TRANSDUSER TEMPERATUR
4.1. PENDAHULUAN
Guna mengukur temperatur, misal temperatur ruang, benda kerja atau lainnya dapat
menggunakan jenis transduser : RTD, thermistor, thermokopel atau jenis IC (IC LM
35). Dimana keluaran transdusernya berupa tegangan (V DC), tabel berikut ini
merupakan parameter transduser temperatur yang berisi : simbul transduser,
karakteristik kerja, dan diskrpsi singkat.
Hampir semua konduktor logam memiliki koefisien tahan temperatur yang positif
sehingga bertambah terhadap kenaikan temperatur. Beberapa bahan seperti karbon
dan germanium, memiliki koefisien tahan temperatur negatif, menandakan bahwa
tahanan tersebut berkurang terhadap pertambahan temperatur. Dalam sebuah elemen
pengindera temperatur diinginkan nilai α yang tinggi; sehingga suatu perubahan
tahanan yang besar terjadi pada perubahan temperatur relatif kecil. Perubahan
tahanan ini (∆R) dapat diukur dengan sebuah jembatan Wheatstone, yang dapat
dikalibrasi agar menunjukkan temperatur, sehingga menyebabkan perubahan tahanan
dari pada menunjukkan perubahan tahanannya sendiri.
Gambar 4.3 : Tahanan relative (Rt/Tref) terhadap temperatur untuk beberapa logam
Dengan membuat saklar fungsi pada posisi diatas “REF”, tahanan pengatur nol
diubah-ubah sampai indikator jembatan menunjukkan nol. Rfs adalah sebuah
tahanan tetap lain yang tahanannya sama dengan tahanan elemen termometer pada
pembacaan penuh. Dengan membuat saklar fungsi pada posisi “FS”, tahanan
pengatur skala penuh diatur sampai indikator membaca skala penuh. Kemudian
saklar fungsi dipasang pada posisi “MEAS”, menghubungkan termometer tahanan Rt
di dalam rangkaian.
Bila karakteristik temperatur tahanan dari elemen termometer adalah linear,
penunjukan galvanometer dapat diinterpolasi secara linear antara nilai temperatur
referensi yang distel skala penuh.
Contoh
Rangkaian aplikasi transduser RTD adalah resistansi temperatur terdiri dari suatu
unsur sensor yang menunjukkan suatu perubahan tahanan dengan akibat perubahan
temperature, sinyal mengkondisikan putaran yang mengganti resistansi berubah-
ubah kesuatu tegangan keluaran, dan instrumentasi sesuai untuk merekam dan
memperlihatkan tenaga output, dua jenis sensor yang berbeda secara normal
digunakan resistansi detektor temperatur ( RTDS) dan termistor.
(a) (b)
Gambar 4.5 : (a) Pengukuran reisitansi transduser RTD (b) Pengukuran jembatan
wheatstone dengan transduser RTD
Selain itu untuk bahan kawat dengan teflon atau kaca adalah sering digunakan
dengan proses tempoerature setinggi 750 C ( 1380 F).
Ketika waktu tanggapan harus diperkecil, perakitan probe dihapus dan sensor
diarahkan ke perubahan temperatur terutama pada permukaan, oleh karena
modifikasi pembuatan tipe film KTDS digunakan untuk pengukuran permukaan
waktu tanggapan. RTD sensor permukaan dimodifikasi bukan oleh photoetched yang
terbuat dari Balco Kertas perak.
Ln ( R / Ro ) = ( 1/ - 1/ n ) ............ 4.3)
R = Ro e ( 1/ - 1/ 0 )
Keterangan : R adalah resistansi pada thermistor temperatur
Ro adalah resistansi referensi termistor temperatur o
Untuk = 4000k dan = 298K mempunyai sensitifitas yang sama -0.045/K, yang
mana lebih dari order lebih tinggi dibanding kepekaan platium termometer (S = +
0.0035 / K). Kepekaan termistor yang sangat tinggi mengakibatkan suatu isyarat
keluaran besar dan dan resolusi ketelitian didalam pengukuran temperatur. Sebagai
contoh l, suatu termistor khas dengan Ro = 2000 dan S = -0.04/k Suatu dan
Gambar 4.8 : Kurva kerja fungsi resistansi untuk thermistor yang berbeda
Termistor dibuat dengan mencampurkan dua atau lebih semikonduktor oksida yang
membentuk slurry. Tetesan kecil manik -manik sllury dibentuk diatas kawat
kemudian dikeringkan, dan ditembak disuatu sintering. Selama sintering, oksid-
logam menyusut ke ujung kawat dan dari suatu excelent koneksi elektrik. Manik-
Manik kemudian bersifat menguncil berbentuk kapsul manik manik dengan gelas.
Dengan batasan diameter dengan dari 0.005 sampai 0.060 dalam (0.125 s/d 1.5mm).
Termistor juga diproduksi dari cakram, wafers, rlakes, tangkai, dan pembersih untuk
menyediakan ukuran dan bentuk sensor yang diperlukan untuk berbagai aplikasi.
Suatu variasi luas termistor secara komersial tersedia dengan resistansi (referensi
temperatur To) fariasi dari beberapa ohm sampai beberapa mega ohms. Ketika suatu
dipilih untuk aplikasi tertentu. Resistansi yang kecil pada temperatur tinggi harus
cukup untuk menghindari pemuatan lebih, sedang alat baca output dengan cara yang
sama, pada resistansi maksimum ketika temperatur rendah juga harus tidak tinggi
gangguan itu menjadi suatu masalah serius. Termistor dengan suatu resistansi R,
1
menjadi sangat besar ( ΔR/ΔT = 80Ω / K), suatu multimeter umum ( 4 atau 4
2
digit) dapat dipakai untuk mengukur R dalam 1Ω seperti ditanda dengan gambar
4.9. Tidak jembatan atau sirkit potensiometer jika diinginkan. Jika pembacaan
resistansi diproses suatu data-acqusition melalui komputer, temperature dapat
diperkirakan sangat dekat dengan hubungan penggunaan Steinhart – Hart
1
= A + B ln Rr + C(ln Rr )3 ……..
4.3)
Ketarangan : adalah taemperatur 54emperat dalam K
A,B,dan C cofisien determinan kurva similar.
Pada permukaan area digunakan sensor dengan permukaan area yang besar dapat
membuang sejumlah panas lebih besar; oleh karena itu eksitasi tegangan lebih tinggi
dapat digunakan tanpa memperkenalkan kesalahan self-heting..
SOAL :
1. Bila suhu pada air mendidik = 77 0 C, tentukan dalam satuan Fanrheniet, kalvin
dan reamur ?
2. Dari soal 1, anda cari data sheet transduser RTD dan tehermistor ?
3. Dari soal 1 dan 2, berilah contoh aplikasinya dan terangkan cara kerjanya ?
4. Jelaskan perbedaan transduser RTD dengan Termistor ?