Anda di halaman 1dari 12

Variabel dan Skala Pengukuran

Unggul, Mandiri, Berbudaya

Disampaikan pada:

Kuliah Statistika – Pertemuan II


di Program Studi Teknologi Pangan
Fakultas Teknologi Pertanian – UNUD Eka N Kencana
Sociometric Study Group
15 September 2021 [Kelas C] Program Studi Matematika
17 September 2021 [Kelas D] Universitas Udayana
Sampling
Techniques The Big Picture

Populasi Sampel

Inference
Methods
Pengertian Variabel
Variabel merupakan “Karakteristik obyek yang diamati yang memperlihatkan
adanya variasi atau keragaman antarobyek”. Perhatikan ilustrasi berikut:

Total Curcumin (mg CE/g)


Ulangan P1 P2 P3 P4
1 15.03 19.02 31.03 12.11
2 15.78 19.10 27.45 12.45
3 14.72 18.72 28.78 12.75
4 15.00 18.92 29.15 12.92
Rata-rata 15.13 18.94 29.10 12.56
Simp. Baku 0.45 0.16 1.48 0.36

Pada tabel terlihat, untuk setiap jenis perlakuan pengeringan – misal P1, empat
pengukuran yang dilakukan memberikan hasil Total Curcumin yang bervariasi.
Jadi, Total Curcumin merupakan variabel pada Statistika.
Jenis Variabel
Variabel diklasifikasikan:
1. Variabel kuantitatif: karakteristik obyek amatan diperoleh dengan mengukur (to
measure) atau mencacah (to count). Sebagai contoh:
a) Jumlah spot busuk pada buah salak;
b) Persentase luas permukaan salak yang mengalami kebusukan;
c) Jumlah lubang pada plastic propylene yang digunakan sebagai kemasan; …

2. Variabel kualitatif: karakteristik obyek amatan diperoleh tidak dengan mengukur


atau mencacah. Pada umumnya, diperoleh dengan perceptual measurement
melalui kuesioner, expert judgement, focus group discussion, dan teknik-teknik
lainnya. Misalnya:
a) Persepsi tentang lingkungan kerja;
b) Persepsi tentang kualitas luaran kerja; …
Skala Pengukuran Variabel
Memiliki konsep
Rasio ‘perbandingan’
Metric
+

Interval Memiliki konsep ‘jarak’

Measurement
+
Scale

Memiliki kemampuan
Ordinal memeringkat (rank)

+
Non-
Metric Hanya menggolongkan
Nominal (mengklasifikasikan)
Skala Pengukuran Variabel
Terdapat sekeranjang buah salak berbagai
jenis yang mengalami sejumlah kerusakan
(busuk buah).
1. Nominal
Jenis buah: Bukan Gula Pasir (0); Salak Gula
Pasir (1)

2. Ordinal
Tingkat kerusakan: Tidak Rusak (0); Kerusakan Sedang (1); Rusak Parah (2)
3. Interval
Suhu penyimpanan buah salak, dinyatakan dalam oC: T1 (-10); T2 (10)

4. Rasio
Umur simpan buah salak, dinyatakan dalam Jam: D1 (6); D2 (12)
Skala Pengukuran pada Ilmu Pangan
Sumber:
Sung Eun Choi.
Sensory Evaluation
Skala Pengukuran pada Ilmu Pangan
Sumber:
Sung Eun Choi.
Sensory Evaluation
Skala Pengukuran Variabel
• Pemahaman tentang skala pengukuran berperan sangat penting dalam
kegiatan penelitian. Kekeliruan dalam mengidentifikasi skala
pengukuran yang digunakan memiliki dampak pada tidak validnya jenis
analisis statistika yang digunakan. Sebagai contoh, ‘kebiasaan’ untuk
menganalisis data ordinal dengan menggunakan Analisis Regresi tidak
tepat memperhatikan Regresi membutuhkan asumsi kenormalan data,
yang cendrung tidak terpenuhi bila data diperoleh menggunakan
kuesioner;
• Pada umumnya, variabel yang diukur dengan menggunakan skala
nominal dan atau ordinal dianalisis dengan menggunakan metode non-
parametrik dan yang diukur menggunakan skala interval atau rasio
dapat dianalisis dengan menggunakan metode non-parametrik maupun
metode parametrik.
Sifat Hubungan Antarvariabel
Secara formal, terdapat 3 kemungkinan hubungan antarvariabel (Morris Rosenberg,
1968), yaitu:

1. Hubungan Simetri: antarvariabel tidak saling mempengaruhi. Terdapat beberapa


tipe, diantaranya:

a. Variabel-variabel merupakan indikator sebuah konsep. Misalnya, X1 (kedekatan


dengan tetangga) dan X2 (waktu yang diluangkan untuk bercengkrama dengan
tetangga) merupakan 2 indikator dari konsep trust pada teori Modal Sosial
(Putnam, 1986);

b. Variabel-variabel merupakan efek dari sebuah konsep. Misalnya, X1 (jumlah


kondom terjual per bulan di Kota Denpasar) dan X2 (jumlah orang yang
mengunjungi dokter spesialis kulit & kelamin) merupakan 2 efek dari konsep
safety sex.
Sifat Hubungan Antarvariabel
2. Hubungan Resiprokal:
bentuk hubungan antardua variabel yang sulit atau tidak memungkinkan untuk
menentukan variabel bebas (anteseden) bagi variabel takbebas (konsekuen). Sebagai
contoh, bila Z1 menyatakan tingkat kepuasan wisatawan dan Z2 menyatakan tingkat
kepuasan komunitas pada kepariwisataan di wilayahnya, maka apakah Z1 = f(Z2)
atau Z2 = f(Z1) akan ditentukan oleh teori yang diacu peneliti.

3. Hubungan Asimetri:

pada hubungan ini peneliti mempostulasikan X sebagai variabel anteseden bagi Y


sebagai variabel konsekuen. Secara matematis, Y = f (X). Misalnya, bila X
menyatakan tingkat partisipasi masyarakat pada kepariwisataan di wilayahnya dan
Y menyatakan kualitas destinasi wisata di daerah tersebut, maka logis untuk
membentuk sebuah model matematika yang menyatakan Y = f(X)

Adakah cara/teknik untuk menentukan variabel manakah sebagai anteseden dan


konsekuen dalam suatu hubungan asimetri?
Tipe Hubungan
dari Variabel-variabel

Interdepen-
Dependensi
densi

Jumlah Variabel Jenis dari Struktur


Takbebas Hubungan

Relasi Ganda antara Beberapa Variabel Sebuah Variabel Kasus/


Variabel Bebas dg Takbebas dalam Variabel Obyek
Takbebas dalam Responden
Variabel Takbebas Sebuah Relasi Sebuah Relasi

Analisis Skala Pengukuran


Analisis Faktor
Gerombol
Model Persamaan Skala Pengukuran Skala Pengukuran dari Atribut Obyek
Struktural (SEM) Variabel Takbebas Variabel Takbebas

Metrik Non-metrik
Metrik Non-metrik Metrik Non-metrik

Analisis Penskalaan Analisis


Skala Pengukuran Korelasi Kanonik Model Peluang
Regresi Berganda Ganda Korespondensi
Variabel Bebas dengan Dummy Linier

Analisis Dikriminan
Metrik Non-metrik Sumber:
Analisis Konjoin
Hair et al, 2019
Analisis Peubah
Korelasi Kanonik
Ganda

Anda mungkin juga menyukai