Anda di halaman 1dari 3

Nama : Nadya Aulia Alfina

NIM : 6411420131

Rombel : 3C

Laporan Presentasi Kelompok 3

(Epidemiologi Penyakit Hipertensi)

 Berdasarkan pengertian dari Kemenkes, Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah


peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik
lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima
menit dalam keadaan cukup istirahat/tenang
 Berdasarkan Riskesdas 2018 prevalensi hipertensi berdasarkan hasil pengukuran pada
penduduk usia 18 tahun sebesar 34,1%, tertinggi di Kalimantan Selatan (44.1%),
sedangkan terendah di Papua sebesar (22,2%). Hipertensi terjadi pada kelompok umur
31-44 tahun (31,6%), umur 45-54 tahun (45,3%), umur 55-64 tahun (55,2%)
 Faktor risiko penyakit hipertensi yaitu:
o Berusia di atas 65 tahun.
o Konsumsi makanan tinggi garam berlebihan.
o Kelebihan berat badan atau obesitas.
o Adanya riwayat keluarga dengan kondisi medis yang sama.
o Kurang asupan buah dan sayuran.
o Jarang berolahraga.
o Mengonsumsi terlalu banyak makanan atau minuman yang mengandung
kafein.
o Mengonsumsi minuman beralkohol.
 Penyebab hipertensi primer : Sering kali, penyebab terjadinya hipertensi pada
kebanyakan orang dewasa tidak diketahui. Hipertensi primer cenderung berkembang
secara bertahap selama bertahun-tahun.
 Penyebab hipertensi sekunder :
o Obstruktif sleep apnea (OSA).
o Masalah ginjal.
o Tumor kelenjar adrenal.
o Masalah tiroid.
o Cacat bawaan di pembuluh darah.
o Obat-obatan, seperti pil KB, obat flu, dekongestan, obat penghilang rasa sakit
yang dijual bebas. 
o Obat-obatan terlarang.
 Dalam beberapa kasus tekanan darah tinggi, gejala-gejala tidak nampak bahkan ketika
pembacaan tekanan darah telah mencapai tataran tinggi. Ini dapat berbahaya karena
gejala biasanya muncul hanya ketika kondisi telah mengancam kehidupan. Namun,
gejala-gejala yang umumnya berhubungan dengan kondisi tersebut adalah seperti
sakit kepala, pusing, mimisan, dan permasalahan keseimbangan.
 Hasil pengukuran tekanan darah dibagi menjadi empat kategori umum, yaitu:
o Normal : Tekanan darah normal adalah tekanan darah di bawah 120/80
mmHg.
o Prahipertensi : Prahipertensi adalah tekanan sistolik yang berkisar dari 120–
139 mmHg, atau tekanan darah diastolik yang berkisar dari 80–89 mmHg.
Prahipertensi cenderung dapat memburuk dari waktu ke waktu.
o Hipertensi tahap 1 : tekanan sistolik berkisar 140–159 mmHg, atau tekanan
diastolik berkisar 90–99 mm Hg.
o Hipertensi tahap 2 : tekanan sistolik 160 mmHg atau lebih tinggi, atau tekanan
diastolik 100 mmHg atau lebih tinggi
 Patofisiologis penyakit hipertensi
Mekanisme terjadinya hipertensi adalah melalui terbentuknya angiotensin II
dari angiotensin I converting enzyme ( ACE ). (ACE) memegang peran fisiologis
penting dalam mengatur tekanan darah. Darah mengandung angiontensinogen yang
diproduksi di hati. Selanjutnya oleh hormone, renin (diproduksi oleh ginjal) akan
diubah menjadi angiontensin I. oleh ACE yang terdapat di paru-paru, angiontensin I
di ubah menjadi angiontensin II. Angiontensin II ini lah yang memiliki peran kunci
dalam menaikkan tekanan darah melalui dua aksi utama.
Aksi pertama adalah meningkatkan sekresi hormon antidiuretic (ADH) dan
rasa haus. Dengan meningkatnya ADH, sangat sedikit urin yang diekskresikan ke luar
tubuh (antidiuresis), sehingga menjadi pekat dan tinggi osmolalitasnya. Untuk
mengencerkannya, volume cairan ekstraseluler akan ditingkatkan dengan cara
menarik cairan dari bagian intraseluler. Akibatnya, volume darah meningkat yang
pada akhirnya akan meningkatkan tekanan darah.
Aksi kedua adalah menstimulasi sekresi aldosterone dari korteks adrenal.
Untuk mengatur volume cairan ekstraseluler, aldosteron akan mengurangi ekskresi
NaCL (garam) dengan cara mereabsorbsinya dari tubulus ginjal. Naiknya konsentrasi
NaCl akan diencerkan Kembali dengan cara meningkatkan volume cairan
ekstraseluler yang pada gilirannya akan meningkatkan volume dan tekanan darah.
 Pencegahan dapat dilakukan dengan :
o Mengurangi konsumsi garam
o Melakukan rutinitas olahraga ringan 3 kali dalam seminggu
o Rajin mengkonsumsi makanan dan buah buahan yang kaya akan serat
o Menghindari konsumsi alcohol
o Mengendalikan kadar kolesterol jahat dalam tubuh dan juga menghindari
kegemukan atau obesitas
o Menghentikan merokok
o Menghindari dan mengendalikan diabetes bila mempunyai riwayat penyakit
DM

 Pengobatan dapat dilakukan dengan cara:


o Langkah pertama pemberian obat pilihan pertama yang digunakan adalah
diuretika, beta blocker, Ca antagonis, ACE inhibitor
o Langkah kedua dengan alternatif pemberian obat dengan dosis obat pertama
dinaikkan, diganti jenis lain dari obat pilihan pertama dan yang selanjutnya
ditambah obat obat ke-2 jenis lain, data berupa diuretika, beta blocker, Ca
antagonis, alpa blocker, clonidine, reserphin, vasodilator.
o Langkah ketiga alternatif yang bisa ditempuh yaitu obat ke-2 diganti dan
tambah obat ke-3 jenis lain.
o Langkah keempat alternatif pemberian obatnya ditambah obat ke-3 dan ke-4,
mengevaluasi Kembali dan konsultasi, follow up ang bertujuan untuk
mempertahankan therapi.

Anda mungkin juga menyukai