Anda di halaman 1dari 62

LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM DASAR TELEKOMUNIKASI


MODUL 7 (PEMBANGKIT SINYAL DAN OPERASI
ARITMATIKA PADA SINYAL)

Nama : Egi Hergiyan


NRP : 112020037
Kelompok :5
Asisten / NRP : Hariwandi Syahmendra 11-2019-032

LABORATORIUM TEKNIK TELEKOMUNIKASI


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
BANDUNG
2021
I. TUJUAN
a. Mahasiswa dapat membangkitkan beberapa jenis sinyal
masukan yang banyak digunakan.
b. Mahasiswa dapat memahami pemanfaatan perangkat lunak dalam
praktikum

c. Mengetahui dan memahami pemrograman menggunakan software Matlab


d. Mahasiswa dapat memperlihatkan proses-proses aritmatika
sinyal dan menerapkan sebagai proses dasar dari pengolah
sinyal.
e. Mengetahui dan memahami pemrograman menggunakan software Matlab

II. PERALATAN YANG DIGUNAKAN


a. Perangkat Lunak Matlab ( Matrix Laboratory )

b. PC atau Laptop dengan Operating Systems ( OS ) minimal Windows 98

III. DASAR TEORI DAN PROSEDUR PERCOBAAN


Apa itu MATLAB?
Matrix Laboratory (MATLAB) adalah sebuah bahasa
pemrograman dengan kemampuan tinggi dalam bidang komputasi, yang
mengintegrasikan komputasi, visualisasi, dan pemrograman. Matlab dapat
mengerjakan perhitungan sederhana sampai dengan perhitungan kompleks.
Penggunaan MATLAB, yaitu:
• matematika dan komputasi
• pengembangan algoritma
• pemodelan, simulasi dan pembuatan ‘prototipe’
• analisis data, eksplorasi dan visualisasi
• grafik untuk sains dan teknik
• pengembangan aplikasi, termasuk pembuatan antarmuka grafis untuk
pengguna (Graphical User Interface (GUI))
Memulai MATLAB

Perhatikan desktop pada layar monitor PC , mulailah MATLAB


dengan melakukan double-clicking pada shortcut icon MATLAB .
selanjutnya akan muncul tampilan seperti pada gambar berikut ini :

Gambar 1. Tampilan awal MATLAB

Pada gambar diatas, terlihat beberapa jendela yang merupakan


bagian penting di dalam Matlab, antara lain:
a. Jendela perintah (Command window)
Pada command window, semua perintah matlab dituliskan dan
dieksekusi. Kita dapat menuliskan perintah perhitungan sederhana,
memanggil fungsi, mencari informasi tentang sebuah fungsi dengan aturan
penulisannya (help), demo program, dan sebagainya. Setiap penulisan
perintah selalu diawali dengan prompt ‘>>’. Misal, mencari nilai sin 75°,
maka pada command window kita dapat mengetikkan:

>> sin(75)

ans = -0.38778
b. Jendela ruang kerja (Workspace)
Window ini berfungsi sebagai navigator bagi pemakai dalam
penyediaan informasi mengenai variabel yang sedang aktif dalam
workspace pada saat pemakaian. Workspace adalah suatu lingkungan
abstrak yang menyimpan seluruh variabel dan perintah yang pernah
digunakan selama penggunaan MATLAB berlangsung.

c. Jendela histori (Command History)


Jendela ini berisi informasi tentang perintah yang pernah dituliskan
sebelumnya. Kita dapat mengambil kembali perintah dengan menekan
tombol panah ke atas atau mengklik perintah pada jendela histori, kemudian
melakukan copy-paste ke command window.

Gambar 2. Hasil Command History

Cara bekerja dengan MATLAB

Dalam melakukan pekerjaan pemrograman menggunakan bahasa


MATLAB, anda dapat menggunakan salah satu cara yaitu:
1. langsung di command window
Cara ini adalah yang paling sering dilakukan oleh pemula, namun
akan sulit bagi anda untuk mengevaluasi perintah secara keseluruhan
karena biasanya perintahnya dilakukan baris perbaris.
2. Menggunakan M-file
Cara ini biasanya yang akan dipilih untuk digunakan oleh
programmer yang lebih mahir. Kelebihan cara ini adalah kemudahan untuk
mengevaluasi perintah secara keseluruhan. Terutama unutk program yang
membutuhkan waktu pengerjaan yang cukup lama serta skrip yang cukup
panjang.

Gambar 3. Tampilan M-file

Sintak Dasar MATLAB

Variabel dan Operasi Matematika

Sebagaimana bahasa pemrograman pada umunya, MATLAB juga


memiliki metoda dan symbol tersendiri dalam penulisan bahasa
pemrogramannya (sintak)

Ada beberapa hal penting yang harus anda perhatikan dalam penulisan
sintak, yaitu:

- Nama variabel tidak boleh menggunakan karakter spasi jika melebihi


satu suku kata maka gunakan karakter garis bawah ( _ )
- Nama variabel diawali huruf tidak boleh dimulai oleh garis bawah,
angka, atau karakter lainnya
- Membedakan huruf besar dengan huruf kecil (case sensitive), untuk
nama file tidak mebedakan huruf besar dan kecil (tergantung pada
system operasinya)
- Panjang nama variabel maksimum 31 karakter, jika melebihi 31
karakter maka akan diabaikan. (untuk matlab 6.5 panjang maksimum
nama variabel 63 karakter)
Latihan:
Tabel 1. Variabel dan Operasi Matematika
No Syntax Respon Analisa

1. 2*3 ans = Menghasilkan


respon 6 Karena
6 tanda‘*’
diasumsikan
sebagai tanda
kali ‘x’

2. Laboratorium Undefined Karena variable


Telekomunikasi = ‘DASTEL’ function or yang di
variable inputkan tidak
'Laboratorium'. sesuai dengan
aturan
penggunaan
aplikasi
MATLAB

3. Unexpected Karena terdapat


2x=10 MATLAB angka didepan
expression. variable ‘x’

4. R2P=100 Undefined Tidak dapat


100*r2p function or mendefinisikan
variable 'r2p'. ‘r2p’
Sistem dapat
membedakan
antara huruf
kecil dan kapital
Cara penulisan variabel
MATLAB menggunakan variabel sebagai media bagi program
untuk menempatkan data input/output. Ada beberapa cara penulisan yang
dapat anda gunakan sesuai jenis data yang ingin diolah, yaitu:

1. Data numerik tunggal


Cara penulisan
a = 12
Diterjemahkan
MATLAB
sebagai
a=
12
2. Data numeric berdimensi banyak (Array/Matrik)

Beberapa hal penting penggunaan perintah MATLAB

- Tanda (;) pada akhir command menunjukkan hasil command tidak


ditampilkan pada layar
- Tanda ([ ]) digunakan untuk penulisan batas awal dan batas akhir
elemen matrik
- Tanda (;) dalam deklarasi matrik digunakan untuk pemisahan antar
baris dalam matrik
- Tanda (,) dalam deklarasi matrik berarti sama dengan spasi atau
pemisah antar elemen dalam satu baris matrik

Cara penulisan

a = [12 30;10 20]


Diterjemahka
n MATLAB
sebagai
a=
12 30

10 20

3. Data String/Teks

Cara penulisan
a = 'ali'
Diterjemahkan MATLAB sebagai

a=

ali

Cara mengakses variabel


Secara default MATLAB mengenali variabel yang anda gunakan
sebagai sebuah matrik/array. Maka untuk variabel yang memiliki
elemen lebih dari satu, pengalamatan setiap elemen variabel pada
MATLAB memakai notasi berikut

Variabel(baris ke, kolom ke)

Untuk ilustrasi cara penggunaannya, buatlah pada comman window


sebuah matrik a berdimensi 3x3 berikut:

a = [2 3 6;6 4 7;8 2 9]

Cara mengakses elemen tunggal, adalah sebagai berikut


Tabel 2. Cara mengakses variabel
No Syntax Respon Analisis
Hasil respon
1. a(2,3) 7 tersebut benar,
karena angka
2 diasumsikan
sebagai baris
lalu diikuti
angka 3 yg
diasumsikan
sebagai kolom

Respon tersebut
2. a(3,:) ans = menujukan hasil
dari perintah
8 2 9 syntax sebelum
nya, dimana
angka 3 tersebut
menunjukan
baris ke-3 dan
tidak di ikuti
denga perintah
kolom.
Respon tersebut
3. a(:,2) ans = menujukan hasil
dari perintah
sebelum nya,
3 bahwa angka 2
tersebut
4 menunjukan
kolom ke-2 dan
tidak di ikuti
2 denga perintah
baris.

Dilihat dari
ans = hasil respon
4. a(1:2,2:3) terdapat dua
3 6 perintah antara
kolom baris 1
4 7
dan kolom 2
lalu baris 2 dan
kolom 3
Operasi Matematika
Tabel 3. Operasi Matematika Operator dan Artinya
Operator Arti
+ Penjumlahan
- Pengurangan
* Perkalian
.* Perkalian masing-masing eleman yang bersesuaian
(aturan array)
/ Pembagian kanan
./ Pembagian kanan (array)
\ Pembagian kiri
.\ Pembagian kiri (array)
^ Perpangkatan
.^ Perpangkatan (array)
: langkah

Latihan
Tabel 4. Operasi matematika
No Syntax Respon Analisis
Hasil respon
1. 3+2 ans = tersebut
menyatakan benar
5 sesuai dengan
perintah pada
syntax
2. ans = Hasil respon
15-20 tersebut
-5 menyatakan
benar karena
angka lebih kecil
dikurangi angka
yang lebih besar
maka
menghasilkan (-)
3.. ans = Hasil respon
15*20 tersebut
300 menunjukan
benar karena
tanda (*)
diasumsian
sebagai tanda
kali ‘x’
4. ans = Hasil respon
15/3 tersebut
5 menandakan
benar, tanda ‘/’
diasumsikan
sebagai tanda
bagi ‘:’ dan
hasilnya sesuai
5. ans = Hasil respon
15\3 menunjukan
0.2000 benar, tanda ‘\’
diasumsikan
sebagai tanda
pembagi bagian
kiri (3:15)
6. ans = Hasil respon
exp(-10) menunjukan
4.5400e-005 beanar, kata ‘exp’
diartikan sebagai
exponensial
7. ans = Hasil respons
log(4.5400e-005) menunjukan benar
-10.0000 , kata ‘log’
diartikan sebagai
logaritma
8. ans = Hasil respon
log10(100) menunjukan
2 benar, kata
‘log10’ diartikan
sebagai logaritma
basis
10
9. pjg = Menunjukan
pjg=[2 4 3 5] respons
2 4 3 5 tersebut benar
karena symbol
lbr=[3 5 2 3] “*” diartikan
sebagai
Luas=pjg*lbr lbr = perkalian
panjangxlebar=
3 5 2 3 luas

Luas =

6 20 6 15
10. >>pjg=[2 4 3 5] pjg = Menunjukan
respons
2 4 3 tersebut benar
>>lbr=[3 5 2 3]
5 karena symbol
>>Luas=pjg.*lbr “*” diartikan
sebagai
lbr = perkalian
panjangxlebar=
luas
3 5 2
3

Luas =

6 20 6
15
Operasi Bilangan Kompleks
Tabel 5. Operasi Bilangan Kompleks
No Syntax Respon Analisis
1. a= Hasil ini
a=2+1.5i menunjukan
2.0000 + bilangan
1.5000i kompleks dan
‘a’ menunjukan
bilangan real
lalu ‘I’ adalah
bentuk imajiner
.

2. b= Hasil ini
b=3-4j menunjukan
3.0000 - 4.0000i bilangan
kompleks dan
‘b’ menunjukan
bilangan real
lalu ‘i’ adalah
bentuk imajiner
3. ans = Adalah bentuk
a+b penjumlahan
5.0000 - 2.5000i dari hasil
bilangan
kompleks a dan
b

4. a= Menunjukan
a=2+1.5i 2.0000 + bilangan real ‘a
real(a) 1.5000i

ans =

2
5. a= Menunjukan
a=2+1.5i 2.0000 + bilangan
imag(a) 1.5000i imajiner ‘a

ans =
1.5000

6. a= Menunjukan
a=2+1.5i argument dari‘a’
abs(a) 2.000 +
1.5000i

ans=

2.5000
7. a=2+1.5i a= Menunjukan
2.0000 + argument dari
angle(a) 1.5000i ‘a’

ans =

0.6435

Fungsi trigonometri

Untuk fungsi trigonometri dalam matlab, fungsi yang telah tersedia adalah
sinus(sin), cosines(cos), tangent (tan), cotangent(cot),secan(sec)

Sin(dD)
Cos(dD)
Sinh(dD)
Cosh(dD)

Matriks

MATLAB menggunakan matriks sebagai dasar komputasinya,


maka pengetahuna tentang matriks sangatlah diperlukan bagi pengguna
matlab. Secara garis besar matlab membagi matriks menjadi dua bagian.
Matriks Khusus
Matriks khusus merupakan matriks yang didefiniskan oleh matlab,
sehingga kita tinggal menggunakannya. Contoh: matriks nol, matriks
diagonal, matriks identitas, dan sebagainya.
a. Matriks nol
Matriks yang elemennya bilangan nol Bentuk umum:
>> zeros(n,m)

Contoh :

>> zeros(2,3)
ans =0 0 0
000

b. Matriks satu
Matriks yang

elemenya bilangan
nol Bentuk umum:

>> ones(n,m) Contoh :

>> ones(3,3)
ans = 111
111

111

c. Matriks identitas Bentuk umum:


>> eye(n)

Contoh :

>> eye(3)

ans = 100

010
001
d. Matriks acak
Matriks isinya bernilai acak berdasarkan distribusi statistic.

Bentuk umum:

>>rand(n,m)

Contoh :

>> rand(4,4)
Tabel 6. Matriks Acak
ans = 0.61543 0.17627 0.41027 0.81317

0.79194 0.40571 0.89365 0.0098613

0.92181 0.93547 0.057891 0.13889

0.73821 0.9169 0.35287 0.20277

Matriks yang didefiniskan oleh pengguna


Selain bentuk khusus, matlab juga menyediakan bentuk matriks
yang disefinisikan oleh pengguna, yaitu menggunakan tanda kurung siku.

Contoh:

>> A=[ 1 2 3; 3 4 5]
A=
123

345
Contoh:

>>a=[1 2 3;2+5i 3+1i 8i], b=[2 -7-9i;5 1+2i -2-7i]


PEMBUATAN GRAFIK DAN PENGGAMBARAN SINYAL DI
MATLAB
Untuk membuat sinyal diperlukan deret bilangan yang berfungsi
sebagai domaian waktunya. Untuk membuat deret bilangan yang
kenaikkannya sama besar mempergunakan operator colon, dan linspace.
Untuk lebih jelasnya analisa contoh dibawah ini

Operator Colon

>>0:5:20

ans =

Operator Linspace

>>linspace(0,50,6)

ans =

Deret Bilangan

Tabel 7. Deret Bilangan


No Syntax Respons Analisi
1 0:5:20 Hasil respons
ans = menunjukan
benar, karena
0 5 10 15 tanda “:”
20 diartikan sebagia
deret dari 0-20
dengan kenaikan
5 setiap deretnya
2 linspace(0,50,6) ans = Hasil respons
menunjukan
0 10 20 30 benar, symbol “,”
40 50 diartikan
sebagian lins
space dengan
selang 10 setiap
barisnya dan
angka 6
menandakan ada
6 baris dari 0-50

Matlab mempunyai bermacam-macam fungsi untuk menampilkan


grafik, dimana setiap fungsi memiliki perbedaan dalam menskalakan garis
sumbu. Setiap menerima inputan dalam bentuk vector atau matriks, matlab
akan menskalakan secara otomatis.

Pada intinya persamaan yang akan dibuat dikalikan dengan domain


waktu yang telah kita buat. Algoritma dalam pembuatan sinyal:

1. Buat time domainnya


2. Buat persamaan sinyal, masukan variabel time domaian sebagai waktu

Penggambaran sinyal di MATLAB

Perintah penggambaran pada matlab pada dasarnya


mempunyai pola dDdDdD(FungsiX, FungsiY, Type Grafik);

Keterangan:
FungsiX = Domain waktu
FungsiY = persamaan sinyal
Type grafik = ‘[warna][Bentuk tanda data][jenis grafik]’
Perintah penggambaran yang menggunakan pola diatas adalah:
Tabel 8. Perintah Penggmbaran Penggunaan Pola
Warn Bentuk tanda untuk Jenis garis
a data
b biru . titik - garis solid
g hijau o lingkaran : titik-titik
r merah x tanda –(x) -. Garis dan titik
c biru-muda + tanda –(+) -- garis putus-putus
m ungu * tanda –(*)
y kuning s samadengan
k hitam d (bentuk intan
v segitiga
^ segitiga
< segitiga
> segitiga
P bintang segilima
h bintang segienam
Misalkan:

plot(x,y,’r-’) memplot x versus y dengan garis utuh warna merah

plot(x,y,’k*’) menempatkan tanda * warna hitam untuk setiap titik x versus


y.

plot(x,y,’g--s’) memplot dengan garis putus-putus warna hijau dan


menempatkan tanda bujur sangkar di setiap titik x versus y.

Perlu diingat bahwa ‘string’ dalam plot bersifat opsional. Apabila


tidak dituliskan maka digunakan garis utuh warna biru.

Plot

Fungsi plot digunakan untuk menggambar grafik 2D dengan skala


linear pada kedua sumbunya.

Contoh:
>> x=-10:10;
>> y=x.^2;
>> plot(x,y)
Hasilnya akan tampak sebagai berikut:

Gambar 4. Plot
Untuk menambahkan judul, label, dan grid ke dalam hasil plot anda,
digunakan
command berikut ini.
Tabel 9. Command Untuk menambahkan judul, label, dll.
xlabel memberi label pada sumbu-x
ylabel memberi label pada sumbu-y
title memberi judul di atas area plot
grid on memunculkan grid di dalam area plot
grid off menghapus grid

Sekarang mari kita lihat contoh plot yang lain. Kita akan memplot
kurva y = x3
pada rentang x = -3 hingga x = 3.

>> clear

>> x=-3:0.1:3;

>> % inkremen=0.1 agar kurva terlihat mulus

>> y=x.^3;

>> plot(x,y)

>> xlabel('Sumbu X'), ylabel('Sumbu Y')

>> title('Kurva Y=X^3')

>> grid on

Gambar

Gambar 5. Hasil dari Program diatas


Anda mungkin ingin memplot beberapa fungsi dalam beberapa figure
window yang terpisah, atau membagi satu window menjadi sejumlah area plot,
ataupun mengatur

properties dari plot yang akan digambar. Beberapa command di bawah ini
bisa digunakan untuk tujuan tersebut.

Gambar 6. command

Subplot
Misalkan figure window berikut dibagi menjadi 2-baris × 2-kolom
dengan subplot.
Perhatikan urutan nomor area dari kiri-atas ke kanan-bawah.

Gambar 7. Subplot
Contoh, kita akan memplot gelombang sinus, cosinus, kotak, dan gigi
gergaji dengan melibatkan command subplot.

>> t=0:0.05:10;

>> sinus=sin(2*pi*0.25*t);

>> cosinus=cos(2*pi*0.25*t);
>> kotak=square(2*pi*0.25*t);

>> gigi=sawtooth(2*pi*0.25*t);

>> subplot(2,2,1);

>> plot(t,sinus), title(‘sinus ¼ Hz’)

>> subplot(2,2,2);

>> plot(t,cosinus), title(‘cosinus ¼ Hz’)

>> subplot(2,2,3);

>> plot(t,kotak), title(‘kotak ¼ Hz’)

>> subplot(2,2,4);

>> plot(t,gigi), title(‘gigi gergaji ¼ Hz’)

Gambar 8. Hasil Program diatas


Figure

Perbedaan antara figure dan subplot adalah dalam penampilan


gambar dengan perintah figure maka gambar yang muncul tidak akan dalam
1 jendela figure tetapi tergantung dari banyaknya figure, sedangkan bila
menggunakan subplot gambar yang muncul akan dalam 1 jendela figure.
Contoh:
t=0:0.05:10;
sinus=sin(2*pi*0.25*t);
cosinus=cos(2*pi*0.25*t);
kotak=square(2*pi*0.25*t);
gigi=sawtooth(2*pi*0.25*t);
figure;
plot(t,sinus), title('sinus 1/4 Hz')
figure;
plot(t,cosinus), title('cosinus 1/4 Hz')
figure;
plot(t,kotak), title('kotak 1/4 Hz')
figure;
plot(t,gigi), title('gigi gergaji 1/4 Hz')

Stem
Stem adalah fungsi penggambaran di matlab dimana titik data satu
dengan titik data selanjutnya tidak dihubungkan atau lebih dikenal
penggambaran secara diskrit.

Contoh:

>> x=1:10;

>> y=rand(1,10);

>> stem(x,y)

Gambar 9. Stem

Stairs
Stairs adalah fungsi penggambaran di matlab dimana titik data satu
dengan titik
data selanjutnya akan dihubungkan secara anak tangga, dimana nilai data
yang tidak didefinisikan akan mengikuti data sebelumnya jika menemui
data maka akan secara tiba- tiba akan menuju ke data selanjutnya. Fungsi
ini lebih cocok untuk sinyal digital.

Sinyal dalam domain Waktu dan domain frekuensi


Untuk selanjutnya ikuti langkah percobaan seperti berikut ini.
Langkah Percobaan:
1. Tulis perintah berikut ini :

Fs=100;
t=(1:100)/Fs;
s1=sin(2*pi*5*t);
plot(t,s1)

Gambar 10. Hasil Program diatas


2. Lakukan perubahan pada nilai s1:

s1=sin(2*pi*10*t);

Gambar 11. s1=sin(2*pi*10*t);


s1=sin(2*pi*15*t);

Gambar 12. s1=sin(2*pi*15*t);


s1=sin(2*pi*20*t);

Gambar 13. s1=sin(2*pi*20*t);

s1=sin(2*pi*25*t);

Gambar 14. s1=sin(2*pi*25*t);


s1=sin(2*pi*30*t);

Gambar 15. s1=sin(2*pi*30*t);

s1=sin(2*pi*35*t);

Gambar 16. s1=sin(2*pi*35*t);


s1=sin(2*pi*40*t);

Gambar 17. s1=sin(2*pi*40*t);

3. Rubah kembali ke bentuk awal sehingga

s1=sin(2*pi*5*t);

Tambahkan perintah berikut ini di bawah perintah yang sudah anda


buat pada langkah 1.

axis([0 1 -1 1]);
SF=fft(s1,512);
w=(0:255)/256*(Fs/2);
plot(w,abs([SF(1:256)]))
xlabel('Frequency(Hz)');
ylabel('Mag. of Fourier transform');

Perintah tersebut akan memberikan tampilan spectrum dari sinyal sinus pada
langkah 1.
Hasil Spektrum dari s1=sin(2*pi*5*t);

Gambar 18. Spektrum dari s1=sin(2*pi*5*t);

4. Coba rubah angka 5 pada persamaan s1=sin(2*pi*5*t); menjadi 10,


15, 20, 25, 30, 35, dan 40. Perhatikan apa yang terjadi pada tampilan
spektrumnya.

Hasil Spektrum dari s1=sin(2*pi*10*t);

Gambar 19. Hasil Spektrum dari s1=sin(2*pi*10*t);


Hasil Spektrum dari s1=sin(2*pi*15*t);

Gambar 20. Hasil Spektrum dari s1=sin(2*pi*15*t);

Hasil Spektrum dari s1=sin(2*pi*20*t);

Gambar 21. Hasil Spektrum dari s1=sin(2*pi*20*t);


Hasil Spektrum dari s1=sin(2*pi*25*t);

Gambar 22. Hasil Spektrum dari s1=sin(2*pi*25*t);

Hasil Spektrum dari s1=sin(2*pi*30*t);

Gambar 23. Hasil Spektrum dari s1=sin(2*pi*30*t);


Hasil Spektrum dari s1=sin(2*pi*35*t);

Gambar 24. Hasil Spektrum dari s1=sin(2*pi*35*t);

Hasil Spektrum dari s1=sin(2*pi*40*t);

Gambar 25. Hasil Spektrum dari s1=sin(2*pi*40*t);


5. Cobalah untuk merubah tampilan program anda dengan menambah
didepan semua perintah plotn dan label dengan tanda %. Kemudian
pada baris paling bawah tambahkan perintah berikut.

subplot(2,1,1);
plot(t,s1)
subplot(2,1,2);
plot(w,abs([SF(1:256)]))

Gabungan Sinyal dalam domain waktu dan frekuensi s1=sin(2*pi*5*t)

Gambar 26. Sinyal dalam domain waktu dan frekuensi s1=sin(2*pi*5*t)

Langkah 5 membuat anda lebih mudah memahami hubungan antra


sinyal dalam domain waktu (time domain) dan dalam domain
frekuensi (frequency domain).

6. Untuk lebih meyakinkan pengertian anda pada langkah 5, cobalah


dengan merubah nilai 5 pada persamaan s1=sin(2*pi*t*5); dengan
nilai 10, 15, 20, 35, dan 40. Anda ingin mencoba dengan nilai yang
lain? rasanya hal ini bukan suatu masalah.
Gabungan Sinyal dalam domain waktu dan frekuensi s1=sin(2*pi*10*t)

Gambar 27. Sinyal dalam domain waktu dan frekuensi s1=sin(2*pi*10*t)

Gabungan Sinyal dalam domain waktu dan frekuensi s1=sin(2*pi*15*t)

Gambar 28. Sinyal dalam domain waktu dan frekuensi s1=sin(2*pi*15*t)


Gabungan Sinyal dalam domain waktu dan frekuensi s1=sin(2*pi*20*t)

Gambar 29. Sinyal dalam domain waktu dan frekuensi s1=sin(2*pi*20*t)

Gabungan Sinyal dalam domain waktu dan frekuensi s1=sin(2*pi*25*t)

Gambar 30. Sinyal dalam domain waktu dan frekuensi s1=sin(2*pi*25*t)


Gabungan Sinyal dalam domain waktu dan frekuensi s1=sin(2*pi*30*t)

Gambar 31. Sinyal dalam domain waktu dan frekuensi s1=sin(2*pi*30*t)

Gabungan Sinyal dalam domain waktu dan frekuensi s1=sin(2*pi*35*t)

Gambar 32. Sinyal dalam domain waktu dan frekuensi s1=sin(2*pi*35*t)


Gabungan Sinyal dalam domain waktu dan frekuensi s1=sin(2*pi*40*t)

Gambar 33. Sinyal dalam domain waktu dan frekuensi s1=sin(2*pi*40*t)

3.1.1. Operasi Aritmetika Sinyal Penjumlahan


Operasi penjumlahan dilakukan dengan menjumlahkan dua buah
gelombang sinus. Hal ini ditujukan untuk memahami fenomena apa yang
terjadi apabila dua buah sinyal dijumlahkan. Selengkapnya ikuti langkah-
langkah berikut ini:
1. Bangkitkan gelombang pertama dengan langkah berikut:

T=100;
t=0:1:2*T;
f1=1;
y1=sin(f1*(2*pi/T) *t);
% subplot(3,1,1)
plot(t,y1)
Gambar 34. Gelombang pertama

2. Bangkitkan gelombang kedua dengan langkah tambahan berikut ini:

f2=2;
pha=pi/2;
y2=sin((f2*(2*pi/T)*t)+pha);
% subplot(3,1,2)
plot(t,y2)

Gambar 35. Gelombang kedua


3. Lakukan proses penjumlahan pada kedua sinyal y1
dan y2 diatas. Selengkapnya bentuk programnya
adalah seperti berikut:

T=100;
t=0:1:2*T;
f1=1;
f2=2;
pha=pi/2;
y1=sin(f1*(2*pi/T) *t);
subplot(3,1,1)
plot(t,y1)
y2=sin((f2*(2*pi/T)*t)+pha);
subplot(3,1,2)
plot(t,y2)
y3=y1+y2;
subplot(3,1,3)
plot(t,y3)

Gambar 36. Penjumlahan pada kedua sinyal y1 dan y2


4. Coba anda rubah nilai f2 menjadi 3, 4, 5,……10. Perhatikan apa
yang terjadi dan catat hasilnya.
Penjumlahan pada kedua sinyal y1 dan y2, f2=3

Gambar 37. Hasil Penjumlahan pada kedua sinyal y1 dan y2, f2 = 3

Penjumlahan pada kedua sinyal y1 dan y2, f2=4

Gambar 38. Hasil Penjumlahan pada kedua sinyal y1 dan y2, f2 = 4


Penjumlahan pada kedua sinyal y1 dan y2, f2=5

Gambar 39. Hasil Penjumlahan pada kedua sinyal y1 dan y2, f2 = 5

Penjumlahan pada kedua sinyal y1 dan y2, f2=6

Gambar 40. Hasil Penjumlahan pada kedua sinyal y1 dan y2, f2 = 6


Penjumlahan pada kedua sinyal y1 dan y2, f2=7

Gambar 41. Hasil Penjumlahan pada kedua sinyal y1 dan y2, f2 = 7

Penjumlahan pada kedua sinyal y1 dan y2, f2=8

Gambar 42. Hasil Penjumlahan pada kedua sinyal y1 dan y2, f2 = 8


Penjumlahan pada kedua sinyal y1 dan y2, f2=9

Gambar 43. Hasil Penjumlahan pada kedua sinyal y1 dan y2, f2 = 9

Penjumlahan pada kedua sinyal y1 dan y2, f2=10

Gambar 44. Hasil Penjumlahan pada kedua sinyal y1 dan y2, f2 = 10


5. Lakukan perubahan pada pha sehingga nilainya menjadi
0.1*pi, 0.25*pi, 0.5*pi, dan 1.5*pi. Apa yang anda dapatkan
dari langkah ini?

pha=0.1*pi;

Gambar 45.pha=0.1*pi;

pha=0.25*pi;

Gambar 46.pha=0.25*pi;
pha=0.5*pi;

Gambar 47.pha=0.5*pi;

pha=1.5*pi;

Gambar 48.pha=1.5*pi;
Pengurangan
Disini kita coba untuk memahami operasi pengurangan dari dua buah sinyal.
Dalam system nyata operasi pengurangan terjadi pada proses penjumlahan
dimana salah

satu sinyal bernilai negatif. Lakukan proses penjumlahan pada kedua


sinyal y1 dan y2 diatas. Selengkapnya bentuk programnya adalah seperti
berikut :

T=100;
t=0:1:2*T;
f1=1;
f2=2;
pha=pi/2;
y1=sin(f1*(2*pi/T) *t);
subplot(3,1,1)
plot(t,y1)
y2=-sin((f2*(2*pi/T)*t)+pha);
subplot(3,1,2)
plot(t,y2)
y3=y1+y2;
subplot(3,1,3)
plot(t,y3)

Pengurangan pada kedua sinyal y1 dan y2, f2 = 2

Gambar 49. Pengurangan kedua sinyal dengan f2 = 3


1. Coba anda rubah nilai f2menjadi 3, 4, 5,……10. Perhatikan apa
yang terjadi dan catat hasilnya.

Pengurangan pada kedua sinyal y1 dan y2, f2 = 3

Gambar 50. Pengurangan kedua sinyal dengan f2 = 3

Pengurangan pada kedua sinyal y1 dan y2, f2 = 4

Gambar 51. Pengurangan kedua sinyal dengan f2 = 4


Pengurangan pada kedua sinyal y1 dan y2, f2 = 5

Gambar 52. Pengurangan kedua sinyal dengan f2 = 5

Pengurangan pada kedua sinyal y1 dan y2, f2 = 6

Gambar 53. Pengurangan kedua sinyal dengan f2 = 6


Pengurangan pada kedua sinyal y1 dan y2, f2 = 7

Gambar 54. Pengurangan kedua sinyal dengan f2 = 7

Pengurangan pada kedua sinyal y1 dan y2, f2 = 8

Gambar 55. Pengurangan kedua sinyal dengan f2 = 8


Pengurangan pada kedua sinyal y1 dan y2, f2 = 9

Gambar 56. Pengurangan kedua sinyal dengan f2 = 9

Pengurangan pada kedua sinyal y1 dan y2, f2 = 10

Gambar 57. Pengurangan kedua sinyal dengan f2 = 10


2. Lakukan perubahan pada pha sehingga nilainya menjadi
0.1*pi, 0.25*pi, 0.5*pi, dan 1.5*pi. Apa yang anda dapatkan
dari langkah ini?

pha=0.1*pi;

Gambar 58. pha=0.1*pi;

pha=0.25*pi;

Gambar 59. pha=0.25*pi;


pha=0.5*pi;

Gambar 60. pha=0.5*pi;

pha=1.5*pi;

Gambar 61. pha=1.5*pi;


Perkalian
Operasi perkalian dalam kondisi real seringkali terjadi pada rangkaian
mixer, frekuensi multiplier atau product modulator. Disini kita mencoba
mamahami bentuk operasi perkalian dua sinyal secara sederhana. Dengan
menggunakan dua buah sinyal sinus, langkah yang harus dilakukan adalah

T=100;
t=0:1:2*T;
f1=1;
f2=2;
pha=pi/2;
y1=sin(f1*(2*pi/T) *t);
subplot(3,1,1)
plot(t,y1)
y2=sin((f2*(2*pi/T)*t)+pha);
subplot(3,1,2)
plot(t,y2)
y3=y1.*y2;
subplot(3,1,3)
plot(t,y3)
seperti berikut :

Perkalian pada kedua sinyal y1 dan y2, f2 = 2

Gambar 62. Pengurangan kedua sinyal dengan f2 = 2


1. Coba anda rubah nilai f2 menjadi 3, 4, 5,……10. Perhatikan apa
yang terjadi dan catat hasilnya.
Perkalian pada kedua sinyal y1 dan y2, f2 = 3

Gambar 63. Pengurangan kedua sinyal dengan f2 = 3

Perkalian pada kedua sinyal y1 dan y2, f2 = 4

Gambar 64. Pengurangan kedua sinyal dengan f2 = 4


Perkalian pada kedua sinyal y1 dan y2, f2 = 5

Gambar 65. Pengurangan kedua sinyal dengan f2 = 5

Perkalian pada kedua sinyal y1 dan y2, f2 = 6

Gambar 66. Pengurangan kedua sinyal dengan f2 = 6


Perkalian pada kedua sinyal y1 dan y2, f2 = 7

Gambar 67. Pengurangan kedua sinyal dengan f2 = 7

Perkalian pada kedua sinyal y1 dan y2, f2 = 8

Gambar 68. Pengurangan kedua sinyal dengan f2 = 8


Perkalian pada kedua sinyal y1 dan y2, f2 =9

Gambar 69. Pengurangan kedua sinyal dengan f2 = 9

Perkalian pada kedua sinyal y1 dan y2, f2 = 10

Gambar 70. Pengurangan kedua sinyal dengan f2 = 10


2. Lakukan perubahan pada pha sehingga nilainya menjadi
0.1*pi, 0.25*pi, 0.5*pi, dan 1.5*pi. Apa yang anda dapatkan
dari langkah ini?
pha = 0.1*pi

Gambar 71. Hasil pha = 0.1*pi

pha = 0.25*pi

Gambar 72. Hasil pha = 0.25*pi


pha = 0.5*pi

Gambar 73. Hasil pha = 0.5*pi

pha = 1.5*pi

Gambar 74. Hasil pha = 1.5*pi


IV. TUGAS AKHIR

Buat sinyal dengan rentang waktu –10 sampai dengan +10 dengan sampling
0,2 detik. Untuk menampilkan hasilnya gunakan semua perintah
penggambaran.

clear
x=-10:0.2:10;
% inkremen=0.2 agar kurva terlihat mulus
y=x.^3;
plot(x,y)
xlabel('Sumbu X'), ylabel('Sumbu Y')
title('Kurva Y=X^3')
grid on

Gambar 75. Hasil rentang waktu -10 sampai 10


Sinyal sinus atau cosinus dengan persamaan y = 10 sin 2t

Gambar 76. Hasil sinyal sinus/cos


Sinyal exponensial dengan persamaan y = e0.2t
Sinyal impuls dengan besar impulsnya 100 Sinyal step
Sinyal kotak dengan frekuensi 10 Hz

Gambar 77. Hasil sinyal kota 10Hz

V. KESIMPULAN

MATLAB adalah platform pemrograman yang menggunakan bahasa berbasis


matriks sehingga umumnya digunakan untuk menganalisis data, membuat
algoritma, serta menciptakan pemodelan dan aplikasi. Adapun kegunaan dan
aplikasi MATLAB daintaranya :

• Menyelesaikan masalah engineering

• Mengelola permasalahan aljabar linier

• Analisi numerik

• Mengelola data riset

• Simulasi
Adapun sistem Matlab diantaranya :
• MATLAB language
MATLAB menggunakan high-level matrix/array language yang bisa
mengolah berbagai program atau fungsi yang kompleks.
• Working environment
MATLAB working environment adalah kumpulan tool dan fasilitas yang
tersedia untuk bekerja di platform ini.Dengan tool dan fasilitas tersebut,
kamu bisa mengelola variabel yang digunakan serta mengimpor dan
mengekspor data.Tidak itu saja, masih ada banyak fungsi lain yang
digunakan untuk mengembangkan apa saja yang kamu butuhkan dengan
MATLAB.
• Sistem grafis
Sistem grafis MATLAB adalah bagian yang digunakan untuk memproses
gambar, visualisasi data, membuat animasi, dan mempresentasikan grafis.
• Mathematical function library
Di MATLAB, tentunya salah satu bagian yang paling penting adalah
fungsi matematisnya. MATLAB sudah dilengkapi dengan kumpulan
algoritma komputasional dari yang sederhana hingga sangat kompleks.
Semua ini bisa diproses dalam kecepatan yang tinggi, asal perangkat
kerasnya mendukung.
• Application Program Interface (API)
API di MATLAB adalah fitur yang memberi akses pada para
penggunanya untuk menulis program C dan Fortran.

VI. DAFTAR PUSTAKA


1. Modul Praktikum Dasar Sistem Komunikasi, Wireless Communication
RG
2. Tri Budi, Hary, Titon . Modul Praktikum DSP.
3. Away, Gunaidi. Pengenalan Matlab.

Matlab, Glints Blog, Platform Pemprograman dengan Segudang Kegunaan. (2021).


Dikutip dari https://glints.com/id/lowongan/matlabadalah/#.YauGOtBBzMU.
Diakses pada 4 Desember 2021

Anda mungkin juga menyukai