Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH BAHASA INDONESIA

BENTUK DAN MAKNA KATA

DOSEN PENGAMPU:
YASIRLY AMRINA, S.Hum, M.Hum.

DISUSUN OLEH:
DAFFA RIZA MULYA (2011527001)
MUHAMMAD FABRIZIO ALFARIZI (21102330120
OKTA INDRIANIS (2110933026)
RAHMA FADILA (2111213001)
YUVA OKTAVIANI (2110253005)

UNIVERSITAS ANDALAS
2021/2022
Kata Pengantar

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tanpa halangan
suatu apapun. 
            Dengan adanya makna kata, diharapkan mahasiswa khususnya kelas MKWU Bahasa
Indonesia kelas 46 dapat mengolah dan memahami suatu kata dengan baik dan benar.
Sehingga dalam penyampaian materi nanti, tidak terjadi kesalahpahaman dalam memaknai
suatu kata dan dapat diterima dengan mudah. Dengan demikian, proses pembelajaran dapat
berjalan dengan lancar.
            Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi
pembaca pada umumnya. Semoga dengan mempelajari makna kata dan bentuk kata, kita
dapat menambah wawasan dan dapat mengamalkannya.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................      2
DAFTAR ISI  ......................................................................................................................      3

BAB I   PENDAHULUAN..................................................................................................      4
 A. Latar Belakang Masalah..................................................................................................     4
B. Rumusan masalah...........................................................................................................      4
C. Tujuan Penelitian............................................................................................................      4

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................      5
A. Pengertian Makna Kata...................................................................................................      5
B. Jenis-Jenis Makna Kata...................................................................................................      5
1. Makna Referensial dan Makna Nonreferensial....................................................      5
2. Makna Leksikal dan Makna Gramatikal..............................................................      6
3. Makana Denotasi dan Makna Konotasi ...............................................................    6
4. Makna Konseptual dan Makna Asosiatif..............................................................     7
5. Makna Idiom dan Makna Peribahasa....................................................................     7
6. Makna Kias...........................................................................................................     7
7. Bentuk Kata...........................................................................................................    7

BAB III PENUTUP............................................................................................................      13


A. Kesimpulan....................................................................................................................      13
B. Kritik dan Saran.............................................................................................................      13

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................      14
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan bahasa sangatlah cepat, terutama pada kalangan remaja. Penggunaan kata
yang baik dan benar jarang kita temui bahkan pada kalangan mahasiswa. Yang berakibat
pada kesalahpahaman dalam mengartikan suatu kata sehingga arti yang sebenarnya tidak
tersampaikan dengan baik.

Kata merupakan satuan terkecil dari kalimat yang dapat berdiri sendiri dan mempunyai
mkna. Makna kata adalah maksud yang tersimpan dari suatu kata. Dalam makalah ini akan
dijelaskan jenis-jenis makna kata dan bentuk kata yang diharapkan bisa dipahami dan
dimengerti.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian makna kata ?


2. Apa saja jenis-jenis makna kata ?
3. Bagaimana arti masing-masing makna kata yang ada ?
4. Bagaimana contoh makna kata ?
5. Apa saja bentuk bentuk kata ?

C. Tujuan Penelitian

1. Dapat mengetahui pengertian makna kata


2. Dapat menyebutkan jenis-jenis makna kata
3. Mengetahui arti dari masing-masing makna kata yang ada
4. Mengetahui contoh makna kata
5. Mengetahui bentuk bentuk kata
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Makna Kata


Kata merupakan satuan terkecil dari kalimat yang memiliki makna. Makna
merupakan bentuk response dari stimulus yang diperoleh pemeran   dalam komunikasi sesuai
dengan asosiasi maupun hasil belajar yang dimiliki. Makna kata dapat menjadi jelas jika
sudah digunakan dalam suatu kalimat.

B. Jenis-jenis Makna Kata


Berikut macam-macam jenis makna kata beserta pengertiannya.

1.  Makna Referensial
Sebuah kata atau leksem disebut bermakna referensial kalau ada referensnya, atau
acuannya. Contoh: Kata-kata seperti kuda, merah, dan gambar adalah termasuk kata-kata
yang bermakna referensial karena ada acuannya dalam dunia nyata. 

Disini perlu dicatat adanya kata-kata yang referennya tidak tetap. Dapat berpindah dari
satu rujukan kepada rujukan lain, atau juga dapat berubah ukurannya. Kata-kata yang seperti
ini disebut kata-kata deiktis. Misalnya kata ganti aku dan kamu. Kedua kata ini (dan juga kata
ganti yang lain) mempunyai rujukan yang berpindah-pindah, dari persona yang satu kepada
persona yang lain.

2.  Makna Nonreferensial
Sebuah kata atau leksem yang tidak memiliki refensnya atau yang diacu oleh kata
tersebut. Contoh: Kata tetapi  dan oleh termasuk kata-kata yang bermakna nonreferensial
karena tidak ada acuannya dalam dunia nyata.

3.  Makna Leksikal
Makna leksikal adalah makna suatu kata sebelum mengalami proses perubahan bentuk.
Makna lesikal disebut pula makna kampus.
Contoh: Rumah = banguna untuk tempat tinggal
Contoh: Itu rumah saya
a. Makan = ....
 Memasukkan makanan pokok ke dalam mulut lalu mengunyah dan  menelannya.
Contoh: Mereka makan tiga kali sehari.
 Memasukkan sesuatu ke dalam mulut kemudian mengunyah dan menelannya.
Contoh: Ia sedang makan pisang.
b. Daun = bagian tanaman yang tumbuh berhelai-helai pada ranting sebagai alat bernafas
dan mengolah zat makanan.
Contoh: Daun sirsak banyak mengandung khasiat

4.  Makna Gramatikal
Makna gramatikal adalah makna suatu kata setelah kata itu mengalami proses
gramatikalisasi, seperti pengimbuhan, pengulangan, atau pemajemukan. Makna gramatikal
sangat bergantung pada struktur kalimatnya. Oleh karena itu, makna gramatikal disebut pula
makna struktural.Contoh:
a. Rumah-rumahan = menyerupai rumah-rumahan.
Contoh: Ina senang bermain rumah-rumahan.
b. Makanan = segala sesuatu yang dapat dimakan
Contoh: Hindarilah makanan yang mengandung lemak.

5. Makna Denotasi
Makna denotatif adalah makna suatu kata sesuai dengan konsep asalnya, tanpa
mengalami perubahan makna atau penambahan makna. Makna denotasi disebut pula makna
lugas. Contoh:
a. Tangan kanan = tangan sebelah kanan
Contoh: Tangan kanan Milla terkilir sewaktu bermain bulutangkis.
b. Kambing = binatang pemamah biak dan pemakan rumput atau daun-daunan, berkuku
genap, tanduknya berongga, diternakkan untuk diambil daging, susu, atau bulunya.
Contoh: Pak Tejo mempunyai lima ekor kambing.

6. Makna Konotasi
Makna konotasi adalah makna suatu kata berdasarkan berdasarkan perasaan atau
pemikiran orang. Makna konotasi dapat diangCgap sebagai makna denotasi yang mengalami
penambahan makna. Penambahan tersebut berupa pengiasan atau perbandingan dengan benda
atau hal lainnya. Oleh karena itu, makna konotasi disebut pula makna kias atau makna
kontekstual.
Contoh:
 Tangan kanan = orang yang dipercaya; pembantu utama
Contoh: Polisi berhasil menangkap tangan kanan koruptor kelas kakap itu.
 Kambing hitam = orang yang dijadikan tumpuan kesalahan
Contoh: Andre dituduh sebagai kambing hitam dalam kerusuhan antarkampung itu.

7. Makna Konseptual
Makna konseptual adalah makna yang dimiliki oleh sebuah leksem terlepas dari konteks
atau asosiasi apapun. Contoh: Kata kuda memiliki makna konseptual ‘sejenis binatang
berkaki empat yang biasa dikendarai’;dan kata rumah memiliki makna konseptual ‘bangunan
tempat tinggal manusia’. Jadi, makna konseptual sesungguhnya sama saja dengan makna
leksial, makna denotatif, dan makna referensial.
8. Makna Asosiatif
Makna asosiatif adalah makna yang dimiliki sebuah lleksem atau kata berkenaan dengan
adanya hubungan kata itu dengan sesuatu yang berada diluar bahasa . Contoh:
Kata melati berasosiasi dengan sesuatu yang suci atau kesucian.
Kata merah berasosiasi dengan ‘berani atau juga ‘paham komunis’.

Makna asosiatif ini sebenarnya sama dengan lambing atau perlambangan yang
digunakan oleh suatu masyarakat bahasa untuk menyatakan konsep lain, yang mempunyai
kemiripan dengan sifat, keadaan, atau ciri yang ada pada konsep asal kata atau leksem
tersebut.

9. Makna Idiom
Makna idiom adalah satuan ujuran yang maknanya tidak dapat “diramalkan” dari makna
unsur-unsurnya, baik secara leksikal maupun secara gramatikal. Contoh: Secara gramatikal
bentuk menjual rumah bermakna ‘yang menjual menerima uang dan yang mebeli menerima
rumahnya’.
Ada dua macam idiom, yaitu:
a. Idiom penuh
Idiom yang semua unsur-unsurnya sudah melebur menjadi satu kesatuan, sehingga
makna yang dimiliki berasal dari seluruh kesatuan itu. Contoh: membanting tulang,
meja hijau, dan sebagainya
b. Idiom sebagian
Idiom yang salah satu unsurnya masih memiliki makna leksikalnya sendiri. Contoh:
buku putih yang bermakna buku yang memuat keterangan resmi mengenai suatu
kasus. Pada contoh tersebut, kata buku, masih memiliki makna leksikalnya.

10. Makna Peribahasa


Makna peribahasa masih dapat diramalkan karena adanya asosiasi atau tautan antara
makna leksikal dan gramatikal unsur-unsur pembentuk peribahasa itu dengan makna lain
yang menjadi tautannya. Karena peribahasa ini bersifat memperbandingkan atau
mengupamakan, maka lazim juga disebut dengan nama perumpamaan. Contoh: Tong kosong
nyaring bunyinya. Peribahasa tersebut bermakna ‘orang yang tiada berilmu biasanya banyak
cakapnya’.

11. Makna Kias


Tampaknya penggunaan istilah arti kiasan ini sebagai oposisi dari arti sebenarnya. Oleh
karena itu, semua bentuk bahasa (baik kata, frase, maupun kalimat) yang tidak merujuk pada
arti sebenarnya (arti leksikal, arti konseptual, atau arti denotatif) disebut mempunyai arti
kiasan.  Contoh: Putri malam dalam arti “bulan”
Raja siang dalam arti “matahari”
C. Bentuk Kata
1. Fenom
Fonem merupakan satuan bunyi bahasa yang terkecil yang mampu menunjukan
perbedaan  makna dalam ilmu bahasa. Fonem itu ditulis diantara dua garis miring /…/
misalnya bunyi a/,/i,/u/e/,dan/o. Jika satu fonem saja diganti atau dihilangkan atau bahkan
ditambahkan maka akan mengubah kata. Fonem dibedakan atas vocal dan konsonan. Contoh
kasta, kista, kusta, kata-kata ini hanya dibedakan oleh fenomena a/,i/, dan u/. Contoh  lainnya
yang fenomenanya berupa huruf konsonan misalnya kata jari, hari, tari, lari, kata-kata
tersebut dibedakan oleh fonem/j/,/h/,t/,l/. Fungsi fonem itu sendiri untuk membedakan makna
perbedaan bunyi. Pada fonem yang membedakan makna ini menegaskan adanya fonem-
fonem yang berbeda pula. 

2. Morfem
Morfem adalah suatu bentuk terkecil yang dapat membedakan makna dan atau
mempunyai makna. Morfem –an, -di, me-, ter, -lah, jika digabungkan dengan kata makan,
dapat membentuk kata makanan, dimakan, memakan, termakan, makanlah yang mempunyai
makna baru yang berbeda dengan makna kata makan.
Morfem boleh dibagi dua, yaitu morfem bebas dan morfem terikat.
a. Morfem bebas
Dapat menjalankan fungsinya secara mandiri (dapat diucapkan tersendiri, dan dapat
diletakkan dalam hubungan kalimat). Contoh : buku, uang, orang.
b. Morfem terikat
Adalah morfem yang tidak dapat dapat berdiri sendiri dari satu makna. Maknanya
baru jelas setelah dihubungkan dengan morfem yang lain. Morfem terikat mencakup :
Awalan : Ditambah pada bagian depan kata dasar. Misalnya membaca, menghafal.
Akhiran: Ditambah pada bagian belakang kata dasar.
Sisipan: Diselit di antara unsur unsur kata dasar. Misalnya telapak (tapak)
Apitan: Ditambahkan serentak pada awalan dan akhiran kata dasar. Misalnya,
imbuhan per….an dalam permainan

3. Kata
Kata adalah satuan bentuk terkecil (dari kalimat) yang dapat berdiri sendiri dan
mempunyai makna. Kata yang terbentuk dari gabungan huruf atau gabungan morfem; atau
gabungan huruf dengan morfem, baru diakui sebagai kata bila bentuknya mempunyai makna.
Dari segi bentuk, kata dibagi atas dua macam:
a. Kata yang bermorfem tunggal (kata dasar), yaitu kata yang belum mendapat imbuhan.
b. Kata yang bermorfem banyak, yaitu kata yang sudah mendapat imbuhan.
Pembagian kelas atau jenis kata:
a. kata benda (nomina)              
b. kata bilangan (numeralia)
c. kata kerja (verba)                   
d. kata sambung (konjungsi)
e. kata sifat (adjektiva)              
f. kata sandang (artikel)
g. kata ganti (pronomina)           
h. kata seru (interjeksi)
i. kata keterangan (adverbia)
j. kata depan (preposisi.

Jenis Kata
Sementara itu, ilmu bahasa termasuk morfologi terus berkembang. Pembagian kelas kata
bahasa Indonesia yang paling mutakir adalah yang diajukan oleh Tim Depdikbud RI yang
terdapat di dalam buku Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (edisi perdana 1988). Di dalam
buku itu, Moeliono, dkk. mengelompokan kata ke dalam lima jenis, yaitu :
a. Verba (Kata Kerja)
Adalah kata yang menyatakan perbuatan atau tindakan, proses, dan keadaan yang
bukan merupakan sifat. Umumnya berfungsi sebagai predikat dalam kalimat. Ciri-ciri
kata kerja:
1. Dapat diberi aspek waktu, seperti akan, sedang, dan telah.
Contoh: (akan) mandi
2. Dapat diingkari dengan kata tidak
Contoh: (tidak) makan
3. Dapat diikuti oleh gabungan kata (frasa) dengan + kata benda atau kata sifat.
Contoh: tulis + dengan pena (KB) menulis + dengan cepat (KS)
Selain bentuk di atas, ada bentuk verba yang lain, yaitu:
1. Verba reduplikasi atau verba berulang dengan dengan atau tanpa pengimbuhan,
misalnya makan-makan, batuk-batuk.
2. Verba majemuk, yaitu verba yang terbentuk melalui proses penggabungan kata,
namun bukan berupa idiom; misalnya terjun payung, tatap muka.
3. Verba berpreposisi, yaitu verba intransitif yang selalu diikuti oleh preposisi
tertentu; misalnya tahu akan, cinta pada.

b. Adjektiva (Kata Sifat)


Adalah kata yang menerangkan sifat, keadaan, watak, tabiat orang/binatang/suatu
benda. Umumnya berfungsi sebagai predikat, objek, dan penjelas dalam kalimat.
Dibedakan atas dua macam, yaitu:
1) kata sifat berbentuk tunggal, dengan ciri-ciri:
 Dapat diberi keterangan pembanding seperti lebih, kurang, dan paling: misalnya lebih
baik.
 Dapat diberi keterangan penguat seperti sangat, sekali; misalnya sangat senang,
sedikit sekali.
 Dapat diingkari dengan kata ingkar tidak, misalnya tidak benar.
2) kata sifat berimbuhan.
Contoh: abadi, manusiawi, kekanak-kanakan.

c. Adverbia (Kata Keterangan)


Adverbia adalah kata yang memberi keterangan pada verba, adjektiva, nomina
predikatif, atau kalimat. Kalimat Saya ingin segera melukis, kata segera adalah
adverbia yang menerangkan verba melukis.
Menurut Alwi dkk. (1998 : 366), keterangan di dalam kalimat ada Sembilan macam,
semua keterangan itu diisi oleh beraneka bentuk adverbial seperti tampak dalam
contoh di bawah ini. Contoh:
 Yang menyatakan waktu :sekarang, besok, beberapa hari lagi, pada masa lalu, sejak
tahun 1945;
 Yang menyatakan tempat dan arah :di sana, ke kampus, dari bogor, diatas meja, di
selatan khatulistiwa ;
 Yang menyatakan tujuan :demi keluarga, untuk mencerdaskan bangsa, bagi tanah air
dan Negara;
 Yang menyatakan cara :sekuat – kuatnya, lama – lama, baik – baik, kecil – kecilan,
dengan terang – terangan, dengan perhatian penuh ;
 Yang menyatakan penyertaan : dengan karyawan, bersama rakyat, tanpa guru ;
 Yang menyatakan alat :dengan kereta api, dengan sepeda, dengan gunting, dengan
kapak merah ;
 Yang menyatakan kemiripan :laksana puteri, bagaikan karang, seperti petinju
 Yang menyatakan penyebaban :karena inflasi, karena krisis keuangan, karena cinta ;
 Yang menyatakan kesalingan :satu sama lain ;

d. Rumpun Kata Benda


Kata Benda adalah kata yang mengacu kepada sesuatu benda (konkret maupun
abstrak). Kata benda berfungsi sebagai subjek, objek, pelengkap, dan keterangan
dalam kalimat.
Ciri kata benda:
 Dapat diingkari dengan kata bukan.
Contoh: gula (bukan gula).
 Dapat diikuti setelah gabungan kata yang + kata sifat atau yang sangat + kata sifat.
Contoh: buku + yang mahal (KS).
Ada tiga jenis kata yang juga mengacu kepada benda, yaitu:
1. Nomina (kata benda) : kata yang dipakai untuk menyatakan benda konkret.
2. Pronomina (kata ganti) : kata yang dipakai untuk mengacu kepada nomina
lain.Contoh: mana, kapan, Bu
3. Numeralia (kata bilangan) : kata yang dipakai untuk menghitung banyaknya orang,
binatang, atau barang. Contoh: tiga, puluhan.

e. Rumpun Kata Tugas


Kata Tugas adalah kumpulan kata dan partikel. Lebih tepat dinamakan rumpun kata
tugas, yang terdiri atas:
1. Kata depan (preposisi)
Kata depan adalah kata tugas yang selalu berada di depan kata benda, kata sifat
atau kata kerja untuk membentuk gabungan kata depan (frasa preposional).
Contoh: di kantor, sejak kecil.
2. Kata sambung (konjungsi)
Kata sambung adalah kata tugas yang berfungsi menghubungkan dua kata atau
dua kalimat. Contoh:
– …antara hidup dan mati (dalam kalimat)
– Situasi memang sudah membaik. Akan tetapi, kita harus selalu siaga.
3. Kata seru (interjeksi)
Kata seru adalah kata tugas yang dipakai untuk mengungkapkan seruan hati
seperti rasa kagum, sedih, heran, dan jijik. Kata seru dipakai di dalam kalimat
seruan atau kalimat perintah (imperatif). Contoh:
Aduh, gigiku sakit sekali!
Ayo, maju terus, pantang mundur!
4. Kata sandang (artikel)
Kata sandang adalah kata tugas yang membatasi makna jumlah orang atau kata
benda. Artikel ada tiga, yaitu:
yang bermakna tunggal: sang putri
yang bermakna jamak: para hakim
yang bermakna netral: si hitam manis.

Partikel
Bermakna unsur-unsur kecil dari suatu benda. Partikel yang dibicarakan di sini adalah
partikel yang berperan membentuk kalimat tanya (interogatif) dan pernyataan, yaitu:

 kah:
Apakah Bapak Ahmadi sudah datang?
Berfungsi sebagi kalimat tanya yang membutuhkan jawaban

 lah:
Apalah dayaku tanpa bantuanmu?
Berfungsi sebagai kalimat tanya yang tidak membutuhkan jawaban tetapi tetap diberi
tanda tanya.
 lah:
Dialah yang Maha Kuasa.
Kata  lah dalam kalimat ini menunjukkan partikel dan harus ditulis dengan huruf
kecil.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Makna kata adalah maksud yang tersimpan di dalam suatu kata, pembicaraan, atau pikiran
sebagai suatu respon dari stimulus yang diterima. Ada banyak jenis makna kata yaitu, makna
referensial, makna nonreferensial, makna leksikal, makna gramatikal, makna denotasi, makna
konotasi, makna konseptual, makna asosiatif, makna idiom, makna peribahasa. Semua makna
kata tersebut memiliki pengertian dan funsi masing-masing. Ada makna  kata yang hampir sama
maksudnya dan ada pula makna kata yang saling berkaitan antara makna satu dengan yang lain.

B. Kritik dan Saran


Pemakalah menyadari, makalah ini jauh dari kata sempurna. Untuk itu kritik dan saran yang
membangun sangat pemakalah butuhkan untuk perbaikan kedepannya. Dan pemakalah berharap
makalah ini bisa bermanfaat untuk pemakalah khususnya dan pembaca pada umumnya.

Daftar Pustaka
Chaer, Abdul. 2012. Linguistik Umum. cet. 4. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Chaer, Abdul. 2002. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. cet.3. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Waridah, Ernawati. 2013. Ejaan Yang Disempurnakan dan Seputar Kebahasa-Indonesiaan cet.4.
Bandung: Ruang Kata.
Sumber Internat:
Wikipedia, http://id.m.wikipedia.org/wiki/Makna.

Anda mungkin juga menyukai