Anda di halaman 1dari 22

Soal UTS

Mata Kuliah. : Bahasa Indonesia (2 SKS)

Jurusan/Semester : PAI Semster I (Satu)

Dosen Pengampu MK. : Ihsan Hadi, M.Pd.

Sifat Terbuka (Open Books)

Ketentuan!

a) Jawaban ditulis tangan dengan menggunakan kertas double folio.


b) Jawaban diketik dengan spasi 1,5 (line spacing = 1.5 lines), huruf Times New Roman ukuran
12, serta Ukuran kertas A4 margins atas: 3 cm kiri: 4 cm, bawah: 3 cm, kanan: 3 cm.
c) Tidak dibenarkan bekerja sama atau dengan kata lain cara pengungkapan bahasanya
berbeda.
d) Setiap jawaban harus disertai kutipan dari buku dan jurnal ilmiah dengan ketentuan nama
belakang Pengarang buku/jurnal, tahun, dan halaman serta di akhir jawaban disertai dengan
daftar pustaka Sumber kutipan (tidak dibenarkan mengutip sumber referensi dari blog).

Contoh kutipan dan daftar pustaka dari buku: Menurut Mulyana, 2010:162 ... Mulyana, D. (2004).
Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Remaja Rosdakarya.

Contoh kutipan dan daftar pustaka dari jurnal: Effendi (2009) menyatakan bahwa ...Effendi, M.
(2009) Peranan Internet Sebagai Media Komunikasi.

KOMUNIKA: Jurnal Dakwah dan Komunikasi, 3(2), 130-142.

e) Perhatikan poin nilai setiap soal.

Jawablah pertanyaan di bawah ini!

1. Jelaskan sejarah lahirnya bahasa Indonesia sehingga bahasa Indonesia berfungsi


menjadi bahasa Nasional! (jawaban wajib disertai kutipan dan poin nilai 10)
2. Jelaskanlah konsep pentingnya empat keterampilan berbahasa Indonesia secara baik
dan benar! Lengkapi jawaban Saudara dengan kutipan dan contoh. (jawaban wajib
disertai kutipan dan poin nilai 20)
3. Jelaskanlah hakikat mengenai diksi serta berikan contoh pemakaiannya dalam
kalimat sesuai dengan Pemahaman Saudara! (jawaban wajib disertai kutipan dan
poin nilai 20)
4. Jelaskan konsep mengenai perbedaan frasa dan klausa, penjelasan disertai dengan
contoh! (jawaban Wajib disertai kutipan dan poin nilai 20)
5. Jelaskan konsep mengenai paragraf disertai dengan contoh-contoh tentang:
a. Unsur pembentuk paragraf
b. Paragraf berdasarkan teknik pemaparan
c. Paragraf berdasarkan letak kalimat utama
d. pengembangan paragraf (jawaban wajib disertai kutipan dan poin nilai 30
1. Jelaskan sejarah lahirnya bahasa Indonesia sehingga bahasa Indonesia berfungsi menjadi
bahasa nasional

Jawab :

Menurut tridays repelita Indonesia merupakan sebuah negara Berkembang di

kawasan Asia Tenggara. Dengan Letak geografis Negara Indonesia yang terdiri Dari beberapa

pulau yang terpisah oleh lautan, Mengakibatkan Indonesia memiliki banyak Sekali

perbedaan. Budaya yang berbeda dan Bahasa yang berbeda menjadi keunikan Tersendiri

bagi Negara Indonesia itu sendiri.Apabila ditinjau dari prespektif historis Negara Indonesia,

bahasa Indonesia diadopsi Dari prototipe bahasa Melayu. Bahasa Melayu Merupakan salah

satu bahasa daerah yang berada Di Negara Indonesia. Bahasa Melayu telah Dipakai sebagai

lingua franca selama berabadabad sebelumnya di seluruh kawasan tanah air Kita.

Berdasarkan bukti-bukti sejarah yang Ditemukan, seperti: prasasti yang ditemukan di

Palembang, Jambi dan Bangka, dapat diambil Sebuah analisia bahwa bahasa Melayu sudah

Dipergunakan sejak dulu di beberapa wilayah Indonesia khususnya di wilayah-wilayah

Sumatera dan terdapat beberapa kerajaan besar Yang berpengaruh pada saat itu. Kerajaan

Sriwijaya merupakan sebuah kerajaan besar Yang terletak di wilayah Sumatera. Seiring

Dengan kejayaan kerajaan Sriwijaya, bahasa Melayu mengalami perkembangan yang

Signifikan. Perubahan sosio kultural pada tata Kehidupan masyarakat terus berlangsung

searah Dengan perkembangan zaman, termasuk Perubahan kedudukan bahasa Melayu bagi

Bangsa Indonesia. Pada saat perjuangan Kemerdekaan, bangsa Indonesia memerlukan Alat

pemersatu dalam berinteraksi antar suku Bangsa yang ada di Indonesia. Dipilihlah bahasa

Melayu sebagai bahasa pemersatu bangsa di Indonesia. Pada peristiwa Sumpah Pemuda

Tanggal 28 Oktober 1928 ditetapkan bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia. Penetapan
itu Pun merupakan awal bahasa Indonesia Berkedudukan sebagai bahasa nasional.Bahasa

Indonesia pertama kali di akui Sebagai bahasa nasional bertepatan dengan Sebuah peristiwa

bersejarah dalam perjalanan Bangsa Indonesia, peristiwa tersebut sering kita Kenal dengan

Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. Tujuan dari lahirnya bahasa Indonesia pada

saat sumpah pemuda pada Dasarnya agar bangsa Indonesia memiliki bahasa Persatuan yang

dapat mempersatukan bangsa Indonesia melalui bahasa yang dilatar belakangi Oleh

banyaknya bahasa daerah yang ada Sebelum adanya bahasa Indonesia, belum ada bahasa

yang memiliki fungsi untuk mempersatukan bangsa dalam prespektif persatuan dan

kesatuan bangsa. Seiring diikrarkan Sumpah para pemuda nusantara pada tanggal 28

Oktober 1928 di Jakarta, menjadi titik awal perkembangan bahasa Indonesia sebagai bahasa

nasional.Bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional yang digunakan di Negara Republik

Indonesia (NKRI). Pada perkembangannya, dengan semakin pesatnya arus globalisasi,

modernisasi, ilmu pengetahuan, teknologi, Bahasa Indonesia harus dapat menjadi sebuah

instrumen dalam melakukan komunikasi utama di Indonesia. Melihat keadaan tersebut,

berbagai steakholder harus mempunyai inovasi agar Bahasa Indonesia dapat senantiasa

beradaptasi mengikuti perkembangan zaman agar bahasa Indonesia memiliki kedaulatannya

tersendiri di Negara Indonesia.Upaya untuk terus menjaga dan mengembangkan Bahasa

Indonesia dilakukan dengan berbagai cara. Salah satu cara untuk terus menjaga dan

mengembangkan bahasa Indonesia yaitu dengan diadakannya beberapa kongres bahasa

Indonesia. Pada dasarnya kongreskongres yang dilaksanakan merupakan wujud dari

eksistensi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional yang harus tetap berkembang sesuai

dengan perkembangan zaman dari masa ke masa. Dari kongres yang telah dilaksanakan

telah menghasilkan beberapa inovasi yang ditunjukan untuk eksistensi bahasa Indonesia

seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi.Dalam konteks kedudukannya sebagai


bahasa nasional negara Indonesia, bahasa
Indonesia memiliki fungsi:
1. lambang kebanggaan nasional;
2. lambang identitas nasional;
3. Alat pemersatu berbagai suku bangsa yang berlatar belakang sosial budaya dan bahasa
yang berbeda, dan
4. Alat perhubungan antar daerah dan antarbudaya.

Sebagai sebuah simbol identitas nasional, bahasa Indonesia merupakan cerminan dari

nilai-nilai sosial budaya bangsa yang mendasari rasa nasionalisme bangsa Indonesia. Melalui

bahasa Indonesia, bangsa Indonesia berusaha untuk mengkristalisasikan semangat

kebersamaannya dalam kehidupan berbangsa dan Bernegara.

Berbagai upaya dilakukan untuk menjaga Eksistensi bahasa Indonesia menjadi bahasa

Nasional. Upaya pemerintah dan para tokoh Bahasa yang memiliki komitmen terhadap Pelestarian

bahasa Indonesia mengadakan Kongres-kongres dalam rangka membahas Perkembangan bahasa

Indonesia, Pertemuan Yang rutin dilaksanakan ini diberi nama kongres Bahasa Indonesia.

Keberlangsungan Kongreskongres tersebut sangatlah penting bagi proses Perkembangan bahasa

Indonesia. Oleh karena Dengan adanya kongres bahasa Indonesia, Muatan dari bahasa Indonesia

menjadi lebih Komprehensif dan di sesuaikan dengan Perkembangan zaman. Berikut ini kongres

Bahasa Indonesia yang sudah dilaksanakan

1. Kongres Bahasa Indonesia I (Pertama)

Kongres bahasa Indonesia yang pertama Dilaksanakan pada tanggal 25-28 Juni tahun

1938 di kota Solo, Jawa Tengah. Kongres Pertama ini menghasilkan beberapa kesepakatan

Dan kesepahaman yakni urgensi dari usaha Pembinaan dan pengembangan bahasa

Indonesia Telah dilakukan secara sadar oleh para Cendikiawan dan budayawan Indonesia

pada Waktu itu. Sampai pada akhirnya pada 18 Agustus 1945 disyahkannya Undang -Undang

Dasar 1945, pada Pasal 36 menetapkan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara.

Diresmikannya penggunaan Ejaan Republik Sebagai pengganti Ejaan van Ophuijsen yang

Berlaku sebelumnya, peresmian ini terjadi pada Tanggal 19 Maret 1947.


2. Kongres Bahasa Indonesia II

Kongres bahasa Indonesia yang kedua Dilaksanakan pada 28 Oktober-1 November 1954 di

Kota Medan, Sumatra Utara,. Kongres Bahasa Indonesia ini merupakan sebuah tindakan

Rasionalisasi dari keinginan yang kuat dan keras Dari bangsa Indonesia untuk selalu

Menyempurnakan bahasa Indonesia yang Dijadikan bahasa nasional.Pemerintah pada 16 Agustus

1972, Meresmikan penggunaan Ejaan yang Disempurnakan (EYD) yang diperkuat dengan Adanya

Keputusan Presiden No. 57 Tahun 1972. Mentri Pendidikan dan Kebudayaan pada 31 Agustus 1972,

menetapkan Pedoman Umum Bahasa Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman

Umum Pembentukan Istilah resmi berlaku di seluruh Wilayah Indonesia (Wawasan Nusantara).

3. Kongres Bahasa Indonesia III

Kongres bahasa Indonesia ketiga Dilaksanakan pada 28 Oktober-2 November 1978 di Ibukota

Jakarta. Hasil yang didapat dari Kongres bahasa Indonesia ketiga ini yaitu Memperlihatkan

kemajuan, pertumbuhan, dan Perkembangan bahasa Indonesia sejak tahun 1928 dan selalu

berusaha dengan optimal untuk Memantapkan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia.

4. Kongres Bahasa Indonesia IV

Kongres bahasa Indonesia keempat Diselenggarakan pada tanggal 21-26 November 1983 di

Jakarta. Pada pelaksanaan kongres Bahasa Indonesia ke empat bertepatan dengan Hari Sumpah

Pemuda yang ke-55 yang Menghasilkan kesepakatan bahwa pembinaan Dan pengembangan bahasa

Indonesia harus lebih Ditingkatkan sehingga amanat yang tercantum di Dalam GBHN, yang

mewajibkan kepada seluruh Warga negara Indonesia untuk menggunakan Bahasa Indonesia yang

baik dan benar tercapai Seoptimal mungkin.

5. Kongres Bahasa Indonesia V

Kongres bahasa Indonesia yang kelima Dilaksanakan pada tanggal 28 Oktober-3 November

1988 di Jakarta.. Pada kongres bahasa Indonesia kelima ini, dilahirkan karya Monumental yaitu

sebuah Kamus Besar Bahasa Indonesia dan Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.

6. Kongres Bahasa Indonesia VI

Kongres bahasa Indonesia yang keenam Dilaksanakan pada tanggal 28 Oktober-2 November

1993 di Jakarta. Hasil dari kongres Bahasa Indonesia kelim diantaranya yaitu Pengusulan Pusat

Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Indonesia ditingkatkan Statusnya menjadi Lembaga Bahasa

Indonesia, Di samping mengusulkan disusunnya UndangUndang Bahasa Indonesia.

7. Kongres Bahasa Indonesia VII


Kongres bahasa Indonesia ketujuh Dilaksanakan pada tanggal 26-30 Oktober 1998 Di Jakarta.

Hasil dari kongres bahasa Indonesia Ke tujuh yaitu mengusulkan dibentuknya Badan Pertimbangan

Bahasa Indonesia

8. Kongres Bahasa Indonesia VIII

Kongres bahasa Indonesia kedelapan Diselenggarakan pada tanggal 14-17 Oktober 2003 di
Jakarta. Pada kongres bahasa Indonesia Ke tujuh menghasilkan kesepakatan pengusulan Bulan
Oktober dijadikan bulan bahasa. Agenda Pada bulan bahasa adalah berlangsungnya Seminar bahasa
Indonesia di berbagai lembaga Yang memperhatikan bahasa Indonesia.

9. Kongres Bahasa Indonesia IX

Kongres bahasa Indonesia kesembilan Dilaksanakan pada tanggal 28 Oktober-1 November 2008
di Jakarta. Kongres bahasa Indonesia ke lima membahas lima hal utama, Yakni bahasa Indonesia,
bahasa daerah, Penggunaan bahasa asing, pengajaran bahasa Dan sastra, serta bahasa media massa.
Kongres Bahasa ini berskala internasional yang Menghadirkan pembicara-pembicara dari dalam Dan
luar negeri.

10.Kongres Bahasa Indonesia X

Kongres bahasa Indonesia yang kesepuluh Dilaksanakan pada tanggal 28-31 Oktober 2013 Di
Jakarta. Hasil dari kongres bahasa Indonesia Ke sepuluh merekomendasikan yaitu Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), merekomendasikan hal-hal yang perlu dilakukan
pemerintah.

Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Negara Kesatuan Republik Indonesia dan bahasa
Persatuan bangsa Indonesia. Untuk menjaga Eksistensi bahasa Indonesia, telah diadakan 10 Kali
kongres bahasa Indonesia yang bertujuan Untuk memelihara dan menjaga eksistensi Bahasa
Indonesia di dalam perkembangan Globalisasi dan modernisasi. Kongres bahasa Indonesia yang 1
dilaksanakan di Kota Solo, Jawa Tengah, pada tanggal 25-28 Juni tahun 1938, Kongres bahasa
Indonesia II dilaksanakan Di Kota Medan, Sumatra Utara, pada 28 Oktober-1 November 1954,
Kongres bahasa Indonesia III dilaksanakan di Ibukota Jakarta, Pada 28 Oktober-2 November 1978,
Kongres Bahasa Indonesia IV diselenggarakan di Jakarta, Dari 21-26 November 1983, Kongres bahasa
Indonesia yang V dilaksanakan di Jakarta, pada 28 Oktober-3 November 1988, Kongres bahasa
Indonesia yang VI dilaksanakan di Jakarta, yakni Pada 28 Oktober-2 November 1993, Kongres Bahasa
Indonesia VII dilaksanakan di Hotel Indonesia, Jakarta, yakni pada 26-30 Oktober 1998, Kongres
bahasa Indonesia VIII Diselenggarakan di Jakarta, yakni pada 14-17 Oktober 2003, Kongres bahasa
Indonesia IX Dilaksanakan di Jakarta, yakni pada 28 Oktober -1 November 2008, Kongres bahasa
Indonesia Yang X dilaksanakan di Jakarta, yakni pada 28-31 Oktober 2013.

2 Jelaskanlah konsep pentingnya empat keterampilan berbahasa Indonesia secara baik dan benar!

Jawab :

A.Menyimak

Menurut Poerwadarminta (1984: 941) “Menyimak Adalah mendengar atau memerhatikan baik-
baik apa yang Diucapkan atau dibaca orang”.Menyimak merupakan proses Pendengaran, mengenal
dan menginterprestasikan lambanglambang lisan, sedangkan mendengar adalah suatu proses
Penerimaan bunyi yang datang dari luar tanpa banyak Memerhatikan makna itu.

Menyimak adalah mendengarkan serta memerhatikan Baik-baik apa yang dibaca atau diucapkan
oleh si pembicara Serta menangkap dan memahami isi dan makna komunikasi Yang tersirat di
dalamnya. Dalam hal mendengarkan atau Memerhatikan orang membaca atau orang yang bercakap,
Penyimak menerima keterangan melalui rangkaian bunyi Bahasa dengan susunan nada dan tekanan
suara orang yang Membaca atau bercakap. Jika pembicara dan pembaca dapat Melihat, maka
penyimak akan dapat melihat gerak muka dan Gerak tangan pembicara seperti, bibir, mimik, dan
Sebagainya. Jika penyimak menyimak lewat media bantu Seperti tape recorder, maka si penyimak
hanya dapat Menyimak bunyi bahasa yang disampaikan oleh sipembicara. Dengan demikian,
mendengar, mendengarkan, dan menyimak memiliki makna yang berbeda.

Hakikat menyimak itu adalah suatu rentetan proses, Mulai dari proses mengidentifikasi bunyi,
menyusun Penafsiran,memanfaatkan hasil penafsiran, dan proses Penyimpanan, serta proses
menghubung-hubungkan hasil Penafsiran itu dengan keseluruhan pengetahuan dan Pengalaman.

Tujuan Menyimak

1. Menyimak untuk belajar dimana orang tersebut Bertujuan agar ia dapat memeperoleh
pengetahuan Dari bahan ujaran sang pembicara
2. Menyimak untuk menikmati dimana orang yang Menyimak dengan penekanan pada
penikmatan Terhadap sesuatu dari materi yang diujarkan atau diperdengarkan atau
dipagelarkan (teruatama sekali dalam bidang seni).
3. Menyimak untuk mengevaluasi dimana orang menyimak dengan maksud agar ia dapat
menilai apaapa yang dia simak (baik-buruk, indah-jelek, tepatngawur, logis-tidak logis, dan
lain-lain)
4. Menyimak untuk mengapresiasi dimana orang yang menyimak dapat menikmati seta
menghargai apa-apa yang disimaknya itu (misalnya: pembacaan berita, puisi, musik dan lagu,
dialog, diskusi panel, dan pendebatan).
5. Menyimak untuk mengkomunikasikan ide-ide dimana orang yang menyimak bermaksud agar
ia dapat menkomunikasikan ide-ide, gagasan-gagasan,maupun perasaan-perasaannya
kepada orang lain dengan lancar dan tepat.
6. Menyimak untuk membedakan bunyi-bunyi dimana orang yang menyimak bermaksud agar
dia dapat membedakan bunyi-bunyi dengan tepat; mana bunyi yang membedaskan arti
(distingtif), mana bunyi yang tidak membedakan arti; biasanya ini terlihat pada seseorang
yang sedang belajar bahasa asing yang asik mendengarkan ujaran pembicara asli (native
speaker)
7. Menyimak untuk memecahkan masalah dimana orang yang menyimak bermaksud agar dia
dapat memecahkan masalah secara kreatif dan analisis, sebab dari sang pembicara dia
mungkin memperoleh banyak masukan berharga.
8. Menyimak untuk meyakinkan dimana orang yang menyimak untuk meyakinkan dirinya
terhadap suatu masalah atau pendapat yang selama ini dia ragukan.

B.Berbicara
Berbicara merupakan salah satu alat komunikasi yang Paling Efektif.Hal Ini Mendorong
Manusia untuk belajar berbicara dan membuktikan bahwa Berbicara akan lebih efektif
dibandingkan denga bentuk bentuk komunikasi yang lain. Dalam kompetensi umum mata
Pelajaran Bahasa Indonesia, Berbicara Megungkapkan Indikator-indikator Yang
Berhubungan Dengan
Mengungkapkan Gagasan,
Menyampaikan Sambutan,
Berpidato, berdialog,menjelaskan, mendiskripsikan, dan Percakapan yang lainya yang hanya
menyangkut dalam Pembelajaran saja.Menurut Nurgiyantoro (1995:276) berbicara adalah
Aktivitas berbahasa kedua yang dilakukan manusia dalam
Kehidupan berbahasa, yaitu setelah aktivitas mendengarkan.
Berdasarkan bunyi-bunyi yang didengar itu, kemudian Manusia belajar untuk mengucapkan
dan akhirnya terampil Berbicara. Dapat dikatakan bahwa berbicara merupakan suatu Sistem
tanda-tanda yang dapat didengar (audible) dan yang Kelihatan (visible) yang memanfaatkan
sejumlah otot tubuh Manusia demi maksud dan tujuan gagasan atau ide-ide yang
Dikombinasikan. Berbicara merupakan suatu bentuk perilaku
Jenis-jenis Berbicara

1.Berbicara berdasarkan
tujuannya
a) Berbicara memberitahukan, melaporkan, dan
Menginformasikan.
b) Berbicara menghibur
c) Berbicara membujuk
2. Berbicara berdasarkan situasinya
a) Berbicara formal
b) Berbicara informal
3. Berbicara berdasarkan cara penyampaiannya
a) Berbicara mendadak
b) Berbicara berdasarkan catatan
c) Berbicara berdasarkan hafalan
d) Berbicara berdasarkan naskah
4. Berbicara berdasarkan jumlah pendengarnya
1) Berbicara antarpribadi
2) Berbicara dalam kelompok kecil
3) Berbicara dalam kelompok besar

C.Membaca

Keterampila berbahasa ada empat, yaitu menyimak, Berbicara, menulis dan membaca.
Menurut Burns (Haryadi, 1996 : 32) “membaca sebagai proses

merupakan semua Kegiatan dan teknik yang ditempuh oleh pembaca yang Mengarah pada
tujuan melalui tahap-tahap tertentu”.Proses tersebut berupa penyandian kembali dan
Penafsiran sandi. Anderson (Haryadi , 1996 :32) menyatakan Bahwa kegiatannya dimulai dari
mengenali huruf, kata, Ungkapan, frasa, kalimat, dan wacana, serta Menghubungkannya dengan
bunyi dan maknanya. Bahkan Menurut Ulit (Haryadi :1996 ) pembaca menghubungkannya
Dengan kemungkinan maksud Penulis

Berdasarkan Pengalamannya. Sejalan dengan itu, Kridalaksana (Sumardi, 1996 :32) menyatakan
bahwa:
Membaca adalah keterampilan mengenal dan Memahami tulisan dalam bentuk urutan
lambang –Lambang grafis dan perubahannya menjadi wicara Bermakna dalam bentuk
pemahaman diam – diam atau Pengujaran keras -keras

Tujuan Membaca

a. Membaca untuk mendapatkan informasi. Informasi Yang dimaksud adalah


mencakup informasi bisa Tentang fakta dan kejadian sehari-hari sampai
informasi Tingkat tinggi tentang teori-teori serta penemuan dan Temuan ilmiah
yang canggih.
b. Membaca dengan tujuan agar citra dirinya meningkat. Seperti membaca karya
para calon peneliti, bukan Karena berminat terhadap karya tersebut melainkan
agar Orang memberikan nilai positif terhadapnya
c. Membaca untuk melepas diri dari kenyataan, misalnya Pada saat merasa jenuh,
sedih, bahkan putus asa. Dalam Hal ini membaca merupakan submilasi atau
penyaluran Yang positif.
d. Untuk mendapatkan kesenangan atau hiburan. Bacaan Yang dipilih untuk tujuan
ini ialah bacaan yang ringan Atau jenis bacaan yang disukainya.
e. Membaca yang tinggi ialah untuk mencari nilai-nilai Keindahan atau pengalaman
estetis, dan nilai-nilai Kehidupan lainnya. Dalam hal ini bacaan yang dipilih
Adalah karya yang bernilai sastra.

D.Menulis

Keterampilan menulis merupakan salah satu kemampuan Yang harus digunakan dalam bahasa
untuk berkomunikasi, Berbicara, membaca dan mendengarkan. Keterampilan menulis
Membutuhkan pelatihan, pemikiran, kreativitas dan penguasaan Tata bahasa dan harus tahu apa
yang harus ditulis, topik latar Belakang apa yang akan ditulis.

Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang Dipergunakan untuk berkomunikasi


secara tidak langsung, tidak Secara tatap muka dengan orang lain. Menulis mrupakan suatu Kegiatan
yang produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan menulis Ini, penulis haruslah terampil memanfaatkan
graffologi, struktur Bahasa, dan kosa kata. Keterampilan menulis ini tidak akan Datang secara
otomatis, tetapi harus melalui latihan dan praktik Yang banyak dan teratur. Jadi kemampuan menulis
merupakan kesanggupan, Kecakapan dan seluruh daya dan upaya dalam keiatan yang Dilakukan
seseorang untuk menghasilkan tulisan. Kemampuan Menulis dapat diperoleh melalui latihan dan
bimbingan yang Intensif dan kemampuan menulis sangat kompleks karena dalam Kegiatan menulis
semua komponen yang berhubungan tulisan Telah dituntut.

Tujuan Menulis

Pada prinsipnya fungsi utama dari tulisan adalah sebagai Alat komunitas yang tidak langsung

1 Tujuan penugasan

Tujuan inisebenarnya tidak mempunyai tujuan sama sekali.

Penulis menulis sesuatu karena ditugaskan, bukan atas Kemauan sendiri

2.Tujuan altruistik
Menulis bertujuan untuk menyenangkan para pembaca, Ingin menolong para pembaca
memahami, menghargai Perasaan, dan penalarannya.

3.Tujuan persuasif

Tulisan bertujuan meyakinkan para pembaca akan Kebenaran gagasan yang diutarakan.

4.Tujuan informasional/penerangan

Tulisan yang bertujuan memberi informasi atau

Keterangan/penerangan kepada para pembaca.

5.Tujuan pernyataan diri

Tulisan bertujuan

memperkenalkan atau menyatakan diri Sang pengarang kepada para pembaca

6) Tujuan kreatif

Tujuan kreatif ini melebihi pernyataan diri dan melibatkan Dirinya dengan keinginan mencapai
norma artistik, atau Seni yang ideal, seni idaman.

7) Tujuan pemecahan masalah

Penulis ingin menjelaskan secara cermat pikiran-pikiran Dan gagasan-gagasannya sendiri agar
dapat dimengerti dan Diterimaoleh para pembaca.

3. Jelaskanlah hakikat mengenai diksi serta berikan contoh pemakaiannya dalam kalimat sesuai
dengan Pemahaman Saudara!

Jawab :

Agar pemilihan kata benar-benar tepat, seseorang Pengguna bahasa diharapkan dapat memahami
syarat-syarat Dalam pemilihan kata. Syarat yang dimaksud di antaranya Adalah ketepatan diksi dan
kesesuain diksi. Syarat ketepatan Diksi adalah sebagai berikut :

1. secara tepat antara kata bermakna Konotasi dan denotasi,

2.Membedakan secara cermat terhadap kata yang Hampir sama maknanya,

3.Membedakan kata-kata yang mirip atau hampir mirip Ejaannya,

4.Mewaspadai akhiran asing yang kurang tepat,

5.Memahami kata yang tergolong kata umum dan kata Khusus,

6.Memperhatikan perubahan makna yang terjadi pada Kata-kata yang sudah dikenal.

Persyaratan kesesuaian diksi adalah hal yang sangat Penting dalam pemilihan kata, agar kata-kata
yang Dipergunakan tidak mengganggu suasana dan tidak akan Menimbulkan ketegangan antara
penulis dan pembaca atau Antara pembicara dan pendengar. Persyaratan yang dimaksud Adalah :

(1) Hindari kemungkinan penggunaan kata yang tidak baku Pada situasi formal,
(2) Gunakan kata-kata ilmiah dalam situasi yang khusus Saja, dalam situasi yang umum
hendaknya penulis atau Pembicara menggunakan kata-kata populer,
(3) Dalam penulisan, jangan menggunakan kata percakapan, kecuali saat menulis kutipan untuk
menunjang isi tulisan,
(4) Hindari penggunaan ungkapan yang sudah usang,
(5) Hindari kata-kata yang mubazir,
(6) Hindari penggunaan bahasa atau dialek kedaerahan Dalam tulisan pembaca umum, kecuali
istilah dalam Bahasa daerah yang telah diserap ke dalam bahasa Indonesia.

Kesalahan Diksi

Kesalahan diksi meliputi kesalahan kalimat yang Disebabkan oleh kesalahan pemakaian kata. Berikut
ini akan Dikemukakan beberapa contoh penggunaan diksi yang tidak Tepat penggunaannya dalam
kalimat.

1. Pemakaian kata tidak tepat di antaranya ada beberpa, Yaitu kata dari atau daripada sering
digunakan tidak Tepat, seperti dalam contoh berikut.

Hasil daripada penjualan saham akan digunakan untuk Memperluas bidang usaha. Penggunaan kata
dari pada

Pada kalimat di atas tidak tepat karena kata daripada Hanya dapat dipakai membandingkan antara
dua buah Objek. Jadi, kata yang tepat dalam pemakaian kalimat Tersebut adalah kata dari yang
menyatakan asal.

2. Pemakaian kata berpasangan, yaitu ada sejumlah kata Yang pemakaiannya berpasangan
disebut konjungsi Korelatifa, seperti di bawah ini.Pasangan yang salahPasangan yang benar

Antara . . . dengan . . . tidak

. . . melainkan . . . baik . . .

Ataupun . . . bukan . . .

Tetapi . . .

Antara . . . dan . . . tidak .

. . tetapi . . . baik . . .

Maupun . . . bukan . . .

Melainkan . . .

Dalam contoh berikut dikemukakan pemakaian kata Berpasangan secara tidak tepat.

Contoh :

Baik pedagang ataupun konsumen masih menunggu Kepastian harga sehingga tidak terjadi transaksi.
(salah)Baik pedang maupun konsumen masih menunggu Kepastian harga sehingga tidak terjadi
transaksi. (benar)

3.Pemakaian dua kata, yaitu dalam kenyataan terdapat Pemakaian dua kata yang bermakna dan
berfungsi Sama. Kata-kata yang sering digunakan secara Serentak, bahkan pada posisi yang sama,
seperti: ialah Adalah merupakan, agar supaya, demi untuk, seperti Contoh misalnya, atau daftar
nama-nama.
Contoh :Peningkatan mutu penggunaan bahasa Indonesia Adalah merupakan kewajiban kita.
(salah)Peningkatan mutu penggunaan bahasa Indonesia Adalah kewajiban kita. (benar)

(4) Kelangsungan pilihan kata dapat berlangsung dengan Baik jika maksud atau pikiran penulis atau
pembaca Tersampaikan secara tepat dan mudah dimengerti. Kelangsungan pilihan kata dapat
terganggu bila Seorang pembicara atau pengarang menggunakan Terlalu banyak kata untuk maksud
yang dapat Diungkapkan secara singkat. Oleh karena itu, Pemilihan kata dapat berlangsung dengan
baik, ada Beberapa hal yang harus diperhatikan oleh penulis, Yaitu :

a.Menghindari kata-kata yang tidak

menambah Kejelasan makna kata.

b.Menghindari penggunaan beberapa kata yang Bermakna sama.

c.Menghindari penggunaan istilah baru karena dapat Menimbulkan kebingungan bagi pembaca atau
Pendengar.

4. Jelaskan konsep mengenai perbedaan frasa dan klausa, penjelasan disertai dengan contoh!
(jawaban Wajib disertai kutipan dan poin nilai 20)

Jawab :

A.Frasa

Frasa adalah gabungan dua kata atau lebih yang memiliki makna.

Ciri-ciri frasa

Terdiri dari dua kata atau lebih

Tidak mengandung predikat

Memiliki fungsi gramatikal dalam kalimat.

Sekarang, coba kamu perhatikan beberapa contoh frasa berikut ini, deh.

1. bermain bola

2. mawar merah

3. seragam sekolah baru

4. ayam goreng

5. mencuci tangan dan kaki

Kalau kamu perhatikan kelima contoh frasa di atas, setiap gabungan kata yang terbentuk memiliki
makna. Tapi, tidak bisa menjadi kalimat karena tidak adanya hubungan antara subjek dengan
predikat.
Berdasarkan ciri frasa, frasa memiliki fungsi gramatikal dalam sebuah kalimat. Maksudnya gimana?
Misalnya, kita ambil beberapa contoh frasa, yaitu:

Dua orang anak

Sedang membaca

Buku cerita

Nah, ketiga frasa tersebut memiliki fungsi. Dua orang anak berfungsi sebagai subjek, sedang
membaca berfungsi sebagai predikat, dan buku cerita berfungsi sebagai objek. Bila ketiga frasa itu
digabungkan, maka akan membentuk sebuah kalimat. Gimana, paham ya maksudnya?

Contoh frasa dalam kalimat

Dua orang anak sedang membaca buku cerita

Anak itu berlari kencang

Sore ini paman dan bibi akan datang

B.Klausa

Klausa adalah gabungan kata yang terdiri dari subjek dan predikat. Sepintas, klausa terlihat mirip
dengan kalimat. Tapi, ada hal yang membedakan antara klausa dengan kalimat, yaitu klausa tidak
diakhiri dengan intonasi akhir dan tidak memiliki tanda baca. Intonasi akhir yang dimaksud ini bisa
berupa intonasi tanya, perintah, maupun berita.

Ciri-ciri klausa

Terdiri dari dua kata atau lebih

Mengandung subjek dan predikat

Memiliki fungsi gramatikal dalam kalimat

Tidak memiliki intonasi akhir dan tanda baca.

Contoh klausa di bawah ini.

1)ibu sedang memasak

2)angjing menggonggong

3)gadis itu menangis tersedu-sedu

4) burung beterbangan

5) tupai meloncat lincah

Contoh :

Kamu harus pergi klausa diatas diberi tanda baca dan intonasi berupa perintah,maka akan
menghasilkan sebuah kalimat ,

Kalimat : kamu harus pergi!


5. konsep mengenai paragraf disertai dengan contoh-contoh tentang:

A.Unsur pembentuk paragraf

B. berdasarkan teknik pemaparan

C.Paragraf berdasarkan letak

kalimat utama

D.Pola pengembangan paragraf

(jawaban wajib disertai kutipan

dan poin nilai 30)

Jawab :

A.unsur pembentuk paragraf

Paragraf merupakan sebuah kumpulan dari kalimat-kalimat yang berisi tentang suatu ide atau
gagasan utama.sebuah paragraf yang baik akan memberikan bantuan pembaca serta penulis dalam
membuat artikel yang baik serta memperbaikinya.

Unsur pembentuk paragraf.

a. Topik/Gagasan utama.
Topik atau gagasan utama yaitu unsur yang paling penting karena unsur inilah yang
menjadi jiwa Isi dari keseluruhan paragraf unsur-unsur ini biasanya berupa Masalah atau
gagasan pengarang yang ingin disampaikan kepada para pembacanya.

b.kalimat utama.

Kalimat ini adalah kalimat yang menggunakan suatu gagasan utama yang diletakkan secara
tersirat.Kalimat utama adalah sebuah sebuah kalimat yang sifatnya umum.Hal ini di karenakan
supaya dapat dikembangkan kembali dengan kalimat-kalimat penjelas

c.kalimat pendukung

Kalimat pendukung yaitu suatu kalimat yang mengandung gagasan-gagasan penjelas.Kalimat


ini mempunyai fungsi untuk menguatkan atau mendukung gagasan utama yang ada pada kalimat
utama dengan cara memberikan data berupa fakta contoh.upini dan lain-lain.

d.Transisi

Supaya menjadi sebuah paragraf yang padu kalimat-kalimat didalam paragraf disusun dengan
menggunakan transisi atau konjungsi.Ada dua macam konjungsi yang bisa dipakai yakni konjungsi
antar kalimat dan konjungsi intra kalimat.

e.Penegas

Unsur ini tidak terlalu penting didalam sebuah paragraf karena tidak semua paragraf
mempunyai penegas.Fungsi dari penegas ini yaitu untuk menambah daya tarik sebuah paragraf
menghindari kebosanan saat membacanya,dan sebagai penegas atau pengulang gagasan utama.

B.Paragraf berdasarkan teknik pemaparan.

a. Pengembangan paragraf dengan klasifikasi


Merupakan suatu metode untuk menempatkan barang-barang atau pengemlopakan
bermacam-macam subjek dalam suatu sistem kelas.

Contoh :

“Pemerintah akan memberikan bantuan bangunan rumah atau bangunan kepada korban
gempa,bantuan pembangunan rumah atau bangunan tersebut disesuaikan dengan tingkat
kerusakannya.Warga yang rumahnya rusak ringan mendapatkan bantuan sekitar 5juta rupiah.Warga
yang rumahnya rusak sedang mendapatkan bantuan sekitar 10juta.Calon penerima bantuan
tersebut ditentukan oleh aparat desa setempat dengan pengawasan dari pihak LSM.Penentuan
warga yang mendapat bantuan disesuaikan dengan tingkat kemampuan warga
tersebut”(Hikmah,2013 :66-67)

b. Pengembangan paragraf dengan defenisi


Adalah pengembangan yang dilakukan dengan menjelaskan pengertian suatu
kata ,frase ,atau kalimat
Contoh.
Hipertensi,Kolestrol tinggi ,jagung koroner ,dan asam urat disebut penyakit
degeneratif.Penyakit tersebut sulit disembuhkan karna menurutkan fungsi organ tubuh
yang terjangkit ,cara terbaik yang dilakukan melalui penerapan para hidup sehat,melalui
makanan yang sehat dan olahraga yang teratur “(Hikmah ,2013 :67)
c. Pengembangan paragraf perbandingan.
Contoh.
Pada perbandingan sepak bola piala AFF pada penyisihan grup distadion Glora
Bungkarno (GBK) Indonesia telah mengalahkan. Malaysia dengan skor 5-1 dengan
pemainan yang sangat sportif dan sangat baik sehingga Indonesia lanjut pada babak
berikutnya .Dan akhirnya bertemu lagi dengan Malaysia pada putaran Final pertama AFF
yang dipertandingkan tersebut Indonesia kalah dengan Malaysia dengan skor 3-0 pada
permainan tersebut para superter Malaysia berbuat curang dan tidak suportif,mereka
melakukan curang dengan bermain laser mengarahkan kepemain Indonesia (Muiyati ,
2015 :102 )
d.pengembangan paragraf dengan contoh .
Merupakan ide pokok yang dikembangkan dengan menggunakan ide.
Contoh “perubahan telah terjadi pada industri tradisional ,berbagai jenis peralatan
produk baru seperti mesin potong ,mesin pres ,mesin ,bor ,mesin bubut,mesin las kini
telah meningkatkan kapasitasnya dengan berupa ganda kapasitas mesin potong pada
insdustri modren telah meningkatkan jumlahnya sebanyak ribuan kali lipat Selama
1900an.Hal ini dimungkinkan karna telah ditemukannya logam yang tetap keras
meskipun telah diuperasikan

c.paragraf berdasarkan letak kalimat utama


Paragraf deduktif adalah paragraf yang kalimat utamanya berada diawali
paragraf,kemudian diikuti kalimat-kalimat penjelas.Kalimat topik paragraf deduktif
bersifat umum yang kemudian dijelaskan secara rinci dalam kalimat-kalimat penjelas
dengan bersifat khusus.
Contoh:
Begitu banyak persoalan kelautan yang menyangkut kepentingan Indonesia baik
nasional regional .Maupun internasional ,dibidang nasional ,masa dengan bangsa
semalam terkait erat dengan masalah kelautan ,terutama karena semakin rusak dan
habisnya sumber-sumbernl perekonimia bangsa didarat ,padahal laut juga
terabagaikan .Secara regional Indonesia dikelilingi laut dengan negara-negara tetangga
yang juga semakin terkait dengan pengembangan dan pengelolaan kekayaan dan ruang
laut .Negara-negara tetanggapun semakin banyak menaruh perhatian padak prospek
permanfaatan lau bagi kepentingan masa depan ekonomi mereka ( dak. Santosa :119-
120)kalimat utama pada paragraf diatas adalah kalimat yang pertama yaitu “begitu
banyak persoalan kelautan yang menyangkut kepentingan Indonesia baik nasional
regional,maupun internasional.

d.Pola pengembangan paragraf

1. Pola Pengembangan dengan Cara Umum-Khusus

Metode umum-khusus dan khusus-umum paling Banyak dipakai untuk mengembangkan gagasan
paragraf Agak tampak teratur. Bagi penulis pemula, belajar menyusun Paragraf dengan mengunakan
metode atau pola ini adalah Cara yang paling disarankan. Pertimbangannya, di samping
Mengembangkan urutan umum-khusus, juga relatif mudah Dikembangkan. Selain itu, pola atau
teknik tersebut paling Banyak dipakai dalam karangan ilmiah dan tulisan

Ekspositorias, seperti artikel dalam media massa. Cara ini Digunakan dalam menulis paragraf dapat
dilakukan, baik dari Umum ke khusus atau sebaliknya dari khusus ke umum. Dalam bentuk umum ke
khusus, pikiran utama diletakkan Pada awal paragraf lalu diikuti dengan perincian-perincian.

Contoh :

(1)Salah satu kedudukan bahasa Indonesia adalah Sebagai bahasa nasional. (2) Kedudukan ini
dimiliki sejak Dicetuskannya Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Onasiona1928. (3) Kedudukan ini
dimungkinkan oleh kenyataan Bahwa bahasa Melayu yang mendasari bahasa Indonesia Dan telah
menjadi lingua franca selama berabad-abad di Seluruh tanah air kita. (4) Hal ini ditunjang lagi oleh
faktor Tidak terjadinya “persaingan bahasa”, maksudnya Persaingan bahasa daerah yang satu
dengan bahasa daerah Yang lain untuk mencapai kedudukannya sebagai bahasa
Nasional.Pengembangan paragraf deduktif didiagramkan sebagai Berikut :

Khusus (2)

Umum (1) Khusus (3)

Khusus (4)

Paragraf, yaitu dengan menggunakan teknik khusus-umum. Penulisan dimulai dari rincian-rincian
(kekhususan) dan Selanjutnya pada akhir paragraf disimpulkan pikiran utamanya. Jadi, dalam
pengembangan paragraf ini dipakai pola khususumum.

(1)Dokumen dan keputusan serta surat-menyurat Yang dikeluarkan pemerintah dan badan
kenegaraan Lainnya ditulis dalam bahasa Indonesia. (2) Pidato-pidato terutama pidato kenegaraan
ditulis dan diucapkan dalam bahasa Indonesia. (3) Hanya dalam keadaan tertentu, demi kepentingan
komunikasi antara bangsa, kadangkadang pidato resmi ditulis dan diucapkan dalam bahasa asing,
terutama bahasa Inggris. (4)Demikian juga bahasa Indonesia dipakai oleh masyarakat dalam upacara,
peristiwa, dan kegiatan kenegaraan atau sebagai alat komunikasi timbal balik antara pemerintah dan
masyarakat.
2.Pengembangan dengan Cara Alasan-Alasan

Dalam pengembangan menurut pola ini, fakta yang Menjadi sebab terjadinya sesuatu itu
dikemukakan lebih Dahulu, kemudian disusul rincian-rincian sebagai akibatnya. Dalam hal ini, sebab
merupakan pikiran utama, sedangkan Akibat merupakan pikiran-pikiran penjelas.

Contoh :

(1)Keluarga berencana berusaha menjamin Kebahagiaan hidup keluarga. (2) Ibu tidak selalu hidup
Merana karena setiap tahun melahirkan. (3) Bapak tidak Terlalu pusing memikirkan usaha untuk
mencukupi Kebutuhan keluarganya. (4) Anak pun tidak terlantar Hidupnya.

Paragraf ini tergolong deduktif. Kalimat (1) merupakan Sebab, sedangkan kalimat (2), (3), dan (4)
merupakan akibat.

3.Pengembangan dengan Cara Perbandingan

Pada pola pengembangan paragraf ini, penulis memaparkan persamaan dan perbedaan dua
objek/ gagasan Atau lebih. Perbandingan tersebut dapat dilakukan karena Objek yang berbeda itu
mempunyai persamaan tertentu dan Juga perbedaan tertentu.

Contoh :

(1)Pantun dan syair mempunyai beberapa persamaan dan Perbedaan. (2) Keduanya tergolong puisi
lama yang terdiri Atas empat baris. (3) Pada syair, keempat barisnya Merupakan isi, sedangkan pada
pantun isinya terletak pada Baris ketiga dan keempat. (4) Pantun berasal dari bumi Indonesia,
sedangkan syair berasal dari sastra Arab.

4. Pengembangan dengan Cara Contoh-Contoh

Dalam pola pengembangan seperti ini terlebih dahulu dikemukakan suatu pernyataan, kemudian
disebutkan rincianrincian berupa contoh-contoh konkret. Dalam karangan ilmiah contoh dan ilustrasi
selalu ditampilkan. Contoh-contoh terurai, lebih-lebih yang memerlukan penjelasan rinci tertentu.
Perhatikan ilustrasi dalam bentuk paragraf yang ditulis dengan menggunakan pola pengembangan
dengan contoh.

Contoh :

(1)Kata-kata pungutan itu ada yang telah lama masuk, ada juga yang baru masuk. (2) Baik yang telah
lama maupun yang baru, ada yang benar-benar menjadi warga bahasa Indonesia, misalnya: saya,
sabun, pasar, kursi meja, dsb. (3) Ada juga yang masih terasa asingnya, misalnya : insaf, sukses,
akhlak, proses, dan sebagainya.

5. Pengembangan dengan Cara Definisi Luas

Definisi luas ini dapat dipakai untuk mengembangkan pikiran utama. Semua penjelas atau uraian
menuju pada perumusan definisi tersebut. Jadi, definisi adalah usaha penulis untuk menerangkan
pengertian atau konsep istilah tertentu. Untuk merumuskan definisi yang jelas, penulis hendaknya
memperhatikan klasifikasi definisi konsep dan penentuan ciri khas konsep tersebut.

Contoh :

Apa dan siapakah pahlawan itu ? Pahlawan adalah orang yang berpahala. Mereka yang berbuat baik,
melaksanakan kewajiban dengan baik, berjuang tanpa pamrih adalah pahlawan. Pahlawan tidak
menuntut balas jasa, tidak ingin dihargai, tidak meminta pengakuan dari orang lain. Mereka berbuat
berdasarkan idealisme, cita-cita luhur, Berjuang untuk kepentingan umum, membela nusa, bangsa,
Dan negara. Pahlawan sejati adalah pahlawan yang tidak Menonjolkan diri, tidak ingin disanjung dan
dijunjung. Pahlawan itu berjuang dengan ikhlas, rela berkorban tanpa Pamrih.

6.Pengembangan dengan Cara Campuran

Pada pola pengembangan ini rincian terhadap kalimat Utama terdiri atas campuran dari dua
atau lebih cara Pengembangan paragraf. Jadi, misalnya terdapat campuran Umum khusus dengan
sebab akibat, atau dengan Perbandingan dan sebagainya.

Contoh :

(1)Bahasa tutur adalah bahasa pergaulan yang Dipakai dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam
Percakapan. (2) Umumnya bahasa tutur sederhana dan Singkat bentuknya. (3) Kata-kata yang
digunakan tidak Banyak jumlahnya. (4) Lagi pula bahas tutur hanya Menggunakan kata-kata yang
lazim dipakai sehari-hari. (5) Sudah barang tentu sering digunakan juga kata tutur, yaitu Kata yang
memang hanya boleh dipakai dalam bahasa tutur, Misalnya : bilang, pelan, bikin, enggak, dan
sebagainya. (7)

Lafalnya pun sering menyimpang dari lafal yang umum, Misalnya : dapet (dapat), malem (malam),
dsb.

7.Pengembangan dengan Cara Proses

Sebuah paragraf dikatakan memakai metode proses Apabila isi paragraf menguraikan suatu
proses. Proses Merupakan suatu urutan tindakan atau perbuatan untuk Menciptakan atau
menghasilkan sesuatu. Bila urutan atau Tahap-tahap kejadian berlangsung dalam waktu yang
berbeda, Penulis harus menyusun secara runtut. Di bawah ini disajikan

Contoh paragraf yang menggunakan pengembangan pola Proses.

Contoh

Proses pembuatan kue donat adalah sebagai berikut. Mula-mula dibuat adonan terigu dicampur
dengan telur dan Gula dengan perbandingan tertentu yang ideal sesuai Dengan banyaknya kue
donat yang akan dibuat. Kemudian,Adonan dicetak dalam bentuk gelang-gelang. Setelah itu,“gelang-
gelang” tadi digoreng sampai berwarna kuning Kecoklatan. Selanjutnya, gorengan itu diolesi
mentega, Diberi butiran coklat warna-warni, atau ditaburi tepung gula. Akhirnya, kue donat siap
untuk disantap.

8.Pengembangan dengan Cara Klasifikasi

Pengembangan dengan cara mengklasifikasi atau Mengkelompok-kelompokkan masalah yang


dikemukakan. Dengan klasifikasi itu diharapkan penulis lebih mudah Mengembangkan dan menata
alur pikiran yang akan ditulis Dalam paragraf. Di samping itu, pembaca dapat lebih mudah
Memahami informasi yang disajikan.

Contoh

Dewasa ini ada berbagai sumber yang dapat Dimanfaatkan sebagai pembangkit tenaga listrik.
Sumbersumber itu selain berupa tenaga air dan tenaga matahari, Dapat pula berupa tenaga panas
bumi dan tenaga nuklir. Sebagai pembangkit listrik, nuklir telah dimanfaatkan hampir Di seluruh
dunia.
9.Pengembangan dengan Cara Fakta

Pengembangan dengan fakta merupakan suatu bentuk Pengembangan paragraf yang dilakukan
dengan menyertakan Sejumlah fakta atau bukti-bukti untuk memperkuat pendapat Yang
dikemukakan. Fakta-fakta dapat dihubungkan menjadi Satu paragraf apabila dapat menggambarkan
sifat-sifat khusus Seseorang pribadi atau bagian suatu pemandangan atau segi Masalah
lainnya.

Contoh

Kesan pertama setelah bertemu dengan pria ini Adalah menyenangkan, tetapi wibawanya tetap
memantul. Perawakannya sedang, tidak terlalu besar dan tidak pula Terlalu kecil. Rambutnya lurus
disisir ke belakang. Dahinya Lebar, kata orang menandakan pandangannya luas. Kulitnya Agak hitam.
Bicaranya kalem dan hati-hati. Nada bicaranya Bersahabat, tidak seperti menggurui. Apa yang akan
Dikeluarkan mulutnya tampak telah melewati saringan pikiran Yang arif.

10.Pengembangan dengan Cara Pertanyaan

Mengembangkan paragraf dengan cara ini berarti Menyusun kalimat topik dalam bentuk
kalimat tanya. Dengan Menggunakan pertanyaan dalam paragraf berarti penulis Mencoba untuk
menghidupkan kesan dari pesan yang ingin Disampaikannya,

Contoh

Tahun depan adalah tahun pelaksanaan pemilihan Umum. Perlukah kita mendoakan agar sukses
pemilu itu? Masih perlukah kita berjuang agar Pancasila dan UUD 1945 Menjadi dasar negara kita?
Apakah semuanya telah diatur Dari atas? Mungkinkah pelaksanaan dan hasil pemilu telah
Meyakinkan dengan baik kepada kita. Terjaminkah hasil Pemilu dengan manipulasi yang menjadikan
kita seperti Boneka yang hanya menunggu komando dari sang dalang Dengan berbagai aparaturnya?
Tegasnya, selamatkan negara Dan bangsa kita dari pembagian kursi DPR pada pesta Demokrasi
sebagai wahana penyambut aspirasi masyarakat.
Daftar pustaka

Alam Syamsul, pengembangan keterampilan menulis,2021

Ammariah Hani , bahasa Indonesia kelas 12

Fatin idhoofoyatul,sujiah,Dian Karina pachmawati bahasa Indonesia

Nurjan Sukirman,S.S .M.P.D

(2016) bahasa Indonesia untuk perguruan tinggi, Makassar : aksara timur

Nurjan Sukirman,S.S.M.P.D (2016) bahasa Indonesia untuk perguruan tinggi, Makassar:aksara timur

Syamsuddin Rohana, keterampilan bahasa Indonesia pendidikan dasa


TUGAS

UJIAN TENGAH SEMESTER ( UTS )

BAHASA INDONESIA

Disusun oleh :

SISRI

Dosen pengampu:

IHSAN HADI, M.p.d

Program Studi pendidikan Islam (PAI)

Tinggi Agama Islam (STAI )

Yayasan Dakawah Islamiah ( YDI )

LUBUK SIKAPING

TH. 1442 H/ 2021 M

Anda mungkin juga menyukai

  • 4 Bab1
    4 Bab1
    Dokumen9 halaman
    4 Bab1
    Sisri Sisri
    Belum ada peringkat
  • 03 Bab I
    03 Bab I
    Dokumen29 halaman
    03 Bab I
    Sisri Sisri
    Belum ada peringkat
  • Dokumen
    Dokumen
    Dokumen6 halaman
    Dokumen
    Sisri Sisri
    Belum ada peringkat
  • Lamaran Cpns
    Lamaran Cpns
    Dokumen1 halaman
    Lamaran Cpns
    Sisri Sisri
    Belum ada peringkat
  • Dokumen
    Dokumen
    Dokumen7 halaman
    Dokumen
    Sisri Sisri
    Belum ada peringkat