Anda di halaman 1dari 12

JURNAL RISET AKUNTANSI DAN KEUANGAN, 8 (1), 2020, 29-40

Analisis Net Operating Margin (NOM), Non Performing Financing (NPF),


Financing to Debt Ratio (FDR) dan Pengaruhnya Pada Efisiensi Perbankan
Syariah di Indonesia
Dadang Agus Suryanto1 , Sussy Susanti2
Program Studi Manajemen, STIE EKUITAS, Bandung, Jawa Barat

Abstract. The research aims to empirically examine the factors that influence the efficiency of Islamic
banking in Indonesia. The variables involved in this study include Net Operating M argin (NOM), Non
Performing Financing (NPF) and Financing to Debt Ratio (FDR) as an independent variable with Costs
Effeciency Ratio (BOPO) as the dependent variable which is a proxy for measuring efficiency. The
objects of this study are 5 Islamic banks from BUKU II and BUKU III with financial data fr om
Indonesian Sharia Banking Statistics periods from 2013 to 2017. The statistical analysis method used in
this study is the Panel Data Regression Analysis. The results showed that the effect of significant
independent variables in influencing Efisien (BOPO) only Non Performing Financing (NPF) with the
magnitude of the NPF prediction capability on BOPO of 28, 98% while the rest are influenced by other
factors. The results of this analysis are expected to be a guide in the management of Islamic banking.
Limitations of this study were not carried out on all Islamic banking and Indonesian Sharia Business
Units.

Keywords: Net Operating Margin (NOM), Non Performing Financing (NPF), Financing to Debt Ratio
(FDR), Operational Costs and Operating Income (BOPO)

Abstrak. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor yang mempengaruhi tingkat efisiensi
Perbankan Syariah di Indonesia, dengan mengukur variable Non Operating Margin (NOM), Non
Performing Financing (NPF) dan Financing to Debt Rasio ( FDR) sebagai variable independen dan Biaya
Operasional terhadap Biaya Operasional (BOPO) sebagai variable dependen yang menjadi proksi untuk
mengukur efisiensi. Objek penelitian ini terbatas pada 5 bank syariah dari BUKU II dan BUKU III
dengan menggunakan data keuangan dari Statistik Perbankan Syariah Indonesia untuk periode laporan
dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2017. Metode analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Analisis Regresi Data Panel. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa pengaruh variabe l independen
yang signifikan dalam mempengaruhi efisiensi (BOPO) hanya Non Performing Financing (NPF) dengan
besarnya kemampuan prediksi NPF terhadap BOPO sebesar 28,98 % sedangkan sisanya dipengaruhi oleh
faktor lain. Hasil analisis ini diharapkan menjadi petunjuk dalam pengelolaan perbankan syariah.
Keterbatasan penelitian ini tidak dilakukan pada seluruh perbankan syariah dan Unit Usaha Syariah
Indonesia.

Kata kunci. Net Operating Margin (NOM); Non Performing Financing (NPF); Financing to Debt Ratio
(FDR); Operational Costs and Operating Income (BOPO).

Corresponding author.Email: a.32surya@gmail.com1 , sussy.rebab19@gmail.com2


How to cite this article. Suryanto, D. A., & Susanti, S. (2020). Analisis Net Operating Margin (NOM), Non
Performing Financing (NPF), Financing to Debt Ratio (FDR) dan Pengaruhnya Pada Efisiensi Perbankan Syariah
di Indonesia. Jurnal Riset Akuntansi Dan Keuangan, 8(1), 29–40.
History of article. Received: Desember 2019, Revision: Februari 2020, Published: April 2020.
Online ISSN: 2541-061X.Print ISSN: 2338-1507. DOI: 10.17509/jrak.v8i1.19331.
Copyright©2020. Published by Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan. Program Studi Akuntansi. FPEB. UPI.

PENDAHULUAN perekonomian suatu negara, jika industri


Perbankan sebagai salah satu sub perbankan suatu negara terpuruk, maka
sistem industri jasa keuangan, dianggap perekonomian suatu negara dapat mengalami
sebagai salah satu penentu dalam perjalanan krisis, sehingga industri perbankan dapat

29 | Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan Vol.8 | No.1 | 2020


DADANG AGUS SURYANTO 1 , SUSSY SUSANTI2 / Analisis Net Operating Margin (NOM), Non
Performing Financing (NPF), Financing to Debt Ratio (FDR) dan Pengaruhnya Pada Efisiensi
Perbankan Syariah di Indonesia

dijadikan barometer stabilitas perekonomian Aktivitas fee based ini sebagai


suatu negara. Berbeda dengan bank kegiatan off balance sheet (tidak tercatat pada
konvensional bank Islam dalam neraca) karena tidak menyebabkan
operasionalnya tidak mengacu kepada kepemilikan suatu asset atau penerbitan
perubahan suku bunga, sehingga tidak secara instrumen utang. Namun demikian bagi bank
langsung dirasakan dampaknya, bahkan dari syariah tentunya tidak mudah menghadapi
sisi pertumbuhan bank syariah sebenarnya pesaing dari bank konvensional yang sudah
melampaui rata-rata pertumbuhan bank lama eksis, baik dari jaringan maupun
konvensional, terutama pada tahun 2007 teknologi.
sampai 2011 dengan rata-rata 40,2% per Oleh karena itu untuk meningkatkan
tahun, sementara perbankan nasional hanya daya saing dan profitabilitasnya, perbankan
sebesar 16,7% per tahun (Deputi Gubernur BI syariah dituntut melakukan langkah-langkah
pada acara Milad Ikatan Ahli Ekonomi efisiensi, dilain pihak melambatnya
Islam). pembiayan, turut memacu pada peningkatan
Eskalasi perkembangkan perbankan risiko yang signifikan pada kinerja perbankan.
Islam ini, diikuti pula oleh sektor ekonomi Menurut Otoritas Jasa Keuangan perbankan
lainnya seperti asuransi, pasar modal, dan syariah cenderung memperkuat rasio
bursa komoditas. Inovasi produk berbasis pencadangan pembiayaan, hal ini
syariah di berbagai industri keuangan mulai menyebabkan beban operasional terhadap
diminati pasar. Sampai saat ini, inovasi yang biaya operasional (BOPO) masih tinggi, yang
ada berusaha menciptakan produk yang bisa cenderung tidak efisien, pendapat ini berbeda
bersaing dengan produk konvensional, dengan hasil penelitian (Kamarudin et al.,
walaupun pendekatan yang mengemuka 2017) dengan teori DEA (data envelopment
adalah meniru (reconstruction approach) dari analysis), yang membandingkan bank-bank
produk-produk konvensional. (www.bi.go.id ) syariah domestic dan bank asing syariah yang
Perbankan Syariah mulai melakukan ada di Malaysia, Indonesia dan Brunei,
langkah diversifikasi produknya untuk menyatakan bahwa tingkat efisiensi bank
menggali dan memacu potensi pendapatan syariah domestic lebih tinggi dibandingkan
lainnya selain dari bagi hasil melalui berbagai dengan bank Asing Syariah.
inovasi produk maupun pengembangan (Mokhtar et al., 2006) meneliti
produk yang dimiliki perbankan, memperluas efisiensi perbankan Syariah, Unit Usaha
jaringan bisnis dengan dukungan teknologi Syariah dan Bank Konvensional di Malaysia
(branchless) nampaknya akan menjadi pilihan selama periode 1997-2003 dengan
bank sebagai bagian dari strategi dalam menggunakan pendekatatan Stochastic
menghadapi berbagai situasi pada era disrupsi Frontier Approach (SFA) menunjukkan
saat ini. bahwa rata-rata efisiensi perbankan
Salah satu diversifikasi produk mengalami peningkatan , namun perbankan
pendapatan non operasional lainnya adalah syariah masih lebih rendah dibanding
fee based income yang semakin diminati oleh konvensional.
kalangan perbankan baik konvensional Berbeda dengan penelitian
maupun syariah, yang ditandai dengan sebelumnya yang menggunakan metode DFA,
semakin pesatnya penggunaan digital SFA pada Bank Syariah. Dalam penelitian ini
banking, karena fee based income tidak BOPO dijadikan sebagai pengukur efisiensi
berpengaruh pada Capital Adequacy Ratio bank yang menggambarkan kemampuan bank
(CAR) Likuiditas maupun NPF, namun dalam menghasilkan pendapatan dalam
berpengaruh positif pada ROA sebagai ukuran pengendalian biaya operasional terhadap
keberhasilan bank dalam meningkatkan pendapatan operasional, karena semakin
profitabilitas. tinggi rasio BOPO maka akan berdampak

30 | Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan Vol.8 | No.1 | 2020


JURNAL RISET AKUNTANSI DAN KEUANGAN, 8 (1), 2020, 29-40

pada profitabilitas bank, yang Sebagai gambaran, kinerja Perbankan


menggambarkan kemampuan bank dalam Syariah yang dibagi dalam tiga katagori Bank
mengatur biaya operasional dan Umum Kegiatan Usaha (BUKU) yaitu BUKU
meningkatkan pendapatan operasionalnya, I, BUKU, II dan BUKU III, dalam tiga tahun
bank menjadi tidak efisien sehingga kinerja terakhir menunjukkan perkembangan usaha
keuanganpun menurun. yang masih melandai sebagaimana terlihat
dalam tabel berikut:

Tabel 1. Kinerja Bank Syariah berdasarkan BUKU I

Indikator CAR KAP NOM ROA BOPO LIQ FDR


2014 17,56 3,49 0,75 0,66 95,36 18,03 93,38
2015 20,49 4,26 0,42 0,40 97,66 20,21 96,60
2016 17,64 5,83 (4,00) (3,51) 118,17 23,18 94,18
2017 19,08 8,49 (2,50) (2,33) 122,18 33,93 86,52
Sumber : SPI OJK-2017.

Tabel 2. Kinerja BUS Buku II


Indikator CAR KAP NOM ROA BOPO LIQ FDR
2014 15,39 4,95 0,49 0,38 97,19 18,25 85,73
2015 14,96 5,01 0,54 0,48 96,03 18,62 90,55
2016 17,78 3,87 1,20 1,08 91,58 24,87 89,21
2017 17,36 4,07 0,97 0,90 92,27 32,73 79,31
Sumber : SPI OJK-2017.

Tabel 3. Kinerja BUS Buku III


Indikator CAR KAP NOM ROA BOPO LIQ FDR
2014 - - - - - - -
2015 13,02 5,82 0,54 0,52 97,76 22,05 81,70
2016 14,02 4,70 0,63 0,59 97,29 18,04 78,91
2017 14,25 3,41 0,61 0,58 95,57 23,59 77,38
Sumber : SPI OJK-2017.

Kondisi perbankan syariah baik jauh dibawah rata-rata bank konvensional


BUKU I, II, dan III dilihat dari kemampuan yang tentunya berpengaruh pada kinerja bank
menghasilkan keuntungan (ROA) masih pada ( >2,5%).
angka minimal (seharusnya >1,5% ) demikian Berdasarkan data tersebut, dapat
pula dari sisi efisiensi ( BOPO ), melampai digambarkan bahwa beberapa permasalahan
batas rata-rata maksimal 85%, yang artinya di perbankan syariah, adalah masalah
bank syariah secara umum kurang efisien. permodalan, NPF yang masih tinggi, BOPO
Kekurangefisienan bank syariah sebagaimana yang tinggi, pembiayaan yang melandai dapat
tercatat pada table 1.3, disebabkan oleh biaya dilihat dari jumlah pembiayaan yang
operasional dan pembentukan cadangan yang disalurkan (ratio-FDR dibawah 80 % dan
terbentuk akibat pembiayaan bermasalah menambah likuiditas yang cukup tinggi ).
(NPF), sehingga menghasilkan NOM dan Dikutif dari harian KONTAN tgl 14
ROA yang rendah. Selain itu pertumbuhan Juli 2017, tentang Keuangan dan Bank,
CAR yang juga sangat minim mengakibatkan menyatakan bahwa BOPO Perbankan Syariah
bank syariah akan sulit untuk berkembang, belum efisien ditandai dengan masih
dari sisi net operasional margin juga masih tingginya BOPO yang berada pada level 92%.

31 | Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan Vol.8 | No.1 | 2020


DADANG AGUS SURYANTO 1 , SUSSY SUSANTI2 / Analisis Net Operating Margin (NOM), Non
Performing Financing (NPF), Financing to Debt Ratio (FDR) dan Pengaruhnya Pada Efisiensi
Perbankan Syariah di Indonesia

Ketua Dewan Komisioner Lembaga menghasilkan output yang sama, dan dengan
Penjaminan Simpanan kepada CNBC tanggal input yang besar menghasilkan output yang
7 Juni 2019 menyatakan bahwa Kinerja lebih besar.
Perbankan Syariah masih lambat, terutama (Tobin, 1984) berpendapat, ada empat
karena faktor modal, likuiditas dan efisiensi. faktor yang berpengaruh terhadap efisiensi
Faktor efisiensi bagi bank sangatlah penting, perusahaan, pertama, efisiensi karena abitrase
karena hal ini akan menentukan harga satu ekonomi, kedua, efisiensi karena ketepatan
produk yang akan berpengaruh pada profit penilaian dasar aset-asetnya, ketiga, efisiensi
yang lebih tinggi, pada era disrupsi, ini sangat karena lembaga keuangan bank mampu
relevan karena bank syariah akan bersaing mengantisipasi resiko yang akan muncul dan
dengan bank konvensional yang sudah lebih keempat adalah efisiensi fungsional yang
dahulu eksis. berkaitan dengan mekanisme pembayaran
Pengukuran efisiensi pada perbankan yang dilakukan oleh sebuah lembaga
di Indonesia pada umumnya mengggunakan keuangan. Ditinjau dari teori ekonomi, ada
BOPO sebagai salah satu rasio profitabilitas dua pengertian efisiensi, yaitu efisiensi teknik
bank, selain menggunakan ROA dan ROE. dan efisiensi ekonomi. Efisiensi ekonomis
BOPO bukanlah satu-satunya rasio efisiensi mempunyai sudut pandang makro yang
yang fundamental, namun beberapa peneliti mempunyai jangkauan lebih luas
banyak pula menggunakan penghitungan dibandingkan dengan efisiensi teknik yang
dengan pendekatan teori DEA (data bersudut pandang mikro. Pengukuran efisiensi
envelopment analysis) yang mengestimasi teknik cenderung terbatas pada hubungan
nilai efisiensi teknis (TE), efisiensi teknis teknis dan operasional dalam proses konversi
murni (PTE) dan skala efisiensi (ES) yang input menjadi output. Akibatnya, usaha untuk
mempertimbangkan input dan out put dalam meningkatkan efisiensi teknis hanya
kegiatan operasionalnya maupun Stochastic memerlukan kebijakan mikro yang bersifat
Frontier Analysis (SFA). internal, yaitu dengan pengendalian dan
Berdasarkan latar belakang yang sudah alokasi sumber daya yang optimal. Dalam
diuraikan sebelumnya, maka permasalahan efisiensi ekonomis, harga tidak dapat
dalam penelitian dapat dirinci menjadi dianggap given, karena harga dapat
pertanyaan penelitian yang menyangkut dipengaruhi oleh kebijakan makro (Walter,
variable – variable penelitian sebagai berikut : 1995, Sarjana, 1999) .
1. Apakah NOM mempengaruhi efisiensi (Beck et al., 2013) Bank syariah lebih
pada perbankan syariah? 2. Apakah NPF efisien dibandingkan bank konvensional
mempengaruhi tingkat efisiensi pada dalam sampel lintas-negara yang luas.
perbankan Syariah? 3.Apakah FDR Namun, bank konvensional yang beroperasi
mempengaruhi tingkat efisiensi pada di negara-negara dengan pangsa pasar yang
perbankan syariah? lebih tinggi dari bank syariah lebih hemat
biaya tetapikurang stabil.(Giuffrida &
KAJIAN LITERATUR Gravelle, 2001), berpendapat bahwa ada tiga
Teori Efisiensi Bank ( Bank Efficiency ) sumber inefisiensi biaya. Inefisiensi teknis
Pengertian efisiensi dapat dilihat dari (technical inefficiency) yang terjadi jika
berbagai sudut pandang yang berbeda. hanya sedikit output yang dihasilkan dari
Efisiensi dapat didefinisikan sebagai rasio sejumlah input tertentu. Tingkat output unit
antara out-put dengan input (Kost & kegiatan ekonomi (UKE) berada jauh diatas
Rosenzweig, 1979). Ada tiga faktor yang garis isokuan. inefisiensi alokasi (allocative
menyebabkan efisiensi, yaitu apabila dengan inefficiency) terjadi ketika input digunakan
input yang sama menghasilkan output yang dalam proporsi yang salah, sehingga harga
lebih besar, dengan input yang lebih kecil dan produktivitas berada pada satu garis

32 | Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan Vol.8 | No.1 | 2020


JURNAL RISET AKUNTANSI DAN KEUANGAN, 8 (1), 2020, 29-40

batas. UKE tetap berada pada garis isokuan, Sistem pasar persaingan sempurna
tetapi pada titik yang salah. Terakhir, skala (perfect market competition) menjadi basis
inefisiensi (scale inefficiency) terjadi ketika awal berkembangnya teori efisiensi, dimana
biaya total dapat dikurangi dengan mengubah pasar melalui tangan tidak terlihat ( invisible
jumlah UKE, dan unit kegiatan ekonomi hand) akan selalu mengalokasikan
berada pada garis isokuan yang salah. sumberdaya secara efisien kepada para pelaku
Beberapa penelitian menyatakan ekonomi didalam pasar persaingan sempurna.
bahwa bank kecil memberikan pelayanan Namun demikian, saat ini konsep tersebut
yang berbeda dengan bank besar, namun bank menjadi using karena banyak sekali
besar mampu memberikan jasa yang lebih ditemukan kegagalan pasar. Dalam teori
lengkap. Implikasinya perhitungan biaya rata- ekonomi yang lebih berkembang ditemukan
rata yang dikeluarkan bank kecil berbeda sebuah konsep keseimbangan pasar yang di
dengan bank besar. Pada gambar diatas, kenal dengan The Fundamental Theorem of
dinyatakan bahwa bank kecil dan menengah Welfare Economics. Teori ini mengemukakan
mencapai biaya produksi yang paling rendah, hubungan antara konsep keseimbangan pasar
yaitu antara 100 juta dollar sampai 500 juta dengan konsep pareto efisiensi. Teori ini
dollar AS pada nilai asetnya. Sebaliknya bank terdiri dari first theorem dan second theorem.
besar mencapai titik optimal (biaya terendah) Teori pertama menyatakan bahwa dalam
antara 2 – 10 milyar dollar AS. keadaan tertentu competitive ekonomi adalah
Awalnya, bank kecil (nilai aset < 100 selalu pareto efisien, dimana dalam keadaan
juta dollar AS) akan menanggung biaya pareto efisien individu yang melakukan
produksi yang lebih banyak, tetapi cenderung pertukaran akan mencapai kepuasan
menurun seiring bertambahnya aset. Pada aset maksimal tanpa membuat individu lain
200 juta dollar AS, bank kecil berada pada menjadi lebih buruk. Hal ini mengandung
titik biaya paling rendah (least cost pengertian bahwa ternyata terdapat perbedaan
production point). Penelitian yang dilakukan alokasi sumberdaya dalam perekonomian
oleh (Berger et al., 1993) , menyatakan bahwa diantara setiap individu yang tergantung dari
kebanyakan bank tidak beroperasi pada batas initial endowment masing-masing individu.
kemungkinan biaya minimumnya (minimum Implikasi lainnya adalah dalam the first
possible cost). Hasil penelitian menyatakan theorem ini adalah timbulnya sebuah
bahwa tingkat x-efficiency antara 20 sampai kegagalan pasar yaitu eksternalitas, monopoli
25 persen lebih besar dari keseluruhan biaya alamiah, dan barang-barang publik (Fama,
produksi yang seharusnya terjadi pada kondisi 1998).
efisiensi maksimum, Leibenstein dalam Suparmoko (2010)
(Hadad et al., 2003) Efisiensi merupakan teori efisiensi terdiri dari Teori X-efisiensi,
salah satu parameter kinerja yang secara teori efisiensi alokatif, dan teori efisiensi
teoritis merupakan salah satu kinerja yang dinamik. Teori X-efisiensi disebut juga
mendasari seluruh kinerja sebuah organisasi. efisiensi teknis yaitu efisiensi yang ada dalam
Pada saat pengukuran efisiensi dilakukan, organisasi secara internal telah efisien yang
bank dihadapkan pada kondisi bagaimana berarti perusahaan atau organisasi tersebut
mendapatkan tingkat output yang optimal menghasilkan keluaran atau output maksimal
dengan tingkat input yang ada, atau bagi seperangkat sumber daya tertentu.
mendapatkan tingkat inputyang minimum Asumsi ini menimbulkan asumsi sampingan
dengan tingkat output tertentu. Hasil bahwa organisasi pasti meminimalkan biaya.
perhitungan efisiensi berdasarkan SFA dan Selain itu dikenal pula teori efisiensi
DFA dengan menggunakan data bank yang alokatif. Adalah teori yang mengukur
dikelompokkan terlebih dahulu berdasarkan keuntungan dari manfaat yang berasal dari
kategorinya, menghasilkan hasil perhitungan pilihan yang diusulkan atau sebenarnya dalam
yang tidak konsisten. distribusi atau alokasi sumber daya. Sumber
daya digunakan untuk memproduksi barang

33 | Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan Vol.8 | No.1 | 2020


DADANG AGUS SURYANTO 1 , SUSSY SUSANTI2 / Analisis Net Operating Margin (NOM), Non
Performing Financing (NPF), Financing to Debt Ratio (FDR) dan Pengaruhnya Pada Efisiensi
Perbankan Syariah di Indonesia

dan jasa yang paling dibutuhkan dan rentabilitas akan ikut rendah yang artinya
diinginkan konsumen atau penggunaan keuntungan yang diperoleh akan kecil.
dengan nilai tertinggi.
Teori efisiensi dinamik adalah Non Performing Financing (NPF)
efisiensi berupa lingkaran serangkaian Non Performing Financing (NPF)
tindakan kebijakan antara lain peningkatan merupakan rasio keuangan yang
produktivitas, output dan upah seperti menunjukkan risiko pembiayaan yang
lingkaran tak berujung berupa pengurangan dihadapi bank akibat pemberian pembiayaan
upah, perpanjangan jam kerja, dan dan investasi dana bank pada portofolio yang
pengintensivan kondisi kerja yang berbeda. Semakin kecil Non Performing
memungkinkan keunggulan komparatif Financing (NPF) maka semakin kecil pula
perusahaan. risiko kredit yang ditanggung pihak bank.
Dengan demikian apabila suatu bank
Net Operational Margin (NOM) mempunyai Non Performing Financing
Pendapatan Operasional Bersih (Net (NPF) yang tinggi, menunjukkan bahwa bank
Operating Margin, NOM) tersebut tidak professional dalam mengelola
kreditnya, sekaligus memberikan indikasi
(𝑃𝑂 − 𝐷𝐵𝐻) − 𝐵𝐷 bahwa tingkat risiko atau pemberian kredit
𝑁𝑂𝑀 ∶
𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝐴𝑃 pada bank tersebut cukup tinggi searah
dengan tingginya Non Performing Financing
(NPF) yang dihadapi bank.
PO = Pendapatan operasional adalah
pendapatan operasional setelah distribusi 𝑃𝑒𝑚𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑎𝑛 𝑛𝑜𝑛 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
𝑁𝑃𝐹 = x 100 %
bagi hasil dalam 12 (dua belas) bulan 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑚𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎𝑎𝑛
terakhir.
Biaya Operasionan dan Pendapatan
BO = Biaya operasional adalah beban Operasional (BOPO)
operasional termasuk kekurangan PPAP Rasio Biaya Operasional terhadap
yang wajib dibentuk sesuai dengan Pendapatan Operasional (BOPO) sering
ketentuan dalam 12 (dua belas) bulan disebut rasio efisiensi yang digunakan untuk
terakhir. mengukur kemampuan manajemen bank
dalam mengendalikan biaya operasional
Rata2 AP = Perhitungan rata-rata aktiva terhadap pendapatan operasional
produktif merupakan rata-rata aktiva BOPO menurut kamus keuangan adalah
produktif 12 (dua belas) bulan terakhir. kelompok rasio yang mengukur efisiensi dan
efektivitas operasional suatu perusahaan
Rasio dihitung per posisi tanggal dengan jalur membandingkan berbagai angka
penilaian. pengeluaran dengan pendapatan di laporan
rugi laba.
Kriteria penilaian peringkat: Formula BOPO menurut Tasman
Peringkat 1 : NOM > 3%
(2006: 402):
Peringkat 2 : 2% < NOM ≤ 3%
Peringkat 3 : 1,5% < NOM ≤ 2%
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙
Peringkat 4 : 1% < NOM ≤ 1,5% 𝐵𝑂𝑃𝑂 ∶ 𝑋 100%
Peringkat 5 : NOM ≤ 1% 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙

NOM merupakan rasio rentabilitas Semakin rendah BOPO berarti


bank. NOM harus dijaga kestabilannya, semakin tinggi efisien bank tersebut dalam
sehingga apabila NOM rendah, tingkat mengendalikan biaya operasionalnya, maka

34 | Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan Vol.8 | No.1 | 2020


JURNAL RISET AKUNTANSI DAN KEUANGAN, 8 (1), 2020, 29-40

semakin tinggi pula rentabilitasnya. Dengan yang lebih luas jauh lebih efisien dibanding
adanya efisiensi biaya maka keuntungan yang bank syariah.
diperoleh bank akan semakin besar. (Zainal et al., 2012)Hasil penelitian
menunjukkan bahwa rata-rata TE, PTE dan
Financing to Debt Ratio (FDR) SE adalah masing-masing 0,79, 0,90 dan 0,88.
Rasio Financing to Deposit Ratio (FDR) Selanjutnya, bank syariah lokal mencetak TE
digunakan untuk mengukur kemampuan bank dan SE yang lebih tinggi dibandingkan
dalam memenuhi kewajiban-kewajiban dengan bank syariah asing. Tetapi bank-bank
jangka pendeknya atau kewajiban yang sudah Islam asing mendapat skor PTE lebih tinggi
jatuh tempo. Rasio ini menyatakan seberapa daripada bank-bank Islam.menemukan
jauh kemampuan bank dalam membayar bahwa, efisiensi bank syariah di Indonesia
kembali penarikan dana yang dilakukan dipengaruhi secara negative oleh PDB, nilai
deposan dengan mengandalkan pembiayaan tukar, dan pasar global, sementara secara
yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. positif terkait dengan profitabilitas, intensitas
Semakin besar pembiayaan maka pendapatan pembiayaan, kapitalisasi dan biaya non
yang diperoleh juga akan naik, karena pembiayaan. Sementara itu (Muhammad
pendapatan naik secara otomatis laba juga Nadratuzaman, 2016) melakukan penelitain
akan mengalami kenaikan. Dengan kata lain efisiensi pada bank BMI, BSM dan BRI
seberapa jauh pemberian pembiayaan kepada Syariah, menggunakan pendekapan Stochastic
nasabah dapat mengimbangi kewajiban bank Frontier Analysis, menghasilkan tingkat
untuk segera memenuhi permintaan deposan efisiensi yang berbeda. BMS memiliki tingkat
yang ingin menarik kembali uangnya yang efisiensi tertinggi disbanding Bank syariah
telah digunakan oleh bank untuk memberikan lain, karena dipengaruhi oleh BOPO, dan
pembiayaan. BMI adalah terendah namun dengan
profitabilitas baik. Sirajo, dkk (2016) meneliti
𝐽𝑚𝑙 𝑃𝑒𝑚𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎𝑎 𝑛 𝑦𝑔 𝑑𝑖𝑏𝑒𝑟𝑖𝑘𝑎𝑛 efisiensi pada tujuh bank di tujuh Negara,
𝐹𝐷𝑅 = x 100 %
𝑇𝑜𝑡𝑎 𝑙 𝐷𝑎𝑛𝑎 𝑃𝑖ℎ𝑎𝑘 𝐾𝑒𝑡𝑖𝑔𝑎
dengan menggunakan model parametric OLS
(Ordinary Least Square). Secara empiris jelas
Penelitian terdahulu bahwa rasio modal, efisiensi biaya,
Dalam penelitian yang dilakukan pendapatan operasional, pendapatan, surat
(Kamarudin et al., 2017) yang menganalisis berharga lainnya dan variable ekonomi
tingkat efisiensi antara bank syariah domestic menjelaskan kinerja profitabilitas bank, dan
dan bank asing syariah, di Malaysia, peran moderat dari efisiensi biaya dengan
Indonesia dan Brunei, menyatakan bahwa modal, pendapatan operasional, pendapatan
perbankan syariah domestic lebih efisien dan surat berharga lainnya, mengindikasikan
dibanding dengan bank Asing syariah. efisien. (Mumtaz & Hussain, 2015), IMF
Sementara itu penelitian (Vasileios Pappas, menyatakan bahwa di beberapa Negara yang
2016) menyimpulkan Bank Islam lebih tahan lebih maju Bank Syariah lebih efisien,
terhadap krisis dibanding bank konvensional, walaupun pada saat krisis mengalami
karena bank Islam menekankan pembagian kemunduran dari sisi profitabilitas.
risiko (risk sharing). Penelitian Ascarya
(2005) (Vasileios Pappas, 2016), dengan
menggunakan pendekatan DEA, Hipotesis Penelitian
menyimpulkan bahwa hanya ada 2 bank Berdasarkan landasan teori dan
syariah yang efisien dari sejumlah perbankan penelitian-penelitian terdahulu diatas,
syariah di Indonesia. (Beck et al., 2013) mengenai berbagai hubungan antara variable
mengatakan Bank Syariah dalam independen dan variabel dependen maka
operasionalnya lebih efisien dibandingkan dapat diajukan hipotesis penelitiannya adalah
bank konvensional dalam sampel di berbagai sebagai berikut:
lintas Negara, namun bank konvensional yang H1 : NOM memiliki pengaruh yang positif
beroperasi di Negara-negara dengan market dan signifikan terhadap BOPO

35 | Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan Vol.8 | No.1 | 2020


DADANG AGUS SURYANTO 1 , SUSSY SUSANTI2 / Analisis Net Operating Margin (NOM), Non
Performing Financing (NPF), Financing to Debt Ratio (FDR) dan Pengaruhnya Pada Efisiensi
Perbankan Syariah di Indonesia

H2 : FDR memiliki pengaruh yang negative


dan signifikan terhadap BOPO

H3 : NPF memiliki pengaruh yang negative


dan signifikan terhadap BOPO

METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian dilakukan untuk
menganalisis faktor yang mempengaruhi
efisiensi, dengan menggunakan analisis data
panel, berdasarkan data sekunder dari
Statistik Perbankan Syariah Indonesia.
Adapun objek dalam penelitian ini adalah
perbankan syariah, yang dikelompokkan pada
BUKU I, BUKU, II dan BUKU III pada tahun
2013 sampai degan 2017. Sebagai sampel Gambar 2. Tahapan Analisis Data Panel.
bank-bank yang dipilih adalah lima bank
terbesar dari buku II dan dan Buku III. Yaitu
HASIL DAN PEMBAHASAN
bank yang memiliki modal inti paling sedikit
Pemilihan Model
Rp 1 triliun sampai dengan kurang dari Rp 5
Uji Chow
trilun, dan bank dengan modal inti paling
Dalam pengujian ini terhadap
sedikit Rp 5 trilun sampai kurang dari Rp 30
triliun, bank-bank tersebut adalah Bank Mega pemilihan model, dimana akan digunakan
model estimasi antara common effect atau
Syariah, Bank BNI Syariah, Bank BRI
fixed effect. Adapun hipotesis yang akan
Syariah, Bank Muamalat dan Bank Mandiri
diuji adalah sebagai berikut :
Syariah.
H0 : Memilih menggunakan model estimasi
Analisis Data common effect.
Penelitian ini menggunakan analisis
H1 : Memilih menggunakan model estimasi
regresi data panel. Model data panel
fixed effect.
memeriksa pengaruh kelompok, pengaruh
waktu, atau keduanya untuk mengatasi
pengaruh heterogen atau individu yang Tabel 1. Hasil Uji Chow
mungkin teramati atau tidak teramati. Redundant Fixed Effects Tests
Pengaruh-pengaruh adalah pengaruh tetap Equation: Untitled
atau pengaruh random. Common Effect Model
Test cross-section fixed effects
digunakan jika pengaruh individu ui =
(pengaruh spesifik cross-sectional atau
waktu) tidak ada (ui = 0). Fixed effect model Effects Test Statistic d.f. Prob.
memeriksa jika intercep bervariasi antar
kelompok atau waktu, sementara itu random 2.80240
effect model menggali perbedaan pada Cross-section F 1 (4,17) 0.0591
komponen varians error (error component Cross-section Chi- 12.6612
variance) antar individu atau antar waktu. square 30 4 0.0131
Tahapan analisis regresi data panel disajikan
dalam gambar berikut:
Sumber : Eviews 9 (2018)

36 | Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan Vol.8 | No.1 | 2020


JURNAL RISET AKUNTANSI DAN KEUANGAN, 8 (1), 2020, 29-40

Dari hasil tabel 1, nilai Chi square Multiplier (LM). Hipotesis yang akan diuji
yang dihasilkan berdasaran pengolahan hasil adalah sebagai berikut :
hitung dengan menggunakan Eviews 9 adalah H0 : Memilih menggunakan model estimasi
sebesar 12,661230 dengan probabilitas yang random effect.
dihasilkan 0,0131 yang artinya H0 ditolak dan
H1 diterima. Dengan demikian berdasarkan H1 : Memilih menggunakan model estimasi
hasil tersebut model yang digunakan secara common effect.
tepat adalah model estimasi fixed effect.
Uji signifikasi random effect
Uji Hausman didasarkan pada nilai statistik Breunsh Pagan.
Untuk mengetahui apakah Random Effect Jika nilai LM statistik lebih besar nilai kritis
lebih tepat dari Fixed effect dilakukan uji statitstik chi-squares maka menolak hipotesis
Hausman dengan hipotesis uji sebagai nol. Atau pada nilai p-value jika hasil yang
berikut: didapatkan kurang dari 5% (signifikan) maka
H0: Memilih menggunakan model estimasi model estimasi yang akan digunakan adalah
Random Effect. fixed effect, akan tetapi jika p-value melebihi
dari angka 5% (tidak signifikan) dengan
H1: Memilih menggunakan model estimasi demikian model estimasi yang digunakan
Fixed Effect. adalah model common effect. Berikut adalah
hasil uji signifikasi antara common effect
Tabel 2. Hasil Uji Hausman dengan random effect atau yang disebut
dengan uji Lagrange Multiplier (LM) :
Correlated Random Effects - Hausman
Test Tabel 3. Hasil Uji Lagrange Multiplier (LM)
Equation: Untitled
Lagrange Multiplier Tests for Random
Test cross-section random effects Effects
Chi-Sq. Chi-Sq. Null hypotheses: No effects
Test Summary Statistic d.f. Prob. Alternative hypotheses: Two-sided
(Breusch-Pagan) and one-sided
Cross-section (all others) alternatives
random 4.473498 3 0.2147
Test Hypothesis
Cross-
Sumber : Eviews 9 (2018)
section Time Both
Breusch- 0.632258 1.429370 2.061628
Dari hasil tabel di atas, nilai Chi square yang
Pagan
dihasilkan berdasaran pengolahan hasil hitung
(0.4265) (0.2319) (0.1510)
dengan menggunakan Eviews 9 adalah
sebesar 4,473498 dengan probabilitas yang
dihasilkan 0,2147 yang artinya H0 diterima *Mixed chi-square asymptotic critical
dan H1 ditolak. Dengan demikian values:
berdasarkan hasil tersebut model yang 1% 7.289
digunakan secara tepat adalah model estimasi 5% 4.321
random effect. 10% 2.952

Uji Lagrange Multiplier (LM) Sumber : Eviews 9 (2018)

Untuk mengetahui apakah model Hasil pengujian menunjukkan LM statistik <


random effect lebih baik dari metode OLS LM kritis, sehingga menerima hipotesis nol.
(common effect) digunakan uji Lagrange Artinya estimasi yang tepat untuk model

37 | Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan Vol.8 | No.1 | 2020


DADANG AGUS SURYANTO 1 , SUSSY SUSANTI2 / Analisis Net Operating Margin (NOM), Non
Performing Financing (NPF), Financing to Debt Ratio (FDR) dan Pengaruhnya Pada Efisiensi
Perbankan Syariah di Indonesia

regresi data panel adalah metode common yang mampu dijelaskan oleh model regresi.
effect. Perhitungan dimaksudkan untuk mengetahui
ketepatan yang baik dalam analisis yang
Evaluasi Model Regresi data panel ditunjukkan oleh besarnya koefisien
R Square determinasi R2.
Nilai ini bertujuan untuk mengukur
prosentase dari variasi total variabel dependen

Tabel 3. Hasil Koefisien Determinasi Berdasarkan Estimasi Common Effect

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 88.26706 2.162534 40.81649 0.0000


NOM -0.157401 0.238541 -0.659848 0.5165
NPF 2.241173 0.781484 2.867844 0.0092
FDR -0.000139 0.000497 -0.278981 0.7830
R-squared 0.305105 Mean dependent var 94.15160
Adjusted R-squared 0.205834 S.D. dependent var 4.248002
S.E. of regression 3.785649 Akaike info criterion 5.645958
Sum squared resid 300.9538 Schwarz criterion 5.840978
Log likelihood -66.57448 Hannan-Quinn criter. 5.700048
F-statistic 3.073464 Durbin-Watson stat 2.098324
Prob(F-statistic) 0.044952

Sumber : Eviews 9 (2018)

Dari hasil estimasi: R-squared = Hipotesis:


0.305105 Artinya variabel independen H0 : β0 = β1 = β2 = β3 = 0 ; variabel
mampu menjelaskan variabel dependen independen tidak berpengaruh
sebesar 30,51% sedangkan sisanya sebesar
60,49% dijelaskan variabel lain diluar model. H1 : β0 ≠ β1 ≠ β2 ≠ β3 ≠ 0 ; variabel
Interpretasi lainnya adalah Jika nilai R square independen berpengaruh
lebih dari 0,5 maka kemampuan variabel berdasarkan tabel 3 statistik F menghasilkan
prediktor kuat dalam menjelaskan variabel nilai p value atau nilai probabilitas < α (0.045
response. Sedangkan sebaliknya jika nilainya < 0.05) dengan kesimpulan menolak H0,
kurang dari 0,5 maka kemampuan variabel maka model layak sehingga variabel
prediktor tidak kuat dalam menjelaskan independen secara bersama-sama berpengaruh
variabel response. Dalam contoh regresi data terhadap variabel dependen.
panel ini, nilai R Square sebesar 0,305105,
yang artinya variabel prediktor kurang kuat Uji Signifikansi Variabel Independen (Uji
dalam menjelaskan variabel response. t)
Uji t dilakukan untuk mengetahui
Uji Kelayakan Model (Uji F) signifikan atau tidak variabel-variabel
Uji F dilakukan untuk mengetahui independen terhadap variable dependen
signifikan atau tidak variabel-variabel secara individu atau parsial. Berdasarkan
independen terhadap variabel dependen table 3 nilai probabilitas yang < α hanya
secara menyeluruh/simultan (bersama-sama). variabel NPF saja yang berarti variabel NPF

38 | Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan Vol.8 | No.1 | 2020


JURNAL RISET AKUNTANSI DAN KEUANGAN, 8 (1), 2020, 29-40

secara individu signifikan dalam yang tinggi diharapkan mampu menghasilkan


mempengaruhi BOPO. pembiayaan dengan tingkat bagi hasil yang
menguntungkan. Dengan demikian akan
Hasil Estimasi Regresi Data Panel memacu masyarakat untuk mengajukan
pembiayaan. Bahkan temuan Diallo (2018)
Hasil Estimasi Model Data Panel mengungkapkan efisiensi pada perbankan
berdasarkan dari uji spesifikasi model yang dalam kondisi krisis ekonomi ternyata mampu
telah dilakukan serta dari perbandingan nilai meningkatkan pertumbuhan industri.
terbaik maka model regresi data panel yang
digunakan adalah Common Effect. Berikut Bank Umum Syariah, masih ada
tabel yang menunjukkan hasil estimasi data dalam kategori Bank Umum Kelompok Usaha
dengan jumlah obsrvasi sebanyak 5 bank (BUKU II) kecuali Bank Mandiri Syariah ada
syariah selama periode 2013 - 2017. dalam kategori BUKU III, artinya dari sisi
biaya operasional akan meanggung beban
Tabel 4. Estimasi data dengan jumlah overhead cost yang tinggi dibanding bank-
obsrvasi sebanyak 5 bank syariah selama bank yang sudah masuk kategori BUKU III,
periode 2013 - 2017. hal ini disebabkan beban investasi pada
teknologi, SDM yang cukup tinggi, disamping
persoalan Non Performing Financing yang
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
rata-rata diatas bank konvensional.
C 88.26706 2.162534 40.81649 0.0000
Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
NOM -0.157401 0.238541 -0.659848 0.5165
mencatat industri perbankan syariah
NPF 2.241173 0.781484 2.867844 0.0092 cenderung memperkuat rasio pencadangan
FDR -0.000139 0.000497 -0.278981 0.7830 terhadap pembiayaan, sebagai antisipasi
kenaikan NPF. Hal ini menyebabkan Beban
Berdasarkan hasil esimasi koefisien Operasional terhadap Pendapatan Operasional
regresi data panel dengan pendekatan model (BOPO) masih tetap tinggi. Dari data kinerja
Common Effect diperoleh persamaan sebagai BUS buku II dan BUKU III, Nampak bahwa
berikut: rata-rata BOPO masih diatas 90 %, dilain
BOPO i = β0 + β1 NOM + β2 NPF + β3 FDR pihak pembiayaan melambat dilihat dari data
+ ei likuiditas yang cukup besar ( FDR ) yang
BOPO i = 88,27 - 0,1574 NOM + 2,2412 NPF masih pada kisaran 80%, sedangkan NPF
– 0,00014 FDR + ei secara umum rata-rata masih diatas 3%
namun dibawah 5%. NOM sebagai salah satu
Interpretasi koefisien regresi data panel : indikator kinerja bank, juga masih belum
Jika rasio NOM meningkat 1 persen mencapai angka ideal dalam mendorong
maka secara rata-rata BOPO akan menurun profitabilitas bank. Disamping itu
sebesar 0,16 persen. keterbatasan modal menjadi sulit dalam
Jika NPF meningkat 1 persen maka mendorong pertumbuhan bank syariah.
secara rata-rata BOPO akan naik sebesar 2,24 Berdasarkan hasil analisis BOPO,
persen. bank syariah yang dianalisis pada 5 bank
Jika FDR meningkat 1 persen maka mewakili kategori BUKU II dan III,
secara rata-rata BOPO akan turun sebesar menunjukkan inefisien.
0,00014 persen.
SIMPULAN
Pembahasan Berdasarkan hasil dan pembahasan yang
Efisiensi bank merupakan faktor yang sudah diuraikan pada bab sebelumnya
dapat menentukan pertumbuhan pembiayaan. mengenai faktor determinasi efisiensi
Semakin efisien suatu bank berdampak perbankan syariah, dapat disimpulkan bahwa:
terhadap peningkatan pembiayaan. Efisiensi 1) NOM tidak berpengaruh secara signifikan

39 | Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan Vol.8 | No.1 | 2020


DADANG AGUS SURYANTO 1 , SUSSY SUSANTI2 / Analisis Net Operating Margin (NOM), Non
Performing Financing (NPF), Financing to Debt Ratio (FDR) dan Pengaruhnya Pada Efisiensi
Perbankan Syariah di Indonesia

terhadap BOPO yang artinya hasil itu tidak of Business Administration in the
berlaku bagi semua bank syariah secara Faculty of Humanities,
general. Akan tetapi secara khusus (untuk Diallo (2018), Bank Efficiency and industry
bank yang menjadi objek penelitian ini), hasil growth during financial crises,
pengolahan data menunjukkan bahwa terdapat researchgate.net
hubungan negatif yang bermakna jika terjadi Giuffrida,Gravelle (2001) Measuring
kenaikan NOM maka implikasinya adalah Performance in Primary Care:
BOPO akan menurun, dan juga berlaku Econometric Analysis and DEA,
sebaliknya. 2) NPF berpengaruh secara researchgate.net
signifikan terhadap BOPO yang artinya hasil Hussain dkk (2015) An Overview Of Islamic
itu berlaku bagi semua bank syariah secara Banking, Working Paper International
general. Akan tetapi secara khusus (untuk Monetary Fund.
bank yang menjadi objek penelitian ini), hasil Haddad, dkk (2013) Pendekatan Parametrik
pengolahan data menunjukkan bahwa terdapat untuk Efisiensi Perbankan Indonesia,
hubungan positif yang bermakna jika terjadi Bank Indonesia
kenaikan NPF maka implikasinya adalah Krueger, (2017) Some Notes on Islamic
BOPO akan meningkat pula, dan juga berlaku Finance in the National Accounts.
sebaliknya. 3) FDR tidak berpengaruh secara Retired, IMF Statistics Department
signifikan terhadap BOPO yang artinya hasil Consultant, Islamic Financial
itu tidak berlaku bagi semua bank syariah Services Board Presented IARIW
secara general. Akan tetapi secara khusus Conference Dresden. Germany –
(untuk bank yang menjadi objek penelitian August 2016
ini), hasil pengolahan data menunjukkan Matt Isa, dkk (2018) Islamic banks’ fee
bahwa terdapat hubungan negatif yang income, characteristics and risk:
bermakna jika terjadi kenaikan FDR maka Panel data analysis evidence from
implikasinya adalah BOPO akan meningkat, Indonesia, Faculty of Business
dan juga berlaku sebaliknya. Management,
Otoritas Jasa Keuangan, Statistik Perbankan
Indonesia, Desember 2017
DAFTAR PUSTAKA
Thorsten Beck, dkk (2010 ) Islamic vs
Ariff, Cheng, (2008). Do accounting Konvensional Banking, Business
Model Eficiency and Stability, The
disclosures of fee income affect
World Bank Development Research
commercial bank share prices?
Group.
University Of Tokyo Japan.
Trivedy, (2015) Banking Innovation
Abeidifar, dkk (2014). Non-Interest Income
Diversification New Income Streams
Activities and Bank Lending, School of
Profitability Stability. VIKALPA The
Management. University of St Andrews.
Journal for Decision Makers 40(1) 28-
Ascary, Yumanita (2005). Bank Syariah,
41©2015 Indian Institute of
Gambaran Umum Pusat Studi
Management, Ahmedabad SAGE
Kabanksentralan Indonesia.
Publication.
Chang, Yip (2012). Income Diversification
Zaenal, Saliza (2012) A DEA Approach,
and Performance of Islamic Banks. A
International Conference On Businnes
thesis submitted to The University of
and Economic, Faculty Of Business
Manchester for the degree of Doctor

40 | Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan Vol.8 | No.1 | 2020

Anda mungkin juga menyukai