e-Healt/Health IT
N. Tarigan
Kita sudah mengenal bentuk pelayanan kesehatan di mata kuliah lain yang telah di jalani
sebelumnya. Namun pada mata kuliah e-health ini, kita akan membahas jenis lokasi
pelayanan kesehatan yang digunakan di e-kesehatan/e-health dan peran e-health terhadap
bentuk pelayanan kesehatan tersebut.
Tempat pelayanan kesehatan acute adalah lokasi pelayanan /kondisi pengobatan yang
urgent atau acute/akut. Lokasi ini meliputi :
1
Acute Care Fasilities
Pelayanan kesehatan akut disediakan untuk melayanai pasien dengan kondisi serius, tiba-
tiba atau penyakit akut atau cedera dan atau perlu tindakan operasi tertentu.
Rumah sakit telah menyelenggarakan sebuah pelayanan medis staf professional serta
tempat tidur rawat inap 24 jam sehari. Fungsi utama rumah sakit dalam hal ini adalah untuk
memberikan rawat inap medis, keperawatan dan lainnya yang berhubungan dengan
pelayanan kesehatan untuk pasien dengan kondisi bedah dan non-bedah, mereka biasanya
Perawatan medis akut dapat diberikan untuk kondisi mulai dari influenza untuk patah
tulang pinggul untuk operasi pengangkatan organ. Perawatan medis akut juga dapat
diberikan untuk eksaserbasi penyakit kronis atau kondisi, seperti pneumonia pada orang
dengan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK).
Fungsi perawatan medis akut adalah untuk mengobati kondisi menyakitkan atau
penyakit dan mengembalikan orang ke keadaan kesehatan sebelum episode akut terjadi.
Bedah berada di bawah deskripsi perawatan medis akut, seperti halnya departemen
ortopedi.
2
Unit seperti unit dialisis ginjal, di mana pasien datang berkali-kali seminggu untuk
menerima perawatan dialisis mereka juga termasuk ke dalam perawatan medis akut,
meskipun perawatan yang diberikan secara berulang untuk jangka waktu yang panjang.
rawat jalan di fasilitas yang didedikasikan untuk pengiriman perawatan medis di luar
sebuah rumah sakit gawat darurat, biasanya pada terjadwal, walk-in basis.
Pusat perawatan mendesak terutama digunakan untuk mengobati pasien yang memiliki
luka atau penyakit yang membutuhkan perawatan segera namun tidak cukup serius untuk
menjamin kunjungan ke ruang darurat, yaitu menawarkan pelayanan untuk masalah
darurat minor seperti, terkilir, sakit tenggorokan, dan lain-lain.
Pusat perawatan mendesak sering tidak terbuka secara terus menerus, tidak seperti
ruang gawat darurat rumah sakit yang akan terbuka setiap saat. Pusat pelayanan kesehatan
ini buka 12-16 jam sehari, tujuh hari seminggu. Hampir semua pusat pelayanan kesehatan
ini merupakan perusahaan yang mencari keuntungan. Berbeda dengan HMO dan PPO,
pusat pelayanan kesehatan yang mendesak tidak memiliki komponen asuransi. Pembayaran
atas pelayanannya secara tegas adalah berdasarkan “fee-for-service”. Beberapa diantaranya
akan menagih perusahaan asuransi pasien kalau rancangan asuransinya mencakup
pelayanan rawat jalan. Akan tetapi banyak pusat pelayanan kesehatan yang menghendaki
pembayaran langsung, sedangkan pasien harus menagih sendiri ke asuransinya, setelah
pelayanan diberikan.
Pusat-pusat layanan awal mendesak dibuka pada 1970-an. Sejak itu sektor ini dari industri
perawatan kesehatan telah dengan cepat berkembang ke sekitar 10.000 pusat layanan
kesehatan.
3
Banyak dari pusat-pusat telah dimulai oleh ruang gawat darurat dokter yang telah
merespon kebutuhan masyarakat untuk akses mudah untuk perawatan medis terjadwal.
Sebagian besar pusat-pusat pertumbuhan ini telah dipicu oleh penghematan yang
signifikan bahwa pusatpusat perawatan mendesak menyediakan lebih dari perawatan di
gawat darurat rumah sakit.
Banyak managed care organisasi (MCOs) sekarang mendorong pelanggan mereka untuk
Standar catatan medis pada fasilitas rawat jalan bediri sendiri terdapat di dalam
Accreditation Manual for Ambulatory Health Care dari JCHO, dan di dalam Accreditation
Handbook for Ambulatory Health Care dari AAAHC. Kedua kelompok ini mengakreditasi
fasilitas pelayanan rawat jalan berdiri sendiri seperti, praktik dokter, praktik grup swasta,
Isi catatan medis rawat jalan berdiri sendiri memastikan tersedianya asuhan medis yang
efektif, JCHO mengharuskan catatan medis fasilitas rawat jalan berdiri sendiri untuk
memelihara daftar ringkasan prosedur bedah masa lalu, dan diagnosa atau masalah masa
lalu dan sekarang. Daftar ini harus secara jelas terdokumentasi di dalam catatan medis
pasien.
4
Tempat pelayanan kesehatan non acute adalah lokasi pengobatan untuk yang non urgen
atau kondisi long term .
Catatan :
Long Term Care pelayanan jangka panjang yang menyediakan fasilitas perawatan dan
rehabilitasi dengan Length of Stay (LOS) > 30 hari. Isi rekam medis pada Hospital Acute Care
berbeda dengan Long Term Care. Pelayanan jangka panjang dibagi atas :
1) Long Term Care (Asuhan Jangka Panjang), yaitu asuhan yang memerlukan perawatan
rawat inap untuk jangka waktu yang lama akibat kondisi penyakit kronis atau penurunan
fungsi tubuh akibat penuaan (usia tua) dan membutuhkan bantuan dan latihan dalam
aktifitas keseharian.
latihan keseharian yang lebih banyak seperti pendidikan dasar, latihan kerja dll.
Tempat pelayanan kesehatan non acute adalah lokasi pengobatan untuk yang non urgen
atau kondisi long term , misalnya
-Pelayanan Nursing Homes :Nursing Home merupakan istilah umum yang digunakan untuk
fasilitas asuhan kesehatan yang ditujukan untuk orang tua.
5
Mengidentifikasi Jenis Tempat Pelayanan Kesehatan yang digunakan di e-Healt/Health IT
Facilities
6
Ingat kembali jenis
domain pelayanan
kesehatan yang ada
di e-health!
7
8
Peranan e-health di asuhan kesehatan akut
E-health memiliki peranan yang penting terhadap pelayanan kesehatan akut, karena
di fasilitas layanan akut banyak diterima pasien yang mengalami cidera ,kecelakaan,
sakit mendadak dan melahirkan tanpa terjadwal sebelumnya.
Pelayanan terintegrasi merupakan pelayanan dengan latar belakang bidang ilmu yang
berbeda-beda dengan menjaga kualitas dan koordinasi antar pemberi asuhan
kesehatan.
9
Dengan e-health, sangat memungkinkan untuk mengubah dari cara pelayanan kesehatan
tradisional ke arah sistem yang terintegrasi sehingga mengurangi beban kerja dari awal,
meningkatkan pelayanan berfokus pada pasien, meningkatkan status kesehatan pasien,
adanya jaminan kesinambungan pelayanan dari primer dan sekunder dan adanya
pelayanan ke sektor sosial kemasyarakatan.
Ini lah sebagai dasar mengapa banyak rumah sakit yang ingin mengadopsi rekam kesehatan
elektronik.
10
SISTEM PELAYANAN KESEHATAN
11
Literasi Sistem Pelayanan Kesehatan Kita
Konsep pelayanan kesehatan dasar mencakup nilai-nilai dasar tertentu yang berlaku umum
dan berkaitan dengan berbagai hal, seperti berikut:
Faktor yang mempengaruhi kesehatan adalah faktor sosial, budaya, dan ekonomi di
samping biologi dan lingkungan.
d. Pencapaian taraf kesehatan yang lebih baik memerlukan keterlibatan yang lebih banyak
dari penduduk, seperti perorangan, keluarga, dan masyarakat, dalam pengambilan tindakan
demi kegiatan mereka sendiri dengan cara menerapkan perilaku sehat dan mewujudkan
12
Hal ini dikarenakan bahwa pelayanan kesehatan mempunyai tiga ciri yaitu: unicertainty,
asymetri of information and externality. Ketiga ciri utama tersebut menyebabkan pelayanan
kesehatan sangat unik dibandingkan dengan produk atau jasa lainnya .
Pelayanan kesehatan tidak mungkin untuk memprediksi penyakit apa yang akan
menimpa seseorang dimasa yang akan datang, oleh karena itu kita tidak mungkin
mengetahui secara pasti pelayanan kesehatan apa yang kita butuhkan dimasa yang akan
datang. Dengan demikian Uncertainty/ketidakpastia, dalam hal ini menunjuk pada
kebutuhan pelayanan tidak dapat dipastikan, baik waktu, tempat dan besar biaya
pengobatannya. Sifat inilah yang kemudian membutuhkan kerja sama dengan asuransi.
Akibatya, penerima pelayanan atau pasien rawan untuk menjadi sasaran bagi dokter dan
provider. Oleh karena itu perlu adanya pengendalian dan pemantauan dari pemerintah.
13
Akibat dari kondisi ini bahwa pelayanan kesehatan membutuhkan subsidi dalam berbagai
pihak, terutama dalam penggalian pembiayaan. Oleh karena itu pembiayaan pelayanan
kesehatan tidak saja menjadi tanggung jawab diri sendiri tetapi menjadi tanggungan
bersama.
Pada era sekarang pelayanan kesehatan di Indonesia telah berkembang dan dibantu oleh
pelayanan yang dibantu oleh teknologi informasi. Namun demikian menurut Luthfi
Mardiansyah masih terdapat 5 kendala yang dihadapi, yakni:
1) Konektivitas.
Konektivitas menjadi penyebab utama sistem kesehatan digital (e-Health) di Indonesia tidak
berkembang, terutama masyarakat di daerah-daerah terpencil karena akses terhadap
kesehatan belum terpenuhi atau tidak sama dengan masyarakat kota. Jangkauan
konektifitas jaringan internet masih belum menjangkau di seluruh pulau di Indonesia. Oleh
karena itu, pelayanan semacam ini perlu untuk diperhatikan oleh pemerintah, sehingga
masyarakat bisa mendapat akses layanan kesehatan yang baik dengan biaya yang jauh lebih
murah.
2) Kejelasan Regulasi.
Realitasnya banyak masyarakat yang masih merasa tidak puas dengan adanya layanan
kesehatan berbasis teknologi informasi.
14
Ketidakpuasaan ini terjadi karena:
b. Belum jelas yang meyimpan riwayat kesehatan, saat pasien berobat melalui aplikasi.
c. Keamanan data, masih menjadi masalah dalam layanan berbasis teknologi informasi.
d. Komunikasi antara dokter dengan pasien belum baik, bila dokter tidak memeriksa
penyakit secara langsung. Apalagi secara pengalaman, banyak dokter yang tidak terbiasa
memeriksa penyakit hanya melalui telepon. Dokter tidak bisa melihat ekspresi pasien
tentang apa yang dirasakan hanya melalui ponsel. Dokter juga tak berpengalaman
memeriksa pasien melalui aplikasi, meski saat ini pelan-pelan banyak yang sudah terbiasa.
3) Negara Kepulauan.
15
5. Teknologi informasi belum dimanfaatkan dengan baik.
Teknologi informasi masih banyak untuk lain-lain, bukan untuk mendapatkan layanan
kesehatan. Beberapa tempat pelayanan kesehatan masih menggunakan pelayanan manual,
sementara masyarakat pengguma internet juga belum dapat memanfaatkan layanan
kesehatan, padahal di Indonesia termasuk pengguna internet paling tinggi ketimbang
negara lain.
Pelayanan kesehatan yang berkualitas atau sering dikatakan sebagai pelayanan kesehatan
yang bermutu. Untuk memahami pelayanan yang berkualitas atau bermutu, dapat
dipahami dari beberapa definisi berikut:
16
Pelayanan kesehatan yang berkualitas merupakan pelayanan kesehatan yang telah memiliki
derajat kesempurnaan pelayanan yang merujuk pada standar profesi dan standar
pelayanan dengan menggerakkan semua potensi sumber daya yang tersedia di tempat
pelayanan secara wajar, efesien, dan efektif. Pemberian pelayanan kesehatan kepada
penerima pelayanan harus sesuai dengan berbagai aturan, seprti: norma, etika, hukum, dan
sosial budaya yang berada di wilayah pelayanan. Dengan merujuk pada pengertian tersebut
di atas, maka kriteria yang ada dalam pelayanan yang berkualitas apabila:
daya pelayanan, sarana dan prasarana secara baik, benar, dan profesional.
Perbedaan pelayanan yang berkualitas atau mutu pelayanan sering kali disebabkan oleh
adanya perbedaan asumsi manajemen tentang pelayanan yang disiapkan dan yang menjadi
harapan penerima pelayanan. Oleh karena itu seharusnya penyelenggara pelayanan
menetapkan standar dasar pelayanan kesehatan. Standar dasar pelayanan kesehatan
adalah berbagai macam kebutuhan dan tuntutan pemakai pelayanan kesehatan yang
dituangkan pada proses pelayanan.
17
Perbedaan pelayanan yang berkualitas atau mutu pelayanan sering kali disebabkan oleh
adanya perbedaan asumsi manajemen tentang pelayanan yang disiapkan dan yang menjadi
harapan penerima pelayanan. Oleh karena itu seharusnya penyelenggara pelayanan
menetapkan standar dasar pelayanan kesehatan. Standar dasar pelayanan kesehatan
adalah berbagai macam kebutuhan dan tuntutan pemakai pelayanan kesehatan yang
dituangkan pada proses pelayanan.
Pada umumnya terdapat dua fokus pelayanan kesehatan yang berkualitas, yaitu:
a. Proses penyelenggaran pelayanan yang sesuai dengan harapan penerima pelayanan dan
pelayanan dikelola dengan cara efektif.
Kinerja yang dilakukan penyelenggara pelayanan harus sesuai dengan proses yang benar.
b. Perbaikan kinerja.
Bila harapan penerima pelayanan telah diidentifikasi, langkah selanjutnya adalah kinerja
staf dan dokter harus diarahkan kepada harapan tersebut, dan penyelenggara pelayanan
harus memberikan pengakuan dan pemberian reward.
18
c. Proses perbaikan.
d. Budaya kerja.
Untuk mencapai pelayanan yang berkualitas diperlukan perbaikan secara kontinyu dan
didukung oleh budaya. Oleh karena itu, budaya kerja baik secara individu, kelompok, dan
organisasi sangat penting untuk mendukung pelayanan yang berkualitas.
19
Baik , kita lanjut kegiatan perkuliahan tentang sistem pelayanan kesehatan di e-health.
- pelayanan swasta
Tugas
20
Pengukuran Sistem Pelayanan Kesehatan
21
Pengukuran Sistem Pelayanan Kesehatan
Untuk mengetahui keunggulan dan posisi suatu organisasi dalam persaingan, diperlukan
pengukuran terhadap pencapaian target organisasi. Pengukuran ini bisa juga dilakukan
dengan benchmarking. Benchmarking adalah metode untuk mengukur standar organisasi
dengan membandingkan kinerja bisnis. Beberapa hal yang dapat dibandingkan adalah
produktivitas, biaya, hasil, kualitas maupun hal lainnya yang dapat dijadikan tolok ukur.
Benchmarking terkait dengan atau bagian dari data analitik dan ukuran kualitas, kedua
komponen ini merupakan komponen penting pada e-health.
22
Bagaimana dengan jenis pelayanan kesehatan kita? Ingat kembali, mungkin sudah Anda
pelajari di mata kuliah lainnya.
diselenggarakan oleh perorangan secara mandiri (self care), dan keluarga (family care)
memelihara dan meningkatkan kesehatan yang mengacu pada tindakan promotif dan
yang berlaku di indonesia dapat dikelompokkan menjadi tiga macam yakni sebagai berikut :
Tugas
23
Bagaimana dengan Indikator dan Standar Mutu Pelayanan Kesehatan Kita?
Sekilas balik , mari sama-sama kita ingat kembali! Secara gamblang pasti kita semua telah
memahaminya.
Indikator pelayanan kesehatan dapat mengacu pada indikator yang relevan berkaitan
2. Indikator proses
3. Indikator Output
Bila kita lupa , mari kita pelajari kembali ya di mata kuliah quality assurance dan akreditasi rumah
sakit (SNARS)
Konsep quality assurance dengan indikator quality metrics (struktur, proses dan outcome) yang
dilaksanakan di rumah sakit, puskesmas dan layanan kesehatan lainnya sudah baik.
Sedangkan pada mata kuliah e-health ini, saya hanya ingin membandingkan secara teknis dan
specifik dalam menentukan mutu pelayanan kesehatan melalui benchmarking dengan
mengimplementasikan big data analitik yang sangat penting di e-health.
Benchmarking dengan big data analytic ini adalah sebagai dasar bagi profesi MIK yang siap
menghadapi era digital kesehatan di masa sekarang dan akan datang.
Coba pelajari konsep big data analytic yang digunakan di rekam kesehatan elektronik demi
kejelasan peran MIK di era gital kesehatan. Kita belajar sekarang, mudah-mudahan realisasinya
akan segera terwujud.
24
MIK di era digital kesehatan
Dan dengan penjelasan saya tadi, mudah-mudahan tidak lagi ada di antar kita yang
mempertanyakan kenapa harus belajar digital health di MIK dengan mata kuliah seperti big
data analytic , e-health, tata kelola informasi kesehatan, data mining, cloud computing,
rekam kesehatan elektronik dan lainnya.
Semuanya ini harus dibahas namun perlu dibuat adanya keterkaitan dengan manajemen
rekam medis, manajemen informasi kesehatan, sampai ke teknologi khusus yang diterapkan
di bidang kesehatan (digital Health di era 4.0).
Hanya saja perlu dipelajari secara bertahap, dengan penuh kesabaran ya. Dan mulailah
mempelajarinya dari konsep dasar sehingga mudah dipahami.
Biar lulusan MIK kita menjadi nara sumber yang handal bagi generasi MIK di kemudian hari.
Saya paham, bahwa sebagai lulusan MIK itu luar biasa, karena bidang ilmunya unik, bukan?
Satu gelar dengan seribu pekerjaan atau peran, ini yang disebut oleh AHIMA bagi MIK di
Amerika.
MIK bukan lagi bersiap menghadapi tantangan era digital kesehatan, melainkan sudah
melaksanakan dan mengembangkan kajian mata kuliah pada kurikulum guna
kebutuhan kompetensi MIK di era digital kesehatan/Helth IT.
25
Latihan
26