air semakin kuat dan kecepatan arus semakin cepat. Sungai bagian hulu dicirikan dengan
badan sungai yang dangkal dan sempit, tebing curam dan tinggi, berair jernih dan mengalir
cepat. Sungai sebagai penampung dan penyalur air yang datang dari daerah hulu atas, akan
sangat terpengaruh oleh tata guna lahan dan luasnya daerah aliran sungai sehingga
pengaruhnya akan terlihat pada kualitas air sungai (Nisa dkk., 2015).
I-2
Laboratorium Kimia Lingkungan II [STL 1308 P]
ke muara. Proses terbentuknya sungai berasal dari mata air yang mengalir d i atas permukaan
bumi. Proses selanjutnya aliran air akan bertambah seiring dengan terjadinya hujan, karena
limpasan air hujan yang tidak dapat diserap bumi akan ikut mengalir ke dalam sungai.
Perjalanan dari hulu menuju hilir, aliran sungai secara berangs ur-angsur menyatu dengan
banyak sungai lainnya, Penggabungan ini membuat tubuh sungai menjadi semakin besar.
Peraturan Pemerintah RI No. 38 tahun 2011 tentang sungai, suatu wilayah daratan yang
merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya, yang berfungsi
menampung, 11 menyimpan, dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke laut secara
alami, yang batas di darat merupakan pemisah topografis dan batas di laut sampai dengan
daerah perairan yang masih terpengaruh aktivitas daratan disebut de ngan daerah aliran sungai
(DAS). Ahmad, dkk., (2015) dalam penelitian mengklasifikasikan sungai menurut para ahli
maupun lembaga seperti Kern, Okologie, Helfrich et al, dan LFU. Kern mengklasifikasikan
sungai berdasarkan lebarnya, mulai dari kali kecil yang bersumber dari mata air hingga
bengawan dengan lebar lebih dari 220 meter. Heinrich dan hergt dalam Atlas Okologie
mengklasifikasikan sungai berdasarkan lebar sungai dan luas DAS.
Sungai kecil disebut juga dalam bahasa inggris brooks, branceches, creeks, forks, dan runs,
tergantung bahasa lokal masing- masing daerah yang ada. Selanjutnya sungai kecil
didefinisikan sebagai air dangkal yang mengalir di suatu daerah dengan lebar aliran tidak
lebih dari 40 m pada muka air normal, sedangkan kondisi yang lebih besar dari sungai kecil
disebut sungai atau sungai besar. LfU (2000) mengklasifikasi sungai kecil atau sungai besar
berdasarkan kondisi vegetasi alamiah di pinggirnya. Disebut sungai kecil bila dahan dan
ranting vegetasi pada kedua sisi tebingnya bertautan dan dapat menutupi sungai yang
bersangkutan. Sedangkan pada sungai besar, dahan vegetasi pada kedua sisi tebingnya tidak
dapat bertautan karena terpisah cukup jauh. (Herdiyanto., 2018)
Kelompok 1 II-2
Laboratorium Kimia Lingkungan II [STL 1308 P]
Cara perhitungan debit sungai dilakukan dengan membagi lebar sungai menjadi bagian yang
sama setiap ukurannya misalkan lebar penampang horizontal 5.5 meter maka pembagian lebar
nya bisa di bagi menjadi 10 bagian yaitu 0.55 meter per bagian. Kecepatan aliran dan
kedalaman air diukur di masing- masing bagian, yaitu pada vertikal yang mewakili bagian
tersebut. Kecepatan aliran sungai pada satu penampang saluran tidak sama, kecepatan aliran
sungai ditentukan oleh bentuk aliran, geometri saluran dan factor- faktor lainnya. Kecepatan
aliran sungai diperoleh dari ratarata kecepatan aliran pada tiap bagian penampang sungai
tersebut. (Ahmad., 2015)
Dalam praktikum ini untuk mengukur debit air sungai terlebih dahulu harus mengetahui luas
penampang basah saluran air sungai (A) dan kecepatan aliran air sungai, yang dapat
diketetahui dengan rumus perhitungan sebgai berikut:
A = ½ (d1 +d2) x L
dimana:
Hitung kecepatan aliran permukaan tiap pelampung, untuk mendapatkan kecepatan aliran
sebenarnya maka kecepatan aliran permukaan tiap pelampung harus dikalikan dengan koreksi
yang besarnya berkisar antara 0.7 dan 0.8, Vrata-rata = 0,8V.
II-3
Laboratorium Kimia Lingkungan II [STL 1308 P]
Kelompok 1 II-4
Laboratorium Kimia Lingkungan II [STL 1308 P]
c. Ukurlah kedalaman air (d1) pada daerah penampang I kemudian diulangi untuk daerah
penampang 2 (d2) dan daerah penampang 3 (d3) dengan menggunakan tongkat kayu berskala.
d. Catat hasilnya di kertas milimeter.
e. Luas sungai di tulis di sumbu x dan kedalaman sungai di sumbu y.
f. Hitung luas penampang.
1.3 Flowchart
a. Tahapan Persiapan
Mulai
Selesai
Gambar 3.2 Bagan Alir Tahapan Persiapan Pengukuran Debit Aliran Air Sungai
III-2
Laboratorium Kimia Lingkungan II [STL 1308 P]
Mulai
Selesai
Kelompok 1 III-3
Laboratorium Kimia Lingkungan II [STL 1308 P]
Mulai
Selesai
III-4
Laboratorium Kimia Lingkungan II [STL 1308 P]
4.2 Pembahasan
4.2.1 Perhitungan dan Rumus (Sungai Tuntungan)
a) Menentukan Luas Penampang Basah Saluran (A)
Luas penampang pada titik d1 dan d3 ( luas segitiga)
A = ½ ( L x d1)
= ½ ( 5 x 0,7)
= 1,75
A2 = ½ ( L x d2)
= ½ ( 4x 0,98)
= 1,96
= ½ ( 1,33 + 0,98) x 10
= 11,55
A total = A1 + A2 + A3 + A4
Kelompok 1 IV-2
Laboratorium Kimia Lingkungan II [STL 1308 P]
= 27,846
A1 = ½ ( L x d1)
= ½ ( 1,5 x 0,31)
= 0,2325
A2 = ½ ( L x d2)
= ½ ( 1,5x 0,25)
= 0,1875
IV-3
Laboratorium Kimia Lingkungan II [STL 1308 P]
A = ½ (d1 + d2) x L
= ½ ( 0,31+ 0,65) x 3,02
= 1,4496
A4 = ½ ( d2 + d3) x L
= ½ ( 0,65 + 0,25) x 3
= 1,35
A total = A1 + A2 + A3 + A4
= 0,2325+ 0,1875 + 1,4496 + 1,35
= 3,21
Kelompok 1 IV-4