Anda di halaman 1dari 6

Peran Pengurus OSIS Dalam Pembinaan Perilaku Keagaamaan Siswa Madrasah

Aliyah Negeri (MAN) II Mataram Tahun Pelajaran 2020/2021

Adapun Rumusan Masalah

1. Bagaimana peran OSIS dalam membina perilaku keagamaan siswa Madrasah Aliyah

Negeri (MAN) II Mataram tahun pelajaran 2020/2021 ?

2. Apa saja faktor pendorong dan penghambat OSIS dalam membina perilaku keagamaan

siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) II Mataram tahun pelajaran 2020/2021 ?

KAJIAN TEORI

Pengertian Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS)

Sebagaimana yang diungkapkan Intan Meutia dkk dalam jurnal Bhinneka

Tunggal Ika bahwa:

“Organisasi Siswa Intra Sekolah (disingkat OSIS) adalah suatu organisasi yang
berada di tingkat sekolah di Indonesia yang dimulai dari Sekolah Menengah
yaitu Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA).
OSIS diurus dan dikelola oleh murid-murid yang terpilih untuk menjadi
pengurus OSIS. Biasanya organisasi ini memiliki seorang pembimbing dari guru
yang dipilih oleh pihak sekolah.”1

Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) merupakan wadah perkumpulan bagi

siswa-siswi untuk mengembangkan minat, bakatnya di sekolah dan kecenderungan

untuk beraktivitas serta kreativitas siswa. Sebagaimana yang dinyatakan Syafaruddin,

Manajemen Lembaga Pendidikan Islam bahwa: “OSIS merupakan satu-satunya

wadah perkumpulan siswa berdasarkan minat, bakat dan kecenderungan untuk

beraktivitas dan kreativitas siswa diluar program kurikuler. Program ekstrakurikuler

yang direncanakan kepala sekolah”.2


1

2
Syafaruddin, Manajemen Lembaga Pendidikan Islam, (Jakarta, Ciputat Press, 2005), h. 266
- Perilaku Keagamaan

Pengertian perilaku dalam kamus Antropologi yaitu segala tindakan manusia

yang disebabkan baik dorongan organisme, tuntutan lingkungan alam serta hasrat-

hasrat kebudayaan.3 Sedangkan perilaku didalam kamus sosiologi sama dengan

“Action” artinya rangaian atau tindakan. 4

Sedangkan Keagamaan barasal dari kata agama, mendapat awalan “ke” dan

akhiran “an” yang memiliki arti sesuatu (segala tindakan) yang berhubungan dengan

agama.

JADI perilaku keagamaan adalah tingah laku atau reaksi yang didasarkan atas

kesadaran tentang adanya Tuhan yang Maha Esa yang terwujud dalam gerakan

sehingga membentuk karakter individu untuk taat pada nilai-nilai keagamaan baik

secara vertical (manusia dengan Tuhan), secara horizontal ( manusia dengan manusia)

setelah individu mendapatkan rangsangan dari luar atau lingungannya.

Metode Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data adalah sebagai berikut:

a. Kepala Sekolah

b. Guru keagamaan

c. Pembina OSIS

d. Siswa-siswi

e. Guru BK

Beberapa prosedur yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

3
Ariyono Suyono, Kamus Antropologi, (Jakarta, Akademi Persindo, 1985), h. 315.
4
Soerjono Soekanto, Kamus Sosiologi, (Jakarta, Rajawali, 1985), h. 7.
a. Observasi

b. WAWANCARA

c. DOKUMENTASI

PEMBAHASAN

1. Sebagai Wadah Pembinaan Keagamaan Siswa

Pembinaan yang dilakukan OSIS ialah dalam bentuk kegiatan sholat dhuha dan

IMTAQ. Kegiatan tersebut memiliki manfaat yang sangat besar siswa MAN 2 Mataram,

sebab waktu dhuha adalah peluang emas bagi para siswa dan bagi setiap muslim untuk

menyandarkan ketidakberdayaan kelemahannya kepada Allah SWT serta meyakini

bahwa Allah akan mendukung semua usahanya untuk meraih bahagia dan kesusksesan

dunia khirat. Dengan penuh kekhusyu’an dan ketundukan, jiwa dan pikiran tersambung

dengan zat yang menggenggam hari ini dan masa depan, hingga Allah berkenan

menentukan mana yang terbaik untuk kehidupannya.5

Jadi, dengan melihat manfaat yang amat besar diatas, maka dapat peneliti
simpulkan bahwa pembinaan yang OSIS lakukan dalam bentuk kegiatan sholat dhuha
rutin setiap harinya ialah merupakan kegiatan yang sangat baik dan perlu untuk
diteruskan dan dijalankan di MAN 2 Mataram hingga tahun-tahun berikutnya.

2. Sebagai Motivator dalam Kegiatan Positif

Motivasi adalah daya atau perbuatan yang mendorong seseorang; tindakan atau perbuatan

merupakan gejala sebagai akibat dari adanya motivasi tersebut. Seorang siswa dapat

belajar dengan giat karena motivasi dari luar dirinya, misalnya adanya dorongan dari

orang tua atau gurunya. Akan tetapi, akan lebih baik apabila motivasi belajar dating dari

dalam dirinya, sehingga ia akan terdorong secara terus-menerus, tidak bergantung pada

5
Asep Nurhalim, Buku Lengkap Sholat, h.244.
6
situasi luar. Seperti dalam firman Allah yang terdapat dalam Qs. Al- Ahzab ayat 21

yang artinya :

Sungguh pada diri Rasulullah itu uswatun hasanah (suri tauladan yang baik)
bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari
kiamat dan dia banyak menyebut Allah. 7

3. Sebagai Tindakan Preventif terhadap Pelanggaran

Sekolah sebagai lembaga social tentunya memiliki aturan-aturan tertentu untuk

mengatur siswa agar berbuat sesuai kaidah-kaidah yang telah ditetapkan, aturan tersebut

juga disebut tata tertib sekolah. Tata tertib sekolah mempunyai peraturan yang bersifat

mengikat dan memaksa. Tata tertib ini menjadi indicator perilaku siswa, dengan

dibuatnya tata terbit diharapkan terciptanya kedisiplinan pada siswa. Tindakan preventif

merupakan suatu tindakan yang dilakukan oleh pihak berwajib sebelum penyimpangan

social terjadi agar suatu tindak pelanggaran bisa diredam atau dicegah.

Faktor Pendorong dan Penghambat OSIS dalam Membina Perilaku Keagamaan Siswa

Madrasah Aliyah Negeri (MAN) II Mataram tahun pelajaran 2020/2021.

1. Faktor Pendukung

a. Para Pengurus OSIS yang Kompten

Dalam sebuah organisasi siswa intra sekolah, dibutuhkan para pengurus yang

memiliki komptensi unggul. Tak hanya ketua OSIS, wakil OSIS ataupun bendahara

OSIS yang dipilih sesuai kriteria sebuah organisasi kesiswaan. Namun seluruh

anggota harus memiliki standar yang cukup sehingga mereka bisa dikatakan sebagai

anggota OSIS, mereka dipilih dengan berbagai ciri atau standar yang telah disepakati

salah satunya standar tersebut ialah memiliki kompten yang unggul, Contohnya

6
Hamdani, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2011), h. 287.
7
Al-Quran dan Terjemahan, Al-Ahzab, [ 33 ]: 21.
seperti aktif, positif, kreatif, mandiri, bertanggung jawab, terampil, mampu

berkomunikasi dengan baik, berbudi pekerti luhur, rajin, selalu ingin maju, disiplin,

gigih tegas ikhlas, sabar, menghormati dan menghargai.

b. Adanya Aturan yang Tegas dari Pihak Sekolah

Sekolah sebagai lembaga sosial tentunya memiliki aturan-aturan tertentu


untuk mengatur siswa agar berbuat sesuai kaidah-kaidah yang telah ditetapkan, aturan
tersebut juga disebut tata tertib sekolah. Tata tertib sekolah mempunyai peraturan
yang bersifat mengikat dan memaksa. Tata tertib ini menjadi indikator perilaku siswa,
dengan dibuatnya tata terbit diharapkan terciptanya kedisiplinan pada siswa.

c. Adanya Sarana dan Prasarana yang Memadai

Adanya sarana dan prasaran yang memadai juga menjadi pendukung dalam
pembinaan prilaku keagamaan siswa MAN 2 Mataram. Hal tersebut tergambar ketika
peneliti melakukan observasi kesekolah MAN 2 Mataram. Seluruh sarana dan
prasarana memadai, contohnya seperti musholla yang besar dan luas. Ruang kelas
yang bagus, lapangan yang luas, serta peralatan-peralatan belajar yang lengkap.

2. Faktor Penghambat

Pada dasarnya kegiatan-kegiatan OSIS di MAN 2 Mataram berjalan dengan


baik tanpa mengalami banyak hambatan, kendati demikian salah satu yang menjadi
hambatan dalam menjanlakan kegiatan keagamaan tersebut ialah adanya sebagian
siswa yang kurang peduli terhadap kegiatan OSIS. Yang menjadi salah satu kendala
penguru OSIS dalam membina perilaku keagamaan siswa Madrasah Aliyah Negeri
(MAN) II Mataram ialah adanya sebgaian siswa yang kurang peduli atau acuh
terhadap kegaiatan-kegiatan yang ada. Sikap acuh mereka tak lain hanya karena
mereka merasa bosan mengikuti kegiatan, sehingga sikap acuh tersebut menjadi
penghambat dalam membina perilaku keagamaan siswa.

Kesimpulan

Berdasarkan uraian sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Peran OSIS dalam Pembinaan Perilaku Keagamaan Siswa Madrasah Aliyah Negeri

(MAN) II Mataram yakni meliputi, a). Sebagai wadah pembinaan keagamaan, OSIS
sebagai wadah yakni dengan mengadakan sebuah kegiatan positif yakni kegiatan

IMTAQ dan sholat dhuha berjamaah. Kegiatan tersebut rutin dilakukan setiap hari dan

bentuk keterlibatan OSIS dalam kegiatan-kegiatan tersebut ialah dengan membuat

jadwal piket antar kelas juga membagi peran antar anggoa untuk mengontrol dan

mengawasi jalannya kegiatan tersebut. b). Sebagai Motivator dalam Kegiatan

Keagamaan, OSIS dikatakan sebagai motivator sebab dalam menjalankan kegiatan OSIS,

para pengurus OSIS memberikan sebuah motivasi terhadap siswa/I yakni motivasi secara

langsung yang ditunjukkan dengan pemberian motivasi berupa kata bijak dan nasihat

dalam berbagai kesempatan, dan motivasi secara tidak langsung yakni dalam bentuk

sikap dan tindakan agar kegiatan yang telah dilaksankan OSIS dapat berjalan dengan

baik, c). Sebagai Prefentif Terhadap Pelanggaran-pelanggaran, OSIS melakukan tidakan

pencegahan terhadap pelanggaran yakni dengan memberikan kesadaran kepada siswa/I

agar pelanggaran tidak terjadi dikemudian hari.

2. Faktor pendukung dan penghambat OSIS dalam pembinaan perilaku keagamaan siswa

Madrasah Aliyah Negeri (MAN) II Mataram, faktor pendukung meliputi, a). Pengurus

OSIS yang Kompten, b). Adanya Aturan yang Tegas, dan c). Saran dan Prasarana.

Sedangkan faktor penghambat ialah adanya sebagian siswa yang kurang peduli tehadap

kegiatan OSIS.

Anda mungkin juga menyukai