PENGELOLAAN LIMBAH
RUMAH SAKIT
Disusun Oleh:
PRODI D3 FARMASI
UNIVERSITAS ISLAM
MADURA
1
BAB I
PENDAHULUA
N
A. Latar Belakang
Sampah dan limbah menjadi permasalahan serius yang terjadi di
berbagainegara khususnya di Indonesia. Limbah merupakan bahan sisa yang
dihasilkandari suatu kegiatan baik pada skala industri, rumah tangga, instansi
dan lainsebagainya yang dilakukan oleh manusia. Limbah yang tidak diolah
dengan baikdapat menjadi salah satu faktor terjadinya pencemaran lingkungan
yangberdampak buruk bagi lingkungan.Manusia sebagai makhluk hidup
selainmendayagunakan unsur-unsur dari alam, manusia juga membuang
kembali segalasesuatu yang tidak dipergunakannya lagi ke alam. Tindakan ini
akan berakibatburuk terhadap manusia apabila jumlah buangan sudah
terlampau banyaksehingga alam tidak dapat lagi membersihkan
keseluruhannya (proses selfpurification terlampaui).
Pengotoran lingkungan yang terjadi dan sumber dayaalam yang sangat
dibutuhkan untuk kehidupan sehari-hari dan manusia sebagaiakibatnya
mengalami gangguan kesehatan karenanya (Soemirat, 2004: 16).
Limbah medis adalah limbah yang dihasilkan dari aktivitas
pengobatan atautindakan perawatan lainnya di instalasi kesehatan baik itu
rumah sakit, puskesmas,klinik, apotek, dan sebagainya. Pengelolaan limbah
medis yang tidak benar dapatmenimbulkan masalah yaitu menularkan
penyakit kepada orang lain, tenagakesehatan dan masyarakat sekitarnya.
Limbah medis mengandungmikroorganisme sumber penyakit.Limbah layanan
kesehatan dapat mencemaripenduduk lingkungan di sekitar layanan kesehatan
dan dapat menimbulkanmasalah kesehatan. Hal ini dikarenakan limbah
tersebut dapat mengandung jasadrenik penyebab penyakit pada manusia
termasuk demam typoid, cholera, disentri,dan hepatitis, sehingga limbah
harus diolah sebelum dibuang ke lingkungan(Badan Penanggulangan Dampak
Lingkungan1999 dalam Sudewi,2013:11).
Rumah sakit menjadi salah satu tempat yang di dalamnya terdapat
proseskegiatan yang dapat menimbulkan dampak positif dan negatif. Dampak
positifnyayaitu rumah sakit sebagai sarana upaya perbaikan kesehatan yang
melaksanakanpelayanan kesehatan dan dapat dimanfaatkan sebagai lembaga
pendidikan tenagakesehatan dan penelitian.Dampak negatifnya yaitu pada
sampah dan limbah yangdihasilkan rumah sakit, baik itu limbah medis atau
non medis yang dapatmenimbulkan penyakit dan pencemaran lingkungan
sekitarnya.Jenis limbah rumah sakit bermacam-macam, yaitu limbah padat
nonmedis, limbah padat medis, limbah cair, dan limbah gas.Limbah-limbah
tersebutterdiri dari limbah non infeksius, limbah infeksius, bahan kimia
beracun danberbahaya, dan sebagian bersifat radioaktif sehingga
membutuhkan pengolahansebelum dibuang ke lingkungan.
Temuan hasil penelitian Badan Penanggulangan Dampak
LingkunganJawa Barat yang bekerjasama dengan Departemen Kesehatan RI
dan BadanKesehatan Dunia (WHO) selama tahun 1998-1999, dari
keseluruhan limbahrumah sakit maka sekitar 10-15% diantaranya merupakan
limbah infeksius yangmengandung logam berat. Limbah organik sebanyak
40% merupakan yangberasal dari makanan pasien, keluarga pasien, dan
instalasi gizi, sedang sisanyasekitar 45-50% merupakan limbah anorganik
dalam bentuk botol infus danplastik. (Pristiyanto dalam Nur, 2013:1).
Limbah medis anorganik juga dapat berasal dari fasilitas
layanankesehatan lainnya.Data dari Direktorat Jenderal Pencegahan Penyakit
Menulardan Penyehatan Lingkungan (Ditjen P2MPL).
Kementerian Kesehatan RepubilikIndonesia menunjukkan bahwa
limbah alat suntik di Indonesia khusus imunisasidiperkirakan sebesar 66 juta
per tahun yang terdiri dari 36,8 juta untuk imunisasibayi, sekitar 10 juta untuk
imunisasi ibu hamil/wanita usia subur, dan kurang lebih20 juta berasal dari
imunisasi anak sekolah, sedangkan timbulan limbah alatsuntik untuk kuratif
diperkirakan sebesar 300 juta per tahun (Depkes 2006 dalamNur, 2013:1).
Pengelolaan limbah padat medis dapat dilakukan dengan berbagai
cara,salah satu pelaksanaan pengelolaan limbah medis padat yaitu
denganmenggunakan mesin insenerator. Insenerator digunakan sebagai alat
untukmembakar dan mengelola sampah medis yang dihasilkan dari
kegiatanpuskesmas.Gas yang dipancarkan oleh Sproeier dapat mencapai
700°C, limbahyang dibakar menghasilkan panas yang ikut mempertahankan
panas yang ada.Apabila ada rumah sakit atau puskesmas yang tidak memiliki
alat insenerator,pemilik atau pengelola rumah sakit atau puskesmas yang
bersangkutan dapatmeminta bantuan kepada rumah sakit atau puskesmas lain
yang memilikinya(Hanadi, 2002:23).
Sampah dibakar secara terkendali dan berubah menjadi gasdalam
mesin insenerator. Proses pengelolaan sampah dengan insenerator
yangmenghasilkan abu bukan merupakan proses akhir. Abu dan gas yang
dihasilkanmasih memerlukan penanganan lebih lanjut untuk dibersihkan dari
zat-zatpencemar yang terbawa. (Sidik dalam Sudewi, 2013:31)
B. Tujuan
1. Mengetahui Pengertian Limbah
2. Mengetahui apa itu limbah layanan kesehatan(medis)
3. Mengetahui dampak limbah medis bagi Lingkungan dan kesehatan
BAB II
LANDASAN TEORI
Limbah adalah bagian dari hasil produksi yang pada umumnya dapat
menimbulkan dampak terhadap lingkungan yang kurang baik, namun jika
limbah tersebut dapat dimanfaatkan atau didaur ulang kembali menjadi
produk yang sejenis atau jenis produk lainnya maka akan mempunyai nilai
tambah (added value) yang sangat menguntungkan. Dari semua kegiatan-
kegiatanrumah sakit, menghasilkan berbagai macam limbah berupa benda
cair, padat dan gas.Pengelolaan limbah rumah sakit adalah bagian dari
kegiatan penyehatan lingkungan di rumah sakit yang bertujuan untuk
melindungi masyarakat dari bahaya pencemaran lingkungan yang bersumber
dari limbah rumah sakit.
Para pengusaha dan swasta yang dapat menyediakan sarana dan fasilitas
yang diperlukan.
Secara garis besar ada 3 (tiga) macam limbah Rumah Sakit yaitu limbah
padat (sampah), limbah cair dan limbah klinis.
1. Sampah Sampah
Rumah Sakit dapat dianggap sebagai mata rantai penyebaran penyakit
menular karena sampah menjadi tempat tertimbunnya mikro organisme
penyakit
dan sarang serangga serta tikus.Di samping itu kadang-kadang dapat
mengandung bahan kimia beracun dan benda-benda tajam yang dapat
menimbulkan penyakit atau cidera. Sampah yang dihasilkan di Rumah
Sakit antara lain terdiri dari : sampah yang mudah busuk yang berasal
dari instalasi gizi, sampah yang tidak mudah busuk dan tidak mudah
terbakar atau yang mudah terbakar, sampah medis, sampah patologis
serta sampah yang berasal dari laboratorium.
2. Limbah Cair
Limbah cair Rumah Sakit adalah semua limbah cair yang berasal dari
ruangan-ruangan atau unit di Rumah Sakit yang kemungkinan
mengandung mikro
organisme, bahan kimia beracun dan radio aktif.
3. Limbah klinis
Limbah klinis adalah limbah yang berasal dari pelayanan medis,
perawatan gizi, "Veteranary", Farmasi atau sejenis serta limbah yang
dihasilkan
di Rumah Sakit pada saat dilakukan perawatan/pengobatan atau
penelitian. Bentuk
limbah klinis antara lain berupa benda tajam, limbah infeksius, jaringan
tubuh.
Sampah dan limbah rumah sakit adalah semua sampah dan limbah
yang dihasilkan oleh kegiatan rumah sakit dan kegiatan penunjang
lainnya.Secara umum sampah dan limbah rumah sakit dibagi dalam dua
kelompok besar, yaitu sampah atau limbah klinis dan non klinis baik padat
maupun cair. Bentuk limbah klinis bermacam-macam dan berdasarkan
potensi yang terkandung di dalamnya dapat dikelompokkan sebagai berikut :
Limbah benda tajam adalah obyek atau alat yang memiliki sudut tajam, sisi,
ujung atau bagian menonjol yang dapat memotong atau menusuk kulit
seperti jarum hipodermik, perlengkapan intravena, pipet pasteur, pecahan
gelas, pisau bedah. Semua benda tajam ini memiliki potensi bahaya dan
dapat menyebabkan cedera melalui sobekan atau tusukan.Benda-benda tajam
yang terbuang mungkin terkontaminasi oleh darah, cairan tubuh, bahan
mikrobiologi, bahan beracun atau radioaktif.
Beberapa hal yang patut jadi pemikiran bagi pengelola rumah sakit, dan jadi
penyebab tingginya tingkat penurunan kualitas lingkungan dari kegiatan rumah sakit
antara lain disebabkan, kurangnya kepedulian manajemen terhadap pengelolaan
lingkungan karena tidak memahami masalah teknis yang dapat diperoleh dari
kegiatan pencegahan pencemaran, kurangnya komitmen pendanaan bagi upaya
pengendalian pencemaran karena menganggap bahwa pengelolaan rumah sakit untuk
menghasilkan uang bukan membuang uang mengurusi pencemaran, kurang
memahami apa yang disebut produk usaha dan masih banyak lagi kekurangan lainnya
(Sebayang dkk, 1996). Untuk itu, upaya-upaya yang harus dilakukan rumah sakit
adalah, mulai dan membiasakan untuk mengidentifikasi dan memilah jenis limbah
berdasarkan teknik pengelolaan (Limbah B3, infeksius, dapat digunapakai atau guna
ulang).Meningkatkan pengelolaan dan pengawasan serta pengendalian terhadap
pembelian dan penggunaan, pembuangan bahan kimia baik B3 maupun non
B3.Memantau aliran obat mencakup pembelian dan persediaan serta meningkatkan
pengetahuan karyawan terhadap pengelolaan lingkungan melalui pelatihan dengan
materi pengolahan bahan, pencegahan pencemaran, pemeliharaan peralatan serta
tindak gawat darurat (Sebayang dkk, 1996).
Limbah rumah Sakit adalah semua limbah yang dihasilkan oleh kegiatan rumah
sakit dan kegiatan penunjang lainnya.Mengingat dampak yang mungkin timbul, maka
diperlukan upaya pengelolaan yang baik meliputi pengelolaan sumber daya manusia,
alat dan sarana, keuangan dan tatalaksana pengorganisasian yang ditetapkan dengan
tujuan memperoleh kondisi rumah sakit yang memenuhi persyaratan kesehatan
lingkungan (Said, 1999).Limbah rumah Sakit bisa mengandung bermacam-macam
mikroorganisme bergantung pada jenis rumah sakit, tingkat pengolahan yang
dilakukan sebelum dibuang.Limbah cair rumah sakit dapat mengandung bahan
organik dan anorganik yang umumnya diukur dan parameter BOD, COD, TSS, dan
lain-lain.Sedangkan limbah padat rumah sakit terdiri atas sampah mudah membusuk,
sampah mudah terbakar, dan lain-lain.Limbah- limbah tersebut kemungkinan besar
mengandung mikroorganisme patogen atau bahan kimia beracun berbahaya yang
menyebabkan penyakit infeksi dan dapat tersebar ke lingkungan rumah sakit yang
disebabkan oleh teknik pelayanan kesehatan yang kurang memadal, kesalahan
penanganan bahan-bahan terkontaminasi dan peralatan, serta penyediaan dan
pemeliharaan sarana sanitasi yang masib buruk.
Pembuangan limbah yang berjumlah cukup besar ini paling baik jika dilakukan
dengan memilah-milah limbah ke dalam pelbagai kategori. Untuk masing-masing
jenis kategori diterapkan cara pembuangan limbah yang berbeda. Prinsip umum
pembuangan limbah rumah sakit adalah sejauh mungkin menghindari resiko
kontaminsai dan trauma (injury).jenis-jenis limbah rumah sakit meliputi bagian
berikut ini (Shahib dan Djustiana, 1998) :
a. Limbah Klinik
Limbah dihasilkan selama pelayanan pasien secara rutin, pembedahan dan di
unit-unit resiko tinggi.Limbah ini mungkin berbahaya dan mengakibatkan resiko
tinggi infeksi kuman dan populasi umum dan staff rumah sakit. Oleh karena itu
perlu diberi label yang jelas sebagai resiko tinggi. contoh limbah jenis tersebut
ialah perban atau pembungkus yang kotor, cairan badan, anggota badan yang
diamputasi, jarum-jarum dan semprit bekas, kantung urin dan produk darah.
b. Limbah Patologi
Limbah ini juga dianggap beresiko tinggi dan sebaiknya diotoklaf sebelum
keluar dari unit patologi. Limbah tersebut harus diberi label biohazard.
Limbah ini meliputi kertas-kertas pembungkus atau kantong dan plastik yang
tidak berkontak dengan cairan badan.Meskipun tidak menimbulkan resiko sakit,
limbah tersebut cukup merepotkan karena memerlukan tempat yang besar untuk
mengangkut dan mambuangnya.
d. Limbah Dapur
Secara garis besar masalah yang dihadapi di Indonesia adalah sebagai berikut :
1) Sebagian besar bangunan Rumah Sakit di Indonesia pada saat ini tidak dilengkapi
dengan sarana pembuangan limbah yang memadai seperti
2) "Spoel Hok", sehingga pencemaran lingkungan lebih mudah terjadi.
3) Belum semua Rumah Sakit dilengkapi dengan sarana pembuangan sampah yang
memenuhi syarat karenabatasan lahan dan kendala biaya.
4) Sikap dan perilaku petugas termasuk para manajer Rumah Sakit yang belum
mendukung dalam setiap upaya penanggulangan limba
5) Adat dan kebiasaan buruk dari masyarakat kita yang disebabkan ketidaktahuan
dan tingkat pendidikan yang kurang.
6) Belum tersedianya dana kahusus baik untuk penelaahan maupun penyediaan
sarana pembuangan limbah Rumah Sakit yang tercantum dalam APBN, APBD
ataupun sumber dana lainnya.
7) Biaya pembuatan sarana pembuangan dirasakan masin terlampau mahal, sehingga
perlu dibuat suatu sarana yang lebih sederhana, lebih mudah namun memenuhi
syarat.
BAB III
PENUTUP, KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Limbah rumah sakit adalah semua sampah dan limbah yang dihasilkan
oleh kegiatan rumah sakit dan kegiatan penunjang lainnya. Secara
umum sampah dan limbah rumah sakit dibagi dalam dua kelompok
besar, yaitu sampah atau limbah klinis dan non klinis baik padat maupun
cair.
2. Bentuk limbah klinis bermacam-macam dan berdasarkan potensi yang
terkandung di dalamnya diantaranya limbah benda tajam, limbah infeksius
tubuh, limbah sitotoksik, limbah kimia, limbah radioaktif , limbah plastik.
3. Pengolahan Limbah Rumah Sakit tergantung dari jenis Limbahnya
4. Limbah Padat : Pemisahan, penampungan, dan pengangkutan
5. Limbah Cair :Kolam Stabilisasi Air Limbah, Kolam oksidasi air limbah,
Anaerobic Filter Treatment System, Pengolahan dan Pembuangan,
Incinerator.
B. Saran
Adanya toksikologi limbah rumah sakit, disarankan agar petugas
rumah sakit dalam mengolah limbah agar lebih memperhatikan cara atau
teknik-teknik dalam mengolah jenis limbah yang ada di ruah sakit.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.indonesian-publichealth.com/pengaruh-limbah-medis-
terhadap-kesehatan/( di akses pada 12 November 2017 )
http://indryqhy.blogspot.co.id/2013/03/makalah-limbah-rumah-
sakit.html( di akses pada 12 November 2017 )
http://analissite.blogspot.co.id/2015/11/pengaruh-limbah-rumah-sakit-
terhadap.html( di akses pada 10 November 2017 )