Oleh :
KELAS G747 KELOMPOK 7
1. Rayhan Favian Al Gaffar 21082010162
2. Muhammad Nail Hadi 21082010163
3. Yudha Perwira Bima Sakti 21082010164
4. Miftah Rahmaddani 21082010165
5. Robby Alamsyah Satriya Putra 21082010166
6. Muhammad Surya Adhi Setiawan 21082010167
7. Ahmad Azwin Asyrafi 21082010168
Dari 69 negara tersebut, per hari ini (Senin, 2 Maret 2020) nama Indonesia masuk
ke dalam negara yang terjangkit virus corona. Presiden Joko Widodo
mengumumkan virus corona Wuhan menjangkiti dua warga Indonesia, tepatnya di
kota Depok, Jawa Barat.
Kedua orang tersebut merupakan seorang ibu (64) dan putrinya (31) yang sempat
kotak dengan warga Jepang yang positif mengidap COVID-19. Warga Jepang
tersebut baru terdeteksi COVID-19 di Malaysia, setelah meninggalkan Indonesia.
Nah, berikut kronologi lengkap mengenai kasus virus corona Wuhan di Indonesia,
yang Halodoc himpun dari berbagai sumber media lokal dan nasional.
Kasus COVID-19 di Indonesia diawali dari sebuah pesta dansa di Klub Paloma &
Amigos, Jakarta. Peserta acara tersebut bukan hanya warga negara Indonesia saja,
tetapi juga multinasional, termasuk warga Jepang yang menetap di Malaysia. Berikut
kronologi virus corona yang muncul di Depok, Jawa Barat, Indonesia.
Pada Senin, 2 Maret 2020, Presiden Jokowi Widodo mengatakan kedua positif
mengidap virus corona wuhan atau COVID-19.
Menurut beberapa media massa, kronologi virus corona Wuhan, tatalaksana kasus,
pengobatan, pengambilan, hingga pengiriman spesimen di atas, diperoleh dari
petugas Surveilans Kota Depok.
Penanganan kasus pertama virus corona Wuhan tak hanya berfokus pada kedua
pengidapnya. Demi penularan lebih jauh, pemerintah juga mengisolasi rumah
pengidap COVID-19 di kota Depok.
Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengatakan, rumah warga Depok yang
positif mengidap virus corona telah diisolasi,
Di samping itu, tanda vital dari keduanya juga dalam keadaan normal. Mulai dari
tensi darah, suhu, pernapasan, dan nadi.
COVID-19 bukanlah penyakit global pertama kali yang dihadapi Indonesia. Jauh
sebelumnya, tepatnya pada 2003 pemerintah Indonesia juga pernah berhadapan
dengan penyakit Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Lalu, bagaimana
kesiapan pemerintah dalam melawan COVID-19?
Menurut Jokowi, kini pemerintah telah menyiapkan lebih dari 100 rumah sakit
dengan ruang isolasi untuk menangani COVID-19. Disamping itu, pemerintah
Indonesia juga memiliki peralatan medis yang memadai sesuai standar
internasional.
Selain tim medis, Jokowi juga membentuk tim lain untuk mengatasi virus corona
Wuhan. Tim ini merupakan gabungan dari TNI-Polri serta sipil untuk melakukan
penanganan di lapangan.
Link : https://www.halodoc.com/artikel/kronologi-lengkap-virus-corona-masuk-
indonesia
Artikel 2
Pandemi Belum Juga Usai, Begini Dampak Negatif Covid 19 Bagi Kehidupan
Masyarakat
Bicara mengenai dampak negatif Covid 19, virus yang pertama kali berkembang di
kota Wuhan, China ini telah merenggut lebih dari 2 juta nyawa manusia di seluruh
dunia.
Dilansir dari laman detik.com, sebuah RSUD di kawasan Jakarta Utara sampai
harus menempatkan pasien Covid-19 di lorong rumah sakit karena kehabisan
tempat tidur. Tak jauh berbeda dengan kondisi di atas, beberapa rumah sakit
rujukan Covid-19 di Kota Malang bahkan sempat menolak pasien baru karena
kapasitas sudah penuh.
Untuk menindaklanjuti kasus di atas, sampai saat ini para ahli terus melakukan
penelitian terkait dampak jangka panjang Covid-19 bagi kesehatan.
Dampak negatif virus corona selanjutnya adalah sekolah harus digelar secara
online untuk menghindari kerumunan massa. Meski prosesnya terasa lebih praktis
karena para siswa tidak perlu berangkat ke lokasi belajar, tetapi aktivitas ini bisa
menimbulkan efek negatif bila dilakukan secara terus-menerus.
Salah satu masalah yang sering dikeluhkan adalah siswa kesulitan memahami
pelajaran yang dijelaskan oleh guru. Apalagi jika proses belajar tidak didukung
dengan koneksi internet dan perangkat yang memadai.
Apabila orang tua tidak mendampingi anak ketika mengakses gadget, bukan tidak
mungkin si kecil terpapar konten berbau porno yang marak tersebar di dunia maya,
eksploitasi anak oleh oknum tidak bertanggung jawab, hingga risiko mengalami
cyberbullying.
Link : https://www.traveloka.com/id-id/explore/health/pandemi-belum-juga-
usai-begini-dampak-negatif-covid-19-bagi-kehidupan-masyarakat/83127
Artikel 3
Tanggal : 5 Agustus, 2021
Penting bagi masyarakat untuk turut serta mendukung kegiatan pemerintah dalam
kampanye pengendalian COVID-19. Selain itu, masyarakat secara mandiri juga bisa
membuat gerakan atau inisiasi untuk menyampaikan protokol kesehatan secara
terus menerus.
Berdasarkan data dari Satuan Tugas Penanganan COVID-19, jumlah kasus COVID-
19 di Indonesia masih terus bertambah dengan jumlah kasus positif COVID-19 lebih
dari 4 juta kasus hingga saat ini.
Sumber : Suryanto
Link : https://www.antaranews.com/berita/2309806/perlu-peran-masyarakat-
dalam-penanganan-covid-19
Artikel 4
Bukan hanya varian baru, ini penyebab kasus positif Covid-19 di Indonesia
melonjak
Menurut data dari laman covid19.go.id, per tanggal 21 Juni 2021, angka positif
Covid-19 di Indonesia sebanyak 2.004.445 jiwa. Untuk angka pasien sembuh
sebanyak 1.801.761, dan pasien Covid-19 yang meninggal dunia sebanyak 54.956
jiwa.
Tren kenaikan kasus Covid-19 di Indonesia tidak hanya disebabkan oleh varian baru
saja, melainkan ditambah masyarakat mulai abai dengan protokol kesehatan.
Selain masyarakat yang abai, pemerintah juga dianggap kurang maksimal dalam
menerapkan 3T yaitu testing, tracing, dan treatment.
“Kenaikan wajar karena 3T kurang dan masyarakatnya abai sama 5M,” jelas Bayu
Satria seperti dilansir dari laman UGM.
"Selain masalah 5M yang tidak dijalankan masyarakat, ada peran pemerintah yang
kurang disana terutama soal lawan hoaks dan orang-orang yang suka menyebarkan
informasi salah,” tegasnya.
Pemerintah yang tidak solid sejak awal, 3T yang tidak merata dan cenderung kurang
di banyak daerah menjadi beberapa sebab kasus Covid-19 di Indonesia
meningkat. Hal tersebut juga ditambah dengan masyarakat yang sering abai dengan
prokes 5M.
Varian baru dan pelanggaran prokes jadi penyebab tingginya kasus Covid
Bayu Satria, seperti bersumber dari laman UGM, menilai jika kombinasi dari
masuknya varian Covid-19 yang baru dan pelanggaran prokes menjadi faktor utama
tren kenaikan Covid-19 di Indonesia.
Artinya varian baru tidak 100 persen menyumbangkan penambahan angka positif
virus Corona di Indonesia. Pelanggaran prokes terus-menerus ditambah varian baru
menjadi penyebab banyak masyarakat yang terserang virus ini.
Dia juga menambahkan jika kebijakan lockdown atau kebijakan lainnya sebaiknya
tidak diambil secara terburu-buru oleh pemerintah pusat dan daerah.
Kebijakan penting untuk diambil setelah mempertimbangkan data yang jelas. Bayu
menegaskan jika harus ada dasar yang jelas dari data maupun hal lainnya termasuk
juga dari aspek epidemiologi.
Pada kenyataannya banyak sekali kebijakan diambil tanpa pertimbangan yang jelas
namun kemudian tidak pernah ada evaluasi.
Link : https://kesehatan.kontan.co.id/news/bukan-hanya-varian-baru-ini-
penyebab-kasus-positif-covid-19-di-indonesia-melonjak
Artikel 5
“Yaitu cemas, depresi dan trauma. Sebagian kecil orang mengalami cemas dan
depresi akibat pandemi covid-19. Gejala cemas utama adalah merasa khawatir
sesuatu yang buruk akan terjadi, khawatir berlebihan, mudah marah dan sulit rileks.
Sementara gejala depresi utama adalah muncul gangguan tidur, kurang percaya diri,
lelah, tidak bertenaga dan kehilangan minat”.
Pada sebagian besar orang memiliki gejala stres pasca trauma karena mengalami
atau menyasikan peristiwa tidak menyenangkan terkait covid-19. Gejala stres pasca
trauma ( PTSD ). Ada tiga tingkatan dari yang berat hingga ringan. Gejala pasca
trauma yang menonjol yaitu merasa berjarak dan terpisah dari orang lain serta
merasa terus waspada, berhati hati, dan berjaga jaga.
Kesehatan mental akibat pandemi Covid-19 merupakan sumber stres baru bagi
masyarakat dunia saat ini. Faktor utamanya adalah depresi, akibat jarak dan isolasi
sosial. Ketakutan akan Covid-19 menciptan tekanan emosional yang serius. Rasa
keterasingan akibat adanya perintah jaga jarak telah mengganggu kehidupan
banyak orang dan mempengaruhi kesehatan mental mereka, seperti depresi dan
bunuh diri.
Contohnya, seperti Menteri keuangan Jerman yang bunuh diri pada akhir Maret
2020 karena putus asa dengan dampak ekonomi. Ketiga, stres dan trauma pada
tenaga kesehatan. Penyedia layanan kesehatan berada pada resiko kesehatan
mental yang tinggi akibat pandemi Covid-19. Sumber stres mencakup stres yang
ekstrim, takut akan penyakit, perasaan tidak berdaya dan trauma karena
menyaksikan pasien Covid-19 yang meninggal sendirian. Keempat, adanya stigma
dan diskriminasi. Di Indonesia, stigma dan diskriminasi dialami secara nyata,
terutama oleh tenaga kesehatan. Bentuk stigma yang dialami yaitu orang - orang
menghindar dan menutup pintu saat melihat tenaga kesehatan, dilarangnya naik
kendaraan umum, keluarga yang dikucilkan, dan adanya ancaman diceraikan oleh
suami atau istrinya.
Permasalahan kesehatan mental, seperti cemas, depresi dan trauma akibat Covid-
19 dirasakan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Terhadap permasalahan
ini, pemerintah telah meluncurkan Layanan Sejiwa untuk membantu menangani
ancaman psikologis masyarakat akibat pandemi Covid-19 dan berupaya
mengembangkan Desa Siaga Covid-19. Dalam hal ini, DPR RI, khususnya Komisi
IX, perlu mendukung upaya yang telah dilakukan Kementerian Kesehatan terkait
pencegahan, penanganan, serta pelaksanaan tindak lanjut permasalahan kesehatan
mental akibat pandemi Covid-19.
Link : https://www.republika.co.id/berita/qwzvh4352/psikologis-dan-kesehatan-
mental-masyarakat-akibat-covid19
Solusi Penyelesaian
Dari banyaknya artikel yang ada diatas munculnya virus corona ini memang tidak
disengajakan. Tidak bisa dipungkiri juga karena pada awal – awal munculnya virus
tersebut kita masih sulit untuk merasakan gejalanya. Akhirnya berawal dari dua
orang, berkembang menjadi jutaan orang di Indonesia yang terdampak kasus
COVID 19 ini. Dampak negatif mulai bermunculan seiring berjalannya pandemi
COVID 19, dampak negatif ini telah menyerang berbagai bidang terutama
perekonomian dan kesehatan. Psikologis masyarakat pun sampai terganggu karena
berbagai kejadian atau peristiwa yang banyak terjadi selama pandemi sehingga
membuat cemas, dikatakan 80% kasus COVID 19 disebabkan oleh permasalahan
psikologis. Diperlukannya kerja sama antara masyarakat serta pemerintah juga
sangat penting, karena hingga sekarang ini masih banyak sekali yang tidak peduli
akan pentingnya protokol kesehatan di dalam maupun di luar ruangan dan peraturan
/ kebijakan yang dibuat oleh pemerintah terkadang tidak sesuai dengan realitanya.
Untuk setiap turis dan penumpang yang mendarat di Indonesia wajib dilakukan
Health Check sebelum memasuki kawasan masyarakat.
Bagi penumpang dan turis yang diduga terjangkit diwajibkan untuk berkarantina baik
di hotel maupun di ruangan tertutup dalam kurun waktu kurang lebih 2 minggu untuk
mengontrol persentasi penyebaran.
Sosialisasi kepada masyarakat betapa berbahaya pandemi dan virus yang sedang
muncul. Dan juga sosialisasi pencegahan penularan virus seperti protokol kesehatan
dan penggunaan masker.
Kebijakan Lockdown.
Menetapkan kebijakan lockdown untuk daerah yang terjangkit virus dan daerah
sekitar guna mengurangi kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat untuk
mengontrol penyebaran.
Pengadaan Vaksin.
Pengadaan vaksin yang dilakukan oleh pemerintah dengan cara impor vaksin dari
negara yang sudah berpengalaman dalam menangani hal pandemi dan negara yang
sudah meneliti vaksin tersebut, yang dimana akan diaplikasikan kepada masyarakat
guna mengontrol penyebaran dan memunculkan herd immunity.
Bagi pasien COVID-19 yang telah sembuh, tentunya akan memiliki antibodi yang
rendah karena telah digunakan untuk melawan virus COVID-19. Regenerasi antibodi
pada tubuh membutuhkan waktu yang cukup lama, oleh sebab itu pasien diharapkan
dapat memakan makanan yang sehat dan bergizi serta buah – buahan untuk
membantu pembentukan antibodi.
Orang tua dapat menggunakan fitur pembatasan pada masing – masing gadget
untuk membatasi penggunaan aplikasi yang dapat digunakan saat anak
menggunakan gadget. Dengan fitur pembatasan tersebut, sang anak hanya dapat
mengakses aplikasi serta fitur yang hanya diperbolehkan untuk pembelajaran seperti
Google Meet dan Zoom.
Langkah tersebut dipilih karena, pada masa krisis akibat pandemi COVID-19,
belanja pemerintah diakui sebagai instrumen pengungkit pemulihan ekonomi. Di
samping itu, sektor swasta dan Usaha Mikro Kecil Menengah harus dipulihkan
dengan stimulus.
Masker adalah salah satu hal wajib yang harus digunakan saat melakukan aktivitas
baik di dalam ruangan (indoor) maupun di luar ruangan (outdoor) guna
mengantisipasi penularan virus COVID-19. Seluruh elemen masyarakat tidak
terkecuali wajib menggunakan masker secara tertib sesuai dengan protokol
kesehatan yang telah ditentukan untuk menekan adanya penularan virus COVID-19.
Pihak – pihak yang berwenang diharapkan untuk selalu memberikan penyuluhan
pentingnya memakai masker dan menegakkan hukum jika diperlukan agar
penggunaan masker dapat dilakukan dengan lebih tertib lagi dan tentunya sesuai
dengan anjuran Pemerintah.
Virus COVID-19 dapat menempel pada permukaan tubuh manusia tak terkecuali di
bagian kulit – kulit tubuh manusia yang terkena langsung dengan lingkungan luar
contohnya tangan. Tangan yang terdapat virus COVID-19 memang tidak segera
masuk kedalam tubuh manusia namun, tangan yang menyentuh bagian – bagian
yang dapat dilalui virus COVID-19 untuk masuk kedalam tubuh dengan mudah
seperti mulut, hidung, dan mata juga akan menyebabkan banyaknya angka
penularan virus COVID-19 tersebut. Seluruh Masyarakat diharapkan untuk sesering
mungkin mencuci tangan mereka menggunakan sabun ataupun menggunakan
handsanitizer untuk mematikan virus dan kuman penyebab penyakit terlebih lagi
virus COVID-19.
Walaupun terhalang dengan adanya virus COVID-19 bahkan beberapa dari mereka
harus melakukan kegiatan yang semestinya dilakukan pada tempat tertentu namun
sekarang dilakukan di rumah saja seperti adanya Work From Home (WFH) dan
belajar secara daring melalui internet. Hal tersebut dilakukan untuk tetap terhubung
satu sama lain meskipun tidak harus bertatap muka secara langsung. Harapannya
virus COVID-19 segera hilang dan kita semua dapat melakukan segala aktivitas kita
seperti sebelum adanya Pandemi Global COVID-19 yang terjadi di beberapa
belahan penjuru dunia.
Semakin lama pandemic COVID-19 ini muncul, masyarakat mulai abai dengan
protokol kesehatan karena mereka merasa apabila telah divaksin mereka imun
terhadap virus tersebut. Selain itu, masyarakat juga sudah bosan dengan
pembatasan-pembatasan yang telah dilakukan selama satu setengah tahun terakhir.
Dari permasalahan di atas, solusi paling sederhana dan paling sulit untuk dilakukan
adalah meningkatkan kesadaran masyarakat akan pandemi Covid-19. Karena kita
sebagai masyarakat merupakan tentara utama yang menghadapi virus tersebut.
Sedangkan dokter dan tenaga kesehatan lainnya merupakan benteng terakhir untuk
menghadapi pandemi Covid-19. Maka sudah terbukti bahwa modal utama untuk
menghadapi pandemi Covid-19 dengan meningkatkan kesadaran diri masyarakat,
beginilah caranya :
Solusi tersebut nampaknya sangat sederhana dan mungkin di luar sana juga
terdapat solusi yang lebih efektif dan efisien daripada solusi yang telah saya
sampaikan di atas. Walaupun demikian, meningkatkan kesadaran masyarakat
merupakan kunci utama bagi kita untuk menghadapi pandemi Covid-19 ini. Oleh
karena itu, kita sebagai masyarakat diharapkan dapat secara bertahap untuk
meningkatkan kesadaran diri kita akan pandemi Covid-19. Dengan begitu, secara
bertahap pula kasus positif Covid-19 ini akan turun seiring dengan meningkatnya
kesadaran diri masyarakat yang telah kita bentuk bersama-sama.