Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH KKPK

“Manajemen Mobilisasi”

Dosen Pembimbing :

Di Susun Oleh:

1. Tengku Jian Safitri


2. Ratna Juwita
3. Diva Zakira
4. Sania

PRODI DIII KEBIDANAN


STIKES HANG TUAH
PEKANBARU
2021/2022
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadiran Allah SWT yang


telah melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga kami dapat meyelesaikan
makalah ini guna untuk memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah KKPK
dengan Judul “Manajemen Mobilisasi”.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberi doa, saran dan kritik sehingga
makalah ini dapat terselesaikan.

Kami menyadari sepenuhnya makalah ini masih jauh dari sempurna


dikarenakan batasnya pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami
mengharapkan segala bentuk saran, masukan serta kritikan yang membangun dari
berbagai pihak. Kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
bagi perkembangan dunia pendidikan.
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i
KATA PENGHANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang Masalah 1
1.2 Rumusan Masalah 1
1.3 Tujuan Manfaat Penulisan 2
BAB II PEMBAHASAN 3

2.1 Prinsip Mekanika Tubuh 3

2.2 Pergerakan Dasar dalam Mekanika Tubuh 4

2.3 Faktor yang Mempengaruhi Mekanika Tubuh 4

2.4 Dampak Mekanika Tubuh 5

2.5 Ketepatan dalam Melakukan Pengaturan Posisi 5

2.6 Ambulasi dan Mobilisasi 6

2.7 Ketepatan dalam Menjelaskan Postur 7

2.8 Faktor yang Mempengaruhi Postur Tubuh 7

BAB III PENUTUP 8

3.1 Kesimpulan 8

3.2 Saran 9

DAFTAR PUSAKA 9
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Mobilisasi merupakan kemampuan individu untuk bergerak secara bebas, mudah


dan teratur dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan aktivitas guna
mempertahankan kesehatannya ( Andri Setiya dan Abd. Wahid, 2006 ).
Kehilangan kemampuan untuk bergerak menyebabkan ketergantungan dan ini
membutuhkan tindakan keperawatan.

Tujuan Mobilisasi ( Alimul, 2014 ) mengemukakan bahwa tujuan Mobilisasi


adalah memenuhi kebutuhan dasar ( termasuk melakukan aktivitas hidup sehari-
hari dan aktivitas rekreasi ), mempertahankan diri( melindungi diri dari trauma ),
mempertahankan konsep diri, mengekspresikan emosi dengan gerakan tangan
nonverbal.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang maka dapat dirumuskan masalah penelitian yaitu “


bagaimana menjelaskan ketepatan prinsip, pergerakan, faktor, dampak, pengaturan
posisi dan postur tubuh dalam mobilisasi?”

1.3 Tujuan Manfaat Penulisan

Guna nya untuk menambah wawasan pengetahuan yang berkaitan dengan


manajemen mobilisasi dan sebagai acuan dalam meningkatkan mutu kinerja tenaga
medis untuk kegiatan penelitian dan pengembangan informasi.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Prinsip Mekanika Tubuh

a. Mekanika tubuh yang benar diperlukan untuk mendukung kesehatan dan


mencegah kecacatan.

b. Penggunaan yang tidak benar dapat mengganggu kemampuan perawat untuk


mengankat, memindahkan dan mengubah posisi pasien.

c. Ketika merancanakan untuk memindahkan pasien, atur untuk bantuan yang


adekuat. Gunakan alat bantu mekanika jika bantuan tidak mencukupi.

d. Jaga punggung, leher, pelvis dan kaki lurus. Cegah terpelintir.

e. Fleksikan lutut : buat kaki tetap lebar.

f. Dekatkan tubuh tenaga kesehatan dengan pasien (objek yang akan diangkat).

g. Gunakan lengan dan tungkai bukan pungggung.

h. Tarik pasien kearah penariknya menggunakan seprai yang dapat ditarik.

i. Rapatkan otot abdomen dan gluteal untuk persiapan bergerak.

j. Seseorang dengan beban yang sangat berat diangkat bersama, dengan


dipimpin seorang dengan menghitung sampai tiga.

Mekanika tubuh penting bagi perawat dan klien. Hal ini mempengaruhi tingkat
kesehatan mereka. Mekanika tubuh yang benar diperlukan untuk mendukung
kesehatan dan mencegah kecacatan. Adapun prinsip yang digunakan dalam body
mekanik adalah:

1. Gravitasi

Merupakan prinsip utama yang harus diperhatikan dalam melakukan mekanika


tubuh dengan benar, yaitu memandang gravitasi sebagai sumbu dalam pergerakan
tubuh. Terdapat 3 faktor yang perlu diperhatikan dalam gravitasi,yaitu:
• Pusat gravitasi (center of gravitasi), titik yang berada dipertengahan tubuh

• Garis gravitasi (line of gravitasi), merupakan garis imaginer ventrikel melalui


pusat gravitasi.

• Dasar tumpuan (base of suport) merupakan dasar tempat seseorang dalam


keadaan istirahat untuk menopang atau menahan tubuh.

2. Keseimbangan

Keseimbangan dalam penggunaan mekanika tubuh dicapai dengan cara


mempertahankan posisi garis gravitasi diantara pusat gravitasi dan dasar tumpuan.

3. Berat

Dalam menggunkan mekanika tubuh yang sangat diperhatikan adalah berat atau
bobot benda yang akan diangkat karena berat benda akan mempengaruhi mekanika
tubuh.

2.2 Pergerakan Dasar dalam Mekanika Tubuh

Beberapa gerakan dasar yang harus dipertahankan:

a. Gerakan (ambulating)

Gerakan yang benar akan membantu mempertahankan keseimbangan tubuh.


Contoh, keseimbangan tubuh orang saat berdiri akan mudah stabil dibandingkan
dalam posisi jalan. Dalam posisi jalan akan terjadi perpindahan dasar tumpuan dari
sisi satu ke sisi yang lain,dan posisi gravitasi akan selalu berubah pada posisi kaki

b. Menahan (squatting)

Dalam melakukan pergantian,posisi menahan selalu berubah. Contoh : Posisi


orang duduk akan beerbeda dengan orang jongkok dan tentunyaberbeda dengan
posisi yang tepat dalam menahan. Dalam menahan diperlukan dasar tumpuan yang
tepat.
c. Menarik (pulling)

Menarik dengan benar akan memudahkan untuk memindahkan benda.Yang


perlu diperhatikan adalah ketinggian, letak benda, posisi kaki dan tubuh dalam
menarik. Sodorkan telapak tangan dan lengan atas dipusat gravitasi pasien. Lengan
atas dan siku di letakkan pada permukaan pada tempat tidur, pinggul, lutut, dan
pergelangan kaki ditekuk lalu dilakukan penarikan.

d. Mengangkat (lifting).

Mengangkat merupakan pergerakan daya tarik. Gunakan otot-otot besar dari


tumit, paha bagian atas, kaki bagian bawah, perut ,dan pinggul untuk mengurangi
rasa sakit pada daerah tubuh bagian belakang.

e. Memutar (pivoting)

Merupakan gerakan untuk memutar anggota tubuh dan bertumpu pada tulang
belakang. Gerakan memutar yang baik memerhatikan ketiga unsur gravitasi agar
tidak berpengaruh buruk pada postur tubuh.

2.3 Faktor yang Mempengaruhi Mekanika Tubuh

a. Status kesehatan

Terjadi penurunan kondisi yang disebabkan oleh penyakit berupa


berkurangnya aktifitas sehari-hari.

b. Nutrisi

Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan kelemahan otot dan memudahakan


terjadinya penyakit. Contoh tubuh yang kekurangan kalsium akan mudah
fraktur.

c. Emosi

Kondisi psikologi seseorang dapat memudahkan perubahan perilaku yang


dapat menurunkan kemampuan mekanika tubuh yang baik.
d. Situasi dan Kebiasaan

Situasi atau kebiasaan yang dilakukan seseoarang Misalnya sering mengangkat


benda-benda yang berat.

e. Gaya Hidup

Perubahan pola hidup seseorang dapat menyebabkan stres dan kemungkinan


besar akan menyebabkan kecerobohan dalam aktifitas. Begitu juga gaya hidup
yang tidak sehat juga akan mempengaruhi mekanika tubuh seseorang.

f. Pengetahuan

Pengetahuan yang baik dalam penggunaan mekanika tubuh akan mendorong


seseorang untuk mempergunakannya dengan benar, sehingga mengeluarkan
tenaga yang dikeluarkan.

2.4 Dampak Mekanika Tubuh

a. Terjadi ketergantungan sehingga memudahkan timbulnya kelelehan dan


gangguan dalam musculoskeletal.

b. Resiko terjadi kecelakaan dalam muskuskeletal, misalnya seseorang yang


salah berjongkok atau berdiri. Maka akan memudahkan terjadinya gangguan
dalam struktur musculoskeletal. Misalnya kelainan pada tulang vertebrae.

2.5 Ketepatan dalam Melakukan Pengaturan Posisi

A. FOWLER/SEMIFOWLER

Pengertian:

Membaringkan klien dengan posisi setengah duduk.

Tujuan:

1. Mengurangi sesak napas.


2. Memberikan rasa nyaman.

3. Membantu memperlancar pengeluaran cairan, misalnya water seal drainase


(WSD).

4. Membantu mempermudah tindakan keperawatan.

Prosedur Kerja:

1. Lakukan persiapan 1-6 seperti yang telah dijelaskan di atas.

2. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan jika diperlukan.

3. Minta klien untuk memfleksikan lutut sebelum kepala dinaikkan.

4. Naikkan kepala tempat tidur pada posisi fowler rendah (45-900) atau semi
fowler (15-450).

5. Letakkan bantal kecil di bawah punggung pada kurva lumbal.

6. Letakkan bantal kecil di bawah kepala klien.

7. Letakkan bantal di bawah kaki, mulai dari lutut sampai tumit.

8. Topang telapak kaki dengan menggunakan bantalan kaki.

9. Letakkan bantal untuk menopang kedua lengan dan tangan, jika klien memiliki
kelemahan pada kedua tangan tersebut.

10. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan.

B. POSISI MIRING (SIMS)

Pengertian:

Membaringkan klien dalam posisi miring dan setengah telungkup.


Tujuan:

Membantu mempermudah tindakan pemeriksaan rektuma atau pemberian


huknah atau pemberian obat-obatan melalui anus.

Prosedur Kerja

1. Lakukan persiapan 1-6 seperti yang telah dijelaskan di atas.

2. Baringkan klien telentang di tengah tempat tidur.

3. Miringkan klien hingga posisinya setengah telungkup dengan tangan diluruskan


dan letakkan telapak tangan diletakkan pada bagian paha, abdomen mengenai
tempat tidur, kaki bagian bawah diluruskan, kaki bagian atas ditekuk (seperti
orang memeluk bantal), bagian tangan difleksikan dan tangan bagian bawah ke
belakang.

4. Letakkan bantal di bawah kepala klien.

5. Letakkan bantal di tangan bagian atas.

6. Letakkan bantal pada kaki bagian atas.

7. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan.

C. POSISI TRENDELENBURG

Pengertian:

Membaringkan klien dengan posisi kepala lebih rendah daripada kaki.

Tujuan:

Memperlancar peredaran darah ke otak.

Indikasi:

1. Klien syok.

2. Klien yang dipasang skin traksi pada kakinya.


Prosedur Kerja:

1. Klien dibaringkan telentang tanpa bantal.

2. Tempat tidur di bagian kaki ditinggikan dengan balok atau bantal.

3. Diantara karpal klien dan ujung tempat tidur diberi bantal sebagai penahan.

4. Pada tempat tidur khusus (functional bed) bagian kakinya dapat ditinggikan.

D. POSISI DORSAL REKUMBEN

Pengertian:

Membaringkan klien dengan posisi telentang dengan lutut ditekuk dan telapak
kaki menapak di atas tempat tidur, sedangkan kedua belah kaki direganggangkan.

Tujuan:

1. Mempermudah tindakan pemeriksaan dan perawatan pada daerah genital.

2. Mempermudah proses persalinan pada klien yang akan bersalin.

Prosedur Kerja:

1. Klien berbaring telentang dengan pakaian bagian bawah dibuka.

2. Baringkan klien dalam keadaan datar di tempat tidur.

3. Angkat kaki ke arah atas menjauhi tempat tidur.

4. Lutut ditekuk ke arah atas.

5. Paha direnggangkan dan telapak kaki menapak pada tempat tidur.

6. Apabila diinstruksikan untuk pemeriksaan genitalia atau pemeriksaan lain di


daerah perineum, buka kedua kaki saling berjauhan.
7. Letakkan bantal di bawah kaki agar dapat menopang kedua kaki.

Perhatian:

1. Perhatikan keadaan umum klien.

2. Hindari terjadinya bahaya jatuh.

3. Hindari tindakan yang dapat menumbulkan rasa malu dan lelah pada klien,
serta tetap menjaga kesopanan.

E. POSISI LITOTOMI

Pengertian:

Membaringkan klien dengan posisi telentang dengan kedua paha diangkat dan
ditarik kea rah perut, sedangkan tungkai bawah membuat sudut 900 terhadap paha.

Tujuan:

1. Memudahkan tindakan pemeriksaan daerah genital.

2. Memudahkan proses persalinan.

3. Memudahkan pemasangan alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR).

Persiapan Alat:

1. Tempat tidur khusus pemeriksaan kebidanan (bed ginekologi).

2. Selimut atau kain penutup.

Prosedur Kerja:

1. Klien berbaring telentang dengan pakaian bagian bawah dibuka.

2. Daerah kepala sampai leher diberikan bantal.

3. Angkat kaki ke arah atas menjauhi tempat tidur dan tekuk kaki.

4. Perawat membantu meletakkan kaki pada penahan lutut.


5. Apabila disediakan tempat tidur khusus (bed ginekologi), taruh betis atau
pergelangan kaki ditempat sanggahannya.

F.

Anda mungkin juga menyukai