MAKALAH
DI SUSUN OLEH:
ABDUL RAHMAN
FAKULTAS TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH AL - QURAN AL – ITTIFAQIAH (
STITQI )
TAHUN AKADEMIK 2019 – 2020
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Puja dan Puji hanya layak tercurahkan kepada Allah SWT. ,
karena atas limpahan karunia-Nya. Shalawat serta salam semoga tercurahkan
kepada Rasulullah Muhammad Shallallahu’alaihi wa sallam. Manusia istimewa
yang seluruh perilakunya layak untuk diteladani, yang seluruh ucapannya adalah
kebenaran, yang seluruh getar hatinya kebaikan. Sehingga Penulis dapat
menyelesaikan tugas mandiri ini tepat pada waktunya.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang "4 PILAR
PENDIDIKAN ", yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai
sumber. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu
yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan
penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat
terselesaikan. Walaupun makalah ini kurang sempurna dan memerlukan perbaikan
tapi juga memiliki detail yang cukup jelas bagi pembaca. Penulis menyimpulkan
bahwa tugas mandiri ini masih belum sempurna, oleh karena itu Penulis menerima
saran dan kritik, guna kesempurnaan tugas mandiri ini dan bermanfaat bagi
Penulis dan pembaca pada umumnya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR……………………………………………………….…i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………...ii
BAB I PENDAHULUAN
1.3. Tujuan………………………………………………………………………5
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan………………..………………………………………………. 13
3.2 Saran……………………………………………………………………….13
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………..
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Kualitas pendidikan suatu bangsa tidak dengan sendirinya terwujud begitu saja,
namun diperlukan adanya usaha serta landasan dalam pemwujudannya. Sebagai
mahasiswa jurusan keguruan dan ilmu pendidikan sudah selayaknya kita
mengetahui tentang pendidikan itu sendiri khususnya apa saja unsur-unsur
pendidikan sampai dengan pilar-pilar pendidikan. Disini dirasakan perlu
mengetahui apa saja pilar-pilar dari pendidikan itu sendiri agar senantiasa para
penikmat pendidikan bisa berorientasi pada produk dan hasil belajar. kemudian
agar kita sebagai mahasiswa yang sedang belajar untuk dapat menguatkan sistem
pendidikan khususnya pendidikan di Indonesia serta bagaimana kita bisa
mengkonstruksi dasar dari suatu pendidikan serta adanya oknum pendidikan yang
belum bisa mengaplikasikan pilar-pilar pendidikan.
1.2.Rumusan Masalah
1.3.Tujuan
PEMBAHASAN
Pilar merupakan sebuah penopang atau penyangga, dalam sebuah bangunan pilar
yang dapat membuat bangunan berdiri tegak dan kokoh. Dalam sistem pendidikan
juga demikian terdapat pilar yang menjadi penyangga sehingga sebuah sistem
dapat berdiri untuk mencapai tujuan pendidikan. Dalam upaya meningkatkan
kualitas suatu bangsa tidak ada cara lain kecuali melalui peningkatan mutu
pendidikan.Pada saat ini telah ada rumusan mengenai pilar tersebut yang paling
terkenal adalah 4 (empat) pilar pendidikan yang dirumuskan oleh Unesco yaitu :
learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live together atau
belajar untuk mengetahui, belajar melakukan (berkarya), belajar, belajar untuk
menjadi (berkembang utuh), dan untuk hidup bersama.
Ada dua konsep yang perlu diterapkan oleh peserta didik dalam hal belajar yaitu
apa yang perlu diketahui dan bagaimana cara efektif untuk mengetahuinya.
Artinya bahwa dalam belajar untuk mengetahui, peserta didik harus memiliki
tujuan yang akan dicapainya, hal apa saja yang harus diketahuinya, dan
bagaimanakah cara atau proses yang harus ditempuhnya untuk dapat mengetahui
hal-hal yang ingin ia ketahui. Dalam pengimplementasian “learning to know”
(belajar untuk mengetahui), guru atau pendidik memiliki pean yang cukup besar,
karena lewat guru atau pendidik pulalah tunas tunas bangsa Indonesia berada,
sehingga pendidik harus mampu berperan sebagai berikut:
Guru berperan untuk menunjukkan kepada siswa segala sesuatu yang dapat
membuat siswa lebih mengerti dan memahami setiap pesan yang disampaikan.
Siswa adalah individu yang unik. Keunikan itu bisa dilihat dari adanya setiap
perbedaan. Perbedaan inilah yang menuntut guru harus berperan sebagai
pembimbing.
Guru selain dituntut untuk memiliki pengetahuan tentang media pendidikan juga
harus memiliki keterampilan memilih dan menggunakan media dengan baik.
Yakni sebagai penilai hasil pembelajaran siswa. Dengan penilaian tersebut, guru
dapat mengetahui keberhasilan pencapaian tujuan, penguasaan siswa terhadap
pelajaran, serta ketepatan/ keefektifan metode mengajar.
Sekolah juga berperan penting dalam menyadarkan peserta didik bahwa berbuat
sesuatu begitu penting. Oleh karena itulah peserta didik mesti terlibat aktif dalam
menyelesaikan tugas-tugas sekolah. Tujuannya adalah agar peserta didik terbiasa
bertanggung jawab, sehingga pada akhirnya peserta didik terlatih untuk
memecahkan masalah.
3. Learning to be (Belajar untuk menjadi)
Robinson Crussoe berpendapat bahwa manusia itu tidak bisa hidup sendiri tanpa
kerja sama atau dengan kata lain manusia saling tergantung dengan manusia lain.
Manusia di era sekarang ini bisa hanyut ditelan waktu jika tidak berpegang teguh
pada jati dirinya. Learning to be akan menuntun peserta didik menjadi ilmuwan
sehingga mampu menggali dan menentukan nilai kehidupannya dan menentukan
nilai kehidupannya sendiri dalam hidup bermasyarakat sebagai hasil belajarnya.
Belajar memahami dan menghargai orang lain, sejarah mereka dan nilai-nilai
agamanya. Terjadinya proses “learning to live together” (belajar untuk menjalani
kehidupan bersama), pada pilar keempat ini, kebiasaan hidup bersama, saling
menghargai, terbuka, memberi dan menerima perlu dikembangkan disekolah.
Kondisi seperti inilah yang memungkinkan tumbuhnya sikap saling pengertian
antar ras, suku, dan agama.
Dengan kemampuan yang dimiliki, sebagai hasil dari proses pendidikan, dapat
dijadikan sebagai bekal untuk mampu berperan dalam lingkungan di mana
individu tersebut berada, dan sekaligus mampu menempatkan diri sesuai dengan
perannya. Pemahaman tentang peran diri dan orang lain dalam kelompok belajar
merupakan bekal dalam bersosialisasi di masyarakat (learning to live together).
Konsep learning to live together tumbuh karena perlunya kerjasama dalam
menyelesaikan proyek-proyek kolaboratif. Dengan demikian diharapkan dapat
menjadi cara yang efektif untuk mencegah munculnya suatu konflik. Tugas
pendidik terkait dengan pilar ini adalah menumbuhkan kesadaran peserta didik
tentang keberagaman dalam masyarakat dan menanamkan rasa saling
ketergantungan antar sesama manusia (aspek sosial).
a. Kekuatan
Ke empat pilar pendidikan tersebut dirancang sangat bagus, dengan tujuan yang
bagus pula, dan sesuai dengan keadaan zaman sekarang yang menuntut pesera
didik tidak hanya diajarkan IPTEK, kemudian dapat bekerja sama dan
memecahkan masalah, akan tetapi juga hidup toleran dengan orang lain ditengah-
tengah maraknya perbedaan pendapat dimasyarakat. Dengan ke kempat pilar ini
akan bisa tercapai pendidikan yang berkualitas.
b. Kelemahan
c. Peluang
d. Ancaman
Ke empat pilar pendidikan UNESCO ini bisa menjadi bumerang bagi peserta
didik dan pengajar apabila tujuan atau keinginan yang hendak dicapai tidak
kunjung terwujud. Bisa jadi akan muncul sikap pesimis dan putus asa kehilangan
kepercayaan diri.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
http://Atikatikaaziz.Blogspot.com.2010/09/4-pilar-pendidikan-menurut
unesco.html?m=1 (12 Maret 2012)