FERMENTASI KIMCHI
Oleh :
ILMU GIZI
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHADI SETIA BUDI
2021
KATA PENGANTAR
Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan bahan pembelajaran
kepada kita semua. Amin.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ………………………………………………….………………… Ii
Daftar Isi ……………………………………………………………..…………… Iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang …………………………………………………….. 4
1.2 Perumusan Masalah ………………………………………….……. 4
1.3 Tujuan dan Manfaat ………………………………..……………… 5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Kimchi ....… ……………………………………………………….. 6
2.2 Jenis-jenis Kimchi………………………………………………... 7
2.3 Proses Pembuatan Kimchi …………………….…………………… 8
2.4 Proses Fermentasi pada Pembuatan Kimchi……………………… 11
2.5 Kandungan Nutrisi Kimchi………………………………………… 12
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ...…… ………………………………………………... 14
3.2 Saran ………………………………………………………………. 14
Daftar Pustaka ..………………… …………………………………….………..... V
DAFTAR TABEL
1.1 Latar Belakang
Pengolahan bahan pangan secara tradisional sudah dikenal sejak dahulu. Salah satu cara
pengolahan yang dilakukan adalah dengan fermentasi. Fermentasi telah lama digunakan dan
merupakan salah satu cara pemrosesan dan bentuk pengawetan makanan tertua. Fermentasi
merupakan cara untuk memproduksi berbagai produk yang menggunakan mikroba melalui
aktivitas metabolisme. Fermentasi dapat terjadi karena adanya aktivitas mikroba pada substrat
organik yang sesuai. Terjadinya fermentasi dapat menyebabkan perubahan sifat bahan pangan
akibat pemecahan kandungan bahan pangan tersebut, sehingga memungkinkan makanan lebih
bergizi, lebih mudah dicerna, lebih aman, dapat memberikan rasa yang lebih baik dan
memberikan tekstur tertentu pada produk pangan. Fermentasi juga merupakan suatu cara yang
efektif dengan biaya rendah untuk mengawetkan, menjaga kualitas dan keamanan makanan.
Produk fermentasi diharapkan dapat meningkatkan nilai gizi suatu bahan pangan, relatif
lebih efisien karena hanya menggunakan energi rendah dapat menghasilkan makanan yang lebih
awet. Saat ini, proses fermentasi sudah berkembang sangat pesat. Pada awalnya terjadi tanpa
kendali sepenuhnya. Adanya pengalaman dan berkembangnya berbagai penelitian yang
berhubungan dengan mikrobiologi pangan, seperti anggur, asam cuka, keju, bir, yoghurt, tape,
tempe, asinan, dan tauco, menjadikan produk fermentasi lebih terkendali proses pengolahannya,
aman dikonsumsi dan disukai oleh masyarakat.
Sawi putih merupakan salah satu dari sekian banyak jenis tanaman hijau yang biasa
digunakan untuk membuat sayur dan bahan olahan makanan lainnya seperti capcay. Alasan
kebanyakan orang memilih sawi putih untuk dijadikan pilihan bahan olahan makanan adalah
selain harganya yang ekonomis, rasa dari jenis tanaman hijau ini bersifat netral yaitu tidak terasa
pahit dan juga tidak terlalu manis. Namun sebenarnya selain dapat diolah menjadi sayuran biasa
seperti capcay, sawi putih juga dapat dijadikan sebagai bahan dasar pembuatan makanan khas
Korea yang disebut Kimchi.
1.2 Perumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah bagi penulis dalam penyusunan makalah ini
adalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan kimchi ?
2. Apa jenis-jenis kimchi ?
3. Bagaimana proses pembuatan kimchi ?
4. Bagaimana proses fermentasi pada pembuatan kimchi ?
5. Apa saja kandungan nutrisi pada kimchi ?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penulis dalam penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut :
a) Untuk mengetahui pengertain kimchi secara umum.
b) Untuk mengetahui jenis-jenis kimchi.
c) Untuk mengetahui proses pembuatan kimchi.
d) Untuk mengetahui proses fermentasi pada pembuatan kimchi
e) Untuk mengetahui kandungan nutrisi pada kimchi
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan penulis dalam penyusunan makalah ini adalah sebagai
berikut :
a) Sebagai salah satu tugas mata kuliah Mikrobiologi Pangan pada Semester tiga (3) Jurusan Ilmu
Gizi Fakultas Kesehatan Tahun Akademik 2019/2020.
b) Sebagai bahan kajian bagi penelitian lebih lanjut.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kimchi
Kimchi adalah makanan tradisional Korea yang merupakan salah satu jenis asinan sayuran
hasil fermentasi yang diberi bumbu pedas. Setelah digarami dan dicuci, sayuran dicampur
dengan bumbu-bumbu yang terbuat dari kecap ikan, bawang putih, jahe, bubuk cabai merah, dan
beberapa bumbu lainnya Sayuran yang paling umum dibuat kimchi adalah sawi putih, mentimun,
kubis dan lobak .
Di zaman dulu, kimchi diucapkan sebagai chim-chae. Kimchi berasal dari kata chim
artinya direndam dan chae berarti sayuran.jadi chim-chaediartikan sebagai “sayuran yang
direndam”. Di Korea, kimchi selalu dihidangkan di waktu makan sebagai salah satu jenis
banchan yang paling umum.
Asinan berwarna hijau merupakan bentuk awal Kimchi sewaktu cabai belum dikenal di
Korea. Setelah dicampur dengan garam, sayuran seperti kubis dimasukkan ke dalam guci tanah
liat setelah diberi garam dan dipendam di dalam tanah sebagai persediaan makanan sewaktu
sayuran segar tidak tersedia di musim dingin.
Orang Korea baru mengenal cabai berkat jasa pedagang Portugis dari Jepang yang datang
ke Korea di abad ke-16. Pedagang Portugis menyebarkan cabai ke seluruh dunia. Kapal-kapal
Portugis berlayar melewati Tanjung Harapan di Afrika hingga sampai di India di tahun 1498.
Selanjutnya, cabai asal Amerika selatan dibawa ke Asia melalui berbagai pelabuhan di Afrika
atau langsung menyeberangi Samudra Pasifik. Di tahun 1540, pedagang Portugis sudah
berdagang di Indonesia dan cabai dibawa ke Tiongkok beberapa lama kemudian. Pedagang
Portugis baru sampai di Jepang dan Korea pada tahun 1549.
Resep asinan sayuran dan labu sudah dimuat dalam buku resep terbitan tahun 1670, tapi
tidak menggunakan cabai. Di dalam catatan sejarah abad ke-17 ditulis tentang 11 jenis Kimchi,
sedangkan cabai sebagai bahan Kimchi mungkin baru populer bertahun-tahun kemudian.
Sebelum abad ke-19 Kimchi hanya dibuat dari sayuran Korea karena sawi putih kemungkinan
besar tidak dikenal di Korea sampai abad ke-19.
Warga Korea mengenal kimchi dengan sebutan “banchan”. Masyarakat Korea menikmati
kimchi dalam beberapa jenis. Kimchi yang paling populer, yaitu baechu kimchi (sawi putih). Ini
adalah jenis kimchi yang paling umum. Anda akan menemukan jenis kimchi ini pada setiap
makanan di Korea. Seluruh kepala kubis dipangkas untuk menghilangkan kotoran dan kemudian
dipecah menjadi dua atau empat bagian.
Varietas lain yang tidak kalah populer antara lain :
ggakdugi (dengan bahan utama lobak dipotong berbentuk kubus)
pa-kimchi (daun bawang)
chonggak-kimchi (Kimchi ini terdiri dari lobak dan daun lobak)
oisobaegi (kimchi mentimun)
kkaennip (berupa susunan daun perilla yang direndam dengan kecap asin, cabai merah,
bawang putih, dan daun bawang)
2.2 Jenis-jenis Kimchi
Kimchi dapat dikelompokkan berdasarkan perbedaan musim, yaitu :
A. Macam-macam kimchi untuk musim dingin :
Tong paech’u kimchi (resep tradisional kimchee dengan variasi sayur sawi putih)
Sokpak tongch`imi (kimchee dengan kombinasi sayur sawi putih dan lobak)
Tong t`ae shikhae (kimchee ikan pollack frozen)
Nakchi sokpakchi (kimchee gurita yang juga dihidangkan saat musim gugur tiba)
Kodulppaegi kimchi (kimchee selada liar)
Pertengahan Oktober adalah masa untuk membuat kimchi bagi keluarga-keluarga di Korea. Ini
sudah menjadi agenda penting pada setiap tahun dari generasi ke 6 dan sudah menjadi peristiwa
pelengkap bagi orang-orang Korea sebagai persiapan menghadapi musim dingin mereka yang
sangat dingin dan berlangsung lama.
B. Macam-macam kimchi untuk musim semi :
Kye ssam kimchi (kimchee dengan campuran daging kepiting yang dihidangkan di dalam
cangkang kepiting).
T’ong manul chorim (asinan bawang putih muda)
Ppongnip chorim (asinan daun mulberry)
T’ong peach’u pom kimchi (kimchee sawi putih ektras asin dan pedas yang biasanya terdapat di
daerah barat daya Korea)
Chuksun chorim (asinan tunas bumbu)
6 cangkir air
3 sdm saus ikan/udang Korea (tersedia di toko bahan makanan Korea). Jangan gunakan
bahan ini jika Anda ingin membuat kimchi vegetarian.
1/4 cangkir cabai kering Korea halus (atau cabai halus lainnya)
1 sdm gula
B. Prosedur Kerja
3. Letakkan sawi putih ke dalam mangkuk, kuali, atau wadah nonreaktif lain, dan
tuangkan air garam ke dalam wadah tersebut.
6.Letakkan sawi dalam wadah berukuran sekitar 1,8 liter. Tuangkan sisa air
garam hingga sawi terendam. Masukkan plastik bersih ke kepala wadah, lalu
tuangkan sisa air garam ke plastik tersebut. Setelah itu, tutuplah plastik.
Anda mungkin tidak ingin menggunakan plastik di bagian atas wadah. Probiotik dalam
kimchi dan kombucha sangat reaktif terhadap plastik, metal, dan wadah berlapis PTFE
lainnya, termasuk Microban. Lapisan PTFE pada wadah akan pecah saat bersentuhan
dengan probiotik, dan mungkin meracuni Anda. Selain itu, jangan gunakan peralatan
plastik dan besi untuk membuat kimchi. Simpanlah kimchi dalam wadah kaca, dan
gunakan peralatan kayu dalam proses pembuatan kimchi. Karena alasan inilah Anda
tidak dapat membeli kimchi dalam kemasan plastik. Alih-alih menutupi wadah dengan
plastik, tutuplah wadah dengan tutupnya secara longgar dan biarkan proses fermentasi
berjalan. Saat kimchi sudah cukup asam, perketat tutup wadah dan cuci bagian luar
wadah
7. Biarkan proses fermentasi berlangsung dalam suhu yang sejuk, tidak lebih
dari 68 °F (20 °C). Proses fermentasi umumnya memakan waktu 3-6 hari.
Hentikan fermentasi saat keasaman kimchi sudah sesuai selera.
1.
8. Lepaskan plastik berisi air garam, dan tutup wadah dengan kuat. Simpan kimchi dalam
kulkas. Anda dapat menyimpan kimchi dalam kulkas selama beberapa nulan.
9. Selesai
Kandungan gizi dalam satu porsi kimchi tidak perlu diragukan lagi. Meskipun air
mendominasi kandungannya, nilai gizi yang terdapat dalam satu porsi kimchi sangatlah padat,
beragam, dan kompleks. Bayangkan saja dalam satu porsi umumnya terdapat kubis Cina
(brassica), brokoli, lada, bawang merah, dan sawi putih yang merupakan sumber vitamin C, B,
dan E yang kombinasi efeknya dapat mencapai ratusan manfaat, tidak hanya bagi tubuh, tapi
juga bagi jiwa. Lalu bawang putih, antioksidan yang dapat memperkuat kekebalan tubuh
terhadap penyakit turunan yang disebabkan oleh virus, mencegah efek penuaan dini, serangan
jantung, dan stroke. Cuka dan minyak biji-bijian yang dikandung kimchi juga sangat baik untuk
kelancaran proses pencernaan tubuh manusia. Kandungan selilosa yang terdapat di dalamnya
mampu mencegah sembelit, juga kandungan cabainya mampu mencegah stroke, penyumbatan
pembuluh darah dan gangguan jantung koroner. Fruktan yang terkandung di dalam sawi putih
juga mampu melindungi kepadatan tulang dan mencegah obesitas.
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
1. Kimchi adalah makanan tradisional Korea yang merupakan salah satu jenis asinan sayuran hasil
fermentasi yang diberi bumbu pedas
2. Pada proses fermentasi kimchi terdapat 3 tahap, pertama terjadi produksi metabolit berupa asam
laktat, asam asetat, ethanol, mannitol, karbon dioksida, dan asam-asam organik yang memberi
rasa asam yang khas pada kimchi serta menciptakan suasana anaerob. Kemudian, tercipta rasa
asam pada kimchi. Dan terakhir terjadi pematangan kimchi.
3. Pada proses fermentasi kimchi terlibat beberapa mikroba/bakteri asam laktat dimana mikroba
yang dominan berasal dari genus Leuconostoc dan Lactobacillus. Dengan produk utama hasil
fermentasi berupa asam laktat, namun terdapat produk metabolit seperti fruktosa, manitol,
polisakarida dan lain-lain, sehingga menyebabkan rasa yang lebih kaya.
4. Manfaat kimchi antara lain, meningkatkan nafsu makan, menjaga berat badan, mencegah
konstipasi dan kanker colon (usus besar), sumber probiotik (Bakteri asam laktat), menurunkan
kadar kolesterol, dan meningkatkan aktivitas fibrinoliytic, efek antioksidan (anti penuaan,
mencegah penuaan kulit), anti kanker (anti mutagenik dan anti tumor), meningkatkan fungsi
imunitas.
1.2 Saran
Setelah mengetahui materi tentang fermentasi kimchi diharapkan kita membuat dan
menkonsumsi kimchi karena kandungan gizi tinggi pada kimchi sangat baik bagi kesehatan
DAFTAR PUSTAKA
Betty, Sri Laksmi. 1978. Mikrobiologi Hasil Pertanian. Jakarta: Depdikbud Menengah Kejuruan.
Bhratara. 1986. Mengawetkan sayuran. Jakarta : Bhratara Karya Aksara.
Chien Lee, W. dan Ta Huang, C. 2000. Modeling of Ethanol Fermentation Using Zymomonas
mobilis ATCC 10988 Grown on the Media Containing Glucose and Fructose. Biochemical
Engineering Journal, 4: 217–227.
Dwidjoseputro. 1994. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta : Djambatan
Goksungur, Y. dan Zorlu, N. 2001. Production of Ethanol from Beet Molasses by Ca-Alginate
Immobilized Yeast Cells in a Packed-Bed Bioreactor. Turk J Biol, 25: 265-275.
Hepworth, M. 2005. Technical, Enviromental and Economic Aspects of Unit Operation for the
Production of Bioethanol from Sugar Beet in the United Kingdom. CET IIA Exercise 5. Texas:
Corpus Christi College.
Kim, Myungjin dan Jongsik Chun. Bacterial Community Structure in Kimchi, a Korean Fermented
Vegetable Food, as Revealed by 16S rRNA Gene Analysis. International Journal of Food
Microbiology, 103 (1): 91-96.
Lee, Jung-Sook, Gun-Young Heoa, Jun Won Leea, Yun-Jung Oha, Jeong A Parka, Yong-Ha Parka, Yu-
Ryang Pyunb dan Jong Seog Ahn. Analysis of Kimchi Microflora Using Denaturing Gradient
Gel Electrophoresis.International Journal of Food Microbiology, 102 (2): 143-150.
Rejeki, Y. S. 2011. Pengaruh Kondisi Kultivasi terhadap Produksi Antibakteri dari Bakteri Asam Laktat
Asal Bekasam Ikan Sepat Rawa (Trichogaster trichopterus). Skripsi. Bogor: Institut Pertanian
Bogor.
Suprihatin. 2010. Teknologi Fermentasi. Surabaya: UNISA Press.
Tjahjadi, C dan H. Marta. 2011. Pengantar Teknologi Pangan. Bandung: Universitas Padjajaran.
https://www.google.com/amp/s/id.wikihow.com/Membuat-Kimchi%3famp=1