NIM : 12108033
MAKUL : ILMU TAUHID
DOSEN PENGAMPU : HADI FATHURRIZKA, S. Fil. I., M,Ag
MAKALAH TENTANG
KONSEP SYIRIK
PENDAHULUAN
Ada tiga sebab fundamental munculnya perilaku syirik, yaitu al-jahlu
(kebodohan), dhai’ful iiman (lemahnya iman), dan taqliid (ikut-ikutan secara
membabi-buta).
Al-jahlu sebab pertama perbuatan syirik. Karenanya masyarakat sebelum
datangnya Islam disebut dengan masyarakat jahiliyah. Sebab, mereka tidak tahu
mana yang benar dan mana yang salah. Dalam kondisi yang penuh dengan
kebodohan itu, orang-orang cendrung berbuat syirik. Karenanya semakin jahiliyah
suatu kaum, bisa dipastikan kecenderungan berbuat syirik semakin kuat. Dan
biasanya di tengah masyarakat jahiliyah para dukun selalu menjadi rujukan utama.
Mengapa? Sebab mereka bodoh, dan dengan kobodohannya mereka tidak tahu
bagaimana seharusnya mengatasi berbagai persoalan yang mereka hadapi. Ujung-
ujungnya para dukun sebagai narasumber yang sangat mereka agungkan.
Penyebab kedua perbuatan syirik adalah dhai’ful iimaan (lemahnya iman).
Seorang yang imannya lemah cenderung berbuat maksiat. Sebab, rasa takut
kepada Allah tidak kuat. Lemahnya rasa takut kepada Allah ini akan dimanfaatkan
oleh hawa nafsu untuk menguasai diri seseorang. Ketika seseorang dibimbing
oleh hawa nafsunya, maka tidak mustahil ia akan jatuh ke dalam perbuatan-
perbuatan syirik seperti memohon kepada pohonan besar karena ingin segera
1
kaya, datang ke kuburan para wali untuk minta pertolongan agar ia dipilih jadi
presiden, atau selalu merujuk kepada para dukun untuk suapaya penampilannya
tetap memikat hati orang banyak.
Taqliid sebab yang ketiga. Al-Qur’an selalu menggambarkan bahwa orang-
orang yang menyekutukan Allah selalu memberi alasan mereka melakukan itu
karena mengikuti jejak nenek moyang mereka. Allah berfirman,“Dan apabila
mereka melakukan perbuatan keji, mereka berkata, ‘Kami mendapati nenek
moyang kami mengerjakan yang demikian itu, dan Allah menyuruh kami
mengerjakannya.’ Katakanlah, ‘Sesungguhnya Allah tidak menyuruh
(mengerjakan) perbuatan yang keji.’ Mengapa kamu mengada-adakan terhadap
Allah apa yang tidak kamu ketahui?” (QS. Al-A’raf: 28).1
1
Ja’far, Subhani. Tauhid Dan Syirik, (Bandung: Mizan, 1996).
2
PEMBAHASAN
A. Pengertian Syirik
Syirik dari segi bahasa artinya mempersekutukan, secara istilah adalah
perbuatan yang mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang lain. Orang yang
melakukan syirik disebut musyrik. Seorang musyrik melakukan suatu perbuatan
terhadap makhluk (manusia maupun benda) yang seharusnya perbuatan itu hanya
ditujukan kepada Allah seperti menuhankan sesuatu selain Allah dengan
menyembahnya, meminta pertolongan kepadanya, menaatinya, atau melakukan
perbuatan lain yang tidak boleh dilakukan kecuali hanya kepada Allah SWT2.
Perbuatan syirik termasuk dosa besar. Allah mengampuni semua dosa yang
dilakukan hambanya, kecuali dosa besar seperti syirik. Firman Allah SWT :
Artinya: Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia
mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang
dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia
telah berbuat dosa yang besar (QS. An-Nisaa’: 48).
B. Hukum Syirik
Firman Allah Subhanahu wata’ala :
“... Demi Allah, sesungguhnya orang-orang Yahudi itu telah meyakini bahwa
barang siapa yang menukar (kitab Allah) dengan sihir itu, maka tidak akan
mendapatkan bagian (keuntungan) di akhirat” (QS. Al Baqarah, 102)3.
2
Muhammad Bin Abdul, Wahab. Tegakkan Tauhid Tumbangkan Syirik, (Yogyakarta :
Mitra Pustaka, 2000).
3
Tim Penyusun, Akidah Akhlak al-Hikmah, (Surabaya: Akik Pusaka, 2008).
3
“Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang diberi bahagian dari Al
kitab? Mereka percaya kepada jibt dan thaghut, dan mengatakan kepada orang-
orang Kafir (musyrik Mekah), bahwa mereka itu lebih benar jalannya dari orang-
orang yang beriman.” (QS. An nisa’, 51).
Menurut penafsiran Umar bin Khothob Radhiallahu’anhu : Jibt adalah sihir,
sedangkan Thoghut adalah syetan. Sedangkan Jabir Radhiallahu’anhu berkata :
Thoghut adalah para tukang ramal yang didatangi syetan, yang ada pada setiap
kabilah.4
Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiallahu’anhu bahwa Rasulullah
Shallallahu’alaihi wasallam bersabda :
،رك باهلل33 الش: ال33 ق،ا هن33ول هللا وم33ا رس33 ي: الوا33 ق،ات33"اجتنبوا السبع الموبق
،تيم33ال الي33ل م33 وأك،ا33ل الرب33 وأك،الحق33رم هللا إال ب33 وقتل النفس التي ح،والسحر
." وقذف المحصنات الغافالت المؤمنات،والتولي يوم الزحف
“Jauhilah tujuh perkara yang membawa kehancuran !, para sahabat bertanya :
“Apakah ketujuh perkara itu ya Rasulullah ?”, beliau menjawab :” yaitu syirik
kepada Allah, sihir, membunuh jiwa yang diharamkan Allah kecuali dengan sebab
yang dibenarkan oleh agama, makan riba, makan harta anak yatim, membelot dari
4
peperangan, menuduh zina terhadap wanita yang terjaga dirinya dari perbuatan
dosa dan tidak memikirkan untuk melakukan dosa, dan beriman kepada Allah”
(HR. Bukhori dan Muslim).
5
Hadi, Khairul. 2013. Makna Syirik dalam Al-Qur’an (Kajian Tafsir Tematik dan
Kaitannya Fenomena Kehidupan Sekarang). Thesis. Riau: Universitas Islam Negeri Sultas Syarif
Kasim Riau.
5
C. Macam-Macam Tingkatan Syirik
Dilihat dari sifat dan tingkat sanksinya, syirik dapat dibagi menjadi dua yaitu:
1. Syirik Akbar (Syirik Besar)
Syirik akbar merupakan syirik yang tidak akan mendapat ampunan Allah.
Syirik akbar dibagi menjadi dua, yang pertama yaitu Zahirun Jali (tampak nyata),
yakni perbuatan kepada tuhan-tuhan selain Allah atau baik tuhan yang berbentuk
berhala, binatang, bulan, matahari, batu, gunung, pohon besar, sapi, ular, manusia
dan sebagainya. Demikian pula menyembah makhluk-makhluk ghaib seperti
setan, jin dan malaikat. Yang kedua yaitu syirik akbar Bathinun Khafi
(tersembunyi) seperti meminta pertolongan kepada orang yang telah meninggal.
Setiap orang yang menaati makhluk lain serta mengikuti selain dari apa yang telah
disyariatkan oleh Allah dan Rasul-Nya, berarti telah terjerumus kedalam lembah
kemusyrikan6.
6
Hamang, M Nasri. 2003. Sirik dan Wasilah dalam Al-Qur’an Sebuah Kajian Syar’iyyah
Berdasarkan Metode Tafsir Maudhu’i. Jurnal Ilmiah Al-Syir‟ah. Volume 1. Nomor 1. Halaman: 1
-10.
6
dikhawatirkan akan meninggal dunia dalam keadaan kufur jika ia tidak
segera bertaubat.
Contoh-contoh perbuatan syirik asghar antara lain:
1. Bersumpah dengan nama selain Allah
َ َو َم ْن َحلَفَ بِ َغي ِْر هّٰللا ِ فَقَ ْد َكفَ َراَوْ اَ ْش َر
Sabda rasulullah SAW: ك
Artinya: “Dan barang siapa yang bersumpah dengan selain nama Allah, maka
dia telah kufur atau syirik”. (HR. Tirmidzi).
2. Memakai azimat
Memakai azimat termasuk perbuatan syirik karena mengandung unsur
meminta atau mengharapkan sesuatu kepada kekuatan lain selain Allah.
َ ََّم ْن تَ َعل
َ ق تَ ِم ْي َمةًفَقَ ْداَ ْش َر
Sabda rasulullah SAW: ك
Artinya: “Barangsiapa menggantungkan azimat, maka dia telah berbuat syirik”.
(HR. Ahmad)7.
3. Mantera
Mantera yaitu mengucapkan kata-kata atau gumam-gumam yang dilakukan
oleh orang jahiliyah dengan keyakinan, bahwa kata-kata atau gumam-gumam itu
dapat menolak kejahatan atau bala dengan bantuan jin.
Sabda rasulullah SAW:
7
Khairul Hadi, Makna Syirik dalam Al-Qur’an Kajian Tafsir Tematik dan Kaitannya
dengan Fenomena Kehidupan Sekarang, Skripsi, Fakultas Ushuluddin, UIN Sultan Syarif Kasim,
Riau, 2013.
8
12Syaikh Abdul Aziz, Hukum Sihir & Perdukunan, Riyadh, Kantor Dakwah Komplek
Industri, 2002, hlm, 2.
7
Artinya: “Barangsiapa yang membuat suatu simpul kemudian dia meniupinya,
maka sungguh ia telah menyihir. Barangsiapa menyihir, sungguh ia telah berbuat
syirik”. (HR. Nasa’i).
5. Peramalan
Yang dimaksud peramalan ialah menentukan dan memberitahukan tentang
hal-hal yang ghaib pada masa-masa yang akan datang baik itu dilakukannya
dengan ilmu perbintangan, dengan membaca garis-garis tangan, dengan bantuan
jin dan sebagainya. Rasulullah SAW bersabda:
9
Manzur, Ibunu. Lisanul „Arabi. Jilid IV. Halaman: 2248-2249.
8
Artinya: “Apa saja yang kamu nafkahkan atau apa saja yang kamu nazarkan
maka sesungguhnya Allah mengetahuinya. Orang-orang yang berbuat zalim tidak
ada seorang penolongpun baginya”. (QS. Al-Baqarah: 270).
8. Riya
Riya adalah beramal bukan karena Allah, melainkan karena ingin dipuji atau
dilihat orang. Riya termasuk syirik,
َل َع ْنهُ فَقَا َل الرِّ يَا ُءmِف َعلَ ْي ُك ُم ال ِّشرْ كَ ااْل َصْ َغ َرفَ ُس ِٔٔٮ ُ اَ ْخ َو
ُ َ ف َمااَخا
Artinya: “Sesuatu yang amat aku takuti yang akan menimpa kamu ialah syirik
kecil. Nabi ditanya tentang hal ini, maka beliau menjawab, ialah Riya”. (HR.
Ahmad).
10
Khairul Ghazali, Mereka Bukan Thaghut Meluruskan Salah Paham Tentang Thaghut,
hlm, 89.
9
3. Syirku Al- Ibadah. Inilah syirik yang menuhankan pikiran, ide-ide atau
fantasi. Mereka hanya percaya pada fakta-fakta konkrit yang berasal dari
pengalaman lahiriyah. Misalnya seorang atheis memuja ide pengingkaran
terhadap berbagai bentuk kegiatan.
4. Syirku Al-‘Addah. Ini adalah kepercayaan terhadap tahayul. Sebagai
contoh percaya bahwa angka 13 itu adalah angka sial sehingga tidak mau
menggunakan angka tersebut, menghubungkan kucing hitam dengan
kejahatan, dan sebagainya.
11
K.H.M. Zen Syukri, Melepaskan diri Dari Bahaya Syirik, Jakarta, Azhar, 2009. hlm,
52.hlm, 77.
10
“Allah telah mengunci hati dan pendengaran mereka, penglihatan mereka telah
tertutup, dan mereka akan mendapat adzab yang berat.” (QS. Al-Baqarah: 7).
Hati orang-orang syirik tertutup untuk menerima kebenaran baik yang
datangnya dari Allah dan Rasul-Nya. Menurut Ibnu Jarir, ketertutupan hati orang
syirik itu lantaran dari sifat kesombongan dan penentangannya terhadap
kebenaran yang disampaikan kepadanya. Orang-orang syirik yang mendustakan
ayat-ayat Allah dideri peringatan atau tudak sama saja bagi mereka, karena hati
mereka buta12.
Artinya : “Dalam hati mereka ada penyakit, lalu Allah menambah penyakitnya
itu, dan mereka mendapat adzab yang pedih, karena mereka berdusta.” (QS. Al-
Baqarah: 10).
3. Hanya akan memperoleh kesenangan sementara.
Kesenangan hidup di dunia yang diperoleh orang-orang musyrik sifatnya
sementara, di akhirat kelah akan mendapatkan siksa yang pedih. Meskipun ketika
hidup di dunia mereka dalam keadaan miskin dan sengsara, lebih-lebih jika
mereka kaya, bagi mereka hal itu tetap merupakan keuntungan dan kesenangan
karena mereka mengikuti hawa nafsunya.
12
Abdul qadir al-jailani, al-ghunyah lil thalibi haqqi aza wajalla jilid i, beirut al-lubnan,
darul qutub ilmiah, 1997. hlm, 237.
11
4. Amalan dan harta yang yang dinafkahkan sia-sia.
Amalan yang dinafkahkan orang-orang musyrik adalah sia-sia (tidak diberi
pahala oleh Allah), apa yang dimilikinya tidak akan dapat digunakan untuk
menebus siksa di akhirat kelak, sebagaimana firman Allah SWT:
Artinya : “Perumpaan harta yang mereka infakkan di dalam kehidupan dunia ini,
ibarat angin yang mengandung hawa sangat dingin yang menimpa tanaman
(milik) suatu kaum yang menzalimi diri sendiri, lalu angin itu merusaknya. Allah
tidak menzalimi mereka, tetapi mereka yang menzalimi diri sendiri.” (QS. Ali
Imran: 117).
13
K.H.M. Zen Syukri, Santapan Jiwa, Jakarta, Azhar, 2011. hlm, 15.
12
6. Menjadi musuh Allah.
Perbuatan musyrik menyebabkan murka Allah SWT, sebagaimana firman
Allah:
Artinya : “Pada hari itu ada wajah yang putih berseri, dan ada pula wajah yang
hitam muram. Adapun orang-orang yang berwajah hitan muram (kepada mereka
dikatakan), mengapa kamu syirik setelah beriman? Karena itu rasakanlah adzab
disebabkan kekafiranmu itu.” (QS. Ali Imran: 106).
14
Mulyono, Sifat-Sifat Allah swt dalam Pemikiran Tauhid K.H.M. Zen Syukri, Skripsi,
Fakultas Ushuluddin, IAIN Raden Fatah, Palembang, 2012.
13
F. Hikmah Menghindari Perbuatan Syirik
Seseorang yang dapat membebaskan dirinya dari perbuatan syirik memiliki
pengaruh dalam kehidupan manusia secara nyata, antara lain :
1. Mengangkat manusia ke derajat paling tinggi dan mulia.
2. Mengalirkan rasa kesederhanaan dan kesahajaan.
3. Membuat manusia menjadi suci dan benar
4. Memunculkan kepercayaan yang teguh dalam segala hal, tidak mempunyai
hubungan khusus dengan siapapun atau apapun yang menyebabkan
rusaknya iman.
5. Tidak mudah putua asa dengan keadaan yang dihadapi.
6. Menumbuhkan keberanian dalam diri manusia. Dalam hubungan ini ada
dua hal yang membuat manusia menjadi pengecut, yaitu takut mati, dan
pemikiran yang menyatakan bahwa ada orang lain selain Allah yang dapat
mencabut nyawanya.
7. Mengembangkan sikap cinta damai dan keadilan, menghalau rasa
cemburu, dengki, dan iri hati.
8. Menjadi taat dan patuh kepada hukum-hukum Allah15.
15
Shalih Ahmad Al-Syami, Syekh Abdul Qadir Al-Jailani Kisah Hidup Sultan Para Wali
dan Rampai Pesan Yang Menghidupkan Hati, Cet. 4, Jakarta, Zaman, 2012, hlm, 82.
14
KESIMPULAN
Syirik yaitu kepercayaan terhadap suatu benda yang mempunyai kekuatan
tertentu atau juga mempercayai hal-hal selain Allah Swt. Orang yang
mempercayai hal tersebut dinamakan Musyrik. Sedangkan orang musyrik itu
adalah orang yang mempersekutukan.
Pengertian Musyrik menurut istilah yaitu orang yang menyembah dan mengakui
adanya Tuhan selain Allah atau menyamakan sesuatu dengan Allah, baik Zat,
Sifat, ataupun perbuatan-Nya.
Sikap syirik dapat merusak, bahkan dapat menggugurkan aqidah Islam.
Oleh karena itu, kita harus berhati-hati jangan sampai gerak hati, ucapan, dan
perbuatan kita terbawa kedalam kemusyrikan. Sebab ada syirik kecil dan syirik
besar. Syirik kecil dapat berubah menjadi syirik besar.
15
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Aziz, Syaikh. Hukum Sihir & Perdukunan. Riyadh. Kantor Dakwah
Komplek Industri. 2002. Halaman 2.
Al-jailani, Abdul Qodir. Al-ghunyah lil thalibi haqqi aza wajalla jilid i, beirut al-
lubnan, darul qutub ilmiah. 1997. Halaman 237.
Al-Munajjid, Muhammad Shalih. 2012. Dosa-Dosa yang Diremehkan Manusia.
Solo: Zamzam. Halaman 28-29..
Hadi, Khairul. 2013. Makna Syirik dalam Al-Qur’an (Kajian Tafsir Tematik dan
Kaitannya Fenomena Kehidupan Sekarang). Thesis. Riau: Universitas
Islam Negeri Sultas Syarif Kasim Riau.
Hamang, M Nasri. 2003. Sirik dan Wasilah dalam Al-Qur’an Sebuah Syar’iyyah
Berdasarkan Metode Tafsir Maudhu’i. Jurnal Ilmiah Al-Syir‟ah. Volume
1. Nomor 1. Halaman: 1 -10.
K.H.M. Zen Syukri. Melepaskan diri Dari Bahaya Syirik. Jakarta. Azhar. 2009.
Halaman 77.
K.H.M. Zen Syukri. Santapan Jiwa. Jakarta, Azhar. 2011. Halaman 15.
Khairul Ghazali. Mereka Bukan Thaghut Meluruskan Salah Paham Tentang
Thaghut. Halaman 89.
Khairul Hadi, Makna Syirik dalam Al-Qur’an Kajian Tafsir Tematik dan
Kaitannya.
Manzur, Ibunu. Lisanul „Arabi. Jilid IV. Halaman: 2248-2249.
Subhani, Ja’far. Tauhid Dan Syirik. (Bandung: Mizan. 1996).
Tim Penyusun. Akidah Akhlak al-Hikmah. (Surabaya: Akik Pusaka. 2008).
Wahab, Muhammad bin. Tegakkan Tauhid Tumbangkan Syirik. (Yogyakarta :
Mitra Pustaka. 2000).
16