Anda di halaman 1dari 59

METODE PELAKSANAAN

DIISI DISESUAIKAN DENGAN PEKERJAAN…

Metode pelaksanaan pekerjaan yang ditawarkan menggambarkan penguasaan dalam penyelesaian pekerjaan,
penilaian terhadap pemenuhan syarat substantive yang ditetapkan dalam Dokumen/Rencana Kerja & Syarat-Syaratnya
(RKS)/Spesifikasi Teknis, metode kerja untuk jenis – jenis pekerjaan utama dan penunjang atau sementara yang ikut
menentukan keberhasilan pelaksanaan pekerjaan diyakini menggambarkan penguasaan penawaran untuk
melaksanakan KEGIATAN/PEKERJAAN : Pemeliharaan Gedung Jurusan Gizi Lubuk Pakam yang memenuhi
Poltekkes Kemenkes Medan
persyaratan pelaksanaan, antara lain :

1.
Memenuhi persyaratan substantif yang
ditetapkan dalam Dokumen Pengadaan

Menggambarkan penguasaan penawar untuk


2.
menyelesaikan pekerjaan

Tahapan dan cara pelaksanaan yang


3. menggambarkan pelaksanaan pekerjaan dari
awal sampai akhir

Lingkup Pekerjaan untuk Kegiatan Pemeliharaan Gedung Jurusan Gizi Lubuk Pakam T.A.2016 Pada Poltekkes Kemenkes Medanyang
mencakup :

I. PEKERJAAN PENDAHULUAN
A GEDUNG BLOK B

III PEKERJAAN PENGECATAN

IV PEKERJAAN M&E

B GEDUNG BLOK C

Page |1
METODE PELAKSANAAN
BAB – I
KETENTUAN UMUM & ADMINISTRASI

1. DATA KEGIATAN/PEKERJAAN

Kegiatan : Pemeliharaan Gedung Jurusan Gizi Lubuk Pakam T.A.2016 Pada Poltekkes Kemenkes
Medan
Jangka Waktu Pelaksanaan : 60 (ENAM PULUH) HARI KALENDER

2. MAKSUD DAN TUJUAN

MAKSUD

Membuat metode pelaksanaan yang efisien sehingga waktu pelaksanaan pekerjaan pembangunan dapat dicapai
sesuai dengan standar mutu yang ditetapkan. Memberikan gambaran tentang manajemen dan tata cara
pelaksanaan pekerjaan dilapangan.

TUJUAN

Mendapatkan hasil pekerjaan yang tepat ;


1. KUANTITAS
2. KUALITAS
3. WAKTU

3. SASARAN DAN MUTU

SASARAN

Dicapai metode kerja yang efisien dalam mengantisipasi waktu yang singkat dan diperoleh bangunan dengan
sistem yang andal, mudah dan efisien.

MUTU

Didapatkan hasil pelaksanaan yang memuaskan yang tercapai dengan dilakukannya proses QC (Qualty Control)
yang memadai.

Page |2
METODE PELAKSANAAN
Pemeliharaan Gedung Jurusan Gizi Lubuk Pakam T.A.2016 Pada Poltekkes Kemenkes Medan
BAB – II
KETENTUAN UMUM TEKNIS

BAGIAN PERTAMA
PERATURAN DAN KETENTUAN

PERATURAN DAN KETENTUAN

1. Melaksanakan pekerjaan dengan benar, penuh tanggung jawab dan penuh ketelitian sesuai dengan kontrak. Seluruh cara
dan prosedur yang diikuti, termasuk semuanya harus mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas/Direksi.

2. Disamping rencana kerja dan syarat-syarat, gambar-gambar pelaksanaan serta penjelasan-penjelasan lain yang termasuk
dalam Dokumen Surat Perjanjian, maka ketentuan-ketentuan umum yang berlaku adalah :

a. Peraturtan-peraturan Umum (Algemene Voorwaarden) disingkat AV.19.41


b. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia disingkat PKKI-NI-5/1961.
c. Peraturan Umum Mengenai Instalasi Listrik (AVE)
d. Peraturan Tentang Instalasi Listrik, PUIL 1977.
e. Pedoman Plumbing Indonesia, Tahun 1979.
f. Peraturan Dinas Kebakaran Pemerintah.
g. Peraturan yang ditetapkan oleh Perusahaan Listrik Negara.
h. Peraturan Direktorat Jendral Perawatan Departemen Tenaga Kerja, Keselamatan Kerja dan Kesehatan Kerja.
i. Persyaratan Umum dari Dewan Teknik Pembangunan Indonesia (DTPI 1980)
j. Peraturan yang ditetapkan Dinas Kebakaran setempat
k. Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBI).
l. Lain - lain syarat umum yang berhubungan dengan peraturan pembangunan yang berlaku di Indonesia.
m. Peraturan khusus daerah setempat.

2. KETENTUAN TEKNIS PEMBANGUNAN

1. Semua bahan bangunan yang dipergunakan untuk pekerjaan ini terlebih dahulu harus mendapat persetujuan
Konsultan Pengawas/Direksi, dan disimpan atau ditimbun sedemikian rupa sehingga dapat dipertanggung jawabkan
secara teknis sesuai syarat pengamanan yang berlaku.
2. Penimbunan, penyimpanan dan pengerjaan bahan bangunan tidak boleh dilakukan di luar lapangan.
3. Pengangkutan bahan - bahan bangunan dari luar ke lapangan kerja agar dilaksanakan pada jam-jam kerja , jika
seandainya ada pengiriman bahanbahan pada malam hari, harus seizin Konsultan Pengawas/Direksi.
4. Proyek yang bersangkutan diatur serta ditertibkan sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu keindahan dan
kebersihan lingkungan sekitar, antara lain dengan penggunaan pagar penutup serta pengaturan pembuangan bahan
sisa.
5. Mentaati ketentuan-ketentuan yang berlaku yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah setempat, Instansi Pemerintah
lain yang berwenang.
6. Melaksanakan pekerjaan secara lengkap dengan pembuatannya; antara lain membuat atau menyediakan segala
sesuatu yang berkaitan dengan pekerjaan seperti steger, stoot werk, cetakan dan lain-lain kecuali yang nyata-nyata
disediakan oleh Pemberi Tugas.
7. Pada saat pekerjaan dimulai, mengetahui serta bertanggung jawab atas setiap ketentuan di atas.

Page |3
METODE PELAKSANAAN
Pemeliharaan Gedung Jurusan Gizi Lubuk Pakam T.A.2016 Pada Poltekkes Kemenkes Medan
BAGIAN KEDUA
RENCANA KERJA PELAKSANAAN

1. Rapat Persiapan Pelaksanaan Pekerjaan

a. Sebelum Pelaksanaan Pekerjaan, bersama - sama dengan perencana, pengawas teknis, instansi terkait dan
instansi terkait lainnya, terlebih dahulu menyusun rencana pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan surat
perjanjian / kontrak.
b. Menyelenggarakan rapat persiapan pelaksanaan kontrak selambat - lambatnya 7 (tujuh) hari sejak diterbitkan
SPMK.
c. Beberapa hal yang dibahas dan disepakati dalam rapat persiapan pelaksanaan pekerjaan adalah :
⇒ Organisasi kerja
⇒ Tata cara pengaturan pelaksanaan pekerjaan
⇒ Jadwal pelaksanaan pekerjaan
⇒ Jadwal pengadaan bahan, mobilisasi peralatan dan personil
⇒ Penyusunan rencana dan pelaksanaan pemeriksaan lapangan
⇒ Pendekatan kepada masyarakat dan pemerintah daerah setempat mengenai rencana kerja.
⇒ Penyusunan program mutu proyek.

2. Program Mutu

Menyampaikan program mutu lengkap meliputi:

a. Membuat penjelasan mengenai metode keselamatan kerja pada setiap item pelaksanaan pekerjaan secara
lengkap dan terperinci sebagai berikut :
⇒ Mencerminkan usaha keselamatan kerja pada setiap kegiatan secara berkesinambungan
⇒ Kesesuaian penggunaan alat keselamatan
⇒ Mencerminkan usaha keselamatan tenaga kerja dan pihak lain di lingkungan kerja; serta
⇒ Kesesuaian Program K3 yang dibuat dengan pelaksanaan pekerjaan.

b. Membuat penjelasan mengenai program mutu pada setiap jenis pekerjaan secara lengkap dan terperinci
sebagai berikut:
⇒ Informasi Umum
⇒ Organisasi / Struktur Organisai
⇒ Uraian tugas dan tanggung jawab pelaksanaan pekerjaan
⇒ Prosedur pelaksanaan pekerjaan
⇒ Prosedur instruksi dan inspeksi kerja; serta
⇒ Bagan alir kegiatan pelaksanaan pekerjaan.

3. PERSONIL INTI & ORGANISASI PELAKSANAAN LAPANGAN

1. Untuk melaksanakan pekerjaan/proyek sesuai yang ditetapkan dalam surat perjanjian/kontrak, membuat
organisasi pelaksanaan lapangan, dengan pembagian tugas, fungsi dan wewenang yang jelas tanggung
jawabnya masing-masing.
2. Penempatan personil yang proporsional dan sesuai dengan keahlian bidang tugasnya masing - masing
sedangkan untuk tenaga - tenaga ahli telah memenuhi ketentuan peraturan dan perundang - undangan yang
berlaku, sesuai dengan golongan, bidang dan kualifikasi.
3. Untuk pelaksanaan pekerjaan / proyek menunjuk penanggung jawab lapangan, yang dalam penunjukannya
terlebih dahulu harus mendapatkan persetujuan Pengguna Anggaran.
4. Tidak memberikan pekerjaan lain kepada wakil ataupun para penanggung jawab lapangan, diluar pekerjaan /
proyek yang bersangkutan.
5. Selama jam - jam kerja tenaga ahli / wakil atau para penanggung jawab lapangan harus berada dilapangan
pekerjaan kecuali berhalangan / sakit maka menunjuk / menempatkan penggantinya apabila yang
bersangkutan berhalangan.
6. Jika ternyata penanggung jawab teknis tersebut tidak memenuhi ketentuan yang telah ditetapkan, maka
Pengguna Anggaran berhak memerintahkan supaya segera mengganti dengan orang lain yang ahli dan
berpengalaman.

Page |4
METODE PELAKSANAAN
Pemeliharaan Gedung Jurusan Gizi Lubuk Pakam T.A.2016 Pada Poltekkes Kemenkes Medan
4. BAHAN DAN PERALATAN

1. Bahan Peralatan dan segala sesuatu yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dalam surat
perjanjian / kontrak , akan disediakan sesuai dengan kebutuhan dilapangan yang dikirim secara bertahap.
2. Bahan material yang akan digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan, adalah :
a. Sesuai dengan ketentuan peraturan dan perundang - undangan yang berlaku di Indonesia.
b. Memenuhi persyaratan teknis yang ditetapkan dalam surat / perjanjian / kontrak, RKS, gambar dan
spesifikasi teknis yang telah ditetapkan.
c. Sebelum digunakan / dipasang harus diajukan contoh atau brosur setiap bahan dan peralatan tersebut untuk
mendapat persetujuan dari pengguna barang / jasa.
d. Pengguna barang / jasa berhak melakukan pengujian dan menolak terhadap bahan dan peralatan yang akan
digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan apabila ternyata tidak memenuhi ketentuan dan persyaratan yang
ditetapkan.
3. Bahan dan peralatan yang ditolak pengguna barang / jasa harus segera disingkirkan dari lokasi / lapangan
proyek, dalam waktu 2 (dua) hari kerja sejak tanggal penolakan dilakukan.
4. Apabila terdapat bahan dan peralatan yang digunakan / dipasang belum atau telah mendapat persetujuan,
ternyata tidak memenuhi kualifikasi atau spesifikasi teknis yang dipersyaratkan maka wajib mengganti /
memperbaiki dengan beban biaya sendiri dan tidak berhak menuntut ganti rugi.
5. Apabila bahan dan peralatan yang akan digunakan ternyata tidak ada lagi dipasaran, maka segera mengajukan
bahan dan peralatan pengganti yang setara dan mendapatkan persetujuan tertulis dari pengguna barang / jasa.
Prosedur penggantian harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan dan perundangundangan yang
berlaku.
6. Penggantian bahan dan peralatan yang dimaksud pada ayat 5 diatas tidak dapat dijadikan alasan keterlambatan
pekerjaan
7. Penyediaan dan pengamanan bahan dan peralatan dilokasi / lapangan proyek, adalah menjadi tanggung jawab
kami termasuk tempat dan penyimpanannya harus tertib dan tidak mengganggu mobilisasi kerja dilapangan.
8. Daftar Peralatan Utama minimal yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan:
1. Mobil bak terbuka 1 Unit
2. Generator 1 Unit
3. Scafolding 50 Set

5. JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN

Jadwal waktu pelaksanaan (Time Schedule) diperlukan untuk pelaksanaan dan pemantauan yang sebagaimana
mestinya atas pekerjaan. Jadwal tersebut diperlukan untuk menjelaskan kegiatan-kegiatan pekerjaan setelah
kegiatan dalam program mobilisasi telah selesai.

Waktu pelaksanaan yang direncanakan selama 60 (enam puluh) hari kalender.

 Pengajuan
a. menyiapkan jadwal pelaksanaan dalam batas waktu yang disepakati yang telah ditentukan. Jadwal
pelaksanaan itu diserahkan dan mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan, dengan detil yang disyaratkan
dalam Spesifikasi ini, dimana detil tersebut harus menunjukkan urutan kegiatan yang diusulkan dalam
melaksanakan Pekerjaan.
b. Jadwal pelaksanaan pekerjaan harus sudah dibuat selambat-lambatnya 7 ( tujuh ) hari kerja setelah
penandatanganan surat perjanjian / kontrak, untuk diperiksa / disetujui oleh pengawas teknis dan disahkan
oleh pengguna barang / jasa.
c. Setiap akhir setiap bulan, melengkapi Jadwal Pelaksanaan untuk menggambarkan secara akurat kemajuan
pekerjaan (progress) aktual.
d. Setiap interval mingguan, menyerahkan pada setiap hari Senin pagi, jadwal kegiatan mingguan yang
menunjukkan lokasi seluruh operasi dan kegiatan yang akan dilaksanakan selama minggu tersebut.
e. Jadwal pelaksanaan pekerjaan harus tetap berada dilokasi / lapangan selama masa pelaksanaan pekerjaan
dan salah satunya ditempel diruangan rapat proyek, sebagai acuan patokan kemajuan bobot pekerjaan.

 Detail Jadwal Pelaksanaan


a. Membuat Jadwal Kemajuan dalam bentuk diagram balok horisontal dan dilengkapi kurva “S” yang
menggambarkan seluruh kemajuan pekerjaan dengan karakteristik berikut :

Page |5
METODE PELAKSANAAN
Pemeliharaan Gedung Jurusan Gizi Lubuk Pakam T.A.2016 Pada Poltekkes Kemenkes Medan
b. Setiap jenis Mata Pembayaran atau kegiatan dari kelompok Mata Pembayaran yang berkaitan harus
digambarkan dalam diagram balok yang terpisah, dan harus dibentuk sesuai dengan urutan dari masing-
masing kegiatan pekerjaan.
c. Skala waktu dalam arah horisontal harus dinyatakan berdasarkan satuan bulan.
d. Setiap diagram balok horisontal harus mempunyai ruangan untuk mencatat kemajuan aktual dari setiap
pekerjaan dibandingkan dengan kemajuan rencana.
e. Kurva seluruh kemajuan pekerjaan (overall progress) harus dapat memberikan gambaran tentang kemajuan
keuangan rencana pada setiap akhir bulan terhadap kemajuan keuangan aktual.
f. Skala dan format dari Jadwal Kemajuan Keuangan harus sedemikian rupa hingga tersedia ruangan untuk
pencatatan, revisi dan pemutakhiran mendatang. Ukuran lembar kertas minimum adalah A3.

 Analisa Jaringan (Network Analysis)


Menyediakan Analisa Jaringan yang menunjukkan awal dan akhir setiap tanggal mulainya suatu kegiatan
sehingga dapat diperoleh suatu jadwal jalur kritis (critical path schedule) dan dapat diperoleh jadwal untuk
menentukan jenis-jenis pekerjaan yang kritis dalam seluruh jadwal pelaksanaan.

 Jadwal Penyediaan Bahan


Menyediakan jadwal yang terpisah untuk lokasi semua sumber bahan, bersama dengan rencana tanggal
penyerahan contohcontoh bahan dan rencana produksi bahan dan jadwal pengiriman.

 Revisi Jadwal Pelaksanaan

Waktu : Revisi semua jadwal pelaksanaan yang diuraikan harus dilaksanakan bilamana kemajuan aktual
berbeda lebih dari 20 (dua puluh) persen dari kemajuan rencana atau bilamana terdapat perubahan kuantitas
yang menyolok setelah diterbitkannya Variasi atau Addenda.

Laporan : Pada saat menyerahkan Revisi Jadwal Pelaksanaan maka harus melengkapi laporan ringkas yang
memberikan alasan-alasan timbulnya revisi, yang harus meliputi :
a. Uraian revisi, termasuk pengaruh pada seluruh jadwal karena adanya perubahan cakupan, revisi dalam
kuantitas atau perubahan jangka waktu kegiatan dan perubahan lainnya yang dapat mempengaruhi jadwal.
b. Pembahasan lokasi-lokasi ynag bermasalah, termasuk faktor-faktor penghambat yang sedang berlangsung
maupun yang harus diperkirakan serta dampaknya.
c. Tindakan perbaikan yang diambil, diusulkan dan pengaruhnya.

6. PERBEDAAN UKURAN

1. Jika terdapat perbedaan ukuran yang ditulis dengan angka dengan ukuran yang ditulis dengan skala, maka
ukuran yang dipakai adalah ukuran yang ditulis dengan angka.
2. Jika merasa ragu - ragu tentang ukuran harus segera meminta petunjuk Pengawas Teknis atau Perencana.

7. SARANA PENUNJANG PROYEK

1. Membuat / mendirikan bangunan sementara seperti los kerja bangsal / direksi keet yang cukup luas dan lain -
lain yang diperlukan. Menyediakan perlengkapan ruang kerja Pengguna Anggaran dan Pengawas Teknis
dengan jumlah sesuai kebutuhan
2. Penempatan sarana bangunan sementara harus dibuatkan perencanaannya serta terlebih dahulu untuk
mendapatkan persetujuan Pengguna Anggaran.
3. Sarana Penunjang Direksi keet / gudang / bedeng sementara pagar pengaman dan perlengkapannnya serta
pompa kerja adalah merupakan sarana penunjang dalam pelaksanaan proyek dan merupakan barang yang
dipakai habis pada saat setelah pekerjaan selesai.
4. Menyediakan peralatan kerja bantu yaitu : air, aliran listrik, pompa air, alat - alat pemadam kebakaran, dll.
5. Untuk segala kebutuhan / keperluan penyelesaian pelaksanaan pekerjaan, sekalipun tidak disebut dan
dinyatakan dalam peraturan dan syarat - syarat ( RKS ) maupun dalam gambar.
6. Segala kerusakan yang terjadi diatas tanah / halaman akibat pelaksanaan seperti kerusakan saluran / got,
tanaman dan lain sebagainya harus diperbaiki kembali seperti keadaan semula atas tanggungan penyedia
barang / jasa yang bersangkutan.
7. Mendapat batas - batas daerah kerja sebagaimana dimaksud, bertanggung jawab penuh atas segala sesuatu
yang ada didaerahnya meliputi :

Page |6
METODE PELAKSANAAN
Pemeliharaan Gedung Jurusan Gizi Lubuk Pakam T.A.2016 Pada Poltekkes Kemenkes Medan
a. Kerusakan - kerusakan yang timbul akibat kelalaian / kecerobohan yang disengaja maupun tidak
disengaja.
b. Penggunaan sesuatu yang salah / keliru.
c. Kehilangan - kehilangan.
8. Untuk mencegah kejadian - kejadian tersebut diatas, menyediakan jasa pengamanan pelaksanaan proyek
pembangunan setempat, antara lain penjagaan, penerangan pada malam hari dan sebagainya.
9. Mengerjakan pekerjaan pembersihan yaitu segala macam kotoran bekas - bekas bongkaran dan alat - alat
lainnya, harus segera diangkut atas persetujuan Pengawas Teknis / Pengguna Anggaran.

8. PERUBAHAN PEKERJAAN

1. Pada dasarnya seluruh volume dan item pekerjaan yang tercantum dalam kontrak harus dilaksanakan. Apabila
karena sesuatu hal volume dan atau item pekerjaan tidak dapat dikerjakan oleh rekanan dengan pertimbangan
yang bisa dipertanggung jawabkan, maka terlebih dahulu harus mendapat persetujuan dari Kepala Unit /
Satuan Kerja yang bersangkutan, Pengawas Teknis dan Perencana Teknik
2. Persetujuan dimaksud dituangkan dalam Berita Acara Perubahan Pekerjaan yang dibuat oleh Perencana yang
didasarkan atas Berita Acara Peninjauan Lapangan yang dibuat oleh Pengawas Teknis serta Perencana.
Adapun Berita Acara Perubahan tersebut ditanda tangani bersama rekanan, Unit / Satuan Kerja, dan
Pengawas Teknis serta Perencana.
3. Jika dimungkinkan item atau volume pekerjaan yang telah mendapat persetujuan untuk tidak dilaksanakan
dapat dilakukan pengalihan pekerjaan. Item dan volume pekerjaan baru ditetapkan bersama dan dituangkan
dalam Berita Acara tambah Kurang dengan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat 2) diatas.

9. TANGGUNG JAWAB

1. Bertanggung jawab penuh atas kualitas pekerjaan sesuai dengan ketentuan - ketentuan dalam RKS dan
Gambar Kerja.
2. Kehadiran Pengawas selaku wakil Pemberi Tugas untuk melihat, mengawasi, menegur atau memberi saran
tidak mengurangi tanggung jawab tersebut diatas.
3. Bertanggung jawab atas kerusakan lingkungan yang timbul akibat pelaksanaan pekerjaan. Timbul akibat
pelaksanaan pekerjaan dan berkewajiban memperbaiki kerusakan tersebut dengan baik dan benar.
4. Bilamana terjadi gangguan yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan, berkewajiban memberikan
saran - saran perbaikan kepada Pemberi Tugas melalui Pengawas. Apabila hal ini tidak dilakukan, akan
bertanggung jawab atas kerusakan yang timbul.
5. Bertanggung jawab atas keselamatan tenaga kerja yang dikerahkan dalam pelaksanaan pekerjaan.
6. Segala biaya yang timbul akibat kelalaian dalam melaksanakan pekerjaan menjadi tanggung jawab kami.
7. Selama pembangunan berlangsung, menjaga keamanan bahan / material, barang milik proyek, Pengawas dan
milik Pihak ketiga yang ada di lapangan, dan keamanan yang dilaksanakannya sampai dengan tahap serah
terima.
Bila terjadi kehilangan bahan - bahan bangunan yang telah disetujui, baik yang telah dipasang maupun belum,
adalah tanggung jawab kami dan tidak akan diperhitungkan dalam biaya pekerjaan tambah.
8. Apabila terjadi kebakaran, bertanggung jawab atas akibatnya, baik yang berupa barang - barang maupun
keselamatan jiwa.
9. Apabila pekerjaan telah selesai, segera mengangkut bahan bongkaran dan sisa - sisa bahan bangunan yang
sudah tidak dipergunakan lagi keluar lokasi pekerjaan.

Page |7
METODE PELAKSANAAN
Pemeliharaan Gedung Jurusan Gizi Lubuk Pakam T.A.2016 Pada Poltekkes Kemenkes Medan
BAGIAN KE TIGA
PERSYARATAN UMUM LAPANGAN

1. PERSYARATAN UMUM

1. Penyediaan air dan daya listrik untuk bekerja


a. Air untuk bekerjaan harus disediakan dengan membuat sumur pompa di tapak proyek.
b. Air harus bersih, bebas dari bau, bebas dari Lumpur, minyak dan bahan kimia lainnya yang merusak.
Penyediaan air harus sesuai dengan petunjuk dan persetujuan dari Pengawas maupun Pemberi Tugas /
Pengguna ( user ).
c. Listrik untuk bekerja disediakan dan diperoleh dari sambungan PLN setempat selama masa pembangunan.
d. Penggunaan diesel untuk pembangkit tenaga listrik hanya diperkenankan untuk penggunaan sementara
atas petunjuk Pengawas.

2. Pengadaan material dan peralatan.


a. Mengadakan dan menyediakan semua peralatan konstruksi dan bahan, baik untuk pekerjaan permanent
maupun pekerjaan sementara termasuk segala macam barang lainnya yang diperlukan.
b. Dalam hal pengadaan semua bahan baku, barang jadi, bahan setengah jadi dan lain - lain, mengutamakan
jasa produksi dalam negeri meskipun harus tetap memperhatikan syarat - syarat mutu bahan yang
bersangkutan, sesuai dengan petunjuk dan persetujuan Pengawas, kecuali bila ditentukan lain dalam RKS
Teknis.

3. Pencegahan gangguan terhadap tetangga


Segala jenis pekerjaan yang mungkin akan menimbulkan gangguan terhadap penghuni yang berdekatan,
hendaknya dilaksanakan pada jam - jam yang telah ditentukan sesuai dengan petunjuk Pengawas. Untuk hal
tersebut tidak ada pertimbangan perpanjangan waktu maupun penambahan biaya.

4. Penyediaan alat pemadam kebakaran


Selama pembangunan berlangsung, menyediakan tabung alat pemadam kebakaran (fire extinguisher) lengkap
dengan isinya, dengan jumlah sekurang-kurangnya 4 ( empat ) buah tabung masing - masing tabung
berkapasitas 15 kg bila diperlukan dan dipersyaratkan.

5. Drainase / saluran tapak sementara


Dengan mempertimbangkan keadaan topografi / kontur tanah yang ada di tapak, membuat saluran sementara
yang berfungsi untuk pembuangan air yang ada. Arah aliran ditujukan ke saluran yang sudah ada di
lingkungan pembangunan.

6. Penjagaan Keamanan Lapangan Pekerjaan


Menjaga keamanan lapangan yang meliputi barang - barang milik Proyek, Pengawas / Pemilik bangunan
dan milik Pihak ketiga yang ada di lapangan. Bila terjadi kehilangan bahan - bahan bangunan yang telah
disetujui, baik yang telah dipasang maupun belum, adalah merupakan tanggung jawab dan tidak akan
diperhitungkan dalam biaya pekerjaan tambah.
Apabila terjadi kebakaran disebabkan kelalaian dilapangan, bertanggung jawab atas akibatnya, baik yang
berupa barang - arang maupun keselamatan jiwa.

7. Memasuki lapangan dan bangunan proyek


Pemberi Tugas / Pemilik / Pengguna bangunan dan Pengawas atau setiap petugas yang iberi kuasa olehnya,
setiap waktu dapat memasuki tempat pekerjaan, atau semua bengkel dan tempat - tempat dimana pekerjaan
sedang dikerjakan / dipersiapkan atau dimana bahan / barang dibuat. Memberikan fasilitas dan membantu
untuk memasuki tempat – tempat tersebut.

2. Pemeriksaan Pekerjaan

a. Pekerjaan atau bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan, tetapi karena bahan / material ataupun komponen
jadi, maupun mutu pekerjaan sendiri ditolak oleh Pengawas / Pemilik / Pengguna harus segera dihentikan
dan selanjutnya dibongkar dalam waktu yang ditetapkan oleh Pengawas / Pemilik.

Page |8
METODE PELAKSANAAN
Pemeliharaan Gedung Jurusan Gizi Lubuk Pakam T.A.2016 Pada Poltekkes Kemenkes Medan
b. Untuk jenis - jenis pekerjaan yang apabila dikerjakan akan mengakibatkan pada jenis pekerjaan lain yang
tidak dapat diperiksa / tertutup oleh jenis pekerjaan tersebut, maka wajib meminta pada Pengawas secara
tertulis untuk memeriksa bagian pekerjaan yang akan tertutup itu. Setelah pekerjaan yang akan tertutup
tersebut dinyatakan baik, baru diperkenankan melaksanakan pekerjaan selanjutnya atas persetujuan
Pengawas.
c. Apabila permohonan tertulis pemeriksaan tersebut diatas tidak dijawab oleh Pengawas, dalam waktu 2 x 24
jam sejak jam diterimanya permohonan tersebut ( tidak terhitung hari libur resmi ) pekerjaan tersebut dapat
dilanjutkan. Kecuali apabila Konsultan Pengawas meminta perpanjangan waktu pemeriksaan.
d. Apabila ketentuan - ketentuan tersebut di atas dilanggar, maka Pengawas menyuruh bongkar bagian - bagian
yang sudah dikerjakan baik sebagian maupun seluruhnya untuk keperluan pemeriksaan atau perbaikan.

3. Kemajuan Pekerjaan

a. Seluruh bahan, peralatan konstruksi dan tenaga kerja yang harus disediakan demikian pula metode / cara
pelaksanaan pekerjaan harus diselenggarakan sedemikian rupa, sehingga diterima oleh Pengawas / Pemilik /
Pengguna.
b. Apabila laju kemajuan pekerjaan atau bagian pekerjaan pada suatu waktu menurut penilaian Pengawas telah
terlambat, untuk menjamin penyelesaian pada waktu yang telah ditentukan atau pada waktu yang
diperpanjang, maka Pengawas harus memberikan petunjuk secara tertulis langkah - langkah yang perlu
diambil guna melancarkan laju pekerjaan sehingga pekerjaan dapat diselesaikan pada waktu yang telah
ditentukan.

4. Pemeliharaan Kebersihan dan Kerapihan


a. Dalam pelaksanaan pekerjaan, selalu menjaga & memelihara kebersihan dan kerapihan lokasi pekerjaan.
Menempatkan petugas khusus dan sarana untuk memelihara kebersihan & kerapihan, termasuk didalamnya
sarana toilet ( air bersih dan air kotor
b. Kebersihan lapangan / pembuangan sampah dilakukan sejak dimulainya pekerjaan sampai dengan Serah
Terima II Pekerjaan, menanggung biaya pemeliharaan kebersihan sesuai kesepakatan di lapangan / proyek.

5. Penyediaan Dokumen pelaksanaan di lapangan.


a. menyediakan 2 set seluruh dokumen pelaksanaan seperti yang disebut dalam buku RKS ini, untuk masing -
masing diletakkan di Kantor /Direksi Keet.
b. Gambar kerja dan perhitungannya harus diserahkan dalam rangkap 4 untuk diperiksa dan disetujui Pengawas
dan Perencana.
c. Pengadaan Mock up terhadap pekerjaan yang diminta oleh Pemberi Tugas / Pengawas harus dapat
dipersiapkan oleh untuk keperluan proyek.

6. JENIS DAN MUTU BAHAN


1. Diutamakan produksi yang disetujui Oleh Perencana / Pemberi Tugas, dan Konsultan Pengawas/Direksi.
2. Uraian jenis dan mutu bahan tersebut harus sesuai dengan Standard yang disyaratkan.

7. MEREK - MEREK DAGANG :

Kecuali ditentukan lain, maka nama-nama atau merek-merek dagang dari bahan yang disebutkan dalam
persyaratan teknis ini untuk maksud-maksud perbandingan terutama dalam hal mutu, model, bentuk, jenis dan
sebagainya, dan hendaknya tidak diartikan sebagai persyaratan (Merek) yang mengikat.
Mengusulkan merek-merek dagang lainnya yang setaraf kepada Konsultan engawas/Direksi. Dalam hal ini
disebutkan 3 (Tiga) merek dagang atau lebih untuk jenis bahan/pekerjaan yang sama, menyediakan salah satu
dari merek dagang sesuai dengan persetujuan Konsultan Pengawas/Direksi/Konsultan Perencana.

Page |9
METODE PELAKSANAAN
Pemeliharaan Gedung Jurusan Gizi Lubuk Pakam T.A.2016 Pada Poltekkes Kemenkes Medan
BAB – III
SYSTEM MANAJEMEN K3

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Penanganan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) konstruksi kepada setiap orang yang berada di tempat kerja yang
berhubungan dengan pemindahan bahan baku, penggunaan peralatan kerja konstruksi, proses produksi dan lingkungan
sekitar tempat kerja. Penanganan K3 mencakup penyediaan sarana pencegah kecelakaan kerja dan perlindungan
kesehatan kerja konstruksi maupun penyediaan personil yang kompeten dan organisasi pengendalian K3 Konstruksi
sesuai dengan tingkat resiko.

Mengikuti ketentuan-ketentuan pengelolaan K3 yang tertuang dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.
09/PRT/M/2009 tentang Pedoman Sistem Manjemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang
Pekerjaan Umum dan Pedoman Pelaksanaan K3 untuk Konstruksi Jalan dan Jembatan No. 004/BM/2006 serta
peraturan terkait lainnya.

Sistem Manajemen K3 Konstruksi

Membuat, menerapkan dan memelihara prosedur untuk identifikasi bahaya, penilaian risiko dan pengendaliannya
secara berkesinambungan sesuai dengan Rencana K3 Kontrak (RK3K) yang telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
Melibatkan Ahli K3 Konstruksi pada paket pekerjaan dengan risiko K3 tinggi atau sekurang-kurangnya Petugas K3
Konstruksi pada paket pekerjaan dengan risiko K3 sedang dan kecil. Ahli K3 Konstruksi atau Petugas K3 bertugas
untuk merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi Sistem Manajemen K3 Konstruksi. Tingkat risiko K3
ditetapkan oleh Pengguna Jasa.

Membentuk Panitia Pembina K3 (P2K3)


a. Mengelola pekerjaan yang mempekerjakan pekerja dengan jumlah paling sedikit 100 orang,
b. Mengelola pekerjaan yang mempekerjakan pekerja kurang dari 100 orang, akan tetapi menggunakan bahan, proses
dan instalasi yang mempunyai risiko yang besar akan terjadinya peledakan, kebakaran, keracunan dan penyinaran
radioaktif P2K3 (Panitia Pembina K3) adalah badan pembantu di perusahaan dan tempat kerja yang merupakan
wadah kerjasama antara pengusaha dan pekerja untuk mengembangkan kerja sama saling pengertian dan
partisipasi efektif dalam penerapan keselamatan dan kesehatan kerja. Unsur P2K3 terdiri dari Ketua, Sekretaris
dan Anggota. Ketua P2K3 adalah Project Manager/Site Manager/Tenaga Ahli dan Sekretaris P2K3 adalah Ahli K3
Konstruksi.
c. Membuat Laporan Rutin Kegiatan P2K3 ke Dinas Tenaga Kerja setempat dan tembusannya disampaikan kepada
Direksi Pekerjaan.
d. Melaksanakan Audit Internal K3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum.
e. Melakukan tinjauan ulang terhadap RK3K (pada bagian yang memang perlu dilakukan kaji ulang) setiap bulan
secara berkesinambungan selama pelaksanaan pekerjaan konstruksi berlangsung.
f. Direksi Pekerjaan dapat sewaktu-waktu melaksanakan inspeksi K3 Konstruksi.

K3 Kantor Lapangan Dan Fasilitasnya

1. Fasilitas Pencucian :

Menyediakan fasilitas pencucian yang memadai dan sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan untuk seluruh
pekerja konstruksi.
Fasilitas pencucian termasuk penyediaan air panas dan zat pembersih untuk kondisi berikut ini :
a. Jika pekerja beresiko terpapar kontaminasi kulit yang diakibatkan oleh zat beracun, zat yang menyebabkan
infeksi dan iritasi atau zat sensitif lainnya
b. Jika pekerja menangani bahan yang sulit dicuci dari kulit jika menggunakan air dingin
c. Jika pekerja harus membersihkan seluruh badannya

P a g e | 10
METODE PELAKSANAAN
Pemeliharaan Gedung Jurusan Gizi Lubuk Pakam T.A.2016 Pada Poltekkes Kemenkes Medan
d. Jika pekerja terpapar pada kondisi panas atau dingin yang berlebih, atau bekerja pada kondisi basah yang tidak
biasa sehingga menyebabkan para pekerja harus membersihkan seluruh badannya, maka Penyedia Jasa harus
menyediakan pancuran air (shower) dengan jumlah yang memadai.
e. Untuk kondisi normal, Penyedia Jasa harus menyediakan pancuran air untuk mandi dengan jumlah sekurang-
kurangnya satu untuk setiap 15 orang.

2. Fasilitas Sanitasi

Menyediakan toilet yang memadai baik toilet khusus pria maupun toilet khusus wanita yang diperkerjakan di
dalam atau di sekitar tempat kerja.

Mempekerjakan lebih dari 15 orang tenaga kerja, maka persyaratan minimumnya adalah:
a. Satu peturasan untuk jumlah pekerja 15 orang, apabila jumlah pekerja lebih dari 15 orang sampai dengan
tambahan 30 orang maka harus ditambah satu peturasan;
b. Satu kloset untuk jumlah pekerja kurang dari 15 orang, apabila jumlah pekerja lebih dari 15 orang sampai
dengan tambahan 30 orang maka harus ditambah satu kloset.
c. Mempekerjakan wanita, toilet harus disertai fasilitas pembuangan pembalut wanita.
d. Toilet pria dan wanita harus dipisahkan dengan dinding tertutup penuh. Toilet harus mudah diakses,
mempunyai penerangan dan ventilasi yang cukup, dan terlindung dari cuaca. Jika toilet berada di luar, harus
disediakan jalur jalan kaki yang baik dengan penerangan yang memadai di sepanjang jalur tersebut. Toilet
harus dibuat dan ditempatkan sedemikian rupa sehinga dapat menjaga privasi orang yang menggunakannya dan
terbuat dari bahan yang mudah dibersihkan.
e. Menyediakan satu toilet jika: setiap jumlah pria dan setiap jumlah wanita kurang dari 10 orang; toilet benar-
benar tertutup; mempunyai kunci dalam; tersedia fasilitas pembuangan pembalut wanita; tidak terdapat urinal
di dalam toilet tersebut.

3. Air Minum

Menyediakan pasokan air minum yang memadai bagi seluruh pekerja dengan persyaratan :
a. Mudah diakses oleh seluruh pekerja dan diberi label yang jelas sebagai air minum
b. Kontainer untuk air minum harus memenuhi standar kesehatan yang berlaku
c. Jika disimpan dalam kontainer, kontainer harus: bersih dan terlindungi dari kontaminasi dan panas; harus
dikosongkan dan diisi air minum setiap hari dari sumber yang memenuhi standar kesehatan.

4. Fasilitas Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K)

Peralatan P3K harus tersedia dalam seluruh kendaraan konstruksi dan di tempat kerja.
Di tempat kerja harus selalu terdapat pekerja yang sudah terlatih dan/atau bertanggung jawab dalam Pertolongan
Pertama Pada Kecelakaan.

5. Penerangan

Penerangan harus disediakan di seluruh tempat kerja, termasuk di ruangan, jalan, jalan penghubung, tangga dan
gang. Semua penerangan harus dapat dinyalakan ketika setiap orang melewati atau menggunakannya. Penerangan
tambahan harus disediakan untuk pekerjaan detil, proses berbahaya, atau jika menggunakan mesin. Penerangan
darurat yang memadai juga harus disediakan.

6. Pemeliharaan Fasilitas

Menjamin terlaksananya pemeliharaan fasilitas-fasilitas yang disediakan dalam kondisi bersih dan higienis, serta
dapat diakses secara nyaman oleh pekerja.

7. Ventilasi

Seluruh tempat kerja harus mempunyai aliran udara yang bersih. Pada kondisi tempat kerja yang sangat berdebu
misalnya tempat pemotongan beton, penggunaan bahan kimia berbahaya seperti perekat, dan pada kondisi lainnya,
menyediakan alat pelindung nafas seperti respirator dan pelindung mata.

P a g e | 11
METODE PELAKSANAAN
Pemeliharaan Gedung Jurusan Gizi Lubuk Pakam T.A.2016 Pada Poltekkes Kemenkes Medan
8. Ketentuan Bekerja Pada Tempat Tinggi
Bekerja di tempat kerja yang tinggi harus dilakukan oleh pekerja yang mempunyai pengetahuan, pengalaman dan
mempunyai sumberdaya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan selamat. Keselamatan kerja untuk
bekerja pada tempat tinggi dapat menggunakan satu atau beberapa pelindung sebagai berikut :
1. Terali pengaman lokasi kerja, jarring pengaman, sistem penangkap jatuh.
2. Pengamanan di sekeliling pelataran kerja atau tempat kerja
3. Terali pengaman lokasi kerja harus dibuat sepanjang tepi lantai kerja atau tempat kerja yang terbuka.
4. Jika pelataran kerja atau tempat kerja berada di atas jalan umum dan jika ada bahaya material atau barang lain
jatuh pada pengguna jalan, maka daerah di bawah pelataran kerja atau tempat kerja harus dibebaskan dari akses
orang atau dapat digunakan jaring pengaman.
5. Terali pengaman lokasi kerja
6. Jika terali pengaman lokasi kerja digunakan di sekeliling bangunan, atau bukaan di atap, lantai, atau lubang lift,
maka terali pengaman harus memenuhi syarat:
a. 900 – 1100 mm dari pelataran kerja;
b. Mempunyai batang tengah (mid-rail);
7. Mempunyai papan bawah (toeboard) jika terdapat resiko jatuhnya alat kerja atau material dari atap/tempat kerja.

Jaring pengaman
1. Pekerja yang memasang jaring pengaman harus dilindungi dari bahaya jatuh.
2. Sebaiknya digunakan kendaraan khusus (mobile work platform) saat memasang jaring pengaman. Akan tetapi
jika peralatan mekanik tersebut tidak tersedia maka pekerja yang memasang jaring harus dilindungi dengan tali
pengaman (safety harness) atau menggunakan perancah (scaffolding).
3. Jaring pengaman harus dipasang sedekat mungkin pada sisi dalam area kerja.
4. Jaring pengaman harus dipasang dengan jarak bersih yang cukup dari permukaan lantai/tanah sehingga jika
seorang pekerja jatuh pada jaring tidak akan terjadi kontak dengan permukaan lantai/tanah.
5. Sistem pengaman jatuh individu (individual fall arrest system)
6. Sistem pengaman jatuh individu (individual fall arrest system) termasuk system rel inersia (inertia reel system),
safety harness dan tali statik. Pekerja yang diharuskan menggunakan alat ini harus dilatih terlebih dahulu.
7. Jenis sabuk pinggang tidak boleh digunakan untuk pekerjaan atap.
8. Pekerja yang menggunakan safety harness tidak diperbolehkan bekerja sendiri.
9. Pekerja yang jatuh dan tergantung pada safety harness harus diselamatkan selama-lamanya 20 menit sejak
terjatuh.
10. Perhatian harus diberikan pada titik angker untuk tali statik, jalur rel inersia, dan/atau jaring pengaman.

Tangga
1. Jika tangga akan digunakan, harus:
2. Memilih jenis tangga yang sesuai dengan pekerjaan yang akan dilakukan;
3. Menyediakan pelatihan penggunaan tangga;
4. Mengikat bagian atas dan bawah tangga untuk mencegah kecelakaan akibat bergesernya tangga;
5. Tempatkan tangga sedekat mungkin dengan pekerjaan;
6. Jika tangga digunakan untuk naik ke lantai kerja di atas, pastikan bahwa tangga berada sekurang-kurangnya 1m
di atas lantai kerja;

Perancah (scaffolding)
1. Perancah dengan tinggi lebih dari 5 m dari permukaan hanya dapat dibangun oleh orang yang mempunyai
kompetensi sebagai scaffolder.
2. Seluruh perancah harus diinspeksi oleh orang yang berkompeten pada saat :
3. sebelum digunakan, sekurang-kurangnya seminggu sekali saat digunakan, setelah cuaca buruk atau gangguan
lain yang dapat mempengaruhi stabilitasnya, jika perancah tidak pernah digunakan dalam jangka waktu lama.
4. Hasil inspeksi harus dicatat, termasuk kerusakan yang diperbaiki saat inspeksi.
5. Catatan tersebut harus ditandatangani oleh orang yang melakukan inspeksi.
6. Orang yang melakukan inspeksi harus memastikan bahwa :
a. Tersedia akses yang cukup pada lantai kerja perancah.
b. Semua komponen tiang diletakkan di atas pondasi yang kuat dan dilengkapi dengan plat dasar. Jika perlu,
gunakan alas kayu atau cara lainnya untuk mencegah tiang bergeser dan/atau tenggelam.
c. Perancah telah terhubung dengan bangunan/struktur dengan kuat sehingga dapat mencegah runtuhnya
perancah dan menjaga agar ikatannya cukup kuat.
d. Jika beberapa pengikat telah dipindahkan sejak perancah didirikan, maka ikatan tambahan atau cara lainnya
untuk mengganti harus dilakukan.

P a g e | 12
METODE PELAKSANAAN
Pemeliharaan Gedung Jurusan Gizi Lubuk Pakam T.A.2016 Pada Poltekkes Kemenkes Medan
e.
f.
g.
h.
i.
j.

Perancah telah diperkaku (bracing) dengan cukup untuk menjamin stabilitas.


Tiang, batang, pengaku (bracing), atau strut belum diindahkan.
Papan lantai kerja telah dipasang dengan benar, papan harus bersih dari cacat dan telah tersusun dengan baik.
Seluruh papan harus diikat dengan benar agar tidak terjadi pergeseran.
Tersedia pagar pengaman dan toeboard di setiap sisi dimana suatu orang dapat jatuh.
Jika perancah didesain dan dibangun untuk menahan beban material, pastikan bahwa bebannya disebarkan
secara merata.
k. Tersedia penghalang atau peringatan untuk mencegah orang menggunakan perancah yang tidak lengkap.

Elektrikal

Pasokan listrik

Alat elektrik portabel yang dapat digunakan di situasi lembab hanyalah alat yang memenuhi syarat :
a. Mempunyai pasokan yang terisolasi dari earth dengan voltase antar konduktor tidak lebih dari 230 volt.
b. Mempunyai sirkuit earth yang termonitor dimana pasokan listrik pada alat akan secara otomatis terputus jika
terjadi kerusakan pada earth.
c. Alat mempunyai insulasi ganda.
d. Mempunyai sumber listrik yang dihubungkan dengan earth sedemikian rupa sehingga voltase ke earth tidak akan
melebihi 55 volt AC; atau
e. Mempunai alat pengukur arus sisa (residual).

Supply Switchboard sementara

Seluruh supply switchboard yang digunakan di lokasi pekerjaan harus menjadi perhatian utama dan harus :
a. Jika ditempatkan di luar ruangan, harus dibuat sedemikian rupa sehingga tidak akan terganggu oleh cuaca.
b. Dilengkapi dengan pintu dan kunci. Pintu harus dirancang dan dan ditempel sedemikian rupa sehingga tidak akan
merusak kabel lentur yang tersambung dengan panel dan harus dapat melindungi switch dari kerusakan mekanis.
Pintu harus diberi tanda: HARAP SELALU DITUTUP.
c. Mempunyai slot yang terinsulasi di bagian bawah.
d. Ditempelkan pada dinding permanen atau struktur yang didesain khsus untuk ini.
e. Jika ditempel, pastikan menempel dengan baut.

Inspeksi peralatan
Seluruh alat dan perlengkapan kelistrikan harus diinspeksi sebelum digunakan untuk pertama kali dan setelahnya
sekurang-kurangnya tiap tiga bulan. Seluruh alat dan perlengkapan kelistrikan harus mempunyai tanda identifikasi
yang menginformasikan tanggal terakhir inspeksi dan tanggal inspeksi selanjutnya.

Jarak bersih dari saluran listrik


Alat crane, excavator, rig pengebor, atau plant mekanik lainnya, struktur atau perancah tidak boleh berada kurang dari
4 m di bawah saluran listrik udara tanpa ijin tertulis dari pemilik saluran listrik.

Material Dan Kimia Berbahaya

Alat pelindung diri

Menyediakan alat pelindung diri bagi pekerjanya dengan ketentuan :


1. Seluruh pekerja dan personil lainnya yang terlibat harus dilatih cara penggunaan alat pelindung diri dan harus
memahami alasan penggunaannya.
2. Jika dipandang tidak praktis untuk melindungi bagian atas dan jika ada resiko terluka dari objek jatuh,
menyediakan helm pelindung dan seluruh personil yang terlibat di lapangan harus menggunakannya.
3. Perlindungan mata harus digunakan jika terdapat kemungkinan kerusakan mata akibat pekerjaan las, atau dari
serpihan material seperti potongan gergaji kayu, atau potongan beton.
4. Sepatu yang digunakan harus mampu melindungi kaki pekerja. Gunakan sepatu dengan ujung besi di bagian jari
kaki.

P a g e | 13
METODE PELAKSANAAN
Pemeliharaan Gedung Jurusan Gizi Lubuk Pakam T.A.2016 Pada Poltekkes Kemenkes Medan
5. Pelindung kebisingan harus digunakan jika tingkat kebisingan tinggi.
6. Sarung tangan akan diperlukan pada beberapa pekerjaan.
7. Perlindungan pernafasan harus disediakan untuk pekerja yang terekspos pada bahaya seperti asbes, asap dan debu
kimia.

Bahaya pada kulit


1. Setiap pekerja harus melapor jika mendapatkan masalah kulit, terutama di tangan akibat penggunaan bahan
berbahaya.
2. Tangan dan mata pekerja harus dilindungi terhadap kontak dengan semen.
3. Usahakan kontak dengan semen seminimum mungkin. Penggunaan krim pelindung dapat mengurangi resiko
kerusakan kulit.
4. Sedapat mungin, pakaian pelindung harus digunakan selama pekerjaan. Pakaian ini termasuk baju lengan panjang,
sarung tangan dan sepatu pelindung.
5. Menyediakan fasilitas untuk mencuci badan dan mengganti pakaian.
6. Alat pelindung pernapasan harus digunakan selama proses pemeraman beton dimana debu mulai terbentuk.

Penggunaan bahan kimia


1. Mempunyai prosedur yang mengatur tata cara menangani bahan kimia atau zat berbahaya dengan sehat, tata cara
penyimpanan, tata cara pembuangan limbah.
2. Seluruh bahan kimia harus disimpan di kontainer asalnya dalam suatu tempat yang aman dan berventilasi baik.
3. Seluruh pekerja harus dilatih jika menangani bahan kimia atau zat berbahaya termasuk tindakan darurat yang perlu
dilakukan jika terjadi masalah.

Asbestos
1. Seluruh pekerja yang terlibat harus menggunakan pakaian overall sekali pakai atau overall yang dapat dicuci
ulang.
2. Perlengkapan pernafasan harus selalu digunakan.
3. Gunakan jaring dengan lembar yang tidak lulus udara. Lakukan uji udara sebelum menggunakan daerah kerja.

Pemotongan dan pengelasan dengan gas bertekanan tinggi

Memperhatikan potensi bahaya sebagai berikut :


1. Kebakaran akibat kebocoran bahan bakar (propana, asetilen), biasanya dari kerusakan pada selang atau pada
sambungan selang.
2. Ledakan tabung akibat kebocoran oksigen dari selang atau alat pijar pemotong.
3. Menghisap asap berbahaya dari pengoperasian las.
4. Kebakaran dari material yang mudah terbakar di sekeliling tempat las.

Penanganan tabung
1. Tabung tidak boleh digelindingkan di permukaan tanah atau ditangani dengan kasar. Jika memungkinkan, gunakan
troli dengan mengikat tabung dengan rantai.
2. Tabung tidak boleh ditempatkan berdiri bebas sendiri untuk mencegah jatuhnya tabung.
3. Tabung harus diberi waktu beberapa saat ketika diposisikan berdiri sebelum digunakan

Penyimpanan
Seluruh selang dan aksesoris pemotong harus dibuka ketika pekerjaan selesai dan disimpan jauh dari tabung.
Tabung harus disimpan dalam posisi jauh dari bahan mudah terbakar dan sumber api.

Peralatan
1. Hanya selang yang memenuhi standar yang dapat digunakan. Selang harus diperiksa setiap hari untuk memeriksa
tanda kerusakan.
2. Selang yang digunakan harus sependek mungkin. Jika selang harus disambung akibat adanya bagian yang rusak,
gunakan hose coupler dan hoseclamps.
3. Jika terjadi kebocoran dan tidak bisa dihentikan, tabung harus dipindahkan ke tempat aman dan dalam udara
terbuka dan segera kontak suppliernya.

P a g e | 14
METODE PELAKSANAAN
Pemeliharaan Gedung Jurusan Gizi Lubuk Pakam T.A.2016 Pada Poltekkes Kemenkes Medan
Peralatan pemadam kebakaran dan alat pelindung
1. Bahan mudah terbakar harus dipindahkan dari daerah kerja dan alat pemadam yang memadai.
2. Pekerja harus menggunakan pelindung mata dan pakaian pelindung untuk melindungi dari api.

Penggunaan Alat-Alat Bermesin

Seluruh alat-alat bermesin harus dilengkapi dengan manual penggunaan dan keselamatan yang salinannya dapat
diakses secara mudah oleh operator atau pengawas lapangan.

Alat pemaku dan stapler otomatis dan portable, menggunakan pemaku dan stapler otomatis dan portabel, maka
ketentuan keselamatan di bawah ini harus dipenuhi :
1. Alat tidak boleh diarahkan pada orang, walaupun alat tersebut memiliki pengaman.
2. Pemicu pada alat pemaku dan stapler tidak boleh ditekan kecuali ujung alat diarahkan pada suatu permukaan
benda yang aman.
3. Perhatian khusus harus diberikan jika memaku di daerah tepi suatu benda.
4. Jika sumber tenaga alat pemaku dan stapler otomatis menggunakan tenaga pnematik, tidak diperkenankan
menggunakan sumber gas yang berbahaya dan mudah terbakar.
5. Alat yang rusak tidak boleh digunakan.
6. Pelindung pendengaran dan pelindung mata yang sesuai harus digunakan saat menggunakan alat tersebut.

Alat portabel bermesin (Portable Power Tools)

Gergaji mesin, mesin pengaduk beton, alat pemotong beton dan alat bermesin lainnya harus dilengkapi dengan alat
pengaman sepanjang waktu.

Ketentuan keselamatan sebagai berikut :


1. Setiap operator harus telah dilatih untuk menggunakan alat-alat tersebut di atas.
2. Gunakan hanya alat dan metoda yang tepat untuk setiap jenis pekerjaan yang dilakukan.
3. Alat atau mesin yang rusak tidak boleh digunakan.
4. Alat pemotong harus terjaga ketajamannya.
5. Pelindung pendengaran dan pelindung mata yang sesuai harus digunakan saat menggunakan alat tersebut.
6. Daerah di sekitar alat atau mesin harus bersih.
7. Kabel penyambung (extension) harus ditempatkan sedemikian rupa agar terhindar dari kerusakan dari peralatan
dan material.
8. Penerangan tambahan harus diberikan ketika menggunakan alat atau mesin tersebut.

Alat kerekan (hoist) pengangkat material dan orang

1. Alat pengangkat material dan orang harus didirikan oleh orang yang berkompeten.
2. Operator harus orang yang terlatih dan diberikan izin khusus untuk mengoperasikan alat.
3. Alat pengangkat harus berada di atas pondasi yang kokoh dan diikat pada bangunan atau struktur.
4. Akses untuk operator dan personil yang melakukan pemeliharaan harus aman.
5. Keranjang alat pengangkat mempunyai ketinggian minimum 2 m, dengan sisi dan pintu tertutup penuh (solid)
atau ditutup dengan ram kawat dengan diameter kawat minimum 3 mm dan dengan bukaan maksimum 9 mm.
6. Keranjang alat pengangkat harus ditutup dengan atap sekurang-kurangnya dari papan kayu atau plywood dengan
tebal minimal 18 mm.
7. Tinggi pintu keranjang minimum 2 m dan mempunyai kunci yang aman. Pintu solid harus mempunyai panel
yang tembus pandang.
8. Jarak dari lantai keranjang ke permukaan tanah tidak boleh lebih dari 50 mm.
9. Kerangjang alat pengangkat harus mempunyai mekanisme pengunci elektromekanik yang hanya dapat dibuka
dari keranjang dan hanya dapat dibuka ketika keranjang berada di permukaan tanah serta dapat mencegah
beroperasinya alat pengangkat ketika keranjang sedang dibuka.
10. Pengangkatan dikendalikan di dalam keranjang alat pengangkat.
11. Semua bagian dari metal harus dihubungkan ke bumi (earth).
12. Alat penyelamat harus ada untuk menghentikan keranjang jika jatuh atau bergerak terlalu cepat.
13. Keterangan pabik pembuat, model dan kapasitas beban harus ditempel dalam keranjang.

P a g e | 15
METODE PELAKSANAAN
Pemeliharaan Gedung Jurusan Gizi Lubuk Pakam T.A.2016 Pada Poltekkes Kemenkes Medan
14. Harus tersedia suatu mekanisme untuk keadaan darurat dan untuk mengeluarkan orang yang terjebak dalam
keranjang.
15. Harus tersedia alarm darurat di dalam keranjang.
16. Jika memungkinkan, sediakan alat komunikasi antara operator dan personil yang bekerja.

Helm Proyek - Alat pelindung kepala Baju Rompi – Alat Pelindung Badan

P a g e | 16
METODE PELAKSANAAN
Pemeliharaan Gedung Jurusan Gizi Lubuk Pakam T.A.2016 Pada Poltekkes Kemenkes Medan
BAB – IV
TAHAPAN DAN URAIAN PEKERJAAN

BAGIAN PERTAMA

PEKERJAAN PENDAHULUAN

PERSIAPAN ADMINISTRASI & LAPANGAN

A. ADMINISTRASI

1. Perijinan (Izin Mulai Kerja)


2. Penyiapan Buku Direksi, Buku ijin pelaksanaan, Form Lapangan (Lap.Harian, Lap.Mingguan)
3. Koordinasi dengan Pengguna Jasa dan Direksi (Pengawas) dan Pree Construction Meeting (PCM)

Dokumentasi Pengadministrasian

Dokumentasi tersebut sangat relevan untuk diingat ketika kita memimpin suatu proyek. Salah satu tugas
penting seorang manajer proyek adalah mempersiapkan dokumentasi. Tanpa dokumentasi yang memadai,
proyek akan terbengkalai. Kebutuhan dokumentasi akan berubah seiring dengan kemajuan pelaksanaan proyek.
Pada tahap persiapan (initiation), kita memerlukan dokumen yang menguraikan tujuan, batasan dan syarat-
syarat / kriteria keberhasilan proyek. Salah satu dokumen penting dalam tahap ini adalah Project Charter.
Setelah tahap persiapan dilalui, kita masuk pada tahapan perencanaan (planning).

Manajer proyek beserta tim, mulai melakukan pendalaman akan hasil akhir yang diinginkan serta langkah-
langkah untuk mewujudkan hasil akhir tersebut. Dokumen tersebut akan berisi hal-hal seperti :
(1) Definisi produk atau jasa yang dihasilkan proyek (project delivarables)
(2) daftar aktifitas untuk menghasilkan project deliverables, urutan pelaksanaan dan durasi untuk setiap
aktifitas (project schedules)
(3) rencana sumber daya yang dibutuhkan, perkiraan biaya, dan alokasi sumber daya ke setiap aktifitas
(project cost management).
(4) Tingkat kualitas project deliverables yang dikehendaki, langkah-langkah untuk menjamin kualitas dan
rencana untuk pengendalian kualitas.

Dokumen perencanaan itu biasanya disebut dengan Project Plan.

Selain tentang project scope, schedule, cost dan quality, project plan juga mengandung informasi tentang
struktur organisasi tim proyek (human resources), rencana komunikasi tim dan progress report (project
communication), daftar resiko dan menanggulangannya (project risk) dan rencana kerjasama dengan vendor
untuk pengadaan barang/jasa (project procurement).

Ketika proyek memasuki tahap pelaksanaan (execution), terdapat dua jalur dokumentasi.
1. Jalur pertama adalah untuk melaksanakan project tracking – yaitu memantau kemajuan proyek apakah ada
simpangan dari rencana yang telah ditetapkan, sehingga kita dapat menjaga agar proyek tetap `on the right
track' (controlling). Dokumen yang biasa digunakan untuk ini adalah Dokumen Project Progress Report.
Jalur kedua adalah untuk melacak keputusan dan dampaknya terhadap pelaksanaan proyek.
2. Jalur kedua ini, Lesson Learned Document tentang : Bagaimana kita memetik pengalaman dari masalah
dan peluang yang dihadapi? Apa keputusan, ketika menghadapinya , Bagaimana cara kita memutuskan ?
Solusi apa yang dihasilkan? Bagaimana kita tahu kalau solusi yang dipilih itu akan berhasil?

P a g e | 17
METODE PELAKSANAAN
Pemeliharaan Gedung Jurusan Gizi Lubuk Pakam T.A.2016 Pada Poltekkes Kemenkes Medan
Dua jalur dokumen harus tetap dipertahankan walaupun intensitas proyek menurun. Hal ini penting karena,
(1) kita perlumendokumentasi proses yang berlangsung selama proyek dan pelajaran yang telah didapat, baik
untuk kemajuan pribadi maupun untuk dibagi dengan orang lain.
(2) lota perlu dokumen untuk mencatat berbagai perubahan yang terjadi – baik dari sisi lingkup kerja, waktu,
biaya maupun kualitas. Sebagai manajer proyek, tidak hanya sekedar pemimpin tim proyek, dalam porsi
tertentu, berperan sebagai manajer operasional perusahaan. Karena itu, dalam hal dokumentasi ada
beberapa kiat yang diperhatikan :
⊥ Jenis dokumen yang harus dipelihara secara berkala – arsip karyawan,dokumen kontrak, pesanan
pembelian, anggaran, actual cost dan sebagainya.
⊥ Dokumen (document retention). Sebagian dokumentasi hanya digunakan selama proyek berlangsung
seperti notulen rapat tim dan lain-lain. Dan ada yang digunakan terus walaupun proyek telah usai
seperti peta proses, standard operating procedure baru, kode hasil revisi dan lain-lain. Dokumentasi
jenis pertama, dapat dibuat dalam format yang menurut kita terbaik, akan tetapi untuk dokumentasi
kedua, kita perlu memikirkan kebutuhan dan standard yang dimiliki/dipahami oleh Pengguna Jasa.

1. Dokumentasi Foto Proyek

2. Membuat foto kegiatan yang termasuk dalam laporan proyek sesuai dengan kemajuan pekerjaan meliputi
tiga phase (pada saat 0 %, 50 % dan 100 %), dipotret pada 4 titik pada setiap profil tahapan pekerjaan.
Pemotretan dilakukan pada titik pengambilan dan arah yang sama, disusun dalam album, dibuat tiga
rangkap, dilengkapi dengan keterangan gambar foto dan gambar titik Pengambilan/ pemotretan pada
sket/situasi lapangan atau denah bangunan.
3. Jenis dan mutu barang yang dipakai adalah foto berwarna, ukuran postcard dan dicetak jelas.
4. Foto-foto tersebut dilampirkan pada waktu mengajukan tagihan pembayaran/ termyn sesuai dengan
tahapnya.
5. Untuk keperluan dokumentasi pelaksanaan pekerjaan, Pelaksana Pekerjaan diwajibkan membuat foto yang
menunjukan proses dan kemajuan pekerjaan :
a) Keadaan lapangan sebelum pekerjaan dimulai.
b) Keadaan lapangan pada saat pekerjaan persiapan
c) Keadaan lapangan pada saat setiap tahapan pekerjaan
d) Keadaan lapangan tiap - tiap minggu / bulan
e) Keadaan lain-lain menurut kebutuhan Konsultan Perencana.

6. Foto harus berwarna, ukuran 4R atau 5R sebanyak 4 set, berikut negativenya. Pembuatan foto menggunakan
foto digital dan atas ijin atau permintaan pemberi tugas, Konsultan Pengawas / MK
7. Seluruh biaya pembuatan foto dokumentasi berikut albumnya menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan
& dilakukan sampai penyerahan pertama.

8. Untuk Foto Kegiatan, diperlukan:

Bahan ;
Roll Film
Bateray
Album Foto

Tenaga Kerja ;
Personil Kerja

Peralatan ;
Kamera

P a g e | 18
METODE PELAKSANAAN
Pemeliharaan Gedung Jurusan Gizi Lubuk Pakam T.A.2016 Pada Poltekkes Kemenkes Medan
2. PAPAN NAMA PROYEK

 Pembuatan dan Pemasangan papan nama kegiatan dengan bentuk, ukuran, isi tulisan dan warna harus dibuat
sesuai sesuai ketentuan, sebagai berikut :
 Papan nama dibuat dari bahan multiplek tebal 4 mm, panjang 240 cm, lebar 120 cm, dengan tiang kaso
ukuran 5 x 7.
 Jenis tulisan memakai huruf, tulisan dan garis warna hitam.
 Untuk Kegiatan Dana Pembangunan Provinsi seluruh bagain dasar (A & B) warna Putih.
 Untuk Kegiatan Dana Daerah lainnya dasar Bagian (A) warna Putih dan dasar bagian (B) warna orange.
 Penempatan Papan Nama Kegiatan, di dalam lokasi kegiatan pada tempat yang mudah terlihat umum dan
dipasang saat mulainya pelaksanaan pekerjaan
 Papan Nama Kegiatan tersebut dicabut setelah penyerahan kedua (Final Hand Over/ FHO).

Pembuatan Papan Nama Kegiatan, diperlukan:

Bahan ;
1. Triplek tebal 3 mm
2. Kayu Meranti uk.2x30x400 cm
3. Paku
4. Cat Warna (kayu) glotex
5. Beton tanpa tulang 1pc : 3psr : 5krl
Material No. 5 ( Pasir Beton, Semen (PC), Koral Beton/Split, Air Bersih)

Tenaga Kerja ;
1. Pekerja
2. Tukang
3. Mandor

Peralatan Kerja :
1. Gergaji kayu
2. Palu Martil
3. Penggaris
4. Pensil
5. Kuas
6. Meteran
7. Waterpass /lot
8. Benang
9. Cangkul
10. Ember
11. Sendok Semen
12. Dan peralatan bantu lainnya

3. DIREKSI KEET

 Membangun, menyediakan, memelihara dan menjaga kantor proyek / Direksi Keet yang cocok dan
memenuhi kebutuhan proyek untuk pengelolaan dan pengawasan proyek selama berlangsungnya pekerjaan
dengan persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
 Pada saat selesainya Kontrak semua bangunan/ kantor darurat tersebut harus dibongkar atau dibersihkan
dari lokasi.
 Mentaati semua peraturan-peraturan Nasional maupun Daerah.
 Kantor dan fasilitasnya harus ditempatkan sesuai dengan Lokasi Umum dan Denah Lapangan yang telah
disetujui dan merupakan bagian dari Program, dimana penempatannya harus diusahakan sedekat mungkin
dengan daerah kerja (site) dan telah mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan dan dilengkapi obat-
obatan P3K serta memenuhi syarat kesehatan.
 Bangunan untuk kantor dan fasilitasnya harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga terbebas dari polusi
yang dihasilkan oleh kegiatan pelaksanaan.

P a g e | 19
METODE PELAKSANAAN
Pemeliharaan Gedung Jurusan Gizi Lubuk Pakam T.A.2016 Pada Poltekkes Kemenkes Medan
 Bangunan yang dibuat harus mempunyai kekuatan struktural yang baik, tahan cuaca, dan elevasi lantai yang
lebih tinggi dari tanah di sekitarnya, semua jenis bahan dan peralatan yang dipakai tidak diijinkan
menggunakan bahan/ barang bekas pakai.
 Bangunan untuk penyimpanan bahan harus diberi bahan pelindung yang cocok sehingga bahan-bahan yang
disimpan tidak akan mengalami kerusakan.
 Menyediakan gudang untuk penyimpanan material yang cukup memenuhi syarat agar material-material
yang tersimpan tidak lekas rusak dan dilengkapi alat-alat pemadam kebakaran/ tabung apar (alat pemadam
api ringan)
 Kantor lapangan dan gudang sementara harus didirikan diatas pondasi yang mantap dan dilengkapi dengan
penghubung dengan untuk pelayanan utilitas.
 Lahan untuk kantor lapangan dan semacamnya harus ditimbun dan diratakan sehingga layak untuk
ditempati bangunan, bebas dari genangan air, diberi pagar keliling, dan dilengkapi minimum dengan jalan
masuk dari kerikil serta tempat parkir.
 Mengadakan penjagaan keamanan, personil maupun material selama kegiatan berlangsung.
 Bangunan yang diuraikan dalam pembangunan ini akan dibayar menurut pembayaran Lump Sum sesuai
yang tertera dalam penawaran RAB, sedangkan untuk Mobilisasi dimana dianggap kompensasi penuh untuk
pembuatan, penyediaan, pelayanan, pemeliharaan, pembersihan dan pembongkaran semua bangunan
tersebut setelah Pekerjaan selesai.

Kelengkapan Kantor Dan Fasilitas

Menyediakan akomodasi dan fasilitas kantor yang cocok dan memenuhi kebutuhan proyek selama
kelangsungan pelaksanaan pekerjaan yang terdiri dari :
1. Meja dengan kursinya.
2. 1 set meja dan kursi tamu.
3. Lemari/ rak untuk penyimpanan dokumen-dokumen.
4. Papan tulis beserta pelengkapannya.
5. Panel untuk gambar.
6. Lemari Obat-obatan dan P3K
7. Gambar kerja sesuai dengan lokasi lingkup kerja.

Kantor Direksi keet dibuat dengan ukuran panjang 6 m dan lebar 6 m, dengan jenis dan mutu bahan dipakai
adalah sebagai berikut :
a) Atap : Seng gelombang
b) Dinding : Papan triplek
c) Rangka : Kayu borneo
d) Lantai : Beton dengan tebal 6 cm ad. 1 pc : 3 pasir : 5 split
e) Jendela : Kaca nako
f) Pintu : rangka kayu borneo
g) Peralatan : disesuaikan dengan kebutuhan kantor kerja

4. Pembuatan Direksi Keet, diperlukan:

Pekerjaan Bawah :
1. Pekerjaan beton tanpa tulang 1:2:3 split (lantai kerja + pondasi tiang)

Pekerjaan Atas :
1. Pekerjaan kayu meranti uk 5/10 cm Palembang (tiang, balok penglari, bubungan, kuda-kuda)
2. Pekerjaan kayu meranti uk 4/6 cm Palembang (balok apit, gordin, rangka dinding)
3. Pas. dinding triplex uk. 4 x 8 ft tebal 3 mm
4. Pas. atap asbes semen gelombang uk. 210 x 105 cm tebal. 4 mm
5. Pas. nok sirap
6. Pas. pintu & jendela kaca kayu kelas I
7. Pek. engsel pintu
8. Pek. engsel jendela
9. Kunci gembok uk. 60 mm
10. Papan tulis board, alumunium marker/eraser whiteboard,spidol
Material Pek.Beton ( Pasir Beton, Semen (PC), Koral Beton/Split, Air Bersih)

P a g e | 20
METODE PELAKSANAAN
Pemeliharaan Gedung Jurusan Gizi Lubuk Pakam T.A.2016 Pada Poltekkes Kemenkes Medan
Tenaga Kerja :
1. Pekerja
2. Tukang
3. Mandor

Peralatan Kerja :
1. Gergaji kayu
2. Palu/Martil
3. Pensil
4. Kuas
5. Meteran
6. Waterpass /lot
7. Benang
8. Cangkur
9. Ember
10. Sendok Semen
11. Dan peralatan bantu lainnya

PEMBUATAN GUDANG MATERIAL DAN ALAT-ALAT


 Bedeng Buruh/los kerja, gudang bahan dan alat-alat kerja sesuai kebutuhan Pelaksana Pekerjaan uk. 5x6 (30
m2).
 Bedeng Buruh/los kerja, gudang bahan dan alat-alat kerja merupakan bangunan sementara dengan konstruksi
utama memakai kayu meranti atau sejenisnya. Penutup atap memakai asbes gelombang, dinding ditutup
multiplex 4 mm, rangka kayu borneo 5/7, 5/10 cm diserut halus. Penutup dinding dan rangka harus difinish
cat tembok, plafond memakai triplex 4mm finish cat. Daun pintu dilapis triplex finish cat, jendela memakai
kaca polos, lantai difloor.
 Dengan tidak mengabaikan keamanan, kebersihan, dan bahaya kebakaran, serta dilengkapi tabung pemadam
kebakaran serta perlengkapan K3.
 Los kerja dibuat batas pemisah terhadap gudang material/alat-alat kerja.
 Khusus untuk tempat bahan - bahan seperti pasir pasang, pasir beton, split, harus dibuatkan kotak simpan
yang dibatasi dengan papan yang cukup rapat dan kuat, sehingga masing - masing bahan tidak tercampur.
 Alas lantai untuk gudang semen, harus dinaikkan setinggi 30cm atau lebih, memakai kayu lapis atau lainnya,
rangka dibuat sedemikian rupa supaya kuat.
 Lokasi Bedeng Buruh/los kerja, gudang bahan dan alat-alat kerja atas persetujuan Konsultan Pengawas
terlebih dahulu.

5. ALAT BANTU/SCAFOLDING

Selama periode pelaksanaan pekerjaan, alat bantu scafolding senantiasa akan terpasang dilapangan. Scafolding
dipersiapkan sesuai kebutuhan dilapangan. Scafolding diset dengan kokoh untuk menjaga keselamatan dalam
bekerja.

6. PEMBERSIHAN LOKASI

Selama periode pelaksanaan pekerjaan, memelihara Pekerjaan bebas dari akumulasi sisa bahan bangunan, kotoran
dan sampah, yang diakibatkan oleh operasi pelaksanaan. Pada saat selesainya Pekerjaan, semua sisa bahan
bangunan dan bahan-bahan tak terpakai, sampah, perlengkapan, peralatan dan mesin-mesin harus disingkirkan,
seluruh permukaan terekspos yang Nampak harus dibersihkan dan proyek ditinggal dalam kondisi siap pakai dan
diterima oleh Direksi Pekerjaan.

Pembersihan Selama Pelaksanaan


 Melakukan pembersihan secara teratur untuk menjamin bahwa tempat kerja, struktur, kantor sementara, tempat
hunian dipelihara bebas dari akumulasi sisa bahan bangunan, sampah dan kotoran lainnya yang diakibatkan
oleh operasi-operasi ditempat kerja dan memelihara tempat kerja dalam kondisi rapi dan bersih setiap saat.

P a g e | 21
METODE PELAKSANAAN
Pemeliharaan Gedung Jurusan Gizi Lubuk Pakam T.A.2016 Pada Poltekkes Kemenkes Medan
 Menjamin bahwa sistem drainase terpelihara dan bebas dari kotoran dan bahan yang lepas dan berada dalam
kondisi operasional pada setiap saat.
 Menjamin bahwa rumput yang tumbuh pada berm lama atau yang barudikerjakan dan pada talud samping
dipangkas dan dipelihara sedemikian rupa sehingga ketinggiannya maksimum 3 cm.
 Menjamin bahwa rambu jalan dan sejenisnya dibersihkan secara teratur agar bebas dari kotoran dan bahan
lainnya.
 Menyediakan drum di lapangan untuk menampung sisa bahan bangunan, kotoran dan sampah sebelum dibuang.
 Membuang sisa bahan bangunan, kotoran dan sampah di tempat yang telah ditentukan sesuai dengan Peraturan
Pusat maupun Daerah dan Undang-undang Pencemaran Lingkungan yang berlaku.

Pembersihan Akhir
 Pada saat penyelesaian Pekerjaan, tempat kerja harus ditinggal dalam keadaan bersih dan siap untuk dipakai
Pemilik. mengembalikan bagian-bagian dari tempat kerja yang tidak diperuntukkan dalam Dokumen Kontrak
ke kondisi semula.
 Pada saat pembersihan akhir, semua pekerjaan struktur saluran harus diperiksa ulang untuk mengetahui
kerusakan fisik yang mungkin ditemukan sebelum pembersihan akhir. Lokasi yang diperkeras di tempat kerja
dan semua lokasi diperkeras untuk umum yang bersebelahan langsung dengan tempat kerja harus disikat
sampai bersih.
 Permukaan lainnya harus digaru sampai bersih dan semua kotoran yang terkumpul kemudian dibuang.

7. PENGANGKUTAN PUING

Pengangkutan puing dalam pekerjaan ini mencakup : Puing-puing hasil bongkaran, Puing-puing sisa hasil bahan
yang tidak terpakai. Puing-puing diangkut keluar dari lokasi pekerjaan dimana tempat dan lokasi pembuangan
berkoordinasi dengan direksi/pengawas.

P a g e | 22
METODE PELAKSANAAN
Pemeliharaan Gedung Jurusan Gizi Lubuk Pakam T.A.2016 Pada Poltekkes Kemenkes Medan
BAGIAN KEDUA

PEMELIHARAAN GEDUNG BLOK B DAN GEDUNG BLOK C


A. PEKERJAAN BONGKARAN
Pekerjaan bongkaran pada pekerjaan mencakup :

1 Bkr. Atap genteng kodok


2 Bkr. Kaso reng
3 Bkr. Kuda2 kayu
4 Bkr. Plafond
5 Bkr. Lisplank
6 Bkr. Lantai granito 30x30
7 Bkr. Kuzen pintu/jendela
8 Bkr. Plesteran
9 Bkr. Partisi lt. II

Yang dimaksud dengan pekerjaan bongkaran adalah :


⊥ Pembongkaran bagian - bagian yang rusak, untuk diperbaiki kembali sesuai bahan dan bentuk
aslinya. Untuk itu sebelum dibongkar, wajib dan harus dibuat dokumentasi berupa foto - foto,
gambar kerja / as built drawing dan tanda letak dari bahan / bentuk benda tersebut.
⊥ Bagian-bagian dari hasil bongkaran yang bias dipakai akan kami serahkan kepada Pemberi Tugas
dengan membuat Berita Acara Penyerahan Barang Hasil Bongkaran., sedangkan barang yang sudah
tidak terpakai dan puing - puing bekas bongkaran harus dikeluarkan, dibuang, dan dibersihkan dari
proyek.
⊥ Pembongkaran harus dilakukan dengan hati - hati, bilamana terjadi kerusakan pada bagian lain yang
memang tidak boleh dibongkar, yang diakibatkan atas kesalahan Pelaksana Pekerjaan, maka biaya
perbaikannya menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan.
⊥ Bila terjadi kecelakaan sebagai akibat dari pada pelaksanaan pembongkaran, maka Pelaksana
Pekerjaan bertanggung jawab penuh atas kejadian ini termasuk pembiayaannya.
⊥ Semua barang - barang bekas bongkaran harus disimpan untuk diperiksa dan diteliti serta mendapat
persetujuan tertulis dari dinas Purbakala sebelum dibawa keluar dari lokasi proyek.
⊥ Barang bekas bongkaran hanya dapat dibawa keluar dari lokasi proyek setelah mendapat ijin tertulis
dari Pemberi Tugas.

Peralatan Tenaga Kerja Bahan


Pacul Mandor
Belincong Pekerja
Bodem
Pengki
Gerobak
Pick Up
Dan alat bantu lainnya

Waktu PElaksanaan Sesuai Jadwal dan Network Planning

P a g e | 23
METODE PELAKSANAAN
Pemeliharaan Gedung Jurusan Gizi Lubuk Pakam T.A.2016 Pada Poltekkes Kemenkes Medan
B. PEKERJAAN STRUKTUR RANGKA ATAP

Pasang Atap Genteng

P a g e | 24
METODE PELAKSANAAN
Pemeliharaan Gedung Jurusan Gizi Lubuk Pakam T.A.2016 Pada Poltekkes Kemenkes Medan
PasangNok Genteng

P a g e | 25
METODE PELAKSANAAN
Pemeliharaan Gedung Jurusan Gizi Lubuk Pakam T.A.2016 Pada Poltekkes Kemenkes Medan
Pekerjaan rangka atap baja ringan adalah pekerjaan pembuatan dan pemasangan struktur atap berupa rangka batang
yang telah dilapisi lapis an anti karat. Rangka batang berbentuk segitiga,trapesium dan persegi panjang yang terdiri
dari :
1. Rangka utama atas (top chord)
2. Rangka utama bawah (bottom chord)
3. Rangka pengisi (web). Seluruh rangka tersebut disambung menggunakan baut menakik sendiri (self drilling screw)
dengan jumlah yang cukup.
4. Rangka reng (batten) langsung dipasang diatas struktur rangka atap utama dengan jarak sesuai dengan ukuran jarak
genteng.

Pekerjaan rangka atap baja ringan meliputi:


1. Pengukuran bentang bangunan sebelum dilakukan fabrikasi
2. Pekerjaan pambuatan kuda-kuda dikerjakan di Workshop permanen (Fabrikasi),
3. Pengiriman kuda -kuda dan bahan lain yang terkai t ke lokasi proyek
4. Penyediaan tenaga kerja beserta alat/bahan lain yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan
5. Pekerjaan pemasangan seluruh rangka atap kuda-kuda meliputi struktur rangka kuda-kuda (truss), balok tembok
(top plate/murplat), reng, sekur overhang, ikatan angin dan bracing (ikatan pengaku)
6. Pemasangan jurai dalam (valley gutter)

Pekerjaan rangka atap baja ringan tidak meliputi:


1. Pemasangan penutup atap
2. Pemasangan kap finishing atap
3. Talang selain jurai dalam
4. Accesories atap

Pekerjaan rangka atap baja ringan zincalume adalah pekerjaan pembuatan dan pemasangan struktur atap berupa
rangka batang ( t r u s s ) yang telah dilapisi bahan zincalume untuk ketahanan terhadap karat.

Pemilihan rangka atap baja ringan (zincalume) didasarkan didapatkan antara lain :
1. Material yang tahan lama dan tahan terhadap segala kondisi cuaca .
2. Bahan zincalume adalah bahan yang kuat terhadapa air, tahan bakar dan tidak mudah berkarat.
3. Dengan berat bersih hanya 8kg/m2 terpasang sehingga sangat effisien dan tidak akan membebani konstruksi dan
pondasi rumah. Rangka Baja ringan adalah material dengan berat yang cukup ringan bila dibandingkan dengan
rangka kayu ataupun rangka baja.
4. Dari segi pemasangan , rangka atap baja ringan adalah bahan yang mudah, flexible dan cepat dikerjakan.
5. Jenis profile yang digunakan adalah ideal sehingga memudahkan perakitan yang sesuai dengan bentuk bangunan ,
rangka dapat dirakit dipabrik maupun dilokasi.
6. Penggunaan baja ringan bisa diaplikasikan dalam bentuk atap datar, miring, dan melengkung
7. Rangka atap bergaransi 15 tahun

Penggunaan jenis dan dimensi harus berdasarkan petunjuk dari pabrikator yang menyediakan material, dimana jarak
maksimum bentang dan jenis atap yang digunakan berdasarkan dimensi jenis C Canal yang digunakan.

Pemasangan kuda-kuda baja ringan di atas struktur pendukungnya (kolom atau ringbalk) harus dilaksanakan secara
benar dan cermat, agar rangka atap baja ringan terpasang sesuai dengan persyaratannya.

Persyaratan teknis rangka atap baja ringan di antaranya adalah :


1. Kuda-kuda terpasang kuat dan stabil, dilengkapi dengan angkur (dynabolt) pada kedua tumpuannya.
2. Semua kuda-kuda tegak-lurus terhadap ringbalk.
3. Ketinggian apex untuk pemasangan nok di atas setiap kuda-kuda rata.
4. Sisi miring atap rata (tidak bergelombang).
5. Tidak ada kerusakan lapisan pelindung.
6. Tidak terjadi deformasi (perubahan bentuk) akibat kesalahan pelaksanaan pekerjaan.

Pemasangan kuda-kuda baja ringan di atas kedua tumpuannya dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
a. Dipasang langsung di atas ringbalk.
b. Dipasang di atas ringbalk dengan perantara wall-plate.

P a g e | 26
METODE PELAKSANAAN
Pemeliharaan Gedung Jurusan Gizi Lubuk Pakam T.A.2016 Pada Poltekkes Kemenkes Medan
Penggunaan sistem tumpuan dengan wall-plate sedapat mungkin harus dihindari, karena tumpuan dengan wall -plate
hanya ditujukan untuk meratakan (leveling) ringbalk, jika ringbalk tidak rata. Penggunaan wall-plate akan berakibat
kedalaman dynabolt yang tertanam di dalam ringbalk menjadi berkurang.
Selain itu, juga terdapat ruang kosong di dalam wall-plate yang dapat mengakibatkan perletakan kuda-kuda menjadi
kurang stabil.

Talang Jurai Dalam (Valley Gutter), Pertemuan dua bidang atap yang membentuk sudur tertentu, pada pertemuan sisi
dalam harus menggunakan talang dalam (Valley Gutter mengalirkan air hujan. Ketebalan material jurai dalam
minimal 0,45 mm dengan detail profil seperti gambar diatas.

Alat Sambung (Screw)


Baut menakik sendiri (self drilling screw) digunakan sebagai alat sambung antar elemen rangka atap yang digunakan
untuk fabrikasi dan instalasi, spesifikasi screw sebagai berikut:
1. Kelas Ketahanan Korosi Minimum Kelas 2
2. Panjang (termasuk kepala baut) 16mm
3. Kepadatan Alur 16 alurlinci
4. Diameter Bahan dengan alur 4,80 mm
5. Diameter Bahan tanpa alur 3,80 mm
Kekuatan Mekanikal
1. Gaya geser satu baut 5,10 KN
2. Gaya aksial 8,60 KN
3. Gaya Torsi 6,90 KN

Pemasangan kuda-kuda harus mengikuti beberapa langkah kerja sebagai berikut :

a. Langkah : Persiapan kerja

1. Menyiapkan gambar rencana atap dan perletakan kuda-kuda, dan tidak diperkenankan menggunakan
gambar draft sebagai panduan.
2. Menyiapkan semua peralatan perlengkapan keselamatandan kesehatan kerja, dan memperhatikan petunjuk
tentang persyaratan melakukan pekerjaan diatas ketinggian.
3. Menyiapkan semua perlengkapan untuk pemasangan kuda-kuda, antara lain: bordan hexagonal socket,
meteran, selangair (waterpass), alat penyiku, mesin pemotong, gergajibesi, palu, dan sebagainya.

b. Langkah 2 : Leveling dan marking

1. Memastikan seluruh permukaan atas ring balok dalam keadaan rata dan siku, dengan menggunakan
selangair (waterpass) dan penyiku sebagai alat bantu.

P a g e | 27
METODE PELAKSANAAN
Pemeliharaan Gedung Jurusan Gizi Lubuk Pakam T.A.2016 Pada Poltekkes Kemenkes Medan
2.

3.

4.

Memastikan bahwa rangkaian ring balok telah mengikat semua bagian bangunan dan tersambung secara
benar (monolith) dengan kolom yang ada dibawahnya.

Memberi tanda posisi perletakan kuda-kuda (truss), sesuai dengan gambar rencana atap.

Mengukur jarak antar kuda-kuda

c. Langkah 3: Pengangkatandanpemasangankuda-kuda

1. Mengangkat kuda-kuda secara hati-hati, agar tidak mengakibatkan kerusakan pada rangkaian kuda-kuda
yang telah selesai dirakit.

2. Memasang kuda-kuda sesuai dengan nomornya diatas ring balok atau wall-plate, berdasarkan gambar kerja

P a g e | 28
METODE PELAKSANAAN
Pemeliharaan Gedung Jurusan Gizi Lubuk Pakam T.A.2016 Pada Poltekkes Kemenkes Medan
3.

Memastikan posisi kiri dan kanan (L-R) kuda-kuda tidak terbalik. Sisi kanan dan kiri kuda-kuda dapat
ditentukan dengan acuan posisi saat pekerja melihat kuda-kuda, dengan mulut web dapat dilihat oleh
pekerja. Bagian disebelah kiri pekerja disebutsisi kiri, sedangkan yang berada disebelah kanannya adalah
sisi kanan.

4. Mengontrol posisi berdirinya kuda-kuda agar tegak lurusdenganringbalok menggunakan benang dan lot
(unting-unting)

5. Mengencangkan kuda-kuda denganp lat L (L bracket), dengan menggunakan 4 buah screw 12 –14 x 20 HEX.

6. Mengencangkan plat L dengan ring balok menggunakan dynabolt, dan menambahkan balok penopang
sementara, agar posisi kuda-kuda tidak berubah.
7. Mengulangi langkah ke-1 sampai ke-6 untuk mendirikan semua kuda-kuda, sesuai dengan posisinya dalam
gambar kerja.
8. Memeriksa ulang jarak antar kuda-kuda dari as ke as (maksimum1,2 meter).
9. Memeriksa kedataran (leveling) semua puncak kuda-kuda (Apex), dan memastikan garis nok memiliki
ketinggian yang sama (datar)

P a g e | 29
METODE PELAKSANAAN
Pemeliharaan Gedung Jurusan Gizi Lubuk Pakam T.A.2016 Pada Poltekkes Kemenkes Medan
10. Memasang balok nok.

11. Memasangbracing (pengikat) sebagaiperkuatan, jikabekerjabebanangin. Bracing dipasang diatastop-chord


dan dibawah reng.

12. Bila menggunakan aluminium foil, lapisan ini dipasang terlebih dahulu di atas truss, jurai dan rafter

P a g e | 30
METODE PELAKSANAAN
Pemeliharaan Gedung Jurusan Gizi Lubuk Pakam T.A.2016 Pada Poltekkes Kemenkes Medan
13. Memasang reng (roof battens) dengan jarak menyesuaikan jenis penutup atap yang digunakan. Setiap
pertemuan reng dengan kuda-kuda diikat memakai screw ukuran 10-16x16 sebanyak2 (dua) buah

14. Memasang outrigger (gording tambahan setelah kuda-kuda terakhir yang menumpuring balk). Pada atap
jenis pelana, outrigger dapat dipasang sebagai overhang dengan panjang maksimal 120 cm dari kuda-kuda
terluar, dan jarak antar outrigger 120 cm. outrigger harus diletakkan dan di-screw dengan dua buah kuda-
kuda yang terdekat.

15. Memasang ceiling battens dengan jarak antar masing-masing ceiling battens adalah 120 cm. Komponen ini
dipasang pada permukaan bagian atas bottom chord kuda-kuda dan di-screw. Untuk pertemuan ceiling
battens dengan ring balok diberibantalan bracket yang diikat memakai 2 (dua) buah dynabolt. Fungsi ceiling
battens adalah untuk memperkuat ikatan antar kuda-kuda. Jika diperlukan, sambungan memanjang ceiling
battens sebaiknya tepat diatas bottom chord. Setiap sambungan harus overlap 40 cm, dan setiap pertemuan
dengan bottom chord harusdi-screw. Ceiling battens selanjutnya dapat difungsikan untuk menahan
plafond dan penggantungnya

P a g e | 31
METODE PELAKSANAAN
Pemeliharaan Gedung Jurusan Gizi Lubuk Pakam T.A.2016 Pada Poltekkes Kemenkes Medan
d.

TENAGA KERJA PERALATAN BAHAN

Mandor/Pengawas Bar Cutter Galvanized (Hot Deep Zinc – Z 220)


Bar Bender
Pekerja Mesin Las Profil Z dipergunakan sebagai Top Chord, Bottom
Meteran Chord dan Rafter
Tukang Besi Waterpass/lot
Pensil Profil W dipergunakan sebagai Top Plate, Walling Plate,
Tukang Las Mesin Bor Kayu/Besi dan Webs
Kunci Pas, reng, inggris
Obeng ( + - ) Profil C dipergunakan sebagai Webs.
Tambang
Takel Profil B50 (Ώ) dipergunakan sebagai reng/Top Chord
Scafoolding Bracing, Bottom Chord Bracing, Diagonal Webs Bracing
Jaring Pengaman
dan Lateral Tie.
Steger
Mesin Gurinda Self Drilling Screw (SDS)
Compressor
Meteran Baut dengan lapisan anti karat galvanis (class 2–Zinc
Waterpass/lot
Dan alat bantu lainnya plated)

Connector MGN

Connector Strap Brace

Waktu Pelaksanaan : Sesuai dengan Jadwal waktu pelaksanaan

Dokumen Kerja : Gambar Kerja

P a g e | 32
METODE PELAKSANAAN
Pemeliharaan Gedung Jurusan Gizi Lubuk Pakam T.A.2016 Pada Poltekkes Kemenkes Medan
PAS. ATAP GENTENG
PEMASANGAN TRIPLEK TBL. 4 MM
Pemasangan triplek ini dilaksanakan setelah pekerjaan Kuda-kuda baja ringan telah selesai. Triplek disusun
sedekikian rupa pada bidang atap dan diletakkan diatas Kaso dengan baut screw sesuai blok masing-masing.
Pemasangan harus rapih dan kuat.

PEMASANGAN ALUMINIUM FOIL


Pemasangan Aluminium Foil dilaksanakan diatas Triplek dan reng.
Cara pemasangan aluminium foil sebagai berikut :

1. Periksa lebar rangka reng pada atap rumah


2. Potong alumunium foil sesuai panjang bentangan yang dikehendaki. Alumunium foil dapat dipasang
mengikuti bidang horisontal atau vertikal mengikuti bidang miring atap rumah
3. Bentangkan alumunium foil di atas rangka kaso pada area yang hendak dipasang
4. Tarik erat dan jepit alumunium foil dengan menggunakan reng, dapat dipaku / disekrup antara reng
dengan kaso
5. Bentangkan alumunium foil pada sisi samping bidang yang sudah terpasang dan lakukan cara yang sama
dengan di atas
6. Untuk bagian sambungan alumunium foil cukup dilakukan overlap selebar minimal 1 cm. Bila
diperlukan dapat ditambahkan alumunium tape sebagai perekatnya.

PEMASANGAN GENTENG :
a) Pemasangan penutup atap genteng yang harus diperhatikan adalah bagian atas dan bawah genteng tidak bisa
terbalik dalam pemasangannya sebab ada SOK nya. Sehingga pemasangan lembaran pada sayap kanan dengan
pemasangan lembaran pada sayap kiri atap.
b) Pemasangan genteng dilakukan mulai dari bawah KANAN arah KEKIRI dan dilanjutkan sampai ke atas.
c) Pemasangan genteng harus pola ZIG-ZAG atau berselang sesuai dengan modul pemasangan.
d) Genteng harus terpasang dengan benar sehingga saling mengunci antar sesame Genteng (Interlocking)
e) Atap genteng ini memenuhi syarat terhadap daya tolak bunyi, panas maupun dingin disamping tidak banyak
perawatannya. genteng ini berpenampang cekung dalamnya 4 – 5 cm dan tepi kanan menekuk cembung. Tebal
genteng 8 – 12 mm. Pada bagian bawah tepi atas dibuatkan hubungan ( tonjolan ) sebagai kait untuk reng yang
berjarak 21-25 cm tergantung ukuran genteng. Pada sudut bawah kiri serta sudut kanan atas dipotong serong
untuk mendapatkan kerapatan dalam pemasangan dan sebagai tanda batas saling tumpang tindihnya genteng.
f) Lebar tutup genteng adalah lebar genteng dikurangi serongan. Begitu juga panjang tutup sehingga
mendapatkan luas tutup.
g) Sudut Kemiringan atap genteng yang ideal adalah : 20 – 30 Derajat, pengikatnya adalah dengan paku Ulit tepat
diatas sayap nok bagian samping.

PEMASANGAN NOK GENTENG :


a) Setelah penutup atap sudah terpasang dengan baik dan benar selanjutnya dilakukan pemasanan Nok Genteng.
b) Nok dipasang dengan bantuan benang agar pasangan lurus, Nok diletakkan dan selanjutnya direkat dengan
memberi adukan 1:3 (1 semen : 3 pasir) pada bagian wuwung sehingga rongga antar genteng tertutup dan
adukan menutupi daerah antara genteng dan Nok.
c) Setelah selesai segera bersihkan adukan yang tercecer sebelum mengering.

TENAGA KERJA PERALATAN BAHAN

Mandor/Pengawas Takel Genteng Kanmuri Type Espanica


Jaring Pengaman Cisangkan
Pekerja Steger
Sendok semen Nok Genteng Bulat Kanmuri
Tukang kayu Ember
Cangkul Pasir Pasang
Tukang batu Takaran Pengaduk
Drum

P a g e | 33
METODE PELAKSANAAN
Pemeliharaan Gedung Jurusan Gizi Lubuk Pakam T.A.2016 Pada Poltekkes Kemenkes Medan
Dan alat bantu lainnya

Semen (PC)

Air bersih

Waktu Pelaksanaan : Sesuai dengan Jadwal waktu pelaksanaan

Dokumen Kerja : Gambar Kerja

PAS.LISPLANK PAPAN GRC

Pemasangan Listplank GRC dilaksanakan setelah pekerjaan Rangka Baja ringan selesai dikerjakan.
Rangka Lisplank Besi Hollow ditempelkan dengan Baut ke Kuda-kuda Baja ringan. Setelah rangka
listplank GRC selesai Plat GRC ditempelkan ke rangka dengan baut Screw/Paku Rivet.

P a g e | 34
METODE PELAKSANAAN
Pemeliharaan Gedung Jurusan Gizi Lubuk Pakam T.A.2016 Pada Poltekkes Kemenkes Medan
PEKERJAAN PLAFOND
PEKERJAAN LANGIT-LANGIT GYPSUM BOARD DAN GRC

P a g e | 35
METODE PELAKSANAAN
Pemeliharaan Gedung Jurusan Gizi Lubuk Pakam T.A.2016 Pada Poltekkes Kemenkes Medan
LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan yang dimaksud meliputi:


a) Pekerjaan langit -langit gypsum board rangka Hollow.
b) Pekerjaan langit -langit GRC untuk KM/WC dengan rangka hollow.

PERSYARATANPELAKSANAAN
1. Rangka Plafon.
 Cara dan pola pemasangan rangka plafond Metal Furring harus sesuai dengan petunjuk dan referensi dari
pabrik panel.
 Mempelajari bentuk, pola penempatan, cara pemasangan dan detail sesuai Gambar Kerja.
 Pengukuran keadaan lapangan untuk mendapatkan ketepatan pemasangan di lapangan.
 Bilamana pada sistem perkuatan yang tertera dalam gambar dianggap kurang kuat oleh MK, maka menjadi
kewajiban dan tanggungan untuk menambahkannya setelah disetujui Mk dan Tim Teknis.

2. Panel Gypsum dan GRC


a. Panel yang dipasang adalah panel yang telah dipilih dengan baik, bentuk dan ukuran masing-masing unit
presisi, tidak ada bagian yang retak, cacat lainnya dan telah mendapat persetujuan dari MK.
b. Panel dipasang dengan cara pemasangan dan diselesaikan sesuai standard spesifikasi yang dikeluarkan oleh
pabrik pembuatnya, dipasangn dengan sekrup khusus untuk panel Gypsum, dan pola pemasangan sesuai
Gambar Kerja.
Sambungan antar panel adalah sambungan "flush joint" dengan metode "joint tape".
c. Bidang permukaan plafon yang terpasang harus lurus, rata (waterpass) dan tidak bergelombang; sambungan
antar panel saling tegak lurus.
Toleransi kecembungan adalah 0,5 mm untuk jarak 2 m.
Lubang sekrup dibuat dengan mesin bar menembus hingga ke rangka panel.
Jarak sekrup :
a) Pada bagian tepi lembaran : maksimum 200 mm.
b) Pada bagian tengah lembaran: maksimum 300 mm.
c) Terhadap sudut : 50 mm.
d) Terhadap tepi : 10 mm.
Pada sambungkan dipasang "self adhesive joint tape", kemudian ditutup kompon gypsum selebar 250 mm.
d. Penyelesaian akhir C'finishing") adalah dicat.

P a g e | 36
METODE PELAKSANAAN
Pemeliharaan Gedung Jurusan Gizi Lubuk Pakam T.A.2016 Pada Poltekkes Kemenkes Medan
PEKERJAAN PASANG PLAFOND GYPSUM
Pemasangan plafond baru boleh dilaksanakan setelah semua peralatan yang terdapat di dalam plafond (kabel-kabel, pipa-
pipa, ducting-ducting, alat penggantung dan penguat plafond) siap dan selesai dikerjakan. Sebelum pelaksanaan,
Pelaksana Pekerjaan mengajukan contoh/sample untuk disetujui oleh Konsultan Pengawas, Pemberi Tugas dan Konsultan
MK. Meskipun beberapa material finishing telah ditentukan warnanya, namun sebelum dilaksanakan harus dipresentasikan
terlebih dahulu kepadaPemberi Tugas untuk menentukan warna yang akan dipakai. Dalam kaitannya dengan jenis elemen
lain yang terdapat dalam rencanap lafond mengacu pada gambar mekanikal-elektrikal, sedangkan gambar arsitektur hanya
memuat tata letaknya saja.

Tahapan Pelaksanaan:
⊥ Sebelum pemasangan, Pelaksana Pekerjaan memberikan contoh/sample bahan penutup plafond dan harus mendapat
persetujuan Konsultan Pengawas, Konsultan MK danPemberi Tugas.
⊥ Penggantung plafond harus dibuat sedemikian rupa sehingga diperoleh bidang plafond yang rata, datar dan tidak
melengkung, sedang bagian bawah dari rangka penggantung rata.
⊥ Pemasangan plafond harus rata. Naad-naad yang pecah pada waktu pemasangan harus segera diganti.
⊥ Bertanggungjawab atas segala akibat yang mungkin terjadi terhadap :
- Kemungkinan pemasangan partisi, dimana ada bagian-bagian partisi yang harus disangga oleh rangka plafond
- Kemungkinan dibuatnya lubang-lubang untuk pemeriksaan(man-hole)
- Kemungkinan-kemungkinan tidak sempurnya alat-alat penggantung, sehingga plafond menjadi bergelombang
karenanya.
- Kemungkinan-kemungkinan pemasangan alat-alat maintenance pada plafond luifel di luar bangunan.

⊥ Dalam hal pemotongan, harus menggunakan alat pemotong(cutter) mekanik.


⊥ Untuk meratakan naad memakai hard compound khusus gypsum.
⊥ Semua list profil yang dipakai adalah lis gybsum, type dan ukuran sesuai dengan gambar.

PASANG PLAFOND GYPSUM

P a g e | 37
METODE PELAKSANAAN
Pemeliharaan Gedung Jurusan Gizi Lubuk Pakam T.A.2016 Pada Poltekkes Kemenkes Medan
PEKERJAAN PASANG KOMPON GYPSUM
Prosedur Penyambungan Papan Gypsum :

1. Lapisan pertama (lebar lapisan 150 mm)

⊥ Isi pertemuan gypsum dengan lapisan kompon setebal kira–kira 6 mm.


⊥ Melekatkan pita kain sepanjang sambungan, kemudian tekan kain ke dalam lapisan kompon dengan scrub.
⊥ Pegang kape dengan sudut ± 450 dari permukaan papan dan tarik sepanjang sambungan dengan tekanan yang cukup
untuk menghilangkan gelembung udara dibawah pita.
⊥ Sisakan kompon secukupnya dibawah pita kertas untuk memperoleh perekatan yang baik.
⊥ Lapisi pita kain dengan kompon (tipis saja), untuk mengurangi kemungkinan tepi pita berkerut atau bergelombang
yang dapat mengakibatkan keretakan.
⊥ Menutup semua kepala paku/sekrup dengan kompon.

2. Lapisan kedua (lebar lapisan ± 200 mm)

⊥ Setelah lapisan pertama kering, kikis bagian kompon yang menonjol, kemudian tutup dengan lapisan kedua
menggunakan scrub.
⊥ Membiarkan kompon yang sudah selesai sampai mengering.

3. Lapisan ketiga (lebar lapisan 275 mm)

⊥ Setelah lapisan kedua kering, mengikis bagian kompon yang menonjol sepanjang sambungan untuk menghasilkan
permukaan yang halus dan mulus.
⊥ Aplikasi lapisan kompon terakhir menggunakan scrub sampai selebar kira – kira 275mm.
⊥ Membiarkan kompon yang sudah selesai sampai benar-benar mengering.

PEKERJAAN AMPLAS GYPSUM


Pengampelasan ;
Menggunakan kertas amplas ukuran 120/150, amplas sambungan untuk memperoleh penyelesaian akhir yang halus.
Hindari pengamplasan secara berlebihan yang dapat mengoyak lapisan kertas.

PEKERJAAN PASANG LIST PLAFOND

1. LIST PLAFOND GYPSUM

Pelaksanaan pemasangan list gypsum dilaksanakan setelah pekerjaan pasangan langit-langit/plafond gypsum sudah
selesai dilaksanakan dengan baik dan benar.

Setiap sisi tepi antara pasangan plafond dengan tembok dinding/tembok beton dipasang list plafond sesuai dengan type
yang disetujui oleh Konsultan Pengawas/Pemberi Tugas/MK. Pemasangan dilakukan dengan menempelkan list
kemudian dilakukan pengaku dengan menggunakan sekrup atau paku khusus list gysum yang disetujui oleh Konsultan
Pengawas/Pemberi Tugas/MK. List yang sudah terpasang diberi lapisan compon pada bagian pangaku dan juga bagian
atas dan bawah list dan diratakan dengan menggunakan kape serta diamplas sampai halus merata.
List gypsum/gipsum atau juga biasa di sebut profil gypsum adalah untuk memaksimalkan keindahan interior ruangan.
Untuk menghasilkan ruangan dengan profil list gypsum/gipsum dan partisi gypsum /gipsum yang memiliki nilai estetika
tinggi.

P a g e | 38
METODE PELAKSANAAN
Pemeliharaan Gedung Jurusan Gizi Lubuk Pakam T.A.2016 Pada Poltekkes Kemenkes Medan
Jenis List Gypsum/List Profil Gypsum

2. LIST PLAFOND PROFIL KAYU

Pelaksanaan pemasangan list profil kayu


dilaksanakan setelah pekerjaan pasangan
langit-langit/plafond fiber plat/GRC sudah
selesai dilaksanakan dengan baik dan benar.
List profil kayu adalah kayu kelas II.
Setiap sisi tepi antara pasangan plafond
dengan tembok dinding/tembok beton
dipasang list plafond sesuai dengan type yang
disetujui oleh Konsultan Pengawas/Pemberi
Tugas/MK. Pemasangan dilakukan dengan
menempelkan list kemudian dilakukan
pengaku dengan menggunakan paku yang
disetujui oleh Konsultan Pengawas/Pemberi
Tugas/MK. Sebelum list dipasang, list tersebut
terlebih dahulu dihaluskan atau diamplas
hingga halus atau serat-serat kayu list tidak Jenis List Profil Kayu
kelihatan dan diberi lapisan cat dasar. Setelah
list terpasang dengan baik dan benar bekas
pengaku didempul dan diratakan dan
kemudian difinishing dengan cat kayu hingga rata. Hasil pengecatan tidak berbayang.

P a g e | 39
METODE PELAKSANAAN
Pemeliharaan Gedung Jurusan Gizi Lubuk Pakam T.A.2016
Pada Poltekkes Kemenkes Medan
PEKERJAAN PASANGAN UBIN GRANITO DAN GRANITO

DIAGRAM ALIR PEKERJAAN GRANITO

MULAI

Gambar Rencana/Shop
Drawing/Jadwal Kerja

Penyediaan & Persetujuan Tidak


Material/Bahan
Tenaga Kerja, Peralatan Kerja &
Peralatan K3

Setuju
CHECK

Persiapan Site/Lapangan

Setuju Tidak

CHECK

Pemasangan

Rabat Beton
Screed Lantai

Pasang granito Lantai granito Pekerjaan Tidak


KM/WC Tangga Granito Finishing

Stepnosing
Plint Granito

Monitoring

Setuju
CHECK

Perbaikan
Pekerjaan

Pengukuran Kuantitas
Pekerjaan

YA Tidak
Sertifikasi
Kuantitas

PEMBAYARAN

P a g e | 40
METODE PELAKSANAAN
Pemeliharaan Gedung Jurusan Gizi Lubuk Pakam T.A.2016 Pada Poltekkes Kemenkes Medan
LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan yang dimaksud meliputi :


Seperti ditunjukkan dalam gambar kerja

PERSYARATAN BAHAN

Pasir
a) Pasir yang dipergunakan harus pasir yang berbutir (keras dan kekal, kadar lumpur yang terkandung dalam pasir
tidak boleh lebih dari 5%)
b) Pasir yang digunakan adalah pasir sungai, berbutir keras, bersih dari kotoran, lumpur, asam, garam, dan bahan
organik lainnya, yang terdiri atas.
c) Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih dan bebas dari bahan-bahan organik, lumpur dan sebagainya dan
harus memenuhi komposisi butir serta kekerasan yang dicantumkan dalam PBI 1971.
d) Pasir untuk pasangan adalah pasir dengan ukuran butiran sebagian terbesar adalah terletak antara 0,075 sampai
1,25 mm yang lazim dipasarkan disebut pasir pasang.
e) Pasir untuk pekerjaan beton adalah pasir cor yang gradasinya mendapat rekomendasi dari laboratorium.

Semen Portland (PC)


Semen Portland yang digunakan adalah Merk TIGA RODA harus satu merek untuk penggunaan dalam pelaksanaan
satu satuan komponen bengunan, belum mengeras sebagian atau keseluruhannya. Penyimpanannya harus dilakukan
dengan cara sedemikian rupa dan didalam tempat yang memenuhi syarat untuk menjamin kebutuhan kondisi sesuai
persyaratan di atas.

Air
Air yang digunakan sebagai media untuk adukan pasangan plesteran, beton dan penyiraman guna pemeliharaan harus
air tawar, tidak mengandung minyak, garam, asam dan zat organik lainnya yang telah dikatakan memenuhi syarat,
sebagai air untuk keperluan pelaksanaan konstruksi oleh laboratorium, tidak lagi diperlukan rekomendasi
laboratorium.

Ubin Granit ( Granite Tile)

Jenis : Ubin granit

Permukaan : Polished

Ketebalan : 8 mm.

Warna : Ditentukan kemudian

Ukuran : 60 x 60 cm. Untuk ruangan


30 x 30 cm . untuk KM

Kualitas : kelas I, heavy duty, single firing.

Produk : GRANITO

Adukan Pengisi Siar.

a) Aduk pengisi siar dan nat yaitu mortar pengisi pekerjaan granito dan granit.
b) Warna sesuai dengan Granit.
c) Mengajukan contoh bahan sebanyak 3 (tiga) set kepada MK dan Tim Teknis untuk mendapatkan persetujuan
(tekstur dan warna), selanjutnya dipakai sebagai standard dalam memeriksalmenerima bahan yang dikirim ke
lapangan.
d) Melaksanakan kunjungan ke pabrik (foctory visit) bersama MK dan Tim Teknis untuk memastikan ketersediaan
stock matrial.

P a g e | 41
METODE PELAKSANAAN
Pemeliharaan Gedung Jurusan Gizi Lubuk Pakam T.A.2016 Pada Poltekkes Kemenkes Medan
e) Ubin Granito dan Granit yang akan dipasang, ukuran diagonalnya harus benar-benar sarna, masing-masing tepinya
benar-benar menyiku dan tidak cacat.
f) Menyerahkan/menyediakan cadangan bahan sebanyak 2,5 % dari keseluruhan bahan yang akan dipasang.

Pelaksanaan Pekerjaan ;

Langkah-langkah pemasangan granito :

⊥ Sebelum dipasang, bahan-bahan yang akan dipakai harus diserahkan contoh-contohnya kepada Pemberi /
Pengawas/Perencana untuk mendapat persetujuan.
⊥ Menyerahkan 2 (dua) copy ketentuan dan persyaratan teknis operatif dari pabrik pembuat sebagai informasi bagi
Konsultan Pengawas.
⊥ Bahan lain yang tidak terdapat pada daftar di atas, tetapi dibutuhkan untuk penyelesaian / penggantian pekerjaan
dalam bagian ini, harus baru dan jenis dari kualitas terbaik serta disetujui Pimpro setelah diperiksa oleh Konsultan
Pengawas.
⊥ Terpasang dengan rabat beton atau cor beton. Lantai sudah kuat, selanjutnya langkah awal pemasangan Granito
adalah pembuatan garis bantu sebagai pedoman pemasangan granito di lantai yang akan dipasangkan. Pembuatan
garis bantu bisa di lakukan dengan pembuatan benang atau garis kapur.
⊥ Pembuatan garis siku pada dua arah sumbu yang merupakan titik awal pemasangan granito biasanya ditempatkan
pada sudut pintu masuk ruangan. Jika sudah mendapatkan garis siku, tarik garis benang pada kedua arah sumbu
tersebut pada ketinggian permuakaan granito yang akan dipasangkan. ketingggian benang dari permukaan lantai
dasar sesuai dengan ketebalan adukan dan ketebalan granito. Peletakan titik awal dilakukan peletakan granito
tanpa perekat untuk memastikan granito sudah sesuai.
⊥ Memasang granito mulai dari dinding dekat pintu diatas permukaan lantai yang kosong (belum ada adukan
spesi/mortar), pasang granito dalam satu baris dan menggunakan spacer di antara setiap granito untuk
mendapatkan setiap sisi granito menjadi seragam dan untuk untuk menjaga jarak yang sama pada semua granito
yang diasang. Hal ini ditujukan untuk mendapatkan jumlah granito penuh dalam 1 barisan.
⊥ Ketika mencapai ujung lain ruangan dan tidak bisa lagi memasang 1 lembar granito ukuran penuh , menggunakan
sebuah balok panjang dan meletakkannya tegak lurus ke baris granito. Pemberian balok ini ditujukan supaya
granito tidak bergeser.
⊥ Berdasarkan panjang ruang yang tersisa di sisi ruangan, menggeser baris untuk mencapai perbatasan yang sama
pada kedua sisi ruangan, sehingga potongan pada pinggir kiri dan kanan akan didapatkan pada lebar yang sama.
Jika tidak menginginkan jumlah potongan yang terlalu banyak, menggeser titik awal, dimana hanya akan
melakukan pemotongan sisa granito pada salah satu sisi saja. Tapi jika anda menginginkan sisa granito pada
kedua sisi kiri dan kanan, harus memindahkan garis bantu pada titik yang sudah terukur dan garis bantu pertama
adalah tidak lagi diperlukan.
⊥ Setelah sudah mendapatkan garis pemasangan granito selanjutnya adalah memulai pemasangan granito diatsa
perekat atau adukan spesi/mortar. Penuangan perekat harus dilakukan secara teratur dan tidak boleh dilakuakan
pada luasan yang terlalu lebar. Meletakkan adukan pada pemasangan luasan granito antara 4-5 lembar granito.
Meletakkan adukan terlalu lebar hal ini dikhawatirkan akan membuat adukan akan cepat mengering sehingga
rekatan tidak terlalu baik. Disamping itu juga akan mengganggu gerakan untuk memasangkan granito tersebut.
⊥ Menggunakan sekop berlekuk untuk meratakan adukan permukaan perekat disetiap luasan yang akan anda
pasang. Setelah anda merasa permukaan adukan secara rata, letakkan granito dipermukaan perekat dengan
perlahan dan atur posisi ketegakannya pada garis benang bantu yang sudah anda buat.
⊥ Ketika mulai memasang granito , dimana akan memulai memasang perekat adukan mortar. Menggunakan spacer
untuk memastikan ubin spasi merata. Menggunakan waterpass untuk memastikan permukaan granito benar benar
rata . Menggunakan palu karet atau balok kayu untuk mengetok atau menekan granito ke bawah, melakukan
secara lembut dan perlahan hingga permukaan benar benar rata, dan saat itu juga harus tetap mencek ketegakan
pada bidang rata berdasarkan garis bantu yang ada.
⊥ Pada saat mengetok granito , jika mendengar suara dengung, harus memeriksa apakah ada kemungkinan granito
tidak merekat pada adukan, kemungkinan hal ini disebabkan kurangnya adukan sehingga tidak mengikat ke dasar
granito.
⊥ Lakukan perbaikan dengan mengangkat granito secara perlahan kemudian tambahkan adukan pada permukaan
adukan sampai merat , kemudian pasang granito kembali. Jika adukan sebelumnya sudah sempat mengering, harus
mengangkat semua adukan dan menggantinya dengan adukan yang baru.Cara ini dilakukan setiap pemasangan
tiap lembar granito. Untuk barisan selanjutnya, akan lebih mudah untuk mengecek kelurusan dan jarak antara
spacer dengan mengikuti ujung granito yang ada didepan dan disampingnya.

P a g e | 42
METODE PELAKSANAAN
Pemeliharaan Gedung Jurusan Gizi Lubuk Pakam T.A.2016 Pada Poltekkes Kemenkes Medan
⊥ Pada ujung barisan perlu memotong granito, untuk mendapatkan harus melakuan pemotongan granito, lakukan
dengan cara meletakkan granito tepat di atas granito penuh terakhir dan atur penempatannya ke batas dinding
sehingga mendapatkan batas granito yang akan dipotong. Tandai pada granito yang akan dipotong dan buat garis
potongnya. potongan akan sama pada barisan selanjutnya (potongan yang seragam), ukuran ini di gunakan untuk
acuan pemotongan selanjutnya.
⊥ Untuk memotong granito, menggunakan pemotong ubin atau glass cutter. Melakukan pemotongan granito pada
tempat yang aman.
⊥ Setelah semua ubin diletakkan dan perekat telah ditetapkan, dapat melanjutkan ke fase grouting. Campur nat
sesuai dengan rekomendasi pabrikan. nat dengan pelampung karet pada sudut 45 derajat, bekerja ke dalam sisi
granito.
⊥ Memersihkan setiap kelebihan nat pada permukaan granito dengan spons. jangan sampai nat keluar dari ruang
sisi antar granito. Setelah nat telah rapi, membersihkan permuakaan granito dari sisa nat dengan menggunakan
residu. Untuk menjaga permukaan granito tetap padat dan kuat, pengepelan permukaan lantai granito 3 hari
pertama dengan obat granito, setelah itu sikat nat dengan sealer silikon.

ILLUSTRASI PEMASANGAN GRANITO LANTAI

Merendam granito dibak/drum sampai Granito diangkat dari bak setelah


tidak mengeluarkan gelembung udara sudah tidak mengeluarkan
1 2 gelembung udara lagi

Meletakkan granito tanpa diberi adukan


titik awal pasangan granito dengan alat
bantu pasang dari benang waterpass
3 3

P a g e | 43
METODE PELAKSANAAN
Pemeliharaan Gedung Jurusan Gizi Lubuk Pakam T.A.2016 Pada Poltekkes Kemenkes Medan
5

Menuang perekat adukan campuran


semen dan pasir dan air sesuai dengan Menambah saus semen diatas adukan
spesi adukan (ad.1pc:3psr) untuk menambah daya rekat pasangan
6 granito

Meletakkan granito diatas adukan pada


pasangan granito selanjutnya
Memadatkan & Meratakan pasangan
7 granito dengan menggunakan ujung palu
8 atau dengan palu kepala karet

Memeriksa kemiringan permukaan


granito dengan waterpass
9

demikian untuk
pemasangan seterusanya
sampai selesai pemasangan
granito

P a g e | 44
METODE PELAKSANAAN
Pemeliharaan Gedung Jurusan Gizi Lubuk Pakam T.A.2016 Pada Poltekkes Kemenkes Medan
ILLUSTRASI PEMASANGAN NAT GRANITO LANTAI

Membersihkan celah NAT menggunakan Mengaduk campuran Nat dengan air


Kape. sampai larut semuanya.
1 2

Pembersihan Granito

4 Dengan menggunakan lap kering dan

Mengisi celah NAT dengan adonan Nat


menggunakan alat bantu dari karet atau
3 jenis lainnya

ILLUSTRASI PEMASANGAN GRANITO LANTAI


KAMAR MANDI POSISI DIAGONAL

Catatan : Metode pekerjaan ini pasang granito lantai Kamar mandi sama dengan cara pasang lantai granito ruangan.

P a g e | 45
METODE PELAKSANAAN
Pemeliharaan Gedung Jurusan Gizi Lubuk Pakam T.A.2016 Pada Poltekkes Kemenkes Medan
PEKERJAAN PASANG PLINT GRANITO

Seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan persyaratan dalam :


a) ASTM
b) Granito Indonesia (NI-19)
c) PUBI 1982

Spesifikasi Bahan
a) Jenis : Granito Plint, kualitas KW1
b) Finishing : Berglazzur
c) Warna : ditentukan kemudian.
d) Kekuatan tekan : sesuai dengan PUBI - 1982 kg/cm2)
e) Bahan perekat : adukan 1 pc : 3 ps + bahan perekat + IBAFIX
f) Bahan Pengisi Siar : Grout semen berwarna (IBAGROUT/ TILE BAGROUT) produk AM atau SONNE BORN
HLM 500.

Persyaratan bahan-bahan
a) Granito Plint seperti tersebut pada spesifikasi, KW 1.
b) Semen Portland harus memenuhi NI - 8
c) Pasir dan air harus memenuhi PVBB-1970 (NI-3) dan PBI 1971 & ASTM

Syarat & Pelaksanaan Pekerjaan

Langkah-langkah pemasangan plint granito :

⊥ Sebelum dipasang, bahan-bahan yang akan dipakai harus diserahkan contoh-contohnya kepada Pemberi /
Pengawas/Perencana untuk mendapat persetujuan.
⊥ Menyerahkan 2 (dua) copy ketentuan dan persyaratan teknis operatif dari pabrik pembuat sebagai informasi bagi
Konsultan Pengawas.
⊥ Bahan lain yang tidak terdapat pada daftar di atas, tetapi dibutuhkan untuk penyelesaian / penggantian pekerjaan dalam
bagian ini, harus baru dan jenis dari kualitas terbaik serta disetujui Pimpro setelah diperiksa oleh Konsultan Pengawas.
⊥ Memasang plint granito mulai ke dinding, pasang plint granito dalam satu baris dan menggunakan spacer di antara
setiap plint granito untuk mendapatkan setiap sisi yang seragam dan untuk untuk menjaga jarak yang sama pada semua
pasangan granito yang sudah terpasang.
⊥ Setelah sudah mendapatkan garis pemasangan selanjutnya adalah memulai pemasangan Plint granito diatas perekat atau
adukan spesi/mortar.
⊥ Ketika mulai memasang plint granito , dimana akan memulai memasang perekat adukan mortar. Menggunakan
waterpass untuk memastikan permukaan plint granito benar benar rata dengan tembok/dinding. Menggunakan palu
karet atau balok kayu untuk mengetok atau menekan granito ke bawah, melakukan secara lembut dan perlahan hingga
permukaan benar benar rata, dan saat itu juga harus tetap mencek ketegakan pada bidang rata berdasarkan garis bantu
yang ada.
⊥ Pada ujung barisan perlu memotong plint granito, untuk mendapatkan harus melakuan pemotongan granito, melakukan
dengan cara meletakkan granito tepat di atas granito penuh terakhir dan atur penempatannya ke batas dinding sehingga
mendapatkan batas granito yang akan dipotong. Untuk memotong granito, anda dapat menggunakan pemotong ubin atau
glass cutter. Melakukan pemotongan plint granito pada tempat yang aman.
⊥ Setelah semua plint diletakkan dan perekat telah ditetapkan, dapat melanjutkan ke fase grouting. Campur nat sesuai
dengan rekomendasi pabrikan. nat dengan pelampung karet pada sudut 45 derajat, bekerja ke dalam sisi plint granito.

P a g e | 46
METODE PELAKSANAAN
Pemeliharaan Gedung Jurusan Gizi Lubuk Pakam T.A.2016 Pada Poltekkes Kemenkes Medan
PEKERJAAN STEPNOSING
Seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan persyaratan dalam :
1. ASTM
2. Granito Indonesia (NI-19)
3. PUBI 1982

Spesifikasi Bahan

1. Jenis : Stepnosing/Anti Slip, kualitas KW1


2. Warna : ditentukan kemudian.
3. Kekuatan tekan : sesuai dengan PUBI - 1982 kg/cm2)
4. Bahan perekat : adukan 1 pc : 3 ps + bahan perekat + IBAFIX
5. Bahan Pengisi Siar : Grout semen berwarna (IBAGROUT/ TILE BAGROUT) produk AM atau SONNE BORN
HLM 500.

Persyaratan bahan-bahan

1. Granito Stepnosing seperti tersebut pada spesifikasi, KW 1.


2. Semen Portland harus memenuhi NI - 8
3. Pasir dan air harus memenuhi PVBB-1970 (NI-3) dan PBI 1971 & ASTM

Syarat & Pelaksanaan Pekerjaan

Langkah-langkah pemasangan Stepnosing :


⊥ Sebelum dipasang, bahan-bahan yang akan dipakai harus diserahkan contoh-contohnya kepada Pemberi /
Pengawas/Perencana untuk mendapat persetujuan.
⊥ Menyerahkan 2 (dua) copy ketentuan dan persyaratan teknis operatif dari pabrik pembuat sebagai informasi bagi
Konsultan Pengawas.
⊥ Bahan lain yang tidak terdapat pada daftar di atas, tetapi dibutuhkan untuk penyelesaian / penggantian pekerjaan dalam
bagian ini, harus baru dan jenis dari kualitas terbaik serta disetujui Pimpro setelah diperiksa oleh Konsultan Pengawas.
⊥ Pemasangan dilaksanakan sejalan dengan pemasangan granito tangga/entrance.

P a g e | 47
METODE PELAKSANAAN
Pemeliharaan Gedung Jurusan Gizi Lubuk Pakam T.A.2016 Pada Poltekkes Kemenkes Medan
PEKERJAAN KUSEN, DAUN PINTU,JENDELAALUMINIUM DAN
DIAGRAM ALIR PEKERJAAN KUSEN (LENGKAP)

MULAI

Gambar Rencana/Shop
Drawing/Jadwal Kerja

Penyediaan & Persetujuan


Material/Bahan Tidak
Tenaga Kerja, Peralatan Kerja
& Peralatan K3

Setuju
CHECK

Persiapan Site/Lapangan

Setuju
CHECK
Tidak
Pemasangan

Kusen Pintu Pasang Engsel Pekerjaan


Kunci & Handle
Kusen Jendela Finishing
Grendel
Door Closer
Hak Angin Tidak

Setuju CHECK

Monitoring

CHECK
Perbaikan
Pekerjaan

Pengukuran Kuantitas
Pekerjaan

YA Tidak
Sertifikasi
Kuantitas

PEMBAYARAN

P a g e | 48
METODE PELAKSANAAN
Pemeliharaan Gedung Jurusan Gizi Lubuk Pakam T.A.2016 Pada Poltekkes Kemenkes Medan
Metode Pelaksanaan

Pelaksanaan Pekerjaan Pemasangan Kusen pintu kayu dan Allumunium dikerjakan setelah pekerjaan
pasangan batu bata, plesteran dan aciannya selesai. Untuk pemasangan daun pintu dan jendela
menunggu pelaksanaan finishing lantai dan plafond selesai.

Urutan Pekerjaan

- Pasang kusen pintu kayu dan allumunium pada lokasi yang telah ditentukan, dimana lubang dinding
untuk kusen dengan ukuran kusen selisih 1cm
- Pasang kusen pada lubang dinding yang sudah disiapkan dengan bantuan baji/karet untuk menyetel
kelurusan kusen pada dinding.
- Untuk Kusen kayu pada bagian yang terpasang dengan tembok di beri angkur paku atau besi agar
Kusen dapat menempel baik dengan tembok.
- Untuk Kusen allumunium buat lubang skrup pada dinding melalui lubang kusen dengan bor,
kemudian masukkan fisher ke dalam lubang dan kencangkan.
- Apabila ada cela disekitar kusen allumunium ada sedikit celah, maka harus ditambal dengan sealant.
- Setelah Kusen terpasang dengan baik, segera bersihkan Kusen dari sisa adukan yang menempel agar
tidak mengeras dan sulit dibersihkan.
- Untuk menghindari cacat pada profil-profil allumunium yang telah terpasang, maka harus diberi
pelindung dengan minyak atau isolasi/plastic.
- Pemasangan daun pintu / jendela apabila kondisi finishing sudah mencapai 90 %.
- Pemasangan kaca mati pada Kusen allumunium dilengkapi dengan karet kaca, jika masih diperlukan
boleh ditambahkan dengan sealant agar kaca melekat sempurna.
- Untuk Kusen dan daun pintu kayu, setelah semua bersih dempul area yang kurang rata dan kurang
rapi, kemudian amplas.
- Kemudian diberi cat dasar dengan menggunakan spray gun agar hasilnya baik. Setelah selesai
dempul bagian yang masih terlihat kurang rata, kemudian amplas kembali dan bersihkan dari debu.
- Setelah bidang Kusen dan daun pintu kayu terlihat rata dan bersih lakukan pengecatan warna dengan
cat duco yang sudah disetujui oleh Direksi. Pengecatan dilakukan dengan menggunakan Spray Gun
dan kompresor untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
- Ulangi pemberian warna sampai warna terlihat sudah merata.

P a g e | 49
METODE PELAKSANAAN
Pemeliharaan Gedung Jurusan Gizi Lubuk Pakam T.A.2016 Pada Poltekkes Kemenkes Medan
PEKERJAANPENGECATAN
DIAGRAM ALIR PEKERJAAN PENGECATAN

MULAI

Gambar Rencana/Shop
Drawing/Jadwal Kerja

Penyediaan & Persetujuan


Material/Bahan Tidak
Tenaga Kerja, Peralatan Kerja
& Peralatan K3

Setuju
CHECK

Persiapan Site/Lapangan

Tidak
Setuju
CHECK

Pemasangan

Pembersihan
permukaan

Pengecatan Pengecatan Tidak


Tembok/Dinding Plafond

Finishing
Pengecatan

Monitoring

Setuju
CHECK

Perbaikan
Pekerjaan

Pengukuran Kuantitas
Pekerjaan

YA Tidak
Sertifikasi
Kuantitas

PEMBAYARAN

P a g e | 50
METODE PELAKSANAAN
Pemeliharaan Gedung Jurusan Gizi Lubuk Pakam T.A.2016 Pada Poltekkes Kemenkes Medan
LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan yang dimaksud meliputi :


1. Pekerjaan pengecatan permukaan dinding dan beton yang ditampakkan .
2. Pekerjaan pengecatan Dinding Panel GRC.
3. Pekerjaan pengecatan plafon gypsum board dan GRC.
4. Pekerjaan politur kayu.

PERSYARATAN BAHAN

Cat Tembok.
Bahan dari jenis acrylic emulsion kualitas baik, tahan terhadap udara dan garam, produk ICI,

Cat Politur.
Memakai bahan dari produk ICI, MOWILEX dan JOTUN.

Plamur.
 Bahan dari kualitas utama, produk ICI, MOWILEX dan JOTUN.
 Membuktikan keaslian cat dari produk terse but di atas mengenai kemurnian cat yang akan dipergunakan.
 Pembuktian berupa :
1. segel kaleng
2. test BD
3. test laboratorium
4. hasil akhir pengecatan

 Hasil test kemurnian ini harus mendapat rekomendasi tertulis dari produsen dan diserahkan ke MK untuk
persetujuan pelaksanaan.
 Menyiapkan contoh pengecatan tiap warna dan jenis cat pada bidang-bidang transparan ukuran 30 x 30 cm2.
 Pada bidang-bidang tersebut harus dicantumkan dengan jelas warna, formula cat, jumlah lapis an, dan jenis
lapis an (dari cat dasar sampai dengan lapisan akhir).
 Semua bidang contoh tersebut harus disampaikan kepada MK.
 Jika contoh-contoh tersebut telah disetujui secara tertulis oleh MK, barulah melanjutkan dengan pembuatan
"mock-up".
 Menyerahkan kepada MK, untuk kemudian akan diteruskan ke Pemberi Tugas, minimal 5 Galon tiap warn a
dan jenis cat yang dipakai.
 Kaleng-kaleng cat tersebut harus tertutup rapat dan mencantumkan dengan jelas identitas cat yang ada di
dalamnya.
 Cat ini akan dipakai sebagai cadangan oleh Pejabat Pembuat Komitmen untuk perawatan.

PERSYARATAN PELAKSANAAN.

 Lakukan dengan car a terbaik yang umum dilakukan kecuali apabila dispesifikasikan lain.
Tebal minimum dari tiap lapis an jadi ("finish") minimum sarna dengan syarat yang dispesifikasikan pabrik.
 Pengecatan harus rata, tidak bertumpuk, tidak bercucuran atau ada bekas yang menunjukkan tanda tanda sapuan,
roller maupun semprotan.
Apabila dari cat yang dipakai ada yang mengandung bahan dasar beracun atau membahayakan keselamatan
manusia, maka Kontraktor harus menyediakan peralatan pelindung misalnya : masker, sarung tangan dan
sebagainya yang harus dipakai pada waktu pelaksanaan pekerjaan.
Tidak diperkenankan melaksanakan pekerjaan ini dalam keadaan cuaca yang lembab atau hujan atau dalam
keadaan angin berdebu bertiup.
 Terutama untuk pelaksanaan didalam ruangan bagi cat dengan bahan dasar beracun atau membahayakan
manusia, maka ruangan tersebut harus mempunyai ventilasi yang cukup atau pergantian udara berlangsung
lancar.
 Didalam keadaan tertentu, misalnya untuk ruangan tertutup, memakai Kipas AnginiFan untuk memperlancar
pergantian/aliran udara.

P a g e | 51
METODE PELAKSANAAN
Pemeliharaan Gedung Jurusan Gizi Lubuk Pakam T.A.2016 Pada Poltekkes Kemenkes Medan
Peralatan seperti kuas, roller, sikat kawat, kape, pompa udara tekan/vacuum cleaner, semprotan dan sebagainya
harus tersedia dari kualitas/mutu terbaik dan jumlahnya cukup untuk pekerjaan ini.
Khusus untuk semua cat dasar harus disapukan dengan kuas. Penyemprotan hanya boleh dilakukan bila disetujui
MK.
Pemakaian amplas, pencucian dengan air maupun pembersihan dengan kain kering terlebih dahulu harus
mendapatkan persetujuan tertulis dari MK terkecuali disyaratkan lain dalam spesifikasi ini.
Pelaksanaan pekerjaan ini khususnya pengecatan cat dasar untuk komponen bahanlmateriallogam, harus
dilakukan sebelum komponen tersebut terpasang.
Standard Pengerjaan ("Mock-Up").
 Sebelum pengecatan dimulai, Kontraktor harus melakukan pengecatan pada satu bidang untuk tiap warna dan
jenis cat yang diperlukan.
 Bidang-bidang tersebut akan dijadikan contoh pilihan warn a, tekstur, material dan cara pengerj aan.
 Bidang-bidang yang akan dipakai sebagai "mock-up" ini akan ditentukan oleh MK.
 Jika masing-masing bidang tersebut telah disetujui oleh MK, maka bidang-bidang ini akan dipakai sebagai
standard minimal keseluruhan Pekerjaan Pengecatan.
Hasil pekerjaan yang tidak disetujui MK harus diulang dan diganti. Melakukan pengecatan kembali bila ada cat
dasar atau cat finish yang kurang menutupi atau lepas sebagaimana ditunjukkan oleh MK.
Pekerjaan Pengecatan Permukaan Dinding, Beton Exposed, Partisi & Plafon Gypsum Board.

Sebelum pelaksanaan :
Seluruh permukaan harus dibersihkan dari debu, lemak, kotoran atau noda lain, bekas bekas cat yang terkelupas bagi
permukaan yang pernah dicat dan dalam kondisi kering.

Pelaksanaan pekerjaan dengan roller.


Pemakaian kuas hanya untuk permukaan dimana tidak mungkin menggunakan roller.

Sistim Pengecatan ;
Untuk pengecatan dinding secara sederhana biasanya alat yang digunakan adalah menggunakan kuas sapu dan kuas rol.
pengecatan menggunakan kuas sapu dan kuas rol tidak jauh berbeda, tetapi secara teknis ada beberapa hal yang harus
diperhatikan sehingga hasil yang didapatkan akan lebih baik.

Pengecatan dengan sistim Kuas Sapu

Besanya pegangan pada kuas sapu tergantung pada besarnya kuas


yang anda pilih. Besarnya pegangan sudah disesuaikan oleh pabrik,
semakin besar luasan kuas sapu maka semakin besar pegangan kuas.

Cara memegang kuas yang baik adalah memegang kuas dengan


seluruh jari dari salah satu tangan yang biasa anda gunakan,
rentangkan lebar telapak tangan untuk memegang gagang kuas seperti
yang anda akan memegang raket tenis. Teknik ini paling baik ketika
anda akan mengecat permukaan datar.

Sebelum anda melakuan pengecatan sebenarnya, sebelumnya perlu


melakukan percobaan kekentalan cat untuk mendapatkan komposisi
campuran yang dibutuhkan , dan disamping itu memastikan berapa lapisan untuk mendapatkan hasil yang sempurna.
Kemudian dengan cat kosong anda mengetest ke dinding untuk menyapukan kuas cat .

Hal ini dalam beberapa kuasan untuk dapat mendapatkan gerakan yang paling enak untuk anda. Kemudian mulai pekerjaan
dengan merendam terlebuh dahulu kuas. Perendaman dilakukan hanya sebatas lapisan seng pada kuas pada ember kecil,
tidak perlu merendam sampai gagang kuas atau misalnya membasahinya pada air di wastafel. Hal ini di lakukan untuk
membuka dan membiarkan bulu sikat dengan mudah untuk menyerap cat. Setelah beberapa menit kemudian hentakkan
kuas supaya air dibulu sikat terjatuh hingga air tidak tertampung lagi di bulu kuas.

Pencelupan cat yang baik adalah mengatur penekanan kuas terhadap cat yang telah dituangkan di ember tempat cat.
Mengatur sampai kuas menyerap cat . Saat menarik kuas dari tempat cat, jangan langsung diangkat dan disapukan ke

P a g e | 52
METODE PELAKSANAAN
Pemeliharaan Gedung Jurusan Gizi Lubuk Pakam T.A.2016 Pada Poltekkes Kemenkes Medan
dinding, biarkan beberapa saat sampai cat berlebih menetes , dan untuk memastikan tidak ada lagi tetesan , melakukan
mengesekkan kuas secara perlahan dengan menarik sikat di tepi bagian dalam dari bibir tempat cat untuk menghapus cat
berlebihan.

Selanjutnya adalah meyapukan kuas yang sudah berisi cat ke dinding, penyapuan kuas dengan menekan kuas secara
perlahan dan menariknya sesuai arah yang diinginkan misalnya arah horizontal atau arah vertikal. Pengecatan dalam satu
lapisan terlebih dahulu sampai ruangan tercat penuh.

Pengecatan dari tempat paling tinggi terlebih dahulu kemudian tempat terendah. Kemudian setelah agak kering,
memperhatikan hasil pengecatan, dimana akan akan kelihatan apakah cat terlalu tipis atau sudah menutupi dinding.

Jika hasil cat kurang baik bisa mengecat kembali lapisan kedua atau seterusnya dengan cara yang sama sampai
mendapatkan hasil pengecatan sesuai dengan yang disyaratkan.

Teknik penempatan bulu kuas untuk pengecatan kedinding dapat dilakukan sebagai berikut :
- Untuk pengecatan bidang datar luas, melakukan pengectan dengan seluruh permukaan ujung kuas arah horizontal
maupun arah vertikal. Sebaiknya saat penegecatan membuat satu arah yang beraturan.
- Untuk pengecatan yang rapi membentuk garis di mana dua sisi atau warna bertemu, yang disebut “memotong,” gunakan
ujung bulu kuas dengan miring .
- Untuk posisi yang harus menempatkan cat pada posisi yang luasan kecil, sebaiknya menggunakan ukuran bulu kuas
yang kecil.

Pengecatan Sistim Kuas Rol


Pengecatan dengan menggunakan kuas rol tidak terlalu sulit
dibandingkan dengan menggunakan kuas sapu dan juga pengecatan
dengan menggunakan kuas rol akan lebih cepat dibandingkan dengan
menggunakan kuas sapu. Seperti dengan kuas sapu, terlebih dahulu
kita harus memastikan permukaan rol benar benar rata dan tidak
mempunyai serat yang terlalu kasar. Jika jenis rol sudah bagus
selanjutnya hal yang dilakukan adalah membasahi kuas rol dengan
air.
Sama seperti pengecatan dengan menggunakan kuas, terlebih dahulu
anda melakukan percobaan komposisi kekentalan dari campuran cat
untuk memastikan berapa lapisan melakukan pengecatan.

Setelah mendapatkan komposisi kekentalan cat , selanjutnya adalah pencelupan roller ke tempat (ember cat). Menempatkan
roler ke tengah-tengah ember cat yang sudah terisi, kemudian angkat roler dan gulung menuruni sampai lereng ember,
kemudian berhenti beberapa waktu .

Hal ini dua atau tiga kali untuk memastikan cat terserap oleh kuas roler. Mencelupkan roller ke dalam sumur/bak cat sekali
lagi, dan gulung sampai ke lereng sampai kuas jenuh. Untuk memastikan kuas sudah jenuh, mengulung roll dari lereng dan
jika cat tidak menetes lagi dipermukaan ember berarti kondisi kuas sudah jenuh dan siap untuk dicatkan ke dinding.

Pengangkatan Roll secara perlahan dari bak cat, untuk menghindari tetesan, melakukan penyapuan ke dinding dengan
mendorong roll.

Metode yang paling efektif pengecatan dengan rol adalah untuk pengecatan 1-2 meter persegi daerah pada suatu
waktu. Pengecatan dengan kuas rol dilakukan dengan pola zigzag tanpa mengangkat roller dari dinding, seolah-olah kita
menulis huruf M besar, W, atau mundur N. Kemudian, masih tanpa mengangkat dari dinding , selanjutnya adalah mengisi
ruang kosongan dari huruf yang dibuat dengan pola zigzag . Setelah satu daerah selesai kemudian dengan mengangkat rol
dengan perlahan selanjutnya pindah ke daerah lain dengan memastikan cat masih ada di rol, jika tidak lakukan pengisian cat
kembali dengan metoda yang sama lalu anda melakukan pengecatan ke daerah berikutnya sampai seluruh dinding selesai di
cat.

Setelah pengecatan lapisan pertama sudah selesai dan kering, memperhatikan apakah hasil pengecatan sudah maksimal,
kemudian melakukan pengecatan lapisan kedua dan finishing. Sebelumnya lakukan pengetest an pada suatu luasan tertentu
untuk mendapatkan komposisi kekentalan yang dibutuhkan. Melakukan pengecatan dan sampai kering. Jika hasil
pengecatan sudah maksimal, melanjutkan pengecatan keseluruh bagian yang akan dicat hingga selesai.

P a g e | 53
METODE PELAKSANAAN
Pemeliharaan Gedung Jurusan Gizi Lubuk Pakam T.A.2016 Pada Poltekkes Kemenkes Medan
METODE GAMBAR PENGECATAN DINDING/TEMBOK

SETELAH PLAMUR
KERING DIAMPLAS
SAMPAI HALUS

CAT PERMUKAAN SETELAH 1HARI LAPISI DGN


DINDING DGN ALKALI WALL FILLER/ PLAMUR/

RESISTANCE 1 LAPIS SEMEN FILLER DGN


MEMAKAI KAPE

MEMBERSIHKAN
CAT DASAR
DENGAN LAP
DENGAN ROL 1
KERING
LAPIS

ULANGI 1-2 KALI UNTUK TEMPAT


LAGI SAMPAI RATA YANG TIDAK
DAN TIDAK TERJANGKAU
MEMBAYANG DENGAN ROL

P a g e | 54
METODE PELAKSANAAN
Pemeliharaan Gedung Jurusan Gizi Lubuk Pakam T.A.2016 Pada
Poltekkes Kemenkes Medan
PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
Ketentuan-Ketentuan Instalasi
1. Peralatan Instalasi Tegangan Rendah
Meliputi pengadaan dan pemasangan power receptacle outlet (stop kontak), saklar, kotak-kotak tarik (pull box),
cabinet / panel daya, kabel, alat-alat bantu dan semua peralatan lain yang diperlukan untuk mendapatkan
penyelesaian yang memuaskan dari sistem instalasi daya tegangan rendah 220 / 380 V dan penerangan.

a. Kotak-kotak (doos) Outlet.

1) Jenis
Kotak-kotak outlet harus sesuai dengan persyaratan VDE, PUIL 2000, AVE
atau standar lain. Kotak-kotak ini bisa berbentuk single / multi gang box
empat persegi atau segi delapan. Ceiling box dan kotak-kotak lainnya yang
tertutup rapi harus dipasang dengan baik dan benar.

2) Ukuran
Setiap kotak outlet harus diberi bukaan untuk konduit hanya di temp at yang diperlukan. Setiap kotak harus
cukup besar untuk menampung jumlah dan ukuran conduit, sesuai dengan persyaratan, tetapi kurang dari
ukuran yang ditunjuk atau dipersyaratkan.

3) Tipe Tahan Cuaca (Weatherproof Type)


Kotak-kotak outlet di tempat-tempat tersebut dibawah ini harus dari tipe yang diberi gasket tahan cuaca :
a. tempat-tempat yang kena matahari.
b. tempat-tempat yang kena hujan.
c. tempat-tempat yang kena minyak.
d. tempat-tempat yang kena udara lembab.
e. tempat-tempat yang ditunjuk di dalam gambar.

4) Outlet Pada Permukaan Khusus.


Kotak outlet untuk stop kontak dan saklar-saklar yang dipasang pada partisi, blok beton, marmer, frame
besi, bata atau dinding kayu harus berbentuk persegi dan harus mempunyai sudut dan sisi -sisi tegak.

b. Saklar dan Stop Kontak


1) Bahan Doos.
Kecuali tereatat atau disyaratkan lain, maka kotak-kotak outlet untuk saklar dinding dan reeeptables outlet
harus galvanized steel dan tidak boleh berukuran lebih dari 10,1 cm x 10,1 cm untuk peralatan tunggal dan
11,9 cm x 11,9 cm untuk dua peralatan dan kotak-kotak multi gang untuk lebih dari dua peralatan.

2) Cara Pemasangan.

a. Saklar-saklar harus dari jenis rocker mechanism dengan rating minimum lOA / 250V. Saklar pada
umumnya dipasang rata terhadap permukaan tembok, keeuali ditentukan lain pada gambar.
b. Jika tidak ditentukan lain, bingkai saklar harus dipasang pada ketinggian 140 em di atas lantai yang
sudah selesai.
c. Saklar-saklar tersebut harus di pasang doos (kotak) yang sesuai.
d. Sambungan hanya diperbolehkan antara kotak yang berdekatan.
e. Stop kontak harus dipasang rata terhadap permukaan dinding dengan ketinggian 110 em (diruang basah
dan pantry) dan 30 em (selain di ruang basah dan pantry) dari permukaan lantai yang sudah selesai
(finish) sesuai petunjuk Konsultan Manajemen Konstruksi.
f. Saklar dan stop Kontak setara produk dari BROCO.

3) Jumlah Kutub.
Stop kontak satu fasa harus dari jenis tiga kutub (fasa, netral dan pentanahan) dengan ranting minimum 10
A / 220 V.
Cara pemasangan harus disesuaikan dengan peraturan PUlL 2000 dan diberi saluran pentanahan.

P a g e | 55
METODE PELAKSANAAN
Pemeliharaan Gedung Jurusan Gizi Lubuk Pakam T.A.2016 Pada Poltekkes Kemenkes Medan
4) Pendukung dan Pengikat.
Kotak-kotak pelat baja didukung atau diikat dengan cukup supaya mempunyai bentuk yang tetap.

c. Kabel- Kabel

Kabel pada instalasi daya dan penerangan bertegangan rendah meliputi kabel tegangan rendah, kabel kontrol,
accessories, peralatan-peralatan dan barang-barang lain yang diperlukan untuk melengkapi dan
menyempurnakan pemasangan serta operasi dari semua sistem dan peralatan.

1) Syarat Kabel Instalasi Tegangan Rendah (sampai 600 V)


a. Kabel tegangan rendah yang digunakan harus memenuhi persyaratan PUIL 2000, IEC, VDE, SNI dan
LMK untuk pengganguan sebagai kabel instalasi dan peralatan (mesin), kecuali untuk peralatan khusus
seperti disyaratkan atau dianjurkan oleh pabrik pembuatnya.
b. Semua kabel dengan luas penampang 16 mm2 ke atas harus berurat banyak dan di pilin (stranded).
c. Ukuran kabel daya / instalasi terkecil yang diizinkan adalah 2,5 mm2 kecuali untuk pemakaian kontrol
pada sistem remote control yang kurang dari 30 meter panjangnya bisa menggunakan kabel dengan
ukuran 1,5 mm2
d. kabel instalasi di dalam bangunan dari jenis NYM
e. Semua kabel instalasi di dalam bangunan harus berada didalam conduit.
f. Semua konduit, kabel-kabel dan sambungan elektrikal untuk instalasi di dalam bangunan harus diadakan
secara lengkap.
g. Faktor pengisian konduit oleh kabel-kabel maksimum adalah 40 %.
h. Kabel merek SUPREME.

2) lnstalasi Kabel Penerangan dan Stop Kontak.


a. Kabel-kabellistrik untuk penerangan dan stop kontak untuk extension dan daya harus diadakan dan
dipasang lengkap, mulai dari sambungan panel daya ke saklar dan titik cahaya serta stop kontak,
sebagaimana ditunjukkan
b. di dalam gambar.
c. Kabel yang digunakan sebagai kabel instalasi penerangan dan stop kontak harus dari jenis NYM dan
diletakkan di dalam PVC high-impact heavy gauge
d. Luas penampang kabel NYM yang digunakan minimum 2,5 mm2 , kecuali tercatat lain.
e. Home run untuk rangkaian instalasi bertegangan 220 V yang panjangnya lebih dari 40 meter dari panel
daya ke stop kontak pertama harus mempunyai luas penampang minimum 4 mm2 (kapasitas hantar arus
minimum 20 A).

3) Splice / Pencabangan
a. Tidak diperkenankan adanya pencabangan (splice) ataupun sambungan-sambungan di dalam pipa
konduit.
b. Sambungan atau pencabangan harus dilakukan didalam kotak-kotak cabang atau kotak sambung yang
mudah dicapai serta kotak saklar danstop kontak.
c. Sambungan pada kabel harus di buat secara mekanis dan harus kuat secara elektris dengan solderless
connector jenis tekan, jenis compression atau soldered. Dalam membuat pencabangan atau sambungan,
konektor harus
d. dihubungkan pada konduktor-konduktor dengan baik sedemikian rupa, sehingga semua konduktor
tersambung dan tidak ada konduktor telanjang yang kelihatan dan tidak bisa lepas oleh getaran.

4) Kabel Kontrol
a. Di tempat-tempat yang ditunjuk pada gambar atau disyaratkan, kabel kontrol motor, starter dan
peralatan-peralatan lain harus terbuat dari tembaga jenis standed annealed copper yang fleksibel.
b. Isolasi harus dari PVC, tanah lembab dan ozon dengan rating tegangan sampai 600 V.
c. Ukuran konduktor harus sesuai dengan yang diperlukan (minimum 2,5 sqmm untuk panjang lebih dari
30 m) untuk mendapatkan operasi yang memuaskan dari peralatan yang di kontrol, dengan
pertimbangan-pertimbangan mengenai panjang circuit dan sebagainya.
d. Kabel merek SUPREME, TRANKA, KABELMETAL, KABELINDO.

P a g e | 56
METODE PELAKSANAAN
Pemeliharaan Gedung Jurusan Gizi Lubuk Pakam T.A.2016 Pada Poltekkes Kemenkes Medan
d. Bahan Isolasi
Semua bahan isolasi untuk splin, conection dan lain-lain seperti karet, PVC, vernished cambric, asbes, gelas,
tape sintetis, splice case, composition dan lain-lain harus dari tipe yang disetujui untuk penggunaan, lokasi,
tegangan kerja dan lain-lain yang tertentu dan harus dipasang dengan cara yang disetujui, menurut anjuran
perwakilan pemerintah atau pabrik pembuatnya.

5. Peralatan Penerangan

Peralatan penerangan meliputi armatur, lampu-Iampu, accessories, peralatan serta alat-alat lain yang diperlukan
untuk operasi yang lengkap dan sempurna dari semua peralatan penerangan. Fixture harus seperti yang
disyaratkan dan ditunjuk pada gambar-gambar.

Kualitas dan Pengerjaan


a. Semua material dan accessories, baik yang disebut secara maupun khusus harus dari kualitas terbaik.
b. Pengerj aan harus kelas satu dan menghasilkan armature setara dengan standar komersil yang utama.
Armatur harus sesuai dengan gambar dan skedul, atau seperti yang disyaratkan di sini.
c. Semua fixture TL harus dilengkapi dengan Balast dari tipe elektronik (hemat energi).
d. Armatur produk PHILIPS.
e. Ballast setara produk PHILLIPS.
f. Lampu produk dari PHILLPS.

Jenis Armature

1. Lampu-Iampu Flourescent (TL)


a). Lampu (bulb) harus dengan warna standar white deluxe.
b). Untuk twin lamp atau double TL harus dirangkai secara lead-lag untuk meniadakan efek stroboskopis.
c). Perlengkapan lain seperti pemegang lampu harus memenuhi standar PLN / SNI / LMK.

2. Lampu Down Light.


Lampu down light yang dipasangkan di ruang-ruang tertentu menggunakan jenis lampu PL-C sesuai dengan
yang tercantum dalam rencana anggaran biaya.

3. Lampu Baret
Lampu baret yang digunakan harus berbentuk persegi, terbuat dari kaca susu dengan lampu pijar
(incandescent) atau lampu TL circle 32 W sesuai dengan kebutuhan.

Pemasangan
1). Semua armatur penerangan dan perlengkapannya harus dipasang oleh tukang yang berpengalaman dan ahli,
dengan cara-cara yang disetujui Konsultan Manajemen Konstruksi.
2). Harus disediakan pengikat, penyangga, penggantung dan bahan-bahan yang perlu agar di peroleh hasil
pemasangan yang baik.
3). Barisan armatur yang menerus harus dipasang sedemikian rupa, sehingga betul-betul lurus.
4). Armature yang dipasang merata terhadap permukaan (surface mounted) tidak boleh mempunyai sela-sela di
antara bagian-bagian fixture dan permukaanpermukaan di sebelahnya.
5). Setiap badan (rumah) lampu harus ditanahkan (grounded).
6). Pada waktu diselesaikannya pemasangan armature penerangan, peralatan tersebut harus siap untuk bekerja
dengan baik dan berada dalam kondisi sempurna serta bebas dari semua cacat / kekurangan.
7). Pada waktu pemeriksaan akhir, semua armatur dan perlengkapannya harus menyala secara lengkap.

Pengujian / Penyetelan Peralatan Dan Sistem


1. Pekerjaan ini meliputi ketentuan-ketentuan dasar untuk mengadakan pengujian (testing) penyetelan serta
commissioning dari seluruh peralatan listrik yang dipasang.
2. Semua testing, kalibrasi dan penyetelan dari peralatan-peralatan dan kontrol yang tergabung dalam pekerj aan
renovasi sistem listrik ini serta penyediaan semua instrumentasi dan tenaga kerja harus dilaksanakan oleh
kontraktor.
3. menempatkan seorang ahli listrik yang berkompeten dan berpengalaman untuk melaksanakan pengujian dan
commisioning.

P a g e | 57
METODE PELAKSANAAN
Pemeliharaan Gedung Jurusan Gizi Lubuk Pakam T.A.2016 Pada Poltekkes Kemenkes Medan
4. Pengujian-pengujian yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor di bawah pengawasan Konsultan Manajemen
Konstruksi antara lain:
a. Pengujian tahanan isolasi kabel baru yang dipasang, baik perbagian (section) maupun keseluruhan (overall)
b. Pengujian pentanahan panel
c. Pengujian kontinuitas konduktor
d. Pengujian fungsi kontrol manual dan otomatis pada panel-panel daya
e. Pengujian keseimbangan pembebanan (phasing-out)
f. load testing
g. Penyetelan semua peralatan pengaman (overcurrent dan overload) dan mencatat data setelah yang
dilakukan.
h. Semua instalasi listrik yang baru harus mendapat pengesahan dari PLN atau badan resmi yang ditunjuk
Konsultan Manajemen Konstruksi.
i. Hasil-hasil pengujian harus sesuai dengan syarat-syarat teknis yang telah diuraikan di atas atau standar-
standar yang berlaku dan dicatat serta dibuatkan berita acara pengujiannya.

7. Training.
secara lengkap menyediakan operator instruction manual dan memberikan minimum 3 hari training di lapangan
kepada operator dari pihak Pemberi Tugas dapat diterima kecakapannya.

P a g e | 58
METODE PELAKSANAAN
Pemeliharaan Gedung Jurusan Gizi Lubuk Pakam T.A.2016 Pada Poltekkes Kemenkes Medan
BAB – IV
PEKERJAAN AKHIR
P E N U T UP

PEKERJAAN SERAH TERIMA PERTAMA (PHO) :


Setelah pekerjaan selesai 100% (seratus per sen), mengajukan permintaan secara tertulis kepada PPK untuk penyerahan pekerjaan.
Penilaian terhadap hasil pekerjaan yang telah diserahkan kepada Pemberi Tugas. Apabila terdapat kekurangan-kekurangan dan/atau cacat
hasil pekerjaan pada saat evaluasi akhir, maka akan memperbaiki/menyelesaikannya sebagaimana yang disyaratkan dalam kontrak/SPK.

Menyerahkan dokumen kelengkapan dalam rangka penyerahan pekerjaan :


A. As Built Drawing
1. Dokumen gambar terlaksana (as built drawing)
2. As built drawing memuat seluruhnya secara detail dari hasil kegiatan pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan yang telah dilaksanakan
lengkap dengan data, dan keterangan lainnya.
3. As built drawing diserahkan dalam bentuk cetakan dan dijilid sebanyak 3 (Tiga) set.
4. As Built Drawing terdiri dari ;
 2 (set) Set ukuran kertas A3
 5 (Lima) set Fotocopy half size
B. PHOTO PROGRESS
Laporan setiap kegiatan pekerjaan berupa photo progress, dimana pengambilan photo tersebut bisa menggambarkan dari kegiatan
awal sampai dengan selesainya pekerjaan. Foto visual kemajuan pekerjaan (sekurang-kurangnya 0%, 50% dan 100%).
Dibuat dalam (3) set album
C. Semua Dokumen Lainnya yang dibutuhkan (Laporan Harian;Mingguan;Bulanan, Berita Acara Tahapan Pelaksanaan, dan
lain-lainnya)

PEKERJAAN YANG DITERIMA :


Menyerahkan Jaminan Pemeliharaan sebesar 5% (lima per seratus) dari nilai kontrak.
Penandatanganan BERITA ACARA PEKERJAAN PERTAMA (PHO) yang ditanda tangani oleh pihak-pihak yang bersangkutan.

MASA PEMELIHARAAN ;
Memilihara Bangunan yang telah selesai diserah terimakan yang masa waktu nya sebagaimana telah ditentukan dalam Surat Perjanjian
Pemborongan / SPK. Memelihara hasil pekerjaan selama masa pemeliharaan sehingga kondisi tetap seperti pada saat penyerahan pertama
pekerjaan.

PEKERJAAN SERAH TERIMA KEDUA (FHO) :


Setelah masa pemeliharaan berakhir masa waktunya, mengajukan permintaan secara tertulis kepada PPK untuk penyerahan pekerjaan
kedua.
Penandatanganan BERITA ACARA PEKERJAAN KEDUA (FHO) yang ditanda tangani oleh pihak-pihak yang bersangkutan.

Medan…..
CV……..

Direktur…

P a g e | 59
METODE PELAKSANAAN
Pemeliharaan Gedung Jurusan Gizi Lubuk Pakam T.A.2016 Pada Poltekkes Kemenkes Medan

Anda mungkin juga menyukai