SETORAN
HAFALAN
AL-QUR'AN
Juz 30
LEVEL
1-4
Kelas :.........................................................
Penyusun
PANDUAN PROGRAM TAHFIZH
SAUNG QUR’AN AL-HIJRAH CENDIKIA
PENDAHULUAN
Pemilihan program tahfizh 30 juz Al Qur’an mengacu pada nash Al Qur’an dan As Sunah yang
menerangkan berbagai keutamaan Al Qur’an baik untuk para penghafalnya maupun untuk lingkungan
sekitarnya. Keutamaan di dunia dan kemuliaan di akhirat sudah menjadi jaminan yang Allah berikan
kepada setiap penghafal Al Qur’an. Disamping itu kebutuhan umat akan Al Qur’an sebagai sumber
solusi berbagai kerusakan moral dan akhlaq menjadikan program ini semakin diharapkan dapat
berkembang ditengah-tengah masyarakat
Janji Allah sebagai bentuk pengagungan kepada para penghafal Al Qur’an diberitakan dalam
berbagai ayat dan hadis diantaranya:
Para syuhada Uhud yang hafizh Al Qur'an, Rasul dahulukan pemakamannya. "Nabi
mengumpulkan di antara dua orang syuhada Uhud kemudian beliau bersabda, "Manakah di
antara keduanya yang lebih banyak hafal Al Qur'an, ketika ditunjuk kepada salah satunya,
maka beliau mendahulukan pemakamannya di liang lahat." (HR. Bukhari)
Pada kesempatan lain, Nabi SAW memberikan amanat pada para hafizh dengan
mengangkatnya sebagai pemimpin delegasi
Rasulullah perintahkan para penghafal Al Qur’an supaya menjadi imam sholat
"Sebenarnya, Al Quran itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu.
Dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami kecuali orang-orang yang zalim." (QS Al-Ankabuut
29:49).
6. Mendatangkan Syafaat
Dari Abi Umamah ra. ia berkata, "Aku mendengar Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda,
"Bacalah olehmu Al Qur'an, sesungguhnya ia akan menjadi pemberi syafa'at pada hari kiamat bagi
para shahibnya (penghafalnya)." (HR. Muslim dalam Shahihul Jami’)
Para ulama menjelaskan arti shahib al qur'an adalah orang yang hafal semuanya atau sebagiannya,
selalu membaca dan mentadabur serta mengamalkan isinya dan berakhlak sesuai dengan
tuntunannya
1. Talqin Qiro’ah
2. Setoran Ziyadah ( Hafalan Baru)
3. Muroja’ah Ma’al Ustadz
4. Muroja’ah Ma’az Zamil
5. Muroja’ah Fardi
6. Lajnah Akhir
TALQIN QIRO’AH
Santri membacakan apa yang akan dihafal di depan ustadz
Dimaksudkan agar meminimalisir kesalahan dalam menghafal
masing-masing setelah setoran baru
SETORAN ZIYADAH (HAFALAN BARU)
Santri Menyetorkan Hafalan Baru di depan Ustadz
Setoran Minimal 1 muka/lembar, maksimal . juz
Waktu menyesuaikan
MUROJA’AH MA’AL USTADZ
Santri menyetorkan Hafalan lama sebelum hafalan baru kepada ustadz
Waktu menyesuaikan
MUROJA’AH MA’AZ ZAMIL
Santri menyetorkan hafalan . -semua hafalan kepada temannya yang telah ditentukan
pasangannya oleh musyrif/fah halaqoh secara bergantian
Waktu menyesuaikan
MUROJA’AH FARDI
Santri berkewajiban mengulang hafalannya sendiri diluar jam halaqoh
Jika sudah hafal 1 Juz, Muroja’ah ½ Juz perhari
Jika sudah hafal 2 Juz, Muroja’ah 1 Juz perhari
Jika sudah hafal 5 Juz, Muroja’ah 3 Juz perhari
Jika sudah hafal 10 Juz, Muroja’ah 5 Juz perhari
Jika sudah hafal 20 Juz, Muroja’ah 5 Juz perhari
Jika sudah hafal 25 Juz, Muroja’ah 10 Juz perhari
Jika sudah hafal 30 Juz, Muroja’ah 10 Juz perhari
Waktu selain jam halaqoh yang ditentukan/dirumah masing-masing
LAJNAH AKHIR
Santri membaca (bilghoib) di halaqoh setiap kelipatan 5 Juz
Setiap bertambah 5 juz dibaca dari awal
Santri kan di tes oleh ustadz yang ditentukan.
PERATURAN HALAQOH
Santri datang pada jam yang telah ditentukan
Halaqoh seyogianya berbentuk setengah lingkaran
Santri dilarang meninggalkan Halaqoh sebelum jam selesai, kecuali ada udzur
Santri yang berhalangan hadir wajib memberitahukan kepada ustadz
Akan diadakan absensi santri, di akhir jam halaqoh
PROGRAM TAMBAHAN
TAHSIN QIRO¡¦AH, dimaksudkan agar santri bisa membaca Al Qur¡¦an dengan tajwid
dan makroj yang sesuai kaidah yang benar
TASMI’ PEKANAN, kegiatan ini dilakukan setiap hari ahad
PROGRAM ACCIDENTAL
Tasmi’ sebanyak 1 juz dibaca oleh satu halaqoh, didepan semua santri
Dibaca secara tartil dan memperhatikan tajwid
PETUNJUK PENGGUNAAN
1. Perhatikan baris pertama, misalkan pada kolom “Surat” tertulis An-Naas dan pada
kolom “Ayat” tertulis 1, ini berarti kita akan menghafalkan surat An-Naas ayat 1.
2. Kemudian santri membaca ayat tersebut dari al-Qur'an. Apabila bacaannya sudah baik
maka pembimbing dapat memparaf pada kolom “Setor Baca”. Apabila membacanya
belum baik, maka santri dibimbing terlebih dahulu sampai baik membacanya.Bagi
santri yang belum bisa membaca al-Qur'an pun bisa, yaitu dengan menyorog ayat
tersebut sampai hafal, yaitu pembimbing membacakan sedikit demi sedikit dan santri
tersebut mengikutinya sampai lancar.Dan bagi santri yang sudah mandiri dalam
membaca al-Qur'an, kolom ini bisa dilewati dan langsung ke kolom selanjutnya.
3. Bagi santri yang sudah mandiri dalam membaca al-Qur'an, boleh terus ke baris
berikutnya dulu.Misalkan dilanjutkan membaca surat an-Naas ayat 2 sebanyak 20 kali
dan diceklis sendiri. Dan terus ke baris bawahnya. Dan setelah merasa cukup, santri
tersebut dapat menyetor hafalannya. Berbeda dengan santri yang belum mandiri dalam
membaca al-Qur'an, santri tersebut harus setor terlebih dahulu sebaris demi sebaris.
Setelah lulus baris tersebut baru boleh melanjutkan ke baris berikutnya.
4. Santri kemudian menyetorkan hafalannya, penerima setoran memperhatikan dan
menilai setoran hafalan santri tersebut. Apabila hafalannya masih salah atau tidak
hafal, maka santri tersebut diberi tiga kali kesempatan untuk memperbaiki. Apabila
pada kesempatan yang ketiga masih salah, maka pembimbing memberitahukan
kesalahannya dan membimbing lagi dalam membacanya sampai benar.Kemudian santri
tersebut harus mengulang lagi membaca 20 kalinya.Apabila hafalannya masih terbata-
bata, tapi tamat, maka pembimbing dapat memberi paraf pada kolom “Sekedar
Hafal”Apabila hafalannya sudah lancar walau pun tajwidnya masih ada yang salah,
maka pembimbing dapat memberi paraf pada kolom “Lancar”.Apabila hafalannya
sudah lancar dan sudah benar tajwidnya, maka pembimbing dapat memberi nilai pada
kolom kolom “Tajwid”.
5. Setelah penerima setoran menilai, maka diputuskan apakah satri tersebut lulus atau
belum lulus.Kriteria kelulusan berbeda-beda tergantung kebijakan. Boleh ketat,
sehingga nilai tajwidnya harus baik dulu baru lulus. Namun boleh juga berkebijakan
yang penting sudah lancar sudah cukup.Biasanya hal seperti ini untuk santri-santri
yang masih sangat kecil yang masih kesulitan untuk membaca bertajwid. Maka
diluluskan walaupun masih belum bertajwid. Dan nanti suatu saat bisa melengkapinya.
6. Apabila telah dinyatakan lulus, maka isi tanggal lulus dan beri paraf pada kolom
“Lulus” sebagai tanda santri tersebut telah lulus dan boleh melanjutkan ke baris
berikutnya.
7. Kemudian yang lulus ke baris berikutnya mengikuti petunjuk yang sama seperti di atas.
8. Ujian level ialah sebagai bentuk muroja’ah semua yang telah di hafal. Pada Level 4 di
tutup dengan ujian akhir yaitu ujian 1 juz sekali duduk.
LEVEL 1
AN-NABA S/D AT-TAKWIR
SETOR LULUS
SETOR
NO. SURAT AYAT SEKEDAR
BACA LANCAR TAJWID TANGGAL PARAF
HAFAL
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
UJIAN PERSURAT
AN-NABA 1-40
AN-NAZI’AT 1-46
‘ABASA 1-42
AT-TAKWIR 1-29
UJIAN LEVEL 1
AN-NABA S/D
AT-TAKWIR
BERHASIL !!!
LEVEL 2
AL-INFITAR S/D AL-A'LA
SETOR LULUS
SETOR
NO. SURAT AYAT SEKEDAR
BACA LANCAR TAJWID TANGGAL PARAF
HAFAL
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
UJIAN PERSURAT
AL-INFITAR 1-19
AL-MUTAFFIFIN 1-36
AL-INSYIQAQ 1-25
AL-BURUJ 1-22
AT-TARIQ 1-17
AL-A’LA 1-19
UJIAN LEVEL 2
AL-INFITAR S/D
AL-A’LA
AN-NABA S/D
AL-A’LA