i
HALAMAN PENGESAHAN
Mahasiswa Yang Tersebut Dibawah Ini:
ii
Setelah melalui proses validasi program di hadapan DPL melalui proses
pembimbingan dan pertanggungjawaban program, laporan KKP-DR ini
telah DISAHKAN pada tanggal 28 Agustus 2021
Menyetujui
Ketua LP2M
UIN Mataram
Muhammad Sa’i, MA
NIP. 196812311999031007
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas segala limpahan
Rahmat dan Karunia-Nya, Peserta KKP-DR kelompok 146 telah
menyelesaikan Tugas laporan akhir ini tepat pada waktunya dengan tema
“Penanggulangan Covid-19 berbasis Moderasi Beragama” sholawat
dan salam atas keharibaan junjungan alam Nabi Muhammad SAW.
Dengan perjuangan beliau dan para sahabat lah kita bisa merasakan nikmat
iman & Islam sampai saat ini.
Laporan ini disusun sebagai syarat yang diperlukan untuk
menyelesaikan mata kuliah (KKP-DR) Kuliah Kerja Partisipatif dari
Rumah Universitas Islam Negeri Mataram. Dalam penyusunan laporan ini,
tentu tidak lepas dari pengarahan dan bimbingan dari berbagai pihak. Maka
penulis ucapkan rasa hormat dan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu. Pihak-pihak yang terkait tersebut di antaranya sebagai
berikut:
• Dr. Moh. Liwa Irrubai, M.pd selaku Kepala LP2M UIN Mataram
• Dr. Muhammad Sa’i, MA. selaku Plt. Ketua LP2M UIN Mataram
• Dr. Yudin Citriadin, M. Pd selaku Dosen Pembimbing Lapangan
Kelompok KKP-DR 146
• Seluruh anggota KKP-DR kelompok 146
• Masyarakat Desa Penggajawa, Kecamatan Nangapanda, Kabupaten
Ende, Provinsi NTT
iv
• Desa Sesela, Kecamatan Gunung Sari, Kabupaten Lombok Barat,
Provinsi NTB
• Desa Suka Makmur, Kecamatan Gerung, Kabupaten Lombok Barat,
Provinsi NTB
Dalam penyusan laporan ini kami menyadari masi jauh dari kata
sempurna baik dari segi sususnan serta penulisan laporan. Oleh karna itu
kami menerima segala bentuk saran maupun kritik membangun.
Penyusun
v
DAFTAR ISI
COVER ...................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ................................................... ii
KATA PENGANTAR ............................................................... iv
DAFTAR ISI .............................................................................. v
BAB I Starategi Pencegahan Pernikahan Usia Dini di Desa
Penggajawa (Sahrul Ramadhan A. Gani) ....................... 1
BAB II Pembinaan Penggunaan Metode dalam mebaca Qur'an
Pada anak di TPA At Takwa Desa Penggajawa
(Sri Yunarti) .................................................................. 15
BAB III Penanggulangan Covid-19 berbasis 5M di Desa
Penggajawa (Hilman Aysah Harun) ............................... 26
BAB IV Pembinaan Pembuatan Handsinitizer dari Bahan Alami di
Desa Penggajawa (Ayu Wandira) ................................... 36
BAB V Pengenalan Stunting dan Cara Pencegahan di Desa
Penggajawa (Febrianti) ...................................................
BAB VI Pelatihan UMKM pada Masa Pandemi di Desa Penggajawa
(Nora Susilawati) ............................................................ 56
BAB VII Pembinaan Ibu-Ibu Tenun Ikat sebagai Pelestarian Budaya
NTT di Desa Penggajawa (Fatimah)............................... 65
BAB VIII Majelis Taklim sebagai Sarana Pemahaman Keagamaan
di Desa Penggajawa (Riski Safitri Putri) ........................ 78
BAB IX Strategi Pembinaan Pencegahan Gagal Panen di Perkebunan
di Desa Penggajawa (Rauda Zuhriyyah) ........................ 93
vi
BAB X Pembinaan Peranan Remaja Masjid di Desa Penggajawa
(Ais Saputra) .................................................................. 102
BAB XI Pembinaan Peran Pemuda dalam Kehidupan Gotong
Royong di Desa Penggajawa (Hilda Bara) .....................
BAB XII Dampak Pengumpulan Batu terhadap Perekonomian di
Desa Penggajawa (Fanti Risa) ..................................... 109
BAB XIII Pengembangan Wisata Pantai melalui Peran Media Sosial
(Iffa Fazirah) ................................................................. 120
BAB XIV Pembinaan TPQ di Desa Sesela (Diyah Ayu Lestari) 138
BAB XV Pendataan Stuntingn di Desa Suka Makmur (Reahanun) 153
vii
BAB I
Starategi Pencegahan Pernikahan Usia Dini di Desa Penggajawa
Sahrul Ramadhan A. Gani (170502166)
Pendahuluan
Pernikahan adalah upacara pengikatan janji nikah yang dirayakan
atau dilaksanakan oleh dua orang dengan maksud meresmikan ikatan
perkawinan secara norma agama, norma hukum, dan norma sosial. Upacara
pernikahan memiliki banyak ragam dan variasi menurut tradisi suku
bangsa, agama, budaya, maupun kelas sosial. Penggunaan adat atau aturan
tertentu kadang-kadang berkaitan dengan aturan atau hukum agama tertentu
pula. Adapun Pengertian pernikahan dini adalah pernikahan yang dilakukan
oleh salah satu pasangan yang memiliki usia di bawah umur yang biasanya
di bawah 17 tahun. Baik pria atau wanita jika belum cukup umur (17
Tahun) jika melangsungkan pernikahan dapat dikatakan sebagai pernikahan
usia dini. Di Indonesia sendiri pernikahan belum cukup umur ini marak
terjadi, tidak hanya di desa melainkan juga di kota.
Pada tahun 2014, berbagai koalisi lembaga sosial dan masyarakat
sipil yang yang bergerak di bidang perlindungan perempuan dan anak
mengajukan permohonan pengujian ketentuan batas usia perkawinan dalam
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan terhadap
Undang-Undang Dasar Tahun 1945. Meskipun demikian, permohonan ini
ditolak oleh Mahkamah Konstitusi melalui Putusan Nomor 30-74/PUU-
XII/2014. Dalam pertimbangan hukumnya, Mahkamah Konstitusi
menyatakan bahwa batasan usia minimum merupakan kebijakan hukum
terbuka (open legal policy). Menurut majelis hakim batas usia minimal
1
perkawinan dapat diubah oleh lembaga legislatif sesuai dengan
perkembangan zaman. Pembatasan usia perkawinan pada asasnya tidak
dilarang dan selama tidak bertentangan dengan UUD 1945. Selain itu, tidak
ada jaminan yang dapat memastikan bahwa dengan ditingkatkannya batas
usia kawin untuk wanita dari 16 (enam belas) tahun menjadi 18 (delapan
belas) tahun, akan mengurangi angka perceraian, menanggulangi
permasalahan kesehatan, maupun meminimalisir permasalahan sosial
lainnya.1
Kuliah Kerja Partisipatif Dari Rumah (KKP-DR) merupakan salah
satu mata kuliah yang wajib diikuti oleh seluruh mahasiswa UIN Mataram
melalui bimbingan Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) serta berlokasi
dibeberapa wilayah yang menjadi sasaran pelaksanaan KKP-DR. Pada
dasarnya KKP-DR merupakan mata kuliah dilapangan yang bertujuan
untuk membekali mahasiswa dalam mengaplikasikan keilmuan yang telah
dipelajari selama perkuliahan. Diantara tujuan tersebut adalah pada
kegiatan memecahkan berbagai fenomen ayang terjadi didalam masyarakat
melalui pengembangan potensi yang ada didalam masyarakat itu sendiri. 2
Berdasarkan keputusan UIN Mataram yang melakukan KKP-DR maka
saya melaksanakan penagabdian tepatnya di Desa Penggajawa, Kecamatan
Nangapanda, Kabupaten Ende, Provinsi Nusa Tenggara Timur, dengan
Tema besar “Strategi Pencegahan Pernikahan Usia Dini.”
1
Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor: 30-74/PUU-XII/2014
2
Pedoman Teknis Kuliah Kerja Partisipatif Dari Rumah Universitas Islam Negeri
Mataram
2
Program Pencegahan Pernikahan Usia Dini di Desa Penggajawa
Mengikuti pola kegitan KKP DR yang dilaksanakan oleh UIN
Mataram maka mahasiswa melakukan KKP pada berbagai desa di
daerahnya, seperti Desa Penggajawa, yang terletak di Kecamatan
Nangapanda, Kabupaten Ende, Provinsi NTT, kami dari kelompok 146
dengan jumlah 13 orang melakukan KKP di desa tersebut dengan alasan
karena desa tersebut merupakan daerah asal dari kami para mahasiswa,
namun masing-masing kami memiliki program unggulan yang kemudian
diterapakan.
Hasil penelitian yang menjadi dokumen laporan Plan International
bertajuk 'Getting the Evidence: Asia Child Marriage Initiative' ini
dilakukan Plan dan lembaga penelitian berbasis di Inggris, Coram
International di Indonesia, Banglades dan Pakistan. Hasil penelitian
menyimpulkan, penyebab utama pernikahan anak adalah rendahnya akses
pendidikan, kesempatan di bidang ekonomi, serta kualitas layanan dan
pendidikan kesehatan reproduksi, terutama untuk anak perempuan. Selain
itu tingkat kemiskinan juga turut menentukan situasi pernikahan anak. 3
Perihal program yang dilakukan mengenai Pencecagahan
Pernikahan Usia Dini. Di Desa Penggajawa sendiri untuk mengenai
pendataan pernikahan anak usia dini tidak dilakukan, kegiatan tersebut
dilakukan oleh kantor KUA Kecamatan Nangapanda. Namun sebagai
3Penelitian Plan International tentang sebab pelaksanaa pernikahan dini dalam rilis
yang diterima Liputan6.com di Jakarta, Kamis (12/11/2015)
3
seorang mahasiswa tentunya penting bagi kita mengingatkan atau
melakukan pencegahan pada remaja yang terdapat di desa Penggajawa agar
tidak melakukan pernikahan usia dini.
Adapun strategi yang dilakukan pada Desa Penggajawa,
Kecamatan Nangapanda, Kabupaten Ende, Provinsi NTT guna untuk
mencegah pernikahan usia dini adalah dengan mengadakan pembagian
banner dan juga penjelasan mengenai dampak dari pernikahan usia dini.
Berikut Merupakan Strategi yang dilakukan Mahasiwa
• Memberikan penjelasan mengenai adanya ketidak siapan piskis dari
pernikahanusia dini. Karena, pada usia tersebut para remaja masi
memiliki kondisi mental seperti cara berpikir yang belum dewasa
sehingga berpengaruh pada tingkah laku dan pada kondisi tersebut
biasanya para remaja masi memiliki mental yang belum stabil.
• Menjelaskan dampak buruk dari adanya pernikahan usia dini.
Dikarenakan pernikahan usia dini bisa mempengaruhi kesehatan
mental, mulai dari emosi yang belum stabil, hingga resiko dari
kematian ibu dan bayi.
• Menjelaskan bagaimana menggunakan waktu sebijak mungkin,
misalnya melakukan olahraga atau kegiatan positif lainya.
• Menjelaskan bagaimana cara menghindari pergaulan bebas, seperti
dengan cara memlih teman yang baik, dan memperkuat pendididkan
agama sejak dini.
4
Gambar: Penjelasan mengenai Pencegahan anak Usia Dini
Ada beberapa remaja yang memberikan penjelasan bahwa
pernikahan usia dini adalah hal yang baik karena dengan alasan menikah di
usia muda adalah hal yang indah, pemikiran seperti ini mereka dapatkan
karena melihat tontonan media elektronik.
5
Namun selaku mahasiswa saya menjelaskan bahwa pernikahan
dini dan pernikahan usia muda itu berbeda, pernikahan usia muda adalah
dimana pasangan tersebut siap dari segi piskis, ekonomi maupun keadaan
sosial dengan memenuhi syarat misalnya usia terpatok 21 tahun keatas.
Adapaun penjelasan yang kami mengenai dampak buruk dari pernikahan
usia dini adalah sebagai berikut:
• Segi fisik, pelaku pria belum cukup mampu dibebani suatu pekerjaan
yang memerlukan keterampilan fisik untuk memperoleh penghasilan
dan mencukupi kebutuhan ekonomi keluarganya. Bagi pelaku wanita
akan dihadapkan pada pekerjaan rumah tangga yang tentu saja
menguras tenaga terutama apabila mempunyai anak.
• Segi mental, pelaku belum siap bertanggung jawab secara moral pada
setiap apa saja yang menjadi tanggung jawabnya. Mereka sering
mengalami goncangan mental karena masih memiliki mental yang labil
dan belum matang emosionalnya
• Segi kesehatan, pasangan ini rentan dengan resiko yang berkaitan
dengan kesehatan reproduksi seperti kematian ibu maupun kematian
bayi serta rendahnya derajat kesehatan ibu dan anak.
• Kekerasan rumah tangga hal ini akan terjadi karena kurang siapnya
mental dari diri pasangan yang dimana emosinya belum stabil.
6
Gambar 2: Pembagian Banner penjegahan Pernikahan Usia Dini
4
Abdul Manan, Aneka Masalah Hukum Perdata Islam di Indonesia, (Kencana,
Jakarta, 2006), hal. 11.
7
A. Profil Desa KKP-DR
8
Penggajawa adalah desa yang dimana saya melaksanakan kegiatan
KKP-DR tahun 2021 dan lebih jelasnya desa Penggajawa berada di
Kecamatan Nangapanda, Kabupaten Ende, Provinsi Nusa Tenggara
Timur. Adapun lebih rinci yang saya maksud mengenai desa ini
sebagai berikut:
• Letak Geografis
Desa Penggajawa termasuk dalam wilayah kecamatan
Nangapanda, Kabupaten Ende yang memiliki luas wilayah 1,72 km
2
/ 0,90 ha, yang terdiri dari dua dusun. Desa Penggajawa memiliki
batas wilayah sebelah Barat Desa Warukasu, dan sebelah Timur
Desa Anaraja, jarak tempuh dari kota Ende sekitar 27,4 KM yang
dapat ditempuh dalam waktu 45 menit sedangkan dari ibu kota
kecamatan sekitar 5 KM yang dapat ditempuh dalam waktu 10
menit. . Adapun letak desa penggajawa berbatasan dengan:
Timur : Desa Anaraja
Barat : Desa Warukasu
• Topografis
Wilayah Desa Penggajawa, terdiri dari dataran tinggi dan
dataran rendah dan pesisir pantai, luas wilayah Penggajawa sekitar
1,27 KM2/ 0.09 ha. Desa Penggajawa termasuk dalam wilayah
Kecamatan Nangapanda, Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur.
• Geologi
Lahan desa Penggajawa tergolong lahan gersang,
pemanfaatan lahan untuk menanam singkong ataupun jagung
dilakukan pada musim penghujan. Sedangkan untuk menanam
9
tanaman hultikultura seperti pohon kelapa merupakan tanaman
warisan yang tidak pernah mengenal siklus apapun yang sudah
dilakukan turun temurun.
• Hidrologi dan Hidrogeologi
Dilihat dari segi topologi dan ketinggian dari permukaan
laut, desa penggajawa termasuk wilayah yang ada pada dataran
rendah, air minum bersumber dari sumur gali dan PDAM. Rata-rata
kedalaman sumur di desa penggajawa 15-25 M.
• Klimatologi
Seperti halnya dengan Desa-desa yang lain yang ada di
wilayah Kecamatan Nangapanda, Kabupaten Ende, Provinsi Nusa
Tenggara Timur.
• Kelembagaan
Desa Penggajawa merupakan bagian dari salah satu
wilayah Kecamatan Nangapanda. Desa Penggajawa di Pimpin oleh
1 kepala desa, 1 sekertaris, 1 bendahara dan 3 orang kepala urusan.
Badan Permusyawaratan Desa (BPD) 5 orang, dan Badan Usaha
Milik Desa (BUMDes) 5 orang, Tim PKK 26 orang sedangkan
wilayah dusun terbagi menjadi 2 Dusun.
• Data Profil Desa Penggajawa
Tahun : 2021
Desa/ Kelurahan : Penggajawa
Kabupaten : Ende
Provinsi : Nusa Tenggara Timur
Luas Desa (km2) : 1,72 km2
10
Nama Jabatan
Jafar H. Mustafa Kepala Desa
Ratni Sekertatis Desa
Kartika Jafar Kaur Keuangan
Awalia Saputri Kaur Tata Usaha dan Umum
Burhan A. Karim Kaur Perencanaan
Faisal Husen Staf Desa
• Kepala Dusun
Dusun 1: Anwar Haji
Dusun 2: Yasin A. Thalib
• BPD
Kepala : Abu Bekar Husen
Sekretaris : Alifudin
Wakil : Sri Utami
Anggota : Maryani Hartati
Selain itu juga, Desa Penggajawa Memiliki 8 RT dan 4 RW
masing-masing RW dipimpin 2 RT.
B. Lembaga Keagamaan di Lokasi KKP DR
Desa Penggajawa memiliki warga masyarakat yang cukup religius,
dikarenakan seluruh masyarakat Desa Penggajawa menganut ajaran
Islam. Berangkat dari hal ini, warga Desa Penggajawa senantiasa
menjaga nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan sehari-hari. Adapun
lembaga yang ada di Desa Penggajawa yakni lembaga formal dan non
11
formal diantaranya ialah RA At-Takwa Penggajawa dan MIN 3
Penggajawa sedangkan lembaga non formal yang ada di Desa
Penggajawa adalah TPA At-Takwa, Majelis Taklim dan Remaja
Masjid Penggajawa.
C. Keadaan Sosial Lokasi KKP-DR
Kondisi sosial masyarakat di definisikan sebagai suatu keadaan atau
situasi masyarakat yang ada pada negara tertentu dan pada saat tertentu.
Jadi, kondisi sosial adalah suatu keadaan yang berhubungan erat
dengan keadaan atau situasi yang ada di dalam masyarakat tertentu
yang terkait dengan keadaan sosial. Desa Penggajawa memiliki
masyarakat yang di dominasi oleh beberapa kelompok sosial yang
berbeda. Berkaitan dengan kondisi tersebut kami dari kelompok KKP-
DR mengadakan beberapa program yang berkaitan dengan aspek-aspek
sosial diantaranya adalah Pendataan Stunting dan Pemetaan jumlah
masjid, Bakti Sosial dan yang lebih saya tekankan mengenai
Pencegahan Pernikahan Usia Dini.
Adapun keaadan sosial yang ditemukan di penggajawa adalah
pendataan santing, majelis ta’lim dan juga pembinaan anggota PKK
yang ada pada desatersebut.
D. Keadaan Ekonom di Desa Penggajawa
Berbicara tentang keadaan dan kondisi ekonomi yang terdapat pada
desa Penggajawa tak terlepas dari letak dan keadaan geografis desa
yang berada di bawah lereng perbukitan dan pesisir pantai maka
mayoritas penghasilan perekonomian dan matapencaharian sebagai
petani dan nelayan namun seiring dengan perkembangan zaman dan
12
tuntutan peningkatan status sosial banyak masyarakat penggajawa yang
sudah meningkatkan taraf hidup nya dan berprofesi sebagai guru dan
juga sebagai ibu rumah tangga dan salah satu mata pencarian turun
temurun yang masih di tradisikan oleh wanita ataupun perempuan desa
penggajawa adalah tenun ikat, dan ada juga yang berprofesi sebagai
wiraswasta dan sebagainya agar lebih terperinci kita dapat melihat tabel
profesi sebagai mata pencahrian dari masyarakat Desa Penggaja,
Kecamatan Nangapanda, Kabupaten Ende, Provinsi NTT dibawah ini:
No. Mata Pencaharian Jumlah Jiwa
1. Nelayan 39 Jiwa
2. Peternak 10 Jiwa
3. Pensiun 1 Jiwa
4. Pedagang 11 Jiwa
5. TNI 2 Jiwa
6. MRT 202 Jiwa
7. Penjahit 5 Jiwa
8. Petani 146 Jiwa
9. Guru 49 Jiwa
10. Wiraswasta 19 Jiwa
11. Tenun Ikat 50 Jiwa
13
E. Keadaan Budaya di Desa Penggajawa
Bentuk rumah masyarakat sudah mengikuti era modern sesuai
dengan perkembangan zaman, sehingga dapat kita lihat bangunan
rumah masyarakat sudah beralih dari rumah panggung menjadi rumah
yang berbahan batako atau semen. Adapun tradisi lisan (mitos-
mitos,dongeng) masyarakat Desa Penggajawa masih mempercayai hal-
hal yang berbau mistis misalnya (jin,roh nenek moyang, dan pemali).
Desa Penggajawa menggunakan bahasa daerah yaitu bahasa Ende
sebagai bahasa sehari-hari, namun bukan berarti masyarakat desa
Penggajawa meninggalkan bahasa ibu yaitu bahasa Indonesia.
Daftar Pustaka
Abdul Manan, Aneka Masalah Hukum Perdata Islam di Indonesia,
(Kencana: Jakarta)
Pedoman Teknis Kuliah Kerja Partisipatif Dari Rumah Universitas Islam
Negeri Mataram
Penelitian Plan International tentang sebab pelaksanaa pernikahan dini
dalam rilis yang diterima Liputan6.com di Jakarta, Kamis (12/11/2015).
Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor: 30-74/PUU-XII/2014
14
BAB II
Pembinaan Penggunaan Metode dalam mebaca Qur'an Pada anak di
TPA At Takwa Desa Penggajawa
Sri Yunarti (180601006)
Pendahuluan
Ilmu pengetahuan sangat dibutuhkan oleh manusia untuk mencapai
kebahagiaan hidup, baik di dunia maupun di akhirat. Sehubungan dengan
itu Allah mengajarkan kepada Nabi Adam dan semua keturunannya dengan
ilmu pengetahuan itu manusia dapat melaksanakan tugasnya dalam
kehidupan ini. Oleh karena itu Rasulullah menyuruh, menganjurkan, dan
memotivasi umatnya agar menuntut ilmu pengetahuan.
Lembaga pendidikan islam adalah tempat atau organisasi yang
menyelenggarakan pendidikan islam, yang mempunyai struktur yang jelas,
dan bertanggung jawab atas terlaksananya pendidikan islam. Oleh sebab itu
lembaga pendidikan islam tersebut harus dapat menciptakan suasana yang
memungkinkan terlaksananya pendidikan dengan baik, menurut tugas yang
diberikan kepadanya.5
Keberadaan TKA/TKQ dan TPA/TPQ mempunyai potensi dan
pengaruh yang sangat besar dalam pertumbuhan pendidikan keagamaan,
karena TKQ dan TPQ berperan besar dalam membangun akhlak dan moral
5 Bukhari Umar, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Amzah, 2017), hal. 50.
15
calon generasi penerus bangsa.6 Kini lembaga pendidikan Al-Quran berupa
TKQ/TPQ atau sejenisnya telah cukup eksis. Dengan disahkannya PP No.
55 Tahun 2007 tentang pendidikan agama dan pendidikan keagamaan,
makin memperkokoh keberadaan lembaga pendidikan Al-Quran ini,
sehingga menuntut penyelenggarannnya untuk lebih professional.7
Lembaga pendidikan yang sesungguhnya tidak hanya terbatas pada
konsep institusi atau lembaga kependidikan semata, tetapi mencakup segala
sesuatu yang mengalami atau melakukan perubahan oleh sebab itu,
pendidikan islam sebagai suatu lembaga memiliki wilayah kajian cakupan
studi ilmu yang tidak kalah luas dengan semesta ilmu. 8
Karena adanya pandemi Covid-19, maka UIN Mataram
melaksanakan KKP DR, dimna mahasiwa UIN Mataram melakukan KKP
ini di daerah asal, maka dari itu kami dari kelompok 146 Dengan jumlah
Anggota 15 orang, melaksanakan KKP di masing-masing desa, sehingga
kita terbagi menjadi 3 desa dimana 13 orang di Desa Penggajawa,
Kecamatan Nangapanda, kabupaten Ende Provinsi NTT. Walaupun dalam
satu desa terdapat 13 orang mahasiswa KKP, masing-masing dari kami
mempunyai Program unggulan untuk di abdikan bagi masyarakat Desa
6
Direktorat Pendidikan Diniyah Dan Pondok Pesantren Direktorat Jenderal
Pendidikan Islam Kemenag RI. Pedoman Penyelenggaraan TKA/TKQ Dan
TPA/TPQ (Jakarta: 2013), hal. 1.
7 Tim Direktorat Pendidikan Diniyah Dan Pondok Pesantren, Pedoman Pembinaan
9
Alfauzan Amin, Metode Pembelajaran Agama Islam, (Bengkulu: Iain
Bengkulu Press, 2015), hal. 1.
17
Gambar 1: Kegiatan di TPA at Takwa
Tidak ada satu metode yang paling ideal dan paling ampuh untuk
dapat diterapkan pada semua santri, karena itu dibutuhkan pembinaan
kepada para ustadz untuk dapat menguasai berbagai metode pembelajaran
Al-Quran yang sesuai dengan karakteristik para santri, alokasi waktu yang
tersedia, sarana penunjang pembelajaran, serta kemampuan para ustadz itu
sendiri.
Selama ber KKP di desa Penggajawa ada beberapa metode yang
saya terapkan guna untuk menunjang pembelajaran membaca Qur'an di
desa Penggajawa yaitu:
• Metode tartil adalah tahapan latihan atau penataran lanjutan setelah
penataran tingkat dasar sebagai persiapan untuk memberikan
spesisalisasi pada bidang penguasaan tilawatil Quran pada
pendidikan Al-Quran.
18
Gambar 2 : Kegiatan Santri membaca Al-Qur'an dengan
Metode Tartil
• Metode iqro‟ adalah suatu metode membaca Al-Quran yang
menekankan langsung pada latihan membaca. selain mendorong
keaktifan membaca bagi santri dalam metode iqro‟ ini para santri
juga dilatih menulis dengan menyalin huruf hijaiyah.
19
Gambar 3: Kegiatan Santri Menulis dan menyalin huruf
Hujaiyah
• Metode latihan Seorang anak perlu memiliki ketangkasan atau
keterampilan dalam sesuatu sebab itu di dalam proses belajar
mengajar perlu diadakan latihan untuk menguasai keterampilan
tersebut.
Kegiatan tersebut di ikuti dengan sangat antusias oleh para
santri di TPA At takwa Penggajawa sehingga kita selaku
mahasiswa bisa memberikan yang terbaik bagi adek-adek desa
tersebut. Dengan melakukan kegiatan tersebut diharapkan para
santri lebih mampu dalam membaca Al-Qur'an dengan baik dan
benar juga mampu dalam menulis huruf hijaiyah maupun Al-
Qur'an.
A. Lembaga Keagamaan di Lokasi KKP-DR
Min 3 Ende dan RA At Takwa merupakan lembaga pendidikan
keagamaan yang berada di Desa Penggajawa, Kec. Nangapanda, Kab.
Ende, Prov. NTT. Sedangkan lembaga keagamaan non formal adalah
Majelis Taklim, PHBI, Remaja Masjid, dan juga TPA At-Takwa.
B. Keadaan Sosial di Lokasi KKP-DR
Keadaan sosial masyarakat desa Penggajawa pada umumnya
adalah keadaan yang biasa terjadi pada desa-desa lain atau pada
lingkungan nsosial, mulai dari kegiatan social keagamaan dll adapun
kegiatan social yang ada di penggejawa adalah adanya pembinaan ibu-
ibu PKK. Selama ber KKP di Desa tersebut ada beberapa kegiatan
social yang ditemukan antara lain:
20
• Organisasi keagamaan (Remaja Masjid)
Remaja masjid adalah perkumpulan pemuda masjid yang
melakukan aktivitas sosial dan ibadah di lingkungan suatu
masjid. Desa Penggajawa juga terdapat perkumpulan remaja
masjid hal ini bertujuan sebagai sarana untuk mempererat tali
silaturahim baik dalam pergaulan sesama remaja maupun
pergaulan dalam masyarakat.
• Pendataan Stunting
Stunting adalah kondisi di mana anak mengalami gangguan
pertumbuhan sehingga menyebabkan tubuhnya lebih pendek
ketimbang teman-teman seusianya. Pendataan stunting
dilakukan pada saat posyandu, dimana dilakukan selama 3
bulan sekali. Di desa Penggajawa tidak terdapat anak penderita
Stunting.
• Pendataan Pernikahan Usia Dini
Pendataan Pernikahan usia dini dilakukan oleh pegawai
kecamatan Nangapanda. Namun ada dari teman kelompok
kami yang mempunyai program unggulan dari pencegahan
pernikahan dini
• Pemetaan Masjid
Terdapat dua masjid yang berdiri di desa Penggajawa.
Seperti yang dilihat diatas merupakan masjid yang
berlokasikan pada Dusun 02 masjid tersebut bernama masjid
At-Takwa sedangkan masjid yang terdapat pada Dusun 01
adalah masjid Baitul Magfira.
21
C. Keadaan Ekonomi Lokasi KKP DR
• Keadaan Ekonomi
Desa Penggajawa merupakan desa yang terletak di pesisir pantai
dan di lereng bukit hal inilah yang menjadikan sebagian besar
masyarakat desa permata pencaharian sepeti Pekebun, pencari batu
dan Nelayan, adapaun perincian mata pencarian di desa
Penggajawa sebagai berikut
3. Pensiun 1 Jiwa
4. Pedagang 11 Jiwa
5. TNI 2 Jiwa
6. MRT 202 Jiwa
7. Penjahit 5 Jiwa
8. Petani 146 Jiwa
9. Guru 49 Jiwa
10. Wiraswasta 19 Jiwa
11. Tenun Ikat 50 Jiwa
23
• Budaya Menenun
Tenun ikat Ende-Lio merupakan salah satu jenis tenun ikat yang
ada di Indonesia yang menjadi kekhasan dan menjadi warisan
budaya suku Ende-Lio yang mendiami Kabupaten Ende, Tenun
ikat merupakan budaya yang masi ada pada desa Penggajawa,
masyarakat di desa Penggajwa masi melestarikan seni tenun ikat,
bahkan itenun ikat juga termaksud dalam matapencaharian sehari-
hari.
• Minu ae Petu
Minu ae petu merupakan salah satu budaya masyarakat Ende , Di
desa Penggajwa pun masi melestarikan, minu ae petu diadakan
apalabila ada oleh keluarga calon pengantin pria yang hendak
mengantar hantaran bagi calon pengantin wanita, minu ae petu juga
bisa dilakuakan ketika ada yang ingin membangun rumah.
• Lisan (bahasa)
Pada umumnya Masyarakat Ende menggunakan Bahasa Ende Asli,
namun pada masyarakat pesisir pantai memiliki khas dialek atau
logat berupa nada pada berbicara menggunakan bahasa daerah.
Adapun mitos-mitos yang masih berkembang di masyarakat dan
juga hal-hal mistis masih di percayai seperti roh nenek moyang.
• Tarian Gawi
Gawi merupakan tarian yang masih dilestarikan, tarian gawi
dilakukan oleh muda mudi bahkan orang tua, tarian ini cukup
sederhana dimana para penarinya membentuk lingkaran.
24
Daftar Pustaka
Bukhari Umar, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta, Amzah, 2017)
Alfauzan Amin, Metode Pembelajaran Agama Islam, Bengkulu, Iain
Bengkulu Press, 2015.
Jasa Ungguh Muliawan. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta, Raja Grafindo
Persada, 2015.
Direktorat Pendidikan Diniyah Dan Pondok Pesantren Direktorat Jenderal
Pendidikan Islam Kemenag RI. Pedoman Penyelenggaraan TKA/TKQ Dan
TPA/TPQ Jakarta, 2013.
Tim Direktorat Pendidikan Diniyah Dan Pondok Pesantren, Pedoman
Pembinaan TKQ/TPQ,(Jakarta: Tim Direktorat Pendidikan Diniyah Dan
Pondok Pesantren, 2009
25
BAB III
Penanggulangan Covid-19 berbasis 5M di Desa Penggajawa
Hilman Aysah Harun (180110096)
Pendahuluan
Pada tanggal 2 Januari 2020, penderita meningkat menjadi 41
orang yang dirawat dirumah sakit teridentifikasi positif Covid-19 setelah
hasil tes keluar dari laboratorium di kota Wuhan.
Pada awal Tahun 2020, Indonesia diterpa musibah pandemi global
yaitu munculnya virus covid-19 yang mengakibatkan permasalahan yang
serius bukan hanya di Indonesia tetapi juga diberbagai penjuru belahan
dunia. Sehingga mengharuskan masyarakat hanya bisa beraktivitas di
rumah masing-masing. Termasuk kegiatan belajar mengajar pada mata
kuliah KKP, itulah mengapa KKP tahun ini dilaksanakan dari rumah. KKP-
DR tahun 2021 menyusun tema “Penanggulangan Covid-19 Berbasis
Moderasi Beragama. 10
Penambahan korban dan penyebaran covid-19 yang begitu cepat
telah menjadi aspek lapisan masyarakat dan pemerintah
Indonesia.Pemerintah menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan
Masyarakat (PPKM) dalam mencegah penyebaran virus corona.
Pemerintah melalui Gugus Tugas COVID-19 juga menyusun pedoman
pencegahan dan pengendalian Corona virus. Disebutkan bahwa langkah-
langkah pencegahan COVID-19 di masyarakat meliputi (1) melakukan cuci
10Pedoman teknis KKP-DR 2021 Universitas Islam Negeri Mataram oleh LP2M
halaman 1
26
tangan menggunakan sabun dengan air mengalir; (2) mengkonsumsi
makanan dengan gizi yang seimbang; (3) memakai masker yang benar; (4)
terapkan etika batuk dan bersin ; (5) menjaga jarak (minimal 1 meter) dari
orang yang mengalami gejala gangguan pernapasan. 11
UIN Mataram pada tahun 2021 melakukan kegiatan berupa KKP
DR, dimna KKP dilakukan di desa masing-masing. Dari 15 anggota 13
orang orang ber KKP di desa yang sama yaitu desa Penggajawa, namun
setiap mahasiswa memliliki program kerja unggulan. Seperti program
unggulan yang saya kerjakan adalah Penanggulangan Covid-19 berbasis
5M di Desa Penggajawa.
Penanggulangan Covid-19 berbasis 5M di Desa Penggajawa
Seperti penyakit pernapasan lainnya, COVID-19 dapat
menyebabkan gejala ringan termasuk pilek, sakit tenggorokan, batuk, dan
demam. Sekitar 80% kasus dapat pulih tanpa perlu perawatan khusus.
Sekitar 1 dari setiap 6 orang mungkin akan menderita sakit yang parah,
seperti disertai peneumonia atau kesulitan bernafas, yang biasanya muncul
secara bertahap. Walaupun angka kematian penyakit ini masih rendah
(sekitar 3%), namun bagi orang yang berusia lanjut, dan orang-orang
dengan kondisi medis yang sudah ada sebelumnya (seperti diabetes,
tekanan darah tinggi dan penyakit jantung), mereka biasanya lebih rentan
untuk menjadi sakit parah. Melihat perkembangan hingga saat ini, lebih
11
Kemenkes RI 2020. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9
Tahun 2020 Tentang Pedoman Pembatasan So)sial Berskala Besar Dalam Rangka
Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19
27
dari 50% kasus konfirmasi telah dinyatakan membaik, dan angka
kesembuhan akan terus meningkat.
Aktifitas sosial sering kali terjadi walau dalam masa Covid-19.
Kurangnya kesadaran akan arti pandemi membuat msyarakat desa
Penggajawa seakan tidak terjadi adanya Covid-19, maka dari itu Kami dari
Kelompok KKP DR 146 dan merupakan program unggulan saya yaitu
penanggulangan Covid-19 berbasis 5M Desa Penggajaaa, dengan cara
menyebarkan Spanduk 5 M penyebaran Banner mengenai 7 langkah
penyebaran covid-19 dan juga pembagian masker gratis yang dilakukan
guna mengurangi penyebaran Covid-19 di desa Penggajawa. Adapun
kegiatan yang dilakukan;
28
Gambar 2: Banner 7 langkah pencegahan penyebaran Covid-19
Hal tersebut penting dilakukan sebab merupakan upaya antisipasi
dalam menekan serta memutus angka penyebaran Corona Virus Disease
(COVID-19).
30
Masjid yang dibangun di dusun 01 desa Penggajawa. bernama
Masjid Baitul Magrifa, Masjid Ini menjadi pusat kegiatan
masyarakat dusun 01 desa Penggajawa. Masjid tersebut masih
dalam taraf pembangunan. Adapun Masjid yang ke 2 ini terletak di
dusun 02 desa Penggajawa dan menjadi pusat kegiatan masyarakat
dusun 02 masjid tersebut bernama Masjid At-Takwa.
32
DAFTAR PEKERJAAN DESA
PENGGAJAWA
NO Pekerjaan Jumlah
(Jiwa)
1 Nelayan 39 orang
2 Peternak 10 orang
3 Pensiun 1 orang
4 Pedagang 11 orang
5 TNI 2 orang
6 MRT 202 orang
7 Penjahit 5 orang
8 Petani 146 orang
9 Guru 49 orang
10 Wiraswasta 19 orang
11 Tenun ikat 50 orang
33
melihat pemandangan laut yang damai. Wisata di desa Penggajawa
ini sudah banyak di datangi turis nasional maupun internasional.
Namun keajaiban tersebut belum dikembangkan dengan baik oleh
pemerintahan setempat sehingga tempat wisata tersebut belum
memiliki nilai ekonomi bagi masyarakat desa Penggajawa.
34
Ogo adalah olahraga atau permainan yang sering dimainkan oleh
anak-anak di desa Penggajawa. selain itu ada permainan poke
jambu yang dimainkan pada saat musim jambu monyet. Permainan
ini sering dimainkan oleh anak-anak di desa Penggajawa yang
bahan utamanya adalah jambu.
• Tradisi Lisan
Di Desa Penggajawa sebenarnya terdapat banyak pantun dan
dongeng tradisional yang sering dibacakan dan diceritakan oleh ibu
kepada anaknya seperti dongeng rabada,watu manu, sepatu toke,
jara angi. Bahasa yang digunakan masyarakat di Desa Penggajawa
adalah Bahasa Ende.
Daftar Pustaka
Pedoman teknis KKP-DR 2021 Universitas Islam Negeri Mataram oleh
LP2M halaman
Kemenkes RI 2020. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 9 Tahun 2020 Tentang Pedoman Pembatasan Sosial Berskala Besar
Dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (Covid-
19)
35
BAB IV
Pembinaan Pembuatan Handsanitaizer dari Bahan Alami di Desa
Penggajawa
Ayu Wandira (180108010)
Pendahuluan
Pandemi Covid-19 telah menyerang berbagai Negara di dunia,
masalah ini tidak hanya menjadi permasalahan bagi Negara Indonesia,
namun telah menjadi permasalahan global. Berbagai daerah di Indonesia
telah terdampak dari adanya pendemi covid-19. Salah satunya Desa
Penggajawa, Kecamatan Nangapanda, Kabupaten Ende.
Untuk mengatasi masalah covid-19 di Indoensia pemerintah
menghimbau masyarakat untuk bekerja dan sekolah dari rumah serta rajin
mencuci tangan dengan sabun atau rajin menggunakan hand sanitizer untuk
mencegah virus menempel pada tubuh yang kemungkinan berada di tangan
seseorang.12 Hand sanitizer ini sendiri sangat efektif digunakan ketika jauh
dari tempat cuci tangan, ketika kesulitan mencari air bersih dan ketika saat
bepergian.Hand sanitizer merupakan salah satu bahan antiseptik berupa gel
atau cairan yang sering digunakan masyarakat sebagai media pencuci
tangan yang praktis yang bisa di bawa kemana saja. Produk hand sanitizer
yang berkembang saat ini masih mengandung bahan seperti alkohol dan
12
Fatmawati, F. 2020. Edukasi Penggunaan Hand Sanitizer Dan Pembagian Hand
Sanitizer Disaat Pandemi Covid-19. JCES, Vol. 3, No. 2, 432-43
36
bahan antiseptik sintetis lain, misalnya triklosan yang bekerja dengan
menghambat pertumbuhan bakteri.13
Handsanitizer tidak baik digunakan secara terus menerus karena
dapat menjadikan kulit kering dan menimbulkan rasa terbakar. Karena
mengingat bahwa bahan yang digunakan dalam hand sanitizer tersebut
mengandung alkohol yang termasuk bahan kimia.
Pembinaan Pembuatan Handsanitaizer dari Bahan Alami di Desa
Penggajawa
Handsanitizer alami merupakan media cuci tangan yang dibuat dari
bahan-bahan alami ekstrak tumbuhan, seperti daun sirih merah, lidah buaya
dan jeruk nipis. Hand sanitizer yang berasal dari bahan alam lebih aman
digunakan, tidak mengandung zat kimia berbahaya, tidak merusak
pernafasan, dan aman untuk anak-anak.
Kami anggota KKP-DR UIN Mataram melakukan pelatihan
pembuatan hand sanitizer kepada warga Desa Penggajawa . Bahan bahan
pembuatan hand sanitizer alami tersebut mudah didapatkan di alam. Bahan
alami seperti daun sirih merah, lidah buaya dan jeruk nipis tersebut
berfungsi sebagai zat antiseptik alami sebagai pengganti etanol. Untuk
lidah buaya selain sebagai zat antiseptic juga berfungsi untuk melembabkan
kulit pada hand sanitizer. Sedangkan untuk jeruk nipis selain sebagai zat
13
Nikmah, Ainun. 2019. Uji Efektivitas Ekstrak Buah Pare (Momordica Charantia)
Sebagai Hand Sanitizer Alami Dalam Menurunkan Jumlah Koloni Mikroba Pada
Tangan. Skripsi :Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan Dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang.
37
antiseptik, jeruk nipis juga berfungsi sebagai ekstrak wangi pada hand
santizer.
38
di blender dan ekstrak jeruk nipis sebanyak 8 mL. Setelah semuanya di
campur dan di aduk hingga rata, kemudian handsanitizer tersebut di kemas
kedalam botol spray kecil.. Hand Sanitizer yang dibuat ini merupakan hand
sanitizer alami non alkohol. Daun sirih merah sendiri memiliki manfaat
sebagai zat antiseptik. Sedangan lidah buaya bermanfaat untuk kelembaban
kulit dan jeruk nipis bermanfaat sebagai ekstrak wangi dari hand sanitizer.
39
A. Lembaga Keagamaan di Lokasi KKP-DR
Adapun lembaga Formal Keagamaan yang terdapat di Desa
Penggajawa adalah lemabaga Formal dan Informal adapun lembaga
formalnya adalah:
• RA At-Taqwa
Kepala Sekolah : Nursiah S. Pd
Status : Swasta
Alamat : Desa Penggajawa
• Min 3 Ende
Kepala Sekolah : Siti Khadijah
Status : Negeri
Alamat : Desa Penggajawa
Selain memiliki lembaga keagamaan formal, Desa Penggajawa
juga memiliki lembaga keagamaan nonformal seperti majelis Ta’lim , TPA
At Takwa, PHBI dan Remaja Masjid.
B. Keadaan Sosial di Lokasi KKP DR
• Pemetaan Masjid
Pemetaan masjid di desa penggajawa teedapat 2 masjid yaitu
berada di dusun satu dan dusun dua masjid didusun 1 bernama
Baitul Magfira,dan masjid yang berada didusun 2 bernama At-
Taqwa.
• Pendataan Stunting
Didesa Penggajawa sendiri melakukan stunting pada setiap 3 bulan
sekali, dalam desa terssbut tidak ditemukan anak yang terkena
stunting.
40
• Pernikahan Dini
Pendataan Pernikahan usia dini tidak dilakukan di desa melainkan
di data oleh petugas KUA yang ada di kecamatan Nangapanda.
Adapun keadaan sosial yang terjadi di masyarakat Desa
Penggajawa adalah adanya komonitas atau anggota PKK.
C. Keadaan Ekonomi di Lokasi KKP DR
• Potensi Ekonomi
Adapun jenis pekerjaan atau profesi di masyarakat sangatlah
berpengaruh dengan kondisi alam masyarakat desa Penggejawa
banyak bermata pencaharian sebagai petani atau pekebun, pencari
batu dan juga nelayan. Adapun perincian nya yaitu:
Nelayan 39 orang
Peternak 10 orang
Pensiun 1 orang
Pedagang 11 orang
TNI 2 orang
Penjahit 5 orang
Guru 49 orang
Wiraswasta 19 orang
41
Tenun ikat 50 orang
43
BAB V
Pengenalan Stanting dan Cara Pencegahan di Desa Penggajawa
Febrianti (180106026)
Pendahuluan
Stunting adalah salah satu keadaan malnutrisi yang berhubungan
dengan ketidak cukupan zat gizi masa lalu sehingga termasuk dalam
masalah gizi yang bersifat kronis. Stunting diukur sebagai status gizi
dengan memperhatikan tinggi atau panjang badan, umur, dan jenis kelamin
balita. Kebiasaan tidak mengukur tinggi atau panjang badan balita di
masyarakat menyebabkan kejadian stunting sulit disadari. Hal tersebut
membuat stunting menjadi salah satu fokus pada target perbaikan gizi di
dunia sampai tahun 2025. 14
Stunting disebabkan oleh faktor multi dimensi dan tidak hanya disebabkan
oleh faktor gizi buruk yang dialami oleh ibu hamil maupun anak balita.
Intervensi yang paling menentukan untuk dapat mengurangi pervalensi
stunting oleh karenanya perlu dilakukan pada 1.000 Hari Pertama
Kehidupan (HPK) dari anak balita.15
UIN Mataram mengeluarkan kebijakan mengenai KKP.DR,
dimana para mahasiswa diminta melakukan kegiatan KKP di desa masing-
masing. Desa Penggajawa yang terletak di Kecamatan Nangapanda ,
14Safitri CA, Nindya TS. Hubungan ketahanan pangan dan penyakit diare dengan stunting
pada balita 13-48 bulan di Kelurahan Manyar Sabrangan, Surabaya. J Amerta Nutr.
2017;1(2):52– 61. doi:10.20473/amnt.v1i2.2017.52- 61.
15TNP2K. 100 Kabupaten/Kota Prioritas untuk Intervensi Anak Kerdil (Stunting). Pertama.
(Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan, ed.). Jakarta: Tim Nasional
Percepatan Penanggulangan Kemiskinan; 2017.
44
Kabupaten Ende, Provinsi NTT merupkan desa tempat saya bersama 13
teman lainnya melakukan KKP-DR sedangkan 2 teman saya melakukan
KKP-DR di desa Suka Makmur dan juga Sesela yang berada di Lombok.
Walau dalam satu desa terdapat 13 mahasiswa KKP tetapi kita memiliki
program unggulan masing-masing misalnya saya adalah mengenai
Pengenalan Stanting dan Cara Mencegahnya.
45
Adapun beberapa cara yang saya elaskan menganai bagaimana cara
mecegah terjadinya stunting adalah:
1. Memenuhi kebutuhan gizi sejak hamil
2. Memberikan ASI Eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan
3. Terus memantau tumbuh kembang anak
4. Selalu jaga kebersihan lingkungan
46
Kode Pos : 86352
Status : Negeri
47
Gambar 2 : Foto Kegiatan TPA At-Takwa
Adapun lembaga nonformal yang lain adalah majelis taklim, PHBI,
dan remaja masjid.
B. Keadaan Sosial di Lokasi KKP-DR
Organisasi keagamaan yang ada di Desa Penggajawa adalah
organisasi remaja remaji masjid. Setiap masjid yang ada di Desa
Penggajawa memiliki organisasi remaja masjidnya. Sedangkan di Desa
Penggajawa memiliki dua Dusun, dan dua Masjid, berarti memiliki dua
organisasi remaja masjidnya. Di desa tersebut juga memiliki anggota
PKK. Selama ber KKp disana adapun Keadaan social yang ditemukan
sebagi berikut;
a. Pendataan Stunting
48
Pendataan stanting dilalukakan setiap 3 bulan sekali dan dilakukan
pada saat posyandu dan di desa Penggajawa tidak terdapat pasien
stanting.
b. Pendataan Pernikahan Dini
Pernikahan usia dini masih terjadi saat ini. Kurangnya pengetahuan
yang dimiliki tentang rumah tangga menjadi masalah/problem yang
banyak terjadi di Kabupaten Ende, terutama Desa Penggajawa.
Salah satu akibat dari kurangnya pengetahuan adalah perceraian di
usia dini. Kurangnya kesadaran dan pentingnya pendidikan bagi
wanita dapat mengakibatkan perceraian tersebut. Rusaknya
pergaualan dan pengaruh lingkungan juga sebagai faktor
pernikahan usia dini.
c. Pemetaan Jumlah Masjid, Kegiatan-kegiatan di Masjid (Kegiatan
Berbasis Masjid)
Masjid-masjid yang ada di Desa Penggajawa berjumlah dua masjid,
yang terdiri dari satu Dusun satu masjid. Banyak kegiatan yang
dilakukan dimasjid tiap masjid seperti : Musyawarah remaja remaji
masjid, Kegiatan TPQ, Yasinan tiap malam jum’at, Pengajian
Masjid Ta’lim tiap minggu, Gotong royong masjid tiap minggu,
Peringatan hari islam, Kegiatan keagamaan lainnya.
49
Gambar 3 : Kegiatan Majelis Taklim
C. Keadaan Ekonomi di Lokasi KKP-DR
• Potensi Ekonomi Masyarakat
Adapun jenis pekerjaan atau profesi masyarakat di Desa
Penggajawa sebagai berikut :
DATA PEKERJAAN DESA PENGGAJAWA
No Pekerjaan Jumlah / Jiwa
1. Nelayan 39
2. Petani 146
3. Pedangan 11
4. Peternak 10
5. Penjahit 5
6. TNI 2
7. Guru 49
8. IRT 202
50
• Potensi Lingkungan Wisata
Desa Penggajawa memiliki potensi wisata. Wisata yang terdapat di
desa penggajawa sudah masuk dalam daftar wisata alam di daerah
NTT. Wisata yang terkenal di desa penggajawa adalah wisata Blue
Stone atau wisata batu hijau. Dimana disini terdapat batu alam
yang sudah ada sejak dahulu dan memiliki keunikan tersendiri.
Disini juga terdapat Kafe Blue Stone yang terletak di pesisir pantai
sehingga ketika kita menikmati makanan sambil melihat
pemandangan laut yang damai. Wisata di desa penggajawa ini
sudah banyak di datangi turis nasional maupun internasional.
51
Gambar 4 : Rumah Zawo zaja
• Tradisi Lisan
Di desa Penggajawa sebenarnya terdapat banyak pantun dan
dongeng tradisional yang sering dibacakan dan diceritakan oleh ibu
kepada anaknya seperti dongeng rabada,watu manu, sepatu toke,
jara angi. Adapun mitos yang terkenal di sini yaitu Pozo Zia Mburi
( setan yang menyerupai kepala dan api yang menyala diatasnya)
serta zonggo mombo ( belakang bolong).Tarian
• Tarian Gawi
Tarian Gawi adalah tarian tradisional yang dilakukan secara masal.
Tarian ini merupakan salah satu tarian adat masyarakat suku Ende
Lio sebagai ungkapan rasa syukur atas segala berkat dan rahmat
52
yang diberikan oleh Tuhan kepada mereka. Dalam pertunjukkan
tarian gawi dilakukan secara massal dengan saling berpegangan
tangan dan membentuk formasi seperti lingkaran yang menjadi ciri
khas tarian ini. Tarian gawi sering ditampilkan dalam upacara adat,
upacara pengangkatan kepala suku, pembangunan rumah adat dan
lainnya. Tarian gawi ini biasanya di tampilkan di bagian akhir
upacara sebagai penutup dan merupakan ungkapan rasa syukur atas
berkat dan rahmat yang di berikan oleh Tuhan kepada mereka.
Nama Tari Gawi ini berasal dari dua kata yaitu “ ga” yang berarti
segan atau sungkan dan “wi” yang berarti menarik. Tari gawi juga
dapat di artikan menyatukan diri.
• Adat Istiadat
Adat istiadat yang biasa dilakukan oleh masyarakat Desa
Penggajawa adalah minum ae petu ( minum teh , kopi dan yang
lainnya)) dan Tu ngawu ( Antar belis.
53
• Pengetahuan Tradisional
Pengetahuan tradisional yang ada di Desa Penggajawa meliputi
pembuatan sarung tenun Ende, pembuatan obat tradisional.
Pembuatan sarung Ende menggunakan benang dan daun taru yang
dapat menghasilkan sarung Ende tradisional yang sempurna.
Adapun untuk pembuatan obat-obatan tradisional yaitu kumis
kucing yang direbus, daun sirih, dan rempah-rempah tradisonal (
Jahe, kunyit, bawang merah, bawang putih kecil dan kencur) yang
ada di Ende tepatnya di desa Penggajawa.Adapun pengobatan
tradisional seperti koma ghae (pijat), remmo, rio keso (mandi untuk
ibu-ibu yang selesai melahirkan).
• Permainan Rakyat
Ogo adalah olahraga atau permainan yang sering dimainkan oleh
anak-anak di desa Penggajawa. selain itu, ada permainan poke
jambu yang dimainkan pada saat musin jambu monyet. Permainan
ini sering dimainkan oleh anak-anak di desa Penggajawa yang
bahan utamanya adalah jambu.
• Teknologi Tradisional
Teknelogi Tradisional (alat-alat tradisional) yang dibuat oleh
masyarakat Penggajawa yaitu, kao (sendok kua), kadho,( wadah
untuk menaruh nasi), hidhe (nyiru) dan cobek.
Daftar Pustaka
Safitri CA, Nindya TS. Hubungan ketahanan pangan dan penyakit diare
dengan stunting pada balita 13-48 bulan di Kelurahan Manyar Sabrangan,
54
Surabaya. J Amerta Nutr. 2017;1(2):52– 61.
doi:10.20473/amnt.v1i2.2017.52- 61.
TNP2K. 100 Kabupaten/Kota Prioritas untuk Intervensi Anak Kerdil
(Stunting). Pertama. (Tim Nasional Percepatan Penanggulangan
Kemiskinan, ed.). Jakarta: Tim Nasional Percepatan Penanggulangan
Kemiskinan; 2017
55
BAB VI
Pelatihan UMKM Pada Masa Pandemi di Desa Penggajawa
Nora Susilawati (180110040)
Pendahuluan
Di Indonesia, definisi UMKM diatur dalam Undang-Undang
Republik Indonesia No.20 Tahun 2008 tentang UMKM. Usaha mikro
adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang dilakukan oleh
perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau
bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik
langsung maupun tidak langsung, dari usaha mikro, usah kecil atau usaha
besar yang memenuhi kriteria usaha mikro sebagaimana dimaksud dalam
UU tersebut.16
Dalam perspektif perkembangannya, Usaha Mikro Kecil dan
Menengah (UMKM) merupakan kelompok usaha yang memiliki jumlah
paling besar.Selain itu kelompok ini terbukti tahan terhadap berbagai
macam goncangan krisi ekonomi.Maka sudah menjadi keharusan
penguatan kelompok Usaha Mikro Kecil dan Menengah yang melibatkan
banyak kelompok. Berikut ini adalah klasifikasi Usaha Mikro Kecil .17
UMKM adalah unit usaha produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha di semua sektor
16
Tulus T.H. Tambunan, UMKM di Indonesia, (Bogor : Ghalia Indonesia, 2009),
hal.16
18
Tulus Tambunan, Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Indonesia: Isu-Isu
Penting, (Jakarta: LP3ES, 2012), hal. 11
57
Adanya pandemik Covid-19 berpengaruh terhadap UMKM dalam berbagai
sisi, diantaranya penurunan dari permintaan konsumen dan pemasaran yang
terbatas akibat pembatasan sosial yang diberlakukan guna meminimalisasi
penularan.
58
Gambar 2 : Hasil Jajan
59
• TPA At-Taqwa
Pengurus :
1. Nurtin Pua Donda S.Pd
2. Siti Karma
3. Nurtin Pua Donda
Murid: 65 orang
• Majelis Taklim
Majelis taklim merupakan lembaga keagamaan nonformal yang
terdapat didesa Penggajawa, dimana beranggotakan ibu-ibu.
Kegiatan tersebut dilakukan pada saat selesai sholat jumad.
B. Keadaan Sosial Lokasi KKP-DR
Adapun setelah melakukan KKP DR di desa Penggajawa,
Kecamatan Nangapanda Kabupaten Ende, Provinsi NTT, saya
menemukan bagaimana keadaan sosial di desa Penggejawa.
Masyarakat Desa penggajawa dapat dikategorikan masyarakat yang
ramah, sehingga dengan mudah bisa beradaptasi dengan masyarakat
setempat. Ada beberapa keadaan sosial yang saya catat selama ber
KKP di desa misalnya ibu- ibu PKK, adapun kegiatan sosaial tersebut
antara lain:
• Pendataan Sunting
Stunting merupakan kondisi gagal pertumbuhan pada anak
(pertumbuhan tubuh dan otak) akibat kekurangan gizi dalam
waktu yang lama, sehingga anak lebih pendek dari anak normal
seusianya dan memiliki keterlambatan dalam berfikir. Umumnya
60
disebabkan oleh asupan makanan yang tidak sesuai dengan
kebutuhan gizi yang baik. Di Desa Penggajawa sendiri terdapat
pendtaan stunting setiap 3 bulan sekali, dalam desa tersebut tidak
ditemukan anak yang terkena stunting.
• Pendataan Pernikahan Usia Dini
Pernikahan usia dini masih terjadi saat ini. Kurangnya pengetahuan
yang dimiliki tentang rumah tangga menjadi masalah/problem yang
banyak terjadi disini terutama Desa Penggajawa.
• Pemetaan Masjid
Pemetaan masjid di Penggajawa terdapat 2 masjid, dimana masjid
pertama bernama At-Taqwa terdapat pada dusun 2, dan masjid ke 2
berada di dusun 1 yang bernama masjid Baitul Magfira.
C. Keadaan Ekonomi Masyarakat di Lokasi KKP DR
• Potensi Ekonomi
Masyarakat Penggejawa banyak mengelolah hasil alam yang
terdapat di desa Penggajawa, sehingga banyak masyarakat bermata
pencaharian sebagai pekebun dan nelayan bahkan pencari batu,
berikut rincian mata pencaharian masyarakat desa Penggajawa;
3. Pensiun 1 Jiwa
4. Pedagang 11 Jiwa
61
5. TNI 2 Jiwa
6. MRT 202 Jiwa
7. Penjahit 5 Jiwa
8. Petani 146 Jiwa
9. Guru 49 Jiwa
10. Wiraswasta 19 Jiwa
11. Tenun Ikat 50 Jiwa
• Potensi Lingkungan
62
E. Keadaan Budaya di Lokasi KKP-DR
• Permainan Tradisional
• Ogo, merupakan permainan yang dilakukan anak-anak desa
Penggajawa. Permainan ini dilakukan dengan jumalah pemain
2 orang atau lebih.
• Lompat Keret, merupakan permainan yang dilakukan oleh
anak-anak desa Penggajawa, permainan tersebut dilakukan
oleh 3 orang atau lebih.
• Laga Permainan ini biasa dilakukan oleh anak laki-laki, dimana
permainan ini dilakukan dengan menggunakan ban bekas dan
bambu.
• Boi, Merupakan permainan yang dilakukan berkelompok dan
permainan ini menggunakan bola kasti.
• Bahasa / Dialaek
Bahasa yang digunakan di Desa Penggajawa adalah bahasa Ende
Asli namun ada perbedaan pada logat dalam penyampaian.
Masyarakat Penggajawa pun masih mempercayai akan cerita mistis
dan juga roh mapun pantangan yang disebut dengan pamali.
63
Daftar Pustaka
Ade Resalawati, Pengaruh perkembangan usaha kecil menengah terhadap
pertumbuhan ekonomi pada sektor UKM Indonesia, (Skripsi: Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,
2011), hal. 31.
Tulus Tambunan, Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Indonesia: Isu-Isu
Penting, (Jakarta: LP3ES, 2012), hal. 11.
Tulus T.H. Tambunan, UMKM di Indonesia, (Bogor : Ghalia Indonesia,
2009), hal.16
64
BAB VII
Pembinaan Ibu-Ibu Tenun Ikat Sebagai Pelestarian Budaya NTT di
Penggajawa
Fatimah (180502169)
Pendahuluan
Kerajinan tenun ikat merupakan salah satu kerajinan tertua di Ende,
kerajinan ini dimulai setelah zaman neolithikum, saat masyarakat Ende-Lio
mulai menetap di suatu daerah secara berkelompok. Seiring munculnya
kebudayaan, maka dimulailah pula kegiatan pembuatan kerajinan tenun
ikat. Pembuatan tenun ikat ini memiliki banyak keunikan, karena masih
lekat dengan adat istiadat masyarakat Ende-Lio, yang juga lekat dengan
hal-hal yang berbau mistis dan gaib.19
Hampir seluruh daerah di Kabupaten Ende yang melakukan
kegiatan tenun ikat. Salah satunya yaitu Desa Penggajawa yang menjadikan
tenun ikat sebagai sumber ekonomi. Selain itu, kerajinan tenun ikat yang
dibuat oleh wanita-wanita penenun di Desa Penggajawa masih
menggunakan bahan organik, baik untuk bahan pembuatan benang maupun
untuk bahan pewarnaan, sehingga warna yang dihasilkan sangat alami dan
memiliki keindahan yang berbeda dengan warna yang dihasilkan oleh
pewarna kimia.
Proses pembuatan tenun ikat pun dibuat dengan tangan, tanpa
bantuan mesin apapun. Adapun alat-alat yang digunakan dalam proses
19
Wake, Petrus. 2003. Kebudayaan Suku Lio. Bekasi: Yayasan Bina Insan
Mandiri
65
pembuatan kerajinan tenun ikat adalah alat-alat tradisional tanpa bantuan
tenaga listrik. Hal ini tentu saja membuat kerajinan tenun ikat semakin
unik, karena tidak ada kain yang benar-benar sama dengan kain yang lain,
karena prosesnya dikerjakan manual. Tanpa menggunakan mesin, proses
pembuatan kerajinan tenun ikat memakan waktu yang cukup lama serta
membutuhkan ketelitian juga kesabaran. Satu helai kain sarung tenun dapat
diselesaikan dalam waktu paling singkat tiga hingga empat bulan.20
Pembinaan Ibu-Ibu Tenun Ikat Sebagai Pelestarian Budaya NTT di
Penggajawa
Tenun ikat Desa Penggajawa, Kecamatan Nangapanda, Kabupaten
Ende, Provinsi NTT memiliki tiga warna utama yang sesuai dengan warna
danau Kelimutu, yaitu putih, biru, dan merah. Keunikan dari setiap daerah
adalah perbedaan motif pada kain yang dihasilkan. Terdapat lebih dari 20
jenis tenun ikat tradisional dari Kabupaten Ende. Selain itu, kegiatan ini
hanya dilakukan oleh wanita- wanita yang tinggal di pedesaan, dan
merupakan akar dari tradisi masyarakat Ende-Lio. Namun, tidak semua
wanita pada satu desa dapat melakukan kegiatan tenun. Hal ini disebabkan
oleh garis keturunan dan ketekunan wanita-wanita yang dapat melakukan
kegiatan tenun. Karena hal itulah, kain tenun ikat khas Ende-Lio menjadi
lebih istimewa.
20
Dinas Pariwisata Kabupaten Ende, Aset Seni Budaya Daerah Kabupaten Ende,
2003
66
Gambar : Hasil Pete Peru merupakan rangkaian proses
67
Gambar Kegiatan Membantu proses penenunan dan pengenalan nilai
budaya
A. Lembaga keagamaan di Lokasi KKP DR
Lembaga keagamaan formal dan informal yang dimiliki desa
penggajawa dibawah naungan kepala desa. Lembaga keagamaan non
formal juga dimiliki desa penggaawa diantaranya adalah TPA At-
Takwa, Majelis Ta’lim, PHBI sedangkan lembaga keagamaan formal
yang dimiliki desa penggajawa adalah lembaga pendidikan fotmal
seperti MIN 3 Penggajawa dan juga RA At-Takwa.
B. Keadaan Sosial di lokasi KKP-DR
Dari keseluruhan jumlah penduduk Desa Penggajawa, Kecamatan
Nangapanda, Kabupaten Ende, Provinsi NTT mememluk agama Islam
sehingga itulah yang membentuk adanya organisasi keagamaan
contohnya seperti organisasi remaja masjid, dimana remaja masjid
adalah perkumpulan pemuda masjid yang melakukan aktivitas sosial
dan ibadah di lingkungan suatu masjid.
68
Pembagian tugas dan wewenang dalam remaja masjid termasuk
dalam golongan organisasi yang menggunakan konsep Islam dengan
menerapkan asas musyawarah, mufakat, dan amal jama’i (gotong
royong) dalam segenap aktivitasnya di Desa Penggajawa, Kecamatan
Nangapanda, Kabupaten Ende, Provinsi NTT organisasi pemuda
remaja masjid seperti RMPJ (remaja masjid penggajawa).
• Pendataan Stunting
Stunting merupakan kondisi gagal pertumbuhan pada anak
(pertumbuhan tubuh dan otak) akibat kekurangan gizi dalam waktu
yang lama, sehingga anak lebih pendek dari anak normal seusianya
dan memiliki keterlambatan dalam berfikir. Umumnya disebabkan
oleh asupan makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi
yang baik, berdampak pada jangka panjang dan jangka pendek
yang ada di Desa Penggajawa, Kecamatan Nangapanda, Kabupaten
Ende, Provinsi NTT hanyalah sedikit anak anak yang kekurangan
gizi. Namun masih banyak anak anak yang ada di Desa
Penggajawa tersebut memiliki kekurangan seperti cacat sejak lahir,
itupun karena efek dari gen yang dimiliki.
Bukan hanya anak kecil tetapi termasuk masyarakat pada
umumnya seperti orang-orang yang berusia 30an ke atas. Cacatnya
berupa tidak bisa jalan, dan hanya duduk dan jalannya ngesot saja.
• Pendataan pernikahan usia dini
Pernikahan usia dini disebab mulakan dari faktor pergaulan
bebas seorang gadis yang berpacaran dengan gaya yang tidak sehat
sehingga memicu pada pernikahan yang cacat yakni wanita
69
mengandung belum pada waktunya. Kecelakaan ini marak terjadi
pada gadis muda dengan usia 18 tahun duduk di bangku SMA.
Kemudian kecelakaan terjadi mungkin pada kurangnya perhatian
terhadap anak sehingga anak mencari kesenangan sendri.
• Pemetaan jumlah masjid, serta kegiatan kegiatan di masjid
Masjid yang ada di Desa Penggajawa, Kecamatan Nangapanda,
Kabupaten Ende berjumlah dua yang terdiri dari Masjid At-Takwa
dan Masjid Baitul Magfirah. Banyak kegiatan yang dilakukan di
tiap masjid seperti, musyawarah remaja masjid, pengajian ibu-ibu
majelis taklim, gotong royong masjid tiap jum’ad, peringatan hari
besar islam dan pengajian anak-anak TPA di tiap sore hari.
C. Keadaan Ekonomi di lokasi KKP DR
• Potensi ekonomi masyarakat
Adapun jenis pekerjaan atau profesi masyarakat di Desa
penggajawa, Kecamatan Nangapanda, Kabupaten Ende, Provinsi
NTT sebagai berikut:
No Pekerjaan Jumblah(jiwa)
1. Petani 146
2. Nelayan 35
3. PNS 14
4. Pedagang 11
5. TNI 2
6 Pegawwai swasta 19
7. Guru 49
8. Pensiun 1
9. MRT 202
70
• Potensi lingkungan wisata
Desa Penggajawa, Kecamatan Nangapanda, Kabupaten Ende,
Provinsi NTT memliki potensi wisata yang cukup besar. Wisata
yang ada di Desa penggajawa itu yakni pantai penggajawa. Disana
pantai penggajawa tersebut memiliki pantai yang unik dengan batu
biru yang terpancar akan keindahannya.
Keeolokan pantai penggajawa tersebut membuat para
wisatawan selalu mengunjunginya, karena dianggap pantai yang
berbeda dengan pantai lainnya yakni sepanjang pantai tersebut
dipenuhi batu dengan bebagai warna tetapi yang paling menonjol
dari batu tersebut adalah batu biru. Akan tetapi, setelah wabah
Covid-19 menyerang para turis pun tidak pernah datang dan
pengunjungnya hanyalah wisatawan lokal Indonesia saja.
• Pembinaan kesejahteraan keluarga (PKK)
Pemberdayaan keejahteraan keluarga (PKK) adalah organisasi
kemasyarakatan yang memberdayakan wanita untuk turut
partisipasi dalam pembangunan di Desa Penggajawa, Kecamatan
Nangapanda, Kabupaten Ende, Provinsi NTT sebagai gerakan
pembangunan masyarakat bermula dari seminar ekonomi, dan
upaya itu untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga.
• Pembinaan ibu-ibu tenun ikat
Pembinaan ibu-ibu tenun ikat adalah organisasi
kemasyarakatan ibu-ibu yang berpartisipatif dalam memasuki
modal desa dalam sebuah pembagunan. Tenun ikat ini akan di
jadikan modal untuk dana dalam kemasyarakatan, tenun ikat ini
71
menjadi sarung dan sarung ini akan dijual dengan harga yang telah
di tentukan.
D. Keadaan Budaya di Lokasi KKP-DR
• Permainan tradisional
Permainan trdisional masih sangat melekat pada masyarakat
Desa Penggajawa, Kecamatan Nangapanda, Kabupaten Ende
terutama pada anak kecil. Adapun permaianan tradisional yang
masih sering dimainkan yaitu silahkan masuk, lempar maria,
lempar karet dan ogo.
• Silahkan masuk
Sejenis permainan daerah tradisional dari Indonesia. Permainan
ini adalah sebuah permainan grub yang terdiri dari dua kelompok
dimana masing-masing tim terdiri dari 5 sampai 6 orang. Inti
permainannya adalah menghadang lawan agar tidak bisa lolos
melewati garis ke baris terakhir secara bolak balik dan untuk
meraih kemenangan salah satu anggota kelompok harus berhasil
melewati aturan yang berlaku.
Pemainan silahkan masuk biasaya dilakukan dilapangan
ataupun di tempat yng luas. Area bermain merupakan kotak persegi
panjang dan diberi garis didalamnya dengan ukuran 9x4 meter
yang dibagi menjadi 5 bagian. Garis batas dari setiap bagian
biasanya diberi tanda dengan menggariskan di tanah dengan kayu
maupun menggunakan satu kaki. Bagi anggota grub yang
mendapatkan tugas untuk menjaga garis batas horizontal dan
vertikal maka mereka akan berusaha menghalangi lawan mereka
72
yang juga berusaha untuk melewati garis batas yang sudah
ditentukan.
• Lempar maria
Sejenis permainn daerah tradisional yang pemainnya terdiri dari
dua kelompok dan beberapa anggota didalamnya. Permainan ini
adalah permainan turun temurun dari orang orang terdahulu sampai
sekarang dan masyarakat setempat tidak pernah menghapusnya.
Permainan ini hanyalah bermain dengan sebuah kayu dimana kayu
tersebut ada yang panjang dan ada yang pendek. yang panjang
dijadikan sebagai ibu maria dan yang pendek sebagai anak maria
yang bertugas melemparkan maria adalah si pemain dan lawannya
harus menangkap anak maria. Jikalau si lawan bisa menangkapnya
berarti tandanya menang, tetapi tergantung dari semua anggotanya
berapa, Setiap anakan maria dihitung dengan nilai lima sama
kayaknya dengan si ibu maria. Jikalau si lawan ini menangkapnya
berarti nilai lawan ini seribu.
• Lompat karet
Permainan karet ini menggunakan alat permainan beruba
gelang karet yang dibuat rantai panang. Dibeberapa daerah
permainan ini disebut maen karet.
Karet yang dibentangkan kira kira 4 sampai 5 meter. Anak-
anak lain akan bermain melompati tali satu persatu. Jika ada
satu pemain melompati karet, maka ia harus mengganti anak
yang memegang tali dan begitu seterusnya, jika ada
lompatannya gagal harus jadi pemegang tali.
73
• Permainan ogo
Ini adalah mainan yang dimainkan anak anak daerah Ende
dari zaman terdahulu hingga kini. Permainan tradisional ini
dimainkan pada musimnya saja bukan setiap hari. Alat yang
digunakan hanyalah batu ceper kurang lingkaran tangan.
Batu adalah alat utama yang digunakan untuk bermain.
Permainan ogo bertujuan untuk menguji keterampilan
melempar dan melompat serta sebagainya. Permainan ini bisa
menggunakan perseorangan maupun kelompok. Itu tergantung
dari beberapa banyak peserta yang mengikuti permaianan.
Adapun manfaat permainan ini adalah keseimbangan berat
badan serta keterampilan dalam melempar.
• Alat tradisional
• Gendang
Berbagai ragam budaya dapat ditemui di Ende, Nusa
Tenggara Timur salah satunya adalah gendang yang biasa
disebut albana. Alat musik kebanggaan masyarakat Ende ini
dimainkan dengan cara di tabuh atau di pukul pake jari dan
telapak tangan dan dimainkan secara berkelompok. Alat ini
terbuat dari pohon meranti, gendang ini menghasilkaan suara
yang besar dan bergema. Suara ini dihasilkan oleh bagian
tengah batang pohon yang dilubangi dan dilapisi dengan kulit
kambing, sapi atau kerbau.
Pada awalnya, gendang hanyalah alat musik yang
mengiringi prajurit saat akan berjuang ke medan perang. Suara
74
yang dihasilakan dipercaya memberi para prajurit menjadi
lebih berani untuk berkorban membela kerajaan. Akan tetapi,
seiring berjalannya waktu gendang digunakan sebagai hiburan
yang di pertunjukan pada acara perayaan pernikahan adat,
kebudayaan atau kesenian contohnya jika ada perayaan
pernikahan adat pasti mengiringi dengan gendang.
• Tradisi atau kebudayaan
• Gawi
Dalam tradisi masyarakat Suku Ende, tarian Gawi bukan
hanya warisan para leluhur, tetapi merupakan ungkapan rasa
syukur, pujian, penghormatan kepada Dua’a Ngga’e”(Tuhan),
para leluhur dan roh-roh yang memiliki kekuatan yang turut
berperan dalam kehidupan.
Tarian ini dilakukan secara massal atau bersama-sama
sambil berpegangan tangan dan membentuk formasi lingkaran.
Tarian Gawi sering ditampilkan dalam upacara seperti saat
selesai panen, pembangunan rumah adat, pengangkatan kepala
suku, pesta perkawinan dan pesta adat lainnya. Bila ditelisik
lebih dalam, tarian Gawi adalah etika masyarakat Ende. Karena
berkaitan dengan tindakan, perilaku individu terhadap
sesamanya.
Makna etis yang terkandung di dalam tarian Gawi meliputi
nilai etis religius, persatuan dan kesatuan, tanggung jawab dan
keterampilan, kesetaraan dan kesederhanaan.
75
Tarian Gawi menjadi kekhasan masyarakat Ende, maka
pemeriintah Kabupaten Ende melalui dinas pendidikan dan
kebudayaan perlu mendorong warganya untuk menggali makna
tradisi ini yang kelak dijadikan bahan ajar di sekolah-sekolah,
termasuk tarian Gawi yang kaya akan nilai-nilai etis. Dengan
pengajaran ini sangat diharapkan peserta didik dapat
mengaplikasikan nilai-nilai etis ini dalam lingkup sekolah dan
masyarakat.
• Tenun ikat
`
Tenun ikat Ende merupakan salah satu jenis
tenun ikat yang ada di Indonesia yang menjadi
kekhasan dan menjadi warisan budaya suku Ende
yang mendiami Kabupaten Ende, Provinsi Nusa
Tenggara Timur. Tenun ikat Ende itu berupa kain
yang helaian benang pakan dan benang lungsin
yang sebelumnya di ikat dan dicelupkan ke zat
pewarna baik itu pewarna alami maupun pewarna
buatan dan pada umumnya dikerjakan para wanita
menggunakan alat tenun tradisional.
76
Daftar Pustaka
Dinas Pariwisata Kabupaten Ende. 2003. Aset Seni Budaya Daerah
Kabupaten Ende
Wake, Petrus. 2003. Kebudayaan Suku Lio. Bekasi: Yayasan Bina Insan
Mandiri
77
BAB VIII
Majelis Taklim Sebagai Sarana Pemahaman Keagamaan di Desa
Penggajawa
Riski Safitri Putri (180602039)
Pendahuluan
Majelis taklim adalah suatu proses pendidikan non formal yang
dilaksanakan oleh masyarakat dengan tujuan meningkatkan pengetahuan,
dan keterampilan serta perubahan sikap hidup terutama yang berhubungan
dengan agama islam yang dilaksanakan secara apik dan rapi. Sebagai
satuan pendidikan nonformal keberadaan majelis taklim tumbuh dan
berkembang dari masyarakat. 21
Dalam hal ini, majelis taklim merupakan suatu kegiatan yang dibentuk
oleh masyakat sehubungan dengan permasalahan-permasalahan yang harus
dipecahkan oleh masyarakat dimana permasalahan tersebut berhubungan
dengan keyakinan hidup yaitu agama islam. Terbentuknya majelis taklim
sebagai satuan pendidikan non formal tidak terlepas dari makin
kompleksnya permasalah hidup yang harus dipecahkan oleh masyarakat.
Sehubungan dengan kebutuhan masyarakat tentang pengetahuan
keagamaan islam maka dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003
tentang sisdiknas, majelis taklim berdiri sendiri menjadi satuan pendidikan
nonformal. Kegiatan-kegiatan yang termasuk dalam majelis taklim adalah
78
kelompok yasinan, kelompok pengajian, taman pendidikan al-qur’an
pengajian kitab kuning, salafiah dan lain-lain.22
Majelis taklim diselenggarakan berbeda dengan lembaga pendikan
Islam lainnya, seperti pesantren dan madrasah, baik menyangkut sistem,
materi maupun tujuannya. Pada majelis taklim terdapat hal-hal yang cukup
membedakan dengan yang lain, di antaranya :
a) Majelis taklim adalah lembaga pendidikan nonformal.
b) Waktu belajarnya berkala tapi teratur, tidak setiap hari
sebagaimana halnya sekolah atau madrasah.
c) Pengikut atau pesertanya disebut jama’ah ( orang banyak ) bukan
pelajar atau santri. Hal ini didasarkan kepada kehadiran di majelis
ta’lim bukan merupakan kewajiban sebagaimana dengan kewajiban
murid menghadiri sekolah atau madrasah.
d) Tujuannya adalah memasyaraktkan ajaran Islam. 23
Majelis Taklim Sebagai Sarana Pemahaman Keagamaan di Desa
Penggajawa
Pada dasarnya kegiatan Majelis Taklim ibu-ibu Desa Penggajawa,
Kecamatan Nangapanda, Kabupaten Ende, Provinsi NTT adalah kegiatan
yang bergerak di bidang keagamaan, sebab pendidikan agama sangat
penting dalam pendidikan moral dan mental. Berdasarkan grandtour awal
79
dilapangan, masih ada ibu-ibu yang belum memiliki kemampuan mengenai
keagamaan dan tidak berminat mengikuti Majelis Taklim, hal ini
disebabkan karena kesibukan mereka sebagai ibu rumah tangga, mencari
nafkah dalam membantu perekonomian keluarga, dan menjadi wanita karir
yang mempunyai banyak kegiatan.Maka hal ini, Majelis Taklim At-Takwa
Desa Penggajawa harus memberikan pemahaman kepada ibu-ibu tentang
pentingnya mengikuti pengajian keagamaan melalui Majelis Taklim, agar
dapat menjadi bekal bagi dirinya beserta keluarga-keluarganya.
Dengan adanya Majelis Taklim ini, ibu-ibu di Desa Penggajawa,
Kecamatan Nangapanda, Kabupaten Ende agar terhindar dari menggosip,
adu domba, dan iri dengki terhadap sesama tetangga, hal ini disebabkan
karena kurangnya pemahaman keagamaan yang ada pada ibu-ibu. Dengan
kondisi ini lembaga pendidikan non formal seperti Majelis Taklim
mengarahkan masyarakat agar menyadari pentingnya nilai-nilai
keagamaan.
Selama kegiatan KKP berlangsung saya bersama anggota KKP-DR
Desa Penggajawa, Kecamatan Nangapanda, Kabupaten Ende, Provinsi
NTT Ikut berpartisipasi dalam kegiatan Majelis Taklim. Kegiatan tersebut
dilakukan secara bergilir atau bergantian antara masjid dusun 1 dan masjid
dusun 2. Kegiatan majelis taklim dalam meningkatkan pemahaman
keagamaan di Desa Penggajawa dilakukan dalam bentuk kegiatan sebagai
berikut:
1. Melaksanakan pengajian Alqur’an dan yasinan. Kegiatan ini
merupakan program yang dilaksanakan oleh ibu-ibu Majelis
80
Taklim At-Takwa Desa Penggajawa dan dilakukan sekali dalam
seminggu.
2. Melantunkan sholawat bersama-sama sebelum memulai membaca
Alqur’an dan yasinan serta tahlil. Membaca sholawat merupakan
bentuk kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW
81
• Lembaga Pendidikan Keagamaan Formal
RA At-Takwa Penggajawa
Kepala Sekolah : Nursiah S. Pd
Alamat : Desa Penggajawa, Kec.
Nangapanda, Kab. Ende, Prov. NTT
Status : Swasta
Jumlah Siswa : 30
Jumlah Guru :5
MIN 3 ENDE
Kepala Sekolah : Siti Khadijah
Alamat : Desa Penggajawa, Kec.
Nangapanda, Kab. Ende, Prov. NTT
Status : Negeri
Jumlah Siswa : 111
Jumlah Guru : 14
82
• Lembaga Keagamaan Non Formal
• TPQ At-Taqwa merupakan satu-satunya TPQ yang ada di
Desa Penggajawa. Anak-anak dari dusun 1 dan dusun 2
belajar mengaji di TPQ ini. Selain belajar mengaji, anak-
anak juga diajarkan surah-surah pendek jus 30 serta belajar
kaligrafi. Kegiatan ini dilakukan setiap sore atau ba’da
ashar sedangkan kaligrafi dilakukan setiap sore jum’ad
saja. Ada 3 ustadzah yang ikut bergabung di TPQ ini.
Selama kegiatan KKP berlangsung, saya bersama teman-
teman KKP ikut serta membantu membimbing anak-anak
TPQ. Jumlah anak yang bergabung dalam TPQ At-Takwa
yaitu 65 orang.
• Majelis Taklim adalah sebuah sebutan untuk lembaga
pendidikan non formal islam yang memiliki kurikulum
sendiri, diselenggarakan secara berkala dan terartur, dan
diikuti oleh jama’ah yang relative banyak.. Majelis Taklim
di Desa Penggajawa dilaksanakan secara bergantian setiap
jum’ad di dua dusun, yaitu dusun 1 Masjid Baitul
Maghrifah dan dusun 2 Masjid At-Takwa. Selama ber KKP
di Desa Penggajawa, sebagai mahasisawa kita ikut ambil
dalam kegiatan majelis taklim. Dan mahasiswa
memberikan sedikit pembinaan mengenai kegiatan majelis
taklim dimana dijelaskan bahwa jika majelistaklim
difungsikan dengan baik maka dapat membentangi
masyarakat atau umat dari pengaruh-pengaruh negatif
83
utamanya generasi muda. Dan juga memberikan penjelasan
bahwa majelis taklim merupakan salah satu wadah dakwa
yang berada dalam kehidupan bermasyarakat.
B. Keadaan Sosial Lokasi KKPR
Secara umum, masyarakat Desa Penggajawa, Kecamatan
Nangapanda, Kabupaten Ende, Provinsi NTT terkenal dengan tingkat
solidaritas yang tinggi, terlihat dari kegiatan-kegiatan kemasyarakatan
seperti gotong royong, upacara keagamaan, akikah, dan kematian dan
bantuan sosial terhadap masyarakat yang terkena musibah ataupun
kegiatan sosial lainnya.
Organisasi Keagamaan
Adapun organisasi keagamaan yang ada di Desa Penggajawa yaitu
diantaranya:
• Deba adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat Desa
Penggajawa yang diwariskan secara turun temurun. Kegiatan Deba
adalah suatu do’a-do’a, puji-pujian dan menceritakan riwayat Nabi
Muhamad SAW yang dilafazkan dengan suatu irama atau nada. Di
desa Penggajawa sendiri, kegiatan Deba dilakukan setiap malam
Jum’ad yang dimana membaca sholawat nabi secara bergantian.
84
Gambar : Kegiatan Sosial Deba dan Tahlilan
• Tahlilan adalah ritual atau upacara selamatan yang dilakukan oleh
umat islam untuk memperingati dan mendoakan orang yang telah
meninggal dunia. Biasanya dilakukan pada hari pertama kematian
hingga hari ketujuh dan selanjutnya dilakukan mulai dari hari ke 40
sampai ke 100 hari. Di Desa Penggajawa sendiri, pada malam
pertama dan kedua para tamu tahlilan akan disuguhkan dengan
segelas susu, sebutir telur serta kue atau jajan. Selanjutnya malam
ketiga, malam ketujuh dan seterusnya disediakan makanan beserta
daging.
• Pendataan Stunting
Stunting merupakan pertumbuhan fisik tinggi badan yang tidak
normal sesuai dengan umur atau merupakan kondisi gizi buruk
yang dialami semasa balita yang memiliki dampak yang buruk bagi
tumbuh kembang anak. Berdasarkan data tahun 2020 yang lalu,
Kecamatan Nangapanda terdapat 379 orang balita yang mengalami
stunting. Kurangnya pemahaman akan pentingnya mengelola bahan
85
makanan yang ada disekitar sumber gizi adalah salah satu alasan
mendasar masih tingginya angka gizi buruk dan stunting di
Kecamatan Nangapanda. Akan tetapi, di Desa Penggajawa
merupakan salah satu desa yang jumlah stunting nya terendah yaitu
1 orang.
• Pendataan Pernikahan Usia Dini
Pernikahan usia dini adalah pernikahan yang dilakukan secara
resmi atau tidak resmi yang dilakukan sebelum usia 18 tahun.
Menurut UU RI Nomor 1 Tahun 1974 pasal 7 ayat 1 menyatakan
bahwa pernikahan hanya diizinkan jika pihak pria sudah mencapai
umur 19 tahun dan pihak wanita sudah mencapai umur 16 tahun.
Apabila masih di bawah umur tersebut, maka dinamakan
pernikahan dini. Untuk pendataan Pernikahan Usia Dini di Desa
Penggajawa dilakukan oleh petugas KUA Kecamatan Nangapanda,
akan tetapi aparat Desa tidak melakukan pendataan secara khusus.
• Pemetaan Masjid
Terdapat 2 masjid di Desa Penggajawa yaitu, di dusun 1 masjid
Baitul Maghrifah dan dusun 2 masjid At-Takwa
86
C. Keadaan Ekonomi Lokasi KKP-DR
• Keadaan Ekonomi
Desa Penggajawa merupakan desa yang terletak di pesisir
pantai dan di bawah di lereng bukit. Terdapat batu-batu hijau yang
Masyarakat Penggajawa bermata pencaharian sebagai Nelayan,
Petani, Pencari batu hijau, dan lain sebagainya Berikut ini data
mata pencaharian masyarakat Desa Penggajawa antara lain:
No. Mata Pencaharian Jumlah Jiwa
1. Nelayan 39 Jiwa
2. Peternak 10 Jiwa
3. Pensiun 1 Jiwa
4. Pedagang 11 Jiwa
5. TNI 2 Jiwa
6. MRT 202 Jiwa
7. Penjahit 5 Jiwa
8. Petani 146 Jiwa
9. Guru 49 Jiwa
10. Wiraswasta 19 Jiwa
11. Tenun Ikat 50 Jiwa
87
• Potensi Lingkungan Wisata
88
• Permainan Tradisional
Permainan Tradisional adalah suatu aktifitas bermain yang
dilakukan oleh anak-anak sejak zaman dahulu dengan aturan-aturan
tertentu guna memperoleh kegembiraan. Permainan tradisional
memiliki kandungan nilai dan manfaat yang tersimpan di dalamnya
dan dapat memberikan efek positif bagi siapa saja yang
memainkannya. Anak-anak desa Penggajwa sampai sekarang
masih belum meninggalkan permainan tradisional seperti Ogo dan
ozo laga.
Ogo merupakan permainan ini dimainkan dengan cara
melompat-lompat oleh dua orang atau dalam bentuk kelompok
dengan menggunakan batu pipih kecil sebagai penanda pada setiap
kotak “Ogo”. Pemain yang berhasil melewati satu kali putaran
dengan mengambil batu diluargaris kotak terakhir tanpa melihat,
dia berhak untuk menempati kotak pertama sebagai daerah
miliknya. Pemain lain dilarang untuk menginjak daerah yang telah
menjadi milik lawannya.
Permainan ini dimainkan lebih dari 2 orang. Permainan ini
dilakukan di tanah dan diberi garis sesuai dengan aturan
permainannya. Sedangkan ozo laga merupakan permainan yang
bahan utamanya berasal dari ban bekas yang digunakan biasanya
ban sepeda motor yang dimainkan dengan cara memukul ban
tersebut dengan sepotong kayu agar bisa berjalan. Permainan ini
merupakan permainan yang turun temurun di Desa Penggajawa dan
masih tetap digunakan sampai saat ini .
89
Gambar : Permainan Tradisional Ogo dan Laga
• Minu Ae Petu (Air Panas)
Belum diketahui secara pasti kapan tradisi ini lahir, namum ia
tumbuh dan berkembang di kalangan masyarakat, sebagai
ungkapan kebersamaan diantara anggota masyarakat dalam
membangun budaya gotong royong. Tradisi “minu ae petu” pada
masyarakat Desa Penggajawa bukanlah merupakan suatu ritual adat
istiadat namun didalamnya terdapat tatacara dan nilai-nilai adat
istiadat. “Minu Ae Petu” dapat dilaksanakan kapan saja oleh
keluarga-keluarga yang hendak melakukan sebuah acara (hajatan)
besar.
90
Pada mayarakat Desa Penggajawa, “acara Minu Ae Petu”
awalnya hanya untuk acara pernikahan yang secara proses budaya
akan melibatkan tokoh-tokoh adat. Namun seiring perubahan
zaman dan tingginya kebutuhan dalam menyelenggarkan suatu
kegiatan sehingga “minu Ae Petu” inipun terjadi pada persiapan-
persiapan hajatan lain seperti pembangunan rumah ibadah,
pernikahan, khitanan hingga urusan pendidikan anak sekolah.
91
Suku Lio, Kabupaten Ende ini berbentuk lingkaran besar dan selalu
diikuti oleh penari dari berbagai latar belakang suku, agama, ras,
serta siapa saja. Selama menari tidak ada perbedaan antar satu
dengan yang lainnya. Semua yang terlibat di dalamnya yaitu
berasaskan kebersamaan, persatuan dan kesatuan.
Daftar Pustaka
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Islam, Bandung, PT Remaja Rosda
Karya, 2013.
Ahmad Yani, Panduan Pengelola Masjid , Jakarta, Pustaka Intermasa,
2007.
Hasbullah, Kapita Selekta Pendidikan Islam , Jakarta, Raja Grafindo
Persada, 1999.
92
BAB IX
Pembinahan Pencegahan gagal Panen di Pekebunan di Desa
Penggajawa
Rauda Zuhriyyah (180105146)
Pendahuluan
Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “gagal” artinya
“tidak berhasil” atau “tidak tercapai (maksudnya)” sedangkan kata “panen”
artinya “pemungutan (pemetikan) hasil sawah atau ladang”. Jadi, gagal
panen adalah suatu kondisi dimana petani tidak berhasil atau tidak dapat
memetik hasil dari sawah atau ladangnya. Menurut Dirjen Tanaman Pangan
dan Hortikultura potensi produksi dari suatu pertanaman selalu mendapat
ancaman kehilangan hasil dari Organisme Pengganggu Tanaman (OPT),
bencana alam (banjir dan kekeringan, gunung meletus) serta dari perlakuan
pasca panen yang tidak optimal. 24
Selama Ber KKP di Desa Penggajawa, Kecamatan Nangapanda,
Kabupaten Ende, Provinsi NTT, salah satu gagal panen yang ditemukan
oleh kami adalah busuknya batang akibat dari infeksi jamur ini
menyebabkan pelepah daun berubah warna menjadi gelap kemudian
terkulai. Setelah itu, meluas ke pelepah berikutnya dan akhirnya kedalam
24
Tati Nuramala (dkk), Pengantar Ilmu Pertanian, (Yogyakarta: Graha Ilmu,
2012), hlm 44
93
batang. Pelepah tersebut menjadi busuk dan kemudian batangnya juga
busuk, jika batang busuk maka seluruh rumpun akan tumbang/terkulai.25
Pembinahan Pencegahan gagal Panen di Pekebunan di Desa
Penggajawa
Penyebab petani gagal panen di Desa Penggajawa adalah karena faktor
alam dan faktor non alam, dari kedua faktor tersebut faktor penyebab gagal
panen yang terbesar adalah faktor alam.
Upaya yang dilakukan dalam mengahadpi gagal panen yang kami lakukan
selama ber KKP adalah dengan cara mengadakan penyuluhan, penyuluhan
dilakukan pada saat para petani memanen hasil panen mereka disitu kita
mulai membicarakan bagimana cara agar para petani bisa mengatasi
masalah jika terjadi gagal panen.
25
BAPPENAS, Pengendalian Hama Terpadu Untuk Padi Suatu Ekologi
Pendekatan, (Jakarta: 1991), hlm 53-54
94
perkebunan warga, lalu kita menjelaskan sedikit mengenai pekebunan,
yaitu tentang bagaimana cara mencegah adanya gagal panen ataupun cara
mengatasi hama yang sudah menjadi tantangan setiap para pekebun antara
lain;
1. Pemanfaatan sumberdaya Air
2. Memberikan cairan anti hama
3. Terus melihat kondisis tanaman agar tidak teradi kegagalan dalam
memanen
96
C. Keadaan Ekonomi di Lokasi KKP-DR
Ekonomi masyarakata di Desa Penggajawa Heterogen warga
masyarakat penggajawa memiliki banyak mata pencarian dilihat dari
berbagai potensi diantaranya:
• Potensi Ekonomi
Terdapat beberapa potensi ekonomi di desa penggajawa Seperti :
Industri tenun ikat., pemroduksian tenun ikat ini dilakukan oleh
ibu-ibu tenun ikat desa penggajawa ada yang berkelompok adapula
yang secara personal. Tenun ikat salah satu pekerjaan yang
dilakukan oleh ibu-ibu rumah tangga desa penggajawa.
• Usaha menjahit
Di desa penggajawa tidak terlalu banyak masyarakat ang bermata
pencarian hanya ada 7 orang warga desa Penggajawa yang bekerja
sebagai penjahit..
• Perkiosan atau Perdagangan
Di desa Penggajawa terdapat beberapa masyarakat yang memiliki
usaha perkiosan sebagai usaha sampingan. Usaha ini juga
merupakan salah satu pendongkrak ekonomi di desa penggajawa.
• Perikanan atau nelayan
Desa penggajawa merupakan salah satu desa yang berada di pesisir
pantai sehingga banyak masyarakat yang berprofesi sebagai
nelayan.
• Perternakan
Masyarakat desa Penggajawa juga memiliki pekerjaan sampingan
yaitu berternak seperti ayam, sapi, kambing. Pekerjaan tersebut
97
merupakan pekerjaan sampingan yang dimiliki oleh warga
masyarakat penggajawa agar perekonomian mereka tetap stabil.
• Pekebun
Di desa Penggajawa sebagian besar masyarakat nya berprofesi
sebagai pekebun. Para pekebun di dsa penggajawa menanam dan
memanen hasil pertanian nya di lahan pribadi mereka masing-
masing. Tumbuhan yang sering mereka tanam adalah kakao,
singkong, jagung, pisang, dan lain-lain. Karna banyaknya
masyarakat desa Penggajawa yang berprofesi sebagai pekebun.
• MRT ( Mengurus Rumah Tangga)
Di desa penggajawa terdapat MRT yaitu ibu-ibu yang
memiliki pekerjaan mengurus rumah tangga.
Adapun data yang diterima dari pemerintahan desa mengenai
pendataan profesi masyarakat
Desa Penggajawa sebagai berikut :
DAFTAR PEKERJAAN DESA PENGGAJAWA
2 Peternak rang
3 Pensiun orang
4 Pedagang rang
5 TNI orang
98
6 MRT 202 orang
Penjahit 5 orang
Guru 49 orang
Wiraswasta 19 orang
99
Gambar 3 : Wisata Pantai Penggajawa
D. Keadaan Budaya di Lokasi KKP –DR
Desa penggajawa masih kental dengan kebudayaan yang diwarisi
secara terus menerus hingga sekarang dilihat dari berbagai segi
diantaranya :
• Arsitek Tradisional
Di desa Penggajawa terdapat Rumah Adat Tradisional yang masih
ada sampai sekarang yaitu rumah “sao zawo” rumah ini dibuat
sebagai tempat penyimpanan zawo zaja. Zawo zaja adalah sarung
100
yang sudah ada sejak dahulu dan bertahan hingga sekarang. Dan
akan dipakai oleh turunan tersebut pada upacara adat.
• Permainan Rakyat
Ogo adalah olahraga atau permainan yang sering dimainkan oleh
anak-anak di desa Penggajawa. selain itu juga, ada permainan poke
jambu yang dimainkan pada saat musin jambu monyet. Permainan
ini sering dimainkan oleh anak-anak di desa Penggajawa yang
bahan utamanya adalah jambu.
• Tradisi Lisan
Di desa Penggajawa sebenarnya terdapat banyak pantun dan
dongeng tradisional yang sering dibacakan dan diceritakan oleh ibu
kepada anaknya seperti dongeng rabada,watu manu, sepatu toke,
jara angi. Bahasa yang digunakan masyarakat di desa Penggajawa
adalah Bahasa Ende.
Daftar Pustaka
Tati Nuramala (dkk), Pengantar Ilmu Pertanian, (Yogyakarta: Graha Ilmu,
2012), hlm 44
BAPPENAS, Pengendalian Hama Terpadu Untuk Padi Suatu Ekologi
Pendekatan, (Jakarta: 1991), hlm 53-54
101
BAB X
Pembinaan Peranan Remaja Masjid di Desa Penggajawa
Ais Saputra (180101187)
Pendahuluan
Masa remaja merupakan salah satu periode dari perkembangan
manusia. Masa ini merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa
kanak-kanak ke masa dewasa yang meliputi perubahan biologis, perubahan
psikologis, dan perubahan sosial. Remaja sering kali didefinisikan sebagai
periode transisi antara masa kanak-kanak ke masa dewasa, atau masa usia
belasan tahun, atau seseorang yang menunjukkan tingkah laku tertentu
seperti susah diatur, mudah terangsang perasaannya dan sebagainya.
Menurut Siwanto “remaja masjid adalah suatu organisasi atau
wadah kerja sama yang dilakukan oleh dua orang remaja muslim atau lebih
yang memiliki keterkaitan dengan masjid untuk mencapai tujuan
bersama”.26
Sebagai wadah aktivitas kerja sama antar remaja muslim dalam
proses pengorganisasian, maka remaja masjid perlu merekrut sumber daya
yang tergolong dalam kategori remaja sebagai komponen organisasi dalam
pelaksanaan tugas dan fungsi yang sesuai. Dalam hal ini proses pemilihan
anggota remaja harus diperhatikan berdasarkan rentan usianya. 27
26
Siswanto, Panduan Praktis Organisasi Remaja Masjid, (Jakarta: Pustaka Al-
Kautsar, 2005), hlm. 80.
28
Adisusilo, Sutarjo. Pembelajaran Nilai Karakter, (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2013).
103
Gambar: Diskusi Mengenai Pentingnya peranan Remaja Masjid
3. Pensiun 1 Jiwa
4. Pedagang 11 Jiwa
5. TNI 2 Jiwa
6. MRT 202 Jiwa
7. Penjahit 5 Jiwa
8. Pekebun 146 Jiwa
106
9. Guru 49 Jiwa
10. Wiraswasta 19 Jiwa
11. Tenun Ikat 50 Jiwa
Daftar Pustaka
Adisusilo, Sutarjo. Pembelajaran Nilai Karakter, Jakarta PT. Raja
Grafindo Persada, 2013.
Pujangga atmaja dan Amika wardana, “Peran Orema Al-Ikhkas Dalam
Pemberdayaan Remaja Islam di Patukan”, Jurnal Pendidikan Sosiologi, 7.
Siswanto, Panduan Praktis Organisasi Remaja Masjid, Jakarta, Pustaka Al-
Kautsar, 2005.
108
BAB XI
Pembinaan Peran Pemuda dalam Kehidupan Gotong Royong di Desa
Penggajawa
Hilda Bara (180305122)
Pendahuluan
Pemuda adalah seseorang yang sangat penting yang mempunyai
tanggung jawab yang besar sebagai generasi penerus bangsa, generasi yang
mengisi dan melanjutkan tongkat estafer pembangunan negara ini secara
terus menerus. Pemuda harus berperan aktif sebagai tombak dalam
mengantarkan bangsa dan negara kita yang merdeka berdaulat dan pemuda
yang mempunyai fungsi dan pernanan yang sangat kuat sehingga perlu
dikembangkan potnsi dan perannya melalui pemberdayaan dan
pengembangan sebagai alat pembangunan negara indonesi
Di dalam masyarakat, pemuda merupakan penerus cita-cita
perjuangan bangsa dan sumber bagi pembangunan bangsa karena pemuda
sebagai harapan bangsa dapat diartikan bahwa siapa yang menguasai
pemuda akan menguasai masa depan.29
Menciptakan lingkungan yang aman, tenteram dan nyaman adalah
tanggung jawab kita semua. Memiliki kebiasaan yang saling tolong
menolong, peduli, dan tanggung jawab sosial dalam masyarakat adalah
29
Mangunhardjana, A. M. (1989). Pendampingan Kaum Muda. Yogyakarta.
Kanisius, hlm 17.
109
proses yang panjang yang berawal dari tradisi dan kebiasaan suatu
masyarakat. Kebiasaan yang dilakukan berulang-ulang akan menjadi
kebudayaan yang wajib dan sangat diperlukan oleh masyarakat.
Gotong royong adalah bentuk kerja-sama kelompok masyarakat
untuk mencapai suatu hasil positif dari tujuan yang ingin dicapai secara
mufakat dan musyawarah bersama. Gotong-royong muncul atas dorongan
keinsyafan, kesadaran dan semangat untuk mengerjakan serta menanggung
akibat dari suatu karya, terutama yang benar-benar, secara bersama-sama,
serentak dan beramai-ramai, tanpa memikirkan dan mengutamakan
keuntungan bagi dirinya sendiri, melainkan selalu untuk kebahagian
bersama, seperti terkandung dalam istilah ‘Gotong.30
Pembinaan Peran Pemuda dalam Kehidupan Gotong Royong di Desa
Penggajawa
Pemuda atau generasi muda adalah konsep-konsep yang sering
diberati oleh nilai-nilai. Hal ini terutama disebabkan karena keduanya
bukanlah semata-mata istilah ilmiah tetapi sering lebih merupakan
pengertian ideologis atau kultural. Pemuda sebagai harapan bangsa.pemuda
harus dibina. Semua itu memper-lihatkan saratnya nilai-nilai yang melekat
pada kata pemuda.31
30
TUBAPI hal. 139-154 dengan beberapa perubahan.
31 Abdullah, Taufik. (1994). Pemuda Dan Perubahan Sosial. Jakarta. LP3ES, hlm 1.
110
Gotong royong merupakan budaya yang telah tumbuh dan
berkembang dalam kehidupan sosial masyarakat Indonesia sebagai warisan
budaya yang telah eksis secara turun-temurun.32
112
Takwa sedangkan lembaga nonformal adalah PHBI, TPA, dan Majelius
Taklim.
B. Keadaan Sosial di lokasi KKP-DR
Keadaan sosial di Desa Penggajawa dari pengamatan selama ber
KKP adalah banyaknya kegiatan misalnya kegiatan remaja masjid,
majelis taklim dan juga anak-anak TPA, kegiatan PKK , dan para
remaja masjid. Adapun keadaan sosial yang ditemukan antara lain:
• Stunting
Di Desa Penggajawa memang dilakukan pendataan Stunting
disetiap Posyandu yang di lakukan setiap 3 bulan sekali, namun di
Desa Penggajawa sendiri tidak terdapat Pasien stunting.
• Pendataan Pernikahan Usia Dini
Pendataan Pernikahan usia Dini tidak dilakukan oleh pemerintah
desa melainkan dilakukan oleh KUA (Kantor Urusan Agama) di
Kecamatan Nangapanda.
• Pemetaan Jumlah Masjid
Masjid Baitul Maghfirah, Masjid Yang Dibangun Di Dusun 01
Desa Penggajawa. Masjid Ini Menjadi Pusat Kegiatan Masyarakat
Dusun 01 Desa Penggajawa dan Masjid At-Takwa Penggajawa
Masjid Ini Terletak Di Dusun 02 Desa Penggajawa Dan Menjadi
Pusat Kegiatan Masyarakat Dusun 02. Adapun kegiatan di masjid
adalah Sholat berjamaah yang dilakukan di setiap waktu sholat,
Kegiatan TPQ atau bimbingan literasi Al-Qur’an yang dilakukan
setiap sore hari pada Anak-anak di Desa Penggajawa, Pembacaan
Debha dan zikir di setiap Malam Jum’at oleh masyarakat desa
113
penggajawa, Yasinan bersama ibu-ibu Masjid Taklim di setiap
siang jum’at, Ramadhan ceria, yaitu lomba untuk anak-anak yang
diadakan menjelang bulan Ramadhan.
C. Keadaan Ekonomi di Lokasi KKP-DR
Ekonomi masyarakata di Desa Penggajawa Heterogen warga
masyarakat penggajawa memiliki banyak mata pencarian dilihat dari
berbagai potensi diantaranya:
• Potensi Ekonomi
Terdapat beberapa potensi ekonomi di desa penggajawa Seperti :
• Industri tenun ikat.,
Pemroduksian tenun ikat ini dilakukan oleh ibu-ibu tenun ikat desa
penggajawa ada yang berkelompok adapula yang secara personal.
Tenun ikat salah satu pekerjaan yang dilakukan oleh ibu-ibu rumah
tangga desa penggajawa.
• Usaha menjahit
Di desa penggajawa tidak terlalu banyak masyarakat yang bermata
pencarian hanya ada 7 orang warga desa penggajawa yang bekerja
sebagai penjahit..
• Perkiosan / Perdagangan
Di desa penggajawa terdapat beberapa masyarakat yang
memiliki usaha perkiosan sebagai usaha sampingan. Usaha ini
juga merupakan salah satu pendongkrak ekonomi di desa
penggajawa.
• Perikanan /nelayan
114
Desa penggajawa merupakan salah satu desa yang berada di
pesisir pantai sehingga banyak masyarakat yang berprofesi
sebagai nelayan.
• Perternakan
Masyarakat desa penggajawa juga memiliki pekerjaan
sampingan yaitu berternak seperti ayam, sapi, kambing.
Pekerjaan tersebut merupakan pekerjaan sampingan yang
dimiliki oleh warga masyarakat penggajawa agar
perekonomian mereka tetap stabil.
• Pertanian
Di desa penggajawa sebagian besar masyarakat nya berprofesi
sebagai petani. Para petani di dsa penggajawa menanam dan
memanen hasil pertanian nya di lahan pribadi mereka masing-
masing. Tumbuhan yang sering mereka tanam adalah kakao,
singkong, jagung, pisang, dan lain-lain.
• MRT ( Mengurus Rumah Tangga)
Di desa penggajawa terdapat MRT yaitu ibu-ibu yang
memiliki pekerjaan mengurus rumah tangga. Adapun data yang
diterima dari pemerintahan desa mengenai pendataan profesi
masyarakat.
115
Gambar: kegiatan Ekonomi Desa Penggajawa
Peternak 10 orang
Pensiun 1 orang
Pedagang 11 orang
TNI 2 orang
Penjahit 5 orang
Guru 49 orang
116
Wiraswasta 19 orang
117
• Arsitek Tradisional
Di desa Penggajawa terdapat Rumah Adat Tradisional yang masih
ada sampai sekarang yaitu rumah “sao zawo” rumah ini dibuat
sebagai tempat penyimpanan zawo zaja. Zawo zaja adalah sarung
yang sudah ada sejak dahulu dan bertahan hingga sekarang. Dan
akan dipakai oleh turunan tersebut pada upacara adat.
• Permainan Rakyat
Ogo adalah olahraga atau permainan yang sering dimainkan oleh
anak-anak di desa Penggajawa. selain itu juga, ada permainan poke
jambu yang dimainkan pada saat musin jambu monyet. Permainan
ini sering dimainkan oleh anak-anak di desa Penggajawa yang
bahan utamanya adalah jambu. Selain itu, ada juga permainan
Engklek yang merupakan permainan tradisional lompat-lompatan
pada bidang datar yang di gambar di atas tanah dengan gambar
kotak-kotak, kemudian melompat dengan satu kaki dari kotak satu
ke kotak yang berikutnya.
• Tradisi Lisan
Di desa Penggajawa sebenarnya terdapat banyak pantun dan
dongeng tradisional yang sering dibacakan dan diceritakan oleh ibu
kepada anaknya sebelum tidur seperti dongeng rabada,watu manu,
sepatu toke, jara angi. Bahasa yang digunakan masyarakat di desa
Penggajawa adalah Bahasa Ende. Bahasa Ende adalah bahasa yang
yang di gunakan masyarakat Penggajawa,penuturnya terdapat di
Kabupaten Ende,Pulau Flores dari Kota Ende sampai bagian
118
Selatan. Dialek-dialek di antarannya adalah Ende dan ja’o. Bahasa
ini termasuk dalam rumpun bahasa Austronesia.
Daftar Pustaka
Mangunhardjana, A. M. , Pendampingan Kaum Muda. Yogyakarta.
Kanisius, 1989
TUBAPI hal. 139-154 dengan beberapa perubahan.
Abdullah Taufik, Pemuda Dan Perubahan Sosial, Jakarta, LP3ES, 1994.
Lihat bahasan Sartono Kartodijo, 1987, “Gotong -royong: Saling
Menolong Dalam Pembangunan Masyarakat Indonesia, dalam Callette,
Nat.J dan Kayam, Umar (ed), Kebudayaan dan Pembangunan: Sebuah
Pendekatan Terhadap Antropologi Terapan di Indonesia, Jakarta, Yaysan
Obor.
119
XII
Dampak Pengumpulan Batu Penggajawa Terhadap Perekonomian
Desa Penggajawa
Fanti Risa (180103057)
Pendahuluan
Alam semesta beserta isinya diciptakan Allah agar dapat
dipergunakan untuk mencukupi kebutuhan manusia. Allah telah
menganugerahkan karunia yang besar kepada manusia, menciptakan langit
dan bumi untuk manusia, untuk diambil manfaatnya sehingga manusia
dapat menjaga kelangsungan hidupnya dan agar berbakti kepada Allah
penciptanya, kepada keluarga dan masyarakat. Potensi sumber daya
mineral di Indonesia tersebar tidak merata di berbagai wilayah. Agar
potensi ini dapat diusahakan untuk digunakan sebagai pendukung
pembangunan yang berkelanjutan perlu dilakukan usaha-usaha tertentu. 33
Pengabdian Masyarakat merupakan kegiatan intrakurikuler yang
memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk belajar dan bekerja
bersama-sama dengan masyarakat.oleh karena itu saya melakukan
pengadian di Desa Penggajawa, disana saya melakukan 45 hari dimna
disana terkenal dengan potensi wisata pantai patu hijau dan juga batunya
pun bisa menjadi nilai ekonomi
33
Haryanto. (2008). Pertambangan: Berkah atau Tulah?, Yogyakarta: Citra Aji
Parama hlm 57
120
Dampak Pengumpulan Batu Penggajawa Terhadap Perekonomian
Desa Penggajawa
Pokok persoalan ekonomi yang dihadapi oleh setiap keluarga
adalah bagaimana dengan penghasilan yang masuk dapat mencukupisegala
kebutuhan keluarga (baik saat sekarang maupun yang akan datang)?, atau
bagaimana menjaga keseimbangan antara pemasukan danpengeluaran?
Bagi setiap keluarga hal ini menjadi masalah. Entah karena penghasilan
memang kecil dibandingkan dengan kebutuhan yang begitu banyak. Entah
karena kebutuhannya begitu besar (atau ada kebutuhan mendadak) padahal
penghasilannya tetap. Bisa juga karena tidak pandai mengatur uang
walaupun sebenarnya penghasilannya cukup.34
Sebagian masyarakat Desa Penggajawa bermata pencahariankan
Penanambang batu
34
T. Gilarso, Pengantar Ilmu Ekonomi Makro, (Yogyakarta: KANISIUS, 2004),
hal. 61.
121
Gambar: Batu Penggajawa
Selain dikenal dengan pantai nya yang indah, masyarakat
penggajawa juga memanfaatkan sumber daya alam yang ada yaitu batu
penggajawa. Adapun beberapa para pencari batu penggajawa yang kita
wawancarai mengatakan bahwa kegiatan seperti ini mampu memberikan
dampak positif bagi perekonomian mereka.
Batu tersebut merupakan hasil dari pengumpulan yang kemudian
akan di perdagangkan, namun batu penggajawa di kelopokan berdasarkan
warna, menurut hasi wawancara dari Penambang batu bernama ibu jalida ,
beliau mengatakan harga perkarung batu penggajawa berlisar dari 50.000
sampai dengan 100.000.
123
Di Desa Penggajawa terdapat dua lembaga keagamaan yaitu
Masjid, yasinan bersama bapak dan ibu-ibu penggajawa dan Majelis
taklim
124
C. Keadaan Ekonomi di KKP DR
• Potensi Ekonomi Masyarakat
Mata pencaharian di Desa Penggajawa dalam menunjang sisi
ekonomi adalah sebagai berikut:
No Pekerjaan Jumlah / jiwa
1. Nelayan 47
2. Petani / Pekebun 231
3. Penambang Batu 117
4. Bertenun 173
5. Peternak 98
6. Dreiver / ojek 47
7. Sopir 31
8. Tukang Bangunan 42
9. Perkiosan 6
10. BHL 114
11. PNS 8
12. TNI 2
125
tersendiri. Disini juga terdapat Kafe Blue Stone yang terletak di
pesisir pantai sehingga ketika kita menikmati makanan sambil
melihat pemandangan laut yang damai. Wisata di desa penggajawa
ini sudah banyak di datangi turis nasional maupun internasional.
Namun keajaiban tersebut belum dikembangkan dengan baik oleh
pemerintahan setempat sehingga tempat wisata tersebut belum
memiliki nilai ekonomi bagi masyarakat desa penggajawa.
126
bolong) Bahasa yang digunakan di desa Penggajawa adalah
menggunakan bahasa daerah (Bahasa Ende).
• Seni
Tarian gawi ini biasanya di tampilkan di bagian akhir upacara
sebagai penutup dan merupakan ungkapan rasa syukur atas berkat
dan rahmat yang di berikan oleh Tuhan kepada mereka. Nama Tari
Gawi ini berasal dari dua kata yaitu “ ga” yang berarti segan atau
sungkan dan “wi” yang berarti menarik. Tari gawi juga dapat di
artikan menyatukan diri. Tarian ini merupakan salah satu tarian
adat masyarakat suku Ende Lio sebagai ungkapan rasa syukur atas
segala berkat dan rahmat yang diberikan oleh Tuhan kepada
mereka
• Adat Istiadat
Adat istiadat yang biasa dilakukan oleh desa Penggajawa adalah
minum ae petu (air panas) dan Tu ngawu ( Antar belis.), selain itu
juga ada kebiasaan masyarakat desa Penggajawa yaitu melakukan
Mbu Nu ( bara api yang dikasi kemenyan ) yang dilakukan setiap
malam jum’ad. Masyarakat desa Penggajawa percaya bahwa kalau
melakukan Mbu Nu pada malam jum’ad dapat mengusir roh-roh
jahat.
• Pengetahuan Tradisional
Pengetahuan tradisional yang ada di Desa Penggajawa meliputi
pembuatan sarung Ende, pembuatan obat tradisional, Pembuatan
sarung Ende menggunakan benang dan daun taru yang dapat
menghasilkan warna sarung Ende tradisional yang sempurna.
127
Adapun untuk pembuatan obat-obatan tradisional yaitu kumis
kucing yang direbus yang dapat mengobati sakit panas tinggi, daun
sirih untuk pengobatan mata, dan rempah-rempah tradisonal ( Jahe,
kunyit, bawang merah, bawang putih kecil dan kencur) yang ada di
Ende tepatnya di desa Penggajawa. Adapun pengobatan tradisional
seperti koma ghae (pijat), rio keso (mandi untuk ibu-ibu yang
selesai melahirkan).
• Permainan Rakyat
Permainan rakyat yang ada di desa Penggajawa meliputi permainan
Ogo yang dimainkan oleh beberapa orang dan permainannya
digambar diatas tanah dengan berbagai macam bentuk gambar,
permainan lempar kaleng dimana diatas kaleng ditaruh dengan
beberapa lembar wayang kertas yang pemainnya tidat di batasi,
permainan lempar karet selain itu juga, ada permainan poke jambu
yang dimainkan pada saat musin jambu monyet. Permainan ini
sering dimainkan oleh anak-anak di desa Penggajawa yang bahan
utamanya adalah jambu.
Daftar Pustaka
Haryanto. (2008). Pertambangan: Berkah atau Tulah?, Yogyakarta: Citra
Aji Parama
T. Gilarso, Pengantar Ilmu Ekonomi Makro,(Yogyakarta:KANISIUS,2004)
128
BAB XIII
Pengembangan Wisata Pantai Melalui Peran Media Sosial
Iffa Fazirah (180106057)
Pendahuluan
Definisi pariwisata dapat ditinjau dari berbagai sudut pandang dan
tidak memiliki batasan-batasan yang pasti. Para ahli pariwisata banyak
yang mengungkapkan definisi pariwisata dari berbagai sudut pandang,
namun dari berbagai definisi tersebut memiliki makna yang sama.
Oraganisasi pariwisata dunia, mendefenisikan pariwisata sebagai
aktivitas perjalanan dan tinggal seoranng di luat tempat tinggal dan
lingkungannya selama tidak lebih dari satu tahun berurutan untuk
berwisata, bisnis atau tujuan lain dengan tidak untuk bekerja ditempat.35
Murphy dalam Sedarmayanti (2014) pariwisata adalahKeseluruhan
dari elemen-elemen terkait (wisatawan, daerah tujuan wisata, perjalanan,
industry, dan lain-lain) yang merupakan akibat dari perjalanan ke daerah
tujuan wisata, sepanjang perjalanan tersebut tidak permanen.36
Pengembangan Wisata Pantai Melalui Peran Media Sosial
Wisata yang terkenal di desa Penggajawa adalah wisata Blue
Stone atau wisata batu hijau. Dimana disini terdapat batu alam yang sudah
ada sejak dahulu dan memiliki keunikan tersendiri. Disini juga terdapat
Kafe Blue Stone yang terletak di pesisir pantai sehingga ketika kita
35
Liga suryadana, vanny, Pengantar pemasaran pariwisata Cetakan ke 1
(Bandung : Alvabeta, 2015), hal.30.
36 Syarbani dan fatkhuri, Teori Sosiologi (Bogor: Ghadia Indonesia, 2026), hal. 45.
129
menikmati makanan sambil melihat pemandangan laut yang damai. Wisata
di desa penggajawa ini sudah banyak di datangi turis nasional maupun
internasional. Namun keajaiban tersebut belum dikembangkan dengan baik
oleh pemerintahan setempat sehingga tempat wisata tersebut belum
memiliki nilai ekonomi bagi masyarakat desa Penggajawa.
130
Gambar contoh penggunaan media.sosial sebagai pengemban wisata
Hal ini diharapkan menjadi salah satu statategi dalam
mempromosikan keindahan lingkungan wisata pantai Penggajawa.
A. Lembaga Keagamaan di Lokasi KKP-DR
Keagamaan formal dan Lembaga keagamaan nonformal, lembaga
keagamaan formal bernaung pada pendidikan yaitu RA At Takwa dan
juga MIN 3 Penggajawa, adapun lembaga nonformal adalah, PHBI dan
juga TPA berikut perincian TPA:
Nama :At-Taqwa Penggajawa
Pengelola : Nurtin Pua Donda
Murid : 65 orang
Laki-laki : 25 orang
Perempuan : 40 orang
Waktu kegiatan : 15.00-17.00 Sore
131
B. Keadaan Sosial di Lokasi KKP-DR
Organisasi keagamaan yang terdapat di Desa Penggajawa yaitu,
Remaja Masjid Penggajawa (REMAS Penggajawa), PHBI, Majelis
Taklim Desa Penggajawa, TPA, adapun selama ber KKP didesa
tersebut tercatat macam-macam kegiatan sosial antara lain:
• Pendataan Stunting
Di Desa Penggajawa memang dilakukan pendataan Stunting
disetiap Posyandu yang di lakukan setiap 3 bulan sekali , namun
berdasarkan pendataan stunting di Desa Penggajawa pada bulan
Juli – Agustus tercatat nol (tidak ada). Namun ada beberapa dari
anggota KKP memberikan pengetahuan mengenai bahaya stanting.
• Pendataan Pernikahan Usia Dini
Berdasarkan pendataan pernikahan usia dini di Desa Penggajawa
dilakukan oleh pegawai KUA kecamatan Nangapanda.
• Pendataan Jumlah masjid dan kegiatan – kegiatan di masjid
di desa Penggajawa terdapat dua masjid yaitu masjid Baitul
Maghrifa yang terletak didusun 01 dan masjid At – Takwa terletak
di dusun 02 . Adapun kegiatan yang dilakukan di dua masjid
seperti belajar mengaji, yasinan, dan pembersian masjid
132
Gambar Kegiatan di 2 Masjid Desa Penggajawa
C. Keadaan Ekonomi di Lokasi KKP-DR
• Potensi Ekonomi Masyarakat
Mata pencaharian di Desa Penggajawa dalam menunjang sisi
ekonomi adalah sebagai berikut:
No Pekerjaan Jumlah /
jiwa
1. Nelayan 47
2. Petani / Pekebun 231
3. Penambang Batu 117
4. Bertenun 173
5. Peternak 98
6. Dreiver / ojek 47
133
7. Sopir 31
8. Tukang Bangunan 42
9. Perkiosan 6
10. BHL 114
11. PNS 8
12. TNI 2
134
D. Keadaan Budaya Di lokasi KKP DR
Arsitek Tradisional yang ada di desa Penggajawa terdapat Rumah
Adat Tradisional yang masih ada sampai sekarang yaitu rumah “sao
zawo”. Bangunan rumah tradisonal itu dubuat dari anyaman, rumah ini
dibuat sebagai tempat penyimpanan zawo zaja. Zawo zaja adalah
sarung yang sudah ada sejak dahulu dan bertahan hingga sekarang. Dan
akan dipakai oleh turunan tersebut pada upacara adat.
• Tradisi Lisan
Di Desa Penggajawa sebenarnya terdapat banyak pantun dan
dongeng tradisional yang sering dibacakan dan diceritakan oleh ibu
kepada ank knya seperti dongeng rabada,watu manu, sepatu toke,
jara angi. Adapun mitos yang terkenal di sini yaitu pozo toe (suara
hantu), pozo ziz mburi (hantu yang menyerupai kepala dan api
yang menyala diatasnya) serta zonggo mombo (hantu belakang
bolong). Bahasa yang digunakan di Desa Penggajawa adalah
menggunakan bahasa daerah (Bahasa Ende).
• Seni
Adapun kesenian yang terdapat di desa Penggajawa yaitu seni Tari
Khas Ende (Tarian Gawi). Tarian Gawi adalah tarian tradisional
yang dilakukan secara masal. Tarian ini merupakan salah satu
tarian adat masyarakat suku Ende Lio sebagai ungkapan rasa
syukur atas segala berkat dan rahmat yang diberikan oleh Tuhan
kepada mereka. Dalam pertunjukkan tarian gawi dilakukan secara
massal dengan saling berpegangan tangan dan membentuk formasi
seperti lingkaran yang menjadi ciri khas tarian ini. Tarian gawi
135
sering ditampilkan dalam upacara adat, upacara pengangkatan
kepala suku, pembangunan rumah adat dan lainnya.
• Adat Istiadat
Adat istiadat yang biasa dilakukan oleh desa Penggajawa adalah
minum ae petu (air panas) dan Tu ngawu ( Antar belis.), selain itu
juga ada kebiasaan masyarakat desa Penggajawa yaitu melakukan
Mbu Nu ( bara api yang dikasi kemenyan ) yang dilakukan setiap
malam jum’ad. Masyarakat desa Penggajawa percaya bahwa kalau
melakukan Mbu Nu pada malam jum’ad dapat mengusir roh-roh
jahat.
• Pengetahuan Tradisional
Pengetahuan tradisional yang ada di Desa Penggajawa meliputi
pembuatan sarung Ende, pembuatan obat tradisional, Pembuatan
sarung Ende menggunakan benang dan daun taru yang dapat
menghasilkan warna sarung Ende tradisional yang sempurna.
Adapun untuk pembuatan obat-obatan tradisional yaitu kumis
kucing yang direbus yang dapat mengobati sakit panas tinggi, daun
sirih untuk pengobatan mata, dan rempah-rempah tradisonal ( Jahe,
kunyit, bawang merah, bawang putih kecil dan kencur) yang ada di
Ende tepatnya di desa Penggajawa. Adapun pengobatan tradisional
seperti koma ghae (pijat), rio keso (mandi untuk ibu-ibu yang
selesai melahirkan
136
Daftar Pustaka
Liga suryadana, vanny. 2015. Pengantar pemasaran pariwisata.Cetakan ke
1.Bandung : Alvabeta. hal 30
Syarbani dan fatkhuri. 2016. Teori Sosiologi. Bogor: Ghadia Indonesia.
137
BAB XIV
Pembinaan TPQ di Desa Sesela
Diyah Ayu Lestai (180301099)
Pendahuluan
Taman Pendidikan Al-Quran adalah lembaga pendidikan dan
pengajaran Islam luar sekolah atau dapat disebut juga sebagai pendidikan
non formal untuk anak-anak, yang mendidik santri agar mampu
membacaAl-Qu'an dengan baik dan benar sesuai dengan ilmu tajwid
sebagai target pokoknya. Taman pendidikan Al-Quran adalah lembaga
pendidikan di luar sekolah yang berfungsi sebagai pengajar dasar-dasar
pelaksanaan ibadah dalam agama islam, oleh sebab itu bersifat alamiah.
Pesertanya secara umum memang ditujukan pada anak-anak usia taman
kanak-kanak, tetapi pada praktiknya sering ditemui anak-anak usia sekolah
adasar atau SLTP bahkan terkadang SLTA yang ingin belajar membaca Al-
Quran.
Dasar hukum dari pelaksanaan pembinaan lembaga Pembina (TKQ
atau TPQ) dan penyelenggaraan pendidikan Al-Quran ini adalah:
1. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan
nasional.
2. Undang-Undang RI nomor 23 Tahun 2002 tentang hak
perlindungan anak.
3. Peraturan pemerintah No. 55 Tahun 2007 tentang pendidikan
agama dan pendidikan keagamaan
138
4. Peraturan pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang standar nasional
pendidikan.
5. Surat keputusan bersama menteri dalam negeri dan menteri agama
nomor 128 dan 4A Tahun 1982 tentang usaha peningkatan
kemampuan baca tulis Al-Quran bagi umat Islam dalam rangka
penghayatan dan pengamalan Al-Quran dalam kehidupan sehari-
hari
6. Instruksi menteri agama RI No. 3 Tahun 1990 tentang pelaksanaan
upaya peningkatan dan kemampuan baca tulis huruf Al-Quran.
139
Gambar diatas merupakan kegiatan yang saya lakukan selama ber KKP
di desa Tersebut, dimna saya memiliki program kerja unggulan yaitu
membina anak-anak yang berada di TPQ Desa Sesela adapun beberapa cara
yang saya lakukan adalah:
1. Melakukan pendekatan pada santri santri di TPQ tersebut guna
mampu memberikan kesan agar mereka mau belajar dengan giat
2. Memberikan pembelajaran tahsin pada santri-santri agar mampu
membaca Al-qur’an dengan Baik dan benar.
3. Mampu mengajar santri-santri yang masih susah membaca Al-
Qur’an dengan belajar berawal dari IQRO
142
No Lembaga Keagamaan Alamat
1 Masjid Jami’ Al-Halimy Dusun Kebun Indah
2 Masjid Jami’ Nurussalam Dusun Kebun Indah
3 Masjid Baitul Huda Dusun Kebun Bawak
4 Masjid Al-Mabrur Dusun Barat Kubur
5 Masjid Nurul Hidayah Dusun Kebun Lauk
6 Masjid Baitul Hamid Dusun Muhajirin
7 Masjid Ar-Rahmah BTN Panorama Alam – Dusun
Dasan Utama
143
No Nama Alamat
Musholla
144
17 Musholla Dusun Dasan Utama
Baiturrohim
18 Musholla Baitul Dusun Kebun Bawak
Huda
19 Musholla Al- Dusun Barat Kubur
Arifin RT.001
20 Musholla Dusun Barat Kubur
Alfurqon
RT.002
21 Musholla Dusun Barat Kubur
RT.003
22 Musholla Al- Dusun Barat Kubur
Mabrur
23 Musholla Nurul Dusun Barat Kubur
Yakin
24 Muholla Pondok BTN Pondok Indah
Indah
25 Musholla Babul Dusun Cengok
Yasin
145
- Musholla Darussunnah
- Musholla Ar-Rohmah
- Musholla Banu Sanusi
- Musholla Panti Asuhan Al- Halimy
Dusun Sesela Desa terdapat 1 masjid yang menjadi titik temu
beberapa Dusun seperti Dusun Lendang Utama, Dusun Cengok, dusun
Bilatepung dan Dusun Dasan Utama kemudian terdapat 10 Mushollah.
Masjid Jami’ Nurussalam
- Musholla Baitul Amin
- Musholla Babul Hamid
- Musholla Babul Yasin
- Musholla Riadul Jannah
- Musholla Babul Ikhlas
- Musholla Qurrotul ‘Ain
- Musholla Baiturrahman
- Musholla Babul Hasan
- Musholla Babul Ikhlas
- Musholla Al-Muttaqin
Jadi, di desa Sesela terdapat 6 Masjid dan beberapa Musholla,
diantarannya Masjid jami’ Al-Halimy berada di Dusun Kebun
Indah yang terdapat 4 Musholla di masing-masing RT.
Diantaranya Musholla DarusShunnah, Musholla Banu Sanusi,
Musholla Ar-Rohmah, dan Musholla Panti Asuhan Al-Halimy.
Di Desa Sesela terdapat Maasjid Jami’ Nuussalam, masjid ini
sendiri memiiki sejarah yang sangat menjiwai bagi warga Sesela
146
karena berhubungan dengan Kerajaan atau yang disebut dengan
Anak Agung. Dan di Masjid jami’ Nurssalam ini juga terdapat
banyak banget Musholla yang warganya setiap hari jumat
melakukan ibadah sholat jumat disana. Musholla itu diantaranya :
- Musholla Baitul Amin
- Musholla Babul Hamid
- Musholla Babul Yasin
- Musholla Riadul Jannah
- Musholla Babul Ikhlas
- Musholla Qurrotul ‘Ain
- Musholla Baiturrahman
- Musholla Babul Hasan
- Musholla Babul Ikhlas
- Musholla Al-Muttaqin
Ada salah satu masjid yang berada di Dusun “Kebon Bawak”
yang bernama Masjid Baitul Huda.Nah, dimasjid ini terdapat 1
Musholla yang berlokasi di salah satu BTN yang ada di Sesele
namanya Musholla Pondok Indah.
Masjid Al-Mabrur yang berlokasi di Dusun Barat Kubur dan
memiliki 3 Musholla, diantarannya:
- Musholla Al-Arifin
- Musholla Al-Furqon
- Musholla Nurul Yaqin
D Dusun Kebon Lauk dan Muhajirin terdapat masih-masing
satu masjid yang bernama Masjid Nurul Hidayah dan Masjid
147
Baitul Hamid.Warga sesele yang berada di Kebun Lauk dan
Muhajirin melakukan segala aktivitas peribadatan seperti sholat
jumat, dan sholat wajib lainnya di masing-masing Masjid
tersebut.
F. Ekonomi
• Potensi ekonomi masyarakat
Desa Sesela sejak puluhan tahun lalu terkenal sebagai desa
yang menghasilkan industri kerajinan tangan dan cindera mata,
Desa ini juga terkenal karna secara kebetulan berdekatan dengan
daerah tujuan wisata Senggigi.
Dalam hal seni Desa Sesela tekenal dengan seni ukir, di
Desa Sesela terdapat Pasar Seni Sesela merupakan tempat untuk
menjajakan karya warga kepada wisatawan yang datang
berkunjung.penikmat karya ukiran warga Sesela tidak hanya
wisatawan lokal tidak jarang para pengrajin ukir mendapat
pesanan dari luar negeri seperti Eropa dan Australia.Pasar Seni
Desa Sesela telah berdiri pada masa orde baru, warga telah
memiliki wadah untuk mendistribusikan kerjanya kepada
wisatawan namun setelah terjadinya bom Bali pada tahun 2002
memiliki dampak besar terhadap industri kerajinan Desa Sesela.
Masa keterpurukan para pengrajin krisis pun terjadi yang
membuat sebagian besar para pengrajin beralih profesi,
membanting setir menjadi tukang bangunan, pengojek, pedagang
dan lain sebagainya.namun pada tahun 2004 dinas pariwisata
memfasilitasi pembangunan pasar seni Sesela yang baru. Warga
148
pun kembali berkarya lewat gorden kayu namun sayangnya pasca
bom Bali membuat warga tidak lagi percaya diri karena harga
produk tidak normal sebelum bom Bali terjadi. kini warga Sesela
tetap berkarya mempersembahkan nilai-nilai estetika pada
goretan-goretan di atas kayu.
Produk unggulan yang ada di Desa Sesela adalah hasil-hasil
pertanian dan hasilkerajinan berupa ukir-ukiran dan cukli.Di
bidang pertanian Desa Sesela banyak menghasilkan sayur-
sayuran, padi, hortikultura dan lain-lain, untuk memasarkan
produksi pertanian yang ada di desa pemerintah Desa Sesela ada
Pasar Tradisional yang pengelolaannya dijalankan dengan baik
oleh pengurus pasar maupun pemerintah Desa Sesela.
Untuk menampung hasil kerajinan masyarakat pemertintah
DesamempunyaiPasar Seni Sesela, yang selama ini
perkembangannya bagus.Di Pasar Seni Sesela tidak hanya
menjual hasil kerajinan berupa ukir-ukiran cendramata maupun
cukli tapi juga tempat kami melakukan semacam atraksi budaya
jadi tamu kami yang datang ke pasar seni tidak hanya bisa
membeli hasil kerajinan atau cenderamata tapi juga bisa
menyaksikan atraksi budaya yang masih berkembang dengan baik
di desa kami.Jadi dengan keberadaan pasar tradisional maupun
pasar seni yang ada di desa kami dampak positif secara ekonomi
sangat luar biasa di dalam meningkatkan kesejahteraan
masyarakat masyarakat Desa Sesela.
149
G. Keadaan Ekonomi Di Lokasi KKP-DR
JENIS PEKERJAAN LAKI-LAKI PEREMPU
AN
Pengacara - -
150
Notaris - -
Dukun kampong terlatih - 2 orang
Jasa pengobatan alternatif - 2 orang
Dosen swasta 6 orang 4 orang
Pengusaha besar 14 orang 2 orang
Arsitektur 5 orang -
Guru swasta 81 orang 72 orang
Seniman/Artis 32 orang 2 orang
Karyawan perusahaan swasta 150 orang 132 orang
G. Budaya
1. Arsitek Tradisional
Jika berbicara mengenai arsitek, sesela mempunyai arsitektur
yang sangat maju pada zamannya.
2. Olahraga Tradisional
Olahraga tradisional yang terdapat di Desa Sesela pada zaman
dahulu ialah persiapan untuk mengiringi para raja, datu-datu, dan
punggawa-punggawa pada saat itu harus bisa bela diri, seperti
peresean di saat melakukan peresean di pilih orang-orang yang
tangguh dan gagah perkasa untuk di jadikan sebagai
punggawa-punggawa, penggiring, dan prajurit raja pada saat itu.
151
Menurut sejarah pada awalnya di Sesela sudah terdapat olahraga
tradisional jauh lebih dulu dibandingkan dengan Desa lain, seperti
halnya pencak silat yang menjadi ciri khas dari bela diri pemuda
Desa.
3. Tradisi Lisan
Mengenai tradisi lisan semua kampung pasti memiliki yang
namanya mitos-mitos.Mitos-mitos yang ada di Desa Sesela selalu di
dasarkan agama seperti do’a atau mantra yang digunakan orang
Sesela. Seperti al-Qur’an dan hadist bukan doa atau mantra yang
asal-asal jampi, karena tradisi yang ada di Desa Sesela itu selalu
didasarkan dengan agama.
152
BAB XV
Pendataan Stanting di Desa Suka Makmur
Reahanun (180107158)
156
obat diare dinilai cukup efektif dan kontributif dalam menurunkan
resiko kejadian stunting.
6. Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Balita
Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Balita bagi anak yang
sudah terlanjur stunting dianggap tidak akan memberikan pengaruh
banyak dalam mengintervensi stunting. Manfaat PMT hanya
sebagai perbaikan status gizi, tetapi tidak bisa mengintervensi atau
mengurangi tingkat stunting.
157
Deskripsi Lokasi KKP-DR
Lokasi KKP-DR terletak di desa Desa Suka Makmur, kecamatan
Gerung, Kabupaten Lombok Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Secara
administratif Desa Suka Makmur memiliki luas wilayah 320,360Ha.Jarak
Desa Suka Makmur ke Ibukota kabupaten adalah ± 7 Km, sedangkan jarak
ke Ibu Kota Provinsi ± 9.9 Km. Sedangkan jika dilihat letak geografisnya,
Desa Suka Makmur merupakan dataran Rendah dengan hamparan sawah
yang hijau dengan hasil pertaniannya dan pegunungan yang ada disebelah
barat pemukiman penduduk pembatas antara Desa Persiapan Suka Makmur
dengan Desa Kebun Ayu.
160
B. Peta Wilayah
161
2. Jumlah Penduduk
Penduduk Desa Suka Makmur sampai dengan bulan Agustus
2019, berjumlah 5488 Jiwa terdiri dari penduduk laki-laki 2602
Jiwa dan penduduk perempuan 2886 Jiwa dengan jumlah Kepala
Keluarga 1816 KK, yang tersebar di 8 (Delapan) Dusun. Dengan
perincian penyebaran penduduk sbb :
Tabel: 1
Jumlah Penduduk Desa Suka Makmur Berdasarkan Data
Jumlah
No Nama Dusun Jumlah Jiwa
KK
1 Dusun Mengkok 124 348
2 Dusun Egok 209 731
3 Dusun Egok Tengah 201 646
4 Dusun Egok Selatan 201 653
5 Dusun Ketejer 402 1195
6 Dusun Makmur 112 246
7 Dusun Kedatuk 106 326
8 Dusun Kbn. Kongok 461 1348
Jumlah Penduduk 1818 5488
Masing-Masing Dusun
162
D. Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Suka Makmur
Pemerintahan Umum Desa Suka Makmur meliputi Organisasi
Pemerintah Desa dan BPD.Selain Lembaga Pemerintahan Sesuai
Dengan amanat Undang-undang dan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Desa Suka Makmur memiliki lembaga-lembaga yang bertujuan
membantu Pemerintah Desa dalam melaksanakan Program- Program
Kerja sesuai Dengan Visi misi Pemerintah Desa. Adapun Lembaga-
Lembaga yang ada di Desa Suka Makmurantara lain :Lembaga
Kemasyarakatan DesaTP - PKK, LPM dan Karang Taruna.
1. Pemerintah Desa Suka Makmur
Struktur organisasiPemerintah desa Suka Makmur
Kecamatan Gerung Kabupaten Lombok Barat Provinsi Nusa
Tenggara Barat
1. Kepala Desa : H. Selamet
2. Sekretaris Desa : Sulaham, S.Pd.I
3. Kaur Keuangan : Suhaimi, S.Pd
4. Kaur Tata Usaha : Husniah Hasan, S.Adm
5. Kaur Perencanaan : Mahsun, S.Pd
6. Kasi Pemerintahan : Junaidi, Amd.Kom
7. KasiPelayanan : Yusriah, S.Adm
8. Kasi Kesejahtraan : Rizki Iriawan, Amd. Par
9. Perangkat Kewilayahan Dusun Mengkok: H. Jumawardi
10. Perangkat Kewilayahan Dusun Egok Selatan : Sahudi
11. Perangkat Kewilayahan Dusun Egok Tengah: Ismail
12. Perangkat Kewilayahan Dusun Egok: H. Muhsinin S.Pd
163
13. Perangkat Kewilayahan Dusun Ketejer: H. Muhammad Sanusi
14. Perangkat Kewilayahan Dusun Makmur: Napiah, S.Adm
15. Perangkat Kewilayahan Dusun Kedatuk: Sairahadi
16. Perangkat Kewilayahan Dusun Kebon Kongok: H. Sariman,
M.Pd
2. Badan Permusyawaratan Desa
Badan Permusyawaratan Desa Suka Mkamur dengan struktur
organisasi sebagai berikut:
1. Ketua : Rupa’i
2. Wakil Ketua : Mursinin, S.Pd
3. Sekretaris : Zainudin, S.Kom
4. Anggota : Iskandar Malik, SH
5. Anggota : H. Abd Aziz
6. Anggota : H. Ahyar Rosidi, S.Pd
7. Anggota : Husni Awana, S.Pd
8. Anggota : Abdul Karachi, S.Pd
9. Anggota : Ela Fitria Lestari
3. Gambaran Pelayanan
Pemerintah Desa Suka Makmur BPD dan Lembaga
Kemasyarakatan Desa Suka Makmur memberikan pelayanan
kepada masyarakat Desa Suka Makmur yang mengacu kepada
pembangunan masyarakat. Dengan pelayanan sebagai berikut:
a. Kantor Desa dibuka setiap hari kerja.
b. Kepala Desa dibantu Perangkat Desa dalam menjalankan
tugasnya.
164
c. Meningkatkan kedisiplinan para Perangkat Desa dalam
melaksanakan tugas pokok dan fungsinya masing-masing.
d. Menyalurkan dan menyampaikan bantuan yang diterima dari
Pemerintah kepada warga sesuai dengan program bantuan yang
ada.
e. Meningkatkan berbagai macam kegiatan baik kegiatan
Pemerintahan, Pembangunan, ataupun kegiatan
kemasyarakatan.
166
Gambar: Kegiatan hataman Al-Qur’an yang di adakan pada hari Jum’at
sekali dalam satu bulan di Masjid Bait Al Islam Egok Selatan. Yang
Alhamdulillah sudah berjalan selama satu tahun lebih.
2. Sektor Pendidikan
Adapun mengenai pendidikan masyarakat Desa Suka
Makmur Kecamatan Gerung Kabupaten Lombok Barat sebagai
berikut :
Tabel: 2
Pendidikan Masyarakat Desa Suka Makmur
167
Tidak tamat SMA/ 110 Orang 116 Orang 226 Orang
9
sederajat
10 Tamat D-1 5 Orang 2 Orang 7 Orang
11 Tamat D-2 10 Orang 9 Orang 19 Orang
12 Tamat D-3 7 Orang 8 Orang 13 Orang
13 Tamat S-1 50 Orang 31 Orang 81 Orang
168
b. Pendidikan Formal
Tabel: 4
Lembaga Pendidikan Formal Desa Suka Makmur
169
c. Sektor Kesehatan
Sarana kesehatan yang ada di Desa Suka Makmur adalah sebagai
berikut:
Tabel: 5
Sarana-Prasarana Kesehatan Desa Suka Makmur
Sarana
No Jumlah Keterangan
Kesehatan
1 Puskesmas 1 Unit -
Pembantu
2 Poskesdes 1 Unit -
3 Posyandu 5 Unit Semua dusun
4 Bides 1 Orang -
5 Dukun Terlatih 3 Orang -
6 Kelompok Donor 31 Rang -
Darah
171
e) Jumlah Anak usia 0-23 bulan dengan status gizi buruk,
gizi kurang, dan stunting mendapat kunjungan ke rumah
secara terpadu minimal 1 bulan sekali yaitu23 orang
f) Jumlah Rumah Tangga anak usia 0-23 bulan memiliki
sarana akses air minum yang aman yaitu241 orang
g) Jumlah Rumah Tangga anak usia 0-23 bulan memiliki
sarana jamban yang layak yaitu 241 orang
h) Jumlah Anak usia 0-23 bulan memiliki akte kelahiran
yaitu 159 orang
i) Jumlah Anak usia 0-23 bulan memiliki jaminan layanan
kesehatan yaitu 133 orang
j) Jumlah Orang tua/pengasuh yang memiliki anak usia 0-
23 bulan mengikuti Kelas Pengasuhan minimal sebulan
sekali yaitu 241 orang
173
G. Keadaan Budaya di Lokasi KKP-DR
1. Seni yang terdapat di Desa Suka Makmur masih ada sampai
sekarang. Seni yang terdapat di Desa Suka Makmur seperti
Hadrah, Marawis, Kecimol dan Gendang Belek.
2. Adat istiadat
- Seseorang yang berkunjung ke suatu permukiman di desa
Suka Makmur tidak boleh melebihi dari batas pukul 22.00
WITA.
- Pernikahan yang terjadi di desa Suka Makmur didasari
atas dasar suka sama suka tanpa ada unsur paksaan dari
pihak keluarga
174
- Jika terjadi pernikahan usia dini pada desa Suka makmur
maka akan dilakukan pemisahan dan musyawarah terlebih
dahulu oleh masyarakat serta tokoh agama yang ada di
desa Suka makmur.jikalau memang sudah tidak bisa
dipisah maka akan dinikahkan secara sirih dan tidak
terdaftar dalam kementrian agama.
- Jika terdapat orang yangakan melakukan ibadah haji atau
umrah maka akan diselenggarakan acara selametan yang
diiringi oleh marawis ataupun hadrah.
- Masih terdapat dukun beranak yang membantu dalam
proses persalinan akan tetapi tidak mempunyai riwayat
pendidikan formal.
3. Permanian Tradisional
Di desa Suka Makmur masih terpadat permainan tradisional
seperti gangsing yang terbuat dari kayu mahoni dan tali, lompat
karet, congklik yaitu permainan 2 kayu yang dibuat dengan
bentuk satu panjang dan satu pendek yang mainkan seperti
olahraga bola kasti, dan permainan Biji asam (dalam bahasa
sasak disebut tolang bagek) yang dipetik menggunakan jari dan
diarahkan kelubang yang sudah dibuat di tanah.
4. Budaya Manuskrip
Pada umumnya manuskrip yang terdapat di Lombok sedikit
karena dipengaruhi oleh budaya itu sendiri.
5. Tradisi Lisan
175
Mengenai tradisi lisan di desa Suka Makmur masih
terdapat mitos-mitos yang dipercaya oleh masyarakat
sekitar.Mitos-mitos yang ada di Desa Suka Makmur selalu
didasarkan agama seperti do’a atau mantra yang digunakan
oleh masyrakat.Seperti Al-Quran dan Hadist bukan do’a atau
mantra yang sembaragan jampi.
6. Pengetahuan Tradisional
Obat tradisional yang dipercayai oleh masyarakat desa
Suka makmur masih ada seperti daun-daunan yang dipercaya
bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit seperti cacar,
demam, flu, batuk, dan lain-lain.
176