Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Ilmu Kesehatan (JIK) Vol IX No 1, Maret 2016 ISSN 1978-3167

Gambaran Tingkat Pengetahuan Tentang Anemia Pada Remaja Putri

Nuniek Nizmah Fajriyah, M. Laelatul Huda Fitriyanto


STIKES Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan
Jl. Raya Pekajangan No.8 Kedungwuni Pekalongan
Email: nuniek_pkj@yahoo.co,id

Abstrak. Anemia merupakan keadaan dimana masa eritrosit dan masa hemoglobin yang beredar
tidak memenuhi fungsinya untuk menyediakan oksigen bagi jaringan tubuh. Di Indonesia
prevalensi anemia sebesar 57,1 % diderita oleh remaja putri, 27,9% diderita oleh Wanita Usia
Subur (WUS) dan 40,1% diderita oleh ibu hamil. Penyebab utama anemia gizi di Indonesia
adalah rendahnya asupan zat besi (Fe). Pada remaja wanita 26,50%, wanita usia subur (WUS)
26,9%, ibu hamil 40,1%, dan anak balita 47,0%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
gambaran pengetahuan tentang anemia pada remaja putri di SMA N 1 Wiradesa Kabupaten
Pekalongan. Desain penelitian ini menggunakan metode Deskriptif dengan menggunakan
pendekatan studi korelasi (Correlation Study. Sampel dalam penelitian ini adalah kelas X dengan
jumlah 42 remaja putri. Alat pengumpulan data menggunakan kuesioner dengan bentuk
pertanyaan tertutup. Hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar yaitu 27 remaja putri
(64,3%) tidak mengetahui tentang anemia. Perlu adanya upaya untuk melakukan kegiatan yang
berkaitan dengan pendidikan kesehatan tentang bahaya anemia dan bagaimana pencegahannya
agar kejadian anemia pada remaja putri dapat ditanggulangi.
Kata Kunci : Pengetahuan, Anemia, Kejadian Anemia pada Remaja Putri

Pendahuluan fisik, psikis, perilaku dan etos kerja


Anemia merupakan keadaan seseorang. Salah satu upaya yang
dimana masa eritrosit dan masa dilakukan untuk meningkatkan kualitas
hemoglobin yang beredar tidak sumber daya manusia, yaitu
memenuhi fungsinya untuk peningkatan status gizi masyarakat.
menyediakan oksigen bagi jaringan Suatu status gizi yang baik akan
tubuh. Anemia dapat diartikan sebagai mempengaruhi status kesehatan dan
penurunan kadar hemoglobin serta prestasi belajar seseorang. Masalah gizi
hitung eritrosit dan hematokrit dibawah perlu perhatian yang lebih khusus untuk
normal (Handayani & Wibowo 2008, h. dapat meningkatkan derajat kesehatan
37). Anemia terjadi akibat kadar masyarakat (Akhmadi 2008, h. 1).
hemoglobin atau ertrosit lebih rendah Remaja putri berisiko menderita anemia
daripada nilai normal. Anemia lebih tinggi daripada remaja putra. Hal
umumnya disebabkan karena ada ini didasarkan pada kenyataan remaja
perdarahan kronik atau malnutrisi putri sering melakukan diet agar tubuh
(kurang gizi) (Rusilanti 2007, h. 59). tetap langsing, tetapi tidak
Remaja adalah salah satu memperhitungkan kebutuhan tubuh
kelompok yang rawan terhadap masalah akan zat gizi, baik makro maupun mikro.
gizi salah satunya adalah defisiensi zat Anemia terjadi karena kekurangan zat
besi, dapat mengenai semua kelompok besi dan asam folat.
status sosial-ekonomi, terutama yang Anemia gizi merupakan salah
berstatus sosisal-ekonomi rendah. satu masalah gizi di Indonesia tahun
Masalah gizi merupakan masalah 2006, dan masih menjadi masalah
kesehatan masyarakat yang serius kesehatan masyarakat (Public Health
karena berdampak pada perkembangan Problem). Di Indonesia prevalensi
School of Health Science Muhammadiyah_Pekajangan_Pekalongan
Jurnal Ilmu Kesehatan (JIK) Vol IX No 1, Maret 2016 ISSN 1978-3167

anemia sebesar 57,1 % diderita oleh menurunkan produktivitas kerja dan


remaja putri, 27,9% diderita oleh juga menurunkan kemampuan akademis
Wanita Usia Subur (WUS) dan 40,1% di sekolah. Oleh karena itu, sasaran
diderita oleh ibu hamil (Dyah, 2008) program perbaikan gizi pada kelompok
Penyebab utama anemia gizi di remaja wanita dianggap strategis dalam
Indonesia adalah rendahnya asupan zat upaya memutus simpul siklus masalah
besi (Fe). Anemia masih cukup tinggi, gizi (Briawan, 2008).
yaitu pada remaja wanita 26,50%, Berdasarkan data dari Survey
wanita usia subur (WUS) 26,9%, ibu Rencana Pembangunan Jangka
hamil 40,1%, dan anak balita 47,0% Menengah (RPJM) tahun 2007, tentang
yang dilaporkan oleh Depkes RI (2005). pengetahuan remaja mengenai Anemia,
Kekurangan zat besi adalah didapatkan 87,3% remaja pernah
Jenis anemia yang paling sering ditemui, mendengar tentang anemia, sedangkan
yang terjadi bila kita kehilangan banyak yang tidak pernah mendengar penyakit
darah dari tubuh, (baik karena anemia sebesar 12,7%. Diantara tanda
pendarahan luka maupun karena penyakit anemia jawaban tertinggi
menstruasi) ataupun karena makanan menjawab muka pucat sebesar 52,8%
yang kita konsumsi kurang mengandung selanjutnya mata berkunang-kunang
zat besi. Infeksi cacing tambang, malaria sebesar 46,5%. Sesuai hasil survey masih
ataupun disentri juga bisa menyebabkan perlu dilakukan sosialisasi mengenai
kekurangan darah yang parah. Ada pengetahuan remaja tentang anemia
beberapa tahap sampai tubuh kita karena masih banyak yang belum
kekurangan zat besi. Mula-mula, diketahui remaja tentang bagaimana
simpanan zat besi dalam tubuh cara pencegahan dan penanganan
menurun. Dengan menurunnya zat besi, anemia (Badan Koordinasi Keluarga
produksi hemoglobin dan sel darah merah Berencana Nasional, 2007).
pun berkurang. Anemia gizi besi dapat Pada tahun 2008 Dinas
menyebabkan penurunan kemampuan kesehatan kabupaten Pekalongan
fisik, produktivitas kerja, dan melakukan pemeriksaan hemoglobin pada
kemampuan berpikir. Selain itu anemia pelajar putri di dua sekolah SMA di
gizi juga dapat menyebabkan penurunan kabupaten Pekalongan. Diperoleh data
antibodi sehingga mudah sakit karena 53 pelajar putri (23.45%) yang
terserang infeksi (Utamadi dan Muljono, mengalami anemia dari 226 pelajar putri
2007). yang dilakukan pemeriksaan hemoglobin,
Remaja putri (10-19 tahun) dari ke dua sekolah yang dilakukan
merupakan salah satu kelompok yang pemeriksaan yaitu SMAN 1 Wiradesa
rawan menderita anemia dari pada dari 156 pelajar putri terdapat 29 pelajar
remaja laki-laki. Karena setiap bulan putri (18,58%) yang mengalami anemia,
remaja putri mengalami menstruasi dan SMK Gondang Wonopringgo dari
selain itu remaja putri seringkali 110 pelajar putri terdapat 24 pelajar
menjaga penampilan ingin kurus putri (21,81%) yang mengalami anemia
sehingga melakukan diet dan (Data Dinkes kab Pekalongan, 2008).
mengurangi makan. Diet yang tidak Dari latar belakang diatas
seimbang dengan kebutuhan tubuh akan peneliti tertarik untuk melakukan
menyebabkan tubuh kekurangan zat-zat SHQHOLWLDQ WHQWDQJ ´ *DPEDUDQ
penting seperti zat besi. Dampak anemia pengetahuan tentang anemia pada
gizi besi pada remaja adalah
School of Health Science Muhammadiyah_Pekajangan_Pekalongan
Jurnal Ilmu Kesehatan (JIK) Vol IX No 1, Maret 2016 ISSN 1978-3167

remaja putri di SMA N 1 Wiradesa Populasi pada penelitian ini adalah siswi
.DEXSDWHQ 3HNDORQJDQµ SMAN 1 Wiradesa.
Permasalahan yang dapat Sampel dalam penelitian ini
diuraikan berdasarkan latar belakang di adalah kelas X dengan jumlah 190
atas DGDODK ´Gambaran Pengetahuan dihitung dengan menggunakan rumus
tentang anemia pada remaja putri di Notoatmodjo didapatkan sampel
SMA N 1 Kabupaten Pekalonganµ sebanyak 128 remaja putri. Setelah
Tujuan dalam penelitian ini adalah dilakukan penelitian peneliti hanya
untuk mengetahui gambaran mendapatkan 42 remaja putri yang bisa
pengetahuan tentang anemia pada dijadikan sampel yang sesuai dengan
remaja putri di SMA N 1 Wiradesa kriteia inklusi karena peneliti tidak
Kabupaten Pekalongan. dapat bertemu langsung dengan remaja
putri kelas X yang dijadikan sampel
Metodologi Penelitian dalam penelitian ini dalam memberikan
Desain penelitian ini pengarahan maksud dan tujuan
menggunakan metode Deskriptif dengan dilakukan penelitian.
menggunakan pendekatan studi korelasi Instrumen penelitian ini adalah
(Correlation Study) dimana pada alat untuk memperoleh data dari suatu
hakikatnya merupakan penelitian atau penelitian dengan menggunakan
penelaahan hubungan antara dua kuesioner dan Lembar persetujuan.
variabel pada suatu situasi atau Lembar yang berisi tentang ketersediaan
sekelompok subjek (Notoatmodjo, 2005). menjadi responden dalam penelitian.
Hal ini dilakukan untuk melihat antara Peneliti mengumpulkan data secara
gejala satu dengan gejala yang lain, atau formal kepada subjek untuk menjawab
variabel satu dengan variabel yang lain. pertanyaan secara tertulis. Pertanyaan
Pada penelitian ini untuk mengetahui yang diajukan adalah pertanyaan secara
apakah ada hubungan antara terstruktur, yaitu subjek hanya
pengetahuan anemia dengan angka menjawab sesuai pedoman yang sudah
kejadian anemia pada remaja putri di ditetapkan (Nursalam 2008, h. 114).
SMAN 1 Wiradesa. dengan metode Kuesioner dalam penelitian ini adalah
pendekatan cross sectional yaitu bentuk pertanyaan tertutup (closed-
pendekatan dengan observasi atau ended) yaitu, kuesioner yang
pengumpulan data sekaligus pada saat menanyakan tentang pengetahuan
yang sama. Rancangan penelitian cross remaja putri tentang anemia.
sectional merupakan rancangan
penelitian dengan melakukan Hasil Penelitian
pengukuran atau pengamatan pada saat 1. Dari hasil penelitian menunjukan
bersamaan atau sekali waktu bahwa umur terbanyak remaja putri
(Notoatmodjo, 2005). yang menjadi responden adalah 15
Populasi merupakan tahun yaitu 21 remaja putri (50%),
keseluruhan subjek atau objek yang umur 16 tahun sebanyak 11 remaja
memiliki sifat atau ciri yang bisa diteliti putri, umur 14 sebanyak 7 dan umur
(Machfoedz 2010, h. 47). Populasi target 17 sebanyak 3 remaja putri.
bersifat umum, dan biasanya pada 2. Remaja putri kelas X Sekolah
penelitian klinis dibatasi oleh Menengah Atas Negeri 1 Wiiradesa
karakteristik demografis, meliputi jenis sebagian besar responden yaitu 27
kelamin dan usia (Nursalam, 2005). remaja putri (64,3%) tidak
School of Health Science Muhammadiyah_Pekajangan_Pekalongan
Jurnal Ilmu Kesehatan (JIK) Vol IX No 1, Maret 2016 ISSN 1978-3167

mengetahui tentang anemia dan 15 remaja putri (35,7%) mengetahui


remaja putri (35,7%) mengetahui tentang anemia.
tentang anemia.
Saran
Pembahasan 1. Untuk Sekolah Menengah Atas Negeri
Berdasarkan penelitian terhadap 1 Wiradesa.
pengetahuan remaja putri tentang Berdasarkan hasil penelitian
anemia diketahui bahwa sebanyak 27 peneliti menyarankan kepada Sekolah
remaja putri (64,3%) berpengetahuan Menengah Atas Negeri 1 Wiradesa
kurang tentang anemia, dan sebanyak 15 Kabupaten Pekalongan, guna
remaja putri (35,7%) berpengetahuan mensosialisasikan tentang anemia
baik tentang anemia. Dapat disimpulkan agar remaja putri dapat mengetahui
bahwa remaja putri yang merupakan tentang anemia dan bagaimana cara
siswi kelas X Sekolah Menengah Atas pencegahannya.
Negeri 1 Wiradesa berpengetahuan 2. Untuk siswi Sekolah Menengah Atas
kurang mengenai anemia. Negeri 1 Wiradesa
Pengetahuan remaja yang Saran bagi remaja putri
kurang tentang anemia mengakibatkan Sekolah Menengah Atas Negeri 1
kurangnya pemahaman mereka tentang Wiradesa Kabupaten Pekalongan
anemia menurut Notoadmodjo (2003, h. agar para remaja putri termotivasi
121) pengetahuan yang tercakup dalam untuk menambah informasi mengenai
domain kognitif mempunyai enam anemia yang bisa didapat dari buku,
tingkatan yaitu tahu, memahami, majalah, atau media cetak maupun
aplikasi, analisis, sintesis, evaluasi. internet karena anemia merupakan
Pengetahuan remaja putri tentang penyakit paling sering diderita para
anemia hanya sampai pada tahap tahu. remaja khususnya remaja putri dan
Dan tidak diikuti dengan pengaplikasian diharapkan remaja putri bisa
dalam kehidupan sehari-hari seperti melakukan pencegahan agar tidak
makan-makanan yang banyak menderita anemia, dengan cara
mengandung zat besi, tidak minu es teh mengkonsumsi makanan berfariasi
setelah makan dan olah raga yang terutama makanan yang mengandung
teratur (Soetjiningsih, 2004). zat besi seperti hati, daging, ikan,telur
ayam, sayuran hijau dan
Simpulan mengkonsumsi tablet besi pada saat
1. Dari hasil penelitian menunjukan menstruasi.
bahwa umur terbanyak remaja putri 3. Bagi tenaga kesehatan.
yang menjadi responden adalah 15 Perlu meningkatkan kegiatan
tahun yaitu 21 remaja putri (50%), yang berkaitan dengan pemberian
umur 16 tahun sebanyak 11 remaja informasi tentang anemia dan
putri, umur 14 sebanyak 7 dan umur program pengobatan anemia melalui
17 sebanyak 3 remaja putri. penyuluhan. Kegiatan tersebut dapat
2. Remaja putri kelas X Sekolah dilakukan dengan mengikutsertakan
Menengah Atas Negeri 1 Wiiradesa kader-kader kesehatan atau kegiatan
sebagian besar responden yaitu 27 UKS, PMR yang ada di sekolah
remaja putri (64,3%) tidak dengan tujuan dapat meningkatkan
mengetahui tentang anemia dan 15 pengetahuan siswa tentang anemia

School of Health Science Muhammadiyah_Pekajangan_Pekalongan


Jurnal Ilmu Kesehatan (JIK) Vol IX No 1, Maret 2016 ISSN 1978-3167

dan mengurangi angka kejadian Hematologi, Jakarta,


anemia pada remaja putri. Salemba Medika.
4. Bagi peneliti selanjutnya. Machfoedz, Ircham 2010, Metodologi
Bagi peneliti selanjutnya Penelitian Kuantitatif & Kualitatif
diharapkan dapat mengembangkan Bidang Kesehatan Keperawatan
penelitian dengan menggunakan Kebidanan Kedokteran, Penerbit
eksperimen atau quasi eksperimen Fitramaya, Yogyakarta.
misalnya mengetahui angka kejadian Medicinesia, 2009, diakses 21 Maret 2009,
anemia pada daerah dataran tinggi http://www.medicinesia.com/
dan dataran rendah. kedokteran-klinis/tumbuh-
kembang/anemia-defisiensi-
Daftar Pustaka besi/.
Akhmadi, 2008, Masalah kekurangan zat ___________________, 2005, Metodologi
besi, Diakses 8 Maret 2009, Penelitian Kesehatan, ed.
http://multiplay.com/jurnal/i Ref, Rineka Cipta, Jakarta
tem. ___________________, 2010, Metodologi
Anwar, Faisal, & Khomsan, Ali, 2009, Penelitian Kesehatan, ed. Ref,
Makan Tepat Badan Sehat, Jakarta, Rineka Cipta, Jakarta
Hikmah. Nursalam, 2008, Konsep Dan Penerapan
Arikunto, Suharsimi 2010, Prosedur Metodologi Penelitian Ilmu
Penelitian Suatu Pendekatan Keperawatan, Jakarta. Salemba
Praktik, Jakarta, Rineka Medika.
Cipta. Permono, B, et al, 2005, Buku Ajar
Badan Koordinasi Keluarga Berencana Hematologi ² Onkologi Anak,
Nasional, 2007, Pengetahuan Jakarta, IDAI.
remaja tantang KKR, diakses Rusilanti, 2007, Sehat dengan Jus Buah,
21 Maret 2009, http:// Jakarta, Agromedia Pustaka.
pengetahuan ramaja tantang Rumini,S & Sundari,S, 2004,
anemia.com. Perkembangan Anak Dan Remaja,
Baradero, Mary et al, 2008, Klien Jakarta, Rineka Cipta.
Gangguaan Kardiovaskular: Soetjiningsih, 2004, Tumbuh Kembang
Seri Asuhan Keperawatan, Remaja Dan Permasalahnnya,
Jakarta, EGC. Jakarta, CV Agung Seto.
Briawan, D, 2008, Penanggulangan Sudoyo, A.W, et al, 2006, Ilmu Penyakit
anemia pada remaja, diakses Dalam Jilid II, Jakarta,
21 Maret 2009, Departemen Penyakit Dalam FK
http://widyakarya kusuma Universitas Indonesia.
pangan dan gizi.com. Surbakti, 2009, Kenalilah Anak Remaja,
Efendi, Ferry & Makhfudli, 2009, Jakarta, Gramedia
Keperawatan Kesehatan Swarjana, I, 2012, Metodologi Penelitian
Komunitas: Teori dan Praktik Kesehatan, Yogyakarta,
dalam Keperawatan, Jakarta, ANDI
Salemba Medika. Utamadi, G & Mulyono P, 2007, remaja
Handayani, Wiwik & Haribowo, Andi, dan anemia, diakses 5 Maret 2009,
2008, Buku Ajar Asuhan http:// anemia dan remaja.com.
Kepeawatan pada Klien
dengan Gangguan Sistem
School of Health Science Muhammadiyah_Pekajangan_Pekalongan
Jurnal Ilmu Kesehatan (JIK) Vol IX No 1, Maret 2016 ISSN 1978-3167

Wasis, 2008, Pedoman Riset Praktis EGC, Jakarta.


Untuk Profesi Perawat,

School of Health Science Muhammadiyah_Pekajangan_Pekalongan

Anda mungkin juga menyukai