KELAS : 2.B
NIM : 20074
1. Persiapan perawat, perawat harus memahami tindakan apa yang harus dilakukan
2. Persiapan pasien,sebelum melakukan tindakan harus menginformasikan apa yang
akan dilakukan kepada pasien.beri kesempatan pasien untuk bertanya
3. Persiapan lingkungan pasien,perawat harus menjaga privasi pasien
4. Persiapan alat.
1. Stetoskop
2. Bengkok
3. Kapas
4. Alat alat untuk pengecapan
5. Sentimeter
6. Kasa
7. Hammer
8. Pendlight
9. Sarung tangan
10. Spatel
- Tahap orientaasi
Merupakan perkenalan diri yang dilakukan oleh perawat saat pertama bertemu
dengan pasien.
- Memeriksa pergelangan pasien , serta menjelaskan tujuan tindakan yang akan di
berikan ke pasien.
- Mempersiapkan alat
- Cuci tangan sebelum berada di sekitar pasien.
- Mulai pemeriksaan dari ujung rambut ,lihat rambutnya warna, tekstur apakah ada
lesi dikepala atau tidak
- Selanjutnya pemeriksaan finger grip dengan cara menekan dibagian dahi selama
10 detik
- Melakukan pemeriksaan sensorik , dengan menggunakan kapas dengan cara
pasien menutup mata lalu saat menutup mata goreskan kapas dan pasien
menunjuk dimana merasakan goresan kapas. Bila pasien dapat merasakan
sentuhan kapas maka sensorik trigeminusnya koondisi baik atau normal
- Meperiksaan motorik pada dapus trigeminus, anjurkan pasien untuk menggigit
dan menggerakan bagian rahang,lalu perawat meraba pergerakan otot yang ada di
dagu. Jika teraba tonus ototmaka motorik dalam trigominus dalam kondisi normal
atau baik.
- Selanjutnya pemeriksaan mata, melihat atau menginspeksi dari palpebra pasien
perhatikan di daerah kelopak mata dan di daerah bawah kelopak mata apakah
tampak edema atau tidak. Jika tidak ada tuliskan palpebra tampak tidak edema
- Pemeriksaan sclera, anjurkan pasien agara melihat kearah tangan perawat
kebawah kemudian mengangkat kelopak mata menggunakan 2 jari lalu lihat
skleranya berwarna apa. Jika sclera berwarna putih maka tuliskan tidak tampak
ikterik.
- Pemeriksaan konjungtiva, anjurkan pasien untuk mengikuti tanga perawat ke atas
lalu menarik konjungtiva ke bawah dan lihat apakah konjungtiva berwarna pucat
atau merah. Jika ia berwarna merah maka tuliskan konjungtiva tampak tidak
anemic.
- Pemeriksaan tekanan bola mata menggunakan 2 jari, palpasi bola mata nya
kemudian tukar kedua jari perawat. Jika tekanan terasa kiri dan kakan sama maka
tuliskan bahwa tekan kiri dan kanan sama.
- Pemeriksaan pergerakan bola mata ke segala arah , mengikuti tangan suster ke
segaala arah. Apakah pasien bisa melihat ke segala arah
- Pemeriksaan reflex cahaya dan reflex diameter pupil menggunakan penlight suruh
pasien melihat kedepan. Jika diperikan cahaya pupil akan mengecil kemudian
melihat ukuran pupilnya apakah ukuran nya sama kiri kanan.
- Pemeriksaan ketajaman mata pasien dengan cara menutup satu mata kemudian
memeriksa mata yang satu apakah bisa membac,jika mengunakan buku jaraknya
sekitar 30-40 cm dengan font 12. Lakukan pemeriksaan mata yang sama pada
mata yang satunya lagi.
- Pemeriksaan nervus, menggunakan minyak kayuputih teteskan pada kapas
kemudian berikan ke pasien dan suruh menutup mata dan jelaskan wangi apa
yang di cium dengan menutup lobang hidung sebelah. Tuliskan fungsi penciuman
dalam kondisi baik.
- Memeriksan daun telingga,dan liang telingga, anjurkan pasien untuk memiringkan
kepala nya kemudian menarik telinga pasien kebelakang dan ke atas kemudian
lihat kanalisnya
- pemeriksaan nervus 7 bisa menggunakan ke dua jari menggesekan ke pasien atau
garpu tala, tes rine menggetarkan garputala dengan jari. Tempelkan garputala
yang sudah di getarkan ke tulang mostoideus kemudian anjurkan pasien apabila
sudah tidak mendengarkan suara lalu pindahkan ke depan telingan dan
menganjurkan mengangkat tangan jika tidak mendengarkan bunyi. Jika suara di
dengarkan lebih panjang di depan telinga di banding di tulang telingga maka
kondisi tersebut normal.
- Pemeriksaan mulut, memeriksa rongga mulut meminta pasien untuk membuka
mulut melihat apakah ada gigi yang berlobang, apakah ada gigi yang patah,
apakah ada karang gigi.
- Memeriksa rongga mulut yang lebih dalam,liat letak tonsil,ovula apakah ovula
nya berada di tengah.
- Memeriksa nervus 7 yaitu fasialis fungsi motorik untuk memeriksa kemampuan
pasien bisa mengangkat alis, mengerutkan dahi, mencucurkan bibir,
tersenyum,meringis , bersiul, dan mengembungkan pipi. Fungsi sensorik, rasa
pahit ,manis,dan asin,diletakan di ujung lidah pasien.
- Pemeriksaan fisik abdomen,
- Lihat 4 kuadran,dan
Saraf olfaktori lah yang berperan dalam penciuman atau penghidu. Saraf tersebut
mengirim informasi dari hidung ke otak terkait bau yang ada di sekitar kita. Jadi, jika
Anda tidak sengaja mencium aroma mi instan, maka saraf olfaktori Anda sedang bekerja.
2. Saraf kranial II: optik
Saraf optik masuk ke dalam saraf kranial yang berperan dalam sensori. Sebab,
saraf inilah yang berperan dalam penglihatan kita. Saat kita menerima cahaya dari luar,
bersama dengan bagian-bagian mata lainnya, saraf ini akan membantu menyampaikan
informasi ke otak untuk diolah sehingga kita bisa mengenali objek yang dilihat.
Saraf okulomotor memiliki dua fungsi motorik, yaitu mengontrol fungsi otot serta
respon pupil di mata. Saraf inilah yang mengatur empat dari total enam otot yang ada di
sekitar mata Anda. Otot-otot tersebut akan membantu mata Anda bergerak dan fokus
terhadap objek tertentu. Saraf okulomotor juga membatu mengontrol ukuran pupil, sebagai
respons terhadap cahaya yang diterima mata.
Saraf troklear mengontrol otot oblik superior yang berperan untuk menggerakkan
bola mata ke bawah, atau saat Anda melotot dan kembali seperti semula.
Saraf trigeminal adalah saraf kranial terbesar dan memegang kedua fungsi, motorik
maupun sensorik. Saraf trigeminal sendiri dibagi lagi menjadi tiga bagian, yaitu:
• Saraf optalmikus
Saraf optalmikus bertugas untuk mengirim informasi sensori dari wajah bagian atas,
seperti dahi, kulit kepala, dan kelopak mata.
• Saraf maksilaris
Saraf maksilaris berperan mengirimkan informasi sensori dari dari bagian tengah wajah
seperti pipi, bibir atas, dan rongga hidung. Maksilaris juga mempersarafi gigi-gigi yang ada di
rahang atas.
• Saraf mandibular
Saraf mandibular berfungsi dalam hal sensorik serta motorik. Saraf ini bertugas mengirim
informasi dari telinga, bibir bawah, dan dagu. Saraf ini juga mengatur pergerakan otot rahang
dan telinga. Selain itu, saraf mandibular pun mempersarafi gigi-gigi rahang bawah.
Saraf abdusen bertugas untuk mengatur pergerakan otot yang disebut otot rektus
lateral. Otot ini fungsinya berhubungan dengan pergerakan mata. Ia menjadi salah satu
otot yang berperan saat mata melotot atau melirik.
Seperti saraf trigeminal, saraf fasial juga memiliki fungsi motorik dan sensorik.
Saraf fasialis terdiri dari empat percabangan yang masing-masingnya memiliki fungsi
yang berbeda, yaitu:
Saraf glossofaringeal berperan dalam fungsi motorik dan sensorik. Berikut ini
penjelasannya:
Saat berperan dalam fungsi sensorik, saraf ini menerima informasi dari
tenggorokan, tonsil, telinga tengah, dan lidah bagian belakang. Saraf ini juga berperan
untuk merasakan sensasi di lidah bagian belakang.Saat berperan dalam fungi motorik,
saraf ini sapat mengatur pergerakan otot stilofaringeus yang memungkinkan tenggorokan
untuk melebar dan memendek.
Saraf vagus memiliki berbagai fungsi mulai dalam hal fungsi, motorik, sensori,
hingga parasimpatik.Bagian sensori dari saraf ini berperan merasakan sensasi dari telinga
bagian luar, tenggorokan, jantung, dan organ-organ yang terdapat di perut.Bagian
motorik saraf ini berperan mendukung pergerakan tenggorokan dan langit-langit mulut
bagian lunak.Bagian parasimpatik saraf ini berperan dalam mengatur detak jantung dan
mempersarafi otot halus di saluran pernapasan, paru-paru, dan saluran cerna.
Saraf aksesorius berperan untuk mendukung motorik atau pergerakan dari otot
leher. Otot inilah yang mengontrol otot di leher, sehingga kita dapat menggerakkan leher
sesuai keinginan.
Saraf kranial yang terakhir adalah saraf hipoglosus. Saraf ini berperan untuk tugas
motorik. Sebab, saraf inilah yang mengatur pergerakan otot lidah.