karena selama ini kita memahami kota sebagai sesuatu yang
given (natural terbentuk apa adanya), namun pada satu sisi sosiologi melihat dalam sisi yang lain bahwa kota itu bukan sesuatu yang given melainkan sesuatu yang perlahan terbentuk secara cair, ruang yang penuh dinamika, paradoks, kontestatif, kapitalis, bahkan diperjuangkan oleh setiap orang. Oleh karena latar belakang fenomena dan gejala tersebut munculah kajian sosiologi perkotaan.
Marx memandang kota :
Marx memandang terbentuknya struktur kota karena ada kepentingan ekonomi
(matrealisme) Terciptanya kota itu bertahap ; preindustrial, tradisional, Kota itu transisi dari kehidupan yang barbarian ke kehidupan yang berdadap (civilicization) Pekerjaan lebih terspesialiasikan Ada kebebasan ekonomi dan politik karena ada pendekatan matrealisme (memperjuangkan materinya masing - masing) Kota melahirkan kelas sosial yang mengakibatkan ketidaksetaraan, akhirnya orang – orang tersegregasikan secara frontal yg tercermin dalam kelas – kelas sosialnya Misal : Kemang (realitas permukaan) vs Priuk pesisir (realitas terselubung) padahal daerah tersebut masih dalam kota yang sama (paradoks) Karena problem akibat ekonomi ini, akhirnya menimbulkan social inequality dan conflict di masyarakat
Weber memandang kota :
Weber memandang terbentuknya struktur sosial di kota (lebih ke arah pendekatan
karakteristik demografis atau karena ada kepadatan penduduk) Kota lebih cenderung dalam ciri khas “tertutup” dan “kepadatan penduduk” Weber menganalisis terbentuknya kota dengan metode “verstehen” dia berpendapat bahwa kota itu terbentuk karena ada “sejuta makna” dari para penduduknya Contoh : Situasi jalanan/transportasi Jakarta pada pagi hari sudah padat dikerumuni oleh orang – orang yang mempunyai makna subjektif masing – masing misal ; mereka berangkat pagi seperti itu karena untuk menghindari kemacetan dan kepentingan pekerjaan (kultural) sementara di kota lain seperti Kudus, pada jam yang sama masih sepi bgt karena kulturalnya yang udah membiasakan masyarakatknya Weber banyak menjelaskan kedalam fokus kota kota di eropa Weber selalui mengaitkan kota kedalam proses yang lebih luas (orientasi ekonomi dan politik karena ada perbedaan kultural dan historis) di masing – masing wilayah kota Tentu hal ini akan memunculkan struktur perekonomian yang berbeda antara Jakarta dan kudus Menurut weber kota itu dibangun karena ada ; market (pasar), pengadilan (hukum), otonomi politik, militer, penjara, social participation (karang taruna, komunitas gereja, dll)
Durkheim memandang kota :
Durkheim memandang kota lebih optimis Kota itu berkembang dari pra-historis dan pra-agrikultur kemudian terjadi peningkatan kearah modernitas (linier) Durkheim memandang struktur karena solidaritas sosial (bounding individu dengan masyarakat luas) ; tradisi, kepercayaan satu sama lain, terikat, rutinitas, simbol, kesamaan (solidaritas mekanik) Solidartiras organik ; perbedaan, impersonal, complex division, masyarakat terspesialisasi (masing – masing mempunyai spesialiasinya sendiri2), kebebasan, konflik, alienasi Kota menurut Durkheim ditandai dengan adanya pembagian kerja yang semakin terspesialisasikan karena perkembangan industrialisasi Kota menurut Durkheim ditandai dengan adanya solidaritas organic dan mekanik yang menyebabkan modernitas di masyarakat
George Simmel :
Dia pemisis tapi mikro sosiologis
Dia meneliti kota di berlin Urbanisme (cara pandang, rasionalisasi) Urbanisasi (perkembangan kota/pengkotaan suatu wilayah = perkembangan lifestyle) Orang – orang lebih memperhitungkan setiap kegiatan (gajian, bayar cicilan ini itu, untuk gaya hidup dll) Lebih individualis karena berbagai rutinitas (kerja) atau dengan kata lain pembagian kerja semakin jelas, sehingga ga lebih deket dengan sekitar tetangga, kerabat dll karena waktunya abis buat rutinitas untuk memperjuangkan kebutuhan atau duit (philosophy of money) Ciri unik kota modern adalah dengan pedesaan di mana ritme kehidupan dikota lebih cepat, bising dibandingkan di desa Ferdinand Tonies
Memandang kota lebih ke macro sosiologi
Kota itu dibangun oleh dua prinsip dari asosiasi manusia yaitu : gemeinschaft dan gesellschaft Masyarakat kota tercipta akibat solidaritas gemeinschaft ; kolektivitas, persahabatan, solidaritas antar tetangga Geselschaft : individualis, tapi karena adanya ini kota bisa tercipta karena ada pembagian konstruksi yang jelas diantar masyarakat Gemeinschaft (komunitas): desa berkarakteristik desa, orang-orang di pedesaan memiliki kesatuan esensial dari Bertujuan, bekerja bersama untuk kebaikan bersama, ikatan kekeluargaan (kekeluargaan) dan bertetangga, tanah yang dikerjakan secara komunal dengan kehidupan sosial bercirikan hidup bersama yang intim, privat dan eksklusif, terikat oleh bahasa dan tradisi yang sama, barang bersama yang diakui dan semua kesamaan teman dan musuh Gesellschaft : kehidupan kota adalah ditandai dengan perpecahan, individualisme yang merajalela dan keegoisan, makna keberadaan bergeser dari kelompok ke individu, rasional, setiap orang dikenal dalam hal peran dan layanan tertentu yang diberikan / pamrih 1. Gemeinschaft of blood adalah ikatan-ikatan kekerabatan. 2. Gemeinschaft by place adalah ikatan berlandaskan kedekatan letak tempat tinggal serta tempat kerja yang mendorong orang untuk berhubungan secara intim satu sama lain dan mengacu pada kehidupan bersama di daerah pedesaan. Gemeinschaft of mind adalah hubungan persahabatan yang disebabkan karena persamaan keahlian atau pekerjaan serta pandangan yang mendorong untuk saling berhubungan secara teratur