Anda di halaman 1dari 8

MASALAH GIZI DI INDONESIA

Dewanti Evita, SKM, MPH


30 oktober 2015 15.00-17.00
Cakul : indra | Korektor : benny

Assalamualaikum kita bertemu lagi cakul saya satu2nya muslim


cowok diangkatan 2012. Kita sampai di week 3 di blok yang tidak jelas
ini. Gag usah keplok2 yaa buang2 waktu……
Status (keadaan) gizi adalah keadaan yang diakibatkan oleh
keseimbangan antara jumlah ASUPAN zat gizi dengan jumlah
KEBUTUHAN zat gizi oleh TUBUH untuk berbagai proses biologis. Apa
penyebab maslah Gizi :

 Masalah dasar : krisis ekonomi dan politik


 Masalah utama : kemiskinan, tingkat pendidikan rendah,
ketersediaan panagan di masyarakat turun, semptnya
lapangan kerja.
 Penyebab tak langsung : ketersediaan pangan di
Rumah, perawatan dan pengetahuan ke anak dan ibu
hamil, pelayanan fasilitas kesehatan
 Penyebab langsung : infeksi, asupan zat gizi kurang

Masalah gizi di Indonesia ini ada banyak yaitu 5 masalah. Apa saja?
1. KURANG ENERGY PROTEIN
masalah KEP ini banyak terjadi pada ibu menyusui, ibu hamil,
dan balita. KEP ini dibagi pada derajat ringan dan derajat berat
(kwashiorkor), (marasmus), atau tipe (marasmik-kwashiorkor) pada
derajat ringan pertumbuhan anak kurang, terjadi kelainan biokimia,
serta ada beberapa gejala klinis KEP ringan :
• Pertumbuhan mengurang atau berhenti
• BB berkurang, terhenti bahkan turun
• Ukuran lingkar lengan menurun
• Maturasi tulang terlambat
• Rasio berat terhadap tinggi normal atau menurun
• Tebal lipat kulit normal atau menurun
• Aktivitas dan perhatian kurang
• Kelainan kulit dan rambut jarang ditemukan
Penyebab KEP :
 Asupan makanan rendah baik kuantitas maupun kualitas
 Gangguan sistem pencernaan atau penyerapan
makanan
 Pengetahuan yang kurang tentang gizi
 kemiskinan sehingga timbul malnutrisi dan infeksi

2. ANEMIA DEFISIENSI BESI


Anemia defisiensi besi adalah anemia karena
kekurangan zat besi atau sintesa hemoglobin < 13gm/100ml
untuk laki2 dan < 11 gm/100 untuk wanita.
Ciri - ciri :
1. Akan memperlihatkan respon yang baik dengan
pemberian preparat besi
2. Kadar Hb meningkat 29% setiap 3 minggu
Tanda dan gejala:
 Pucat (konjungtiva, telapak tangan, palpebra)
 Lemah
 Lesu
 Hb rendah
 Sering berdebar
 Papil lidah atrofi
 Takikardi
 Sakit kepala
 Jantung membesar

Penyebab : konsumsi minuman berkarbonasi, teh, kopi yang


berlebih, kurangnya konsumsi sayur dan buah, konsumsi
makanan berbasis serealia, tingginya kasus Infeksi dan
infestasi parasite.
Penanganan :
 Pemberian Komunikasi,informasi dan edukasi (KIE)
serta suplemen tambahan pada ibu hamil maupun
menyusui
 Pembekalan KIE kepada kader dan orang tua serta
pemberian suplemen dalam bentuk multivitamin kepada
balita

2 | PENUTUP
 Pembekalan KIE kepada guru dan kepala sekolah agar
lebih memperhatikan keadaan anak usia sekolah serta
pemberian suplemen tambahan kepada anak sekolah
 Pembekalan KIE pada perusahaan dan tenaga kerja
serta pemberian suplemen kepada tenaga kerja wanita
 Pemberian KIE dan suplemen dalam bentuk pil KB
kepada wanita usia subur (WUS)

3. KURANG VITAMIN A
Penyebab :

 Intake makanan yang mengandung vitamin A kurang atau


rendah
 Rendahnya konsumsi vitamin A dan pro vitamin A pada bumil
sampai melahirkan akan memberikan kadar vitamin A yang
rendah pada ASI
 MP-ASI yang kurang mencukupi kebutuhan vitamin A
 Gangguan absorbsi vitamin A atau pro vitamin A (penyakit
pankreas, diare kronik, KEP dll)
 Gangguan konversi pro vitamin A menjadi vitamin A pada
gangguan fungsi kelenjar tiroid
 Kerusakan hati (kwashiorkor, hepatitis kronik)

Tanda dan gejala :


• Rabun senja-kelainan mata, xerosis konjungtiva, bercak bitot,
xerosis kornea
• Kadar vitamin A dalam plasma <20ug/dl

Upaya dan penanganan :


• Penyuluhan agar meningkatkan konsumsi vitamin A dan pro
vitamin A
• Fortifikasi (susu, MSG, tepung terigu, mie instan)
• Distribusi kapsul vitamin A dosis tinggi pada balita 1-5 tahun
(200.000 IU pada bulan februari dan agustus), ibu nifas
(200.000 IU), anak usia 6-12 bulan (100.000 IU)
• Kejadian tertentu, ditemukan buta senja, bercak bitot.
Dosis saat ditemukan (200.000 IU), hari berikutnya
(200.000 IU) dan 4 minggu berikutnya (200.000 IU)
• Bila ditemukan xeroptalmia. Dosis saat ditemukan :jika
usia >12 bulan 200.000 IU, usia 6-12 bulan 100.000 IU,
usia < 6 bulan 50.000 IU, dosis pada hari berikutnya
diberikan sesuai usia demikian pula pada 1-4 minggu
kemudian dosis yang diberikan juga sesuai usia
• Pasien campak, balita (200.000 IU), bayi (100.000 IU)

4. KURANG YODIUM
Iodium dipakai untuk membentuk hormon tiroid. Hormon tiroid
digunakan antara lainuntuk pertumbuhan yang normal,
pematangan rangka, mempengaruhi metabolisme karbohidrat,
protein, lemak, vitamin, calsium, dan lainnya. Apabila kekurangan
hormon tiroid disebut hipotiroid apabila kelebihan hormon tiroid
disebut hipertiroid
Kriteria asupan yodium

Usia Asupan(mcg/hari).

0 - 6 bulan 40

6 - 12 bulan 50

1 - 10 tahun 70 – 120

11 tahun - dewasa 150

Ibu hamil 175 - 200

Menyusui 200

Kriteria epidemiologi GAKI

4 | PENUTUP
Indikator Tingkat Keparahan/ endemisitas

Target Ringan Sedang Berat

Median EIU populasi 50-99 20-49 < 20


(µg/L)

Gondok/TGR AUS 5,0-19,9 20,0-29,9 > 30


Grade >0 WUS

TSH Neonatus 3,0-19,9 20,0-39,9 >40,0


>5mIU/L drh
EFEK KURANG YODIUM

Janin Abortus, lahir mati, cacat bawaan, kematian


perinatal, kematian bayi, kretin neurogical
dan atau myxoedematosa.

Neonatu Gondok, hypothyroidism, penurunan IQ.


s

Anak Gondok, hypothyroidism, gangguan fungsi


dan mental, pertumbuhan terhambat .
Remaja

Dewasa Gondok dgn berbagai komplikasi,


hypothyroidism, Gangguan fungsi mental,
IIH.

Semua Gondok, hypothyroidism, kerusakan fungsi


usia mental, mempermudah terkena radiasi
nuklir.

Pada tingkat ringan, kekurangan iodium


akan berakibat menurunnya produktifitas,
libido, kesuburan, dan imunitas.
KRETINISME:
kelainan akibat defisiensi iodium yang sangat berat terutama pada
masa fetal. Kretin yang disebabkan oleh kekurangan iodium
menyangkut 3 hal:
1. Epidemiologis → defisiensi iodium
2. Klinis → retardasi mental
3. Pencegahan → iodium
JENIS KRETIN :
1. Kretin Endemik : Lahir di daerah endemik GAKI, timbul 2
atau lebih dari 3 gejala berikut : retardasi mental, tuli perseptif
nada tinggi, gangguan neuromuskuler
2. kretin sporadic : Bukan lahir di daerah endemic, Kelainan
pada kelenjar tiroid, bisa tidak terbentuk, kelainan letak,
malformasi, atrofi. Nama lain : hipotiroid kongenital

Gejala klinis (bobot) Skor

1. Sulit menelan (1) ……………


2. Konstipasi (1) ……………
3. Lemas/tidak aktif (1)
4. Hipotonia(1) ……………
5. Hernia umbilikalis (1) ……………
6. Lidah membesar (1)
7. Kulit bintik-bintik(1) ……………
8. Kulit kering dan kasar (1,5) ……………
9. UUK terbuka (1,5) ……………
10. Type wajah Khas (3)
……………
Total Skor =
……………
Ketr.: Skor: 13
……………
>4 = curiga hipotiroid ……………

Program penanggulangan GAKI


1. Iodisasi garam : > 30 ppm. KIO3.

6 | PENUTUP
2. Suplementasi kapsul Iodium : 200 mg Iodium/kps pada target
sasaran tertentu di daerah endemik berat dan sedang.(sudah
dihentikan sejak tahun 2009) kasuistik
3. KIE, ttg dampak GAKI terhadap SDM, pentingnya garam
beriodium, peran kel Masyarakat dalam program penang -
gulangan GAKI (law inforcement& Social enforcement).
4. Surveilen GAKI: pemantauan berkala, deteksi dini dan intervensi
gunakan indikator: Garam beriodium, UIE , gondok , TSH
neonatal (NHI).
5. Pencapaian delapan dari 10 indikator Program Penanggulangan
GAKI berkelanjutan
10 indikator penanggulangan GAKI
1. Pengembangan kelembagaan yang fungsional (Tim GAKI)
2. Komitmen politis tentang program USI
3. Organisasi pelaksana yang kuat di semua tingkatan
4. Legislasi dan regulasi tentang USI di semua tingkatan (Perda
Garam)
5. Komitmen menyelenggarakan monev dengan dukungan lab
yang menyediakan data yang akurat (surveilans)
6. Pengembangan kelembagaan yang fungsional (Tim GAKI)
7. Komitmen politis tentang program USI
8. Organisasi pelaksana yang kuat di semua tingkatan
9. Legislasi dan regulasi tentang USI di semua tingkatan (Perda
Garam)
10. Komitmen menyelenggarakan monev dengan dukungan lab
yang menyediakan data yang akurat (surveilans)

5. OBESITAS
adalah penyakit gizi yang disebabkan kelebihan kalori dan
ditandai dengan akumulasi jaringan lemak secara berlebihan diseluruh
tubuh
PENYEBAB :

 Perilaku makan yang berhubungan dengan faktor keluarga


dan lingkungan
 Aktifitas fisik yang rendah
 Gangguan psikologis (bisa sebagai sebab atau akibat)
 Laju pertumbuhan yang sangat cepat
 Genetik atau faktor keturunan

GEJALA :

 Terlihat sangat gemuk


 Kadang2 Lebih tinggi dari anak normal seumur
 Dagu ganda
 Buah dada seolah-olah berkembang
 Perut menggantung
 Penis terlihat kecil

PENANGGULANGAN :

 Menurunkan BB (Kurangi asupan energi, akan tetapi vitamin


dan nutrisi lain harus cukup, yaitu dengan mengubah
perilaku makan
 Meningkatkan aktivitas fisik
 Membatasi pemakaian obat-obatan yang untuk mengurangi
nafsu makan
 Bila terdapat komplikasi, yaitu sesak nafas atau sampai
tidak dapat berjalan, rujuk ke rumah sakit
 Konsultasi (psikologi anak atau bagian endokrin)

SELESAI SUDAH, SELAMAT NYEKRIPSI TEMAN


TEMAN KU YANG BAIK HATINYA

8 | PENUTUP

Anda mungkin juga menyukai