1. Bagaimana peran OSIS dalam membina perilaku keagamaan siswa Madrasah Aliyah
2. Apa saja faktor pendorong dan penghambat OSIS dalam membina perilaku keagamaan
KAJIAN TEORI
“Organisasi Siswa Intra Sekolah (disingkat OSIS) adalah suatu organisasi yang
berada di tingkat sekolah di Indonesia yang dimulai dari Sekolah Menengah
yaitu Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA).
OSIS diurus dan dikelola oleh murid-murid yang terpilih untuk menjadi
pengurus OSIS. Biasanya organisasi ini memiliki seorang pembimbing dari guru
yang dipilih oleh pihak sekolah.”1
2
Syafaruddin, Manajemen Lembaga Pendidikan Islam, (Jakarta, Ciputat Press, 2005), h. 266
- Perilaku Keagamaan
yang disebabkan baik dorongan organisme, tuntutan lingkungan alam serta hasrat-
Sedangkan Keagamaan barasal dari kata agama, mendapat awalan “ke” dan
akhiran “an” yang memiliki arti sesuatu (segala tindakan) yang berhubungan dengan
agama.
JADI perilaku keagamaan adalah tingah laku atau reaksi yang didasarkan atas
kesadaran tentang adanya Tuhan yang Maha Esa yang terwujud dalam gerakan
sehingga membentuk karakter individu untuk taat pada nilai-nilai keagamaan baik
secara vertical (manusia dengan Tuhan), secara horizontal ( manusia dengan manusia)
Metode Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data adalah sebagai berikut:
a. Kepala Sekolah
b. Guru keagamaan
c. Pembina OSIS
d. Siswa-siswi
e. Guru BK
3
Ariyono Suyono, Kamus Antropologi, (Jakarta, Akademi Persindo, 1985), h. 315.
4
Soerjono Soekanto, Kamus Sosiologi, (Jakarta, Rajawali, 1985), h. 7.
a. Observasi
b. WAWANCARA
c. DOKUMENTASI
PEMBAHASAN
Pembinaan yang dilakukan OSIS ialah dalam bentuk kegiatan sholat dhuha dan
IMTAQ. Kegiatan tersebut memiliki manfaat yang sangat besar siswa MAN 2 Mataram,
sebab waktu dhuha adalah peluang emas bagi para siswa dan bagi setiap muslim untuk
bahwa Allah akan mendukung semua usahanya untuk meraih bahagia dan kesusksesan
dunia khirat. Dengan penuh kekhusyu’an dan ketundukan, jiwa dan pikiran tersambung
dengan zat yang menggenggam hari ini dan masa depan, hingga Allah berkenan
Jadi, dengan melihat manfaat yang amat besar diatas, maka dapat peneliti
simpulkan bahwa pembinaan yang OSIS lakukan dalam bentuk kegiatan sholat dhuha
rutin setiap harinya ialah merupakan kegiatan yang sangat baik dan perlu untuk
diteruskan dan dijalankan di MAN 2 Mataram hingga tahun-tahun berikutnya.
Motivasi adalah daya atau perbuatan yang mendorong seseorang; tindakan atau perbuatan
merupakan gejala sebagai akibat dari adanya motivasi tersebut. Seorang siswa dapat
belajar dengan giat karena motivasi dari luar dirinya, misalnya adanya dorongan dari
orang tua atau gurunya. Akan tetapi, akan lebih baik apabila motivasi belajar dating dari
dalam dirinya, sehingga ia akan terdorong secara terus-menerus, tidak bergantung pada
5
Asep Nurhalim, Buku Lengkap Sholat, h.244.
6
situasi luar. Seperti dalam firman Allah yang terdapat dalam Qs. Al- Ahzab ayat 21
yang artinya :
Sungguh pada diri Rasulullah itu uswatun hasanah (suri tauladan yang baik)
bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari
kiamat dan dia banyak menyebut Allah. 7
mengatur siswa agar berbuat sesuai kaidah-kaidah yang telah ditetapkan, aturan tersebut
juga disebut tata tertib sekolah. Tata tertib sekolah mempunyai peraturan yang bersifat
mengikat dan memaksa. Tata tertib ini menjadi indicator perilaku siswa, dengan
dibuatnya tata terbit diharapkan terciptanya kedisiplinan pada siswa. Tindakan preventif
merupakan suatu tindakan yang dilakukan oleh pihak berwajib sebelum penyimpangan
social terjadi agar suatu tindak pelanggaran bisa diredam atau dicegah.
Faktor Pendorong dan Penghambat OSIS dalam Membina Perilaku Keagamaan Siswa
1. Faktor Pendukung
Dalam sebuah organisasi siswa intra sekolah, dibutuhkan para pengurus yang
memiliki komptensi unggul. Tak hanya ketua OSIS, wakil OSIS ataupun bendahara
OSIS yang dipilih sesuai kriteria sebuah organisasi kesiswaan. Namun seluruh
anggota harus memiliki standar yang cukup sehingga mereka bisa dikatakan sebagai
anggota OSIS, mereka dipilih dengan berbagai ciri atau standar yang telah disepakati
salah satunya standar tersebut ialah memiliki kompten yang unggul, Contohnya
6
Hamdani, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2011), h. 287.
7
Al-Quran dan Terjemahan, Al-Ahzab, [ 33 ]: 21.
seperti aktif, positif, kreatif, mandiri, bertanggung jawab, terampil, mampu
berkomunikasi dengan baik, berbudi pekerti luhur, rajin, selalu ingin maju, disiplin,
Adanya sarana dan prasaran yang memadai juga menjadi pendukung dalam
pembinaan prilaku keagamaan siswa MAN 2 Mataram. Hal tersebut tergambar ketika
peneliti melakukan observasi kesekolah MAN 2 Mataram. Seluruh sarana dan
prasarana memadai, contohnya seperti musholla yang besar dan luas. Ruang kelas
yang bagus, lapangan yang luas, serta peralatan-peralatan belajar yang lengkap.
2. Faktor Penghambat
Kesimpulan
1. Peran OSIS dalam Pembinaan Perilaku Keagamaan Siswa Madrasah Aliyah Negeri
(MAN) II Mataram yakni meliputi, a). Sebagai wadah pembinaan keagamaan, OSIS
sebagai wadah yakni dengan mengadakan sebuah kegiatan positif yakni kegiatan
IMTAQ dan sholat dhuha berjamaah. Kegiatan tersebut rutin dilakukan setiap hari dan
jadwal piket antar kelas juga membagi peran antar anggoa untuk mengontrol dan
Keagamaan, OSIS dikatakan sebagai motivator sebab dalam menjalankan kegiatan OSIS,
para pengurus OSIS memberikan sebuah motivasi terhadap siswa/I yakni motivasi secara
langsung yang ditunjukkan dengan pemberian motivasi berupa kata bijak dan nasihat
dalam berbagai kesempatan, dan motivasi secara tidak langsung yakni dalam bentuk
sikap dan tindakan agar kegiatan yang telah dilaksankan OSIS dapat berjalan dengan
2. Faktor pendukung dan penghambat OSIS dalam pembinaan perilaku keagamaan siswa
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) II Mataram, faktor pendukung meliputi, a). Pengurus
OSIS yang Kompten, b). Adanya Aturan yang Tegas, dan c). Saran dan Prasarana.
Sedangkan faktor penghambat ialah adanya sebagian siswa yang kurang peduli tehadap
kegiatan OSIS.