Anda di halaman 1dari 12

BAB IV

TRANSDUSER TEMPERATUR

Tujuan Instruksional Umum


1. Mahasiswa dapat mengetahui prinsip kerja transduser.
2. Mahasiswa dapat mengetahui parameter transduser.
3. Mahasiswa dapat membaca data sheet transduser.

Tujuan Instruksional Khusus


1. Mahasiswa dapat menggunakan transduser.
2. Mahasiswa dapat membaca data sheet transduser.

4.1. PENDAHULUAN
Guna mengukur temperatur, misal temperatur ruang, benda kerja atau lainnya dapat
menggunakan jenis transduser : RTD, thermistor, thermokopel atau jenis IC (IC LM
35). Dimana keluaran transdusernya berupa tegangan (V DC), tabel berikut ini
merupakan parameter transduser temperatur yang berisi : simbul transduser,
karakteristik kerja, dan diskrpsi singkat.

Gambar 4.1. : Karakteristik transduser temperatur.

Sensor & Transduser 45


Dua skala temperatur banyak kita jumpai dilingkungan kita, seperti pada gambar 4.2
dibawah ini yaitu skala temperatur kelvin, celsius, fahrenheit dan reamur, tetapi yang
sering digunakan adalah fahrenheit dan celsius. Kedua skala tersebut didasarkan atas
penentuan banyaknya peningkatan anatara titik beku dan titik didik air pada tekanan
atmosfir standar. Skala celsius mempunyai 100 satuan diantara kedua titik, sedang
skala fahrenheit mempunyai 180 satuan. Skala celsius absolut disebut skala kelvin ,
sedang skala fahrenheit absolut dinamakan skala rankine, kedua skala tersebut
sering kita jumpai pada termodinamik.

Gambar 4.2 : Hubungan antara skala temperatur fahrenheit dan celsius

Sensor & Transduser 46


4.2. TRANSDUSER RTD.
4.2.1. Pengertian Transduser RTD.
Detektor temperatur tahanan disebut RTD (Resistance Temperature Detector) atau
termometer tahanan, menggunakan elemen sensitif dengan bahan dari kawat platina,
tembaga atau nikel murni, mempunyai nilai tahanan terbatas untuk masing-masing
temperatur. Hubungan antara temperatur dan tahanan konduktor dalam skala
temperatur sekitar 0˚C dapat ditentukan dengan persamaan sbb :
Rt  Rref (1  t ) ......... 4.1)
Dimana Rt = tahanan konduktor pada temperature t ( 0 C )
Rref = tahanan pada temperature referensi, biasanya 0 0 C
α = koefisien temperature tahanan
Δt = selisih antaratemperatur kerja dan temperature referensi

Hampir semua konduktor logam memiliki koefisien tahan temperatur yang positif
sehingga bertambah terhadap kenaikan temperatur. Beberapa bahan seperti karbon
dan germanium, memiliki koefisien tahan temperatur negatif, menandakan bahwa
tahanan tersebut berkurang terhadap pertambahan temperatur. Dalam sebuah elemen
pengindera temperatur diinginkan nilai α yang tinggi; sehingga suatu perubahan
tahanan yang besar terjadi pada perubahan temperatur relatif kecil. Perubahan
tahanan ini (∆R) dapat diukur dengan sebuah jembatan Wheatstone, yang dapat
dikalibrasi agar menunjukkan temperatur, sehingga menyebabkan perubahan tahanan
dari pada menunjukkan perubahan tahanannya sendiri.

Gambar 4.3 : Tahanan relative (Rt/Tref) terhadap temperatur untuk beberapa logam

Sensor & Transduser 47


Gambar 4.3 memperlihatkan variasi tahanan terhadap temperatur untuk berbagai
bahan yang lazim digunakan. Grafik menunjukkan bahwa tahanan platina dan
tembaga bertahan hamper linear terhadap temperatur;sedang karakteristik untuk nikel
jelas tidak linear.
Elemen pengindera dari sebuah termometer tahanan dipilih berdasarkan pemakaian
yang diinginkan. Tabel 4.1 menyajikan karakteristik dari tiga bahan tahanan paling
lazim dipakai. Kawat platina kebanyakan digunakan untuk pemakaian laboratorium
dan untuk pengukuran ketelitian tinggi terutama di-industri. Kawat nikel dan
tembaga lebih murah dan lebih mudah dibuat dari pada elemen kawat platina, dan
sering digunakan di industri untuk pemakaian rangkuman rendah.

TABEL 4.1 : Elemen-elemen thermometer tahanan


Jenis Rangkuman Ketel Keuntungan Kekurangan
temperature itian
Platina  300 0 F  10 F -murah -waktu respon yang
sampai -stabilitas tinggi relative lambat (15 S)
 1500 0 F -rangkuman kerja lebar -tidak selinier tembaga
Tembaga  325 0 F  0,5 0 F-linearitas tinggi -rangkuman temperature
sampai -ketelitian dalam terbatas (sampai
 250 0 F rangkuman 0
250 F )
temperature sekeliling
Nikel  32 0 F  0,5 0 F-umur panjang -lebih linier daripada
sampai -sensitifitas tinggi tembaga
-koefisien temperature -rangkuman
tinggi (temperature terbatas
sampai 150 0 F )

Umumnya termometer tahanan berbentuk jarum penduga yang dicelupkan kedalam


tabung medium dan temperaturnya yang diukur. Elemen pengindera khas bagi
sebuah termometer jenis jarum penduga dibuat dengan melapisi sebuah pipa (tabung)
platina dengan bahan keramik, menggulungkan kawat tahanan melalui tabung
berlapis tersebut, dan melapisi kembali gulungan yang telah selesai dengan keramik.
Rakitan yang kecil ini kemudian dibakar pada temperatur tinggi guna mendapatkan
kekuatan gulungan dan kemudian dipasang pada ujung jarum, sebagai pelindung oleh
sebuah penutup guna menghasilkan elemen pengindera.

Sensor & Transduser 48


Tabung proteksi digunakan pada tekanan atmosfer, bila dilengkapi dengan sebuah
selongsong pipa berulir, bekerja terhadap tekanan rendah atau menengah
Kemampuan proteksi mampu sampai pada temperature 2100˚F, walaupun bisa
sedikit keropos di atas temperatur 1500 ˚F dan berarti gagal melindungi terhadap
pengotoran.
Lubang proteksi dirancang untuk pemakaian di dalam cairan atau gas tekanan tinggi
seperti pipa-pipa saluran, pembangkit tenaga uap, tangki tekanan, stasiun
pemompaan. Lubang tersebut dibor pada batang padat, yang lazim pada baja karbon
atau baja stainless dengan elemen pengindera didalamnya.
Sebuah rangkaian jembatan dengan pemasangan tahanan (Rt) pada lengan jembatan
yang tidak diketahui ditunjukkan pada gambar 4.4. Saklar fungsi menghubungkan
tiga tahanan yang berlainan di dalam rangkaian. Rref adalah sebuah tahanan tetap
yang tahanannya sama dengan tahanan elemen termometer pada temperatur referensi
(yakni 0 ˚C).

Gambar 4.4. : Rangkaian jembatan wheatstone dengan thermometer.

Dengan membuat saklar fungsi pada posisi diatas “REF”, tahanan pengatur nol
diubah-ubah sampai indikator jembatan menunjukkan nol. Rfs adalah sebuah
tahanan tetap lain yang tahanannya sama dengan tahanan elemen termometer pada
pembacaan penuh. Dengan membuat saklar fungsi pada posisi “FS”, tahanan
pengatur skala penuh diatur sampai indikator membaca skala penuh. Kemudian
saklar fungsi dipasang pada posisi “MEAS”, menghubungkan termometer tahanan Rt
di dalam rangkaian.
Bila karakteristik temperatur tahanan dari elemen termometer adalah linear,
penunjukan galvanometer dapat diinterpolasi secara linear antara nilai temperatur
referensi yang distel skala penuh.

Sensor & Transduser 49


Jembatan Wheatstone memiliki kekurangan tertentu bila digunakan untuk mengukur
variasi tahanan dari termometer tahanan. Kekurangan tersebut akibat efek tahanan
kontak dari sambungan terhadap terminal jembatan, pemanasan elemen oleh arus
yang tidak setimbang, dan pemanasan kawat penghubung antara termometer dan
jembatan. Sedikit modifikasi terhadap jembatan Wheatstone, seperti halnya
jembatan kawat geser dobel, menghilangkan kebanyakan kesulitan ini. Metode
termometer tahanan sangat presisi, sehingga dia merupakan salah satu metoda
standar untuk pengukuran temperatur dalam ring antara : - 183 ˚C sampai 630 ˚C.

Contoh
Rangkaian aplikasi transduser RTD adalah resistansi temperatur terdiri dari suatu
unsur sensor yang menunjukkan suatu perubahan tahanan dengan akibat perubahan
temperature, sinyal mengkondisikan putaran yang mengganti resistansi berubah-
ubah kesuatu tegangan keluaran, dan instrumentasi sesuai untuk merekam dan
memperlihatkan tenaga output, dua jenis sensor yang berbeda secara normal
digunakan resistansi detektor temperatur ( RTDS) dan termistor.

(a) (b)
Gambar 4.5 : (a) Pengukuran reisitansi transduser RTD (b) Pengukuran jembatan
wheatstone dengan transduser RTD

Resistansi Detektor Temperatur merupakan unsur hambatan sederhana yang terbuat


dari bahan platina, nikel, atau suatu campuran logam tembaga-nikel, bahan ini
mempunyai koefisien hambatan positif sebab kondisi kerja yang stabil. Termistor
dibuat dari bahan semi konduktor seperti mangan, nikel, atau kobalt, bahan
semikonduktpr ini, dibentuk ke dalam bentuk embun kecil dengan sintering dan
menunjukan koefisien hambatan tinggi. Dalam beberapa aplikasi khusus yang
menuntut ketelitian sangat tinggi, silikon doped atau germanium digunakan sebagai
bahan termistor.
4.2.2. Prinsip Kerja.

Sensor & Transduser 50


Unsur bahan sually dilindungi oleh suatu sarung pelindung membuat dari bahan baja
tahan-karat, gelas atau ceramic, seperti sarung pelindung yang berfungsi untuk
melindungi dari unsur efek bersifat menghancurkan dari proses embun dan medium.
Ujung kawat dari sensor dari sarung pelindung melalui suatu segel yang dirancang,
metoda ini terletak antara sarung pelindung dan ujung kawat pada batas temperatur
bagian sensor.
Material sensor Epoxy Semen digunakan
untuk high-temperature skala (< 260 0 C)
dengan bahan gelas (kaca) dan ceramic
semen digunakan untuk low-temperature
mencakup (> 260 C). Karena temperatur di
jalan keluar sarung pelindung pada
umumnya banyak lebih rendah dari
Gambar 4.6 : Transduser RTD
temperatur proses dimonitor

Selain itu untuk bahan kawat dengan teflon atau kaca adalah sering digunakan
dengan proses tempoerature setinggi 750 C ( 1380 F).
Ketika waktu tanggapan harus diperkecil, perakitan probe dihapus dan sensor
diarahkan ke perubahan temperatur terutama pada permukaan, oleh karena
modifikasi pembuatan tipe film KTDS digunakan untuk pengukuran permukaan
waktu tanggapan. RTD sensor permukaan dimodifikasi bukan oleh photoetched yang
terbuat dari Balco Kertas perak.

Resistance Temperature Devices (RTD)


Gambar 4.7 : Contoh komponen transduser RTD

4.3. TRANSDUSER THERMISTOR

Sensor & Transduser 51


Termistor adalah resistor temperature - sensitive terbuat dari bahan semi konduktor
seperti oksida nikel, kobalt, atau mangan dan sulfida besi. Termistor dengan
stabilitas dapat diperoleh dengan menggunkan sistem oksida manganese-nikel,
manganese-nickel-cobalt, atau manganese-nikel-iron. Pengoperasionalnnya
dikendalikan oleh konsentrasi oksigen didalam semikonduktor oksida, suatu exsess
atau kekurangan oksigen dari requerement yang stoichiometric tepat mengakibatkan
ketidak sempurna kisi-kisi mengenal sebagai Schottky Cacat.
Bahan semikonduktor type-N Oksida diproduksi ketika oksida metal adalah
compounded dengan kekurangan oksigen yang mengakibatkan exsess atom metal
ionisasi didalam kisi-kisi. Semikonduktor type-P Oksida diproduksi ketika ada suatu
kelebihan oksigen yang mengakibatkan kekurangan atom metal ionized di dalam
kisi-kisi ( Schoottky). Semikonduktor oksida, tidak sama dengan batang rel, exihibit
adalah suatu penurunan pembatasan peningkatan temperatur. Resistance temperatur
hubungan yang jauh suatu termistor dapat dinyatakan pada :

Ln ( R / Ro ) =  ( 1/  - 1/  n ) ............ 4.3)
R = Ro e  ( 1/  - 1/  0 )
Keterangan : R adalah resistansi pada thermistor temperatur 
Ro adalah resistansi referensi termistor temperatur  o

 adalah constanta material jangkauandari 3000 sampai 5000k

 dan  oadalah temperatur absolute.K

Sensityfitas S dari termistor adalah


R / r 
S = = - ……….
T 2
4.4.)

Untuk  = 4000k dan  = 298K mempunyai sensitifitas yang sama -0.045/K, yang
mana lebih dari order lebih tinggi dibanding kepekaan platium termometer (S = +
0.0035 / K). Kepekaan termistor yang sangat tinggi mengakibatkan suatu isyarat
keluaran besar dan dan resolusi ketelitian didalam pengukuran temperatur. Sebagai
contoh l, suatu termistor khas dengan Ro = 2000  dan S = -0.04/k Suatu dan

Sensor & Transduser 52


∆R/∆T = 80  . Perubahan temperature yang besar dapat dikonversi untuk tegangan
dengan rangkaian two-wire potentiometric. Perubahan tegangan berhubungan dengan
temperatur perubahan sekecil.
Persamaan resistansi menunjukkan perubahan resisstance ( R ), resistansi termistor
berkurang secara exponensial atau kenaikan.. Linearitas keluaran dapat ditingkatkan
dengan penggunaan modifikasi potensiometer dan rangkaian ini dapat mengurangi
keluaran dan kepekaan termistor.

Gambar 4.8 : Kurva kerja fungsi resistansi untuk thermistor yang berbeda

Termistor dibuat dengan mencampurkan dua atau lebih semikonduktor oksida yang
membentuk slurry. Tetesan kecil manik -manik sllury dibentuk diatas kawat
kemudian dikeringkan, dan ditembak disuatu sintering. Selama sintering, oksid-
logam menyusut ke ujung kawat dan dari suatu excelent koneksi elektrik. Manik-
Manik kemudian bersifat menguncil berbentuk kapsul manik manik dengan gelas.
Dengan batasan diameter dengan dari 0.005 sampai 0.060 dalam (0.125 s/d 1.5mm).
Termistor juga diproduksi dari cakram, wafers, rlakes, tangkai, dan pembersih untuk
menyediakan ukuran dan bentuk sensor yang diperlukan untuk berbagai aplikasi.
Suatu variasi luas termistor secara komersial tersedia dengan resistansi (referensi
temperatur To) fariasi dari beberapa ohm sampai beberapa mega ohms. Ketika suatu
dipilih untuk aplikasi tertentu. Resistansi yang kecil pada temperatur tinggi harus
cukup untuk menghindari pemuatan lebih, sedang alat baca output dengan cara yang
sama, pada resistansi maksimum ketika temperatur rendah juga harus tidak tinggi
gangguan itu menjadi suatu masalah serius. Termistor dengan suatu resistansi R,

Sensor & Transduser 53


yang bervariasi dari rendah sekitar 2.000  sampai tinggi sekitar 5.000  melebihi
range temperatur, yang biasanya digunakan
Thermisrors dapat digunakan untuk mengukur temperatur dari beberapa derajat di
atas absolut nol sampai sekitar 315oC ( 600o F). Mereka dapat digunakan pada
temperatur lebih tinggi, bagaimanapun ,stabilas dimulai untuk mengurangi dengan
mantap di atas batas ring, suatu termistor pada umumnya terbatas sekitar 100oC
( 180o F), terutama jika menjadi bagian dari sistem instrumentasi, tingkat ketelitian
dari termistor tergantung pada teknik pengunaan dan mengkalibrasi sensor. Dengan
teknik yang sesuai dan termistor glass-encapsulated, temperatur 125oC dapatdiukur
dangan accuracy 0.01o C. Jangka panjang terbawa arus air data menunjukkan bahwa
stabilitas lebih baik dari 0.003oC/Yr, ketika beredar antara 20o dan 125o C dicapai.

Gambar 4.9 : Thermistor type Bead

Ketelitian pengukuran temperature dengan termistor tergantung pada instrumentasi


yamg dipakai dan metode pengukuran, karena perubahan di dalam resistansi

1
menjadi sangat besar ( ΔR/ΔT = 80Ω / K), suatu multimeter umum ( 4 atau 4
2
digit) dapat dipakai untuk mengukur R dalam  1Ω seperti ditanda dengan gambar
4.9. Tidak jembatan atau sirkit potensiometer jika diinginkan. Jika pembacaan
resistansi diproses suatu data-acqusition melalui komputer, temperature dapat
diperkirakan sangat dekat dengan hubungan penggunaan Steinhart – Hart
1
= A + B ln Rr + C(ln Rr )3 ……..

4.3)
Ketarangan :  adalah taemperatur 54emperat dalam K
A,B,dan C cofisien determinan kurva similar.

Sensor & Transduser 54


Ketika poin-poin data dirpilih untuk memutar suatu cakupan kecil pusat lingkungan
operasi transistor ( sekitar 1000C). Persamaan 4.3 adalah accurasi yang tak terhingga
dapat digunakan untuk pengukuran temperatur, kesalahan dari efek kawat penunjuk
pada umumnya kecil beberapa menjadi terabaikan bahkan kurang panjang temperatur
pemasangan kawat penunjuk . Kepekaan suatu termistor adalah tinggi oleh karena
itu perubahan di dalam resistansi RT sebagai hasil dari suatu perubahan temperatur
jauh lebih besar dibandingkan perubahan kecil di dalam resistansi kawat penunjuk,
sebagai hasil temperature variasi. Resistansi termistor juga luas dari resistansi kawat
penunjuk ( RT / RL = 1000 ), beberapa pengurangan didalam sensitifitas sensor
dikarenakan pemasangan resistansi kawat penunjuk adalah negligiable.
Kesalahan dapat terjadi sebagai hasil dari self-heating karena daya (P = I 2 RT )
disipasi termistor akan memanaskannya di atas suhu lingkungan, batas rekomendasi
praktekarus yang sedang mengalir pada termistor menuju suatu nilai, seperti
kenaikan temperatur sebagai hasil dari I2 RT disipasi daya lebih kecil dibandingkan
ketepatanyang diharapkan temperature saat pengukuran . Suatu termistor khusus
dengan RT = 5000 adalah mampu untuk mendisipasi 1 mW dengan suatu
peningkatan pada temperature 1oC. corespondensi ini untuk suatu temperatur self-
heating Fsh = 1oC\mW. Seperti itu, jika temperature ditentukan dengan suatu
ketelitian 0.5oC, disipasi daya harus dibatasi kurang dari 0.5mW. Pembatasan ini
menetapkan suatu nilai maksimum
I= p / Rt = 0.0005 / 50000 =316  A

Gambar 4.11 : Contoh aplikasi thermistor.

Pada permukaan area digunakan sensor dengan permukaan area yang besar dapat
membuang sejumlah panas lebih besar; oleh karena itu eksitasi tegangan lebih tinggi
dapat digunakan tanpa memperkenalkan kesalahan self-heting..

Sensor & Transduser 55


Sensor yang dibatasi menyerupai meteran tegangan dan sesungguhnya mereka
bereaksi terhadap tegangan, kepekaan ketegangan sensor kecil jika dibandingkan
dengan temperatur kepekaan. Suatu sensor terikat dengan suatu sensor nikel
memperlihatkan suatu perubahan temperatur 1.7 0C nyata ketika diperlakukan ke
suatu beban tarik di sekitar axis 1000 sepanjang kawat pijar panggangan meteran dan
efek ketegangan sehingga dapat diabaikan dalam aplikasi.

SOAL :
1. Bila suhu pada air mendidik = 77 0 C, tentukan dalam satuan Fanrheniet, kalvin
dan reamur ?
2. Dari soal 1, anda cari data sheet transduser RTD dan tehermistor ?
3. Dari soal 1 dan 2, berilah contoh aplikasinya dan terangkan cara kerjanya ?
4. Jelaskan perbedaan transduser RTD dengan Termistor ?

Sensor & Transduser 56

Anda mungkin juga menyukai