9:20:00 PM
Anonymous
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Hakikat Pendidikan
Definisi pendidikan telah banyak dikemukakan oleh para ahli pendidikan. Berikut
definisi-definisi pendidikan yang penulis kumpulkan. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (1995:232) diyatakan bahwa pendidikan ialah proses pengubahan sikap dan tata
laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya
pengajaran dan pelatihan. Jadi, pendidikan merupakan sebuah proses, yakni proses perubahan
perilaku baik individu ataupun sekelompok orang, dengan tujuan untuk membuat individu-
individu tersebut dewasa. Maksud dewasa di sini adalah bahwa individu itu mencapai
kematangan dalam pikiran dan pandangan. Dalam pengertian ini juga terkandung upaya atau
usaha yang dilakukan dalam kegiatan pendidikan, yakni melalui pengajaran dan latihan.
Sejalan dengan definisi di atas, Sukmadinata (2004:1) juga mengemukan pendidikan
sebagai upaya-upaya, yakni upaya mencerdaskan bangsa, menanamkan nilai-nilai moral dan
agama, membina kepribadian, mengajarkan pengetahuan, melatih kecakapan, ketrampilan,
memberikan bimbingan, arahan, tuntunan, teladan, dan lain-lain.
Pendidikan sebagai proses dikemukakan oleh H. Horn, bahwa pendidikan merupakan
proses yang terus menerus (abadi) dari penyesuaian yang lebih tinggi bagi makhluk manusia
yang telah berkembang secara fisik dan mental, yang bebas dan sadar kepada tuhan, seperti
termanifestasi dalam alam sekitar intelektual, emosional dan kemanusiaan dari manusia.
2.2 Hakekat Teori
Teori adalah serangkaian bagian atau variabel, definisi, dan dalil yang saling
berhubungan yang menghadirkan sebuah pandangan sistematis mengenai fenomena dengan
menentukan hubungan antar variabel, dan bertujuan untuk menjelaskan fenomena
alamiah. Teori terdiri dari 3 elemen, yaitu concept (konsep), scope (lingkup),
dan relationship (hubungan). Sebuah teori harus memiliki konsep-konsep dengan lingkup
tertentu dan saling berhubungan
Pengertian teori juga dikemukakan oleh Kerlinger, yakni: a set of interrelated
constructs (concepts), definitions, and propositions that present a systematic view of
phenomena by specifying relations among variables, with the purpose of explaining and
predicting the phenomena (teori adalah seperangkat konstruksi {konsep}, definisi, dan
preposisi yang yang saling berhubungan yang menghadirkan suatu fenomena yang sistematis
dengan memerincikan hubungan antara variabel-variabel dengan tujuan untuk menjelaskan
dan meramalkan fenomena tersebut). Dengan demikian, sebuah teori terdiri atas konsep,
definisi, dan proposisi yang saling berhubungan, sehingga dapat menjelaskan dan
meramalkan suatu fenomena dengan memerinci terlebih dahulu hubungan antara konsep,
definisi, dan preposisi tadi
Definisi teori Kerlinger di atas juga dikemukan oleh Soetriono dan Hanafie
(2007:142-143) yang menyatakan bahwa teori bukanlah suatu spekulasi melainkan suatu
konstruksi yang jelas yang dibangun atas jalinan fakta-fakta secara keseluruhan. Fakta
mempunyai peranan dalam teori, yakni: (a) memulai teori; (b) menolak dan mereformasi teori
yang telah ada; serta (c) mendefinisikan kembali atau memperjelas definisi-definisi yang ada.
Dalam pengembangan ilmu, teori memiliki peranan sebagai berikut.
1. Teori sebagai orientasi, yakni memfokuskan cakupan fakta-fakta mana saja yang diperlukan.
2. Teori sebagai konseptual dan klasifikasi, yakni dapat memberikan petunjuk kejelasan
hubungan antarkonsep atas dasar klasifikasi tertentu.
3. Teori sebagai generalisasi, yakni memberikan rangkuman terhadap generalisasi empirik dari
berbagai proposisi.
4. Teori sebagai peramal fakta, yakni membuat prediksi-prediksi tentang adanya fakta dengan
cara membuat ektrapolasi (ramalan) dari yang sudah diketahui kepada yang belum diketahui.
5. Teori menunjukkan adanya kesenjangan dalam pengetahuan kita, sehingga memberi
kesempatan kepada kita untuk melengkapi, menjelaskan, dan mempertajamnya.
Mudyahardjo (2001:91) mengartikan sebuah teori dalam sosok teori yang terdiri dari
bentuk dan isi. Dilihat dari bentuknya, teori merupakan sistem konsep-konsep yang terpadu,
menerangkan, dan meramalkan (prediktif). Hal ini sejalan dengan definisi teori yang
dikemukan sebelumnya. Dilihat dari isinya, sebuah teori berisi konsep-konsep yang berfungsi
sebagai asumsi (dasar/titik tolak pemikiran sebuah teori)dan definisi (konotatif atau denotatif,
yang menyatakan makna dari istilah-istilah yang dipergunakan dalam menyusun teori).
Dari definisi-definisi di atas, dapat penulis simpulakan bahwa teori adalah beberapa
atau kumpulan konsep-konsep yang saling berhubungan satu sama lain dan berfungsi untuk
menerangkan dan meramalkan suatu fenomena (gejala atau kejadian).
1. Definisi Luas
Pendidikan adalah hidup. Pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang
berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. Karakteristik konsep ini, yaitu:
(a) masa pendidikan seumur hidup selama ada pengaruh lingkungan; (b) lingkungan
pendidikan dapat diciptakan maupun ada dengan sendirinya; (c) kegiatan dapat berbentuk tak
sengaja ataupun yang terprogram; (d) tujuan pendidikan tidak ditentukan dari luar, tapi
terkandung dalam tiap pengalaman belajar, tidak terbatas, dan sama dengan tujuan hidup; (e)
didukung oleh kaum humanis romantik dan kaum pragmatik.
2. Definisi Sempit
Pendidikan adalah sekolah. Pendidikan adalah pembelajaran yang diselenggarakan di
sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Karakteristik konsep ini, yaitu: (a) masa
pendidikan terbatas; (b) lingkungan pendidikan diciptakan khusus; (c) isi pendidikan tersusun
secara terprogram dalam bentuk kurikulum, kegiatan pendidikan berorientasi kepada guru,
dan kegiatan terjadwal; (d) tujuan pendidikan ditentukan oleh pihak luar, terbatas pada
pengembangan kemampuan-kemampuan tertentu, bertujuan untuk mempersiapkan hidup; (e)
didukung oleh kaum behavioris.
3. Definisi Luas Terbatas
Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat, dan
pemerintah, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan, yang berlangsung di
sekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat, untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat
memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat di masa yang akan datang.
Karakteristik konsep ini, yaitu: (a) masa pendidikan berlangsung seumur hidup yang
kegiatannya tidak berlangsung sembarang, tapi pada saat tertentu; (b) berlangsung dalam
sebagian lingkungan hidup {lingkungan hidup kultural}; (c) berbentuk pendidikan formal,
informal, dan nonformal; (d) tujuan pendidikan adalah sebagian dari tujuan hidup yang
bersifat menunjang terhadap pencapaian tujuan hidup; (e) didukung oleh kaum humanis
realistik dan realisme kritis.
Menurut Miarso (2004:9-10), ada beberapa konsepsi dasar pendidikan, yakni:
1. Pendidikan pada hakikatnya merupakan kegiatan yang dilakukan oleh anak didik yang
berakibat terjadinya perubahan pada diri pribadinya.
2. Pendidikan adalah proses yang berlangsung seumur hidup.
3. Pendidikan dapat berlangsung kapan dan dimana saja, yaitu pada saat dan tempat yang sesuai
dengan keadaan dan kebutuhan anak didik.
4. Pendidikan dapat berlangsung secara mandiri dan dapat berlangsung secara efektif dengan
dilakukannya pengawasan dan penilikan berkala.
5. Pendidikan dapat berlangsung secara efektif baik di dalam kelompok yang homogen,
kelompok yang heterogen, maupun perseorangan.
6. Belajar dapat diperoleh dari siapa dan apa saja, baik yang sengaja dirancang maupun yang
diambil manfaatnya.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pendidikan
Pendidikan biasanya berawal pada saat seorang bayi itu dilahirkan dan berlangsung
seumur hidup. Pendidikan biasa saja berawal dari sebelum bayi lahir seperti yang dilakukan
oleh banyak orang dengan memainkan musik dan membaca kepada bayi dalam kandungan
dengan harapan ia akan bias (mengajar) bayi mereka sebelum di lahirkan. Banyak orang lain,
pengalaman, pengalaman kehidupan sehari-hari lebih berarti dari pendidikan formal. Seperti
kata Mark Twain, “Saya tidak pernah membiarkan sekolah menggangu pendidikan saya”.
Anggota keluarga mempunyai peran pengajaran yang amat mendalam, sering sekali lebih
mendalam dari yang disadari mereka, walaupun pengajaran anggota keluarga berjalan secara
tidak resmi.
Ada dua faktor yang mempengaruhi kualitas pendidikan, khususnya di Indonesia
yaitu ;
Faktor internal, meliputi jajaran dunia pendidikan baik itu Departemen Pendidikan Nasioanal,
Dinas Pendidikan Daerah, dan juga sekolah yang berada di garis depan.
Faktor eksternal, adalah masyarakat pada umumnya
Di sekolah tempat penulis bertugas yaitu SMK Bina Bangsa Ciledug merupakan
kelompok Bisnis dan Manajemen yang terdiri dari program studi Akuntansi, Administrasi
Perkantoran dan Pemasaran ditambah dengan program studi Multimedia yang termasuk
kelompok Teknik dan Informasi Komputer mencoba menerapkan Konsep pendidikan
sebagaimana beberapa para ahli telah kemukakan.
Pada tahun ajaran 2013 / 2014 SMK Bina Bangsa menjadi salah satu sekolah yang
ditunjuk untuk melaksanakan Kurikulum 2013.
SMK Bina Bangsa memiliki visi dan misi pendidikan sebagai berikut :
1. Meningkatkan kualitas organisasi dan manajemen sekolah dalam menumbuhkan semangat
keunggulan kompetitif.
2. Meningkatkan kualitas KBM dalam mencapai kompetensi siswa berstandar
nasional/international.
3. Meningkatkan kualitas kompetensi guru dan pegawai dalam mewujudkan standar pelayanan
minimal.
4. Meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana pendidikan dalam mendukung
penguasaan IPTEK.
5. Meningkatkan kualitas SDM dan kualitas pembinaan siswa dalam mewujudkan IMTAQ dan
sikap kemandirian
6. Meningkatkan kemitraan dengan DU/DI sesuai prinsip DEMAND DRIVEN.
7. Meningkatkan kualitas pengelolaan unit produksi dalam menunjang kualitas SDM.
8. Memberdayakan lingkungan pengelolaan sekolah dalam mewujudkan wawasan WIYATA
MANDALA.
Dari visi dan misi tersebut di atas dapat diketahui bahwa dalam menerpakan konsep
pendidikan di SMK Bina Bangsa ingin menerapkan bahwa sekolah adalah salah satu sumber
dalam meningkatkan kompetensi baik siswa maupun guru. Jadi, tidak hanya siswa yang
belajar, tetapi lingkungan pun dimana guru yang menjadi fasilitator pembelajaran menjadi
seorang individu yang turut belajar dan dapat dikatakan sebagai lingkungan yang pembelajar
“learning environment”.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat empat teori
pendidikan yaitu teori behaviorisme, kognitivisme, konstruktivisime, dan humanistik.
Sedangkan untuk konsep pendidikan yang penulis simpulkan berdasarkan dari beberapa
pendapat yaitu Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan secara terencana melalui
kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di luar
sekolah untuk mengembangkan seluruh kemampuan (potensi) yang dimiliki seseorang baik
itu pengetahuan, keterampilan dan sikap untuk digunakan dalam memainkan peranan dalam
berbagai lingkungan hidup secara tepat di masa yang akan datang.
Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut.
1. Teori pendidikan dapat dilihat dari 3 segi yaitu bentuk, isi, dan asumsi pokok. Dari segi
bentuk, teori pendidikan adalah sebuah sistem konsep-konsep yang terpadu, menerangkan,
dan prediktif tentang peristiwa-peristiwa pendidikan. Isi sebuah teori pendidikan adalah
sebuah sistem konsep-konsep tentang peristiwa pendidikan. Sedang, asumsi
pokok menyatakan pendidikan adalah aktual, normatif, dan proses.
2. Konsep pendidikan meliputi pendidikan adalah kehidupan, pendidikan adalah sekolah, dan
pendidikan sekolah dan luar sekolah.
4.2 Saran
Diharapkan agar semua elemen masyarakat indonesia dapat mengetahui lebih dalam
tentang pendidikan terutama sejarah pendidikan di indonesia. Dengan demikian kita dapat
merasakan perjuangan yang dulu telah di perjuangkan dan kita bisa meningkatkan mutu dari
pendidikan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA