Dea Feradepi 1a Tugas POE

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 9

PERTEMUAN 1

Hakikat Manusia

Sifat hakikat manusia adalah ciri khas manusia yang pada hakikatnya adalah makhluk
yang berbeda dengan hewan baik gradual (bentuk/susunan fisik) maupun prinsipil (mental
emosional). Manusia dan hewan diciptakan masing-masing dalam bentuk berbeda, hewan tidak
dapat menjadi manusia dan manusia tidak dapat menjadi hewan. Umar Tirtaraharja dan S.L. La
Sulo (2005: 4) mengatakan wujud sifat hakikat manusia yang tidak dimiliki oleh hewan
dikemukakan oleh paham eksistensialisme (paham tentang keberadaan manusia) yaitu:

1. Kemampuan menyadari diri

2. Kemampuan bereksistensi

3. Pemilikan kata hati

4. Memiliki moral

5. Kemampuan bertanggung jawab

6. Rasa kebebasan (kemerdekaan)

7. Kesediaan melaksanakan kewajiban dan menyadari hak

8. kemampuan menghayati kebahagiaan

1. Kemampuan Menyadari Diri


Manusia menyadari dirinya berbeda dengan hewan, berbeda dengan pribadi manusia lainnya dan
berbeda dengan lingkungan sekitarnya. Kemampuan menyadari diri berperan ganda yaitu
manusia sebagai subjek dan sebagai objek. Manusia sebagai subjek, pelaku yang menjalani
kehidupan, yang menjalani proses pendidikan, untuk mengembangkan potensi (kemampuan yang
dibawa sejak lahir) yang ada pada dirinya, mematuhi norma (peraturan) agama, masyarakat,
negara dan sekolah serta melestarikan lingkungannya. Manusia sebagai objek yang dikenai
norma tersebut, sehingga timbul pengabdian, pengorbanan, tenggang rasa dan empati serta
sebagai objek uji coba dalam pelaksanaan pengobatan maupun pendidikan.
2. Kemampuan Bereksistensi
Manusia bukan hanya sekedar ada (eksis) tetapi mempunyai kemampuan bereksistensi artinya
keberadaan dirinya dapat menempatkan diri dan menerobos ruang dan waktu, bebas berpikir
untuk mengantisipasi peristiwa, merencanakan dan melihat jauh prospek masa depan.
3. Pemilikan Kata Hati (Hati Nurani)
Kata hati adalah kemampuan pada diri manusia untuk mengambil keputusan tentang baik
buruknya perbuatannya sebagai manusia. Manusia yang tajam kata hatinya, memiliki kecerdasan
akal budi yang tinggi sehingga mampu membedakan yang baik/benar dan yang
buruk/salah.
4. Memiliki Moral
Moral (etika) menunjuk kepada perbuatan yang benar atau salah. Moral berkaitan dengan nilai-
nilai maka moral adalah nilai-nilai kemanusiaan. Etiket bagian dari etika yaitu sopan santun.
5. Kemampuan Bertanggung Jawab
Ada kaitannya dengan kata hati, moral dan tanggung jawab. Kata hati memberi pedoman, moral
melakukan dan tanggung jawab merupakan kesediaan menerima konsekuensi/akibat dari
perbuatan.
6. Rasa Kebebasan (Kemerdekaan)
Tuntutan kodrat manusia adalah rasa bebas merdeka. Tidak terikat oleh sesuatu, artinya bebas
berbuat sepanjang tidak bertentangan dengan norma (aturan) yang berlaku pada agama,
masyarakat dan negara.
7. Kesediaan Melaksanakan Kewajiban dan Menyadari Haknya
Seseorang mempunyai hak untuk menuntut sesuatu dan berkewajiban untuk memenuhi suatu
tuntutan. Orang yang melaksanakan kewajiban dengan kesadaran tanpa keterpaksaan merupakan
suatu keluhuran.
8. Kemampuan Menghayati Kebahagiaan
Kebahagiaan merupakan integrasi dari segenap kesenangan, kegembiraan, kepuasan,
pengalaman pahit dan penderitaan.

Dimensi Hakikat Manusia


1. Dimensi keindividualan
2. Dimensi kesosialan
3. Dimensi kesusilaan
4. Dimensi keberagamaan

PERTEMUAN 2

Hakikat Pendidikan
Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional:
Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan secara sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mampu mengembangkan potensi
yang ada di dalam dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, kepribadian yang baik,
pengendalian diri, berakhlak mulia, kecerdasan dan keterampilan yang diperlukan oleh dirinya
dan masyarakat.

Tujuan Pendidikan: untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
keatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Bab II
Pasal 3 UU Sisdiknas no.20 th. 2003).

Hirarkhi Tujuan Pendidikan:


1. Tujuan pendidikan nasional: tujuan pendidikan di setiap negara, dipengaruhi oleh falsafah
negara tersebut.
2. Tujuan institusional: tujuan pendidikan setiap lembaga pendidikan/sekolah
3. Tujuan kurikuler: tujuan setiap mata pelajaran.
4. Tujuan instruksional: tujuan setiap materi pelajaran.

Prinsip pendidikan adalah asas yang menjadi dasar berpikir dan bertindak dalam
penyelenggaraan pendidikan.
Asas Pokok Pendidikan
Asas pendidikan merupakan suatu kebenaran yang menjadi dasar tumpuan berpikir pada tahap
perencanaan dan tahap pelaksanaan pendidikan.
Fungsi Pendidikan
Pendidikan nasional berfungsi menegembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa (UU no. 20
th.2003 Sisdiknas bab II pasal 3)

Peran Pendidikan
1. Pendidikan sebagai transformasi budaya
2. Pendidikan sebagai proses pembentukan pribadi
3. Pendidikan sebagai proses penyiapan warga negara
4. Pendidikan sebagai penyiapan tenaga kerja

PERTEMUAN 3
Unsur Pendidikan

1. Peserta didik
2. Pendidik
3. Interaksi edukatif
4. Tujuan pendidikan
5. Materi/Isi pendidikan
6. Alat/metode pendidikan
7. Lingkungan pendidikan

Aliran Pendidikan yaitu pandangan tentang faktor dominan dalam perkembangan manusia.
1. Aliran empirisme (John Locke)
2. Aliran nativisme (Schoupenhauer)
3. Aliran naturalisme (John Dewey)
4. Aliran konvergensi (William Stren)

Pilar Pendidikan: adalah tiang penyanggah yang kokoh yang menyokong berdirinya usaha-
usaha pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
PERTEMUAN 4
Masalah Pemerataan Pendidikan adalah masalah bagaimana sistem pendidikan dapat
menyediakan kesempatan seluas-luasnya kepada seluruh warga negara untuk memperoleh
pendidikan.
Upaya pemecahan masalah pemerataan pendidikan antara lain:
1. Memenuhi fasilitas pendidikan yang terdiri dari sarana/prasarana di seluruh Indonesia
terutama di daerah terpencil.
2. Menyebarkan tenaga guru ke seluruh pelosok daerah dan mengangkat tenaga guru menjadi
pegawai negeri sipil serta memberikan tunjangan daerah terpencil bagi guru di daerah terpencil.
3. Membangun dan memperbaiki infrastruktur seperti: jalan, jembatan, mobil angkutan ke
lembaga pendidikan.
4. Mengembangkan sistem pamong (pendidikan oleh orang tua, guru dan masyarakat),

Masalah efisiensi pendidikan adalah masalah bagaimana mendayagunakan sumber daya


pendidikan yaitu tenaga pendidik dan kependidikan serta sarana/prasarana pendidikan untuk
mencapai tujuan pendidikan.
Masalah efisiensi tenaga pendidikan dan kependidikan antara lain:
1. Masalah tenaga pendidikan dan kependidikan, antara lain tentang pengangkatan tenaga guru
dan tata usaha yang lambat dan terbatas.
2. Masalah penempatan guru tidak merata.
3. Masalah pengembangan guru yang lambat berupa latihan, penataran, seminar, lokakarya.
4. Masalah penyebaran buku panduan yang lambat sedangkan pelaksanaan penyesuaian dengan
kurikulum baru perlu segera dilaksanakan. kurikulum baru.

Upaya penanggulangan masalah efisiensi pendidikan antara lain:

1. Masalah efisiensi tenaga pendidik dan kependidikan


2. Masalah efisiensi penggunaan sarana/prasarana pendidikan

Masalah relevansi pendidikan adalah masalah kekurangmampuan lembaga pendidikan untuk


menghasilkan tenaga kerja yang siap pakai sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Penyebab
masalah relevansi pendidikan adalah ilmu yang diperoleh siswa kurang sesuai dengan tuntutan
pekerjaan sehingga lulusan kurang mampu bekerja di masyarakat.

Upaya penanggulangan masalah relevansi pendidikan antara lain:


1. Ilmu yang diperoleh peserta didik harus sesuai dengan tuntutan keadaan di masyarakat.
2. Lebih banyak jam praktik daripada teori.
3. Penyelenggara pendidikan menyesuaikan perkembangan Iptek terkini di masyarakat dengan
kurikulum pembelajaran di sekolah.
4. Dilakukan latihan, workshop untuk guru tentang kemajuan di masyarakat.
5. Kerja sama antara sekolah dan masyarakat perlu ditingkatkan agar memudahkan kegiatan
magang.

Masalah mutu pendidikan adalah masalah apakah lulusan dapat diterima bekerja di masyarakat
dan diterima melanjutkan pendidikan di tingkat selanjutnya. Karena masalah mutu pendidikan
dilihat dari kualitas luaran /hasil belajar yang kurang bermutu.
Upaya pemecahan masalah mutu pendidikan antara lain:
1. Seleksi penerimaan siswa/mahasiswa baru
2. Pengembangan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan melalui studi lanjutan, pelatihan,
penataran, seminar, dll.
3. Penyempurnaan kurikulum, metode, media dan evaluasi pendidikan.
4. Pengadaan kelengkapan sarana/prasarana pendidikan
5. Menciptakan lingkungan belajar yang kondusif.

PERTEMUAN 5
SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
A. Pendidikan Sebagai Suatu Sistem
Penyelenggaraan pendidikan merupakan suatu sistem yang saling berkaitan, baik
buruknya penyelenggaraan pendidikan, berhasil tidaknya tujuan pendidikan tergantung oleh
kerja sama antar komponen-komponen di dalam sistem ini. Dalam suatu sistem pendidikan di
sekolah, terdapat raw input (masukan mentah) yaitu peserta didik yang akan belajar yang masih
polos, belum banyak tahu, belum banyak bisa.
Sistem pendidikan di sekolah adalah suatu rangkaian yang terdiri dari komponen-komponen
yaitu kurikulum, personil sekolah, sarana dan prasarana, uang dan lingkungan, yang saling
berkaitan, berhubungan satu sama lain untuk mencapai tujuan pendidikan di sekolah yang
berujung pada pencapaian tujuan pendidikan nasional pada sistem pendidikan nasional.

B. Kelembagaan Pendidikan
Dalam lembaga pendidikan terdapat jalur, jenjang dan jenis pendidikan yang dapat
diwujudkan dalam bentuk satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah, pemerintah
daerah dan masyarakat.
1. Jalur Pendidikan
Jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, nonformal dan informal, yang dapat saling
melengkapi dan memperkaya. Pendidikan diselenggarakan dengan sistem terbuka melalui tatap
muka dan jarak jauh (UURI no. 20 th. 2003 pasal 13).
2. Jenjang Pendidikan
Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat
perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai dan kemampuan yang dikembangkan.
Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikann
tinggi (UURI nomor 20 tahun 2003 pasal 14).
3. Jenis Pendidikan
Jenis pendidikan adalah kelompok yang didasarkan pada kekhususan tujuan pendidikan suatu
satuan pendidikan. Jenis pendidikan mencakup pendidikan umum, kejuruan, akademik, profesi,
vokasi, keagamaan dan khusus.

PERTEMUAN 9
Strategi Pembelajaran Yang Berorientasi Pada Standar Proses:
Dalam Permendiknas RI No. 41 Th. 2007 tentang Standar Proses (2007: 15) disebutkan: Dalam
pelaksanaan pembelajaran terdapat kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup.
Dalam kegiatan inti menggunakan metode yang dapat meliputi: proses eksplorasi, elaborasi dan
konfirmasi.
a. Eksplorasi: kegiatan untuk memperoleh pengalaman baru dari situasi baru.
b. Elaborasi: penggarapan (pengerjaan) secara tekun dan cermat.
c. Konfirmasi: pembenaran, penegasan dan pengesahan.

PERTEMUAN 10
GURU PROFESIONAL MENCIPTAKAN PEMBELAJARAN KREATIF
DAN MENYENANGKAN

A. Pengertian Guru Profesional


Jadi guru profesional adalah pendidik yang memerlukan keahlian/kemahiran/kecakapan yang
memenuhi standar atau norma tertentu yang memerlukan pendidikan profesi dan pekerjaannya
menjadi sumber penghasilan kehidupannya.
B. Kedudukan, Fungsi dan Tujuan
Pada Bab II Pasal 2 UU No. 14 Th. 2005 disebutkan:
1. Guru mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional pada jenjang pendidikan dasar,
pendidikan menengah dan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang diangkat
sesuai dengan peraturan peundangundangan.
2. Pengakuan kedudukan guru sebagai tenaga profesional sebagaimana dimaksud pada ayat 1
dibuktikan dengan sertifikat pendidik
C. Kualifikasi Akademik
Dalam Pasal 6 UU No. 14 Th. 2005 disebutkan:
Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan
rohani serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
D. Kompetensi Guru
Dalam pasal 1 nomor 10 UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, menegaskan
bahwa kompetensi adalah seperangkat kemampuan, keterampilan, dan perilaku yang harus
dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.
E. Sertifikasi Pendidik
Dalam Pasal 1 UU Nomor 14 Tahun 2005 disebutkan: Sertifikasi adalah proses pemberian
sertifikat pendidik untuk guru dan dosen. Sertifikat pendidik adalah bukti formal sebagai
pengakuan yang diberikan kepada guru dan dosen debagai tenaga profesional.
F. Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan
Menurut E. Mulyasa (2005: 69) menggunakan:
1. Keterampilan bertanya (bertanya dasar dan bertanya lanjutan).
2. Memberi penguatan (reinforcement) secara verbal (kata/kalimat pujian) dan
non verbal (gerakan, sentuhan, acungan jempol, dll).
3. Mengadakan variasi: gaya mengajar, penggunaan media dan sumber belajar,
pola interaksi, dan variasi dalam kegiatan pembelajaran (a.l. metode, dll)
4. Menjelaskan materi ajar
5. Membuka dan menutup pelajaran
6. Membimbing diskusi kelompok kecil
7. Mengelola kelas: menciptakan iklim belajar yang kondusif).
8. Mengajar kelompok kecil dan perorangan.

Anda mungkin juga menyukai