Anda di halaman 1dari 10

Laboratorium Kimia Lingkungan II [STL 1308 P]

air semakin kuat dan kecepatan arus semakin cepat. Sungai bagian hulu dicirikan dengan
badan sungai yang dangkal dan sempit, tebing curam dan tinggi, berair jernih dan mengalir
cepat. Sungai sebagai penampung dan penyalur air yang datang dari daerah hulu atas, akan
sangat terpengaruh oleh tata guna lahan dan luasnya daerah aliran sungai sehingga
pengaruhnya akan terlihat pada kualitas air sungai (Nisa dkk., 2015).

1.1 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dalam praktikum Kimia Lingkungan mengenai pengukuran debit aliran air
sungai, antara lain:
1. Berapakah besar Debit Aliran air Pada Sungai Tuntungan dan Sungai Babura di Kota
Medan?

1.3 Tujuan Praktikum


Tujuan pelaksanaan praktikum Kimia Lingkungan Mengenai Pengukuran Debit Aliran Air
Sungai, antara lain:
1. Untuk mengetahui besarnya debit aliran air sungai pada sungai tuntungan dan sungai
babura di kota medan.

1.4 Manfaat Praktikum


Manfaat praktikum kimia lingkungan mengenai pengukuran debit aliran air sungai, antara
lain:
1. Sebagai syarat kelulusan mata kuliah kimia lingkungan
2. Mahasiswa mengetahui bagaimana cara melakukan perhitungan debit aliran air sungai.

I-2
Laboratorium Kimia Lingkungan II [STL 1308 P]

ke muara. Proses terbentuknya sungai berasal dari mata air yang mengalir d i atas permukaan
bumi. Proses selanjutnya aliran air akan bertambah seiring dengan terjadinya hujan, karena
limpasan air hujan yang tidak dapat diserap bumi akan ikut mengalir ke dalam sungai.
Perjalanan dari hulu menuju hilir, aliran sungai secara berangs ur-angsur menyatu dengan
banyak sungai lainnya, Penggabungan ini membuat tubuh sungai menjadi semakin besar.
Peraturan Pemerintah RI No. 38 tahun 2011 tentang sungai, suatu wilayah daratan yang
merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya, yang berfungsi
menampung, 11 menyimpan, dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke laut secara
alami, yang batas di darat merupakan pemisah topografis dan batas di laut sampai dengan
daerah perairan yang masih terpengaruh aktivitas daratan disebut de ngan daerah aliran sungai
(DAS). Ahmad, dkk., (2015) dalam penelitian mengklasifikasikan sungai menurut para ahli
maupun lembaga seperti Kern, Okologie, Helfrich et al, dan LFU. Kern mengklasifikasikan
sungai berdasarkan lebarnya, mulai dari kali kecil yang bersumber dari mata air hingga
bengawan dengan lebar lebih dari 220 meter. Heinrich dan hergt dalam Atlas Okologie
mengklasifikasikan sungai berdasarkan lebar sungai dan luas DAS.

Sungai kecil disebut juga dalam bahasa inggris brooks, branceches, creeks, forks, dan runs,
tergantung bahasa lokal masing- masing daerah yang ada. Selanjutnya sungai kecil
didefinisikan sebagai air dangkal yang mengalir di suatu daerah dengan lebar aliran tidak
lebih dari 40 m pada muka air normal, sedangkan kondisi yang lebih besar dari sungai kecil
disebut sungai atau sungai besar. LfU (2000) mengklasifikasi sungai kecil atau sungai besar
berdasarkan kondisi vegetasi alamiah di pinggirnya. Disebut sungai kecil bila dahan dan
ranting vegetasi pada kedua sisi tebingnya bertautan dan dapat menutupi sungai yang
bersangkutan. Sedangkan pada sungai besar, dahan vegetasi pada kedua sisi tebingnya tidak
dapat bertautan karena terpisah cukup jauh. (Herdiyanto., 2018)

2.3 Pengertian Debit Aliran Sungai


Debit adalah laju aliran air (dalam bentuk volume air) yang melewati suatu penampang
melintang sungai per satuan waktu. Dalam sistem satuan SI, besarnya debit dinyatakan dalam
satuan meter kubik per detik ( /s). Dalam laporan- laporan teknis, debit aliran biasanya
ditunjukkan dalam bentuk hidrograf aliran. Hidrograf aliran adalah suatu perilaku debit
sebagai respon adanya perubahan karakteristik biogeofisik yang berlangsung dalam suatu
DAS (oleh adanya kegiatan pengelolaan DAS) dan atau adanya perubahan (fluktuasi musiman
atau tahunan) iklim lokal (Hutabarat, 2015).

Kelompok 1 II-2
Laboratorium Kimia Lingkungan II [STL 1308 P]

Cara perhitungan debit sungai dilakukan dengan membagi lebar sungai menjadi bagian yang
sama setiap ukurannya misalkan lebar penampang horizontal 5.5 meter maka pembagian lebar
nya bisa di bagi menjadi 10 bagian yaitu 0.55 meter per bagian. Kecepatan aliran dan
kedalaman air diukur di masing- masing bagian, yaitu pada vertikal yang mewakili bagian
tersebut. Kecepatan aliran sungai pada satu penampang saluran tidak sama, kecepatan aliran
sungai ditentukan oleh bentuk aliran, geometri saluran dan factor- faktor lainnya. Kecepatan
aliran sungai diperoleh dari ratarata kecepatan aliran pada tiap bagian penampang sungai
tersebut. (Ahmad., 2015)

Dalam praktikum ini untuk mengukur debit air sungai terlebih dahulu harus mengetahui luas
penampang basah saluran air sungai (A) dan kecepatan aliran air sungai, yang dapat
diketetahui dengan rumus perhitungan sebgai berikut:

1. Menentukan luas penampang basah saluran (A)


Luas penampang pada titik d1 dan d3 (Luas Segitiga)
A = ½ (L x d1)

Luas penampang pada titik d1-2 dan d2-3 (Luas Trapesium)

A = ½ (d1 +d2) x L

dimana:

A = Luas penampang basah aluran (m2)

L = Lebar sungai (m)

h = Kedalaman Sungai (m)

2. Menghitung kecepatan aliran air dengan menggunakan rumus


V = D/t,
dimana:

V = kecepatan aliran air sungai (m/detik)

D = jarak antara daerah penampang I dengan II (meter)

t = waktu yang diperlukan untuk menempuh jarak (detik)

Hitung kecepatan aliran permukaan tiap pelampung, untuk mendapatkan kecepatan aliran
sebenarnya maka kecepatan aliran permukaan tiap pelampung harus dikalikan dengan koreksi
yang besarnya berkisar antara 0.7 dan 0.8, Vrata-rata = 0,8V.

II-3
Laboratorium Kimia Lingkungan II [STL 1308 P]

3. Menghitung debit aliran sungai


Q = V rata-rata x A
dimana:
Q = Debit aliran sungai ( /s)
Vrata-rata= Kecepatan aliran sungai (m/s)
A = Luas penampang basah ( )

Kelompok 1 II-4
Laboratorium Kimia Lingkungan II [STL 1308 P]

c. Ukurlah kedalaman air (d1) pada daerah penampang I kemudian diulangi untuk daerah
penampang 2 (d2) dan daerah penampang 3 (d3) dengan menggunakan tongkat kayu berskala.
d. Catat hasilnya di kertas milimeter.
e. Luas sungai di tulis di sumbu x dan kedalaman sungai di sumbu y.
f. Hitung luas penampang.

1. Pengukuran Kecepatan Aliran Permukaan


a. Letakan alat penyipat ruang di antara penampang hulu & hilir. Alat penyipat ruang yang
digunakan berupa tongkat kayu dan tali rapiah
b. Ukur jarak antara penampang hulu dan penampang hilir (minimal 10 meter)
c. Lepaskan pelampung di hulu penampang hulu
d. Catat waktunya ketika pelampung tiba di penampang hilir
e. Ulangi kegiatan (c) dan (d) sebanyak 3 kali

1.3 Flowchart
a. Tahapan Persiapan

Mulai

Dipilih pelampung yang sebahagian akan


ditenggelamkan di dalam aliran air sungai

Ditentukan lintasan pelampung yang mudah diamati dan


memiliki waktu tempuh lintasan 40 detik

Dipilih alur yang lurus dengan panjang


minimal 3 kali lebar aliran

Selesai

Gambar 3.2 Bagan Alir Tahapan Persiapan Pengukuran Debit Aliran Air Sungai

Sumber: Penulis, 2019

III-2
Laboratorium Kimia Lingkungan II [STL 1308 P]

b. Pengukuran Penampang Basah

Mulai

Diukur lebar saluran (L) pada daerah


penampang sungai

Dibagi penampang sungai menjadi


tiga segmen

Diukur kedalaman air pada ketiga daerah sungai


dengan menggunakan tongkat kayu berskala

Dicatat hasil kedalaman ketiga daerah penampang


pada kertas milimeter dengan penempatan luas sungai
di sumbu x dan kedalaman sungai di sumbu y

Dihitung luas penampang

Selesai

Gambar 3.3 Bagan Alir Pengukuran Penampang Basah


Sumber: Penulis, 2019

Kelompok 1 III-3
Laboratorium Kimia Lingkungan II [STL 1308 P]

c. Pengukuran Kecepatan Aliran Permukaan

Mulai

Diletakkan alat penyipat berupa tongkat kayu dan


tali rapiah diantara penampang hulu dan hilir

Diukur jarak penampang hulu dan


penampang hilir

Dilepaskan pelampung di hulu


penampung hulu

Dicatat waktu ketika pelampung


tiba di penampang hilir

Diulangi kegiatan ketiga dan keempat


sebanyak 3 kali

Selesai

Gambar 3.4 Bagan Alir Pengukuran Kecepatan Aliran Permukaan


Sumber: Penulis, 2019

III-4
Laboratorium Kimia Lingkungan II [STL 1308 P]

Tabel 4.2 Hasil Pengukuran Debit Air Sungai Babura

Kecepatan Kecepatan Debit


Aliran (m/t) Aliran rata- (m3/t)
rata (m/t)
Segmen Lebar Kedalaman Penampang
Jarak Waktu Vrata-rata = Q = Ax
Sungai Sungai Basah
0,8 Vrata-
(m) (m) (t)
(m) (m2) (Jarak/waktu) rata

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)


1 9,02 d1= 0,31 A1 = 0,2325 1,5 17,2 0,465 0,65
2 d2 = 0,65 A2 = 0,1875 3,02 15,2 0,526
3 d3 = 0,25 A3 = 1,4496 3 17,4 0,459
4 A4 = 1,35 1,5 Vrata-rata =
Atotal = 3,21 0,483

Sumber: Penulis, 2019

4.2 Pembahasan
4.2.1 Perhitungan dan Rumus (Sungai Tuntungan)
a) Menentukan Luas Penampang Basah Saluran (A)
Luas penampang pada titik d1 dan d3 ( luas segitiga)
A = ½ ( L x d1)
= ½ ( 5 x 0,7)
= 1,75
A2 = ½ ( L x d2)
= ½ ( 4x 0,98)

= 1,96

Luas penampang pada titik d1-2 dan d2-3 ( luas trapesium)


A3 = ½ (d1 + d2) x L

= ½ ( 0,7 + 1,33) x 12,4


= 12,586
A4 = ½ ( d2 + d3) x L

= ½ ( 1,33 + 0,98) x 10

= 11,55
A total = A1 + A2 + A3 + A4

Kelompok 1 IV-2
Laboratorium Kimia Lingkungan II [STL 1308 P]

= 1,75 + 1,96 + 12,586 + 11,55

= 27,846

b) Menghitung Kecepatan Aliran Air Dengan Menggunakan Rumus


V1 = D/T1
= 10/ 17,7
= 0,56 X O,8
= 0,448 m/s
V2 = D/ T2
= 10 / 18,3
= 0,54 X 0,8
= 0,432 m/s
V3 = D/T3
= 10/ 18,17
= 0,55 X 0,8
= 0,44 m/s
Vrata-rata 0,44 m/s

c) Menghitung Debit Aliran Sungai


Q = Vrata-rata x A
= 0,44 x 27, 846
= 12, 25 /s

4.2.2 Perhitungan dan Rumus (Sungai Babura)

a) Menentukan Luas Penampang Basah Saluran (A)


Luas penampang pada titik d1 dan d3 ( luas segitiga)

A1 = ½ ( L x d1)

= ½ ( 1,5 x 0,31)
= 0,2325

A2 = ½ ( L x d2)

= ½ ( 1,5x 0,25)

= 0,1875

IV-3
Laboratorium Kimia Lingkungan II [STL 1308 P]

Luas penampang pada titik d1-2 dan d2-3 ( luas trapesium)

A = ½ (d1 + d2) x L
= ½ ( 0,31+ 0,65) x 3,02
= 1,4496
A4 = ½ ( d2 + d3) x L
= ½ ( 0,65 + 0,25) x 3
= 1,35
A total = A1 + A2 + A3 + A4
= 0,2325+ 0,1875 + 1,4496 + 1,35

= 3,21

b) Menghitung Kecepatan Aliran Air Dengan Menggunakan Rumus


V1 = D/T1 x 0,8
= 0,465 m/s
V2 = D/ T2 x 0,8
= 0,526 m/s
V3 = D/T3 x 0,8
= 0,459 m/s
Vrata-rata 0,483 m/s

c) Menghitung Debit Aliran Sungai


Q = Vrata-rata x A
= 0,483x 3,21
= 1,55 /s

Kelompok 1 IV-4

Anda mungkin juga menyukai