Anda di halaman 1dari 26

Mengidentifikasi Jenis Lokasi/Tempat Pelayanan Kesehatan digunakan di

e-Healt/Health IT

N. Tarigan

Kita sudah mengenal bentuk pelayanan kesehatan di mata kuliah lain yang telah di jalani
sebelumnya. Namun pada mata kuliah e-health ini, kita akan membahas jenis lokasi
pelayanan kesehatan yang digunakan di e-kesehatan/e-health dan peran e-health terhadap
bentuk pelayanan kesehatan tersebut.

Tempat/Lokasi Pelayanan Kesehatan (healthcare setting) merupakan tempat di mana


asuhan kesehatan diberikan. Tempat pelayanan kesehatan ini dikelompokkan menjadi
pelayanan kesehatan acute atau pelayanan kesehatan non acute.

Tempat pelayanan kesehatan acute adalah lokasi pelayanan /kondisi pengobatan yang
urgent atau acute/akut. Lokasi ini meliputi :

- Pusat Pelayanan Acute

- Ruang gawat darurat.

1
Acute Care Fasilities

Pelayanan kesehatan akut disediakan untuk melayanai pasien dengan kondisi serius, tiba-
tiba atau penyakit akut atau cedera dan atau perlu tindakan operasi tertentu.

Acute Care Facilities (ACFs) menyediakan berbagai pelayanan perawatan kesehatan,


termasuk layanan tambahan, darurat dan perawatan untuk kondisi kritis, bedah, kebidanan
(persalinan) dan sebagainya. Layanan tambahan untuk ACFs adalah diagnostic dan layanan
terapi yang diberikan kepada pasien rawat inap dan rawat jalan (misalnya laboratorium,
terapi fisik dan sebagainya). Lamanya rawat inap di rumah sakit ialah kurang dari 30 hari,
meskipun beberapa pasien mungkin tinggal lebih lama jika secara medis diperlukan. Karena
setiap rawat inap sangat mahal, pemanfaatan atau memantau manajerial kasus perawatan
pasien dapat digunakan untuk menentukan apakah pelayanan perawatan kesehatan akut
yang diperlukan.

Rumah sakit telah menyelenggarakan sebuah pelayanan medis staf professional serta
tempat tidur rawat inap 24 jam sehari. Fungsi utama rumah sakit dalam hal ini adalah untuk

memberikan rawat inap medis, keperawatan dan lainnya yang berhubungan dengan

pelayanan kesehatan untuk pasien dengan kondisi bedah dan non-bedah, mereka biasanya

juga menyediakan rawat jalan dengan beberapa jasa.

Perawatan medis akut dapat diberikan untuk kondisi mulai dari influenza untuk patah

tulang pinggul untuk operasi pengangkatan organ. Perawatan medis akut juga dapat
diberikan untuk eksaserbasi penyakit kronis atau kondisi, seperti pneumonia pada orang
dengan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK).

Fungsi perawatan medis akut adalah untuk mengobati kondisi menyakitkan atau

penyakit dan mengembalikan orang ke keadaan kesehatan sebelum episode akut terjadi.

Bedah berada di bawah deskripsi perawatan medis akut, seperti halnya departemen
ortopedi.

2
Unit seperti unit dialisis ginjal, di mana pasien datang berkali-kali seminggu untuk
menerima perawatan dialisis mereka juga termasuk ke dalam perawatan medis akut,
meskipun perawatan yang diberikan secara berulang untuk jangka waktu yang panjang.

Urgent Care Setting (tempat pelayanan mendesak) merupakan tempat pelayanan


kesehatan yang mudah dijangkau. Perawatan Urgent adalah pemberian perawatan

rawat jalan di fasilitas yang didedikasikan untuk pengiriman perawatan medis di luar
sebuah rumah sakit gawat darurat, biasanya pada terjadwal, walk-in basis.

Pusat perawatan mendesak terutama digunakan untuk mengobati pasien yang memiliki
luka atau penyakit yang membutuhkan perawatan segera namun tidak cukup serius untuk
menjamin kunjungan ke ruang darurat, yaitu menawarkan pelayanan untuk masalah
darurat minor seperti, terkilir, sakit tenggorokan, dan lain-lain.

Pusat perawatan mendesak sering tidak terbuka secara terus menerus, tidak seperti

ruang gawat darurat rumah sakit yang akan terbuka setiap saat. Pusat pelayanan kesehatan

ini buka 12-16 jam sehari, tujuh hari seminggu. Hampir semua pusat pelayanan kesehatan
ini merupakan perusahaan yang mencari keuntungan. Berbeda dengan HMO dan PPO,
pusat pelayanan kesehatan yang mendesak tidak memiliki komponen asuransi. Pembayaran
atas pelayanannya secara tegas adalah berdasarkan “fee-for-service”. Beberapa diantaranya
akan menagih perusahaan asuransi pasien kalau rancangan asuransinya mencakup
pelayanan rawat jalan. Akan tetapi banyak pusat pelayanan kesehatan yang menghendaki
pembayaran langsung, sedangkan pasien harus menagih sendiri ke asuransinya, setelah
pelayanan diberikan.

Pusat-pusat layanan awal mendesak dibuka pada 1970-an. Sejak itu sektor ini dari industri
perawatan kesehatan telah dengan cepat berkembang ke sekitar 10.000 pusat layanan
kesehatan.

3
Banyak dari pusat-pusat telah dimulai oleh ruang gawat darurat dokter yang telah
merespon kebutuhan masyarakat untuk akses mudah untuk perawatan medis terjadwal.
Sebagian besar pusat-pusat pertumbuhan ini telah dipicu oleh penghematan yang
signifikan bahwa pusatpusat perawatan mendesak menyediakan lebih dari perawatan di
gawat darurat rumah sakit.

Banyak managed care organisasi (MCOs) sekarang mendorong pelanggan mereka untuk

memanfaatkan opsi perawatan mendesak.

Standar catatan medis pada fasilitas rawat jalan bediri sendiri terdapat di dalam

Accreditation Manual for Ambulatory Health Care dari JCHO, dan di dalam Accreditation

Handbook for Ambulatory Health Care dari AAAHC. Kedua kelompok ini mengakreditasi

fasilitas pelayanan rawat jalan berdiri sendiri seperti, praktik dokter, praktik grup swasta,

HMO, Urgent Care Centers, ambulatory urgery Centers,dsb.

Isi catatan medis rawat jalan berdiri sendiri memastikan tersedianya asuhan medis yang

efektif, JCHO mengharuskan catatan medis fasilitas rawat jalan berdiri sendiri untuk

memelihara daftar ringkasan prosedur bedah masa lalu, dan diagnosa atau masalah masa
lalu dan sekarang. Daftar ini harus secara jelas terdokumentasi di dalam catatan medis
pasien.

4
Tempat pelayanan kesehatan non acute adalah lokasi pengobatan untuk yang non urgen
atau kondisi long term .

Catatan :

Long Term Care pelayanan jangka panjang yang menyediakan fasilitas perawatan dan
rehabilitasi dengan Length of Stay (LOS) > 30 hari. Isi rekam medis pada Hospital Acute Care
berbeda dengan Long Term Care. Pelayanan jangka panjang dibagi atas :

1) Long Term Care (Asuhan Jangka Panjang), yaitu asuhan yang memerlukan perawatan
rawat inap untuk jangka waktu yang lama akibat kondisi penyakit kronis atau penurunan
fungsi tubuh akibat penuaan (usia tua) dan membutuhkan bantuan dan latihan dalam
aktifitas keseharian.

2) Rehabilitation Care (Asuhan Rehabilitasi), yaitu asuhan rehabilitasi yang memerlukan


perawatan rawat inap dan rawat jalan untuk jangka waktu yang lama akibat kondisi
kecacatan karena faktor keturunan, kecelakaan atau cedera lainnya. Pasien dengan asuhan
rehabilitasi ini mencakup semua jenjang usia serta membutuhkan bantuan dan

latihan keseharian yang lebih banyak seperti pendidikan dasar, latihan kerja dll.

Tempat pelayanan kesehatan non acute adalah lokasi pengobatan untuk yang non urgen
atau kondisi long term , misalnya

-Tempat praktek dokter

-Pelayanan Nursing Homes :Nursing Home merupakan istilah umum yang digunakan untuk
fasilitas asuhan kesehatan yang ditujukan untuk orang tua.

-Klinik rawat jalan

5
Mengidentifikasi Jenis Tempat Pelayanan Kesehatan yang digunakan di e-Healt/Health IT

Compare and contrast the different types of healthcare

Facilities

Beberapa fasilitas asuhan kesehatan akut, yaitu :


1. Fasilitas rawat inap
Berbagai tipe rumah sakit untuk rawat inap di pelayanan kesehatan akut ini
adalah :
. Rumah sakit medical bedah
. Rumah sakit spesialisasi khusus (orthopedic, rumah saki anak, rumah sakit
untuk wanita)
. Rumah sakit jiwa
2. Fasilitas untuk status rawat jalan di rumah sakit (pasien yang bukan bersatus
sebagai pasien di rumah saki tidak akan diterima menginap di rumah sakit, hanya
memiliki waktu berobat lebih kurang 23 jam)

6
Ingat kembali jenis
domain pelayanan
kesehatan yang ada
di e-health!

7
8
Peranan e-health di asuhan kesehatan akut

E-health memiliki peranan yang penting terhadap pelayanan kesehatan akut, karena
di fasilitas layanan akut banyak diterima pasien yang mengalami cidera ,kecelakaan,
sakit mendadak dan melahirkan tanpa terjadwal sebelumnya.

Dan memang perlu mendapatkan konsultasi singkat(visit) melalui e-health demi


terselenggaranya pelayanan terintegrasi di fasilitas pelayanan akut (rumah sakit)

Pelayanan terintegrasi merupakan pelayanan dengan latar belakang bidang ilmu yang
berbeda-beda dengan menjaga kualitas dan koordinasi antar pemberi asuhan
kesehatan.

Pelayanan kesehatan yang kontinu/berkesinambungan merupakan proses menjaga


perkembangan /up-to-date rekam kesehatan elektronik dari seluruh visit, dan dari
satu visit ke visit lainnya, termasuk dari keadaan sehat maupun sakit.

9
Dengan e-health, sangat memungkinkan untuk mengubah dari cara pelayanan kesehatan
tradisional ke arah sistem yang terintegrasi sehingga mengurangi beban kerja dari awal,
meningkatkan pelayanan berfokus pada pasien, meningkatkan status kesehatan pasien,
adanya jaminan kesinambungan pelayanan dari primer dan sekunder dan adanya
pelayanan ke sektor sosial kemasyarakatan.

Ini lah sebagai dasar mengapa banyak rumah sakit yang ingin mengadopsi rekam kesehatan
elektronik.

Sehingga dengan pelayanan yang berkesinambungan dan terintegrasi memungkinkan


pencapaian kualitas layanan ke pasien dapat tercapai.

10
SISTEM PELAYANAN KESEHATAN

Sistem Pelayanan Kesehatan merupakan upaya suatu organisasi dalam


memberikan pelayanan kesehatan.

Sistem pelayanan kesehatan sangat diperlukan untuk mengimplementasikan


e-health sehingga bisa terkoordinasi antar pelayanan kesehatan di e-health

Banyak literasi yang berbeda-beda tentang sistem pelayanan kesehatan di setiap


negara, tapi secara umum , sistem pelayanan kesehatan dilakukan untuk :
- Meningkatkan kualitas kesehatan populasi
- Menyelaraskan/menyeimbangkan tingkat asuhan kesehatan yang diberikan
secara aktual dengan tingkat harapan layanan kesehatan yang diterima
populasi (kelompok masyarakat)
- Menyediakan mekanisme guna keberlanjutan pelayanan kesehatan terhadap
pasien/penggguna, dari seluruh proses/tahap/episode yang dilakukan.

11
Literasi Sistem Pelayanan Kesehatan Kita

Konsep pelayanan kesehatan dasar mencakup nilai-nilai dasar tertentu yang berlaku umum
dan berkaitan dengan berbagai hal, seperti berikut:

a. Kesehatan secara mendasar berhubungan dengan tersedianya dan penyebaran sumber


daya, bukan hanya sumber daya kesehatan, seperti dokter, perawat, klinik, obat, melainkan
juga sumber daya sosial, ekonomi yang lain seperti pendidikan, air dan persediaan
makanan.

b. Pelayanan kesehatan dasar dengan demikian memusatkan perhatian kepada adanya


kepastian bahwa sumber daya kesehatan dan sumber daya sosial yang ada telah tersebar
merata dengan lebih memperhatikan mereka yang paling membutuhkannya.

c. Kesehatan adalah satu bagian penting dari pembangunan secara menyeluruh.

Faktor yang mempengaruhi kesehatan adalah faktor sosial, budaya, dan ekonomi di
samping biologi dan lingkungan.

d. Pencapaian taraf kesehatan yang lebih baik memerlukan keterlibatan yang lebih banyak
dari penduduk, seperti perorangan, keluarga, dan masyarakat, dalam pengambilan tindakan
demi kegiatan mereka sendiri dengan cara menerapkan perilaku sehat dan mewujudkan

lingkungan yang sehat dalam pemenuhan kebutuhan hidup manusia.

Pelayanan kesehatan dapat didefinisikan sebagai bentuk pelayanan yang diselenggarakan


secara sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan

meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan


kesehatan perseorangan, keluarga, kelompok dan ataupun masyarakat (Azwar, 2000).
Menurut Evan yang dikutip oleh Astaqauliyah (2008), bahwa pelayanan kesehatan
merupakan pelayanan yang unik bila dibandingkan dengan pelayanan lain.

12
Hal ini dikarenakan bahwa pelayanan kesehatan mempunyai tiga ciri yaitu: unicertainty,
asymetri of information and externality. Ketiga ciri utama tersebut menyebabkan pelayanan
kesehatan sangat unik dibandingkan dengan produk atau jasa lainnya .

a. Uncertainty berarti bahwa pelayanan kesehatan yang dilaksanakan untuk menolong


seseorang yang menghadapi suatu resiko akan sakit dan resiko untuk mengeluarkan biaya
untuk mengobati penyakit tersebut yang tidak ada jaminan akan keberhasilan dan
kesembuhan .

Pelayanan kesehatan tidak mungkin untuk memprediksi penyakit apa yang akan
menimpa seseorang dimasa yang akan datang, oleh karena itu kita tidak mungkin
mengetahui secara pasti pelayanan kesehatan apa yang kita butuhkan dimasa yang akan
datang. Dengan demikian Uncertainty/ketidakpastia, dalam hal ini menunjuk pada

kebutuhan pelayanan tidak dapat dipastikan, baik waktu, tempat dan besar biaya
pengobatannya. Sifat inilah yang kemudian membutuhkan kerja sama dengan asuransi.

b. Asymmetry of information, yaitu menunjuk pada penerima pelayanan berposisi lemah


dan dokter serta penyelenggara pelayanan merasa bahwa pelayanan yang dilakukan
berkualitas dan layak untuk dijualnya.

Akibatya, penerima pelayanan atau pasien rawan untuk menjadi sasaran bagi dokter dan
provider. Oleh karena itu perlu adanya pengendalian dan pemantauan dari pemerintah.

c. Externality, yaitu pelayanan kesehatan tidak saja mempengaruhi penerima pelayanan


tetapi juga orang lain yang terkait dengan pelayanan kesehatan, kerena pelayanan
kesehatan harus diadakan.

13
Akibat dari kondisi ini bahwa pelayanan kesehatan membutuhkan subsidi dalam berbagai
pihak, terutama dalam penggalian pembiayaan. Oleh karena itu pembiayaan pelayanan
kesehatan tidak saja menjadi tanggung jawab diri sendiri tetapi menjadi tanggungan

bersama.

Pada era sekarang pelayanan kesehatan di Indonesia telah berkembang dan dibantu oleh
pelayanan yang dibantu oleh teknologi informasi. Namun demikian menurut Luthfi
Mardiansyah masih terdapat 5 kendala yang dihadapi, yakni:

1) Konektivitas.

Konektivitas menjadi penyebab utama sistem kesehatan digital (e-Health) di Indonesia tidak
berkembang, terutama masyarakat di daerah-daerah terpencil karena akses terhadap
kesehatan belum terpenuhi atau tidak sama dengan masyarakat kota. Jangkauan
konektifitas jaringan internet masih belum menjangkau di seluruh pulau di Indonesia. Oleh
karena itu, pelayanan semacam ini perlu untuk diperhatikan oleh pemerintah, sehingga
masyarakat bisa mendapat akses layanan kesehatan yang baik dengan biaya yang jauh lebih
murah.

2) Kejelasan Regulasi.

Regulasi tentang kesehatan belum sepenuhnya mengatur pelayanan kesehatan berbasis


teknologi informasi.

Realitasnya banyak masyarakat yang masih merasa tidak puas dengan adanya layanan
kesehatan berbasis teknologi informasi.

14
Ketidakpuasaan ini terjadi karena:

a. Pasien mengkhawatirkan terhadap keamanan data yang diinput ke dalam layanan


kesehatan berbasis teknologi informasi.

b. Belum jelas yang meyimpan riwayat kesehatan, saat pasien berobat melalui aplikasi.

c. Keamanan data, masih menjadi masalah dalam layanan berbasis teknologi informasi.

d. Komunikasi antara dokter dengan pasien belum baik, bila dokter tidak memeriksa
penyakit secara langsung. Apalagi secara pengalaman, banyak dokter yang tidak terbiasa

memeriksa penyakit hanya melalui telepon. Dokter tidak bisa melihat ekspresi pasien
tentang apa yang dirasakan hanya melalui ponsel. Dokter juga tak berpengalaman
memeriksa pasien melalui aplikasi, meski saat ini pelan-pelan banyak yang sudah terbiasa.

3) Negara Kepulauan.

Penyebaran distribusi kesehatan dari negara kepulauan menjadi kendala tersendiri.


Beberapa pelaku bisnis kesehatan enggan untuk mendirikan rumah sakit swasta di tempat
terpencil. Investor hanya berkeinginan menanamkan investasinya di daerah-daerah yang
punya impact banyak, sehingga terjadinya disparitas.

4) Pelayanan kesehatan masih rendah.

Tingkat pelayanan kesehatan rumah sakit, termasuk di puskesmas di Indonesia relatif


rendah. Hal ini tercermin dari kendala masyarakat dalam mendapatkan layanan kesehatan
di beberapa rumah sakit. Proses pelayanan rumah sakit di beberapa daerah terpencil masih
rendah, terlihat lamanya menunggu pengobatan, antrian dan lainnya.

15
5. Teknologi informasi belum dimanfaatkan dengan baik.

Teknologi informasi masih banyak untuk lain-lain, bukan untuk mendapatkan layanan
kesehatan. Beberapa tempat pelayanan kesehatan masih menggunakan pelayanan manual,
sementara masyarakat pengguma internet juga belum dapat memanfaatkan layanan
kesehatan, padahal di Indonesia termasuk pengguna internet paling tinggi ketimbang
negara lain.

Pelayanan Kesehatan yang Berkualitas

Pelayanan kesehatan yang berkualitas atau sering dikatakan sebagai pelayanan kesehatan
yang bermutu. Untuk memahami pelayanan yang berkualitas atau bermutu, dapat
dipahami dari beberapa definisi berikut:

a. Pelayanan kesehatan yang berkualitas adalah proses pelayanan kesehatan yang


penyelenggaraanya sesuai dengan standar pelayanan dan kode etik profesi
penyelenggara pelayanan untuk dapat memberikan kepuasan kepada penerima
pelayanan kesehatan yang nilainya berada di atas rata-rata penduduk (Aswar dikutip
Satrianegara, 2009:106)

b. Pelayanan kesehatan yang berkualitas adalah pelayanan kesehatan yang diberikan


dengan melebihi kebutuhan dan harapan penerima pelayanan secara berkelanjutan
melalui pelayanan dokter dan karyawan (Zimmerman dikutip Satrianegara 2009:106).

16
Pelayanan kesehatan yang berkualitas merupakan pelayanan kesehatan yang telah memiliki
derajat kesempurnaan pelayanan yang merujuk pada standar profesi dan standar
pelayanan dengan menggerakkan semua potensi sumber daya yang tersedia di tempat

pelayanan secara wajar, efesien, dan efektif. Pemberian pelayanan kesehatan kepada
penerima pelayanan harus sesuai dengan berbagai aturan, seprti: norma, etika, hukum, dan
sosial budaya yang berada di wilayah pelayanan. Dengan merujuk pada pengertian tersebut

di atas, maka kriteria yang ada dalam pelayanan yang berkualitas apabila:

a. Pasien atau penerima pelayanan memiliki rasa empati, menghargai, terhadap


penyelenggara pelayanan;

b. Petugas pelayanan kesehatan melaksanakan tugas secara profesional yang didukung


dengan ilmu pengetahuan, keterampilan, dan peralatan yang memenuhi standar; dan

c. Administrator pelayanan mampu untuk mengatur sumber

daya pelayanan, sarana dan prasarana secara baik, benar, dan profesional.

Perbedaan pelayanan yang berkualitas atau mutu pelayanan sering kali disebabkan oleh
adanya perbedaan asumsi manajemen tentang pelayanan yang disiapkan dan yang menjadi
harapan penerima pelayanan. Oleh karena itu seharusnya penyelenggara pelayanan
menetapkan standar dasar pelayanan kesehatan. Standar dasar pelayanan kesehatan
adalah berbagai macam kebutuhan dan tuntutan pemakai pelayanan kesehatan yang
dituangkan pada proses pelayanan.

17
Perbedaan pelayanan yang berkualitas atau mutu pelayanan sering kali disebabkan oleh
adanya perbedaan asumsi manajemen tentang pelayanan yang disiapkan dan yang menjadi
harapan penerima pelayanan. Oleh karena itu seharusnya penyelenggara pelayanan
menetapkan standar dasar pelayanan kesehatan. Standar dasar pelayanan kesehatan
adalah berbagai macam kebutuhan dan tuntutan pemakai pelayanan kesehatan yang
dituangkan pada proses pelayanan.

Pada umumnya terdapat dua fokus pelayanan kesehatan yang berkualitas, yaitu:

a. Proses penyelenggaran pelayanan yang sesuai dengan harapan penerima pelayanan dan
pelayanan dikelola dengan cara efektif.

Kinerja yang dilakukan penyelenggara pelayanan harus sesuai dengan proses yang benar.

b. Perbaikan penyelenggaraan pelayanan dilakukan secara berkesinambungan dan terus


menerus. Perbaikan terus menerus merupakan pekerjaan berat dari penyelenggaraan
pelayanan yang berkualitas. Perbaikan menuju pelayanan yang berkualitas memang sulit,
tetapi wajib dilakukan perbaikan terus menerus.

Bebarapa pendekatan untuk mencapai pelayanan yang berkualitas melalui peningkatan


mutu pelayanan,:

a. Harapan penerima pelayanan.

Harapan penerima pelayanan mendorong upaya untuk meningkatkan pelayanan yang


berkualitas. Oleh karena itu, harapan penerima pelayanan harus diidentifikasi dan
diprioritaskan serta diimplementasikan dalam kinerja pelayanan.

b. Perbaikan kinerja.

Bila harapan penerima pelayanan telah diidentifikasi, langkah selanjutnya adalah kinerja
staf dan dokter harus diarahkan kepada harapan tersebut, dan penyelenggara pelayanan
harus memberikan pengakuan dan pemberian reward.

18
c. Proses perbaikan.

Seringkali kinerja pelayanan disalahkan akibat masalah pelayanan dan ketidakpuasan


penerima pelayanan pada saat proses pelayanan kurang mendukung. Untuk itu, perlu
melibatkan staf dalam proses pelayanan, agar staf dapat mengidentifikasi masalah pada
proses pelayanan dan dapat mempengaruhi kepuasan pelanggan

d. Budaya kerja.

Untuk mencapai pelayanan yang berkualitas diperlukan perbaikan secara kontinyu dan
didukung oleh budaya. Oleh karena itu, budaya kerja baik secara individu, kelompok, dan
organisasi sangat penting untuk mendukung pelayanan yang berkualitas.

19
Baik , kita lanjut kegiatan perkuliahan tentang sistem pelayanan kesehatan di e-health.

Umumnya sistem pelayanan kesehatan merupakan interdisplinary model pelayanan


asuhan kesehatan fisik, telehealth dan e-health.

Pembagian pelayanan kesehatan berdasarkan model yang dilakukan di sistem pelayanan


kesehatan :

- pelayanan publik (pelayanan masyarakat biasanya dilaksanakan oleh pemerintah)

- pelayanan swasta

- gabungan kedua model pelayanan publik dan swasta.

- Di beberapa negara model sistem pelayanan kesehatan yang dijalankan oleh


pemerintah, sistem yang dilakukan oleh swasta berjalan secara berdampingan , atau
menawarkan pelayanan tanpa pengawasan sepenuhnya oleh pemerintah.

Tugas

Deskripsikan Model Pelayanan khususnya di Rumah Sakit yang Anda ketahui!

20
Pengukuran Sistem Pelayanan Kesehatan

21
Pengukuran Sistem Pelayanan Kesehatan

Untuk mengetahui keunggulan dan posisi suatu organisasi dalam persaingan, diperlukan
pengukuran terhadap pencapaian target organisasi. Pengukuran ini bisa juga dilakukan
dengan benchmarking. Benchmarking adalah metode untuk mengukur standar organisasi
dengan membandingkan kinerja bisnis. Beberapa hal yang dapat dibandingkan adalah
produktivitas, biaya, hasil, kualitas maupun hal lainnya yang dapat dijadikan tolok ukur.

Benchmarking pada e-health adalah proses evaluasi subjek –subjek dengan


membandingkannya berdasarkan standar yang ditentukan.

Benchmarking terkait dengan atau bagian dari data analitik dan ukuran kualitas, kedua
komponen ini merupakan komponen penting pada e-health.

Sistem pelayanan kesehatan di e-health dapat diukur dengan menggunakan berbagai


benchmarking, meliputi :

22
Bagaimana dengan jenis pelayanan kesehatan kita? Ingat kembali, mungkin sudah Anda
pelajari di mata kuliah lainnya.

Berdasarkan Pasal 52 ayat (1) UU Kesehatan, pelayanan kesehatan secara umum

terdiri dari dua bentuk pelayanan kesehatan yaitu:

a. Pelayanan kesehatan perseorangan (medical service) Pelayanan kesehatan ini banyak

diselenggarakan oleh perorangan secara mandiri (self care), dan keluarga (family care)

atau kelompok anggota masyarakat yang bertujuan untuk menyembuhkan penyakit

dan memulihkandilaksanakan pada institusi pelayanan kesehatan yang disebut rumah

sakit, klinik bersalin, praktik mandiri.

b. Pelayanan kesehatan masyarakat (public health service) Pelayanan kesehatan

masyarakat diselenggarakan oleh kelompok dan masyarakat yang bertujuan untuk

memelihara dan meningkatkan kesehatan yang mengacu pada tindakan promotif dan

preventif. Upaya pelayanan masyarakat tersebut dilaksanakan pada pusat-pusat kesehatan


masyarakat tertentu seperti puskesmas.

Sedangkan berdasarkan jenis pelayanan berdasarkan Stratifikasi Pelayanan Kesehatan

yang berlaku di indonesia dapat dikelompokkan menjadi tiga macam yakni sebagai berikut :

1. Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama

2. Pelayanan Kesehatan Tingkat Kedua

3. Pelayanan Kesehatan Tingkat Ketiga

Tugas

Tuliskan beberapa syarat poko pelayanan kesehatan kita!

23
Bagaimana dengan Indikator dan Standar Mutu Pelayanan Kesehatan Kita?

Sekilas balik , mari sama-sama kita ingat kembali! Secara gamblang pasti kita semua telah
memahaminya.

Indikator pelayanan kesehatan dapat mengacu pada indikator yang relevan berkaitan

dengan struktur, proses dan outcome:

1. Indikator Struktur / Input

2. Indikator proses

3. Indikator Output

4. Indikator Outcome (Dampak Jangka Pendek)

5. Indikator Status Kesehatan

Sedangkan macam-macam standar pelayanan kesehatan kita secara umum :

1. Standar Persyaratan Minimal

2. Standar penampilan minimal

Bila kita lupa , mari kita pelajari kembali ya di mata kuliah quality assurance dan akreditasi rumah
sakit (SNARS)

Konsep quality assurance dengan indikator quality metrics (struktur, proses dan outcome) yang
dilaksanakan di rumah sakit, puskesmas dan layanan kesehatan lainnya sudah baik.

Sedangkan pada mata kuliah e-health ini, saya hanya ingin membandingkan secara teknis dan
specifik dalam menentukan mutu pelayanan kesehatan melalui benchmarking dengan
mengimplementasikan big data analitik yang sangat penting di e-health.

Benchmarking dengan big data analytic ini adalah sebagai dasar bagi profesi MIK yang siap
menghadapi era digital kesehatan di masa sekarang dan akan datang.

Coba pelajari konsep big data analytic yang digunakan di rekam kesehatan elektronik demi
kejelasan peran MIK di era gital kesehatan. Kita belajar sekarang, mudah-mudahan realisasinya
akan segera terwujud.

24
MIK di era digital kesehatan

Dan dengan penjelasan saya tadi, mudah-mudahan tidak lagi ada di antar kita yang
mempertanyakan kenapa harus belajar digital health di MIK dengan mata kuliah seperti big
data analytic , e-health, tata kelola informasi kesehatan, data mining, cloud computing,
rekam kesehatan elektronik dan lainnya.

Semuanya ini harus dibahas namun perlu dibuat adanya keterkaitan dengan manajemen
rekam medis, manajemen informasi kesehatan, sampai ke teknologi khusus yang diterapkan
di bidang kesehatan (digital Health di era 4.0).

Hanya saja perlu dipelajari secara bertahap, dengan penuh kesabaran ya. Dan mulailah
mempelajarinya dari konsep dasar sehingga mudah dipahami.

Ingat Long Life Learning - Belajar lah Sepanjang Hayat !

Biar lulusan MIK kita menjadi nara sumber yang handal bagi generasi MIK di kemudian hari.

Saya paham, bahwa sebagai lulusan MIK itu luar biasa, karena bidang ilmunya unik, bukan?

Satu gelar dengan seribu pekerjaan atau peran, ini yang disebut oleh AHIMA bagi MIK di
Amerika.

MIK Hebat !!!!


PRODI MIK dalam menyelenggrakan pendidikan mengkombinasi manajemen informasi
kesehatan dengan teknology ( Health Information Management and Technology ), terbukti
dari kurikulum dan kajian mata kuliah yang diterapkan.

MIK bukan lagi bersiap menghadapi tantangan era digital kesehatan, melainkan sudah
melaksanakan dan mengembangkan kajian mata kuliah pada kurikulum guna
kebutuhan kompetensi MIK di era digital kesehatan/Helth IT.

25
Latihan

overlap = melibatkan unsur ilmu


yang sama untuk ......

aid in = membantu dalam


provide = menyediakan, memberikan
robust = penguatan , penyempurnaan

26

Anda mungkin juga menyukai