Yustiani
YUSTIANI
AbstrAct
Cases of cheating, promiscuity, making sordid video student in the classroom are the
phenomena of decline in character education at the school. In this sense, character education is
essential to emphasized. This research uses qualitative approach, by applying design research
CIPP model (Context, Input, Process, and Product). In context of building the nation character
values at the school will success on condition that it is accompanied with system and climate
supported by each school. One of supporting system and climate is the headmaster’s policies on
the regulation that support the implementation of character education, and this policy should
be supported by infrastructure of the school. The input aspect that determines inculcation of
nation character values in these both schools is the quality of the school resources including
headmaster, teachers, educational staffs, students, and education infrastructures. From
the aspects of process, inculcation nation character values on these schools is implemented
through the integration of the Islamic religious education subject and culture of the school.
Syllabus and RPP on subjects of Islamic religious education in State Senior High School 1
Kudus and State Senior High School 1 Jepara have already been insightful with the education
of nation character. The aspects of product from internalization of cultural values and nation
character are embodied in attitudes and behaviors of the students at school and society.
Keyword: Nation Character Value, Islamic Religious Education, Public Senior High School
135
Analisa Journal of Social Science and Religion Volume 22 No. 01 June 2015
halaman 135-147
136
Penanaman Nilai-nilai Karakter Bangsa Melalui Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri
Yustiani
bangan dan penerapan teori tentang penanaman manusia, baik dalam rangka berhubungan
nilai-nilai karakter bangsa pada peserta didik dengan Tuhannya, dengan dirinya, dengan
SMA. Secara praktis penelitian ini diharapkan sesama manusia, maupun dengan lingkungannya,
bermanfaat bagi lembaga pengelola pendidikan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan,
SMA untuk menentukan kebijakan agar tepat perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-
dalam memilih, mengembangkan, dan membina norma agama hukum, tata karma, budaya, dan
dalam upaya menanamkan nilai-nilai karakter adat istiadat.
bangsa bagi peserta didik melalui Pendidikan
Penanaman nilai-nilai budaya dan karakter
Agama Islam.
bangsa di sekolah dapat dilakukan melalui
Secara terminologis, makna karakter tiga jalur yaitu: (1) Integrasi nilai melaui
sebagaimana dikemukakan oleh Lickona (2013) mata pelajaran. (2) Integrasi melaui kegiatan
adalah “A reliable inner disposition to respond pengembangan kurikulum dan (3) Melalui
to situations in a morrally good way”, yaitu budaya sekolah (Sulistyowati, 2012: 47). Adapun
sebuah kekuatan batin dalam menanggapi nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan
sesuatu secara bermoral. Menanggapi sesuatu budaya dan karakter bangsa versi Kemdiknas
secara bermoral inilah yang disebut karakter. adalah (1) religius (2) jujur (3) toleransi (4)
Selanjutnya ia mengemukakan bahwa agama bagi disiplin (5) kerja keras (6) kreatif (7) mandiri
kebanyakan orang merupakan acuan utama yang (8) demokratis (9) rasa ingin tahu (10) semangat
membawa mereka untuk membentuk kehidupan kebangsaan (11) bersahabat/ komunikatif (12)
yang bermoral. Meskipun agama memiliki menghargai prestasi (13) cinta tanah air (14) cinta
banyak perbedaan mengenai apa yang harus damai (15) nilai gemar membaca (16) nilai peduli
dilakukan umatnya dalam beribadah, mereka lingkungan (17) peduli sosial (18) tanggung jawab
semua memiliki kesamaan prinsip bahwa setiap (Sulistyowati, 2012: 32).
tindakan yang mereka lakukan dalam hidup ini
Menurut Thoha (2004) Nilai-nilai karakter
termasuk pilihan akan perilaku moral yang akan
dapat ditanamkan dalam mata pelajaran
memberikan dampak sebanding di masa yang
pendidikan agama dengan cara diarahkan pada
akan datang (Lickona, 2013: 64).
beberapa fungsi antara lain sebagai fungsi
Karakter pada dasarnya menunjuk pada tiga konvensional, di mana nilai-nilai karakter dalam
hal yaitu moral knowing, moral feeling, dan moral pendidikan agama diarahkan untuk meningkatkan
behavior sebagaimana dinyatakankan Lickona komitmen dan perilaku keberagaman peserta
“Character so conceived has three interrelated didik. Fungsi neokonvensional yakni nilai-nilai
parts: moral knowing, moral feeling, and moral karakter dalam pendidikan agama diarahkan
behavior”. Menurut Lickona, karakter mulia untuk meningkatkan keberagaman peserta didik
(good character) meliputi pengetahuan tentang sesuai dengan keyakinannya. Fungsi implisit
kebaikan, lalu menimbulkan komitmen (niat) dimana nilai-nilai karakter dalam pendidikan
terhadap kebaikan, dan akhirnya benar-benar agama diarahkan untuk mengenalkan kepada
melakukan kebaikan. Dengan kata lain, karakter peserta didik ajaran agama secara terpadu dengan
mengacu kepada serangkaian pengetahuan seluruh aspek kehidupan melalui berbagai subyek
(cognitives), sikap (attitudes), dan motivasi pelajaran.
(motivations), serta perilaku (behaviors) dan
Pendidikan agama merupakan bagian
keterampilan (skills).
terpenting dalam kegiatan proses pembelajaran di
Dari pengertian di atas dapat dipahami sekolah, sehingga penanaman nilai-nilai karakter
bahwa karakter identik dengan akhlak, sehingga dalam kehidupan setiap pribadi menjadi sebuah
karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia keniscayaan. Menanamkan nilai-nilai karakter
yang universal dan meliputi seluruh aktivitas dalam pendidikan agama tidak hanya tanggung
137
Analisa Journal of Social Science and Religion Volume 22 No. 01 June 2015
halaman 135-147
jawab keluarga maupun masyarakat, namun Untuk mengetahui kualitas produk dari
sekolah memiliki tanggung jawab yang penting implikasi terhadap penanaman nilai-nilai
dalam mengembangkan ajaran agama, sekaligus karakter pada mapel PAI, kepada peserta didik
mengemban visi untuk mewujudkan manusia dibagikan kuesioner. Kuesioner tersebut terdiri
yang beriman bertakwa kepada Tuhan Yang Maha dari 20 item pernyataan yang berkenaan dengan
Esa dan berakhlak mulia. Dengan demikian, contoh-contoh kasus, kemudian peserta didik
pendidikan agama akan menghasilkan manusia atau responden diminta untuk menyampaikan
yang jujur, amanah, adil, berbudi pekerti, etis, persepsi sikapnya. Disamping itu dilakukan
saling menghargai, disiplin, harmonis, produktif, observasi kepada peserta didik dan wawancara
baik dalam kehidupan personal maupun sosial. kepada guru serta kepala sekolah.
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan
MeTode PeneliTian
menerapkan teknik kuesioner, wawancara,
Penelitian ini bersifat evaluatif, dirancang pengamatan, dan telaah dokumen. Analisis
menggunakan model CIPP (Context, Input, data dalam penelitian ini menggunakan metode
Process, dan Product) (Stufflebean dalam komperatif. Analisis data mengacu pada model
Daryanto, 1999: 88-89). Analisis evaluatif ini Miles dan Hubberman (Sugiyono, 2010: 337).
dirancang untuk memeriksa persesuaian antara Aktivitas dalam analisis data meliputi reduksi
tujuan yang diinginkan dengan kenyataan yang data (data reduction), penyajian data (data
dicapai. display), dan kesimpulan/verifikasi (conclusion
Analisis konteks digunakan untuk drawing/verification).
mengetahui informasi tentang penanaman
Gambar 11.1 Desain Penelitian Penanaman Nilai-Nilai
karakter bangsa, berkenaan dengan budaya
Budaya dan Karakter Bangsa Melalui Pendidikan
sekolah, kebijakan kepala sekolah, dan tata Agama Islam di SMA
tertib sekolah. Analisis input menekankan
pada objek yang melaksanakan penanaman
nilai-nilai karakter bangsa di sekolah seperti
kepala sekolah, guru atau tenaga kependidikan Context Input Process
dan kependidikan, peserta didik, serta sarana
prasarana sekolah. Analisis proses menekankan Strategi penanaman - Peserta didik
- Guru
- Pembelajaran
PAI
nilai-nilai budaya dan
pada bagaimana strategi pelaksanaan proses karakter bangsa - Kepala
sekolah
intrakulikuler
- Ekstrakulikuler
berkenaan dengan :
kegiatan pembelajaran dalam penanaman nilai- - Tenaga
kependidikan
- Ko kurikulum
- Budaya
- Kebijakan kepala
- Sarana
nilai karakter bangsa baik melalui pembelajaran sekolah yang
prasarana
Sekolah
mendukung
sekolah
intrakulikuler, kokurikuler dan kegiatan penanaman
pendidikan
ekstrakulikuler. Analisis produk menekankan karakter
Product
pada implikasi hasil yang dicapai peserta didik
berkenaan dengan nilai-nilai karakter bangsa Peserta didik berkarakter :
138
Penanaman Nilai-nilai Karakter Bangsa Melalui Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri
Yustiani
139
Analisa Journal of Social Science and Religion Volume 22 No. 01 June 2015
halaman 135-147
salam sapa”, “buku adalah jendela dunia”, kegiatan-kegiatan bagi peserta didik yaitu
“membaca membuka jendela dunia”, “man jadda seminar membangun generasi muda anti korupsi,
wajada”’ “jagalah kebersihan”, “tiada hari tanpa seminar kesehatan reproduksi remaja, latihan
prestasi”, “generasi yang hebat adalah generasi dasar kepimimpinan OSIS, latihan kepramukaan,
yang berpendidikan”, “gantungkan cita-citamu dan sebagainya. Kegiatan tersebut dikelola oleh
setinggi langit”, dan sebagainya. para guru, sedangkan pesertanya adalah peserta
didik yang mewakili tiap-tiap kelas. Diharapkan
Penanaman nilai-nilai karakter bangsa
peserta didik yang mewakili kelasnya dapat
dilakukan pula dengan memajang foto-foto
mensosialisasikan materi hasil seminar kepada
seperti foto presiden dan wakil presiden, lambang
teman-teman sekelasnya.
negara, peta Indonesia, gambar kehidupan
masyarakat Indonesia, gambar para pahlawan Kebijakan kepala sekolah dalam rangka
bangsa, dan sebagainya pada tiap-tiap kelas dan menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai
tempat strategis untuk menanamkan cinta tanah karakter bangsa diwujudkan dalam memberikan
air. Adapun sistem yang mendukung antara lain dukungan, fasilitas terhadap program-program
adalah kebijakan kepala sekolah. Kepala sekolah berkenaan dengan kegiatan keagamaan yang
sebagai seorang pemimpin mempunyai pengaruh dilaksanakan oleh peserta didik, seperti
yang sangat besar dalam organisasi sekolah menyelenggarakan wisata religi, peringatan hari-
untuk dapat mengarahkan orang-orang dalam hari besar Islam, dan sebagainya. Kebijakan
mencapai suatu keberhasilan pendidikan, antara kepala sekolah lainnya adalah mendukung
lain melalui kebijakannya. program seksi kerohanian Islam OSIS SMAN 1
Kudus dalam menerbitkan majalah Adz-Dzikr
Kebijakan kepala sekolah baik Kepala
sebagai media untuk menanamkan nilai-nilai
Sekolah SMAN 1 Kudus maupun Kepala Sekolah
agama, dan mendukung peningkatan pendidikan
SMAN 1 Jepara antara lain berupa pemberlakuan
khususnya pendidikan karakter bangsa.
tata tertib sekolah. Tata tertib sekolah merupakan
ketentuan-ketentuan operasional yang diha-
Aspek Input
rapkan dapat mengatur dan mengendalikan
Penanaman Nilai-nilai Karakter Di Sekolah
serta mengubah sikap ataupun tingkah laku
Aspek input penanaman nilai-nilai karakter
peserta didik dari sikap negatif menjadi sikap
bangsa pada mata pelajaran PAI adalah sumber
positif. Tata tertib di kedua sekolah sasaran
daya sekolah yang berkualitas. Kualitas dari
penelitian tersebut berupa tata tertib pada aspek
sumber daya sekolah-sekolah sasaran penelitian
pengajaran, berpakaian, kegiatan siswa, kegiatan
merupakan salah satu aspek yang menentukan
5K, dan sebagainya.
keberhasilan dalam menanamkan nilai-nilai
Tata tertib di sekolah diberlakukan dengan karakter bangsa di sekolah. Sumber daya sekolah
disiplin karena adanya individu yang saling dimaksud meliputi peserta didik, tenaga pendidik
berinteraksi atau berhubungan, menerima ber- dan kependidikan serta sarana prasarana
sama suatu ketentuan atau peraturan dapat pendidikan.
mempengaruhi tingkah laku atau sikap-sikap
Pada tahun pelajaran 2013/2014 peserta
individu di sekolah. Dengan demikian akan
didik SMAN 1 Kudus berjumlah 977 orang. pada
tercipta suatu pergaulan yang baik di antara
tahun pelajaran tersebut sekolah ini berhasil
sesamanya dalam kondisi yang harmonis, atmosfir
meluluskan seratus persen peserta didik kelas
yang sehat disekolah dalam rangka membangun
XII yang berjumlah 286 orang, dan sejumlah 281
karakter atau budi pekerti peserta didik.
peserta didik (98.5%) berhasil melanjutkan studi
Kebijakan kepala sekolah dalam rangka ke perguruan tinggi. Pada tahun pelajaran tersebut
menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai perolehan nilai ujian nasional pada sekolah ini
karakter bangsa adalah menyelenggarakan menempati peringkat I tingkat kabupaten dan
140
Penanaman Nilai-nilai Karakter Bangsa Melalui Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri
Yustiani
menduduki peringkat IV pada tingkat Provinsi berpendidikan D3. Para pendidik di sekolah ini
Jawa Tengah. Dalam upaya penanaman nilai- pernah pula mengikuti workshop pendidikan
nilai karakter bangsa, sekolah menyelenggarakan nilai-nilai karakter bangsa yang diselenggarakan
pelatihan berupa outbond dengan materi tentang pihak sekolah.
pendidikan karakter bangsa peserta didik kelas
SMAN 1 Jepara sebagai sekolah eks RSBI
XI dan XII, serta pelatihan yang diselenggarakan
telah dilengkapi dengan sarana prasarana yang
khusus bagi peserta didik kelas XII beserta orang
lengkap dan memadai seperti laboratorium,
tua masing-masing.
perpustakaan digital, ruang micro teaching, dan
Tenaga pendidik pada SMAN 1 Kudus sebagainya. Ruang kelas dan ruangan lain telah
berjumlah 73 orang. kualifikasi pendidikan dilengkapi dengan fasilitas LCD dan AC. Sekolah
mereka adalah sejumlah 16 orang berpendidikan ini dilengkapi pula sebuah masjid sebagai sarana
S2, sebanyak 49 orang berpendidikan S1 dan 3 ibadah dan sebagai sarana pelaksanaan kegiatan
orang berpendidikan D3. Seluruh tenaga pendidik sosial keagamaan seksi kerohanian Islam.
di sekolah ini pernah mengikuti workshop
berkenaan dengan nilai-nilai karakter bangsa Aspek Proses
yang diselenggarakan oleh sekolah. Narasumber Penanaman Nilai-nilai Karakter Melalui Mapel
dari kegiatan ini adalah beberapa dosen dari PAI di Sekolah
UNNES. Proses penanaman nilai-nilai karakter bangsa
di sekolah antara lain dapat dilakukan melalui
SMAN 1 Kudus pernah menjadi sekolah
mata pelajaran Agama Islam serta budaya sekolah.
berstatus RSBI sehingga kondisi sarana
Dilihat dari kurikulum, guru PAI pada kedua
prasarana tergolong lengkap dan memadai,
sasaran penelitian telah memasukkan nilai-nilai
seperti tersedianya beberapa laboratorium,
karakter yang akan ditanamkan kepada peserta
perpustakaan, masjid sebagai sarana dan kegiatan
didik melalui kompetensi dasar pada masing-
seksi kerohanian Islam dan seluruh ruangan kelas
masing standar kompetensi pembelajaran PAI
serta ruangan lainnya telah dilengkapi dengan
baik dalam silabus maupun Rencana Pelaksanaan
LCD dan AC.
Pembelajaran (RPP).
Pada tahun pelajaran 2013/2014, jumlah
Pengintegrasian nilai-nilai karakter dengan
peserta didik SMAN 1 Jepara berjumlah 386.
cara memilih nilai-nilai karakter yang sesuai
Demikian pula pada tahun pelajaran tersebut,
dengan karakteristik kompetensi dasar yang
sekolah berhasil meluluskan seratus persen
akan dicapai, dengan menambahkan kolom
peserta didik kelas XII. Berbagai prestasi di bidang
khusus tentang karakter siswa yang diharapkan.
akademik dan nonakademik diraih oleh peserta
Hal yang dilakukan oleh guru PAI bersangkutan
didik di sekolah ini, baik prestasi yang diperoleh
telah sesuai dengan pedoman dari Badan Litbang
di tingkat nasional maupun internasional seperti
Kementerian Pendidikan Nasional. Berikut
AFSC (APEC FCS). Tenaga pendidik pada SMAN
dikemukakan contoh RPP PAI kelas XI/I pada
1 Jepara pada tahun pelajaran tersebut berjumlah
SMAN 1 Jepara.
73 orang. Kualifikasi pendidikan mereka
adalah sebanyak 6 orang berpendidikan S2,
sebanyak 66 orang berpendidikan S1 dan 1 orang
141
Analisa Journal of Social Science and Religion Volume 22 No. 01 June 2015
halaman 135-147
33 Mengembalikab
barang yang
dipinjam atau
ditemukan ditempat
umum
142
Penanaman Nilai-nilai Karakter Bangsa Melalui Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri
Yustiani
143
Analisa Journal of Social Science and Religion Volume 22 No. 01 June 2015
halaman 135-147
1. Ekspolorasi
I. TUJUAN PEMBELAJARAN • Guru mempersilahkan siswa untuk
mengidentifikasi bacaan Alquran yang sudah
1. Siswa dapat membaca, mengartikan, dan
dilakukan siswa
menyimpulkan QS Al Mujadalah 11 dan QS Al
Jumuah 9-10 • Siswa membaca bersama-sama QS Al
Mujadalah 11 dan QS Al Jumuah 9-10
2. Siswa dapat mengenal hukum bacaan mim
sukun • Siswa mengidentifikasi bacaan sesuai tajwid
dari QS Al Mujadalah 11 dan QS Al Jumuah
3. Siswa dapat menyebutkan arti mufrodat QS Al
9-10
Mujadalah 11 dan QS Al Jumuah 9-10
4. Siswa dapat menyebutkan arti kalimat/ayat 2. Elaborasi
QS Al Mujadalah 11 dan QS Al Jumuah 9-10 • Guru melakukan pemantauan kepada siswa
5. Siswa dapat menyimpulkan isi kandungan QS yang sedang mengidentifikasi tentang bacaan
Al Mujadalah 11 dan QS Al Jumuah 9-10 Alquran
6. Siswa dapat menampilkan perilaku etos • Guru mengamati para siswa yang sedang
kerja dalam kehidupan sehari-hari seperti mebaca QS Al Mujadalah 11 dan QS Al Jumuah
terkandung dalam QS Al Mujadalah 11 dan QS 9-10
Al Jumuah 9-10 • Guru memantau kegiatan diskusi yang
dilakukan para siswa tentang bacaan tajwid
II. MATERI PEMBELAJARAN
dari QS Al Mujadalah 11 dan QS Al Jumuah
QS Al Mujadalah 11 dan QS Al Jumuah 9-10 9-10
144
Penanaman Nilai-nilai Karakter Bangsa Melalui Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri
Yustiani
3. Guru mengucapkan salam membaca doa pada saat akan memulai pelajaran
dan mengakhiri pelajaran. Di SMAN 1 Jepara,
Penanaman nilai-nilai karakter bangsa di
setiap hari Jumat pada jam terakhir pelajaran,
kedua sekolah sasaran penelitian dilakukan pula
diadakan ceramah agama oleh peserta didik yang
melalui kegiatan ekstrakurikuler Pendidikan
diperdengarkan lewat mikrofon yang dipasang
Agama Islam. Melalui kegiatan keagamaan yang
pada tiap-tiap kelas.
diselenggarakan oleh seksi Kerohanian Islam
dengan bimbingan para guru PAI diharapkan Penanaman nilai-nilai karakter melalui
akan tertanam dan berkembang nilai-nilai budaya sekolah di kedua sekolah terlihat pula,
karakter seperti nilai religius, jujur, disiplin, kerja pada setiap tanggal tujuh belas dan peringatan
keras, mandiri, rasa ingin tahu, cinta tanah air, hari-hari besar kenegaraan kedua sekolah
peduli sosial, tanggung jawab, komunikatif, cinta menyelenggarakan upacara bendera. Kegiatan
damai, peduli lingkungan, dan toleransi. tersebut bertujuan membentuk kedisiplinan
dan menumbuhkan rasa cinta tanah air kepada
Kegiatan keagamaan yang diselenggarakan
peserta didik. Menumbuhkan rasa cinta tanah
oleh Rohis SMAN 1 Kudus meliputi: salat zuha,
air dilakukan pula di SMAN 1 Kudus dengan
salat zuhur berjamaah, salat jumat, salat tarawih,
mengadakan kegiatan lomba mengenakan pakaian
tadarus Alquran, pesantren kilat, infaq jumat, doa
daerah senusantara beserta menginformasikan
menjelang semester, wisata religi, tafakur alam,
budaya daerah masing-masing, pada acara
zakat fitrah, pesantren ramadhan dan peringatan
peringatan hari jadi ulang tahun SMAN 1 Kudus.
hari-hari besar Islam. Peringatan hari-hari besar
Islam yang diperingati adalah Iedul Adha, 1 Kegiatan keagamaan yang dikemukakan di
Muharam, Maulid Nabi Muhammad SAW, dan atas merupakan kegiatan pembinaan keimanan
Isra’ Mi’raj. dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
sesuai dengan Permendiknas nomor 39 tahun
Kegiatan keagamaan yang diselenggarakan
2008. Kegiatan-kegiatan tersebut diharapkan
oleh Rohis SMAN 1 Jepara meliputi: salat zuhur,
dapat membentuk nilai karakter religius, jujur,
jumatan, salat tarawih, tadarus Alquran, infaq,
dan bertanggung jawab peserta didik.
pesantren ramadhan, doa menjelang semester
dan ujian (istiqhosah), diskusi keagamaan, Pengembangan budaya sekolah di kedua
tafakur alam, wisata religi, penyembelihan hewan, sasaran penelitian, terlihat pula pada sikap dan
pengelolaan zakat fitrah, lomba keagamaan, perilaku peserta didik selalu menjaga kebersihan
kesenian bernuansa Islami, ceramah agama, dan kelas dan lingkungan sekolah. Tiap-tiap ruang kelas
berbagai peringatan hari-hari besar Islam. dan halaman sekolah disediakan tempat-tempat
khusus untuk membuang sampah. Mereka selalu
Penanaman nilai-nilai karakter dilakukan
membersihkan ruang kelas dan halaman sekolah
pula di kedua sekolah sasaran penelitian melalui
dengan cara di jadwal, sehingga lingkungan
pengembangan budaya sekolah. Pengembangan
sekolah terlihat bersih, asri, dan nyaman.
budaya sekolah merupakan kegiatan pembiasaan
Fasilitas sekolah terlihat bersih dari corat-coret
dari semua warga sekolah sehingga akan tercipta
karena sekolah ini telah menyediakan fasilitas
suatu budaya sekolah (culture of school).
khusus sebagai media untuk mengekspresikan
Pengembangan budaya sekolah di kedua SMA
jiwa seninya. Demikian pula untuk menjaga
antara lain terlihat pada “senyum sapa salam”.
kelestarian lingkungan, pada bagian halaman
Peserta didik selalu tersenyum ramah, berjabat
sekolah di SMAN 1 Kudus di manfaatkan sebagai
tangan dan mengucapkan salam menyapa pada
ruangan hijau “green school”. Upaya menjaga
guru yang ditemui dan sesama teman. Berjabat
kebersihan dan menjaga kelestarian lingkungan
tangan dengan guru merupakan kegiatan
ditanamkan pula pada mata pelajaran Pendidikan
spontan untuk menumbuhkan rasa santun
Agama Islam oleh guru PAI.
dan hormat kepada guru. Peserta didik selalu
145
Analisa Journal of Social Science and Religion Volume 22 No. 01 June 2015
halaman 135-147
Perilaku peserta didik dalam menjaga Tabel di atas memperlihatkan bahwa peserta
lingkungan di kedua sekolah tersebut, bila dilihat didik pada kedua sekolah sasaran penelitian
dari Pendidikan karakter, merupakan penanaman berkarakter sangat baik dan baik (pada nilai
pengembangan nilai-nilai karakter peduli peduli). Bila dilihat pada nilai karakter yang
lingkungan, yakni sikap dan tindakan yang selalu terkait dengan gemar membaca pada peserta didik
berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan memperoleh kategori cukup, hal ini dikarenakan
alam disekitarnya, dan mengembangkan upaya perpustakaan sekolah dibuka pada jam istirahat
untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah saja, sehingga sebagian besar peserta didik belum
terjadi (Sulistyowati, 2010:75). sempat berkunjung ke perpustakaan.
5 Demokrasi 91,61
Sangat
72,25
Sangat Alfiyah. 2014. Peningkatan Tren Hubungan
baik baik Seksual pada Remaja. Kompas.
Gemar Cukup Sangat
6 43,87 72,90 Amin,Maswardi Muhammad. 2011. Pendidikan
membaca baik baik
Sangat Sangat Karakter Bangsa. Jakarta: Baduose Media.
7 Menghargai 89,67 78,70
baik baik
Daryanto. 1999. Evaluasi Pendidikan. Bandung :
Peduli Sangat Sangat
8 85,80 90,64 Rineka Cipta.
lingkungan baik baik
Peduli Lickona, Thomas. 2013. Pendidikan Karakter
9 56,00 Baik 69,35 Baik
sosial Panduan Lengkap Mendidik Siswa Menjadi
146
Penanaman Nilai-nilai Karakter Bangsa Melalui Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri
Yustiani
Pintar dan Baik, terj. Bandung: Nusa Media. Profil SMA Negeri 1 Kudus Tahun 2013/2014.
Madjid, Nurcholis. 2000. Masyarakat Religius Profil SMA Negeri 1 Jepara Tahun 2013/2014.
Membumikan Nilai-nilai Islam dalam
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan,
Kehidupan Masyarakat. Jakarta: CV
Pendekatan Kualitatif Kuantitatif dan R&D.
Rajawali.
Bandung: Alfabeta.
Marzuki. 2012. Pengintegrasian Pendidikan
Sulistyowati, Endah. 2012. Implementasi
Karakter dalam Pembelajaran di Sekolah.
Kurikulum Pendidikan Karakter.
Yogyakarta: FIS, UNN.
Yogyakarta: PT. Citra Aji Paroma.
Muzayanah, Umi. 2014. Peran Rohis Dalam
Thoha, HM.Chatib. 1996. Kapita Selekta
Pembentukan Perilaku Keagamaan Peserta
Pendidikan. Jakarta: Pustaka Pelajar.
didik SMA N 1 Ungaran. Balai Litbang
Agama Semarang.
147