Anda di halaman 1dari 13

HIGEIA 2 (1) (2018)

HIGEIA JOURNAL OF PUBLIC HEALTH


RESEARCH AND DEVELOPMENT
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/higeia

KETUBAN PECAH DINI DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH UNGARAN

Nur Rohmawati , Arulita Ika Fibriana

Epidemiologi dan Biostatistika, Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan,
Universitas Negeri Semarang

Info Artikel Abstrak

Sejarah Artikel: Ketuban pecah dini (KPD) adalah pecahnya selaput ketuban sebelum waktunya melahirkan. Pada
Diterima November 2017 tahun 2017 Jumlah kasus ketuban pecah dini di RSUD Tugurejo merupakan salah satu jumlah
Disetujui Desember 2017 kasus tertinggi (43,1%) dibandingkan dengan jumlah kasus komplikasi persalinan lainnya seperti
Dipublikasikan Januari pendarahan anterpartum, postpartum, pre-eklamsia berat, dan preeklamsia. Jenis penelitian ini
2018 adalah observasional analitik dengan rancangan case-control. Sampel yang ditetapkan sebesar 46
kasus dan 46 kontrol dengan teknik purposive sampling. Data dianalisis dengan menggunakan uji
Keywords: chi-square. Hasil menunjukkan ada hubungan antara malposisi (malpresentasi) janin (p value =
Complication, Membranes, 0,019), umur ibu (p value = 0,033), paritas (p value = 0,003), riwayat KPD (p value = 0,005), status
broke early pekerjaan ibu (p value = 0,019), status anemia (p value = 0,010), paparan asap dan perilaku
merokok ibu (p value = 0,004)dengan kejadian ketuban pecah dini. Tidak ada hubungan antara
kehamilan kembar (ganda) (p value = 0,31), riwayat keturunan (p value = 0,315), riwayat keguguran
berulang dengan kejadian ketuban pecah dini (p value = 0,358).

Abstract

Early rupture of membranes was the rupture of the membranes prematurely before delivery. In 2017, the
number of case membrane broke early in the hospital of Tugurejo is one of the number of cases highest
compared (43,1%) with the others of the number of complication cases such as anter-partum. The type of
research is analytic observational with case-control design. Sample that is set of 46 cases and 46 controls
with the technique of purposive sampling.The data of analysis is chi-squre test. The result of research show
there is relation between mal-position/mal-presentation of embryo (p value=0,019), age of mother (p value=
0,033), parity (p value= 0,003), the history of KPD (p value= 0,005), the status of mother employment
(p value= 0,019), the status of anemia (p value= 0,10), smoking exposure and behavior smoking of
mother (p value= 0,004) with membrane broke early. There is not relation between history of the descendant
(p value= 0,315), history of recurrent miscarriage (p value= 0,94), and twin pregnancy (gamelly) (p value=
0,358).

© 2018 Universitas Negeri Semarang


Alamat korespondensi:
p ISSN 1475-362846
Gedung F5 Lantai 2 FIK Unnes
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229 e ISSN 1475-222656
E-mail: nurrohmawati92@gmail.com

1
Nur R., Yuni W. /Faktor Risiko Ketuban / HIGEIA 2 (1) (2018)

PENDAHULUAN Menurut WHO, kejadian ketuban pecah


dini (KPD) atau insiden PROM (prelobour
Ketuban pecah dini (KPD) atau ketuban rupture of membrane) berkisar antara 5-10% dari
pecah sebelum waktunya (KPSW) sering semua kelahiran. KPD preterm terjadi 1% dari
disebut dengan premature repture of the membrane semua kehamilan dan 70% kasus KPD terjadi
(PROM) didefinisikan sebagai pecahnya selaput pada kehamilan aterm. Pada 30% kasus KPD
ketuban sebelum waktunya melahirkan. merupakan penyebab kelahiran prematur
Pecahnya ketuban sebelum persalinan atau (WHO, 2014).
pembukaan pada primipara kurang dari 3 cm Insiden KPD di Indonesia berkisar 4,5%-
dan pada multipara kurang dari 5 cm. Hal ini 6% dari seluruh kehamilan, sedangkan di luar
dapat terjadi pada kehamilan aterm maupun negeri insiden KPD antara 6%-12%.
pada kehamilan preterm. Pada keadaan ini Kebanyakan studi di India mendokumentasikan
dimana risiko infeksi ibu dan anak meningkat. insiden 7-12% untuk PROM yang 60-70%
Ketuban pecah dini merupakan masalah penting terjadi pada jangka waktu lama. Insiden
dalam masalah obstetri yang juga dapat kejadian Ketuban Pecah Dini (KPD) di
menyebabkan infeksi pada ibu dan bayi serta beberapa Rumah Sakit di Indonesia cukup
dapat meningkatkan kesakitan dan kematian bervariasi yakni diantaranya: di RS Sardjito
pada ibu dan bayi (Purwaningtyas, 2017). sebesar 5,3%, RS Hasan Sadikin sebesar 5,05%,
Dampak yang paling sering terjadi pada RS Cipto Mangunkusumo sebesar 11,22%, RS
KPD sebelum usia kehamilan 37 minggu adalah Pringadi sebesar 2,27% dan RS Kariadi yaitu
sindrom distress pernapasan (RDS atau sebesar 5,10% (Sudarto, 2016). RSUD dr.
Respiratory Disterss Syndrome), yang terjadi pada Adhyatma, M.P.H Semarang atau disebut juga
10-40% bayi baru lahir. Risiko infeksi akan RSUD Tugurejo adalah salah satu Rumah
meningkat prematuritas, asfiksia, dan hipoksia, Sakit Umum milik pemerintah Provinsi Jawa
prolapse (keluarnya tali pusat), resiko kecacatan, Tengah dengan tipe rumah sakit kelas B yang
dan hypoplasia paru janin pada aterm. Hampir digunakan sebagai salah satu pusat pelayanan
semua KPD pada kehamilan preterm akan lahir kesehatan rujukan di kota Semarang.
sebelum aterm atau persalinan akan terjadi Berdasarkan hasil studi pendahuluan
dalam satu minggu setelah selaput ketuban dengan menggunakan data sekunder rekam
pecah. Sekitar 85% morbiditas dan mortalitas medis RSUD Tugurejo Semarang yang
perinatal ini disebabkan oleh prematuritas dilakukan oleh peneliti pada kasus komplikasi
akibat dari ketuban pecah dini. persalinan menyebutkan bahwa data jumlah
Hal ini juga berdampak bagi kesmas kasus komplikasi persalinan pada periode
(khusnya dalam bidang promosi kesehatan Januari-Desember 2016 jumlah keseluruhannya
KPD berhubungan dengan penyebab kejadian yaitu 2.178 ibu yang melahirkan, diantanya
prematuritas dengan insidensi 30-40% sebagai terdapat 834 kejadian komplikasi persalinan
proses pencegahan (tindakan preventif) dan (38,2%).
penurunan angka kejadian mortalitas dan Dari 834 kasus komplikasi persalinan ini
mordibitas perinatal yang diakibatkan oleh terdiri dari persalinan Ketuban Pecah Dini
komplikasi kejadian ketuban pecah dini ini. (KPD) ada 360 kasus (43,1%), PEB ada 208
Selain itu ketuban pecah dini berkaitan dengan kasus (24,9%), Pendarahan Postpartum ada 81
komplikasi persalinan, meliputi kelahiran kasus (9,71%), Prematuritas (preterm) ada 54
kurang bulan, sindrom gawat napas, kompresi kasus (6,47%), Pendarahan Anterpartum ada 31
tali pusat, khorioamnionitis, abruption plasenta, kasus (3,71%), Malposisi/malpresentasi ada 41
sampai kematian janin yang meningkatkan kasus (4,91%), dan lain-lain 55 kasus (6,59%),
mortalitas dan morbiditas perinatal. Semakin sedangkan dari seluruh ibu yang mengalami
lama KPD, semakin besar kemungkinan komplikasi persalinan di atas sebagian besar
komplikasi yang terjadi. memutuskan untuk menjalani operasi caesar

pada persalinannya Tugurejo, 2016).


(31,7%) (RSUD Menurut penelitian
2
Nur R., Yuni W. /Faktor Risiko Ketuban / HIGEIA 2 (1) (2018)

yang dilakukan oleh tahun 2016. adapun berdasarkan hasil


RSUD Tugurejo
Eka Purwani (2014) sampel penelitian rekam medis di
Semarang. Kriteria
penelitian tentang dibagi mejadi dua yaitu
eksklusi untuk
faktor- faktor yang sampel kasus dan
sampel kasus
berhubungan sampel kontrol.
maupun sampel
dengan kejadian Sampel kasus dalam
kontrol yaitu,
ketuban pecah dini penelitian ini yaitu ibu
responden yang
di RSUD Ungaran bersalin di RSUD un
tidak bersedia
Kabupaten 2016 telah didiagnosis
untuk menjadi
Semarang tahun oleh petugas kesehatan
responden,
2014 menyebutkan mengalami KPD
responden yang pada
ada hubungan berdasarkan hasil
saat pengambilan
antara umur ibu rekam medis RSUD,
data, telah pindah
dan paritas dengan sedangkan sampel
atau pergi dari
kejadian ketuban kontrol dalam
alamat rumah
pecah dini penelitian ini yaitu ibu
responden tersebut
(p=0,032<0,05) dan bersalin di RSUD
dan tidak pernah
tidak ada hubungan Tugurejo tahun 2016
kembali lagi, serta
antara kelainan letak yang tidak mengalami
pada saat
janin dengan KPD berdasarkan
pengambilan data,
ketuban pecah dini hasil rekam medis
reponden tersebut
(p=0,897>0,05). RSUD. Kriteria inklusi
tenyata telah
Tujuan dari sampel kasus yaitu,
dinyatakan
penelitian ini yaitu responden bersalin di
meninggal dunia.
untuk mnegetahui RSUD Tugurejo
Teknik
faktor risiko yang Semarang mulai bulen
pengambilan
berhubungan dengan mei 2017 di telusuri ke
sampel yang
kejadian ketuban belakang hingga
digunakan dalam
pecah dini. waktu dimana jumlah
penelitian ini yaitu
sampel penelitian
purposive sampling,
METODE terpenuhi dan
dimana sampel
responden dinyatakan
kasus yang diambil
Jenis terdiagnosa ketuban
dari data rekam
penelitian ini pecah dini
medis mengenai
menggunakan berdasarkan hasil
KPD yang ada di
metode penelitian rekam medis positif
RSUD Tugurejo
KPD sedangkan
sebanyak 46 kasus
kuantitatif kriteria inklusi sampel
KPD terbaru yang
kontrol yaitu responden
menggunakan terdekat tanggal
berslin di RSUD
observasional didiagnosis KPD nya
Tugurejo Semarang
analitik dengan dengan tanggal
mulai bulan mei 2017
rancangan dimulainya
di telusuri ke belakang
penelitian kasus penelitian,
hingga waktu dimana
kontrol (case control sedangkan untuk
jumlah sampel
study). Populasi sampel kontrol juga
penelitian terpenuhi
dalam penelitian ini diambil pada waktu
dan responden
adalah seluruh ibu terdekat
dinyatakan tidak
yang melakukan dimulainnya
mengalami ketuban
persalinan di RSUD penelitian.
pecah dini sebelum
Tugurejo Semarang Penentuan besar
waktunya
3
Nur R., Yuni W. /Faktor Risiko Ketuban / HIGEIA 2 (1) (2018)

sampel untuk bulan mei 2017 status anemia, riwayat


hubungan pada tiap
kelompok sampai dengan keguguran berulang,
variabel yang akan
kasus dan jumlah sampel kehamilan kembar
diujiadapun
kelompok minimal (ganda) dan lain-lain.
persayaratan yang
kontrol, terpenuhi. Instrumen yang
harus dipenuhi
dengan Sumber digunakan dalam
untuk dapat
berdasarkan data diperoleh penelitian ini yaitu
dilakukan uji chi-
pada dari data primer lembar kuesioner.
square diantaranya,
perhitungan dan data Pentingnya kuesioner
setiap sel minimal
odd ratio (OR) sekunder. Data sebagi alat pengumpul
berisi frekuensi
dari penelitian primer data adalah untuk
pengamatan (Oij)
terdahulu yaitu dikumpulkan memperoleh suatu data
sebesar 1, sel-sel
(Tahir, 2012) secara langsung yang sesuai dengan
dengan frekuensi
yaitu 3.59 dan diperoleh tujuan penelitian
harapan (Eji) kurang
dengan tingkat dari hasil tersebut, oleh karena
dari 5 tidak boleh
kepercayaan wawancara itu isi dari kuesioner
melebihi 20%dari
(Zα) sebesar dengan adalah sesuai dengan
total sel. Untuk tabel
95% yaitu 1,96 menggunakan hipotesis penelitian
2x2, syarat itu
dan kekuatan kuesioner untuk tersebut. Teknik
berarti tidak satu sel
(Zβ) sebesar mengetahui pengolahan data
pun boleh berisi
80% yaitu informasi dengan cara
frekuensi harapan
0,84. Besar mengenai pemeriksaan data
kurang dari 5,
sampel ketuban pecah (Editing), pemberian
namun apabila data
minimal yang dini. Data pode (Coding),
yang akan diuji
diperlukan sekunder pemberian skor
tidak memenuhi
dalam diperoleh dari (Skoring), tabulasi, dan
persyaratan untuk
penelitian ini catatan rekam memasukan data
dilakukan uji chi-
dilebihkan medis ibu di (Entry data). Teknik
square maka uji
10% dari hasil RSUD Tugurejo analisis data
alternatifnya
perhitungan yang berisi dilakukan secara
menggunakan uji
yaitu 46,2 atau identitas pasien, univariat yaitu untuk
Fisher.
dibulatkan catatan persalinan mendeskripsikan
menjadi dan verbal atau masing-masing variabel
HASIL DAN
46 orang sampel catatan kohor ibu yang akan diteliti untuk
kasus dan 46 orang PEMBAHASAN
dan lain-lain dilihat distribusinya
sampel
serta buku KIA yang selanjutnya akan
kontrol. Untuk Berdasarkan
ibu hamil sebagai dilakukan secara
mengantisipasi Tabel 1 Hasil
catatan bivariat dengan
kemungkinan Analisis univariat
pendamping menggunakan uji chi-
subyek terpilih seluruh variabel
apabila masih square umtuk
yang drop out, pada kelompok kasus
ada yang kurang. mengetahui ada
maka dan kontrol dapat
Data sekunder tidaknya
dilakukan diketahui jumlah
yang diambil oleh
penambahan
peneliti antara
sejumlah Tabel 1. Hasil Analisis Univariat pada Kelompok
lain: Diagnosa Kasus dan Kontrol
subyek agar
ketuban pecah Variabel Kategori
besar sampel
dini, umur ibu, Kehamilan Kembar Mengalami kehamilan ganda (2/gamelli)
tetap
malposisi atau atau lebih
memenuhi.
malpresentasi (Ganda) Tidak mengalami kehamilan ganda (janin
Sampel akan tunggal)
janin, paritas,
diambil mulai Malposisi Mengalami malposisi atau malpresentasi
janin
4
Nur R., Yuni W. /Faktor Risiko Ketuban / HIGEIA 2 (1) (2018)

Tidak mengalami malposisi


Berdasarka hubungan antara
(Malpresentasi) malpresentasi janin
n hasil penelitian kehamilan kembar
Umur Ibu Berisiko(umur ibu <20atau >35
Tidak Berisiko (umur ibu pada tabel 2 (ganda) dengan
35 tahun) menunjukan kejadian ketuban
Berisiko(≤1 atau > 4) bahwa tidak ada pecah dini. Hasil
Paritas Ibu Tidak berisiko (anak ke-2 hubungan antara penelitian ini dapat
Memiliki riwayat KPD kehamilan menggambarkan
Riwayat KPD Tidak memiliki riwayat
kembar (ganda) bahwa kehamilan
Memiliki riwayat keturunan
mengalami KPD dengan kejadian kembar (ganda)
Riwayat Keturunan ketuban pecah merupakan faktor
Tidak memiliki riwayat keturunan
mengalami KPD dini. Dari hasil yang tidak
Berisiko (ibu bekerja diluaranalisis dengan berhubungan
sebagai IRT selama kehamilan) dengan kejadian
Status Pekerjaan Ibu uji chi square
Tidak berisiko (ibu tidak bekerja di luar
ketuban pecah
rumah selama kehamilan)yang diperoleh p
Mengalami anemia value = (0,315) dini ,dimana
Status Anemia Tidak mengalami anemia dimana nilai p proporsi responden
Status Riwayat Mengalami riwayat keguguran value lebih dari yang mengalami
Tidak mengalami riwayat 0,05 (0,315>0,05) kehamilan kembar
Keguguran Berulang berulang (ganda) lebih
H diterima dan
Paparan Asap & Berisiko (ibu perokok aktif 0
Ha ditolak banyak ditemukan
Tidak berisiko (ibu bukan
pasif) artinya tidak ada pada kelompok
Perilaku Merokok Ibu
kasus.
proporsi dari sedangkan yang tidak
masing-masing mengalami kehamilan Tabel 2. Hasil Analisis Bivariat Kelompok Kasus dan
variabel penelitian. ganda (kembar) pada Kontrol
Proporsi yang kelompok kasus Variabel Kategori p value
dimaksud tersebut sebanyak 39 responden OR 95%CI
merupakan (84,8%) dan pada Ke Mengalami
persebaran pada 46 kelompok kontrol ha kehamilan ganda
responden yang sebanyak 43 mil (2/gamelli) atau
lebih 0,315 2,573
menjadi sampel responden (93,5%). an
0,622-
Ke mengalami
kasus dan 46 10.646
mb kehamilan
responden pada ar ganda (janin
sampel kontrol (G tunggal)
dalam penelitian an
da) Mengalami
penelitian.
malposisi atau
Berdasarkan Malposisi malpresentasi janin 0,033
hasil penelitian pada 0,306 0,112-0,835
tabel 2 menunjukkan (Malpresentasi)
Tida (
bahwa proporsi k u
responden yang men m
mengalami gala u
kehamilan ganda mi r
(kembar) pada malp i
osisi b
kelompok kasus atau u
sebanyak 7 malp <
responden (15,2 %) rese 2
dan pada kelompok ntasi 0
janin a
kontrol sebanyak 3
Beri t
responden (6,5%), siko a
5
Nur R., Yuni W. /Faktor Risiko Ketuban / HIGEIA 2 (1) (2018)

u
0,003
> Tidak memiliki riwayat
3 keturunan
4,026
5
1,667-9,724
U tahun)
m 0,033 Tidak berisiko (ibu tidak bekerja
u 0,112-0,835 di
r T
I i
b d Tidak mengalami anemia
u a
k
Berul Tidak
B mengalami
e ang riwayat
r keguguran 0,004 6,935
i Papar berulang 1,848-
s Berisiko (ibu 26,036
i an perokok aktif atau
k pasif)
o Asap Tidak berisiko
(ibu bukan
( & perokok aktif
u
Perilaku dan pasif)
m Meroko
u k
r Ibu

i Hasil penelitian malposisi


b ini sesuai dengan (malpresentasi) janin
u penelitian yang dalam kehamilannya
dilakukan oleh (Tahir, pada kelompok kasus
a
2012). Hasil penelitian sebanyak 9 responden
n
t yang dilakukan oleh (19,6%) dan pada
a Tahir menunjukkan kelompok kontrol
r bahwa ibu yang sebanyak 1 responden
a mengalami KPD (2,2%), sedangkan yang
2 proporsinya lebih kecil tidak mengalami
0 (11,0%) pada ibu yang malposisi (malpresentasi)
- hamil kembar janin dalam kehamilannya
dibandingkan ibu yang pada kelompok kasus
3 tidak hamil kembar sebanyak 37 responden
5
(89,0%). Hal ini juga (80,4%) dan pada
t disebabkan karena kelompok kontrol
a responden yang sebanyak 45 responden
Berisiko(≤1 atau > 4)
Paritas Ibu h dijadikan sampel
0,003 pada 4,026(97,85). Berdasarkan hasil
u Tidak berisiko (anak ke-2 dan ke-3)
kasus jumlahnya penelitian menunjukan
n
Riwayat KPD Memiliki riwayat KPD memang lebih
) 0,005sedikit
14,143bahwa ada hubungan
1,742-114,829
yang mengalami antara malposisi
1,667-9,724
Memiliki riwayat keturunan yang
Riwayat mengalami KPD kehamilan kembar. (malpresentasi) janin
Keturunan 0,315 2,573dengan0,622-10,646
Hasil penelitian kejadian ketuban
yang mengalami KPD pada tabel 2 pecah dini. Dari hasil
Tidak memiliki riwayat
menunjukkan
Berisiko (ibu bekerja diluar rumah bahwa analisis dengan uji chi
Status Pekerjaan KPD
selain sebagai IRT selama kehamilan)
proporsi 0,019 responden yang diperoleh p
Ibu 0,091square0,011-0,755
luar rumah selama kehamilan) yang mengalami value = (0,019) dimana
6
Status Anemia Mengalami anemia
0,010 12,50 1,528-102,264
Status Riwayat Mengalami riwayat keguguran
Keguguran berulang 4,286 0,460-39,908
0,358
Nur R., Yuni W. /Faktor Risiko Ketuban / HIGEIA 2 (1) (2018)

nilai p value kurang pada saat hamil yang


yang tidak berisiko lebih banyak
dari 0,05 (0,019 < berisiko (<20 tahun (umur ibu 20 tahun ditemukan pada
0,05) H0 ditolak atau >35 tahun) pada sampai kelompok kontrol
dan Ha diterima kelompok kasus 35 tahun) pada daripada kelompok
artinya ada sebanyak 7 responden kelompok kasus kasus dan hasil
hubungan antara (15,2%) dan pada sebesar 39 penelitian ini dapat
malposisi kelompok kontrol responden menggambarkan
(malpresentasi) sebanyak (84,8%) dan pada bahwa umur ibu
janin dengan 17 responden kelompok kontrol
(37,0%), sedangkan merupakan faktor
kejadian ketuban sebesar 29
umur ibu yang berhubungan
pecah dini. Dari hasil responden dengan kejadian
analisis diperoleh (63,0%). ketuban pecah dini
nilai OR=10,946 Berdasarkan hasil di RSUD Tugurejo
(OR>1), 95% CI: penelitian pada Semarang, dimana
1,325-90,400 artinya tabel 2 proporsi responden
responden yang menunjukan umur ibu <20
mengalami bahwa ada tahun atau
malposisi hubungan antara >35 tahun lebih
(malpresentasi) umur ibu dengan banyak ditemukan
janin memiliki risiko kejadian ketuban pada kelompok
10,946 kali pecah dini. Dari kasus.
dibanding responden hasil analisis Penelitian
yang tidak dengan uji chi tersebut menjelaskan
mengalami malposisi square yang bahwa ibu hamil
(malpresentasi) diperoleh p value yang berumur <20
janin. Hal ini lebih = (0,033) tahun dan >35
banyak ditemukan dimana nilai p tahun memiliki
pada kelompok value kurang dari risiko 1,8 kali
kasus daripada 0,05 mengalami anemia
kelompok kontrol. (0,033)<α(0,05) dibandingkan
Pada variabel H0 ditolak dan Ha dengan umur yang
umur ibu, diterima artinya tidak berisiko (20-35
diketagorikan ada hubungan tahun). Wanita yang
sebagai umur antara umur ibu berumur kurang dari
berisiko dan umur dengan kejadian 20 tahun atau lebih
tidak berisiko. Umur ketuban pecah dari 35 tahun,
Ibu yang berisiko dini. Dari hasil mempunyai risiko
untuk terjadinya analisis diperoleh yang tinggi untuk
ketuban pecah dini nilai OR = 0,306 hamil, karena akan
adalah umur ibu (OR<1), 95% CI : membahayakan
yang <20 tahun 0,112-0,835 kesehatan dan
atau >35 tahun, artinya responden keselamatan ibu
sedangkan umur dengan umur ibu hamil maupun
ibu yang tidak < 20 tahun atau janinnya, beresiko
berisiko adalah > 35 tahun mengalami
umur ibu antara 20- memiliki risiko pendarahan dan
35 tahun, hasil 0,306 kali dapat menyebabkan
penelitian ini dibanding ibu mengalami
menunjukkan responden yang anemia. Semakin
bahwa proporsi berusia 20- 35 muda dan semakin
umur responden tahun. Hal ini
7
Nur R., Yuni W. /Faktor Risiko Ketuban / HIGEIA 2 (1) (2018)

tua umur Paritas ibu yang anak ke-4) lebih


114,829 artinya
seorang ibu berisiko untuk banyak ditemukan
responden yang
yang sedang terjadinya pada kelompok kasus.
mengalami riwayat
hamil, akan ketuban pecah Hasil penelitian
KPD sebelumnya
berpengaruh dini adalah ini menunjukkan
memiliki risiko
terhadap paritas ibu bahwa proporsi
14,143 kali
kebutuhan gizi apabila ≤1 (anak riwayat KPD pada
dibanding
yang diperlukan
pertama) atau ≥ responden kelompok
responden yang
(Purwaningsty anak ke-4. Hasil kasus sebanyak 11
tidak mengalami
as, 2017). penelitian ini responden (23,9%) dan
KPD sebelumnya.
Pada menunjukkan pada kelompok
Hal ini lebih banyak
variabel paritas bahwa proporsi kontrol sebanyak 1
ditemukan pada
ibu, paritas responden responden (2,2%),
kelompok kasus
diketagorikan pada saat hamil sedangkan yang tidak
daripada kelompok
sebagai paritas yang berisiko memiliki riwayat KPD
kontrol. Hasil
berisiko dan pada kelompok kehamilan
penelitian ini dapat
paritas tidak kasus sebanyak sebelumnya atau baru
menggambarkan
berisiko. 34 pertama kali
bahwa riwayat KPD
melahirkan pada
responden (73,9%) artinya ada hubungan merupakan faktor
kelompok kasus
dan pada kelompok antara paritas ibu yang berhubungan
sebanyak 35 responden
kontrol sebanyak 19 dengan kejadian dengan kejadian
(76,1%) dan pada
responden (41,3%) ketuban pecah dini. ketuban pecah dini
kelompok kontrol
sedangkan paritas Dari hasil analisis di RSUD Tugurejo
sebanyak 45 responden
ibu yang tidak diperoleh nilai OR = Semarang, dimana
(97,8%). Berdasarkan
berisiko (kehamilan 4,026 (OR>1), 95%CI proporsi responden
hasil penelitian pada
anak ke-2 sampai : 1,667-9,724 memiliki riwayat
tabel 2 menunjukan
dengan anak ke-3) artinya responden KPD lebih banyak
bahwa ada hubungan
pada kelompok dengan paritas (≤1 ditemukan pada
antara riwayat KPD
kasus sebanyak 12 (anak pertama) atau kelompok kasus.
dengan kejadian
responden (26,1%) ≥4) memiliki risiko Hasil
ketuban pecah dini.
pada kelompok 4,026 kali dibanding penelitian ini sesuai
Dari hasil analisis
kontrol sebanyak 27 responden dengan dengan hasil
dengan uji chi square
responden (58,7%). paritas (anak ke-2 atau penelitian yang
yang diperoleh p value =
Berdasarkan ke-3). Hal ini lebih dilakukan oleh
(0,005) dimana nilai p
hasil penelitian pada banyak ditemukan pada (Mulyawati, 2011)
value kurang dari dari
tabel 2 menunjukan kelompok kasus menyatakan bahwa
0,05 (0,005) < α
bahwa ada daripada kelompok ibu yang mengalami
(0,05) H0 ditolak dan
hubungan antara kontrol. Hasil KPD proporsinya
Ha diterima artinya ada
paritas ibu dengan penelitian ini dapat lebih kecil (22,8%)
hubungan antara
kejadian ketuban menggambarkan pada ibu yang
riwayat KPD dengan
pecah dini. Dari bahwa paritas ibu pernah mengalami
kejadian ketuban pecah
hasil analisis merupakan faktor KPD sebelumnya
dini. Dari hasil analisis
dengan uji chi yang berhubungan dibandingkan
diperoleh nilai OR =
square yang dengan kejadian dengan yang tidak
14,143 (OR>1), 95% CI
diperoleh p value = ketuban pecah dini di pernah mengalami
: 1,742-
(0,003) dimana nilai RSUD Tugurejo KPD sebelumnya
p value kurang dari Semarang, dimana (77,2%). Hal ini
dari 0,05 (0,003) < proporsi responden disebabkan karena
α (0,05) H0 ditolak dengan paritas (≤1 responden yang
dan Ha diterima (anak pertama) atau ≥ dijadikan sampel

8
Nur R., Yuni W. /Faktor Risiko Ketuban / HIGEIA 2 (1) (2018)

pada kasus tabel 2 ini Pada variabel Dari hasil analisis dengan
jumlahnya menunjukan status pekerjaan ibu uji chi square yang
memang lebih bahwa tidak ada ini, diketagorikan diperoleh p value =
sedikit yang hubungan antara sebagai berisiko dan (0,019) dimana nilai p
mempunyai riwayat tidak berisiko. Status value kurang dari 0,05
riwayat KPD. keturunan pekerjaan ibu yang (0,019 < 0,05) H0 ditolak
Hasil dengan kejadian berisiko untuk dan Ha diterima artinya
penelitian ini ketuban pecah terjadinya ketuban ada hubungan antara
menunjukkan dini. Dari hasil pecah dini adalah ibu status pekerjaan ibu
bahwa analisis dengan yang selama dengan kejadian ketuban
proporsi uji chi square kehamilannya bekerja pecah dini. Dari hasil
riwayat yang diperoleh p di luar rumah seperti analisis diperoleh nilai
keturunan value = 0,315 PNS, Karyawan OR = 0,091(OR<1), 95%
responden dimana lebih Swasta, buruh pabrik CI: 0,011-0,755
yang pernah dari dari 0,05 selain sebagai ibu artinya responden yang
mengalami (0,315>0,05) H0 rumah tangga, status pekerjaan ibu nya
ketuban pecah diterima dan Ha sedangkan status beresiko memiliki 0,091
dini pada ditolak artinya pekerjaan ibu yang risiko kali dibanding
keolompok tidak ada tidak berisiko adalah responden yang status
kasus sebanyak hubungan antara ibu yang selama pekerjaan ibunya tidak
7 responden riwayat kehamilan tidak beresiko. Hal ini lebih
(15,2%) dan keturunan bekerja di luar rumah. banyak ditemukan pada
pada kelompok dengan kejadian Hasil penelitian ini kelompok kasus daripada
kontrol ketuban pecah menunjukkan bahwa kelompok kontrol. Hasil
sebanyak 3 dini. Hal ini proporsi status penelitian ini dapat
responden dimana proporsi pekerjaan ibu yang menggambarkan bahwa
(6,5%), responden yang berisiko selama status pekerjaan ibu
sedangkan memiliki riwayat kehamilan pada merupakan faktor yang
riwayat keturunan KPD kelompok kasus berhubungan dengan
keturunan lebih banyak sebanyak 37 responden kejadian ketuban pecah
responden ditemukan pada (80,4%) dan pada dini di RSUD Tugurejo
yang tidak kelompok kasus kelompok kontrol Semarang, dimana
pernah daripada sebanyak 45 proporsi responden yang
memiliki kelompok responden (97,1%), status pekerjaan ibunya
riwayat KPD kontrol. Hasil sedangkan ibu yang beresiko lebih banyak
pada kelompok penelitian ini tidak berisiko (selama ditemukan pada
kasus sebanyak dapat kehamilannya ibu tidak kelompok kasus.
39 responden menggambarkan bekerja di luar rumah) Pola pekerjaan ibu
(89,1%) dan bahwa riwayat pada kelompok kasus hamil berpengaruh
kelompok keturunan sebanyak 9 responden terhadap kebutuhan
kontrol merupakan (19,6%) dan pada energi. Kerja fisik pada
sebanyak 44 faktor yang tidak kelompok kontrol saat hamil yang terlalu
responden berhubungan sebanyak 1 responden berat dan dengan lama
(93,5%). dengan kejadian (10,9%). kerja melebihi tiga jam
Berdasar ketuban pecah Berdasarkan perhari dapat berakibat
kan hasil dini di RSUD hasil penelitian pada
penelitian pada Tugurejo tabel 2 menunjukan
bahwa ada hubungan
Semarang, proporsi keturunan KPD lebih
antara status pekerjaan
responden yang banyak ditemukan
ibu dengan kejadian
memiliki riwayat pada kelompok kasus.
ketuban pecah dini.
9
Nur R., Yuni W. /Faktor Risiko Ketuban / HIGEIA 2 (1) (2018)

kelelahan. aktivitas tetapi kelompok kasus artinya ada


Kelelahan kondisi setiap sebanyak 36 hubungan antara
dalam bekerja ibu hamil responden status anemia
menyebabkan memang berbeda- (78,3%) dan pada dengan kejadian
lemahnya beda ada yang kelomopok ketuban pecah dini.
korion dan kuat ada juga kontrol sebanyak Dari hasil analisis
amnion yang lemah, 45 responden diperoleh nilai OR
sehingga kembali lagi (97,8%). = 12,500 (OR>1),
timbul ketuban pada kondisi Berdasarkan hasil 955 CI : 1,528-
pecah dini. masing-masing penelitian pada 102,264 artinya
Pekerjaan hanya tabel 2 responden yang
anemia
merupakan dikhawatirkan menunjukan
memiliki risiko
suatu yang apabila ibu hamil bahwa ada
12,500 kali
penting dalam banyak hubungan antara
dibanding responden
kehidupan, melakukan status anemia
yang tidak anemia.
namun pada aktivitas akan dengan kejadian
Hal ini lebih banyak
masa menjadi ketuban pecah
ditemukan pada
kehamilan kelelahan. Akibat dini. Dari hasil
kelompok kasus
pekerjaan yang kelelahan analisis dengan
daripada kelompok
berat dan dapat biasanya timbul uji chi square yang
kontrol. Hasil
membahayaka keluhan berupa diperoleh p value
penelitian ini dapat
n sakit perut bagian =(0,010) dimana
menggambarkan
kehamilannya bawah atau nilai p value
bahwa status
hendaklah terjadinya kurang dari dari
anemia merupakan
dihindari kontraksi yang 0,05 (0,010 <
faktor yang
untuk menjaga bisa 0,05) H0 ditolak
berhubungan
keselamatan menyebabkan dan Ha diterima
dengan
ibu maupun ketuban pecah
janin .Pada dini sebelum kejadian ketuban pecah menyerap berbagai nutrisi
trimester waktunya. dini di RSUD Tugurejo dari ibunya, dengan
pertama Hasil Semarang, dimana adanya anemia
belangsung penelitian ini proporsi responden kemampuan metabolisme
sejak wanita menunjukkan yang status anemia tubuh akan berkurang
dinyatakan bahwa proporsi tinggi lebih banyak sehingga pertumbuhan
positif hamil status anemia ditemukan pada dan perkembangan janin
sampai 12 responden yang kelompok kasus. dalam rahim akan
minggu, mengalami Anemia selama terganggu.
merupakan anemia selama kehamilan Hasil penelitian ini
usia kehamilan pada menyebabkan ibu hamil menunjukkan bahwa
kehamilan kelompok kasus tidak begitu mampu proporsi responden yang
yang paling sebanyak 10 untuk menghadapi diduga mengalami
rawan responden kehilangan darah dan keguguran berulang pada
terutama (21,7%) dan pada membuatnya rentan kelompok kasus
sebelum usia kelompok terhadap infeksi. sebanyak 8 responden
kehamilannya kontrol sebanyak Anemia juga dapat (17,4%) dan pada
mencapai 1 responden menimbulkan hipoksia kelompok kontrol
8 minggu, (2,2%), fetal dan persalinan sebanyak 2 responden
sebaiknya sedangkan yang prematur. Bahaya (4,3%), sedangkan yang
tidak terlalu tidak mengalami terhadap janin, diduga tidak mengalami
banyak anemia selama sekalipun tampaknya keguguran berulang pada
melakukan kehamilan pada janin mampu kelompok kasus
10
Nur R., Yuni W. /Faktor Risiko Ketuban / HIGEIA 2 (1) (2018)

sebanyak 38 adanya kealinan pada


perbedaan kasus sebanyak
responden (82,6%) perkembagan genetik
jumlah sampel 15 responden
dan pada kelompok pada triwulan pertama
yang diambil, (32,6%) dan pada
kontrol sebanyak 44 berkisar antara 60%,
sehingga kelompok kontrol
responden (95,7%). sedangkan keguguran
berpengaruh sebanyak 3
Berdasarkan hasil yang datangnya dari
terhadap jumlah responden (6,5%),
penelitian pada tabel faktor ibu yang
faktor risiko yang sedangkan yang
2 menunjukan berperan dalam dalam
berhubungan tidak berisiko
bahwa tidak ada kelainan genetik yaitu
dengan kejadian mengalami paparan
hubungan antara infeksi .Adanya
ketuban pecah asap dan atau tidak
status keguguran perbedaan hasil
dini, disamping merokok selama
berulang dengan penelitian ini dengan
itu jumlah kehamilan (bukan
kejadian ketuban teori tentang keguguran
sampel yang merupakan perokok
pecah dini. Dari hasil yang berulang
diambil dari aktif dan pasif) pada
analisis dengan uji sebelumnya karena
RSUD Tugurejo kelompok kasus
chi square yang adanya
lebih sedikit yang sebanyak 31
diperoleh p value =
mengalami responden (67,4%)
(0,094) dimana lebih
riwayat dan pada kelompok
dari 0,05
keguguran yang kontrol sebesar 43
(0,094>0,05) H0
berulang. responden (93,5%).
diterima dan Ha
Pada Berdasarkan
ditolak artinya tidak
variabel paparan hasil penelitian pada
ada hubungan
asap dan perilaku tabel 2 menunjukan
antara status
merokok ibu, bahwa ada
riwayat keguguran
diketagorikan hubungan antara
berulang dengan
sebagai berisiko paparan asap dan
kejadian ketuban
dan tidak perilaku merokok ibu
pecah dini.
berisiko. Paparan dengan kejadian
Hasil
asap dan ketuban pecah dini.
penelitian ini perilaku Dari hasil analisis
merokok ibu dengan uji chi
dapat yang berisiko square yang
menggambarkan untuk terjadinya diperoleh p value =
bahwa status ketuban pecah (0,004) dimana
riwayat keguguran dini adalah ibu nilai p value kurang
berulang sebagai perokok dari dari 0,05
merupakan faktor aktif atau (0,004<0,05) H0
yang tidak perokok pasif. ditolak dan Ha
berhubungan Hasil penelitian diterima artinya ada
dengan kejadian ini menunjukkan hubungan antara
ketuban pecah dini bahwa proporsi paparan asap dan
di RSUD Tugurejo responden yang perilaku merokok ibu
Semarang. terkena paparan dengan kejadian
Penyebab abortus asap dan atau ketuban pecah dini.
pada umumnya merokok selama Dari hasil analisis
terbagi atas faktor kehamilan (ibu diperoleh nilai OR=
janin dan faktor sebagai perokok 6,935(OR >1), 95%
ibu. Keguguran dari aktif atau CI : 1,848-26,036
faktor janin dapat perokok pasif) artinya responden
disebabkan karena pada kelompok yang terkena

11
Nur R., Yuni W. /Faktor Risiko Ketuban / HIGEIA 2 (1) (2018)

paparan asap penelitian ini dengan metode


DAFTAR PUSTAKA
dan merokok menggambarkan penelitian kualitatidf
memiliki bahwa paparan dan kuantitatif (mix-
Barraco, R.D. dan
risiko 6,935 asap dan max) sehingga
Chiu, W.C.
kali dibanding perilaku merokok diperoleh informasi 2010. Practice
responden ibu merupakan yang lebih mendalam Management
yang tidak faktor yang mengenai faktor risiko Guidelines for
terkena berhubungan ketuban pecah dini dan the Diagnosis
paparan asap dengan kejadian diharapkan untuk dan
dan tidak ketuban pecah peneliti selanjutnya Management of
merokok. Hal dini di RSUD dapat menggunakan Injury in the
Pregnant
ini lebih Tugurejo, metode penelitian
Pantient. Jurnal
banyak proporsi lainnya agar diperoleh
The EAST, 23
ditemukan responden yang informasi yang lebih (5):123
pada terkena paparan lengkap lagi. Maryuni, D. K. 2017.
kelompok asap dan merokok Faktor Risiko
kasus daripada lebih banyak Ketuban Pecah
kelompok ditemukan pada Dini. National
kontrol. Hasil kelompok kasus. Publich Health
Journal,
Wanita hamil faktor risiko ketuban 11(3):133- 137
yang terpapar asap pecah dini adalah Mulyawati, I., Azam,
rokok seringkali malposisi atau M., Ningrum,
mengalami malpresentasi janin, D.N.A. 2011.
gangguan selama umur ibu, paritas ibu, Faktor
kehamilan seperti riwayat KPD, status Tindakan
abortus, BBLR, pre- pekerjaan ibu, status Persalinan
Operasi Sectio
eklamsi, abruption anemia, paparan asap
Caesarea.
plasenta dan KPD. dan perilaku merokok
KEMAS, 7(1):
Hal ini terjadi tar ibu, sedangkan yang 14-21
dalam asap rokok bukan merupakan Muntoha, S dan Nur,
merupakan radikal faktor risiko ketuban E. W. 2013.
bebas yang akan pecah dini yaitu Hubungan
merusak komponen kehamilan kembar antara Riwayat
molekul utama dari (ganda), riwayat Paparan Asap
sel tubuh dan dapat keturunan dan riwayat Rokok dengan
keguguran berulang. Kejadian
mengganggu
Ketuban Pecah
integritas sel, Bagi peneliti
Dini pada Ibu
berkurangnya selanjutnya, hasil
Hamil di RSUD
elastisitas membran, penelitian ini dr.H.
termasuk selaput diharapkan dapat Soewondo
ketuban sehingga dijadikan sebagai Kendal.Jurnal
rentan mengalami pedoman dan Kesehatan
rupture. diharapkan dapat Lingkungan
mengambil variabel Indonesia,
lain seperti riwayat 1(3):12
PENUTUP
Purwaningtyas, D. K.
status hubungan
dan Galuh, N.
Berdasarkan seksual ibu hamil,
P. 2017. Faktor
hasil penelitian status infeksi ibu
Kejadian
diatas, maka dapat hamil dan trauma Anemia pada
disimpulkan bahwa dalam kehamilan Ibu Hamil.

12
Nur R., Yuni W. /Faktor Risiko Ketuban / HIGEIA 2 (1) (2018)

HIGEIA, Kebidanan
1(3):46 Muhammad
RSUD Tugurejo iyah
Semarang Makassar
. 2016. Tarek, K. A. dan
Rekam Sahar, N. M.
Medis 2012.
Pasien Cervicovagi
Ketuban nal in fection
Pecah during
Dini di Pregnancy
Kota and its
Semarang. Relation to
Semaran Preterm Pre-
g: RSUD Lobour
Tugurejo Rupture of
Semaran Membranes.
g Journal of
Sudarto, T. American
2016. Science,
Risiko 8(12): 23-24
Terjadiny WHO. 2014. Levels
a and Trend
Ketuban Maternal
Pecah Mortality
Dini pada Rate.
Ibu Geneva,
Hamil 7(13):125-
dengan 126
Infeksi
Menular
Seksual.
Jurnal
Vokasi
Kesehatan,
2(2):330-
335
Tahir, S. dan
Seweng,
A. 2012.
Faktor
Determin
an
Ketuban
Pecah
Dini di
RSUD
Syekh
Yusuf
Kabupate
n Goa.
Skripsi.
Makassar
.
Akademi
k

13

Anda mungkin juga menyukai