Ditujukan Kepada Dosen Mata Kuliah Ekonomi Energi Sebagai Hasil Ujian
Akhir Semester Yang Telah Dilaksanakan
Oleh :
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SILIWANGI
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat melaksanakan sebuah
Ujian Akhir Semester dan menyelesaikannya dengan baik. Tulisan ilmiah yang
saya susun ini bertujuan untuk memenuhi Ujian Akhir Semester mata kuliah
Ekonomi Energi.
Demikian tulisan ilmiah yang saya buat, mohon kritik dan sarannya atas
kekurangan dalam penyusunan tulisan ilmiah ini. Semgoga tulisan ilmiah ini
dapat bermanfaat bagi semua pihak dan bagi saya selaku penulis.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ................................................................................................ i
Daftar Isi......................................................................................................... ii
ANALISA EKONOMI ENERGI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA
(PLTS)
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 4
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 5
1.3 Tujuan ...................................................................................................... 6
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................... 7
2.1 Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) ............................................... 7
2.2 Potensi Energi Surya di Indonesia ........................................................... 7
2.3 Komponen-komponen PLTS ................................................................... 9
Modul Surya ............................................................................................ 9
Solar Charge Controller/Battery Charge Controller ............................. 10
Inverter .................................................................................................. 11
Baterai ................................................................................................... 12
2.4 Sistem PLTS .......................................................................................... 13
Sistem Stand-alone................................................................................ 13
Sistem Grid-connected 14
System Hybrid ...................................................................................... 14
2.5 Analisa Perhitungan Ekonomi Energi PLTS ......................................... 15
Biaya siklus hidup (LCC) .................................................................... 15
Faktor Pemulihan Modal (Capital Recovery Factor) ............................ 16
Biaya energi (Cost of Energy) .............................................................. 16
Net Present Value (NPV) ...................................................................... 16
Metode Profitability Index (PI) ............................................................. 17
ii
Metode Internal Rate of Return (IRR) .................................................. 17
2.6 PLTS Atap.............................................................................................. 17
BAB III PENUTUP ..................................................................................... 21
Kesimpulan .................................................................................................. 21
Daftar Pustaka .............................................................................................. 21
iii
4
BAB I
PENDAHULUAN
Energi merupakan salah satu kebutuhan utama bagi kehidupan manusia saat
ini. Kebutuhan energi yang terus meningkat dapat dijadikan sebagai indikator
kemakmuran manusia, namun bersamaan dengan hal itu akan menimbulkan
masalah dalam usaha penyediaanya. Sebagian besar manusia masih mengandalkan
energi fosil untuk memenuhi kebutuhan energi. Sehingga semakin lama energi
fosil yang ada akan semakin menipis.
Saat ini Indonesia masih dihadapkan pada persoalan dalam mencapai target
pembangunan di bidang energi. Ketergantungan terhadap sumber energi fosil
dalam pemenuhan kebutuhan energi di dalam negeri masih sangat tinggi yaitu
96%, dimana 48% adalah minyak bumi, 18% gas, dan 30% batu bara (BPPT,
2015). Di sisi lain harus disadari bahwa sumber energi fosil ini bisa segera habis.
Cepat atau lambat Indonesia harus meninggalkan sumber energi fosil dan beralih
ke sumber energi baru untuk mencukupi permintaan energi nasional. Menanggapi
hal tersebut maka pemerintah mengeluarkan kebijakan berupa Peraturan
Pemerintah No 79 tahun 2014 tentang Kebijakan Energi Nasional. Dalam
peraturan ini pemerintah menargetkan pada tahun 2025 sebesar 23% kebutuhan
energi nasional dihasilkan oleh sumber energi baru dan terbarukan.
Dari latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka dapat diambil
permasalahannya, yaitu:
BAB II
PEMBAHASAN
listrik dari tenaga surya bisa menjadi andalan. Sesuai data Outlook Energi
Indonesia, BPPT, tahun 2015 menyebutkan bahwa potensi energi surya di
Indonesia sangat besar yakni sekitar 4,8 KWh/m2 atau setara 112.000 GWp.
Sedangkan yang telah dimanfaatkan baru sekitar 10 MWp. Untuk meningkatkan
percepatan pengembangan energy surya ini maka pemerintah telah mengeluarkan
roadmap yang menargetkan kapasitas PLTS terpasang hingga tahun 2025
mencapai 0,87 GW atau sekitar 50 MWp per tahun. Jumlah ini merupakan
gambaran potensi pasar yang cukup besar dalam pengembangan energi surya pada
masa datang.
Fotovoltaik adalah suatu alat yang dapat mengubah energi surya (foton)
menjadi listrik arus searah. Kemudian listrik arus searah diubah menjadi arus
bolakbalik sesuai dengan sistem tegangan dan frekuensi setempat. Suatu PLTS
memiliki komponen utama yaitu: panel surya (fotovoltaik), inverter dan baterai.
PLTS tidak memiliki daya konstan (non capacity value generation system)
karena kapasitas keluarannya tergantung pada tingkat radiasi matahari yang selalu
berubah setiap waktu. PLTS dinilai dari seberapa banyak energi yang bisa
dihasilkan, bukan seberapa besar dayanya, kecuali pada sistem yang memiliki
storage system. Oleh sebab itu, kapasitas suatu PLTS ditentukan oleh besarnya
konsumsi energi suatu beban dalam suatu periode, yaitu dengan menggunakan
harga rata-rata suatu beban pada suatu lokasi dalam periodenya. Kapasitas
komponen utama ditentukan sesuai tipe dan desain dari PLTS yang akan
dibangun. Pada sistem PLTS, menghitung kapasitas masing-masing komponen
atau disebut juga sizing, sangat penting karena jika kapasitas komponen terlalu
kecil, maka sistem tidak dapat memenuhi kebutuhan energi yang diinginkan,
tetapi jika kapasitasnya terlalu besar, maka biaya untuk PLTS akan sangat besar.
Sistem PLTS memiliki komponen utama yaitu: modul surya, inverter/power
conditioner unit (PCU), solar charge controller (SCC)/battery charge controller
(BCC) dan storage system (Battery).
a. Modul Surya
Bagian terkecil dari fotovoltaik adalah sel surya yang pada dasarnya
sebuah foto dioda yang besar dan dapat menghasilkan daya listrik. Fotovoltaik
terdiri dari dua jenis bahan berbeda yang disambungkan melalui suatu bidang
junction yang jika sinar jatuh pada permukaannya akan diubah menjadi listrik arus
searah.
Untuk mendapatkan daya yang cukup besar diperlukan banyak sel surya.
Biasanya sel-sel surya itu sudah disusun sehingga berbentuk panel, dan
10
c. Inverter
d. Baterai
Pada prinsipnya ada tiga klasifikasi sistem PLTS, yaitu PLTS yang berdiri
sendiri (stand-alone), PLTS yang terhubung dengan jaringan listrik (grid-
connected), dan sistem hybrid.
a. Sistem Stand-alone
b. Sistem Grid-connected
Sesuai namanya, maka sistem ini tetap terhubung dengan jaringn PLN
untuk mengoptimalkan pemanfaatan energi PV untuk menghasilkan energi listrik
semaksimal mungkin. Sistem ini menjadi sistem yang banyak diaplikasikan.
Untuk mengubah listrik DC menjadi listrik AC digunakan inverter. Dalam sistem
kecil pada suatu rumah inverter akan terhubung pada suatu kontrol (distribution
board). Listrik AC yang dihasilkan kemudian dapat digunakan untuk
mengaktifkan peralatan rumah tangga. Pada sistem ini tidak memerlukan baterai
dikarenakan tetap terhubung ke jaringan PLN yang bertindak sebagai penyangga
pasokan listrik yang dihasilkan modul PV.
c. Sistem Hybrid
ini dapat digunakan untuk daerah-daerah yang tidak terjangkau PLN ataupun
pembangkit tenaga diesel yaitu dengan memanfaatkan energi terbarukan yang ada.
Biaya energi PLTS ditentukan oleh biaya siklus hidup, factor pemulihan
modal, dan energi listrik produksi tahunan.
𝐿𝐶𝐶 = 𝐼𝐼 + 𝑂&𝑀
16
Dimana :
LCC = Biaya siklus hidup (Life Cycle Cost).
II = Biaya investasi awal adalah biaya awal yang dikeluarkan untuk
pembelian komponen-komponen PLTS, biaya instalasi, dan biaya lainnya
misalnya biaya rak penyangga.
O&M = Biaya nilai sekarang untuk total biaya pemeliharaan dan
operasional selama n tahun atau selama umur proyek.
𝑖(1 + 𝑖)𝑛
𝐶𝑅𝐹 =
(1 + 𝑖)𝑛 − 1
Dimana :
CRF = Faktor pemulihan modal
i = Tingkat diskonto
n = Periode dalam tahun (umur investasi)
𝑛 𝑁𝐶𝐹𝑡
𝑁𝑉𝑃 = ∑ 𝑡
− 𝐼𝐼
𝑡=1 (1 − 𝑖)
Dimana :
NCFt = Net Cash Flow periode tahun ke-1 sampai tahun ke-n
II = Investasi awal (Initial Investment)
i = Tingkat diskonto
n = Periode dalam tahun (umur investasi)
Dimana :
Xt = Cashflow di tahun ke-t
IRR = Rate of Return
Selain panel surya dipasang di dataran, terdapat juga PLTS atap dimana
panel surya tersebut dipasang di atas atap. Untuk industri, perumahan dan gedung
komersial, PLTS ini lebih direkomendasikan dibandingkan dengan PLTS lainnya.
18
Atap menjadi lokasi yang strategis untuk mendapatkan banyak sinar matahari.
Sinar matahari tersebut kemudian ditangkap oleh panel surya yang terpasang di
atap bangunan atau rumah Anda.
Untuk jenis panel surya yang Anda gunakan ini bisa disesuaikan dengan
kebutuhan Anda. Pilihannya pun sangat beragam. Misalnya saja, jenis panel yang
disediakan oleh SUN Energy ini ada 1 kWp, 2 kWp, 4 kWp dan juga 6 kWp.
Selain itu, SUN Energy juga melayani pemasangan sistem tenaga surya untuk
skala yang lebih besar, sehingga jenis panel produk yang ditawarkan sangat
beragam.
Misalnya saja, dengan penggunaan daya 200 kWp, emisi CO2 yang
dikurangi ini sebesar 1,8 ribu ton. Belum lagi jumlah bahan bakar seperti batubara
yang terbakar untuk pemakaian sumber listrik konvensional ini bisa berkurang.
PLTS tidak membutuhkan bahan bakar seperti listrik PLN sehingga tidak
menyebabkan polusi udara. Di masa depan, industri dan pabrik harus lebih ramah
lingkungan sehingga kualitas lingkungan tetap terjaga dengan baik.
Berdiri sejak tahun 2016, SUN Energy telah menangani berbagai macam
proyek dari yang kecil hingga besar dengan skala nasional maupun internasional.
Sehingga kredibilitas SUN Energy tidak perlu diragukan lagi.
Kelebihan panel surya dari SUN Energy adalah kualitas yang terbaik
dengan mutu pelayanan oleh tenaga ahli. SUN Energy selalu mempertahankan
standar keamanan dan kelestarian lingkungan. SUN Energy juga menyediakan
solusi penghematan listrik yang variatif sehingga dapat disesuaikan dengan
kebutuhan Anda, mulai dari penghematan listrik di rumah, gedung perkantoran,
hotel, pusat perbelanjaan sampai dengan pabrik dan industri besar.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dengan beralih ke energi alternatif sinar matahari, Akan menghemat biaya tagihan
listrik bulanan namun sekaligus menciptakan lingkungan dengan energi yang
lebih bersih. Energi baru dan terbarukan ini juga menjadi solusi terbaik untuk
menghadapi ancaman krisis listrik yang bisa terjadi di masa depan sekaligus
mengurangi efek pemanasan global yang semakin terasa saat ini.
https://repository.its.ac.id/
https://ejournal3.undip.ac.id/
https://sunenergy.id/
http://download.garuda.ristekdikti.go.id/