada masa kehamilan, khususnya kebutuhan
energi, protein, serta beberapa jenis vitamin dan mineral. Selain itu, juga perlu diperhatikan
jumlah asupan makanan. Juga harus memperhatikan panduan menyusun menu seimbang
selama masa kehamilan, khususnya pada trimester pertama yang mencakup:
 Konsumsi berbagai jenis buah, setidaknya 2 porsi per hari.
 Sayuran hijau dan oranye sebanyak 2,5 porsi per hari.
 Sumber energi kompleks seperti nasi, biskuit, roti, kentang, singkong.
 Asupan protein bagian yang rendah lemak 5,5 porsi per hari.
 Susu rendah lemak atau bebas lemak sebanyak 1-3 porsi per hari.

6
Tidak memenuhi nutrisi optimal pada 1000 HPK anak bisa berdampak buruk terhadap
pertumbuhan otak yang tidak optimal. Jika pertumbuhan otak tidak optimal, perkembangan
kognitif anak pun akan terhambat. Ini dapat berakibat berkurangnya kecerdasan anak serta
ketangkasan berpikirnya. Ketika dewasa, hal ini dapat berisiko anak tidak berprestasi saat di
sekolah dan tidak produktif saat bekerja.

Stunting atau kerdil merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat
kekurangan gizi kronis dalam 1000 hari pertama kehidupan. Untuk Propinsi Sumatera
Barat, hasil PSG nasional tahun 2017, prevalensi stunting yaitu 30,6%, dimana prevalensi
ini berada diatas prevalensi stunting nasional yang hanya 29,6%. Untuk indikator wasting
>10,1%, dimana prevalensi nya juga berada di atas prevalensi nasional yaitu 9,5%
(Kementrian Kesehatan RI, 2018). Hasil PSG di Propinsi Sumatera Barat tahun 2015
presentase stunting (27,6%), tahun 2016 menurun 2,1% yaitu (25,5%) dan tahun 2017
terjadi peningkatan sebesar 5,1% (30,6%).

Sedangkan indikator wasting tahun 2015 sebesar (9,6%), tahun 2016 terjadi penurunan
sebesar 0,7% (8,9%) dan tahun 2017 terjadi peningkatan sebesar 1,2% (10,1%) (Dinas
Kesehatan Provinsi Sumatera Barat, 2017).
Hasil laporan PSG Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Barat menunjukan bahwa,
Kabupaten Pasaman adalah daerah yang mempunyai prevalensi masalah gizi paling tinggi
pada indikator wasting maupun stunting pada balita. Laporan Seksi Gizi Dinas Kesehatan
Kabupaten Pasaman tahun 2014 dan hasil PSG tahun 2015 sampai tahun 2017, persentase
wasting tahun 2013 sebesar 14,4% dan tahun 2017 sebesar 15,9%, sehingga terjadi
peningkatan sebesar 1,5%. Persentase stunting juga mengalami peningkatan dari 37,8%
(tahun 2013) menjadi 40,6% (tahun 2017). Sementara itu persentase balita overweight
mengalami sedikit penurunan dari 8,6% pada tahun 2015 menjadi 8,1% pada tahun 2016
(Dinas Kesehatan Kabupaten Pasaman, 2017).
Berdasarkan hasil wawancara pendahuluan dengan Kepala Seksi Kesehatan Keluarga
(Kesga) dan Gizi Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pasaman, masih tingginya
permasalahan gizi di Kabupaten Pasaman berkaitan dengan outcome gerakan 1000 HPK.
Kondisi ini disebabkan karena belum optimalnya regulasi tentang gerakan 1000 HPK,
masih minimnya evaluasi ditingkat masyarakat walaupun sudah dilaksanakan rapat
koordinasi antara Kepala Puskesmas. Gerakan 1000 HPK ini juga terkendala dana yang
tidak mencukupi. Dalam sebuah sistem kesehatan diperlukan elemen input, proses, output

7
yang saling mempengaruhi. Apabila satu elemen tidak berjalan dengan baik akan
mempengaruhi elemen atau bagian yang lain, sehingga outcome dari suatu program juga
tidak tercapai (Notoatmodjo, 2017). Untuk menentukan berjalan atau tidaknya suatu
program dapat dianalisis melalui pendekatan yang dikembangkan oleh George C. Edward
III, dimana dalam keberhasilan implementasi suatu kebijakan dipengaruhi oleh variabel
komunikasi, sumber daya, disposisi dan struktur birokrasi (Agustino, 2017).

BAB III

8
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kecukupan gizi dalam 1000 Hari Pertama Kelahiran anak harus mendapatkan perhatian
yang serius bagi sebuah bangsa,karena dengan kecukupan gizi akan terlihat terpenuhinya
kebutuhan pangan dan gizi untuk memenuhi hak dan berkembangnya potensi ibu dan anak.
Gerakan 1000 HPK sangat penting dicanangkan sebagai gerakan nasional karena akan
memberikan manfaat baik jangka pendek maupun jangka panjang. Dampak jangka
pendeknya, untuk perkembangan otak, untuk pertumbuhan massa tubuh dan komposisi badan
serta untuk metabolisme.
Hal yang mendasar bagi Pemerataan gizi yaitu melibatkan pemerintah sebagai pemangku
kepentingan, tetapi juga melibatkan pihak donor, dunia usaha, organisasi/lembaga sosial
pemasyarakatan, mitra pembangunan (UN System) dan juga organisasi profesi dan
akademisi, serta media sebagai pilar dalam SUN Movement, Gerakan 1000 HPK.
Oleh karena itu, diharapkan seluruh komponen masyarakat termasuk pemerintah, tenaga
kesehatan dan masyarakat umum memiliki persepsi yang sama agar dapat mewujudkan
tingkat perbaikan gizi yang nyata di seluruh daerah di Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

9
https://www.scribd.com/embeds/358679485/content?
start_page=1&view_mode=scroll&access_key=key-fFexxf7r1bzEfWu3HKwf
https://scalingupnutrition.org/progress-impact/evidence-informing-action/data-definition-and-
indicators/
https://dppkbpmd.bantulkab.go.id/apa-1000-hpk-itu/

https://sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id/laman/index.php?r=tpost/xview&id=4414

http://pps.unj.ac.id/mengejar-periode-emas-1000-hari-pertama-kehidupan-anak/

10

Anda mungkin juga menyukai