KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
PERTANIAN 2015 - 2019
OLEH :
NPM : E1J019089
Kelas: AGT-224B
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Kebijakan
Pembangunan 2015 -2019”, untuk memenuhi tugas mata kuliah Teknologi Produksi
Tanaman Pangan.
Makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Kebijakan pembangunan
mulai dari tahun 2015 - 2019 bagi para pembaca dan juga bagi penulis. Dengan makalah
ini, harapan saya bisa untuk pengetahuan dan pengalaman untuk menjadi yang lebih baik.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah
ini.
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ......................................................................................................... 9
B. Saran .................................................................................................................. 9
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian nasional. Peran
strategis pertanian tersebut digambarkan melalui kontribusi yang nyata melalui pembentukan
capital, penyediaan bahan pangan, bahan baku industri, pakan dan bioenergi, penyerapan tenaga
kerja, sumber devisa negara, sumber pendapatan, serta pelestarian lingkungan melalui praktek
usahatani yang ramah lingkungan.
Dihadapkan pada berbagai perubahan dan perkembangan lingkungan yang sangat dinamis serta
persoalan mendasar sektor pertanian maka pembangunan pertanian ke depan menghadapi banyak
tantangan. Tantangan pembangunan pertanian di Kabupaten Purbalingga diantaranya adalah
memperbaiki dan membangun infrastruktur lahan dan air serta perbenihan dan perbibitan,
meningkatkan produktivitas dan nilai tambah produk pertanian, memperkokoh kelembagaan usaha
ekonomi produktif di perdesaan, menciptakan sistem penyuluhan pertanian yang efektif,
membudayakan penggunaan pupuk kimiawi dan organik secara berimbang untuk memperbaiki dan
meningkatkan kesuburan tanah, mengupayakan adaptasi terhadap perubahan iklim dan pelestarian
lingkungan hidup.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II
4
PEMBAHASAN
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025 yang ditetapkan melalui
Perpres No. 2 Tahun 2015 yang telah ditandatangani tanggal 8 Januari 2015. RPJMN 2015-2019
ini selanjutnya menjadi pedoman bagi kementerian/lembaga dalam menyusun Rencana Strategis
kementerian/lembaga (Renstra-KL) dan menjadi bahan pertimbangan bagi pemerintah daerah
dalam menyusun/menyesuaikan rencana pembangunan daerahnya masing-masing dalam rangka
pencapaian sasaran pembangunan nasional. Untuk pelaksanaan lebih lanjut, RPJMN akan
dijabarkan ke dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) yang akan menjadi pedoman bagi
penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN).
Kedaulatan pangan dicerminkan pada kekuatan untuk mengatur masalah panga secara mandiri,
yang perlu didukung dengan :
dalam negeri
sendiri; dan
dan nelayan.
▪ Daging sapi: untuk mengamankan konsumsi daging sapi di tingkat rumah tangga
5
▪ Gula: untuk memenuhi konsumsi gula rumah tangga dan industri rumah tangga
stabilitas harga
3. Peningkatan kualitas konsumsi pangan seimbang yang dicerminkan pada peningkatan Pola
Pangan Harapan (PPH) 92,5 (2019)
6
B. RENCANA KERJA KEMENTERIAN PERTANIAN 2015
Perencanaan adalah suatu sistem yang sangat vital dalam mewujudkan program/kegiatan
pembangunan. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional, Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
serta Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan,
Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah
tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah, serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah mengamanatkan
Pemerintah Daerah untuk menyusun Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) yang merupakan
penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) untuk jangka waktu 1
(satu) tahun.
RKPD disusun untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan dan pengawasan serta merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam tahapan
penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD), yakni sebagai
pedoman dalam penyusunan Kebijakan Umum .
3. Program peningkatan produksi, prodktvitas dan mutu hasil produksi tanaman pangan
Rapat Kerja Menteri Pertanian dengan Komisi IV DPR tanggal 26 September 2014 menyetujui
pagu RAPBN Kementerian Pertanian tahun 2015 berdasarkan penyesuaian di Badan Anggaran
DPR RI sebesar Rp 15.879.311.657.000.
Untuk mendukung upaya khusus percepatan pencapaian swasembada padi, jagung dan kedelai,
Kementerian Pertanian melakukan refocusing kegiatan dan anggaran.
7
C. APBN-P 2015
8
Dalam RAPBNP 2015, perubahan kebijakan belanja terbesar adalah pemotongan anggaran untuk
subsidi energi sebesar Rp186,3 triliun (dari alokasi sebesar Rp 344,7 triliun di APBN 2015 menjadi
Rp 158,4 triliun). Selain itu, rencana pemerintahan Jokowi-JK untuk mengurangi secara bertahap
alokasi subsidi energi di dalam APBN, dan menyerahkan harga BBM menurut mekanisme pasar
bertentangan dengan Keputusan Mahkamah Konstitusi. Pemotongan besar-besaran subsidi energi
(terutama BBM, BBN, dan LPG 3 Kg) yang dilakukan oleh pemerintah akan mengurangi daya
saing industri nasional melebarnya kesenjangan di tengah rakyat.
4. Selama ini kebijakan pengurangan subsidi BBM diikuti dengan peningkatan alokasi pada
belanja pegawai dan belanja barang.
Dalam periode 2001-2014, pengurangan subsidi BBM yang ditandai oleh kenaikan harga BBM
sebesar 465 persen (rata-rata 33 persen per tahun), selain bermuara pada penurunan subsidi BBM
terhadap belanja pemerintah pusat dari 26,2 persen menjadi 19,3 persen, ternyata diikuti oleh
peningkatan belanja pegawai dan belanja barang pemerintah pusat dari 18,7 persen menjadi 37,6
persen. Dalam periode yang sama, subsidi BBM turun dari 4,1 persen menjadi 2,4 persen PDB atau
turun 1,7 persen PDB. Sebaliknya, belanja pegawai dan belanja barang pemerintah pusat
meningkat dari 2,9 persen menjadi 4,8 persen PDB atau meningkat 1,9 persen PDB. Relatif
terhadap belanja pemerintah pusat, belanja modal 2001-2014 justru turun dari 16 persen menjadi
12,6 persen. Dalam rencana APBN Perubahan 2015, ada kenaikan belanja K/L sebesar Rp 132,2
triliun, yang sebelumnya hanya Rp 647,3 triliun dalam APBN 2015 naik menjadi Rp 779,5 triliun.
5. Pembayaran bunga utang semakin besar dan membatasi kemampuan negara untuk
menjalankan kewajiban konstitusi untuk melindungi, mencerdaskan dan menyejahterakan
rakyat.
Alokasi pembayaran bunga utang dalam RAPBNP 2015 sebesar Rp155,3 triliun tidak dianggap
sebagai komponen dan membebani anggaran negara. Selain pembayaran bunga utang luar negeri,
APBN juga terus menanggung pembayaran bunga obligasi rekapitalisasi dari Bantuan Likuiditas
Bank Indonesia (BLBI). Beban pembayaran utang tersebut akan terus menggerogoti Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) hingga tahun 2030.
6. Peningkatan dana DAK dan diturunkannya dana bagi hasil merupakan bentuk kebijakan
yang cenderung sentralistik.
Tambahan alokasi untuk Dana Alokasi Khusus (DAK) sebesar Rp 20 triliun yang diikuti dengan
penurunan Dana Bagi Hasil (DBH) sebesar Rp 15,1 triliun (dari Rp 127,7 triliun di APBN 2015
menjadi Rp 112,6 trilun). Dalam hal ini semakin mempersempit ruang fiskal bagi Kab/Kota,
dimana pembangunan nasional akan dijalankan oleh pemerintah pusat melalui
Kementerian/Lembaga yang ditunjuk. Program pusat yang akan dijalankan oleh Kab/kota antara
lain Infrastruktur irigasi, pertanian, transportasi (subbidang jalan), sarana perdagangan, Kesehatan
(sub bidang kesehatan rujukan).
9
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Perencanaan adalah suatu sistem yang sangat vital dalam mewujudkan program/kegiatan
pembangunan. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional, Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
serta Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan,
Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah
tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah, serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah mengamanatkan
Pemerintah Daerah untuk menyusun Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) yang merupakan
penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) untuk jangka waktu 1
(satu) tahun.
Saran
Saya banyak berharap para pembaca yang budiman memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah di
kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya
juga para pembaca yang budiman pada umumnya.
10
DAFTAR PUSTAKA
Kusrini, N., Bakri, S., Martin, Y., & Riniarti, M. 2018. Pemanfaatan Bentonit,
Kapur dan Limbah Puing Bangunan untuk Meningkatkan Kapasitas Tanah
Tropika dalam Menurunkan Resistansi Grounding. Diaspora: Eksakta
Universitas Lampung, 1(1).
Soepardi GS, Surowinoto & Djajakirana G. 1987. Inland peat as agriculture land.
In Symposium Tropical Peat and Peatlands for Development. Abstract Int.
Peat Soc. Yogyakarta
Awg-Adeni DS, Abd-Aziz S, Bujang K, dan Hassan M.A. 2010. Bioconversion of sagoresidue into
value added products. African Journal of Biotechnology 9:2016- 2021.
11