Penerapan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang sudah berjalan lebih dari satu
tahun dinilai sebagian pihak menimbulkan beberapa dampak negatif untuk peserta
didik. Hal tersebut yang sering dikeluhkan oleh para orang tua dan para pengamat
pendidikan. Secara kenyataan dilapangan, memang proses PJJ yang selama ini berjalan
belum dilakukan evaluasi secara mendalam bagaimana keberhasilan, dampak/pengaruh,
dan lain-lainnya. Salah satu dampak Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang tampak secara
jelas misalnya penurunan capaian belajar, kesenjangan sosial terutama berkaitan
fasilitas, akses dan ekonomi, kemampuan bersosialisasi bagi peserta didik, kehilangan
pengalaman belajar (learning loss), bahkan yang paling parah adalah ketidakmampuan
belajar (Learning Povety), bahkan putus sekolah.
Pada akhir bulan Februari 2021 Pemerintah mulai menjalankan Program
Vaksinasi bagi guru dan tenaga pendidikan. Prioritas program vaksinasi ini
dimaksudkan sebagai upaya untuk memulai menjalankan pembelajaran tatap muka
sebagai layanan pendidikan ke peserta didik, orang tua, dan masyarakat secara umum.
Rencana ini didorong oleh pemerintah dengan proses PTM secara terbatas dengan tetap
menjaga protokol kesehatan melalui Surat Keputusan Bersama (SKB) Empat Menteri,
yakni Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Dalam Negeri, Menteri Kesehatan,
dan Menteri Agama yang sudah diumumkan pada tanggal 30 Maret 2021 yang lalu.
Dari berbagai macam persoalan yang muncul, maka banyak pihak yang meminta
bahwa Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di satuan pendidikan tetap diusahakan berjalan,
walaupun secara terbatas. Dalam rangka menyiapkan hal tersebut, satuan pendidikan
memiliki peran penting dalam hal mencegah kluster penyebaran Covid-19 di lingkungan
belajarnya. Persiapan yang dimaksud meliputi kesiapan sarana prasarana (sarpras),
sosialisasi, koordinasi/kerjasama dengan instasi terkait (Puskesmas, Dinas Kesehatan,
Gugus Covid, dll), membentuk Tim satgas sekolah, serta persiapan Kurikulum dan
pelaksanaannya.
Peran kurikulum sangatlah penting dalam pelaksanaan pembelajaran, baik
Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) maupun Pembelajaran Tatap Muka (PTM). Skenario
pelaksanaan pembelajaran harus dirancang sedemikian rupa, mulai dari muatan
kurikulumnya dan pelaksanaannya. Dalam kondisi PPKM yang masih berjalan, proses
pembelajaran masih menerapkan 2 metode, yakni PJJ dan PTM. Adapun skenario
rencana Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas di SMK IT Ihsanul Fikri Mungkid
adalah sebagai berikut :
a. Struktur Kurikulum
Muatan Struktur kurikulum di SKM IT Ihsanul Fikri Mungkid dari Kompetensi
Keahlian secara implementatif sebagai berikut :
Keterangan :
PTM Terbatas untuk sementara waktu dilaksanakan sehari hanya 4 JP atau 120
menit. Adapun mapel yang diutamakan untuk PTM adalah kelompok mapel C1, C2,
dan C3.
d. Jadwal Pelajaran
Muatan struktur kurikulum di SMK cenderung lebih memiliki mata pelajaran
yang lebih banyak dari pada mata pelajaran di jenjang SD, SMP, atau SMA. Sehingga
jumlah mata pelajaran yang masuk ke dalam Jadwal Pelajaran juga terlihat lebih
banyak (padat). Meskipun demikian, pelaksanaan implementasi jadwal
pembelajaran pada tatap muka terbatas bersifat fleksibel.
Proses pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) setiap hari
direncanakan hanya 4 JP atau 120 menit, yakni pukul 08.00 sampai dengan pukul
10.00. Sedangkan pada jadwal yang lain, maka pembelajaran dilaksanakan secara
daring. Bagaimana waktu setelah pukul 10.00 atau sesudah PTM terbatas? Apabila
masih ada siswa yang membutuhkan pendampingan belajarnya, maka proses
pembelajaran dapat dilaksanakan secara Daring, atau dapat dilanjutkan dengan
metode konsultasi/pendampingan secara luring terbatas oleh guru pengampunya.
Adapun jadwal mata pelajaran menurut hari dan rombelnya sebagai berikut :
(terlampir).