Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

UAS ADIMINISTRASI DAN MANAJEMEN SEKOLAH

MANAJEMEN FASILITAS PENDIDIKAN

DISUSUN OLEH :

NAMA : AMANDA ISNAINI

KELAS/PRODI : 1B PGSD

NIM : E1E021053

TAHUN 2021/2022

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MATARAM
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelsaikan makalah ini
guna memenuhi tugas dengan judul “MANAJEMEN FASILITAS PENDIDIKAN “.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas dosen pada mata kuliah “ADMINISTRASI
DAN MANAJEMEN SEKOLAH”. Selain itu makalah ini bertujuan menambah wawasan
tentang manajemen fasilitas sekolah bagi pembaca dan penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Dr. H. MANSUR HAKIM, M.Pd. Selaku
dosen mata kuliah administrasi dan manajemen sekolah yang memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi
yang saya tekuni.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena
itu, saya mengharapkan segala bentuk saran serta masukan yang membangun dari
berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.

Mataram, 15 Desember 2021

penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................ii

DAFTAR ISI.......................................................................................................................iii

BAB I………………………………………………………………………………………….…..1

PENDAHULUAN………………………………………………………………………………...1

A. Latar belakang……………………………………………………………………………..1

B. RUMUSAN MASALAH……………………………………………………………………1

C. TUJUAN…………………………………………………………………………………….1

BAB II……………………………………………………………………………………………..2

PEMBAHASAN………………………………………………………………………………….2

A. Pengertian Fasilitas dan jenisnya………………………………………………………..2

B.pengertian manajemen fasilitas pendidikan……………………………………………..3

BAB III…………………………………………………………………………………………..10

PENUTUP………………………………………………………………………………………10

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………...11
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Manajemen Fasilitas Pendidikan merupakan salah satu kajian penting yang


berada pada bagian manajemen pendidikan. Dianggap penting karena dengan menata
fasilitas pendidikan secara keseluruhan akan menghindarkan adanya pemborosan dan
penggunanaan barang akan lebih efisien. Dalam pelaksanaan pendidikan, komponen
yang harus ada yaitu berupa kurikulum, peserta didik, tenaga kependidikan, sarana dan
prasarana pendidikan serta lembaga pendidikan. Jika semua komponen ini telah
tersedia maka proses pendidikan atau proses belajar mengajar dapat dilaksanakan
pada suatu lembaga pendidikan.

Dalam bab manajemen fasilitas pendidikan akan dibahas mengenai pengertian


fasilitas pendidikan dan jenis-jenis fasilitas pendidikan, manajemen fasilitas pendidikan,
prinsip-prinsip manajemen fasilitas, dan pengelolaan fasilitas pendidikan. Proses
pengelolaan fasilitas pendidikan secara kronologis terdiri dari kegitaan perencanaan,
pengadaan, penyimpanan, penyaluran, pemeliharaan, dan penghapusan.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa definisi manajemen fasilitas pendidikan?
2. Susunan perencanaan manajemen tenaga pendidikan ?
3. Bagaimana menggunakan fasilitas sekolah yang telah dibuat ?
4. Bagaimana cara menjaga fasilitas sekolah ?
C. TUJUAN
1. mengetahui manajemen fasilitas pendidikan?
2. Mengetahui susunan perencanaan manajemen tenaga pendidikan ?
3. Menegtahui bagaimana menggunakan fasilitas sekolah yang telah dibuat ?
4. Mengetahui bagaimana cara menjaga fasilitas sekolah ?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Fasilitas dan Jenis-Jenisnya

Menurut Muling (2006) dalam buku Manajemen Pendidikan, fasilitas adalah


prasarana atau wahana untuk melakukan atau mempermudah sesuatu. Bisa juga
dianggap sebagai suatu alat. Menurut Wahyuningrum (2004), fasilitas adalah segala
sesuatu yang dapat memudahkan dan melancarkan pelaksanaan suatu usaha. Sesuatu
yang dapat memudahkan dan melancarkan sutu usaha tersebut biasanya berupa
benda-benda atau uang. Dari pengertian tersebut, fasilitas dibedakan menjadi 2 bagian,
yaitu:

1. Fasilitas fisik adalah segala sesuatu yang berupa benda atau yang mempunyai
peranan dapat memudahkan dan melancarkan suatu usaha. Fasilitas fisik dapat
disebut juga dengan fasilitas materiil. Karena fasilitas ini dapat memberi
kemudahan dan kelancaran bagi suatu usaha dan biasanya diperlukan sebelum
suatu kegiatan berlangsung maka dapat pula disebut sebagai sarana materiil.
Apabila dikaitkan dengan pendidikan maka fasilitas materiil meliputi: perabot
ruang kelas, perabot kantor TU, perabot laboratorium, perpustakaan dan ruang
praktek, alat pelajaran, media pendidikan, dll.
2. Fasilitas Uang adalah segala sesuatu yang dapat memberi kemudahan suatu
kegiatan sebagai akibat dari “nilai uang”.

Menurut Ibrahim Bafadal (2003) dalam buku Manajemen Pendidikan, sarana


pendidikan adalah semua perangkat peralatan, bahan dan perabot yang secara
langsung dugunakan dalam proses pendidikan di sekolah. Sedangkan Prasarana
pendidikan diartikan sebagai perangkat yang menunjang keberlangsungan sebuah
proses pendidikan, dalam pengertiannya yaitu semua perangkat kelengkapan dasar
yang secara tidak langsung menunjang pelaksanaan proses pendidikan sekolah.
Wahyuningrum berpendapat bahwa sarana pendidikan adalah segala fasilitas
yang diperlukan dalam suatu kegiatan/aktivitas untuk mencapai suatu tujuan, yang
dapat meliputi barang yang bergerak maupun barang yang tidak bergerak.

Jadi dapat disimpulkan bahwa sarana dan prasarana pendidikan adalah semua
fasilitas yang diperlukan dalam proses belajar mengajar baik yang bergerak, yang
secara langsung maupun tidak langsung dapat berpengaruh terhadap tujuan
pendidikan.

B. Pengertian Manajemen Fasilitas Pendidikan

Manajemen fasilitas merupakan seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan


diusahakan secara sengaja dan sungguh-sungguh serta pembinaan secara kontinuiti
terhadap benda-benda pendidikan agr senantiasa siap pakai (ready to use), efektif dan
efisien guna membantu tercapainya tujuan yang telah ditetapkan (Wahyuningrum.
2004).

Prinsip-prinsip Manajemen Fasilitas Pendidikan


1. Prinsip Pencapaian Tujuan : berhasil bilamana fasilitas selalu siap pakai setiap saat
bila akan digunakan.
2. Prinsip efiensi : kegiatan pengadaan fasilitas dengan perencanaan, disertai dengan
juknis penggunaan dan pemeliharaan.
3. Prinsip administratif : pengelolaan fasilitas memperhatikan Undang-Undang (UU),
perturan, instruksi dan pedoman yang berlaku.
4. Prinsip kejelasan tanggungjawab : perlu kejelasan tugas dan tanggungjawab
personil.
Prinsip kekohesifan : manajemen fasilitas hendaknya dapat terealisasikan dalam
bentuk proses kerja yang kompak dan baik

Proses pengelolaan fasilitas pendidikan bertujuan untuk :

1. Mengupayakan pengadaan sarana dan prasarana melalui sistem perencanaan


secara hati-hati dan seksama
2. Mengupayakan pemakaian sarana dan prsarana secara hati-hati dan efisien.
3. Mengupayakan pemeliharaan serana prasarana agar siap pakai apabila diperlukan.
4. Membantu personiul dalam memberi layanan secara profesional dalam bidang
sarana dan prasarana.
5. Dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi kerja personil.

PENGADAAN

Pengadaan adalah kegiatan menyediakan semua keperluaan barang/benda/jasa


bagi keperluaan pelaksanaan tugas. Sebelum kegiatan pengadaan dilakukan, terlebih
dahulu dilakukan kegiatan perencanaan dan prakualifikasi fasilitas pendidikan.

a. Perencanaan fasilitas
Perencanaan pengadaan fasilitas adalah rencana kebutuhan yang meliputi
semua barang yang diperlukan, baik yang bergerak maupun tidak bergerak. Hal-hal
yang perlu diperhatikan dalam melakukan perencanaan pengadaan fasilitas adalah
sebagai berikut:
1) Cara melakukan perencanaan fasilitas pendidikan
2) Kapan perencanaan fasilitas pendidikan dilakukan?
3) Prosedur perencanaan fasilitas pendidikan
4) Analisis kebutuhan fasilitas
b. Jenis-Jenis Pengadaan Fasilitas
Meliputi : tanah, bangunan, perabot, alat kantor/buku dan kendaraan.
c. Cara Pengadaan fasilitas pendidikan dengan lelang (dengan prakualifikasi),
penunjukan langsung (prakualifikasi/pasca kualifikasi), membeli, membuat
sendiri, menerima hibah.

PENDAYAGUNAAN
Dalam rangka peningkatan mutu pendidikan, maka setiap alat perlengkapan
perlu diatur penggunaannya seoptimal mungkin. Khususnya buku-buku, alat peraga
dan/atau alat pelajaran lain. Guru mata pelajaran agar menyusun program penggunaan
alat dikaitkan dengan program pengajaran. Dalam upaya meningkatkan proses belajar
mengajar guru dan/atau pengguna lain di sekolah, perlu membuat program
penggunaan alat pelajaran secara efisien dan efektif di samping juga ikut aktif dalam
perencanaan pengadaannya.

Sarana dan prasrana yang sudah harus dirawat dan dipelihara agar dapat
dimanfaatkan dengan optimal, efektif dan efesien. Prinsip efektivitas berarti semua
pemakaian perlengkapan pendidikan di sekolah harus ditujukan semata-mata dalam
memperlancar pencapaian tujuan pendidikan sekolah, baik secara langsung maupun
tidak langsung. Adapun, prinsip efisiensi berarti, pemakaian semua perlengkapan
pendidikan secara hemat dan hati-hati sehingga semua perlengkapan yang ada tidak
mudah habis, rusak, atau hilang.

PEMELIHARAAN

a. Landasan Hukum Pedoman Pemeliharaan Fasilitas


Menurut Surat Keputusan Menteri Pendiikan Nasional No. 057/M/1978 secara
fungsional tanggung jawab pengelolaan pemeliharaan barang fasilitas
diserahkan seluruhnya kepada unit masing-masing

b. Pengertian Pemeliharaan Fasilitas


Suatu kegiatan pemeliharaan yang terus menerus untuk mengusahakan agar
setiap jenis barang tetap berada dalam keadaan baik dan siap pakai
c. Tujuan Pemeliharaan
1) Agar fasilitas/barang dapat bertahan lama
2) Untuk menjaga keselamatan barang agar tetap aman
3) Agar barang tersebut dapat digunakan seefisien dan seefektif mungkin
4) Melatih agar bertanggung jawab bagi si pemakai maupun pertugas
pemeliharaan
d. Fungsi Pemeliharaan
1) Menjaga agar barang-barang itu tetap dalam keadaan baik dan utuh
2) Agar setiap saat dapat segera digunakan sampai batas umurnya
3) Membedakan pemanfaatan barang yang masih bisa dipakai dan barang yang
sudah rusak
e. Usaha-usaha yang dapat dilakukan pada proses pemeliharaan
1) Melakukan pencegahan kerusakan
2) Menyimpan, disimpan diruang/rak agar terhindar dari kerusakan
3) Membersihkan dari kotoran/debu atau uap air
4) Memeriksa mengecek kondisi sarana dan prasarana secara rutin
5) Mengganti komponen-komponen yang rusak
6) Melakukan perbaikan jika terjadi kerusakan pada sarana atau prasarana
pendidikan
f. Pemeliharaan terhadap keamanan fisik barang
Ruang lingkupnya dapat ditinjau dari 2 segi yaitu gangguan alam dan gangguan
dari manusia. Pengertian gangguan adalah unsur penyebab yang menimbulkan
kemacetan atau penyimpangan, sehingga barang tersebut tidak dapat digunakan
secara normal
g. Petugas Pemeliharaan
Petugas di sini adalah:
1) Karyawan yang ditunjuk pimpinan untuk mengelola/memelihara barang
perlengkapan yang dimaksud
2) Unit yang ditugaskan untuk mengelola pemeliharaan barang
3) Pihak ke 3 yang ditunjuk untuk pemeliharaan fasilitas

PENGHAPUSAN

a. Pengertian
Menurut Wahyuningrum (2004), Penghapusan ialah proses kegiatan yang
bertujuan untuk menghapuskan barang-barang milik negara/kekayaan negara
dari daftar inventaris berdasarkan perundang-undangan yang berlaku.
b. Tujuan Penghapusan
1) Mencegah atau sekurang-kurangnya membatasi kerugian atau pemborosan
biaya untuk pemeliharaan/perbaikan, pengamanan barang-barang yang
semakin buruk kondisinya, barang-barang berlebih, dan/atau barang-barang
lainnya yang tidak dapat dipergunakan lagi.
2) Meringankan beban kerja dan tanggungjawab pelaksana inventaris.
3) Membebaskan ruang/pekarangan kantor dari barang-barang yang tidak
digunakan lagi.
4) Membebaskan barang dari pertanggungjawaban administrasi satuan
organisasi yang mengurus.
c. Syarat-syarat penghapusan
1) Keadaan rusak berat sehingga tidak dapat diperbaiki atau dipergunakan lagi.
2) Perbaikan akan menelan biaya yang besar sekali sehingga merupakan
pemborosan uang negara.
3) Secara teknis dan ekonomis kegunaannya tidak seimbang dengan besarnya
biaya pemeliharaan.
4) Hilang akibat susut diluar kekuasaan pengurus barang.
5) Tidak sesuai dengan kebutuhan masa kini atau tidak mutakhir.
6) Kelebihan persediaan yang apabila disimpan lebih lama akan bertmbah
rusak dan akhirnya tidak dapat dipergunakan lagi.
7) Hilang karena dicuri/ dirampok/ diselewengkan/ bencana alam.
d. Jenis-jenis pengahapusan
Dalam pelaksanaab penghapusan dikenal 2 jenis cara, yaitu :
1) Menghapus dengan menjual barang-barang melalui kantor lelang negara.
2) Pemusnahan yang dilakukan oleh unit kerja yang bersangkutan dengan
disaksikan oleh perabot pemerintah daerah setempat serta mengikuti tata
cara yang pemusnahan berlaku (dibakar, dikubur,dll).
e. Tahap-tahap penghapusan
1) Pemilihan barang yang dilakukan tiap tahun bersamaan dengan waktu
memperkirakan kebutuhan
2) Memperhatikan faktor-faktor penyingkiran dan penghapusan ditinjau dari segi
nilai uang
3) Membuat perencanaan
4) Membuat surat pemberitahuan kepada yang akan diasakan penyingkiran
dengan menyebut barang-barang yang akan disingkirkan
5) Melaksanakan penyingkiran, dengan cara: a. Mengadakan lelang b.
Menghibahkan kepada badan orang lain c. Membakar d. Penyingkiran
disaksikan oleh atasan
6) Membuat berita acara tentang pelaksanaan penyingkiran.

PELAPORAN

Pelaporan data atau inventarisasi adalah pencatatan dan penyusunan daftar


barang milik negara secara sistematis, tertib, dan teratur berdasarkan ketentuan-
ketentuan atau pedoman-pedoman yang berlaku (Ibrahim Bafadal.2004).
            Masih menurut Ibrahim Bafadal, kegiatan inventarisasi perlengkapan pendidikan
meliputi dua kegiatan, yaitu:
a. Pencatatan Perlengkapan Pendidikan
Barang-barang perlengkapan di sekolah dapat diklarifikasikan menjadi dua
macam, yaitu barang inventaris dan barang bukan inventaris. Barang inventaris adalah
keseluruhan perlengkapan sekolah yang dapat digunakan secara terus-menerus dalam
waktu yang relatif lama, seperti meja, bangku, papan tulis, buku perpustakaan sekolah,
dan perabot-perabot lainnya. Pengadaan barangkali sepenuhnya atau sebagian besar
dari anggaran negara atau bantuan dari pihak-pihak tetentu. Sedangkan barang-barang
bukan inventaris adalah semua barang habis pakai, misal kapur tulis, karbon, kertas,
pita mesin tulis, dan barang-barang yang statusnya tidak jelas.
b. Pembuatan Kode Barang
Kegiatan lainnya yang berkaitan dengan inventarisasi perlengkapan pendidikan
di sekolah adalah membuat kode barang dan menuliskannya pada badan perlengkapan
pendidikan di sekolah, terutama yang tergolong sebagai barang inventaris. Kode
barang adalah sebuah tanda yang menunjukkan pemilikan barang. Kode tersebut ditulis
pada barang yang sekiranya mudah dilihat dan dibaca. Tujuan pembuatan dan
penulisan kode adalah untuk memudahkan semua pihak dalam mengenal kembali
semua perlengkapan pendidikan di sekolah.
c. Laporan triwulan mutasi barang inventaris
1) Tiap sekolah dan unit pelaksana teknis wajib membuat daftar laporan triwulan
mutasi barang inventaris rangkap 2 (dua), untuk disampaikan 1 (satu) set (asli)
kepada Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota setempat dan 1 set untuk arsip
sendiri. Laporan tersebut harus sudah disampaikan paling lambat 7 hari setelah
berakhirnya triwulan tahun anggaran berjalan.
2) Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota membuat rekapitulasi laporan triwulan
yang berasal dari sekolah/UPT/Dinas Pendidikan Kecamatan. Selanjutnya Kantor
Depdik Kabupaten/Kota sendiri menyampaikan kepada Dinas Pendidikan Propinsi
setempat u.p Kepala Bagian Perlengkapan.
d. Laporan tahunan inventaris
1) Tiap sekolah wajib mengisi Daftar Isian Inventaris dan Rekapitulasi Barang
Inventaris rangkap 2 (dua). Laporan Tahunan Inventaris (yang membuat Daftar
Isian Inventaris dan Rekapitulasi Barang Inventaris) disampaikan 1 set (asli) kepada
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota setempat.
2) Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota wajib mengisi Daftar Isian Inventaris dan
Daftar Rekapitulasi Laporan Tahunan Inventaris yang berasal dari sekolah/UPT di
lingkungannya. Laporan Tahunan Inventaris tersebut disampaikan kepada Kepala
Dinas Pendidikan Propinsi u.p Kepala Bagian Perlengkapan.
PENUTUP

A. Kesimpulan

Manaejemen Fasilitas Pendidikan adalah seluruh proses kegiatan yang


direncanakan dan diusahakan secara sengaja dan sungguh-sungguh serta pembinaan
secara kontinuiti terhadap benda-benda pendidikan agr senantiasa siap pakai (ready to
use), efektif dan efisien guna membantu tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.
Fasilitas dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu fasilitas fisik atau yang biasanya
disebut dengan fasilitas materiil dan fasilitas uang. Sarana pendidikan adalah semua
perangkat peralatan, bahan dan perabot yang secara langsung dugunakan dalam
proses pendidikan di sekolah sedangkan prasarana adalah semua perangkat
kelengkapan dasar yang secara tidak langsung menunjang pelaksanaan proses
pendidikan sekolah. Dalam manejemen Fasilitas pendidikan terdapat langkah-langkah
yang digunakan yaitu dimulai dari pengadaan, penggunaan, pemeliharaan,
penghapusan dan pelaporan. Semua kegiatan ini dilakukan sebagai salah satu cara
untuk menjaga agar barang barang inventaris dan yang bukan inventaris dapat terjaga
dengan aman dan dapat digunakan kapanpun. Jadi penggunaan fasilitas sarana dan
prasarana pendidikan selalu efektif dan efisien.
DAFTAR PUSTAKA

Afid Burhanuddin._. Manajemen Sarana Prasarana Pendidikan. diunduh pada tanggal


17 November 2015 pada pukul 5.00 PM

Ary H. Gunawan. 1982. Dasar-Dasar Sarana Pendidikan. Yogyakarta: Al Hikmah.

Ibrahim Bafadal. 2004. Manajemen Perlengkapan Sekolah Teori dan Aplikasinya.


Jakarta: Bumi Aksara.

Lia Yuliana. Manajemen Sarana Pendidikan. Yogyakarta: FIP UNY diunduh pada
tanggal 17 November 2015 pada pukul 3.37 PM

Suharsimi Arikunto. 1987. Pengelolaan Matereial. Jakarta: Prima.

Wahyuningrum. 2004. Manajemen Fasilitas. Diunduh pada tanggal 17 November 2015


pada pukul 3.40 PM

Anda mungkin juga menyukai