DI SUSUN OLEH :
STAMBUK : 201910447
KELAS : C
ANGKATAN 2019
1
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................ 1
DAFTAR ISI....................................................................................................... 2
BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................... 3
A. LATAR BELAKANG.............................................................................. 3
B. RUMUSAN MASALAH........................................................................... 5
C. TUJUAN PENULISAN............................................................................ 5
BAB 2 PEMBAHASAN...................................................................................... 6
A. Pengertian Bank Syariah..................................................................... 6
B. Sejarah Perbankan Syariah di Indonesia........................................... 6
C. Tujuan Bank Syariah............................................................................ 7
D. Prinsip Dasar Bank Syariah................................................................ 8
E. Karakteristik Bank Syariah.................................................................. 9
BAB 3 PENUTUP............................................................................................... 10
KESIMPULAN.................................................................................................... 10
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
3
berasal dari luar (nasabah) inilah yang perlu dimaksimalkan sehingga mampu
menjawab beberapa tantangan tentang eksistensi bank syariah bagi generasi
muda di Indonesia.
Saat ini perbankan syariah juga memperhatikan Sumber Daya Manusia
(SDM) serta memberikan pengusahaan teknologi informasi dan digital
banking bagi nasabahnya. Dalam babak peningkatan kemampuan SDM,
salah satu poin pentingnya ialah Bank Syariah Indonesia (BSI) meletakkan
pedoman yang kuat melalui Bank Syariah Indonesia Millennials Unity in
Diversity & Agile (BSI Muda). Program tersebut benar-benar dilakukan
dengan serius bagi BSI dalam pengembangan SDM generasi muda,
sekaligus untuk menarik ketertarikan milenial terhadap perbankan syariah.
Kalangan anak muda adalah harapan masa depan pada sektor perbankan,
bukan hanya diperuntukkan bagi perbankan syariah, ekonomi dan keuangan
syariah, melainkan juga sebagai masa depan umat dan bangsa di Indonesia
dan di dunia. Harapan ini bisa terwujud karena Indonesia merupakan negara
dengan penduduk Muslim terbesar di dunia. Berdasarkan proyeksi dari The
Future of World Religions & PEW Research Center, tahun 2050 umat Islam di
dunia mencapai 2,7 miliar atau sekitar 29,7% dari total penduduk seluruh
bumi. Sementara 12,7% dari total umat Islam dunia adalah muslim dari
Indonesia. Artinya, 1 dari 10 umat Islam dunia terbanyak pada umat Islam di
Indonesia.
Karena eksistensi bank syariah semakin dilirik oleh kaum anak muda, maka
bank syariah perlu meningkatkan pemenuhan kebutuhan masyarakat
khususnya ditujukan pada anak muda saat ini. Tentunya, dengan
memberikan layanan teknologi digital yang semakin maju akan memenuhi
ketercapaian bank Syariah dalam memberikan pelayanan secara mudah,
cepat, nyaman dan aman. Para nasabah tidak hanya meminjam atau
menyimpan uang di bank syariah, tetapi juga dapat berinvestasi. Selain itu
para nasabah juga bisa menyalurkan bantuan berupa sedekah dan zakat.
Kesempatan emas ini tidak boleh disia-siakan. Maka dari itu, mari kita
sebagai generasi muda perlu berkontribusi besar dalam memajukan
perkembangan Bank Syariah Indonesia.
4
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN PENULISAN
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada tanggal 18-20 Agustus 1990
menyelenggarakan Lokakarya bunga bank dan Perbankan di Cisarua
Bogor Jawa Barat. Hasil lokakarya tersebut di bahas lebih mendalam
pada Musyawarah Nasional IV MUI yang berlangsung di Hotel Sahid
Jaya Jakarta, 22-25 Agustus 1990. Berdasarkan amanat Munas IV
MUI, dibentuk kelompok kerja untuk mendirikan bank Islam di
Indonesia. Kelompok kerja yang disebut Tim Perbankan MUI, bertugas
melakukan pendekatan dan konsultasi dengan semua pihak terkait.
Pada tahun 1992 Bank Muamalat Indonesia (BMI) lahir. Walaupun
perkembangannya agak terlambat bila dibandingkan dengan Negara-
negara muslim lainnya, perbankan syariah di Indonesia akan terus
berkembang. Bila pada periode tahun 1992-1998 hanya ada satu unit
bank syariah maka pada tahun 2005 jumlah bank syariah di Indonesia
telah bertambah menjadi 20 unit yaitu 3 bank umum syariah dan 17
unit usaha syariah.
Sementara itu jumlah Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS)
hingga akhir tahun 2004 bertambah menjadi 88 buah. Berdasarkan
data Bank Indonesia, prospek perbankan syariah pada tahun 2005
diperkirakan cukup baik. Industri perbankan syariah diprediksi masih
akan berkembang dengan tingkat pertumbuhan yang cukup tinggi. Jika
pada posisi November 2004 volume usaha perbankan syariah telah
mencapai 14,0 triliun rupiah, dengan tingkat pertumbuhan yang terjadi
pada tahun 2004 sebesar 88,6%, volume usaha perbankan syariah di
akhir tahun 2005 diperkirakan akan mencapai sekitar 24 triliun rupiah.
Dengan volume tersebut diperkirakan perbankan syariah akan
mencapai pangsa sebesar 1,8% dari industri perbankan nasional
dibandingkan sebesar 1,1% pada akhir tahun 2004. Pertumbuhan
volume usaha perbankan syariah tersebut ditopang oleh rencana
pembukaan unit usaha syariah yang baru dan pembukaan jaringan
kantor yang lebih luas. Dana Pihak Ketiga (DPK) diperkirakan akan
mencapai jumlah sekitar 20 triliun rupiah dengan pembiayaan sekitar
21 triliun rupiah di akhir tahun 2005.
7
b. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan
bidang ekonomi keuangan, yang selama ini diketahui masih cukup banyak
masyarakat yang enggan berhubungan dengan bank karena masih
menganggap bahwa bunga bank itu riba.
c. Mengembangkan lembaga bank dan sistem perbankan yang sehat
berdasarkan prinsip efisiensi dan keadilan, mampu meningkatkan
partisipasi masyarakat sehingga menggalakkan usaha-usaha ekonomi
rakyat, antara lain memperluas jaringan lembaga perbankan ke daerah-
daerah terpencil.
8
e. Prinsip jasa (Fee-Based Service)
Prinsip ini meliputi seluruh layanan non pembiayaan yang
diberikan bank.
a. Prinsip Keadilan
b. Prinsip Kesederajatan
c. Prinsip ketenteraman
9
BAB 3
PENUTUP
KESIMPULAN
10