Anda di halaman 1dari 19

KECURANGAN LAPORAN KEUANGAN AREA

PENDAPATAN DAN PERSEDIAN TERKAIT


SKANDAL PT. KIMIA FARMA

Novi Septiana (222019002)


Desi Ratna Sari (222019023)
Citra Dewi (222019014)
Levi Ika Pransiska (222019004)
Muhamad Ilyas (222019038)
Febriyanshah (222019108)

Universitas Muhammadiyah Palembang

Abstrak:
The purpose of this study is to understand and analyze how fraud is
related to incom and oh nventory. One of the best ways to understand the
various income fraud can be done by understanding the various income
transaction within the company Financial statement fraud related to
income and inventory is something that interrelated through sales
inventory. Inventories have unique physical characteristics. Identify these
phsical characteristics and ensure that the figures reporter on the report
the Financial statemens are on accordance with these characteristics
(volume, weight, etc) appropriate way to ensure that the amounts reported
are realistis. Then, when dealing with inventory fraud, it is important to
identify indocators and associated exposures, conduct active searches
there are indocators of fraud, and take follow-up.
Keyword: fraud, Financial statement, stock, income.

Abstrak:
Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami dan menganalisis
bagaimana kecurangan yang terkait pendapatan dan persediaan. Salah
satu cara yang terbaik untuk memahami berbagai kecurangan pendapatan
dapat dilakukan dengan memahami berbagai transaksi pendapatan dalam
perusahaan perusahaan kecurangan laporan keuangan terkait pendapatan
dan persediaan adalah sesuatu yang saling berkaitan,karena pendapatan
dihasilkan melalui penjualan persediaan. Persediaan memiliki
karakteristik fisik yang unik. Mengidentifikasi karakteristik fisik ini dan
memastikan bahwa angka yang dilaporkan dalam laporan keuangan
tersebut telah sesuai dengan karakteristik tersebut (volume, berat, dan
sebagainya). Adalah cara yang tepat untuk memastikan bahwa jumlah
yang dilaporkan adalah jumlah yang realistik. Kemudiaan, ketika
berurusan dengan kecurangan persediaan, pentik untuk mengidentifikasi
indikator dan eksposur yang terkait, melakukan pencarian secara aktif
adanya indikator kecurangan, dan kemudian melakukan tindakan lanjut.
Kata kunci: Kecurangan, laporan keuangan, persediaan,
pendapatan.

Pendahuluan
Kecurangan atau fraud merupakan salah satu hal yang fenomenal baik di negara maju
maupun negara berkembang. Kecurangan merupakan perilaku menyimpang dan perbuatan
melanggar hukum yang dilakukan secara sengaja untuk kepentingan pribadi atau kelompok
secara langsung atau tidak langsung merugikan pihak atau orang lain. Dalam melaksanakan
kegiatan perusahaan, maka dimungkinkan terjadinya tindak kecurangan. Kecurangan
merupakan tindakan yang disengaja yang dilakukan oleh satu orang atau lebih antara
manajemen, karyawan atau pihak ketiga kecurangan juga dapat dilihat sebagai kekeliruan
yang disengaja, penyembunyian atas kebenaran yang disalah gunakan untuk tujuan penipuan
Atau memanipulasi yang merugikan pihak lain . Fraud atau kecurangan merupakan kesalahan
dalam penyajian dari fakta material yang dibuat oleh satu pihak lain dengan niatan menipu
dan menyebabkan pihak yang mengandalkan fakta tersebut mengalami kerugian. Kecurangan
mempunyai makna yang lebih spesifik, yaitu penipuan dengan niat, penyalahgunaan asset
perusahaan atau memanipulasi data keuangan untuk kepentingan pelaku. Pada literatur
akuntansi fraud (kecurangan) juga disebut sebagai kejahatan tingkat atas (white collar
chrime), penyalahgunaan kepercayaan, penggelapan, dan penyimpanan.

Persediaan (inventory) merupakan aktiva perusahaan yang menepati posisi yang cukup
penting dalam suatu perusahaan, baik itu perusahaan dagang maupun manufaktur. Hampir
sebagian dan perusahaan tertanam dalam persediaan. Persediaan adalah pos - pos aktiva yang
dimiliki oleh perusahaan untuk dijual dalam operasi Bisnis. Persediaan memerlukan
perencanaan, pengelolaan dan pengawasan yang baik agar tidak terjadi kekurangan
persediaan, kehilangan, ataupun kesalahan dalam pencatatan jumlah persediaan. Persediaan
juga sangat rentan terhadap kerusakan dan pencurian.
Kecurangan pendapatan ada dua alasan umum kecurangan laporan terkait pendapatan. Alasan
pertama adalah ketersediaan berbagai alternatif yang dapat diterima dalam pengakuan
pendapatan, dan alasan yang lainnya adalah mudahnya memanipulasi pendapatan bersih
menggunakan akun pendapatandan piutang dagang.

Penelitian mengenai persediaan dan pendapatan perlu dilakukan karena dapat mendeteksi
kecurangan pa pada suatu perusahaan dalam melakukan proses produksi rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah bagaimana sistem pengendalian intern dan sistem pencatatan
persediaan dan pendapatan dapat mengungkapkan kecurangan pada pencatatan persediaan
dan pendapatan penelitian ini bertujuan untuk memahami dan menganalisis bagaimana
pelaksanaan sistem pengendalian intern pendapatan dapat mengurangi kecurangan.

Landasan Teoritis
Kecurangan Pendapatan

Committee of Sponsoring Organization (COSO) menemukan bahwakan yang paling sering


dimanipulasi ketika melakukan kecurangan laporan keungan adalah pendapatan dan/atau
piutang dagang. COSO juga mememukan bahwa cara yang paling umum untuk
memanipulasi akun pendapatan adalah dengan mancatat pendapatan fiktif dan mencatat
pendapatan yang tidak sesuai waktunya. Ada dua alasan umum kecurangan laporan keuangan
terkait dengan pendapatan. Alasan pertama adalah karena ketersediaan berbagai alternative
yang dapat diterima dalam pengakuan pendapatan, dan alasan kedua yaitu mudahnya
memanipulasi pendapatan bersih menggunakan akun pendapatan dan piutang dagang.

Alternatif-Alternatif yang Dapat Diterima

Setiap organisasi itu berbeda begitu pula dengan jenis pendapatannya. Perbedaan ini
memerlukan kriteria dan metode pengakuan dan pelaporan yang berbeda pula. Dalam banyak
kasus, sulit untuk mengidentifikasi suatu peristiwa yang seharusnya menimbulkan aktivitas
pencatatan pendapatan. Sejumlah perbedaan dalam pengakuan pendapatan dan kriteria antar-
organisasi mempersulit pengembangan standar pengakuan pendapatan untuk berbagai macam
model bisnis dalam perekomonian saat ini.

Kemudahaan Memanipulasi Pendapatan Bersih Menggunakan Pendapatan dan


Piutang

Cara paling mudah untuk menggelembungkan laba bersih adalah dengan menciptakan
pendapatan dan piutang yang terkait dengan pendapatan tersebut. Contonya, perusahaan
dapat mengakui pendapatan lebih awal. Selain itu perusahaan juga dapat membuat
dokumen,penjualan, atau pelanggan fiktif guna menunjukan penjualan yang tinggi.
Mengidentifikasi Eksposur Kecurangan Pendapatan

Eksposur kecurangan pendapatan harus diperhatikan dalam setiap bisnis. Salah satu cara
terbaik untuk memahami berbagai kecurangan pendapatan dapat dilakukan dengan
memahami berbagai transaksi pendapatan dalam perusahaan. Berikut adalah beberapa skema
kecurangan pendapatan yang umum dilakukan:

 Transaksi dengan pikat terkait adalah kesepakatan atau perjanjian bisnis yang dibuat
oleh pihak yang memiliki hubungan
 Penjualan fiktif adalah ungkapan untuk berbagai penjualan fiktif
 Faktur diterbitkan tetapi barang ditahan (bill-and-hold sales) adalah permintaan
terhadap barang yang disimpan penjualan namun pembeli belum siap menerima
barang pada saat pemesanan.
 Kesepakatan sepihak adalah syarat dan perjanjian penjualan di luar saluran pelaporan
yang biasa digunakan
 Penjualan konsinyasi adalah transaksi ketika suatu perusahaan menyimpan dan
menjual barang yang dimiliki oleh perusahaan lain
 Channel stuffing adalah praktif yang digunakan untuk membujuk pelanggan membeli
persediaan ekstra agar penjualan tahun berjalan meningkat
 Lapping atau kiting adalah suatu praktik ketika penerimaan kas dicatat secara tidak
benar untuk menyembunyikan piutang fiktif
 Penanggalan ulang atau pembaruan transaksi merupakan tindakan mengubah tanggal
transaksi penjualan ke periode yang lebih baru untuk mencegah agar transaksi
tersebut tidak dianggap sebagai piutang macet
 Kebijakan pengembalian bebas memungkinkan pelanggan untuk mengembalikan
barang dan membatalkan penjualan di masa mendatang
 Pengiriman sebagian merupakan skema yang mencakup pencatatan atas penjualan
dengan jumlah penuh walaupun penjualan yang dikirimkan hanya sebagian
 Pisah batas yang tidak tepat terjadi ketika transaksi di catat diperiode yang salah
 Round-tripping merupakan tindakan penjualan asset yang tidak digunakan dengan
janji akan membelikan kembali asset tersebut atau sejenis dengan harga yang sama
keseluruhan skema kecuranagn tersebuat menghasilkan pendapatan dan laba bersih
yang lebih saji.

Mengidentifikasi Indikator Kecuranagan Pendapatan

Indikator kecurangan dapat dibagi menjadi enam kategori, yaitu:

1. Indikator analitis. Peristiwa ekonomi, transaksi akuntansi, atau hubungan keuangan


dan non keuangan terlihat tidak wajar
2. Indikator akuntansi atau dokumentasi. Ketidaksesuaian dalam pencatatan atau sistem
akuntansi
3. Indikator gaya hidup. Kebutuhan gaya hidup mendesak memotivasi kecurangan
terjadi
4. Indikator pengendalian. Berbagai gangguan dalam lingkungan pendendalian, sistem
akuntansi, atau aktivitas prosedur pengendalian internal yang sering kali sangat serius
sehingga mengisyaratkan adanya pengabaian oleh pihak manajemen.
5. Indikator perilaku dan indicator verbal. Sebagai besar pelaku kecurangan adalah
orang yang melakukannya untuk pertama kali. Akibatnya akan muncul rasa bersalah
yang berujung pada stress. Untuk mengatasi stress, pelaku kecurangan mengubah
perilaku mereka untuk menyembunyikan indicator kecurangan. Perubahan perilaku
ini sering kali merupakan indicator kecuragan yang sangat terlihat
6. Informasi dan pengaduan. Indikator kecurangan dapat dilihat dari pengaduan dari
pegawai, pasangan, pemasok, pelanggan, maupun pihak lainnya.

Pencariaan Secara Aktif Indikator Kecurangan Pendapatan

Supaya kecurangan laporan keuangan dapat terdeteksi, indikator kecurangan harus diamati
dan diketahui. Pihak-pihak yang berkepentingan seperti auditor dapat mencari indikator
kecurangan dengan dua cara: menunggu sampai mereka “ mungkin menemukan indikator
secara kebetulan,” atau mereka “ melakukan pencarian secara proaktif terhadap kemungkinan
adannya indikator tersebut,” selama bertahun-tahun, auditor dan akuntan pada umumnya
menganalkan penemuan secara kebetulan ( informasi, anomali dari sampel yang diambil,
bukti kecurangan yang ditemukan secara kebetulan, dan sebagainya) untuk menemukan
adanya indikator kecurangan. Karena adanya perkembangan teknologi dan pembelajaran
yang dapat diambil dari riset mengenai kecurangan, saat ini kita memiliki alat dan
pengetahuan yang dapat digunakan untuk mencari indikator kecurangan tersebut secara
proaktif.

Pencarian secara Aktif Indikator Analitis terkait Pendapatan

Indikator analitis yang berhubungan dengan akun pendapatan membuat akun tersebut
menjadi terlalu tinggi atau terlalu rendah, menungkat terlalu cepat atau lambat, atau
hubungan abnormal lainnya. Cara praktis untuk mulai melakukan pencarian indikator analitis
adalah dengan berfokus pada perubahan dan perbandingan dalam laporan keuangan. Analisis
secara khusus yang biasanya dilakukan adalah:

1. Melakukan analisis terhadap saldo keuangan dan hubungan dalam laporan keuangan
2. Membandingankan jumlah atau hubungan dalam laporan keuangan dengan informasi
di luar laporan keuangan.
Dua cara yang paling umum digunakan dalam analisis laporan keuangan adalah
dengan mencari perubahan yang tidak wajar dalam (1) saldo akun dari periode ke
periode (melihat trend) dan (2) hubungan terkait pendapatan dari periode ke periode.
Dua jenis analisis juga dapat dilakukan ketika jumlah dan hubungan dalam laporan
keuangan dibandingkan dengan informasi lain. Kedua analisis tersebut adalah:
1. Membandingkan hasil keuangan dan trend perusahaan dengan hasil keuangan dan
trend dari perusahaan sejenis dalam industri yang sama atau dengan rat-rata industri
2. Membandingkan jumlah pendapatan yang tercatat dalam laporan keuangan dengan
aset atau informasi finasial ataupun nonfinasial lainnya.

Berfokus pada Perubahan Saldo (Jumlah) Akun yang Tercatat dari Periode ke Periode

Terdapat tiga cara untuk membandingkan jumlah yang tercatat dari suatu periode dengan
jumlah yang tercatat di periode lainnya. Cara pertama yang kurang efektif adalah dengan
berfokus pada dan menghitung perubahan angka yang sebenarnya terdapat dalam laporan
keuangan itu sendiri. Namun, seling kali sulit untuk menilai besarnya atau pentingnya
perubahan dalam saldo akun hanya dengan melihat data mentah, terutama jika jumlahnya
relative besar.

Cara kedua, merupakan cara yang lebih mudah untuk mengetahui adanya indikator
kecurangan, yakni dengan menggunakan proses yang disebut dengan analisis horizontal.
Analisis horizontal merupakan metode yang dilakukan dengan membandingkan persentase
perubahan dalam saldo akun dari satu periode ke periode berikutnya.

Cara ketiga untuk mengetahui adanya perubahan dari satu periode ke periode lainnya adalah
dengan mempelajari laporan arus kas. Hal ini tentu mudah dibandngkan dengan menghitung
kembali perbedaan antara dua laporan keuangan secara berturut-turut pada akun-akun
tertentu, tetapi terkadang cara ini kurang efektif bila dibandingkan dengan menggunakan
analisis horizontal.

Berfokus pada Perubahan Hubungan terkait Pendapatan

Terdapat dua cara untuk mengetahui adanya perubahan-perubahan hubungan dalam laporan
keungan dari satu periode ke periode lainnya. Cara pertama adalah berfokus pada perubahan
berbagai rasio yang terkait dengan pendapatan dari satu periode ke periode lain. Meriksa
rasio terkait pendapatan merupakan metode paling efesien untuk berfokus pada indikator-
indikator hubungan dalam laporan keuangan. Ingatlah ketika menganalisis rasio, perubahan
dari rasio lebih penting dari pada ukuran rasio itu sendiri.
Cara kedua untuk berfokus pada hubungan-hubungan dalam laporan keungan sebagai
indikator kecurangan adalah dengan dengan mengonversikan laporan keungan dalam bentuk
persentase dan melakukan analisis vertikal. Seperti halnya analisis horizontal yang
merupakan cara sangat efektif dalam menemukan adanya indikator analitis kecurangan terkait
perubahan saldo-saldo akun, analisis vertikal juga efektik dalam mengidentifikasi adanya
sejumlah perubahan dalam hubungan-hubungan pada laporan keungan yang harus diinvestasi
Membandingkan Informasi Laporan Keuangan Antar Perusahan

Salah satu cara terbaik untuk mendeteksi kecurangan laporan keungan adalah dengan
membandingkan kinerja perusahaan yang sedang diperiksa dengan kinerja perusahaan lain
yang sejenis dalam industri yang sama. Kinerja berlawanan dengan perusahaan lain dalam
industri yang sama sering kali memberikan sinyal adanya kecurangan. Perbandingan dengan
perusahaan lain dapat dilakukan dengan analisis horizontal atau analisis vertikal, analisis
ratio, perubahan-perubahan yang dilaporkan dalam laporan arus kas, atau perubahan-
perubahan pada angka-angka yang ada di dalam laporan keungan itu sendiri. Namun data
dalam bentuk persentase biasnya jauh lebih mudah dibandingkan dengan data awal yang ada
dalam laporan keungan.

Membandingkan Jumlah dalam Laporan Keuangan dengan Jumlah Aset yang


Direpresentasikan

Pendekatan ini tidak dapat mendeteksi adanya kecurangan pendapatan sebagaimana


mendeteksi kecurangan kas, persediaan, dan aset fisik lainnya. Secara umum, pendapatan
tidak berkaitan dengan aset fisik yang dapat di periksa. Yang menjadi pengecualian adalah
ketika perusahaan menghasilkan pendpatan dari membangun aset yang melibatkan proyek
kontruksi jangka panjang seperti gedung, jembatan, atau jalan raya dan mengakui pendapatan
berdasarkan metode persentase penyelesaian. Dalam kasus ini, aset yang telah dibangun
harus diperiksa untuk menentukan apakah pendapatan yang diakui wajar terkait tingkat
penyelesaian proyek tersebut.

Pencarian secara Aktif Indikator Akuntansi atau Indikator Dokumentasi

Salah satu cara yang umumnya digunakan oleh manajemen untuk melakukan kecurangan
adalah dengan melakukan posting satu atau lebih ayat jurnal secara lamgsung pada catatan
akuntansi. Ayat-ayat jurnal ini sering kali tidak sesuai proses posting ayat jurnal yang
seharusnya, sehingga mengabaikan adanya proses pengendalian internal. Ayat-ayat jurnal ini
sering disebut sebagai ayat jurnal topside, yang berarti bahwa ayat jurnal diposting secara
langsung pada jurnal ringkasan atau buku besar, bukan pada buku besar pembantu yang
memuat informasi pendukung. Perusahaan besar mungkin memiliki jutaan ayat jurnal setiap
tahunnya. Oleh karena itu, pencarian terhadap beberapa ayat jurnal yang mengandung
kecurangan tentu merupakan sesuatu yang sangat menantang. Namun, perangkat lunak dan
perangkat keras komputer dapat digunakan untuk melakukan pencarian secara efektif ayat-
ayat jurnal yang mengandung kecurangan tersebut. Sebagaimana yang telah dibahas
sebelumnya, pendekatan yang dapat digunakan adalah dengan menggunakan metode induktif
atau deduktif untuk mencari ayat-ayat jurnal tersebut.
Pencarian secara Aktif Indikator Pengendalian

Pentingnya mengindentifikasi kelemahan pengendalian sebagai kemungkinan indikator


kecurangan telah dibahas sebelumnya. Namun, perlu dibahas dua poin terkait dengan
pengendalian dalam hubungannya dengan kecurangan pendapatan. Pertama, akuntan dan
auditor laporan keungan terbiasa mendapatkan pengecualian pengendalian internal.
Pendekatan ini digunakan karena mereka memandang gangguan dan kelemahan pada
pengendalian internal sebagai sesuatu yang harus diperbaiki “di masa yang akan datang”.
Faktanya, salah satu cara yang paling umum digunakan dalam mendeteksi kecurangan adalah
dengan menginvestigasi kelemahan atau pengabaian untuk melihat apakah sedang terjadi
penyalahgunaan. Faktor pengendalian yang kedua yang perlu diperhatikan dalam mendeteksi
kecurangan laporan keungan adalah lingkungan pengendalian. Dalam banyak kasus dari
kecurangan laporan keungan, komite audit atau dewan direksi merupakan pihak yang lemah
atau tidak efektif, dan satu atau dua eksekutif memiliki kekuatan pengendalian dalam
organisasi. Komite audit atau dewan direksi yang lemah dapat menyebabkan lingkungan
pengendalian yang tidak menghargai perilaku etis. Undang-undang terbaru seperti Sarbanes-
Oxley Act 2002 yang dijelakan dalam lampiran A di Bab 2 seharusnya dapat membantu
mengatasi situasi seperti ini di perusahaan publik. Walaupun begitu, terdapat banyak
perusahaan non publik yang melakukan kecurangan laporan keuangan, dan masih ada
perusahaan-perusahaan lain yang memiliki dewan direksi, komite audit, dan eksekutif yang
tidak bertindak sebagimana mestinya.
Auditor eksternal saat ini diharapkan dapat melakukan penilaian terhadap efektivitas
lingkungan pengendalian seorang auditee. Hal ini merupakan sesuatu yang penting, tetapi
sangat sulit karena manajemen mungkin terlihat seperti memiliki lingkungan pengdendalian
yang kuat, tetapi mereka sebenarnya sedang menyembunyikan fakta bahwa mereka
mengabaikan adanya pengendalian.

Pencarian secara Aktif Indikator Perilaku atau Indikator Verbal dan Indikator Gaya
Hidup

Indikator gaya hidup lebih membantu kita ketika mendeteksi kecurangan yang dilakukan
pegawai dibandingkan dengan kecurangan yang di lakukan pada laporan keungan.
Kecurangan laporan keungan tidak dirasakan langsung oleh pelaku, saat memanipulasi data
laporan keungan maka otomatis harga saham perusahaan naik dan benefit yang di rasakan
oleh mereka berupa bonus keungan fiktif. Dalam menginvestigasi krcurangan auditor sering
kali tidak menggunakan alat deteksi kecurangan sedangkan SAS 99 mengharuskan audit
eksternal untuk melakukan wawancara dengan pihak manajemen ( menajemen, anggota
komite audit, personel audit internal, pegwai-pegawai lainnya ) Sering kali informasi tentang
kecurangan didaptkan dari pegawai tingkat bawah karena cenderung pihak manajemen atas
menyembunyikan tindakan curang tersebut. Para pelaku kecurangan cenderung melibtakan
personel lain untuk melancarkan aksi mereka seperti : akuntan dan personel anak perusahaan,
oleh karena itu auditor harus bisa bertanya mengenai pertnyaan utama terkait kecurangan.
Contoh : Apakah ada sesuatu yang mencurigakan yang harus diwaspadai dalam perusahaan
ini?, apakah ada upaya untuk mengatur laba? Auditor harus berupaya membangun
komunikasi yang baik dengan manajer sehingga bisa mendeteksi kecurangan yang terjadi
karena kecurangan dapat di-deteksi saat adanya ketidakkonsisten-an yang dikatakan oleh
manajer. Terkait dengan indikator perilaku ingatlah bahwa pelaku kecurangan selalu aka
mendapatkan tekanan dan tingkah lakunya menjadi berubah.

Pencarian secara Aktif untuk Informasi dan Pengaduan

Cara terbaik untuk melakukan pencarian informasi dan pengaduan untuk berbagai macam
kecurangan adalah dengan membentuk ombudsman, sauran pengaduan, atau sistem lainnya
yang memungkinkan orang-orang dapat menyampaikan informasi dan pengaduan secara
anonim. Terkadang seseorang ragu untuk menyampaikan informasi karena :

 Mereka tidak mengetahui siapa yang harus diberitahu atau bagaimana caranya
memberitahu
 Mereka tidak ingin salah menuduh orang
 Mereka takut akan konsekuensi menjadi whistleblower
 Mereka hanya memiliki kecurigaan tanpa adanya bukti

Sistem whistleblower sering kali efektif untuk mendapatakan informasi dari orang-orang
yang ragu-ragu dalam memberikan informasi mengenai kecurangan. Setiap informasi dan
pengaduan mengenai manajemen puncak dan personel penting lainya atau mengenai
kecurangan itu sendiri harus dutelusuri dengan seksama. Whistleblower tidak ingin
melaporkan secara langsung mengenai kecurangan, meliankan mengenai akttivitas-aktivitas
tidak wajar yang dilakukan oleh seseorang yang dicurigai sehingga orang tersebut akan
diawasi secara hati-hati.

Menindaklanjuti Indikator-indikator Kecurangan Pendapatan

Sebagai seorang pemeriksa kecurangan adanya indikator-indikator kecurangan menimbulkan


dugaan atau alasan untuk menyakini bahwa kecurangan mungkin saja sedang terjadi, ketika
ada dugaan investigasi harus dilakukan. Prosedur-prosedurr yang secara khusus digunakan
dan bagimana urutan penggunaannya tergantung dari jenis kecurangan yang anda duga dan
tingkat kemudahan dalam pengumpulan bukti.

Kecurangan Persediaan dan Harga Pokok Penjualan

Akun-akun persediaan berpengaruh terhadap laporan laba rugi komprehensif, perhitungan


dalam laba rugi komprehensif dapat dilihat pada tabel 3.4

Tabel 3,4 “Pengaruhpersediaan yang lebih saji terhadap laporan laba rugi
komprehensif”
Laporan Laba Rugi Komprehensif Jika Persediaan yang lebih saji maka
Pendapatan (Penjualan) kotor Tidak Berpengaruh
Retur Penjualan Tidak Berpengaruh
PotonganPenjualan Tidak Berpengaruh
Pendapatan (Penjualan) Bersih Tidak Berpengaruh
Harga Pokok Penjualan Kurang Saji
Margin Kotor Lebih Saji
Beban TidakBerpengaruh
LabaBersih Lebih SAji

Berdasarkan analisis diatas dapat dilihat jika persediaan lebih saji maka harga pokok
penjualan menjadi kurang saji, dan margin kotor serta laba bersih menadi lebih saji dengan
jumlah yang sama (tidak termasuk pajak) hal ini juga menunjukan tentang persedian akhir
yang lebih saji pada periode 1 akan berpengaruh pada harga pokok penjualan yang baik pada
periode 1 maupun periode 2, harga pokok penjualan dapat menjadi kurang saji dengan
memperkecil jumlah pembelian atau dapat juga kurang saji dengan cara memperbesar retur
pembelian/potongan pembelian. Memperbesar persediaan akhir cenderung menjadi
kecurangan yang paling sering dilakukan karena dapat mengakibatkan peningkatkan laba
bersih dan aset yang tercatat agar laporan keuangan yang disajikan terlihat bagus/baik. Pada
periode 1: persediaan akhir lebih saji, HPP kurang saji, dan menjadikan margin kotor dan
laba bersih menjadi lebih saji, namun persediaan akhir yang lebih saji tersebut akan menjadi
persediaan awal periode 2 yang berarti bahwa persediaan akhir periode selanjutnya harus
dibuat lebih saji/HPP pada periode 2 akan memjadi lebih saji dan membuat margin kotor dan
laba bersih menjadi kurang saji. Dampak dilakukannya penyeimbangan satu periode ke
periode berikunya mengharuskan pelaku memperbesar nilai persediaan akhir pada periode 2
dengan jumlah yang bahkan lebih besar agar dapat menyeimbangkan terjadinya persediaan
awal yang lebih saji untuk melakukan kecurangan lagi.

Mengidentifikasi Eksposur Kecurangan Persediaan

Pertama kita akan mengedentifikasi eksposur kecurangan laporan keungan, kedua membahas
indikator kecurangan persedian, ketiga cara untuk melakukan pencarian secara aktif indikator
kecurangan persedian, dan akhir kita akan mempertimbangkan cara-cara untuk
menindaklanjuti indikator tersebut untuk menemukan andanya kecurangan persedian. Ada
beberapa skema yang paling umum adalah :

1. Pencatatan Ganda= terjadi ketika akun persedian tertentu dihitung 2 kali, hal ini
terjadi ketika perusahaan memindahkan persedian dari satu lokasi yang telah
dilakukan perhitungan persedian ke lokasi yang jumlah persediannya belum dihitung.
2. Kapitalisasi biaya yang seharusnya dibebankan= terjadi ketika perusahaan
menggelembungkan nilai persediannya dengan menambahkan biaya-biaya seperti
biaya penjualan, atau biaya administrasi, dan umum pada akun persediaan, bukan
mencatat biaya-biaya tersebut sebagai beban pada periode terjadinya.
3. Permasalahan pisah batas = terjadi ketika perusahaan menunda penuruan nilai buku
persiadaan usang, mencatat retur dari periode yang lebih awal, mencatat pembelian
pada periode berikutnya, dan melakukan praktik sejenis lainnya.
4. Estimasi berlebihan terhadap persedian = terjadi ketika menerapkan metode
pengembalian sampel yang tidak tepat.
5. Faktur diterbitkan tetapi barang ditahan ( bill-and-hold sales ) = penjual menahan
barang barang untuk pembeli karena pembeli mungkin belum siap atau belum mampu
menerima pengiriman pada saat dilakukan pemesanan.
6. Pesediaan konsiyasi = barang yang ditahan dan dijual oleh perusahan untuk perusahan
lain.

Salah satu cara terbaik untuk mengindentifikasi eksposur kecurangan laporan keungan adalah
dengan membuat diagram mengenai jenis transaksi terkait persedian yang terjadi dalam
organisasi. Kecurangan persediaan mungkin dilakukan dengan memperkecil nilai persedian
dan laba bersih, dengan kecurangan persedian “persedian akhir yang lebihh saji” pada suatu
periode menjadi “persedian awal yang lebih saji” pada periode berikutnya dan menyebabkan
laba bersih menjadi kurang saji di periode kedua.

Mengedentifikasi Indikator Kecurangan Persedian

1. Indikator Analitis
 Saldo persediaan yang dilaporkan terliohat terlalu tinggi atau mengalami
peningkatan terlalu cepat
 Potongan pembelian yang dilaporkan terlihat terlalu tinggi atau mengalami
peningkatan terlalu cepat
 Pembelian yang dilaporkan terlihat terlalu rendah untuk tingkat penjualan atau
persediaan
2. Indikato Akuntansi atau Indikator Dokumentasi
 Transaksi persedian atau harga pokok penjualan yang tidak dicatat secara
lengkap atau tepat waktu atau dicatat secara tidak tepat dari segi jumalh,
periode akuntansi, klasifikasi atau entitas
 Dokumen-dokumen yang hilangterkait persediaan dan/atau harga pokok
penjualan
 Perbedaan di antara laporan penerimaan persediaan dan persediaan yang
sebenarnya diterima.
3. Indikator Pengendalian
 Manajemen mengabaikan aktivitas pengendalian internal yang signifikan
terkait pembelian, persediaan, dan harga pokok penjualan
 Pemasok baru atau tidak umum yang tampak nya tidak masuk akal dari
manajemen atau pegawai terhadap meunculnya pernyataan atau prosedur
analitis terkait persediaan, pembeliaan, atau harga pokok pejualan
 Kelemahan dalam proses perhitungan persediaan
4. Indikator Perilaku atau Indikator Verbal
 Respons yang tidak konsisten, tidak jelas, atau tidak masuk akal dari
manajemen atau pegawai terhadap munculnya pertanyaan atau prosedur
analitis terkait persediaan, pembeliaan, atau harga pokok penjualan
 Respons dari manajemen yang tidak benar, tidak konsisten, atau mencurigakan
terkait pertanyaan-pertanyaan auditor seputar persediaan, harga pokok
penjualan, atau pertanyaan lainnya
 Penolakan akses terhadap fasilitas, pegawai, catatan,pelanggan, pemasok atau
pihak lain yang menjadi sumber bukti terkait persediaan harga pokok
penjualan
5. Indikator Gaya Hidup
 Indikator yang serupa dengan kecurangan pendapatan (misalnya penjualan
saham, bonus dan kepemilikan saham). Namun, harus diingat bahwa indikator
gaya hidup sering kali tidak efektif dalam mendeteksi adanya kecurangan
laporan keungan
6. Informasi dan Pengendalian
 Informasi dan pengaduan yang dihasilkan melalui sistem wishtleblowing atau
melalui media lain dapat menunjukan bahwa skema kecurangan persedian
mungkin saja sedang terjadi

Fokus pada Perubahan Saldo yang Tercatat dari Periode ke Periode

Terdapat tiga cara untuk berfokus pada perubahan saldo yang tercatat dari periode ke periode.
Metode yang pertama adalah dengan berfokus pada berfokus pada perubahan dalam angka-
angka yang terdapat dalam laporan keuangan yang sebenarya. Metode kedua,nmetode yang
sama digunakan untuk mempelajari laporan arus kas. Laporan ini mengidentifikasi perubahan
saldo akun dari satu periode ke periode berikunya. Metode ketiga adalah menggunakan
analisis horizontal. Analisis horizontal memungkinkan anda untuk menganalisis perubahan
persentase saldo akun dari periode ke periode.

Fokus pada Perubahan Hubungan dari Periode ke Periode

Terdapat dua metode utama yang dapat digunakan untuk berfokus pada perubahan hubungan
dari periode ke periode. Metode pertama adalah dengan menganalisis perubahan rasio dari
satu periode ke periode berikunya. Metode ke dua adalah dengan mengonversi laporan
keuangan ke dalam bentuk laporan common size dan menggunakan analisis vertikal untuk
menganalisis perubahan persentase dari periode ke periode. Cara pertama, rasio yang paling
membantu untuk digunakan memeriksa hubungan-hubungan persediaan dan harga pokok
penjualan adalah: Rasio (margin) laba kotor dihitung dengan cara membagi laba kotor
dengan penjualan. Rasio ini dapat membantu mengidentifikasi kecurangan persedian karena
ketika perusahaan memperbesar saldo persediaan, harga pokok penjualan umumnya akan
menjadi kurang saji. Hasil akan mengakibatkan peningkatkan pada rasio laba kotor.
Perputaran persedian dihitung dengan cara membagi harga pokok penjualan dengan rata-
rata persediaan dan berguna untuk menentukan apakah persediaan tersebut lebih saji atau
harga pokok penjualan tersebut kurang saji. Jumlah hari untuk penjualan persediaan
mengukur rata-rata waktu yang diperlukan untuk menjual persediaan dan dihitung dengan
cara membagi jumlah hari dalam satu periode dengan rasio perputaran persediaan.

Empat rasio lainnya juga dapat membatu mendeteksi kecurangan persediaan,diantarannya,


pertama, rasio perputaran aset yang dihitung dengan cara membagi penjualan bersih dengan
rata-rata total aset menunjukan ukuran berapa lama suatu organisasi melakukan “perputaran”
asetnya. Kedua, rasio perputaran modal kerja dihitungan dengan cara membagi penjualan
bersih dengan rata-rata modal kerja selama satu periode. Ketiga, rasio kinerja operasional
dihitung dengan cara membagi laba bersih dengan penjualan bersih. Rasio ini menunjukan
ukuran margin laba sebuah perusahaan. Keempat, laba per lembar saham merupakan rasio
yang paling banyak digunakan, mengukur profitabilitasorganisasi.

Cara kedua untuk berfokus pada hubungan-hubungan yang ada dalam laporan keungan
adalah dengan mengonversi laporan keuangan menjadi bentuk laporan common size da
melakukan analisis vertikal. Jika persediaan sebagai persentase dari total aset atau sebagai
persentase dari penjualan terus mengalami peningkatan, atau jika hrga pokok penjualan
sebagai persentase dari penjualan bersih terus mengalami penurunan, terdapat kemungkinan
terjadinya kecurangan.

Pencarian secara aktip indikator akuntansi atau indikator dokumentasi.


Sebagaimana kecurangan pendapatan, cara umum yang digunakan manajemen untuk
melakukan kecurangan persediaan adalah dengan cara memposting ayat jurnal topside pada
catatan akuntansi. Perangkat lunak seperti ACL dapat digunakan untuk menentukan apakah
setiap ayat jurnal tidak umum, ditijau dari limaW, yaitu who-sipa yang memposting jurnal,
what- untuk apa jurnal tersebut, when- kapan jurnal diposting, where-dimana entri tersebut
diposting dalam sistem akuntansi, why- mengapa jurnal tersebut diposting.

Pencarian secara aktip indikator pengendalian persediaan.


Karena kecurangan persediaan sangat banyak ditentukan seperti halnya kecurangan
pendapatan, lingkungan pengendalian dan prosedurpengendalian yang baik harus
diperhatikan. Sebagian besar perusahaan melakukan kecurangan laporan keuangan
adalahperusahaan yang relatif kecil dan memiliki komitte audi “tidak aktif”, dewan dereksi
yang dominasi oleh orang yang direksi “abu-abu” dengan kepemilikan ekuitas signifikan dan
minimnya pengalaman sebagai direksi pada perusaan lain, setrta ada hubungan keluarga
diantara dirteksi atau pejabat.pengendalian harus diperiksa secara seksama. Ingatlah bahwa
tidak memadai pengendalian yang utama menciptakan peluang kekurangan yang membentuk
segiiga kecurangan (fraud tringle). Terkait persediaan, pembelian, dan harga pokok
penjualan, fokus kita adalahpengendalian terhadapa peroses pembelian ( permintaan
pembelian dan order pembelian, dsb.) pencataan liabilitas (faktor pemasok, memo debi, dsb.)
pengeluaran kas (cek,dsb) penyimpanan, pemerosotan, dan pengiriman persediaan, transfer
harga pokok persediaan, menelusuri biaya persediaan yang sebenarnya (terutama pada
perusaaan manufaktur) dan pemeriksaan peesediaan secara fisik.
Ketika pengendalian persediaan menjadi lemah atau dapat dengan mudah diabaikan,
hilangnya sistem pengendalian atau pengabaiaan terhadapat sistem pengendalian
mereperesentasikan adanya indikator kecurangan bukan hanya sekedar kelamaan
pengendalian.

Pencaian secara aktip indikator perilaku atau indikator verbal dan indikator gaya
hidup
Sama halnya dengan kecurangan laporan keuangan lainya, indikator gaya hidup biassanya
tidak cukup efektif dalam membantru anda dalam menemukan kecurangan laporan keuanga
terkai persedian karena kecurangan leporan keudangan biasanya tidak memberikan
keuntungan langsung pada pelaku. Namun, mencari indikator prilaku dan indikator verbal
akan bermanfaat. Sering kali, jumlah persediaan yang tercatat tergantung pada tujuan
manajemen. Contohnya, jika manajemen berencana, dan percaya pada perusaan dapatt
menjual produk yang ada maka perusaan tidak akan menghapus jumlah persediaan tersebut
sebagai produk usang. Umumnya buktinta yang paling tepat terkait tujuan manajemen adalah
dengan melakukan wawancara atau investigasi.
Pencarian secara aktip informasi dan pengaduan
Informassi dan pengaduan adalah hal-hal yang sangat bermanfaat dalam mendeteksi
kecurangan persediaan. Pada banyak kasus, karena karaktter fisik, persediaan harus dibawak
masuk kedalam perusaan, dikelolah dalam perusaan, dan dkirim ketika dijual. Semua
pergerakan ini berarti bahwa orang-orang harus terlibat dalam mengelolah dan menangani
arus fisik persediaan. Sebagai contoh manfaat dari pengajuan berbagai pertanyaan dan
meminta informasi, perhatikan kasus staf auditor datri KAP yang sebelumnya merupakan
salah sau KAP the big six tyang sedang melakukan audit persedian pada sebuah perusaan
manufakur pipa penyemprot air. Kettika mengamati persedian, sebagaind dari persedian itu
terlihat usang dan tidak dapat dijual namun, ketika hal tersebut ditanyakan pada CEO dan
CFO, mereka mengatakan bahwa persedian itu baik-baik saja dan akan dijual sesuai prosedur
yang umumnya dilakukan. Namun, ternyata setelah menyatakan hal yang sama kepada para
pekerja gudang, auditor mendapatkan jawaban berbeda. Para pekerja tersebut sangat jujur
mengatakan bahwa kebnyakan dari pipa ttersebut tidak lagi dijual karena sudah tidak dapat
lagi berfungsi.
Hal terpenting yang harus diingat adalah meskipun sebagian besar perusaan saat ini memiliki
sistem whistle blower, anda tepat harus meminta informasi secara aktif.

Metode Penelitian

penelitian dalam artikel ini adalah jenis penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan
penelitian menggunakan peneliti sebagai objek untuk menganalisis informasi lebih lanjut
lagi.
Strauss, et Al (2007) menyatakan bahwa penelitian kualitatif merupakan jenis penelitian yang
temuan-temuannya tidak didapatkan melalui prosedur statistik atau format hitungan lainnya.
Sementara itu, pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan studi komparatif sementara
itu cuma alasan pemilihan PT kimia Farma adalah karena di masa pandemi covid-19,
perusahaan yang memproduksi obat menjadi perusahaan yang sangat stabil. Perusahaan PT
kimia Farma merupakan tulisan yang dianggap memiliki laba paling stabil di antara industri
sejenis tari tahun 2011 sampai dengan 2011-2014 (Ratu, 2016)

Pembahasan dan Hasil

PT kimia Farma adalah salah satu produsen obat-obatan milik pemerintah di


Indonesia. ada audit tanggal 31 Desember 2001, manajemen kimia Farma melaporkan adanya
laba bersih sebesar Rp 132 milyar dan laporan tersebut dialiri oleh Hans tuanakotta dan
Mustofa (HTM). akan tetapi, kementerian BUMN dan Bapepam menilai bahwa lebih bersih
tersebut terlalu besar dan mengandung unsur rekayasa. Setelah dilakukan audit ulam, pada 3
Oktober 2002 laporan keuangan kimia Farma 2001 disajikan kembali (restated), karena telah
ditemukan kesalahan pembahasan dari sisi angkutan publik cukup mendasar titik pada
laporan keuangan yang baru, keuntungan disajikan hanya sebesar Rp 99,56 milyar, atau 24,
7% dari laba awal yang dilaporkan. kesalahan itu timbul dari unit industri bahan baku yaitu
kesalahan berupa overstated penjualan sebesar 2,7 miliar pada unit logistik sentral berupa
overstated persediaan barang sebesar 23,9 miliar, pada unit pedagang besar farmasi berupa
overstated persediaan sebesar 8,1 miliar dan overstated penjualan sebesar 10,7 milyar.
kesalahan penyajian yang berkaitan dengan persediaan timbul karena nilai yang ada
dalam daftar harga persediaan digelembungkan PT kimia Farma melalui direktur
produksinya. Sebutkan 2 buah daftar harga persediaan (master prices) pada tanggal 1 dan 3
Februari 2002 titik daftar harga per 3 Februari ini telah dikembangkan nilainya dan dijadikan
dasar penilaian persediaan pada unit distribusi kimia Farma per 31 Desember 2001.
Sedangkan kesalahan penyajian berkaitan dengan penjualan adalah dengan dilakukannya
pencatatan ganda atas penjualan titik pencatatan ganda tersebut dilakukan pada unit-unit yang
tidak sampling oleh akuntan sehingga tidak berhasil dideteksi titik berdasarkan penyidikan
Bapepam, disebutkan bahwa ka yang mengedit laporan keuangan PT kimia Farma telah
mengikuti standar audit yang berlaku namun gagal mendeteksi kecurangan tersebut. Selain
itu, tersebut juga tidak terbukti membantu manajemen melakukan kecurangan tersebut
selanjutnya diikuti dengan pemberitahuan di harian kontan yang menyatakan bahwa
kementerian BUMN memutuskan penghentian proses divestasi saham milik pemerintahan di
PT KAEF setelah melihat adanya indikasi penggelembungan keuntungan (overstated) dalam
laporan keuangan pada tahun 2002.
permasalahan kasus skandal manipulasi laporan keuangan PT kimia Farma tbk.
Melakukan penyidikan baik atas manajemen lama direksi PT kimia Farma tbk ataupun
terhadap akuntan publik Hans tuanakotta dan Mustofa (HTM). dan akuntan publik Hans
tuanakotta dan Mustofa harus bertanggung jawab karena akuntan publik ini juga yang
menganut kimia Farma tahun buku 31 Desember 2001 dan dengan yang interim 30 Juni tahun
2002. Keterkaitan akuntan terhadap skandal PT kimia Farma Tbk mengidentifikasi dan
menilai risiko etika dampak terhadap angkutan menurut Darmawati, khomsiyah, dan Rika
(2004).
sanksi dan denda pada PT kimia Farma tbk sehubungan dengan temuan tersebut, maka
sesuai dengan pasal 102 undang-undang nomor 8 tahun 1995 tentang pasar modal pasal 61
peraturan pemerintah nomor 45 tahun 1995 tentang penyelenggara kegiatan di bidang pasar
modal maka PT kimia Farma (persero) Tbk. dikenakan sanksi administrasi berupa denda
yaitu sebesar 500.000.000. mantan direksi PT kimia Farma tbk telah terbukti melakukan
pelanggaran dalam kasus dugaan penggelembungan (Mark up) laba bersih di laporan
keuangan perusahaan di tahun 2001. Bukti-bukti tersebut antara lain adalah kesalahan
pencatatan apakah dilakukan secara tidak sengaja atau memang sengaja diniatkan.
aktivitas manipulasi pencatatan laporan keuangan yang dilakukan manajemen tidak
terlepas dari bantuan akutan titik akutan yang melakukan hal tersebut memberikan informasi
yang menyebabkan pemakainya laporan keuangan tidak menerima informasi yang fair dan
menyesatkan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Akuntan telah melanggar etika
profesinya.

Analisis kasus :

Dalam kasus tersebut ditemukan rekayasa dalam laporan keuangan PT kimia Farma
tahun buku 2001 karena laba bersih yang telah dilaporkan dinilai terlalu besar ini merupakan
tindakan yang tidak sehat yang dilakukan oleh manajemen PT kimia Farma yang ternyata
tidak terdeteksi oleh KAP yang mengaudit laporan keuangan pada periode tersebut.
PT kimia Farma sebenarnya telah mengikuti standar audit yang berlaku namun gagal
mendeteksi kecurangan dan ini menandakan adanya masalah tidak bisa hanya dideteksi
dengan standar audit yang ada.
kesalahan pencatatan laporan keuangan PT kimia Farma tbk tahun 2001 berapa
menilai bahwa kesalahan pencatatan dalam laporan keuangan tahun buku 2001 dapat
dikategorikan sebagai tindak di dana di pasar modal karena kesalahan pencatatan ini terkait
dengan adanya rekayasa keuangan dan menimbulkan pernyataan yang menyesatkan kepada
pihak yang berkepentingan. Dan dampak bagi profesi akuntan yang melakukan hal tersebut
memberikan informasi yang menyebabkan pemakainya laporan keuangan tidak menerima
informasi yang fair, sehingga pemerintah campur tangan untuk memutar aturan yang baru
mengatur profesi akuntan dengan maksud mencegah adanya praktik yang akan melanggar
etika oleh akuntan publik.

Dalam kasus ini PT kimia Farma telah melanggar prinsip Good Corporate Governance
(GCG) yaitu :

• Transparency (keterbukaan informasi)


PT kimia Farma tidak melakukan keterbukaan dalam informasi, seharusnya PT kimia Farma
menyajikan informasi yang akurat, jelas dan tepat waktu kepada stakeholder PT kimia Farma
telah melakukan manipulasi laporan keuangan sehingga sangat merugikan pihak yang
berkepentingan karena tidak menempatkan informasi yang akurat.
PT kimia Farma melaporkan laba bersih sebesar Rp 132 milyar, setelah di update kembali
ternyata PT kimia Farma hanya memperoleh laba bersih sebesar 99, 56 milyar.hal ini tentu
saja telah melakukan pelanggaran karena telah memanipulasi laporan keuangan dengan
menggelembungkan keuntungan (overstated) sehingga sangat merugikan pihak-pihak yang
berkepentingan.

• Accontability (dapat dipertanggungjawabkan)


PT kimia Farma tbk dalam kasus ini terjadi kesalahan pencatatan dengan adanya rekayasa
keuangan dan menimbulkan pernyataan yang menjelaskan kepada pihak berkepentingan.
Manajemen PT kimia Farma telah terbukti melakukan pelanggaran dalam kasus dugaan
penggelembungan laba bersih. Kantor menteri BUMN meminta agar kantor akuntan ini
menyatakan kembali hasil sesungguhnya dari laporan keuangan PT kimia Farma tbk tahun
2001. Sementara itu, direksi lama yang terlibat akan minta pertanggungjawabannya karena
ini sangat merugikan pihak pihak pemangku kepentingan (stakeholder)

• Responsibility (Pertanggungjawaban)
laporan keuangan seharusnya yang dipertahankan kualitas yang mendasari kepercayaan
publik dan merupakan patokan (Benchmark) bagi anggota dalam menguji keputusan yang
diambilnya. Tetapi dengan adanya kasus ini banyak terjadi kesalahan yang dilakukan Hans
tuanakotta selaku auditor yang ini menyebut menyebabkan kerugian bagi stakeholder.

• Fairness (kewajaran)
dalam kasus ini terjadi pelanggaran baik dalam integritas auditor itu sendiri dan ke objektif
artinya dalam melakukan audit.
PT kimia Farma tidak memenuhi hak-hak stakeholder sebagaimana seharusnya yang telah
ditetapkan oleh perjanjian serta peraturan perundangan oh ya kuasa yang berlaku titik PT
kimia Farma telah melakukan kecurangan dengan memanipulasi laporan keuangan dengan
cara menggembungkan laba bersih, ini tentu sangat merugikan pihak yang berkepentingan
dan menurunkan nilai perusahaan.

Dampak yang terjadi :

1. Menurunnya nilai perusahaan


2. Menurunnya investasi
3. Lemahnya tata kelola perusahaan
4. Menurunnya nilai saham di mata publik dalam jangka panjang

Kesimpulan
berkaca dari kasus PT kimia Farma, kita harus belajar untuk melihat prospek jangka panjang.
Kunci utama kesuksesan bisnis adalah reputasinya sebagai pengusaha yang memegang teguh
integritas dan kepercayaan pihak lain.
Adanya kasus yang terjadi pada PT kimia Farma ini sangat berdampak negatif pada peran
akuntan publik di mana muncul suatu keraguan oleh banyak pihak dalam mengaudit atau
memeriksa laporan keuangan titik tentunya hal ini sangat menyinggung etika profesi akuntan
yang seharusnya menjadi pedoman para akuntan publik dalam melaksanakan pekerjaannya
tetapi tidak diterapkan oleh para akuntan publik. Pada akhirnya kepercayaan masyarakat
menurun terhadap jasa para akuntan publik. Ketidakpercayaan terhadap peran akuntan publik
mengakibatkan adanya penolakan keterlibatan akuntan publik dalam pemeriksaan pajak
dimana hal tersebut sangat mencoreng nama baik profesi akuntan publik di mata masyarakat.

SARAN :

Menurut kami, kasus seperti yang terjadi pada PT kimia Farma ini perlu mendapatkan
perhatian yang dijadikan sebagai pembelajaran bagi perusahaan-perusahaan yang lain,
bukannya dijadikan bahan untuk memberikan cap negatif bagi orang lain.
Pemimpin perusahaan harus menjadi panutan bagi karyawannya sendiri.
selain itu budaya transparansi dapat ditegakkan melalui beberapa upaya, misalnya adanya
penegakan budaya berani bertanggung jawab atas segala tingkah lakunya dimana individu
yang mempunyai kesalahan jangan bersembunyi di balik institusi memang pada
kenyataannya untuk menyatakan kebenaran kadang dianggap melawan arus, tetapi sekarang
harus ada keberanian baru untuk menyatakan pendapat, memperjelas ukuran ukuran yang
dipakai untuk mengukur kinerja, bukan berdasarkan kedekatan dengan atasan melainkan
berdasarkan kemeja yang ada, visi dan misi perusahaan harus jelas sehingga mencerminkan
tingkah laku organisasi dan pemimpin perusahaan pun harus mampu membedakan antara
kepentingan perusahaan dengan kepentingan pribadinya sehingga tidak memancing
terjadinya tindakan yang tidak mengikuti aturan berdagang yang diatur oleh tata cara undang-
undang.

DAFTAR PUSTAKA
Zimbelman, Mark F, Conon C Albrecht, W. Steve Albrecht, Chad O. Albrecht. Akuntansi
Forensik (Forensic Accounting) Edisi 4, Jakarta: Salemba Empat.

Mulyadi.2001. Sistem Akuntansi. Edisi ke Tiga. Salemba Empat. Jakarta Sie infokum (2009).
Fraud (Kecurangan): Apa dan Mengapa? Ditama Binbangkum.

Diunduh dari www.jdih.bpk.go.id/informasihukum/fraud(kecurangan).pdf, 28 Agustus 2009.


Simanjuntak, R. (2008). Kecurangan: Pengertian dan Pencegahan. Diunduh dari

www.asei.co.id/internal/docs/Asei-Kecurangan.doc, 14 Oktober 2008.


Wilopo (2006). Analisis Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Kecenderungan
Kecurangan Akuntansi : Studi pada Perusahaan Publik dan Badan Usaha Milik
Negara di indonesia. Simposium Nasional Akuntansi (SNA) 9. Padang, 23-26
Agustus 2006.

Anda mungkin juga menyukai