Anda di halaman 1dari 2

1.

Pendahuluan

Obat-obatan hampir tidak pernah diberikan hanya berupa obat saja melainkan dalam bentuk
produk obat. Produk obat yang dimaksud adalah produk obat pada bentuk sediaan jadi (misalnya
kapsul, larutan, tablet) yang mengandung bahan obat aktif bersama dengan eksipien (biasanya
bahan non-obat yang tidak aktif).

Selebaran yang terdapat di dalam wadah/kotak kemasan produk obat dan sampul kemasan
produk obat, memberikan informasi tentang bentuk, dosis, dan eksipiennya. Eksipien memiliki
banyak fungsi dalam produk obat, berfungsi sebagai stabilator kimia atau fisik, pengawet, dan buffer,
diantaranya termasuk dalam sebagian besar formulasi obat. Terdapat eksipien lain yang dapat
meningkatkan karakteristik formulasi tertentu. Eksipien yang digunakan dalam tablet juga berfungsi
sebagai pengencer, pengikat, penghancur, pelumas, glidan, surfaktan, zat pewarna dan penyedap:
zat-zat tersebut memungkinkan pembuatan tablet yang dikompresi secara efisien, mempengaruhi
karakteristik fisik dan kimia bahan aktif obat dan bioavailabilitasnya.

Ada berbagai eksipien yang berfungsi sebagai bahan penting yang ditambahkan ke bahan aktif
obat. Beberapa eksipien (antioksidan, pengawet dan agen pengawet) menjaga komposisi asli obat;
eksipien lain (bahan pelapis, pengemulsi, basis salep, pengikat/penghancur, pelarut) meningkatkan
penyerapan obat di tempat yang tepat dari tubuh, sementara beberapa eksipien lain (penyedap dan
pewarna) membantu pasien untuk mengkonsumsi obat yang diformulasikan dengan benar tanpa
keengganan apapun.

Zat yang sama juga telah digunakan sebagai bahan makanan tertentu, minuman ringan dan
minuman berenergi tinggi. Ini adalah alasan bahwa bagian penting dari metode analisis juga
digunakan untuk mendeteksi dan menentukan eksipien dalam makanan
Semua jenis metode analisis dapat digunakan untuk kontrol kualitas eksipien. Namun,
penentuan kuantitatif mereka terutama dilakukan dengan menggunakan kromatografi dan
elektroforesis. Metode kromatografi dan/atau elektroforesis digunakan untuk eksipien yang juga
digunakan sebagai obat. Prosedur-prosedur tertentu juga telah dipublikasikan secara luas; referensi
literatur elektronik dapat memberikan bantuan yang berharga.

Banyak eksipien digunakan bahkan sebagai konstituen pembawa dasar, pembuatan bentuk
sediaan (pelarut, pembawa cair, basis salep dan supositoria, pengencer tablet dan kapsul, propelan
untuk aerosol, dll.). Selain itu, alat bantu pemprosesan dapat menggunakan teknologi tertentu untuk
pembuatan yang baik dari bentuk sediaan yang tepat (misalnya homogenitas bubuk, aliran granul,
kompresi tablet, dll.) Memvariasikan kualitas dan kuantitas eksipien dilakukan agar formulator
mampu untuk mengoptimalkan karakteristik produk farmasi akhir.

Dalam hal tablet, eksipien (seperti pengencer, pengikat, penghancur, pelumas, glidan, surfaktan,
zat pewarna dan zat penyedap) digunakan untuk :

 Memperoleh pembuatan tablet terkompresi yang efisien


 Mempengaruhi karakteristik kimia dan fisik obat
 Mempengaruhi bioavabilitas obat

2. Eksipien

Sumber informasi yang sangat baik tentang eksipien farmasi adalah buku Bugay dan Findlay,
buku ini menyediakan dua halaman untuk setiap eksipien utama, memberikan juga spektrum
inframerah (IR), Raman, dan resonansi magnetik nuklirnya. Buku ini mencakup daftar lebih dari 300
eksipien yang disusun dengan cermat (di antaranya: air). Buku Kotkoskie dan Wiener menguraikan
persyaratan toksisitas dan keamanan untuk eksipien farmasi dan makanan. Mayoritas eksipien
mungkin menunjukkan ketidakcocokan dengan asam kuat, basa kuat, ion besi, ion ferro dan ion feri,
logam tertentu lainnya dan ion logam.

Anda mungkin juga menyukai