Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH BUDAYA MELAYU

Ditujukan untuk memenuhi tugas individu

Mata kuliah Bahasa Indonesia

Dosen Pengampu : Roza Afifah, S.Pd., M.Hum

Oleh :

ESRA HELENA TINDAON

2002112125

MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS RIAU

2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Penulis
juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam
penyusunan makalah ini yang berisikan pengetahuan seputar kebudayaan Melayu,
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Penyusunan makalah ini masih kurang
sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk
penyusunan makalah yang akan datang menjadi lebih baik. Semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat dan kontribusi positif bagi para pembaca.

Dumai, 30 November 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

Cover.............................................................................................................................1

Kata Pengantar..............................................................................................................2

Daftar Isi.......................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................5

A. Latar Belakang.........................................................................................................5

B. Rumusan Masalah....................................................................................................5

C. Tujuan Penulisan......................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................6

A. Pengertian filosofi....................................................................................................6

B. Filosofi kebudayaan Melayu....................................................................................6

C. Ciri khas kebudayaan Melayu..................................................................................7

D. Unsur – Unsur budaya Melayu................................................................................8

E. Ekonomi dan Mata Pencaharian Melayu Riau.........................................................8

3
BAB III.......................................................................................................................11

A. Kesimpulan .........................................................................................................11

B. Saran ...................................................................................................................11

Daftar Pustaka.............................................................................................................12

4
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Identitas Melayu merupakan kenyataan yang dapat di lihat utuh serta dikenali
sebagai sesuatu yang dimiliki oleh sekelompok orang. Ciri khas identitas Melayu
adalah hasil sebuah produk budaya yang kehadirannya bisa apa saja. Produk budaya
tersebut berlangsung berulang-ulang sehingga tidak asing lagi dikenali sebagai bentuk
identitas yang senantiasa melekat terhadap sekelompok masyarakat. Masyarakat
sebagai makluk hidup yang kompleks, kepentingan utamanya bukan hanya memenuhi
kebutuhan hidup seperti makan, tempat tinggal dan pakaian, tapi ada kepentingan lain
yakni identitas yang berpedoman kepada nilai kehidupan misalnya kebutuhan agar
dapat dihargai, bermartabat, pengayoman, serta saling mengasihi. Kehadiran suatu
nilai identitas bersifat abstrak. Nilai identitas tidak dapat di ukur baku tetapi
kapasitasnya dapat diungkap lewat simbol budaya. Dalam simbol budaya masyarakat
Melayu kedudukan nilai terhadap aspek tertentu bisa lewat karya seni. Pada umumnya
dalam karya seni tersebut sudah melekat ungkapan nilai yang disepakati bersama
untuk kepuasan tertentu pula. Kepuasan inilah merupakan kebutuhan dasar yang
bertumpu pada ukuranukuran tertentu serta difungsikan sebagai sebuah pendekatan
alamiah. Pendekatan secara alamiah menimbulkan kesepakatan untuk
memberdayakan nilai-nilai tersebut sebagai bahagian penting dalam kehidupannya.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang dibahas adalah:
1. Apa itu filosofi?
2. Bagaimana filosofi orang Melayu?
3. Apa ciri khas orang Melayu?
4. Apa saja unsur budaya Melayu?
5. Bagaimana keadaan ekonomi masyarakat Melayu?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Mengetahui apa arti dari filosofi.
2. Mengetahui bagaimana filosofi orang Melayu.
3. Mengetahui ciri khas orang Melayu.
4. Mengetahui unsur-unsur budaya Melayu.
5. Mengetahui keadaan ekonomi masyarakat Melayu.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Defenisi Filosofi

Filosofi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah pengetahuan dan


penyelidikan dengan menggunakan akal budi mengenai hakikat tentang segala yang
ada, sebab, asal, dan hukum itu sendiri.  Filsafat juga didefiniskan sebagai sebuah
teori yang mendasari dari alam pikiran. Pernyataan ini sejalan dengan pendapat
Suseno (1995:20) bahwa filsafat sebagai ilmu kritis.

Ada beberapa pengertian filosofi yang dikemukai oleh tokoh dunia,


diantaranya adalah:
1. Kant (1724) mengatakan bahwa “filsafat merupakan ilmu yang dianggap sebagai
dasar dari segala pengetahuan dalam meliput berbagai isu-isu epistemologi.”

2. Descartes (1590) mengatakan bahwa “filsafat merupakan suatu kumpulan


pengetahuan bahwa Tuhan, manusia dan alam menjadi pokok dari penyelidikan itu
sendiri.”

B. Filosofi Orang Melayu

Membicarakan filosofi pasti berhubungan dengan masa lalu. Sejarah tidak


terpisah dari budaya atau kebudayaan. Kebuayaan sebagai hasil karya manusia baik
dalam bentuk material, buah pikiran, maupun corak hidup manusia.

Secara umum terdapat dua teori mengenai asal usul bangsa melayu, yaitu:

1. Orang Melayu Berasal dari Yunan ( Teori Yunan)

Berdasarkan teori ini, dikatakan orang melayu datang dari Yunan ke Kepulauan
Melayu melalui tiga gelombang utama, yaitu orang Negrito, Melayu Proto, dan juga
Melayu Deutro.

2. Orang Melayu Berasal dari Nusantara ( Teori Nusantara)

Teori ini disokong oleh tokoh-tokoh seperti J. Crawfurd, K. Himly, Sutan Takdir
Alisjahbana, dan Gorys Keraf dengan alasan seperti:

a. Bangsa Melayu dan Bangsa Kawa mempunyai tamadun yang tinggi


Pada abab ke-19, taraf ini hanya dapat dicapai setelah perkembangan budaya yang lama.
Pekara ini menunjukan orang Melayu tidak berasal dari mana-mana, tetapi berasal dan
berkembang di Nusantara

6
b. K. Himly tidak setuju dengan pendapat yang mengatakan bahwa
Bahasa Melayu serumpun dengan Bahasa Champa. Baginya
persamaan yang berlaku di kedua bahasa adalah satu fenomena ”ambilan”.
c. Manusia Kuno Homo Soloinensis dan Homo Wajakensis terdapat di pulau Jawa.
penemuan manusia kuno di pulau Jawa menunjukkan adanya kemungkinan orang
Melayu itu keturunan dari manusia kuno tersebut.
d. Bahasa di Nusantara (Bahasa Austrinesia) mempunyai perbedaan yang ketara dengan
bahasa di Asia Tengah (Bahasa Indo-Eropah).

C. Ciri Khas Kebudayaan Melayu

1. Panggilan di dalam keluarga

Anak pertama di dalam keluarga suku melayu riau dipanggil long atau sulung,
anak ke-2 ngah/ongah, di bawahnya dipanggil cik, yang bungsu dipanggil cu/ucu.
Dalam panggilan berikut umumnya dilengkapi bersama dengan menyebutkan ciri-
ciri fisik orang yang bersangkutan, apabila cik itam yakni cik bersama dengan ciri
fisik berkulit hitam. Panggilan khas di dalam keluarga suku melayu ini mampu
dijumpai di dalam penduduk melayu riau.

2. Bahasa Melayu

Kebudayaan suku melayu yang paling enteng dikenali dan masih bertahan
hingga saat ini adalah bahasa yang digunakan. Dalam perkembangannya, bahasa
melayu tumbuh dan termodifikasi cocok bersama dengan karakterisktik daerah
asalnya.

3. Adat Istiadat.

Secara umum, suku melayu dikenal sebagai orang yang memiliki sopan santun
serta ramah pada semua orang. Sikap berikut sudah jadi adat istiadat berasal dari
suku melayu sejak lama. Adat istiadat yang tersedia pada suku melayu dibagi jadi
tiga yakni adat sebenar adat (adat yang tidak mampu dirubah karena keputusan
agama), adat yang diadatkan (adat yang dibuat oleh penguasa), serta adat teradat.
Adat teradat merupakan konsensus yang ditentukan bersama dengan sebagai

7
pedoman di dalam tiap-tiap kehidupan penduduk dan pemilihan sikap di dalam
menghadapi sebuah peristiwa dan kasus di lingkungan.

4. Kepercayaan dan Agama

Suku melayu kala ini merupakan suku yang menentukan agama Islam sebagai
kepercayaan yang dianutnya. Islam di alam melayu sudah datang sejak abad ke
13M.

5. Kesenian melayu

Ciri khas berasal dari musik melayu adalah liriknya yang punya kandungan
syair dan memiliki pesan ethical tertentu. Musik melayu ini awalannya banyak
berkembang di Pesisir Sumatera dan Semenanjung Melayu.

D. Unsur-Unsur Budaya Melayu


Adapun beberapa unsur budaya Melayu yang masih ada sampai saat ini
menurut PERDA No. 9 Tahun 2015 yaitu:

1. sejarah

2. sistem bahasa,

3. sosial, politik, ekonomi, dan

4. pengetahuan (kearifan lokal, masakan, pakaian, perbintangan, perubatan, naskah


kuno, sain dan teknologi),

5. kepercayaan, kesenian, warisan budaya non benda dan cagar budaya dan nilai-
nilai sakral antropologis ekologis yang terkait satu sama lain dan membentuk satu
kesatuan yang secara geografis politis menempati wilayah Provinsi Riau.

E. Ekonomi dan Mata Pencaharian Melayu Riau

Sistem mata pencarian masyarakat Melayu terlihat dari aktivitas mereka yang
menggunakan dan memanfaatkan alam di sekitarnya. Masyarakat Melayu pada
umumnya menghuni di tepi empat sungai besar di Riau dan cabang-cabangnya.
Sungai-sungai yang dimaksud itu ialah Sungai Rokan, Sungai Siak, Sungai Kampar,
dan Sungai Kuantan atau Sungai Inderagiri. Masing-masing negeri Melayu memiliki
daerah kampung, dusun, sawah ladang yang disebut dengan wilayah pertanian, kebun
8
seperti wilayah perkebunan atau dusun, rimba kepungan sialang, hulam produksi, dam
rimba larangan.
Berdasarkan saujana alam seperti itu maka orang Melayu lebih leluasa
mengelola alamnya untuk memenuhi nafkah mereka. Pengelolaan lebih dapat
disesuaikan, misalnya disesuaikan dengan jarak tempat atau dengan waktu dan bidang
pekerjaan. Penyesuaian sesuai dengan waktu, jarak, atau bidang pekerjaan misalnya
disebut dengan Peresuk dan Tapak Lapan.

a. Peresuk
Peresuk adalah pentahapan Jenis pekerjaan orang Melayu dalam sehari. Orang
Melayu biasa melakukan lebih dari satu jenis pekerjaan produktif untuk
memenuhi keperluan hidup. Kuantitas kerja tersebut berbilang pada tingkat
kesulitan dan lama pengerjaan dalam rentang waktu satu hari penuh. Ada
pekerjaan berat yang bisa selesai dalam waktu singkat. Ada pula jenis kerja yang
sangat ringan namun dilakukan dalam rentang waktu panjang seperti menganyam
misalnya, masyarakat Melayu melazimkan sekurang-kurangnya lima tahapan atau
peresuk sehari-semalam, tentunya diselingi dengan istirahat, ibadah, dan aktifitas
non kerja lainnya.

1. Peresuk pertama, menakik getah atau memotong karet, dilakukan selepas


sholat subuh, saat pagi langau terbang sampai matahari naik sepenggalah.

2. Peresuk kedua, selepas menakik, dilanjutkan dengan pekerjaan semisi


memutik buah kopi, ke kebun, menienguk air mira, dan lain-lain yang
berlangsung hingga menjelang sholat Zuhur.

3. Peresuk ketiga, sesudah Zuhur dan makan siang, ada yang melakukan
pekerjaan lain semisal mengambil daun rumbia, hingga masuk waktu sholat
Ashar.

4. Peresuk keempat, setelah Ashar, dilanjutkan dengan mengolah daun rumbia


untuk dijadikan alap atau menumbuk kopi yang sudah dijemur.

5. Peresuk kelima, di malam hari ada yang menganyam tikar pandan atau
membuat barang kerajinan lainnya.

Lima peresuk di atas hanya salah satu bentuk variasi pekerjaan saja. Penempatan
bidang pekerjaan pada peresuk (tahapan) diatas sebenarnya sangat dinamis. Ada
juga variasi lainnya tergantung suasana hari. Misalnya, memetik buah kopi,
mengambil daun rumbia, mengolah hasil agro industri dapat disesuaikan dengan
tingkat kepentingan. Namun, untuk beberapa pekerjaan dilakukan pada jam
tertentu, menakik getah misalnya selalu dilakukan selepas sholat Subuh karena
9
getah akan mengucur lebih banyak pada pagi harinya, atau pada petang hari
karena berharap getah mengucur lebih lama pada malamnya. Tapi jarang sekali
dilakukan pada siang hari karena gelahnya cenderung sedikit dan konsep puresuk
di atas menggambarkan aktivitas harian orang Melayu tampak lebih aktif dan rajin
bekerja dengan durasi pekerjaan 13 hingga 17 jam. Bandingkan masyarakat
modern yang rata-rata bekerja 8 jam per hari untuk satu mata pencarian, misalnya
masuk kantor dan kemudian pulang istirahat.

b. Tapak Lapan
Tapak lapan adalah sumber mata pencarian atau delapan sumber pendapatan,
yaitu:

1. Berladang (pertanian). Berladang atau bersawah untuk pemenuhan keperluan


bahan makanan pokok. Jenis pekerjaan ini dapat saja ditransformasikan
dengan bersagu yang masih dikekalkan oleh sebagian orang Melayu misalnya
dalam masyarakat rawa atau pesisir. Ada pula jenis pekerjaan menanam ubi
atau berkebun jagung atau sayur-sayuran.

2. Beternak. Jenis pekerjaan ini dapat ditransformasikan dengan pekerjaan


berburu yang sama tujuannya untuk urusan pemenuhan sumber protein daging.

3. Menangkap ikan (perikanan). Manakala keperluan protein daging orang


Melayu sudah terpenuhi dengan melakukan perburuan didarat, mercka
mencari ikan dengan berbagai aneka ragam alat tangkap pekarangan, seperti
jaring, sundang, pengilau, jala, sero atau kolobuik, lukah, kelulung, tajur atau
jantang, rawai, guntang, kail, kacau tangguk, tengkalak tempuling atau
serampang, langgai, belat, jermal, bubu, kelong, dan lain-lain. Alat- alat
tangkap ikan ini disesuaikan dengan musim kemarau atau banjir. Waktu atau
alat tangkap yang disesuaikan dengan jenis ikan.

4. Benino (menetek enau dan kelapa) atau industri pengolahan hasil pertanian
(agroindustri). Pekerjaan ini dapat juga wujud dari pengolahan hasil meramu
dari dalam hutan atau dari dalam kebun.

5. Mengambil atau mengumpulkan hasil hutan atau laut (perhutanan), misalnya


berotan, berkayu, berdamar, berkemenyan, bergaharu, dan berbagai jenis
pekerjaan lainnya yang bersumber dari hutan. Dari dalam hutan bisa juga
diperoleh sumber protein daging melalui berburu atau di lautan untuk ikan.

6. Berkebun tanaman keras atau tanaman tahunan (perkebunan). Jenis pekerjaan


ini, mendukung jenis pekerjaan lainnya, seperti berkebun kelapa, berkebun
kopi, kebun cengkeh, berkebun merica, berkebun durian, dan lain-lain.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Kant (1724) mengatakan bahwa “filsafat merupakan ilmu yang dianggap
sebagai dasar dari segala pengetahuan dalam meliput berbagai isu-isu
epistemologi.” Sedangkan menurut Descartes (1590) bahwa “filsafat
merupakan suatu kumpulan pengetahuan bahwa Tuhan, manusia dan alam
menjadi pokok dari penyelidikan itu sendiri.”
2. Ada pendapat yang mengatakan kata melayu berasal dari kata mala  (yang
berarti mula) yu (yang berarti negeri) seperti dinisbahkan kepada Ganggayu
yang berarti negeri Gangga. Kemudian kata melayu atau melayur dalam
bahasa Tamil berarti tanah tinggi atau bukit, disamping kata mala yang berarti
hujan.
3. Ada beberapa ciri khas Melayu yaitu panggilan dalam keluarga, bahasa, adat,
kepercayaan, dan kesenian.
4. Sedangkan unsur-unsur budaya melayu adalah sejarah, sistem bahasa, sosial,
politik, ekonomi, dan pengetahuan (kearifan lokal, masakan, pakaian,
perbintangan, perubatan, naskah kuno, sain dan teknologi).
5. Jenis-jenis mata pencaharian masyarakat melayu dibagi menjadi dua yaitu
Peresuk dan Tapak Lapan.

B. Saran
Adapun saran dari makalah ini adalah:
1. Makalah selanjutnya dapat menambah pendapat mengenai arti filosofi.
2. Makalah selanjutnya dapat membahas bagaimana silsilah orang melayu.
3. Makalah selanjutnya dapat membahas ciri-ciri orang melayu secara rinci.
4. Makalah selanjutnya dapat membahas unsur penting budaya melayu.
5. Makalah selanjutnya dapat membahas masalah ekonomi masyarakat melayu.

11
DAFTAR PUSTAKA

Aprillin. 2017. Defenisi dan Pengertian Filosofi Secara Umum, (diakses pada tanggal 28
Maret 2021, https://www.apaitu.net/2017/2761/definisi-dan-pengertian-filosofi-
secara-umum/).
Sholilah, Shofia Amalia. 2018. Filsafat Ilmu. Pengertian Menurut Para Ahli (online), 1
halaman. (diakses pada tanggal 28 Maret 2021,
https://www.apaitu.net/2017/2761/definisi-dan-pengertian-filosofi-secara-umum/).
Syar'iyyah, Siyasah. 2017. Falsafah Hidup Orang Melayu, (diakses pada tanggal 29 Maret
2021, https://mynewblogsiyasah.blogspot.com/2017/05/makalah-falsafah-hidup-
orang-melayu.html)
Al Mudra, Mahyudin. 2004. Rumah Melayu – Memangku Adat Menjemput Zaman.
Yogyakarta: BKPBM dan Adicita.

12

Anda mungkin juga menyukai