PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
agama, kesopanan, kesusilaan, serta menjunjung tinggi hak asasi manusia guna
menjamin terlaksananya hak-hak masyarakat tersebut. Maka dalam hal ini, Polri
1
2
didalam tubuh Polri. Oleh sebab itu Polri harus segera menyesuaikan diri dengan
tuntutan perubahan tersebut. Oleh karena jika tidak responsif dan tidak adaptif
akan meminta jasa perlindungan dan pelayanan kepada instansi lain yang justru
2
Mohammad Kemal Dermawan, 2008, Menuju Polisi yang Demokratis,
http://www.suarapembaruan.com/News/2008/07/02/Jabotabe/jab14.html, diakses tgl 20 Mei 2010
3
pengawasan terhadap kinerja kepolisian dan agar polisi bekerja sesuai ketentuan
hukum.
lembaga kepolisian tersebut. Oleh karena itu, ketika kita memahami eksistansi Polri
tidak dapat dilepaskan dengan fungsi dan organ atau lembaga kepolisian serta dari
masyarakat. Dalam hal ini kinerja lembaga juga akan ditentukan oleh perubahan
3
Sadjijono, 2005, Fungsi Kepolisian dalam Pelaksanaan Good Governance, LaksBang,
Yogyakarta, hal.81
4
Kepolisian Nomor 2 Tahun 2002 didasarkan pada paradigma baru, yakni berkaitan
kelahiran ini diharapkan dapat lebih memantapkan kedudukan dan peranan serta
pelaksanaan tugas Polri meliputi segenap tatanan kehidupan bangsa dan negara dalam
4
Sapto, 2010, Telaah Penerapan Surat Pemberitahuan Perkembangan Hasil penyidikan
(SP2HP) Online di Polres Sukoharjo dalam Rangka Transparansi Penyidikan Guna Mendukung
Grandstrategi POLRI 2005–2025, http://sapto.staff.uns.ac.id/files/2010/01/telaah-penerapan-
sp2hp1.pdf, hal. 1, diakses tgl 30 Juni 2010
5
Pudi Rahardi, op cit. hal. 37
5
Tahun 2002 adalah menjalankan salah satu fungsi pemerintahan Negara dalam tugas
2002 disebutkan bahwa tugas pokok Kepolisian Negara Republik Indonesia adalah:
bersih dan berwibawa tersebut tidak mungkin dapat dilaksanakan dengan baik dan
efektif tanpa menghapus kesan pemerintahan yang selama ini dinilai buruk. Hal ini
ditandai dengan indikator buruknya kualitas pelayanan publik lambat, tidak ada
kepastian aturan atau hukum, berbelit-belit, arogan, sarat dengan perilaku Korupsi,
Kolusi, Nepotisme (KKN), rendahnya kualitas disiplin dan etos kerja, kualitas
manajemen pemerintahan yang tidak produktif, tidak efektif dan tidak efisien,
kualitas pelayanan publik yang tidak akuntabel dan tidak transparan. Dengan kata
lain, dalam mewujudkan misinya Polri harus mampu membangun citra sebagai
pelindung, penganyom, pelayan masyarakat, serta pengabdi bangsa dan Negara dan
6
Lihat pasal 13 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik
Indonesia
6
Sejalan dengan hal tersebut sesuai dengan panduan yang diarahkan dalam
aturan Menteri Dalam Negeri (Meneg) Pan, Nomor : PER/ 15/ M.PAN/ 7/
2008. Pada 27 Oktober 2008 dikeluarkanlah Keputusan Kepala Kepolisian
Negara Republik Indonesia No. Pol : KEP/ 37/ X/ 2008 Tentang Program
Kerja Akselerasi Tranformasi Polri Menuju Polri yang Mandiri, Profesional
dan Dipercaya Masyarakat dalam Rangka Mengemban Tugas-Tugas
Pemeliharaan Keamanan, Ketertiban Masyarakat (Kamtibmas), Penegakan
Hukum, Perlindungan, Pengayoman dan Pelayanan Masyarakat dalam
Mewujudkan Keamanan dalam Negeri, yang tetap mengacu pada Grand
Strategi Polri (2005-2025). Kemudian dibentuk pokja reformasi birokrasi
Polri yang meliputi bidang budaya dan manajemen perubahan, bidang
organisasi dan tata laksana, bidang Quick Wins, bidang manajemen sumber
daya manusia dan remunerasi, serta bidang evaluasi kinerja dan profil Polri
2025.7
Sebagai tindak lanjut dari program reformasi tersebut maka pada tanggal 30
Januari 2009 reformasi birokrasi Polri telah diluncurkan oleh bapak Presiden di
Mabes Polri, yang didalam tahapan Trust Building diatas Polri mengakselerasikan
7
http://www.polres-lumajang.net/?module=detailberita&id=485, Amanat Kepolisian Republik
Indonesia Peringatan Hari Bhayangkara ke – 63 tanggal 1 Juli 2009, diakses tgl 25 Juni 2010
8
Lihat dalam Keputusan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia No. Pol: Kep / 37 / X
/2008 tentang Program Kerja Akselerasi Tranformasi Polri Menuju Polri yang Mandiri, Profesional
dan Dipercaya Masyarakat
7
Quick Wins.
Mabes Polri menetapkan empat program unggulan sebagai Quick Wins dalam
pelaksanaan reformasi birokrasi. Keempat program unggulan dimaksud
adalah Quick Response, transparansi pelayanan SIM, STNK dan BPKB,
transparansi pelayanan penyidikan (SP2HP), serta transparansi dalam
rekrutmen personel Polri. 9
prima kepada masyarakat, misalnya melalui pelaksanaan tugas Polisi umum, dalam
penanganan, misalnya dalam kasus kecelakaan lalu lintas. Banyak korban yang
sebenarnya masih hidup di TKP, namun karena penanganan awalnya tidak bagus,
yang salah atau keterlambatan penanganan atau dalam kasus pencurian, seharusnya
polisi setelah mendapatkan laporan dari masyarakat langsung datang ke TKP, namun
sudah rusak, sehingga keperluan pencarian alat bukti menjadi sulit dan memerlukan
9
http://www.menpan.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=115&Itemid=1,
diakses tgl 22 Juni 2010
8
Ditambah lagi data yang dimiliki oleh Ombudsman RI bahwa sepanjang tahun
2008, telah terjadi pengaduan masyarakat yang tidak puas terhadap kinerja Polri yang
Dilihat dari fenomena tersebut diatas dengan adanya program Quick Response
yang merupakan salah satu program yang lebih menekankan kepada pelayanan
tersebut seharusnya bisa disikapi secara cepat dan tepat oleh Polri sehingga
kepercayaan publik terhadap kinerja Polri tidak hilang terutama dalam bidang
penegakan hukum yang dalam hal ini Polri merupakan pintu pertama dari sistem
peradilan.
11 Juni 2009 tentang Kegiatan program Quick Wins didalamnya terdapat program
Quick Response Patroli Samapta, dalam hal ini Polres Malang Kota wajib
melaksanakan program tersebut sesuai dengan isi dari surat tersebut. Yang perlu kita
pertanyakan saat ini adalah apakah adanya program Quick Response ini bisa
dimengerti oleh setiap aparat pihak kepolisian, yaitu apa saja bentuk-bentuk kegiatan
10
http ://www.surya.co.id/2009/01/21/kompolnas-reskrim-masih-banyak-dikeluhkan.html, diakses
tgl 22 Juni 2010
11
http://www.ombudsman.go.id/index.php/berita/items/catatan-ombudsman-polisi-paling-banyak-
dilaporkan.html, diakses tgl 22 Juni 2010
9
yang diterapkan dalam program Quick Response tersebut. Lalu apakah perubahan
akan jalannya penegakan hukum sehingga bukan hanya perubahan pada semangat
yang terjadi, namun juga pelaksanaan yang baik dari pihak kepolisian dalam
Response agar dapat terealisasi dengan baik, sehingga penulis tertarik untuk
B. Rumusan Masalah
Polres Malang Kota bagi anggota polisi yang tidak melaksanakan Quick
Response?
10
C. Tujuan
Dalam hal ini tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti adalah :
pihak Polres Malang Kota bagi anggota polisi yang tidak melaksanakan
Quick Response.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan oleh penulis terhadap penelitian tugas akhir
1. Manfaat Teoritis
oleh Polri.
berkesinambungan.
11
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Penulis
b. Bagi Pemerintah
d. Bagi Masyarakat
e. Bagi Akademis
E. Metode Penelitian
Sebagai dasar penyusunan skripsi ini agar terinci seperti yang diharapkan
Metode yang digunakan bertujuan untuk memperoleh bahan yang obyektif, sehingga
1. Metode Pendekatan
Kapolri No.Pol : 7 Tahun 2006 tanggal 1 Juli 2006 tentang Kode Etik
Profesi Polri, dan Peraturan Kapolri No.Pol: 8 Tahun 2006 tanggal 1 Juli
2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Komisi Kode Etik Profesi Polri.
b. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di Polres Malang Kota yang beralamat di Jalan
Jaksa Agung Suprapto No.19 Malang. Dengan alasan Polres Malang Kota
merupakan titik sentral bagi segala kegiatan yang berkaitan dengan pelayanan
c. Sumber Data
a. Data Primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan secara langsung dari lapangan,12
hukum Polres Malang Kota baik dalam bentuk hasil wawancara maupun
dilaksanakan pada bulan Juli sampai Oktober 2010 untuk meneliti data
b. Data Sekunder
yang meliputi buku, majalah, data arsip, data resmi dari instansi yang
digunakan sebagai tempat penelitian.13 Dalam hal ini berarti data yang
12
M. Iqbal Hasan, 1999, Metode Penelitian dan Aplikasi, Remaja Karya, Bandung, Hal. 35
13
Ronny Hanitijo Soemitro, 1990, Metodologi Penelitian Hukum, Cetakan 4, Galia Indonesia,
Jakarta, Hal. 51
15
1. Wawancara
a. AIPTU Agus
AKP Susanto
yang sebenarnya.
Alamat : Malang
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Malang
Alamat : Malang
Alamat : Malang
Pekerjaan : Mahasiswi
17
Alamat : Malang
Pekerjaan : Mahasiswa
Alamat : Malang
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Malang
Pekerjaan : Mahasiswi
4. Studi Dokumen
Kota.
18
Metode analisis data yang digunakan yaitu metode analisa deskriptif kualitatif,
tersebut akan diuraikan secara bermutu dalam bentuk kalimat yang teratur,
f. Sistematika Penulisan
penulisan ini, penulisan ini terbagi menjadi 4 (empat) BAB yang disusun
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini diuraikan tentang latar belakang permasalahan dan alasan pemilihan
judul, serta alasan bahwa masalah yang dibahas dalam penulisan hukum
dipandang aktual, penting, menarik, dan perlu baik secara empiris. Kemudian
14
Abdulkadir Muhammad, 2004, Hukum Dan Penelitian Hukum, PT Citra Aditya Bakti,
Bandung, hal.172
19
Dalam bab ini mengandung tiga unsur penting yaitu, uraian dan penjelasan
masalah yang diteliti. Dan juga terdapat dasar konsepsional yang menjelaskan
kerangka teoritis yang memaparkan pendapat para ahli atau sarjana berkaitan
tinjauan hukum tentang Quick Wins dan Quick Response di Polres Malang
Kota.
Dalam bab ini berisi pembahasan yang mengacu pada permasalahan yakni
jawab pihak kepolisian polres malang kota apabila tidak melaksanakan Quick
Response.
20
BAB IV PENUTUP
Dalam bab ini diuraikan mengenai kesimpulan dan saran dari hasil