Anda di halaman 1dari 183

LAPORAN

KULIAH KERJA PARTISIPATIF DARI RUMAH (KKP-DR)

PUSAT PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM

TAHUN 2021

i
HALAMAN PENGESAHAN

Mahasiswa yang tersebut di bawah ini :

No Nama NIM Fakultas Jurusan


1 Ahmad Yaumul Mazid 180501106 FEBI Ekonomi Syariah
2 Yuliana 180501113 FEBI Ekonomi Syariah
3 Rosita Maulida 180104062 FTK Tadris IPA-Biologi
4 Tasa Fatharani Faza 180105153 FTK Tadris IPS
5 Rauhillah Mizki 180103047 FTK Tadris Matematika
6 Mahzuro 180108026 FTK Tadris Fisika
7 Santhia Ulfa 180106132 FTK PGMI
8 Hainin Izza 180105070 FTK Tadris IPS
9 Nabila Widarma Sari 180201148 Syariah Hukum Ekonomi Syariah
10 Millenni Safitri 180104040 FTK Tadris IPA-Biologi
11 Destia Milenia Putri Sima 180103100 FTK Tadris Matematika
12 Baiq Nita Purnamasari 180201139 Syariah Hukum Ekonomi Syariah
13 Eka Hardianti 180602042 FUSA Sosiologi Agama
14 Julkifli 180302015 FDIK PMI
15 Siti Yanti 180305124 FDIK Manajemen Dakwah
16 Bq Asmiati Adawiyah 180305128 FDIK Manajemen Dakwah

Setelah melalui proses validasi program dihadapan Dosen Pembimbing


Lapangan (DPL) melalui proses pembimbingan dan pertanggungjawaban
program, laporan KKP-DR ini telah DISAHKAN pada, 26 Agustus 2021

ii
Menyetujui,

Kepala P2M UIN Mataram Dosen Pembimbing Lapangan

Dr. Moh. Liwa Irrubai, M. Pd Alwan Mahsul, M. Pd


NIP. 19771201200811008 NIP. 198112202009011017

Plt. Ketua LP2M UIN Mataram

Dr. Muhammad Sa i, MA
NIP. 196812311999031007

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang senantiasa


melimpahkan rahmat, hidayah serta kesehatan, sehingga penulis dapat
melaksanakan Program Kulih Kerja Partisipatif Dari Rumah (KKP-DR)
Universitas Islam Negeri Mataram tahun 2021

Didalam melaksanakan KKP-DR tahun 2021, lokasi kegiatan tersebar


diberbagai wilayah yakni Lombok Barat, Lombok Timur, Lombok Tengah,
Sumbawa dan Dompu.

Laporan ini disusun untuk mendeskripsikan gambaran dan karakteristik


umum dari Desa masing-masing Mahasiswa Universitas Islam Negeri Mataram.
Selain itu, laporan ini juga memaparkan berbagai program dan kegiatan KKP-DR
yang telah dilaksanakan selama 45 hari di Desa masing-masing.

Kami menyadari bahwa keberhasilan yang kami capai dalam pelaksanaan


serangkaian kegiatan KKP-DR bukan semata-mata karena kemampuan kami
sendiri, melainkan karena tuntunan Tuhan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, melalui laporan ini kami ingin menyampaikan rasa terima kasih kami
kepada:

1. Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya.


2. Orang Tua yang selalu memberikan dukungan dan semangat.
3. Bapak Dr. H. Badrun, M.Pd., selaku Rektor Universitas Islam Negeri
Mataram karena telah merealisasikan Tri Dharma Perguruan Tinggi
melalui pelaksanaan program Kuliah Kerja Partisipatif.

iv
4. Bapak Dr. Moh. Liwa Irrubai, M.Pd., selaku Kepala Pusat Pengabdian
kepada Masyarakat Universitas Islam Negeri Mataram, yang telah
menyelenggarakan program Kuliah Kerja Partisipatif yang sangat
bermanfaat bagi para mahasiswa.
5. Bapak Dr. Muhammad Sa’i, MA., selaku Plt. Ketua LP2M UIN Mataram.
6. Bapak Alwan Mahsul, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing KKP-DR yang
telah mendukung kami selama kegiatan KKP-DR dan membantu kami
dalam penyusunan buku ini.
7. Kepada seluruh Kepala Desa beserta staf yang telah mengizinkan kami
untuk melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Partisipatif disetiap lokasi
kegiatan KKP-DR Mahasiswa kelompok 113 dan telah mendukung setiap
kegiatan yang kami selenggarakan.
8. Kepada seluruh Ketua RT/RW/Ketua Karang Taruna/Ketua Remaja
disetiap lokasi kegiatan KKP-DR Mahasiswa kelompok 113 yang telah
mengizinkan kami untuk turut berpartisipasidan terlibat dalam setiap
kegiatan mereka
9. Seluruh pimpinan, guru-guru, kyai, Ustaz, dan Ustazah di MI, SDN,
PAUD, TPQ, SMA, SMP, SMK serta seluruh pesantren dan majelis
taklim disetiap lokasi kegiatan KKP-DR Mahasiswa kelompok 113 yang
telah mengizinkan kami untuk turut berpartisipasidan terlibat dalam setiap
kegiatan mereka.
10. Serta seluruh masyarakat disetiap lokasi kegiatan KKP-DR Mahasiswa
kelompok 113 dan berbagai pihak yang telah terlibat, membantu, dan
mendukung seluruh kegiatan yang kami selenggarakan, tanpa mengurangi
rasa terima kasih dan hormat kami, tidak disebutkan nama atau
v
instansinya satu per satu. Semoga amal kebaikan yang telah mereka
berikan kepada kami, dibalas oleh Tuhan dengan pahala yang berlipat
ganda.
Kami menyadari bahwa buku laporan KKP-DR ini masih jauh dari kata
sempurna, maka kritik dan saran kami harapkan untuk perbaikan kedepannya.
Kami berharap bahwa laporan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca serta
berbagai pihak lainnya di masa yang akan datang.

Mataram, 26 Agustus 2021

KKP-DR_113

vi
DAFTAR ISI

JUDUL..................................................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ ii

KATA PENGANTAR ........................................................................................... iv

DAFTAR ISI ........................................................................................................ vii

BAB I Arti Penting Sebuah Gotong Royong

Oleh : Ahmad Yaumul Mazid................................................................................. 1

BAB II Pendampingan dan Pelatihan Pembuatan Laporan Keuangan Serta Alur


Pengajuan Proposal Usaha pada UMKM Desa Gegerung

Oleh : Yuliana ....................................................................................................... 12

BAB III Program Bank Sampah

Oleh : Rosita Maulida ........................................................................................... 26

BAB IV Mendaur Ulang Sampah

Oleh : Tasa Fatharani Faza ................................................................................... 38

BAB V Bimbingan Belajar Matematika

Oleh : Rauhillah Mizki ......................................................................................... 48

BAB VI Potensi UMKM Desa Jatisela

Oleh : Mahzuro ..................................................................................................... 60

BAB VII Pendampingan Kegiatan Posyandu dan UMKM

Oleh :Santhia Ulfa ................................................................................................ 68


vii
BAB VIII Mengembangkan Potensi Lingkungan Wisata

Oleh : Hainin Izza ................................................................................................. 81

BAB IX Sosialisasi Pencegahan Pernikahan Dini

Oleh : Nabila Widarma Sari.................................................................................. 90

BAB X Memperkenalkan Desa Agrowisata

Oleh : Eka Hardianti ............................................................................................. 99

BAB XI Langkah Kecil Untuk Bangkit

Oleh : Destia Milenia Putri Sima ........................................................................ 107

BAB XII Pencegahan Pernikahan Dini

Oleh : Baiq Nita Purnamasari ............................................................................. 118

BAB XIII Kesenian Desa Sermong

Oleh : Millenni Safitri ......................................................................................... 126

BAB XIV Kehidupan Masyarakat Desa Sanolo

Oleh : Julkifli ...................................................................................................... 152

BAB XV Bantuan Sosial

Oleh : Siti Yanti .................................................................................................. 165

BAB XVI Vaksinasi Covid-19

Oleh : Bq Asmiati Adawiyah .............................................................................. 172

viii
BAB I
Arti Penting Sebuah Gotong Royong
Oleh : Ahmad Yaumul Mazid

A. Profil Desa
Desa Gegerung merupakan salah satu desa dari 15 Desa yang ada
diwilayah Kecamatan Lingsar Kabupaten Lombok Barat, yang
merupakan Desa pemekaran dari Desa Dasan Geria pada tahun 1999.
Awalnya Desa Gegerung terdiri dari 3 Dusun yaitu:
a. Dusun Ketapang
b. Dusun Jelateng
c. Dusun Ketapang Orong.
Melihat dari luas wilayah dan jumlah penduduk saat ini yaitu, Desa
Gegerung memiliki Luas Wilayah 294,077 Ha, jumlah penduduk 5.690
jiwa dengan rincian laki-laki 2.793 dan perempuan 2.897 jiwa. Jumlah
KK 1.422. Sehingga mengharuskan untuk melakukan pemekaran Dusun
menjadi 7 Dusun yaitu:
a. Dusun Ketapang
b. Dusun Jelateng Barat
c. Dusun Jelateng Tengah
d. Dusun Jelateng Timur
e. Dusun Orong Selatan
f. Dusun Orong Utara
g. Dusun Orong Puncak.

1
Sampai saat ini pemerintahaan Desa Gegerung telah dipimpin oleh 4
Kepala Desa, yakni :
a. H. Saeful Maskum (2002 – 2006)
b. Syahudin (Tahun 2007 – 2012)
c. Jalim (Tahun 2012 – 2018)
d. Harun (Tahun 2019 - Sekarang)

Dalam menjalankan pemerintahan Kepala Desa dibantu oleh para


Kaur/ Staf Desa dan Kepala Dusun, diantaranya yaitu :

Tabel 1.1

Kaur/Staf Desa Gegerung


No Nama Jabatan
1 Mistono Sekretaris Desa
2 Martono, S.pd Kasi Pemerintahan
3 Nur Hilmiah Kasi Pelayanan
4 Mohammad Ridwan, S.Pd Kasi Kesejahteraan
5 Munawarah Kaur Keuangan
6 Asmiati Kaur Tata Usaha dan Umum
7 Rusdi Kaur Perencanaan

Sumber : Data Desa Gegerung 2019

Tabel 1.2

Kepala Dusun Desa Gegerung


No Nama Kepala Dusun
1 Muhaisik Haris Ketapang
2 L.Junaidi Jelateng Barat
3 Mustiadi Jelateng Tengah

2
4 Maulana Jelateng Timur
5 Ahmad Jusaini Orong Selatan
6 Mawardi Orong Utara
7 Herman Orong Puncak

Sumber : Data Desa Gegerung 2019

1. Aspek Geografis
a. Letak geografis
Secara geografis Desa Gegerung memiliki luas 2,9477,
dengan batas wilayah sebagai berikut :
1) Sebelah Utara : Hutan Tutupan
2) Sebelah Selatan : Desa Dasan Geria
3) Sebelah Barat : Desa Penimbung/ Bukut Tinggi
Kecamatan Gunung Sari.
4) Sebelah Timur : Desa Dasan Geria/ Desa Giri Madia
b. Topografi
Berdasarkan kondisi tipografinya wilayah Desa
Gegerung dikatagorikan sebagai berikut :
1) Ketinggian 0-150 meter diatas permukaan laut,
memiliki luas sebesar 2,9477 Ha atau 20% dari luas
wilayah.
2) Tingkat kemiringan 21-800. Itu merupakan tingkat
kemiringan Wilayah yang paling luas.

3
B. Lembaga Keagamaan
Jumlah sarana pendidikan yang masih aktif di Desa Gegerung yaitu,
sebagai berikut :

Tabel 1.3
Jumlah Sara Pendidikan Desa Gegerung
No Nama Sekolah Lokasi Sekolah
1 PAUD Darussalam Dusun Ketapang
2 PAUD Iqra' Dusun Jelateng
3 PAUD Alfirdaus Dusun Jelateng
4 PAUD Sandat Dusun Orong Utara
5 SDI Darussalam Dusun Ketapang
6 SDN 1 Gegerung Dusun Jelateng
7 SDN 2 Gegerung Dusun Orong Utara
8 SMPI Darussalam Dusun Ketapang
9 SATAP 2 Lingsar Dusun Orong Utara
10 SMKI Darussalam Dusun Ketapang

Sumber : Data Desa Gegerung 2019

C. Keadaan Sosial
Salah satu yang menjadi keunikan di Desa Gegerung adalah
banyaknya organisasi kepemudaan, mulai dari Organisasi Banjar, Remaja
Masjid, pecinta alam, dan organisasi lainnya. Dengan banyaknya
organisasi kepemudaan ini menjadikan Pemeritah Desa Gegerung
terbantu dalam melaksanakan programnya, karena dalam pelaksanaannya
kekompakan organisasi kepemudaan ini bisa membantu pemerintahan
desa dari segi fisik, pikiran dan pengawasan.

4
Desa gegerung memiliki 7 dusun, yaitu dusun Ketapang, Jelateng,
Barat, Jelateng Tengah, Jelateng Timur, Orong Selatan, Orong Uara dan
Orong Puncak, yang secara garis besar desa Gegerung terdiri dari 3
wilayah yaitu Ketapang, Jelateng dan Orong. Hal ini dikarenakan dulu
Desa Gegerung hanya ada 3 dusun, yaitu dusun Ketapang, Jelateng dan
Ketapang Orong.
Di Ketapang sendiri ada 2 Organisasi yang sangat membantu
masyarakat, yaitu Banjar Bajang Ketapang, yang diketuai oleh Abdullah
Haramain, dan Remaja Masjid Qurratul’ain Ketapang. Banjar Bajang
Ketapang bergerak dalam bidang agama, sosial, budaya, ekonomi dan
pendidikan, sedangkan Remaja Masjid Qurratul’ain hanya bergerak
dalam bidang agama dan sosial saja. Dua Organisasi ini sangat dihormati
di Dusun Ketapang dan di Desa Gegerung. Setiap program Desa pasti
organisasi ini diikut sertakan karena satu komando dengan pemuda-
pemudi yang ada di Dusun Ketapang.
Walaupun usia Banjar Bajang masih sangat muda yaitu baru berumur
2 tahun, akan tetapi dampak yang dirasakan masyarakat sudah sangat
besar. Banyak program pemerintahan desa yang menjadi Banjar Bajang
Ketapang sebagai penangung jawab program, yaitu Program Kampung
Sehat, Program PHBI dan PHBN, program Air Bersih, dan banyak
program lainnya.
Di Dusun Jelateng ada banyak sekali organisasi, namun yang paling
terkenal adalah Kedebong (organisasi pencinta alam), Bale Baca Kerajaan
Dongeng dan Remaja Masjid. Kedebong adalah organisasi pencinta alam

5
yang sangat dihormati di Dusun Jelateng dikarenakan anggotanya yang
banyak dan pengaruhnya yang besar di Dusun Jelateng.
Selanjutnya Bale Baca Kerajaan Dongeng, organisasi ini pertama kali
dulu saat gempa bumi 2018. Karena sekolah libur, anak-anak mengalami
trauma maka datang relawan dari Bale Baca untuk menghibur anak-anak
di Dusun Jelateng sambil belajar, ketua Bale baca yaitu Wawan Herwan
Rusdiawan saat itu memberikan trauma healing dan memberikan buku
bacaan kepada anak-anak. setelah masa tugas di Dusun Jelateng selesai
relawan dari Bale Baca memberikan amanah kepada Pemuda di Dusun
Jelateng untuk terus mendidik anak-anak dengan terus membaca dan
bermain. Dari situlah awal mula terbentuknya Bale baca Kerajaan
Dongeng Dusun Jelateng.
Organisasi ini bertujuan untuk meningkatkan minat baca masyarakat,
mencerdaskan masyarakat dan memberikan fasilitas ruang baca yang
nyaman bagi masyarakar. Kegiatan rutin yang dilakukan Bale Baca
Kerajaan Dongeng adalah ngaji ba’da Magrib, Keraro literasi
(perpustakaan keliling) dan banyak lagi kegiatan lainnya.
Organisasi di Dusun Orong Selatan, Orong Utara Dan Orong Puncak
masih didominasi oleh Remaja masjid di masing-masing dusun, hal ini
dikarenakan kondisi geografis yang sulit, rumah-rumah warga berjauhan,
akses yang jauh dan sulit. Akan tetapi hanya dengan Organisasi Remaja
Masjid ini bisa menjadikan wadah dan ruang bagi pemuda yang ada
disana walaupun dengan kondisi gegrafis yang tidak mendukung.

6
D. Keadaan Ekonomi
Sebagaian besar potensi perekonomian masyarakat Desa Gegerung
yaitu, sebagai berikut :
Tabel 1.4
Jumlah Sara dan Prasarana Desa Gegerung

Sarana Dan Prasarana


No Dusun Pertukan Perbengkel
Pasar Toko Kios Warung Ojek
g-an -an
1 Ketapang ─ 31 56 213 10 1 2
Jelateng
2 14 23 4 1 1
Barat ─ 74
Jelateng
3 1 19 20 3 2 1
Tengah 69
Jelateng
4 13 27 6 1 1
Timur ─ 71
Orong
5 12 26 10 1 2
Selatan ─ 119
Orong
6 9 29 9 1
Utara ─ 67 ─
Orong
7 5 19 7
Puncak ─ 112 ─ ─

1 103 200 725 49 6 8


JUMLAH

Sumber : Data Desa Gegerung 2019

E. Keadaan Budaya
Seni dan Budaya yang masih aktif sampai saat ini di Desa Gegerung
yaitu, diantaranya:

7
Tabel 1.5
Jumlah Seni dan Budaya Desa Gegerung

No Dusun Nama Kelompok Jenis Tahun


Sanggar Kesenian Berdiri
1 Orong Selatan Seni Budaya Hadrah 2019
Menyatukan

2 Orong Selatan Seni Budaya Islami Hadrah 2015


I
3 Jelateng Tengah Seni Budaya Islami Hadrah 2020
II

Sumber : Data Desa Gegerung 2019

F. Arti Penting Sebuah Gotong Royong


Gotong royong memang sudah menjadi kebiasaan masyarakat
Indonesia yang harus kita jaga dan pertahankan, dikarenakan gotong
royong dapat menguatkan solidaritas, menjadikan pekerjaan semakin
cepat, dan meningkatkan tali silaturahmi. Selama 45 hari melakukan
KKP-DR di Desa Gegerung sudah banyak sekali gotong royong yang
sudah kami ikuti, contohnya adalah:
1. Gotong Royong Membersihkan Masjid
Masjid sebagai pusat sosial dan pusat kegiatan keagamaan
masyarakat memang sudah menjadi kewajiban masyarakat untuk
selalu menjaga kebersihan, kenyamanan, keamanan dan
kesejahteraan Masjid. Untuk itu selain setiap hari dibersihkan
oleh Marbot (petugas masjid) seminggu sekali Remaja Masjid
akan melakukan gotong royong untuk membersihkan masjid
8
secara besar-besaran, mulai dari memotong rumput, memotong
ranting, dan membersihkan masjid dari ujung ke ujung.
Ada hal yang unik yang selalu dilakukan oleh Remaja Masjid
Qurratul’ain Ketapang setelah melakukan gotong royong, yaitu
memetik kelapa. Karena pohon kelapa di halaman masjid banyak,
maka untuk menghilangkan dahaga, mereka memetik pohon
kelapa. Hal tersebut sudah menjadi kebiasaan sejak dulu, gotong
royong apapun di Masjid diperbolehkan untuk memetik kelapa
sebagai penghilang dahaga. Di halaman masjid Qurratul’ain
Ketapang bukan hanya pohon kelapa yang ada, pohon jeruk dan
pohon papaya. Semua pohon itu bisa dipetik jika sudah matang.
2. Gotong Royong Pengambilan Sampah
Banjar Bajang Ketapang ditunjuk sebagai penanggung jawab
dalam pengelolaan sampah yang ada di Dusun Ketapang,
sehingga setiap seminggu sekali anggota Banjar Bajang Ketapang
mengambil sampah-sampah yang ada di Masyarakat yang sudah
dikumpulkan di dalam karung. Setiap Kepala Keluarga
diharuskan membayar 2.000 rupiah untuk penanganan sampah,
dan uang itu akan masuk ke kas pengelola sampah Dusun
Ketapang.
Setelah sampah diambil, lalu dikumpulkan disatu tempat
yang selanjutnya akan dinaikkan ke mobil pick up untuk dibawa
ke Tempat Pembuangan Sampah Kecamatan yang ada di Desa
Lingsar, jaraknya sekitar 20 menit dari Desa Gegerung.

9
Gotong royong ini setiap minggu dilakukan oleh Banjar
Bajang Ketapang biasanya pada hari Jum’at. Hal ini sukarela
dilakukan oleh Banjar Bajang Ketapang setiap minggunya tanpa
digaji, hal ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran
masyarakat dalam menjaga kebersihan dan tidak membuang
sampah sembarangan.
3. Gotong Royong Membantu Masyarakat.
Di Pedesaan memang tidak jauh dari kegiatan gotong royong,
dikarenakan budaya gotong royong ini sudah menjadi kebiasaan
masyarakat dalam saling membantu. Gotong royong acara gawe
masyarakat, gotong royong pembangunan dasar rumah, dan
gotong royong untuk keperluan umum lainnya biasa dilakukan.
Dalam Gotong Royong membantu masyarakat ini Organisasi
Banjar Bajang Ketapang sangat berpengaruh, dikarenakan setiap
ada masyarakat ada yang membutuhkan bantuan maka anggota
banjar akan dikerahkan untuk gotong royong. Ada yang unik
yang terjadi di daerah pedesaan terkait gotong royong, yaitu jika
ada orang yang jarang membantu orang atau jarang ikut gotong
royong, maka setiap kegiatannya akan sepi, dan jika minta
bantuan ke masyarakat untuk membantu acaranya atau
kegiatannya akan sepi. Sehingga sosialisasi di daerah pedesaan
sangat penting, jika tidak bersosialisasi akan dihiraukan oleh
masyarakat.
Banyak sekali kegiatan gotong royong dalam membantu masyarakat
yang kami ikuti, yaitu gotong royong pengecoran lantai dua aula
10
pengajian TGH. Bohri Rahman, gotong royong acara khitnana, gotong
royong acara dzikiran dan lainnya.

Gambar 1.1 Kegiatan Gotong Royong

11
BAB II
Pendampingan dan Pelatihan Pembuatan Laporan Keuangan Serta
Alur Pengajuan Proposal Usaha pada UMKM Desa Gegerung
Oleh : Yuliana

A. Lembaga Keagamaan
Desa Gegerung memiliki berbagai lembaga keagamaan masyarakat
seperti:
1. Lembaga keagamaan Formal
Tabel 2.1
Jumlah Sara Pendidikan Desa Gegerung
No Nama Sekolah Lokasi Sekolah
1 PAUD Darussalam Dusun Ketapang
2 PAUD Iqra' Dusun Jelateng
3 PAUD Alfirdaus Dusun Jelateng
4 PAUD Sandat Dusun Orong Utara
5 SDI Darussalam Dusun Ketapang
6 SDN 1 Gegerung Dusun Jelateng
7 SDN 2 Gegerung Dusun Orong Utara
8 SMPI Darussalam Dusun Ketapang
9 SATAP 2 Lingsar Dusun Orong Utara
10 SMKI Darussalam Dusun Ketapang

Sumber : Data Desa Gegerung 2019

Dari sejumlah lembaga keagamaan formal yang ada di Desa


Gegerung, kami Mahasiswa KKP-DR UIN Mataram Ikut serta
berpartisipasi dalam melakukan pendampingan belajar mengenal

12
nama-nama benda menggunakan lagu bahasa inggris kepada
PAUD Darussalam, serta melakukan edukasi terkait dengan
Motivasi Belajar, Sosialisasi Pernikahan Dini, Pengembangan
Bakat dan Minat Siswa dan edukasi Investasi (Basic Investment),
kepada siswa dan siswa SMPI dan SMKI Darussalam.
2. Lembaga non-formal
Desa Gegerung memiliki banyak sekali TPQ yang tersebar di
tujuh dusun yang ada di desa tersebut. Kegiatan TPQ di desa
Gegerung dilakukan setiap ba’da sholat magrib sampai datang
waktu sholat isya’ dengan memberikan bimbingan kepada anak-
anak untuk membaca Al-Qur’an mulai dari tingkat Iqro’ sampai
dengan tingkat Al-Qur’an.
Bukan hanya itu, ditempat kami melakukan pendampingan
literasi Al-Quran para santri/murid diajarakan Tajwid, menghafal
Al-Qur’an mulai dari juz 30, dan diajarkan Bahasa Arab serta
Bahasa Inggris benda-benda yang ada disekitarnya.

B. Keadaan Sosial
1. Organisasi Kepemudaan
Organisasi kepemudaan yang masih aktif sampai saat ini di
Desa Gegerung yaitu :

a) Remaja Masjid Qurratul’ain Dusun Ketapang


merupakan organisasi kepemudaan yang bergerak
dalam bidang Sosial dan agama. Kegiatan rutin yang
diadakan oleh Remaja Masjid Qurratul’ain Dusun
13
Ketapang Desa Gegerung yakni Majlis Ta’lim yang
dilakukan setiap malam Jum’at.

b) Remaja Banjar Bajang Ketapang merupakan


organisasi kepemudaan yang bergerak dalam bidang
agama, sosial, budaya, dan ekonomi. Kegiatan rutin
yang dilakukan oleh Banjar Bajang Ketang yakni :

 Mengadakan peringatan Maulid Nabi SAW.

 Kompanye menajaga kebersihan.

 pembuatan bak sampah.

 Gotong Rorong membersihkan sampah setiap


seminggu sekali..

 Program Suka Duka (Bejango)

 Ketapang Lintas Alam

 Diskusi umum antar anggota setiap seminggu


sekali.

c) Bale baca Kerajaan Dongeng Dusun Jelateng

Organisasi ini bertujuan untuk meningkatkan


Literasi anak-anak Dusun Jelateng. Kegiatan rutin
yang dilakukan Bale Baca Kerajaan Dongeng adalah
ngaji ba’da Magrib, Keraro literasi (perpustakaan
keliling), menghafal Al-Qur’an, serta membagikan

14
santunan kepada anak-anak yatim yang ada di Dusun
Jelateng.
2. Pemetaan Jumlah Masjid Desa Gegerung
Jumlah sarana keagamaan dari masing-masing Dusun Desa
Gegerung yaitu, sebagai berikut :
Tabel 2.2
Jumlah Sara Keagamaan Desa Gegerung
No Dusun Sarana Keagamaan

1 Ketapang Masjid : Qurratul'ain

2 Musholla :Raudatul Jannah

3 Musholla :Maulidil Habib

4 Jelateng Barat Musholla : Attayyibah

5 Musholla :Nurul Yakin


6 Musholla : Al-Munawar

7 Musholla :Waqaf Gg

8 Jelateng Tengah Masjid : Nurul Ihlas


9 Orong Selatan Masjid Nurul Huda

10 Musholla : Riadussalihin

11 Orong Utara Masjid : Nurul Muhajirin

12 Musholla : Muhajirin

13 Musholla : Raudatul Firdaus

14 Musholla : Raudatul Jannah

15 Orong Puncak Masjid Nurul Ihsan

16 Musholla : Darussalam

Sumber : Data Desa Gegerung 2019


15
C. Keadaan Ekonomi
Sebagaian besar potensi perekonomian masyarakat Desa Gegerung
yaitu, sebagai berikut :
Tabel 2.3
Jumlah Sara dan Prasarana Desa Gegerung

Sarana Dan Prasarana


No Dusun Tok Pertukan Perbengkel
Pasar Kios Warung Ojek
o g-an -an
Ketapan
1 31 56 10 1 2
g ─ 213
Jelateng
2 14 23 4 1 1
Barat ─ 74
Jelateng
3 1 19 20 3 2 1
Tengah 69
Jelateng
4 13 27 6 1 1
Timur ─ 71
Orong
5 12 26 10 1 2
Selatan ─ 119
Orong
6 9 29 9 1
Utara ─ 67 ─
Orong
7 5 19 7
Puncak ─ 112 ─ ─

1 103 200 725 49 6 8


JUMLAH

Sumber : Data Desa Gegerung 2019

16
D. Keadaan Budaya
Seni dan Budaya yang masih aktif sampai saat ini di Desa Gegerung
yaitu, diantaranya:
Tabel 2.4
Jumlah Seni dan Budaya Desa Gegerung

No Dusun Nama Kelompok Jenis Tahun


Sanggar Kesenian Berdiri
1 Orong Selatan Seni Budaya Hadrah 2019
Menyatukan

2 Orong Selatan Seni Budaya Islami Hadrah 2015


I
3 Jelateng Tengah Seni Budaya Islami Hadrah 2020
II

Sumber : Data Desa Gegerung 2019

E. Pendampingan dan Pelatihan Pembuatan Laporan Keuangan Serta Alur


Pengajuan Proposal Usaha pada UMKM Desa Gegerung
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu
bentuk mata pencaharian perorangan atau bentuk usaha yang dijalankan
secara individu, rumah tangga, atau badan usaha ukuran kecil.
Semenjak Covid-19 ditetapkan berstatus pandemi, ada banyak sektor
ekonomi domestik dan global yang terpengaruhi. Dampak pandemi paling
terasa terjadi pada sektor usaha mikro, kecil, dan menengah
(UMKM). Dan itu tidak menutup kemungkinan akan memberikan
dampak bagi pelaku UMKM khususnya yang ada di Desa Gegerung,

17
Kecamatan Lingsar Lombok Barat, yang dimana sebagian besar bergerak
dalam sektor kerajinan dan sektor eksportir.
Hal tersebut, menginspirasi kami Mahasiswa KKP-DR untuk
melakukan pendampingan dan pelatihan pembuatan Laporan Keuangan
serta alur pengajuan Proposal usaha. Nama program kami yaitu FIX
UMKM (UMKM Level Up), itu merupakan program unggulan yang kami
tawarkan kepada Kepala Desa dan Sekretaris Desa Gegerung guna
meningkatkan atau mengembangkan UMKM yang ada di Desa tersebut.
Sebelum kami Mahasiswa KKP-DR melakukan pendampingan dan
pelatihan pembuatan Laporan Keuangan serta alur pengajuan Proposal
usaha, terlebih dahulu kami terjun langsung mengunjungi rumah pelaku
UMKM untuk melakukan survei dan pendataan terkait apa saja kendala
yang di alami oleh pelaku UMKM ketika Pandemi ini berlangsung. Dan
setelah 45 hari kami melakukan pengabdian di Desa Gegrung kami
menjumpai sebanyak 10 UMKM yang tentunya sangat terdampak oleh
Pandemi Covid-19 ini, diantaranya yaitu :
a. UMKM Sapu Lidi Ahlussubandi
b. UMKM Sapu Lidi Asy-Syahid
c. UMKM Jasa Design Muhammad Asyazili
d. UMKM Gaharu Sudirman
e. UMKM Tembakau Iris Ahlul Fathoni
f. UMKM UD. Jaya Airlangga
g. UMKM Gaharu Ahmad Jusaini
h. UMKM Budi Yusuf
i. Pengepul Gula Aren Sarjudin
18
j. UMKM Sapu Ijuk Rahmawati
Hasil survei dan pendataan terkait edukasi entrepreneur dari
kesepuluh UMKM dapat disimpulkan yaitu, sebagai berikut :
 Bapak Ahlussubandi (UMKM Sapu Lidi)
1) Jenis barang : Sapu Lidi
2) Harga barang : Rp. 8.000/pcs
3) Model pemasaran : Menawarkan ke sekolah-sekolah dan
menggunakan Reseller
4) Kendala :
 Belum memiliki brand dalam usahanya.
 Belum bisa untuk melakukan laporan keuangan yang
baik.
 Bahan baku (Lidi) sangat sulit untuk didapatkan, karena
memiliki pesaing yang cukup banyak.
 Membutuhkan modal untuk pengembangan usaha

 Bapak Kyai Ahmad Yani (UMKM Sapu Lidi)


1) Jenis barang : Sapu Lidi
2) Harga barang : Rp. 7.500/pcs
3) Model pemasaran : Online (promosi via Facebook), Offline
(Reseller, menawarkan ke sekolah-sekolah, kampus, hotel, dan
perusahaan tenaga kebersihan)
4) Kendala :
 UMKM Asy-Syahid belum memiliki brand dalam
usahanya.
19
 Belum bisa untuk melakukan laporan keuangan yang
baik.
 Terkadang sering mencampur antara uang usaha dengan
uang pribadi.
 Membutuhkan modal untuk mengembangkan usaha.
 Bahan baku (Lidi) sangat sulit untuk didapatkan, karena
memiliki pesaing yang cukup banyak.

 Muhammad Asyazili (UMKM Jasa Design)


1) Jenis barang : Design CV, Design Poster, Design Undangan
Pernikahan, dan Design Kartun.
2) Harga barang : Kisaran harga Rp. 10.000 s/d Rp. 70.000
3) Model pemasaran : Online (promosi via Instagram)
4) Kendala : Belum bisa untuk melakukan laporan keuangan yang
baik.

 Bapak Sudirman (UMKM Gaharu)


1) Jenis barang : Kayu dan Minyak Gaharu
2) Harga barang : Rp. 4.000.000 – 25.000.000/ Kg
3) Model pemasaran : (Online : Instagram dan Facebook), (Offline :
Reseller dan dari mulut ke mulut).
4) Keunggulan Usaha:
 Penjualan mampu mencapai Luar Negeri yaitu, Riau,
Kuwait, Oman, Malaysia, Taiwan.

20
 Sedangkan di Indonesia sudah mencapai Kalimantan,
Jawa Timur, Jakarta, dan Bogor.
5) Kendala :
 Bapak Sudirman belum memiliki brand dalam usahanya.
 Belum bisa untuk melakukan laporan keuangan yang
baik.
 Masih mencampur uang pribadi dengan uang usaha.
 Bahan baku (Kayu Gaharu) cukup sulit untuk didapatkan

 Bapak Ahlul Fathoni (UMKM Tembakau Iris)


1) Jenis barang : Tembakau Iris
2) Harga barang : Rp. 2.500-5.000/Bungkus untuk yang dijual ecer.
Sedangkan, untuk pertumpi Rp. 80.000 - 140.000.
3) Model pemasaran : (Online : Facebook), (Offline : Toko atau
Warung tetangga, pengecer dan Reseller).
4) Keunggulan usaha :
 Bapak Ahlul Fatoni sudah memiliki Brand sendiri dalam
usahanya yaitu “Mako Amak Agul”.
5) Kendala :
 Bapak Ahlul Fatoni belum memiliki izin usaha karena
ada beberapa persyaratan yang belum bisa terpenuhi..
 Sudah bisa membuat laporan keuangan, akan tetapi masih
kurang dalam pencatatannya.
 Membutuhkan modal untuk pengembangan usaha

21
 Bapak Abdul Bagir (UMKM Gaharu)
1) Jenis barang : Gaharu Alami, Olahan dan Minyak Gaharu
2) Harga barang : Rp. 500.000 – 15.000.000/ Kg
3) Model pemasaran : (Online : Instagram dan Facebook), (Offline :
Reseller).
4) Keunggulan Usaha:
 Penjualan mampu mencapai Luar Negeri
 Memiliki sejumlah 5 Reseller yang berlokasi di Batam,
Jawa, Bali, Jakarta dan Lombok.
 Sudah memiliki izin Usaha Dagang (UD).
5) Kendala :
 Belum bisa untuk melakukan laporan keuangan yang
baik.
 Proses pengiriman pesan ke pelanggan yang sering
terhambat

 Bapak Ahmad Jusaini (UMKM Gaharu)


1) Memulai Usaha : 2003
2) Jenis barang : Gaharu Alami, Olahan, Minyak Gaharu dan Bibit
Gaharu
3) Harga barang :
 Bibit Gaharu : Rp. 10.000 - 15.000/bibit
 Kayu Gaharu : Rp. 50. 000 - 150. 000/kg
 Gubal/Galih Gaharu : Rp. 300. 000 - 100.000.000/ Kg

22
4) Model pemasaran : (Online : Instagram dan Facebook), (Offline :
Reseller)
5) Keunggulan Usaha:
 Penjualan mampu mencapai Luar Negeri (Saudi, Riau,
Katar)
6) Kendala :
 Belum bisa untuk melakukan laporan keuangan yang
baik.
 Belum memiliki Brand
 Masih mmencampur uang usaha dengan uang pribadi
 Membutuhkan modal untuk pengembangan usaha

 Bapak Budi Yusuf (UMKM Gaharu)


1) Memulai Usaha : 2018
2) Jenis barang : Gaharu Alami dan Olahan
3) Harga barang : Rp. 100.000 - 10.000.000/ Kg
4) Model pemasaran : (Online : Instagram, Twitter dan Facebook),
(Offline : Reseller)
5) Keunggulan Usaha:
 Penjualan mampu mencapai Luar Negeri (Singapur,
Malaysia, Kuwait, Dubai)
6) Kendala :
 Belum bisa untuk melakukan laporan keuangan yang
baik.
 Belum memiliki Brand
23
 Masih mmencampur uang usaha dengan uang pribadi
 Membutuhkan modal untuk pengembangan usaha

 Bapak Sarjudin (Pengepul Gula Aren)


1) Jenis barang : Gula Aren
2) Harga barang : Rp. 23.000 - 27.000/biji
3) Model pemasaran : (Online : Facebook), (Offline : Reseller,
Pengecer)
4) Kendala :
 Belum bisa untuk melakukan laporan keuangan yang
baik.
 Belum memiliki Brand
 Masih mmencampur uang usaha dengan uang pribadi
 Membutuhkan modal untuk pengembangan usaha

 Ibu Rahmawati (UMKM Sapu Ijuk)


1) Jenis barang : Sapi Ijuk
2) Harga barang : Rp. 10.000 – 15.000/ Biji
3) Model pemasaran : (Offline : Reseller)
4) Kendala :
 Belum bisa untuk melakukan laporan keuangan yang
baik.
 Belum memiliki Brand
 Masih mencampur uang usaha dengan uang pribadi

24
 Masih kurangnya modal untuk mengembangkan usaha

Dari kesepuluh UMKM tersebut, rata-rata mengalami permasalahan yang


sama yaitu terkait Brand, Laporan Keuangan dan terkendala permodalan.
Sehingga solusi atau pelatihan yang Mahasiswa KKP-DR UIN Mataram
berikan kepada kesepuluh UMKM guna menunjang perkembangan usaha atau
peluang pasca pandemi adalah Mahasiswa KKP DR UIN Mataram
menjelaskan serta mengajarkan UMKM mengenai teknik promosi via
Istagram, Facebook, dan WA Bussines. Selain itu, kami juga memberikan
pelatihan terkait pentingnya Brand dalam sebuah usaha, alur pencatatan
Laporan Keuangan, alur pengajuan Permodalan dan pembuatan Proposal
pengajuan permodalan.

Adapun output dari kesepuluh UMKM tersebut adalah memberikan soft


file dan hard file Laporan Keuangan serta soft file contoh pembuatan
Proposal.

Gambar 2.1 Pendampingan dan Pelatihan Pembuatan Laporan Keuangan


Serta Alur Pengajuan Proposal Usaha

25
BAB III
Program Bank Sampah
Oleh : Rosita Maulida

A. Profil Desa
Leneng adalah sebuah kelurahan di wilayah Kecamatan Praya,
Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat, Indonesia.
Di kelurahan Leneng sekarang dipimpin oleh bapak L. Muh. Isnaini S.Sos
yang menjabat sebagai kepala lurah ke 7 di Kelurahan Leneng.
Dikelurahan leneng terdapat 6 lingkungan, yang kemudian mekar menjadi
4 lingkungan yang di antara nya :
1. Lingkungan Leneng
2. Lingkungan Tebero
3. Lingkungan Tebero Amen
4. Lingkungan Tebero Bermis
5. Lingkungan Wakan
6. Lingkungan Wakan Daye
7. Lingkungan Wakan Lauk
8. Lingkungan Handayani
9. Lingkungan Handayani Timur
10. Lingkungan Juring
11. Lingkungan Embung Bengkel

Batas- batas wilayah Kelurahan leneng dari sebelah utara, selatan,


timur, danbarat diantaranya sebagai berikut ;

26
1. Sebelah Utara : Kelurahan Renteng
2. Sebelah Selatan : Kelurahan Panjisari
3. Sebelah Timur : Kelurahan Praya
4. Sebelah Barat : Desa Puyung

Berikut ini beberapa nama lurah leneng dari periode pertama sampai
saat ini sebagai berikut:

 Periode Pertama : Lalu Satibi


 Periode kedua : Muhammad Safiri
 Periode Ketiga : Zaenuddin
 Periode Keempat : Subki
 Periode Kelima : Lalu Hasyim
 Saat Ini : Lalu Isnaini

Saat ini, kelurahan leneng terbagi menjadi 6 lingkungan, berikut ini


nama 6 lingkungan beserta nama kepala lingkungannya :

 Lingkungan Leneng : H.Sahram


 Lingkungan Wakan : Slamet Riadi
 Lingkungan Juring : M. Sar’i
 Lingkungan Embung Bengkel : Ibrahim
 Lingkungan Tebero : Murdi
 Lingkungan handayani : Lukis Pristiwa

Kelurahan Leneng memiliki luas wilayah 328,77 Ha dengan keadaan


geografis meliputi: Ketinggian Tanah 150 m dari Permukaan Laut,
27
dengan banyaknya curah hujan rata-rata per tahunnya 505 mm, dengan
suhu udara rata-rata 28oC - 30oC, dan kelurahan leneng termasuk kedalam
daerah dataran rendah (datar) . Adapun Orbitasi atau Jarak kelurahan
leneng dari Pusat Pemerintahan meliputi, pusat pemerintahan kecamatan
yang berjarak 1,5 Km, Pusat Pemerintah Kabupaten yang berjarak 1,2
Km dan jarak dari Ibu kota Propinsi sekitar 33 Km.

Jumlah penduduk Kelurahan Leneng Kecamatan Praya Kabupaten


Lombok Tengah sampai dengan akhir tahun 2019 jumlah penduduknya
sebesar 7.898 orang dengan Jumlah KK 2.578 yang terdiri dari laki-laki
3.902 orang dan perempuan 3.996 orang dengan total 7.898 orang. Dari
Jumlah tersebut terjadi peningkatan jumlah jiwa yang di tahun
sebelumnya 7.743 orang, yang disebabkan oleh kelahiran bayi, masuknya
dan pindahnya beberapa jumlah kepala keluarga yang baru, dan juga
penduduk kembali ke kampung halaman untuk menjadi warga
masyarakat Kelurahan Leneng Kecamatan Praya Kabupaten Lombok
Tengah. Jumlah penduduk Kelurahan Leneng yang dalam usia kerja (15-
60 tahun) sejumlah 5.106 orang dan 2.792 orang bukan usia kerja atau
akan melewati usia kerja (dibawah 15 tahun dan diatas 60 tahun).

Gambar 3.1 Peta Kelurahan Leneng


28
B. Lembaga Keagamaan
Kelurahan Leneng memiliki beberapa lembaga keagamaan
masyarakat seperti:
1. Lembaga keagamaan Formal
a) MIN 1 Lombok Tengah
b) MI NW Leneng
c) MI Nurul Hidayah Juring
d) MTS Saadatuddarain
2. Lembaga non – formal
a) Majlis Ta’lim
Terdapat beberapa majlis ta’lim di kelurahan leneng yaitu :
 Majlis Ta’lim TGH Mukti Ali yang
diselenggarakan setiap 1 kali dalam dua minggu
pada hari kamis.
 Majlis Ta’lim TGH.
 Majlis Ta’lim ust Seni’in yang diselenggarakan
setiap malam rabu.
 Majlis ta’lim ust hafidz yang diselenggarakan
setiap malam minggu.
 Majlis ta’lim abah ijik.
b) TPQ (Taman Pendidikan Al-Quran)
TPQ merupakan sebuah lembaga yang bertujuan
untuk memberikan pengajaran membaca alquran serta
pembelajaran keislaman lainnya. Berikut ini beberapa
TPQ yang ada di Kelurahan Leneng :
29
 TPQ Raudhotul Jannah Al-Aziziyah, Pendiri : Ust.
Ahyar Rosyidi.
 TPQ Darul Muhklasin, Pendiri : H. Tarpi.

C. Keadaan Sosial
1. Organisasi Keagamaan

a) LGG (Leneng gold generation) merupakan komunitas


yang bergerak di bidang sosial keagamaan, komunitas
ini terbentuk atas keinginan remaja leneng untuk terus
bergerak memakmurkan masjid leneng serta menyentuh
setiap lapisan masyarakat dalam kegiatan sosial maupun
keagamaan.

b) Remaja Musholla Al-iman merupakan gerakan yang


terbentuk dari rasa kesadaran para remaja yang ada di
suatu lingkungan untuk menghidupkan kegiatan
musholla yang berbasis keislaman maupun bidang
lainnya khususnya di lingkungan wakan.
2. Pemetaan Jumlah Masjid dan Kegiatan di Masjid
Terdapat beberapa masjid di kelurahan Leneng yang berada
di setiap lingkungan sehingga berjumlah 6 masjid serta terdapat
pula 1 masjid milik pemerintah yang masuk ke dalam kelurahan
leneng yaitu masjid agung praya.
 Masjid Agung Praya
 Masjid Miftahul Jannah

30
 Masjid Nurul Iman
 Masjid Nurul Islam
 Masjid Silaturrahim
 Masjid Babussalam

Adapun kegiatan rutin masjid adalah sholat berjamaah lima


waktu, yasinan setiap malam jum’at, sarakalan dan majlis ta’lim
di hari tertentu.

3. Pendataan Stunting
Stunting adalah kondisi gagal pertumbuhan pada anak
(pertumbuhan tubuh dan otak) akibat kekurangan gizi dalam
waktu yang lama. Kejadian stunting secara tidak langsung
dipengaruhi oleh faktor sosial, ekonomi, seperti tingkat
pendidikan, pendapatan keluarga, dan ketersediaan pangan untuk
memenuhi kebutuhan pangan yang cukup baik segi kuantitas dan
kualitas dan keamanannya. Status ekonomi keluarga dipengaruhi
oleh beberapa faktor, antara lain pekerjaan orang tua, tingkat
pendidikan orang tua dan jumlah anggota keluarga.

31
Tabel 3.1
Data Stunting di Kelurahan Leneng
TINGGI BADAN/UMUR

SANGAT
PENDEK NORMAL
TINGGI
NO POSYANDU PENDEK

0- 0- 0- 0- 0- 0- 0- 0-

23 59 23 59 23 59 23 59

Bln Bln Bln Bln Bln Bln Bln Bln

1 Embung 0 0 1 2 21 43 0 0

Bengkel

2 Handayani 0 3 5 11 48 99 0 1

3 Juring 2 1 1 6 51 97 0 0

4 Leneng 0 1 1 5 51 140 0 1

5 Tebero 0 1 1 7 24 59 1 1

6 Wakan 0 1 3 4 35 78 0 0

Jumlah 2 7 12 35 230 616 1 3

Sumber: Puskesmas Praya

D. Keadaan Ekonomi

1. Mata pencaharian
Mata pencaharian kelurahan Leneng mayoritas penduduknya
merupakan sebagai masyarakat petani dan peternakan baik yang
mengelola serta yang mempunyai sebagian besar penduduk
kelurahan dari leneng tersebut. Dan disamping itu juga mata
32
pencaharian penduduk kelurahan leneng yang sangat dominan
adalah selain buruh tani, peternak kemudian pekerjaan lain yang
minoritas seperti pegawai Negeri Sipil, TNI/POLRI, Swasta ,
nelayan , pertukangan , pengusaha dan pedagang-pedagang kecil.
2. Lembaga Kemasyarakatan
a) KMPS PELANGI (Kelompok Masyarakat Peduli Sungai)
b) KMPS (Kelompok Masyarakat Peduli Sampah):
kelompok di masing-masing wilayah yang ada di
kelurahan Leneng.
c) Organisasi Pemuda seperti : Perkumpulan Remaja /
Pemuda di masing-masing kekadusan dan Remush.
d) Karang Taruna
e) BKK (Badan Keamanan Kelurahan)
f) PKK/POSYANDU
3. Potensi Lingkungan Wisata
Destinasi wisata yang ada di Desa Leneng terbilang cukup
banyak. Dengan kondisi alam yang cukup asri dan indah
walaupun berada di dalam kota, serta terdapat wisata kuliner yang
bisa di bilang harganya murah namun dengan cita rasa yang
sangat ditambah lagi tempat wisata yang unik yakni kebun sayur
wisata agro, kampong lampion, bale kreatif, kampong O2
(kampong oksigen),wisata kuliner the cantik café, wisata kuliner
bakso klui, rumah baleo, rumah makan taliwang da nada
beberapa lainnya.

33
E. Keadaan Budaya
1. Bahasa
Di setiap bagian wilayah di lombok, berbeda dalam hal vokal,
intonasi serta tata bahasa yang berbeda dan jenis bahsa yang
kedua adalah bahasa halus yaitu bahasa sasak halus tiang-enggih,
dan bahasa sasak sangat halus yang disebut kaji-meran yang
biasanya dipakai oleh datu atau raden dan orang-orang yang
memiliki kekuasaan tinggi. Masyarakat leneng menggunakan
bahasa sasak biase/jamaq atau Aok-Ape dan bahasa sasak halus.
2. Permainan Tradisional
 Main Kaleng
 Ceprak
 Selodor
 Main benteng
 Kelereng
 Main kelaq-kelaqan
3. Merariq
Warga Leneng masih memegang erat budaya sasak terutama
pada adara Merariq. Pada budaya sasak muda mudi yang ingin
menikah harus tepelaiq terlebih dulu kerumah kerabat dekat
sebelum dibawa ke rumah pengantin pria. Setelah sang pengantin
wanita dibawa ke rumah mempelai pria barulah diadakan
nyelabar. Setelah semuanya selesai barulah di lanjutkan dengan
acara akad nikah.
4. Pengetahuan Tradisional
34
Masyarakat Leneng merupakan salah satu kelurahan yang
masih percaya dan mengamalkan pengobatan dari alam untuk
menyembuhkan penyakit. salah satu yang paling terkenal dari
leneng yaitu pengobatan tradisional belian polaq untuk orang
yang patah tulang. Hal ini masih diturunkan ke generasai
keluarga yang sudah mempunyai ahli tersebut.

F. Program Bank Sampah

Program ini merupakan salah satu target keluran leneng sebagai


salah satu konsep zero waste yang dicapai. Bank sampah ini bertujuan
untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan
lingkungan dan kesehatan masyarakat serta agar warga bisa memilah dan
membuang sampah pada tempatnya dan sesuai jenisnya sehingga
terciptanya lingkungan yang bersih,sehat dan indah.

Bentuk kegiatan berupa pembagian karung di setiap rumah warga


yang sudah di sosialisasidan bersedia untuk memilah sampahnya, dan
menginformasikan agar warga tetap memilah sampahnya, sehingga
sampah-sampah yang bisa di timbang dapat mudah untuk langsung di
timbang dan sampah yang tidak bisa di timbang bisa di buang pada jasa
angkut sampah yang adalingkungan itu.

Pembagian karung pertama di lakukan di lingkungan Hanayani,


sebanyak 10 KK, dan masing-masing kk mendapat 4 karung sehingga
berjumlah 40 karung. 4 karung itu yaitu untuk sampah

35
plastik,residu,logam, dan kertas. Sampah yang sudah di kumpulkan nanti
akan di timbang sekali seminggu.

Pembagian karung selanjutnya di lakukan di lingkungan wakan lauk


sebanyak 40 karung ke 10 KK sehingga setiap KK mendapat 4 karung.
Pembagian karung yang terakhir di lakukan yang di lingkungan wakan
dengan jumlah yang sama dengan jumlah karung sebelumnya. Karung-
karung ini kita dapatkan dari bank sampah kelurahan dengan cara kami
mendata warga yang ingin mengikuti program smerubah sampah menjadi
emas ini dan mengajukan jumlah warga yang bersedia mengikutinya ke
pihak bank sampah.

Kendala dalam program ini yaitu dalam pengadaan karung agak


sedikit lama karena butuh proses dan dari pihak bank sampah agak sedikit
lama dalam menangapi pemintaan pengadaan karung di lingkungan
wakan tersebut. Selain itu kurangnya jumlah karung yang tersedia untuk
dibagikan ke masyarakat juga menjadi kendala yang cukup besar,
dikarenakana setiap Kartu Keluarga (KK) membutuhkan setidaknya 4
karung atau tempat sampah untuk memilah sampah rumah tangga mereka
menjadi 4 jenis yaitu sampah pelastik, residu, kertas, dan logam.

Solusi dari permasalahan ini yaitu kita harus terus mengupayakan


bantuan pengadaan karung sampah dari Bank Sampah dengan terus
berkoordinasi dan membicarakan hal tersebut dengan pihak Bank Sampah
itu sendiri.

36
Gambar 3.2. Program Bank Sampah
37
BAB IV
Mendaur Ulang Sampah
Oleh : Tasa Fatharani Faza

A. Lembaga Keagamaan
Terdapat beberapa lembaga keagamaan yang terdapat di kelurahan
leneng yang terdiri dari lembaga keagamaan formal, dan non formal.
1. Lembaga Keagamaan Formal
a) MI NW LENENG
Kepala Madrasah : Eni Handayani, S.Ag
Akreditasi : B
NSM : 111252020013
NPSN : 60729516
Status : Swasta
Alamat : Jln. Perkutut, leneng, Praya, Kabupaten
Lombok tengah, Nusa Tenggara barat
Kode Pos : 83511
b) MIN 1 LOMBOK TENGAH
Kepala Madrasah : Mahruf
Akreditasi : B
NSM : 111152020001
NPSN : 60721707
Status : Negeri

38
Alamat: Jln. Sultan Hasanuddin No.17, Leneng, Praya,
Kabupaten Lombok tengah, Nusa Tenggara barat Kode
Pos : 83511
c) MI NURUL HIDAYAH JURING
Kepala Madrasah : fihirudin,S.Ag
Akreditasi : B
NSM : 111252020009
NPSN : 697257778
Alamat : Juring, Praya, Kabupaten Lombok tengah, Nusa
Tenggara barat
Status : Swasta
d) MTS SAADATUDDARAIN
Kepala Madrasah : Muhammad Sukri
Akreditasi : ANSM : 121252020024
NPSN : 69727693
Alamat : Jl. Wakan Daye, RT.06 RW 02, Leneng Praya,
Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat.
Status : Swasta
Kode pos : 83522
2. Lembaga Keagamaan non-formal
a) Majlis Ta’lim
Terdapat beberapa majlis ta’lim di kelurahan leneng
yaitu :
 Majlis Ta’lim TGH Mukti Ali yang
diselenggarakan setiap 1 kali dalam dua
39
minggu pada hari kamis.
 Majlis Ta’lim TGH.
 Majlis Ta’lim ust Seni’in yang
diselenggarakan setiap malam rabu.
 Majlis ta’lim ust hafidz yang diselenggarakan
setiap malam minggu.
 Majlis ta’lim abah ijik.
b) TPQ (Taman Pendidikan Al-Quran)
TPQ merupakan sebuah lembaga yang bertujuan
untuk memberikan pengajaran membaca alquran serta
pembelajaran keislaman lainnya. Berikut ini beberapa
TPQ yang ada di Kelurahan Leneng :
 TPQ Raudhotul Jannah Al-Aziziyah, pendiri :
Ust. Ahyar Rosyidi.
 TPQ Darul Muhklasin, pendiri : H. Tarpi.

B. Keadaan Sosial
3. Organisasi Keagamaan

d) LGG (Leneng gold generation) merupakan komunitas


yang bergerak di bidang sosial keagamaan, komunitas
ini terbentuk atas keinginan remaja leneng untuk terus
bergerak memakmurkan masjid leneng serta
menyentuh setiap lapisan masyarakat dalam kegiatan
sosial maupun keagamaan.

40
Adapun beberapa kegiatan yang dilakukan oleh
organisasi ini ialah membumikan Al-quran melalui
kegiatan tilawah di masjid, membuat acara haflah
serta melakukan kegiatan sosial lainnyadengan
membagikan nasi bungkus kepada petugas kebersihan
di jalan dengan menggunakan sepeda.

e) Remaja Musholla Al-Iman merupakan gerakan yang


terbentuk dari rasa kesadaran para remaja yang ada di
suatu lingkungan untuk menghidupkan kegiatan
musholla yang berbasis keislaman maupun bidang
lainnya khususnya di lingkungan wakan.

Adapun organisasi ini mulai terbentuk pada tanggal 24


juli 2020 dan sudah banyak berkontribusi terhadap
masyarakat yang tidak hanya berpusat pada kegiatan
kemasjidan saja namun menyentuh beberapa aspek
kegiatan lainnya di masyarakat.

 Pembina : Hardi

 Ketua Remaja: Aprizal Cahayadi

 Wakil/Sekretaris: Samsul Hadi

 Bendahara: Lia
4. Pemetaan Jumlah Masjid dan Kegiatan di Masjid
Masjid di Kelurahan Leneng ada 7, diantaranya:
1. Masjid Agung Praya
41
2. Masjid Miftahul Jannah
3. Masjid Nurul Iman
4. Masjid Nurul Islam
5. Masjid Silaturrahmi
6. Masjid Babussalam
Adapun kegiatan yang berbasis masjid secara umum dari
masjid-masjid di Kelurahan Leneng sebagai berikut:
 Sholat berjamaah
 Sholat Jumat
 Sholat dua hari raya
 Majlis ta’lim
 Kegiatan mengaji
 Syukuran : maulid nabi, menjelang ramdhan dan nisfu
sya’ban
 Penerimaan dan penyaluran zakat
 Yasinan
 Serakalan
 Tempat singgah Da’i
5. Pendataan Stunting
Stunting adalah kondisi gagal pertumbuhan pada anak
(pertumbuhan tubuh dan otak) akibat kekurangan gizi dalam
waktu yang lama. Sehingga, anak lebih pendek atau perawakan
pendek dari anak normal seusianya dan memiliki keterlambatan
dalam berpikir.

42
Tabel 4.1
Data Stunting di Kelurahan Leneng
TINGGI BADAN/UMUR

SANGAT
PENDEK NORMAL
TINGGI
NO POSYANDU PENDEK

0- 0- 0- 0- 0- 0- 0- 0-

23 59 23 59 23 59 23 59

Bln Bln Bln Bln Bln Bln Bln Bln

1 Embung 0 0 1 2 21 43 0 0

Bengkel

2 Handayani 0 3 5 11 48 99 0 1

3 Juring 2 1 1 6 51 97 0 0

4 Leneng 0 1 1 5 51 140 0 1

5 Tebero 0 1 1 7 24 59 1 1

6 Wakan 0 1 3 4 35 78 0 0

Jumlah 2 7 12 35 230 616 1 3

Sumber: Puskesmas Praya

4. Pendataan Pernikahan Dini


Pernikahan Dini Merupakan salah satu problem dalam
masyarakat yang disebabkan oleh berbagai faktor yang
mendorong anak untuk melakukan pernikaha di usia dini.
Dikatakan pernikahan dini ketika usia mereka masih di bawah 19
tahun. Berdasarkan hasil pendataan di lapangan, pernikahan dini
di Kelurahan Leneng masih sangat minim, hanya beberapa anak

43
saja pada suatu lingkungan yang melakukan pernikahan dini pada
usia SMP maupun SMA seperti lingkungan Embung Bengkel
terdapat 3 anak yang melakukan pernikahan dini dalam kurun
waktu 5 tahun terakhir.

C. Keadaan Ekonomi
1. Potensi Ekonomi Masyarakat
Berdasarkan hasil survei di lapangan, terdapat beberapa
lokasi yang bisa dijadikan sebagai pendorong potensi ekonomi
masyarakat leneng yaitu IPDN NTB dan POLTEKPAR. Keddua
kampus tersebut bisa menjadi salah satu potensi ekonomi
masyarakat Leneng, baik di bidang ekonomi maupun sosial
karena letaknya yang sangat dengan dengan Leneng yang berada
sebelah barat Kelurahan Leneng. Dengan adanya RS. Cahaya
Medika yang tepat berada di depan kantor lurah Leneng bisa
menjadi salah satu lokasi potensi ekonomi masyarakat yaitu
dalam bidang perdagangan khususnya makanan serta parkir.
2. Potensi Lingkungan Wisata
Area persawahan di Embung Bengkel masih sangat luas dan
indah, serta lokasinya yang berada di sebelah IPDN, dimana
jalan di depan kampus IPDN selalu ramai sehingga hal ini bisa
menjadi salah satu alasan Bapak Lurah Leneng memilih lokasi
tersebut sebagai lokasi wisata.
3. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat
a. KMPS Sejahtera (kelompok masyarakat peduli sampah)
44
b. KMPS Pelangi (kelompok masyarakat peduli sungai)
c. PKK
d. RT/RW
e. Persatuan Olahraga Leneng

D. Keadaan Budaya
1. Bahasa
Pada umumnya masyarakat Lombok menggunakan bahasa
sasak. Percakapan sehari-hari yang berbeda-beda di setiap bagian
wilayah di Lombok berbeda juga dengan bahasa dalam hal
vokal, intonasi serta tata bahasa yang halus yaitu bahasa sasak
halus tiang-enggih (saya-iya) dan bahasa sasak sangat halus yang
di sebut kaji-meran (saya-iya) yang biasanya dipakai oleh datu
atau raden dan orang-orang yang memiliki kekuasaan tertinggi.
2. Permainan Tradisional
 Main kelereng (petak Umpet)
 Selodor ( Gobak sodor)
 Main keneker (main kelereng)
 Polisi dan maling (polisi dan pencuri )
3. Merariq
Pada budaya sasak muda mudi yang ingin menikah harus
tepelaiq (dilarikan) terlebih dahulu kerumah kerabat dekat
sebelum dibawa kerumah pengantin pria.

45
E. Mendaur Ulang Sampah
Mendaur ulang sampah seperti plastik merupakan kegiatan yang
dilakukan peserta KKP dan anak-anak sekitar Wakan Daye untuk
memperindah halaman rumah. Anak-anak juga dapat termotivasi untuk
mengumpulkanbarang bekas dimana barang bekas tersebut bisa kita
manfaatkan dengan baik. Karena plastik adalah sampah yang sangat susah
sekali untuk terurai. Sehingga peserta KKP membuat rancangan
bagaimana cara mengolah sampah bekas menjadi sesuatu yang dapat
berguna dan indah. Dan juga peserta KKP mengajarkan anak-anak yang
dari Juring untuk mengolah kembali buku-buku bekas yang telah usang.
Kemudia mengolah buku tersebut agar bisa kita gunakan kembali seperti
buku biasa.
Ecobricks merupakan tumpukaan sampah plastik yang dimasukkan ke
dalam botol plastik yang dimana sampah-sampah yang dimasukkan
tersebut harus disusun agar plastik seperti kantong kresek dan bungkus-
bungkus jajaan. Pembuatan ecobricks ini dilakukan oleh peserta KKP dan
anak-anak yang ada di kelurahan leneng. Pembuatan ecobriks ini
dilakukan untuk persiapan pembuatan taman kecil-kecilan yang
dipergunakan untuk mengelilinhi taman yang nantinya akan di cat agar
terlihat indah. Pembuatan taman ini dilakukan di sebuah lokasi yang
dulunya digunakan oleh warga sebagai teman ini dilakukan di sebuah
lokasi yang dulunya digunakan oleh warga sebagai tempat membuang
sampah.

46
Gambar 4.1. Mendaur Ulang Sampah

47
BAB V
Bimbingan Belajar Matematika
Oleh : Rauhillah Mizki

A. Profil Desa
1. Sejarah Desa Jatisela
Jatisela merupakan sebuah Desa hasil pemekaran dari Desa
induk yaitu Sesela. Sebagai sebuah Desa yang merupakan
pecahan dari induknya, memiliki karakteristik yang tidak jauh
berbeda dengan Desa induk walaupun tidak sama, sesuai hasil
musyawarah LMD pada tanggal, 17 Juli 1998 yang diperkuat
dengan Keputusan Gubernur Nomor 2 Tahun 1999 tanggal 27
Februari 1999. Jatisela resmi menjadi sebuah desa persiapan. Dan
sejak dikeluarkannya Keputusan Gubernur Nomor 283 tahun
2000 tanggal15 Maret 2000. Maka, Jatisela resmi menjadi sebuah
Desa yang definitive dan diberikan kewenangan mengelola
pemerintah Desa.
Semangat pendirian sebuah Desa tentu tidak terlepas dari
keinginan mempercepat pelayanan kemasyarakatan dan
pembangunan. Oleh karena itu, maka sejak berdirinya Desa
Jatisela terjadi suatu dinamika semangat masyarakat untuk
melaksanakan misi itu. Semangat itu tercermin dari perubahan
kepemimpinan yang telah berlangsung 9 (Sembilan) kali selama
ini. Dan perubahan itu diharapkan dapat mengakselarasikan
pembangunan di Desa Jatisela.
48
Pada awal pemekaran, Jatisela memiliki 4 wilayah Dusun,
yaitu Dusun Johar Pelita, Ireng Daye, Ireng Lauq, dan Jati Ireng,
dengan luas wilayah 261,0 Ha. Namun kini seiring berjalannya
waktu Dusun Ireng Daye dan Johar Pelita mengalami pemekaran
sehingga jumlah Dusun yang ada di Desa Jatisela menjadi 6
Dusun yang terdiri dari Dusun Johar Pelita, Griya Praja Asri,
Ireng Daye, Ireng Lauq, Jati Ireng, dan Montong Pace.
2. Gambaran Umum Desa Jatisela
Desa Jatisela merupakan salah satu desa diantara 16 Desa
yang ada di Kecamatan Gunungsari yang letaknya berbatasan
langsung dengan Kelurahan Ampenan Kota Mataram Desa
Jatisela mempunyai Luas wilayah 261,0 Ha berpenduduk ±
14.194.

Gambar 2.1 Gambaran Umum Desa Jatisela

Gambar 5.1. Peta Jatisela

Desa Jatisela yang merupakan hasil pemekaran dari Desa


Sesela memiliki 6 wilayah Dusun yaitu:
a. Dusun Johar Pelita dipimpin oleh Bapak Najamudin.

49
b. Dusun Griya Praja Asri dipimpin oleh Bapak Saefudin
Saleh, ST.
c. Dusun Ireng Lauq dipimpin oleh Bapak H. Muhammad
Saleh.
d. Dusun Ireng Daya dipimpin oleh Bapak Suhaimi.
e. Dusun Jati Ireng dipimpin oleh Bapak Supardi.
f. Dusun Montong Pace dipimpin oleh Bapak Munahar.
Disamping itu sejak pemekaran, Desa Jatisela dipimpin oleh
beberapa Kepala Desa definitive, yaitu:
Tabel 5.1
Kepala Desa Jatisela
NO NAMA ALAMAT
1 Abdul hadi Johar pelita
2 Amrullah Ali Gunungsari
3 Ridwan Midang
4 M. Azman, ST Ireng daya
5 M. Sukwan Tavip, S.Sos Mataram
6 M. Syukri, S.Ag Johar Pelita
7 H. Mauluddin Ireng Daya
8 M. Syukri, S.Ag Johar Pelita
9 Arbain Johar Pelita

Sumber : Data Desa Jatisela

50
3. Jarak Geografis
Tabel 5.2
Jarak Geografis Desa Jatisela
NO URAIAN SUB INDIKATOR
1 Gunung -Km
2 Laut 1 Km
3 Pasar 2 Km
4 Pelabuhan -Km
5 Bandara -Km
6 Terminal -Km
7 Tempat Wisata 12 Km
8 Kantor Polisi -Km
9 Ibukota Kabupaten 25 Km
10 Ibukota Kecamatan 3 Km

Sumber : Data Desa Jatisela

4. Letak Geografis
Tabel 5.3
Letak Geografis Desa Jatisela
No Uraian Sub Indikator
1 Kawasan Pantai Tidak Ada
2 Kawasan Perbukitan Pegunungan Tidak Ada
3 Kawasan Persawahan Ada
4 Kawasan Perkebunan Ada
5 Kawasan Peternakan Ada
6 Kawasan Saluran Listrik Tegangan Ada
Tinggi (Sutes)
7 Kawasan Rawan Banjir Ada
8 Kawasan Pabrik Ada
9 Kawasan Perkantoran Ada

51
10 Kawasan Rawa Tidak Ada
11 Kawasan Perdagangan Ada
12 Kawasan Wisata Ada
13 Kawasan Bantaran Sungai Ada
14 Kawasan Longsor Tidak Ada
15 Kawasan Hutan Ada
16 Kawasan Tambang Ada

Sumber : Data Desa Jatisela

B. Lembaga Keagamaan
Berdasarkan pendataan dan informasi , Pengkajian Keadaan Desa
(PKD ), dengan menggunakan 3 alat kaji seperti Peta Desa, Kalender
Musim dan Diagram Kelembagaan. Bahwasannya pada desa jatisela yang
terdiri dari 6 dusun terdapat beberapa lembaga keagamaan, diantara 6
dusun masing-masing terdapat lembaga keagamaannya sebagai berikut:

Tabel 5.4
Lembaga Keagamaan Desa Jatisela

No Lembaga Keagamaan Jumlah


1 Islam ± 14.150 orang
2 Kristen Protestan -
3 Kristen Katolik -
4 Budha -
5 Hindu ± 20 orang

Sumber : Data Desa Jatisela


52
Sedangkan dibidang pendidikan, Desa Jatisela merupakan desa yang
menunjukan kemajuan walaupun belum sesuai dengan hasil yang
diinginkan. Hal ini disebabkan oleh tingkat ekonomi masyarakat yang
masih lemah akan tetapi secara berangsur-angsur seiring perkembangan
zaman masyarakat Desa Jatisela terus berusaha untuk meningkatkan
kualitas pendidikannya baik melalui pendidikan formal maupun non
formal. Kemajuan dalam pendidikan ini terlihat dari jumlah warga
masyarakat yang masih duduk dibangku sekolah/kampus.

Tabel 5.5
Pendidikan Desa Jatisela

No Uraian Jumlah
1 Penduduk buta huruf 300 orang
2 Penduduk yang tidak tamat SD/Sederajat 559 orang
3 Penduduk tamat SD/Sederajat 280 orang
4 Penduduk tamat SLTP/Sederajat 253 orang
5 Penduduk tamat SLTA/Sederajat 315 orang
6 Penduduk tamat D1 -
7 Penduduk tamat D2 20 orang
8 Penduduk tamat D3 30 orang
9 Penduduk tamat S1 270 orang
10 Penduduk tamat S2 4 orang
11 Penduduk tamat S3 2 orang

Sumber : Data Desa Jatisela

53
Ada beberapa sarana dan prasarana yang ada di Desa Jatisela, seperti
yang terlihat dari tabel berikut ini:

Tabel 5.6

Sarana dan Prasarana Pendidikan Desa Jatisela

No Lembaga Jumlah
1 SMA/MA 2 unit
2 SMP/MTs 4 unit
3 SD/MI 4 unit
4 TK/PAUD 3 unit
5 Lembaga Pendidikan Agama 2 unit
6 Lembaga Pendidikan Lainnya 2 unit

Sumber : Data Desa Jatisela

C. Keadaan Sosial dan Budaya


Desa Jatisela adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan
Gunungsari Kabupaten Lombok Barat Provinsi Nusa Tenggara Barat
dengan jumlah penduduk ±14.194 Jiwa yang tersebar di 6 dusun yang
ditinggali oleh lapisan masyarakat yang terdiri dari berbagai macam
agama, suku dan ras.
Keadaan Sosial penduduk yang ada di Desa Jatisela merupakan
perwujudan dan cerminan dari warga yang berasal dari berbagai wilayah
yang ada di Indonesia dimana terlebih lagi banyaknya penduduk
pendatang dengan adanya perumahan Bumi Seleparang Asri yang ada di
wilayah Dusun Belencong.walaupun penduduk warga Desa Midang
berasal dari suku, etis dan agama yang berbeda namun kerukunan,
54
toleransi antar umat beragama warga yang ada tetap terjaga
keharmonisannya.
Di dalam pelaksanaan program pembangunan desa tidak terlepas dari
kajian potensi dan masalah yang ada didesa. Adapun potensi dan
permasalahan yang menjadi skala prioritas 5 tahun kedepan salah satunya
adalah sosial dan kebudayaan masyarakat. Dalam bidang sosial dan
budaya belum adanya penyuluhan dan pembinaan kepada masyarakat
tentang perkawinan dini, masih banyak masyarakat yang kurang mampu
belum memiliki akte nikah.

No Bidang Sosial dan Budaya Arah Kebijakan


1 Pernikahan Dini Penyuluhan tentang
bahayanya Pernikahan
Dini.
2 Banyaknya Masyarakat yang belum Melaksanakan Program
Memiliki Akta Nikah Pemutihan dan Pengadaan
Akta Nikah.

Untuk mengatasi isu-isu strategis yang berkembang samapai 5 tahun


mendatang perlu dipertegas dengan langkah-langkah sebagai tindakan
yang diprioritaskan untuk mengatasi isu-isu tersebut bedasarkan hasil
pengkajian pemecahan masalah sesuai dengan sub-sub urusan wajib.

Selain penyuluhan dan pembinaan yang menjadi permasalahan


program pembangun desa, Jatisela sangat berpotensi dalam kegiatan

55
berbasis masjid. Setiap masjid yang ada di desa Jatisela pasti mempunyai
kegiatan rutin bulanan atau bahkan mingguan diantaranya kegiatan
pengajian, yasinan, selakaran dan sebagainya. Sarana peribadatan di desa
Jatisela cukup banya terlihat dari data tabel berikut:

Tabel 5.7

Sarana Pribadatan Desa Jatisela

NO FASILITAS JUMLAH
1 Masjid 6 unit
2 Musholla 12 unit
3 Majlis Ta’lim 40 unit
4 Yayasan 2 unit

Sumber : Data Desa Jatisela

D. Keadaan Ekonomi
Keadaan ekonomi warga Desa Jatisela dapat dikategorikan menjadi
dua bagian yaitu keadaan ekonomi di wilayah timur dan wilayah barat.
Yang termasuk bagian ekonomi wilayah timur terdiri dari 2 dusun yaitu :
1. Dusun Johar Pelita
2. Dusun Griya Praja Asri
Sedangkan yang termasuk bagian ekonomi wilayah barat terdiri dari
4 dusun yaitu:
1. Dusun Ireng Daya
2. Dusun Ireng Lauq
3. Dusun Jati Ireng
4. Dusun Montong Pace
56
No Bidang Ekonomi Arah Kebijakan
1 Tingkat ekonomi masyarakat rendah. Memaksimalkan peran
BUMDES dalam mengakses
bantuan penambahan modal.
2 Modal usaha terbatas
3 Keterampilan usaha masyarakat masih rendah Melaksanakan kursus-kursus
untuk meningkatkan
keterampilan usaha.
4 BUMDES belum memiliki usaha
5 Kurangnya modal untuk mengelola usaha yang Penambahan akses program
lebih besar. SPP dan PNPM-MP.

Dalam pendatan yang dilakukan masih banyak masyarakat yang


terdapat dalam bidang ekonominya masih tingginya tingkat
pengangguran, keterampilan masyarakat yang masih rendah, masih
lemahnya kemampuan masyarakat untuk mengakses modal usaha.
Dimana juga dalam bidang ekonomi ini terdapapat adanya BUMDES,
adanya program SPP, PNPM-MP dan adanya Kelompok Usaha.

E. Bimbingan Belajar Matematika


Salah satu kegiatan yang kami jalankan selama KKP di Desa jatisela
adalah kegiatan bimbingan belajar. Kegiatan bimbingan belajar ini
merupakan kegiatan unggul kami yang KKP di Desa Jatisela khususnya
kami anggota mahasiswa yang berasal dari Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan. Bimbingan belajar ini kami adakan di dua tempat dengan
jenjang pendidikan yang berbeda yaitu jenjang SD/MI yang diadakan di
rumah salah satu warga dusun Ireng Daye, dan jenjang SMP/MTs. yang

57
kami adakan di MTs. Darul Islah. Tujuan kami mengadakan bimbingan
belajar ini adalah untuk melatih kemampuan memahami materi.
Di jenjang SMP/MTs. Kami fokuskan pada tiga mata pelajaran yaitu
Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial.
Namun dikarenakan penulis berasal dari jurusan matematika. Maka, fokus
dalam narasi ini adalah bimbingan belajar matematika.
Pembelajaran Matematika merupakan salah satu bidang studi yang
diajarkan di setiap jenjang sekolah, dalam proses belajar matematika
seringkali siswa dihadapkan dengan masalah-masalah yang sebagian
besar siswa bingung dan tidak mengetahui bagaimana cara yang tepat
untuk memecahkan masalah yang mereka hadapi.
Kegiatan ini kami laksanakan tiga kali dalam setiap minggu adapun
sasaran kami yaitu santri-santriwati MTs. Darul Islah, mulai dari kelas
VII sampai kelas IX. Proses Pembelajaran di MTs. Darul Islah selama
masa pandemi ini dilaksanakan secara tatap muka dan kadang-kadang
dilakukan secara daring, sesuai dengan keadaan. Pembelajaran yang
seperti ini khususnya pada pelajaran matematika membuat sebagian besar
dari santri tidak memahami materi yang diajarkan. Sehingga, Materi yang
kami bahas dalam bimbingan sesuai dengan apa yang sedang mereka
pelajari di sekolah.
Proses pembelajaran yang kami gunakan adalah tanya jawab terlebih
dahulu mengenai materi yang sudah diberikan disekolah untuk
mengetahui seberapa paham mereka dengan materi tersebut, kemudian
kami menjelaskan kembali dan memberikan contoh-contoh sederhana
dalam kehidupan nyata yang mudah untuk mereka pahami, setelah kami
58
memberikan mereka beberapa contoh sederhana kami memberikan
mereka kesempatan untuk bertanya terkait materi yang sedang dibahas
dan memberikan mereka beberapa butir soal yang akan mereka kerjakan.
Di akhir pembelajaran kami melanjutka sedikit materi yang akan mereka
pelajari di sekolah agar mereka dapat memahami dasar dari materi
tersebut.
Adapun hasil yang dicapai pada kegiatan ini adalah santri dapat
memahami materi yang belum mereka pahami di sekolah. Hasil ini dilihat
dari antusiasme dan keaktifan mereka dalam bertanya dan menjawab soal
pada saat proses bimbingan.

59
BAB VI
Potensi UMKM Desa Jatisela
Oleh : Mahzuro

A. Lembaga Keagamaan
1. Lembaga pendidikan keagamaan formal yang berada di Desa
Jatisela diantaranya :
a) Nama Sekolah : RA - MA NW Johar Pelita
Alamat : Dusun Johar Pelita
b) Nama Sekolah : MI Al-Hamdi
Alamat : Dusun Ireng Daye
c) Nama Sekolah : MTs - MA As-Suyuti
Alamat : Dusun Ireng Lauq
d) Nama Sekolah : Lentera Hati Islamic Boarding School
Alamat : Dusun Ireng Lauq
e) Nama Sekolah : MTs Darul Ishlah
Alamat : Dusun Ireng Lauq
2. Lembaga pendidikan keagamaan informal yang berada di Desa
Jatisela sebanyak 20 TPQ yang tercatat dan sebanyak 6 majelis
ta’lim yang ada disetiap masjid.
B. Keadaan Sosial
1. Organisasi Keagamaan
a) Organisasi Remaja

60
Masjid Setiap Dusun di Desa Jatisela memiliki
masing-masing 1 masjid,dan terdapat 6 dusun sehingga
masjid di Desa Jatisela berjumlah 6 Masjid.
b) Jamaa’ah Hizib Nahdlatu Wathan
Merupakan organisasi masyarakat NW yang berada
di dusun Johar Pelita yang diketuai oleh H. Mahsun S.Ag
c) Muslimat NW
Merupakan ranting organisasi Muslimat NW yang
berada di Dusun Johar Pelita, Dusun Ireng Lauq dan
Dusun Ireng Daye.
2. Pendataan Stunting
Stunting merupakan kondisi gagal pertumbuhan pada anak
(pertumbuhan tubuh dan otak) akibat kekurangan gizi dalam
waktu yang lama, sehingga anak lebih pendek dari anak normal
seusianya dan memiliki keterlambatan dalam berfikir. Umumnya
disebabkan oleh asupan makanan yang tidak sesuai dengan
kebutuhan gizi yang baik. Berdampak jangka panjang dan jangka
pendek. Di Desa Jatisela sendiri hanya terdapat 1 anak yang
mengalami kekurangan gizi.
3. Pendataan Pernikahan Usia Dini
Pernikahan usia dini masih sering terjadi di desa jatisela.
Pernikahan usia dini yang banyak terjadi diakibatkan karena
kurangnya pengetahuan tentang berumah tangga. Akibatnya
kasus perceraian banyak terjadi, janda dengan rentan usia 17-21
tahun diperkirakan hamper 10%.
61
4. Pemetaan Jumlah Masjid, Kegiatan-Kegiatan di Masjid (Kegiatan
Berbasis Masjid)
Masjid-masjid yang ada di Desa Jatisela berjumlah 6 Masjid,
yang terdiri dari satu masjid tiap satu dusun. Banyak kegiatan
yang dilakukan di tiap masjid seperti :
a) Musyawarah remaja masjid
b) Pengajian seminggu sekali
c) Gotong royong masjid setiap hari jum’at
d) Peringatan hari besar islam dll.

C. Keadaan Ekonomi
Desa Jatisela memiliki beberapa lembaga-lembaga yang ditugaskan
untuk memberdayakan masyarakatnya. Lebih dari satu lembaga yang ada
di Jatisela memiliki tugas dan kewajiban yang berbeda. Lembaga
pemberdayaan memiliki tugas menyusun rencana pembangunan yang
partisipatif, menggerakkan swadaya gotong royong masyarakat dan
melaksanakan dan mengendalikan pembangunan desa. Beberapa
pemberdayaan yang dimiliki Lembar selatan diantaranya sebagai berikut:
1. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD)
Desa Jatisela berdasarkan peraturan daerah nomor 13 tahun
2006 tentang lembaga kemasyarakatan dan lembaga adat
menyebut bahwa LPM adalah lembaga, organisasi atau wadah
yang dibentuk atas prakarsa masyarakat sebagai mitra pemerintah
desa dalam menampung dan mewujudkan aspirasi dan kebutuhan
masyarakat dibidang pembangunan.
62
2. Karang Taruna
Karang taruna merupakan organisasi sosial dan organisasi
kepemudaan sebagai wadah pengembangan generasi muda non-
partisan, yang tumbuh atas dasar kesadaran dan rasa tanggung
jawab sosial dari, oleh dan untuk masyarakat khususnya generasi
muda di wilayah Jatisela dan terutama bergerak dibidang usaha
kesejahteraan sosial.
3. Badan Usaha Milik Desa (BUMDES)
Badan usaha milik desa merupakan badan usaha yang seluruh
atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh desa melalui
penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan desa yang
dipisahkan guna mengelola aset, jasa atau pelayanan dan usaha
lainnya untuk kesejahteraan masyarakat desa. Bentuk
kelembagaan ini telah diamanatkan didalam UU No. 32 Tahun
2004 tentang Pemerintah Daerah Dan Pelaturan Pemerintah ( PP)
No.71 Tahun 2005 tentang desa.
4. Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK)
Pemberdayaan kesejahteraan keluarga (PKK) adalah
organisasi kemasyarakatan yang memberdayakan wanita untuk
turut berpartisipasi dalam pembangunan di Desa Jatisela sebagai
gerakan pembangunan masyarakat bermula dari seminar home
economic. upaya itu untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga.
5. BPD (Badan Permusyawaratan Desa)
BPD merupakan lembaga demokrasi dalam penyelenggaraan
pemerintahan desa. BPD dapat dianggap sebagai parlemennya
63
desa. BPD merupakan lembaga baru di desa pada era otonomi di
indonesia. Anggota BPD adalah wakil dari penduduk desa
bersangkutan berdasarkan keterwakilan wilayah yang ditetapkan
dengan cara musyawarah dan mufakat. Anggota BPD terdiri dari
Ketua Rukun Warga, pemangku Adat, Golongan Profesi, Pemuka
Agama dan tokoh Pemuka masyarakat.

D. Potensi UMKM Desa Jatisela


Usaha kecil menengah atau yang sering disebut UKM merupakan
salah satu penggerak roda perekonomian bangsa Indonesia. Hal ini
menyebabkan persaingan terjadi disegala bidang khususnya dalam dunia
bisnis. Mulai dari beragam bisnis berskala besar, bisnis menengah sampai
dengan bisnis kecil yang sering juga disebut usaha kecil menengah.
Dimana sekarang ini, pemerintah sedang benar-benar memperhatikan
jenis bisnis usaha kecil menengah.
Seiring dengan pertambahan penduduk yang semakin pesat,
berbanding lurus dengan jumlah konsumsi daging tiap tahunya.
Disamping itu di industri pariwisata yang menyediakan wisata kuliner
dalam paket wisatanya, menjadikan kebutuhan terutama daging ayam dan
daging sapi dipasaran semakin meningkat.
Usaha ternak ayam pedaging merupakan jenis unggas yang paling
populer dan paling banyak dikenal orang. Ayam merupakan hewan yang
mudah diternakan dengan modal yang lebih kecil bila dibandingkan
dengan hewan besar lainya seperti, sapi, kerbau, dan kambing. Secara
ekonomis, usaha ternak ayam pedaging memiliki prospek yang
64
menguntungkan karena permintaan jumlah konsumsi daging ayam yang
selalu lebih tinggi, maka usaha ternak ayam memiliki peluang pasar yang
besar yang lebih potensial dan yang mampu bertahan saat krisis ekonomi
terjadi. Ayam broiler atau yang disebut juga ayam ras pedaging (broiler)
adalah jenis ras unggulan hasil persilangan dari bangsa-bangsa ayam yang
memiliki daya produktivitas tinggi, terutama dalam memproduksi daging
ayam.
Ayam broiler merupakan hasil perkawinan silang dan sistem
berkelanjutan sehingga mutu genetiknya bisa dikatakan baik. Mutu
genetik yang baik akan muncul secara maksimal apabila ayam tersebut
diberi faktor lingkungan yang mendukung, misalnya pakan yang
berkualitas tinggi, sistem perkandangan yang baik, serta perawatan
kesehatan dan pencegahan penyakit. Ayam broiler merupakan ternak
yang paling ekonomis bila dibandingkan dengan ternak lain. Ditinjau dari
segi mutu, daging ayam memiliki nilai gizi yang tinggi dibandingkan
dengan daging ternak lainnya. Dagingnya lembut, warnanya merah
terang, bersih dan menarik, memiliki asam animo yang lengkap, serta
mudah diolah.
Menentukan besarnya harga pokok produksi ayam pedaging harus
tepat dan akurat, mengingat biaya-biaya yang di keluarkan dalam proses
produksi menunjukan harga pokok produksi ayam pedaging yang
sebenarnya. Penentuan harga jual yang terlalu tinggi, mengakibatkan
harga jual tidak dapat bersaing di pasaran, namun bila pembebanan biaya
terhadap harga jual terlalu rendah mengakibatkan kerugian perusahaan.

65
Permasalahan mengenai harga pokok produksi ayam pedaging pada
umumnya berakar dari kurang baiknya atau bahkan tidak adanya proses
pencatatan akuntansi yang baik yang dilakuakan oleh para pelaku usaha
kecil menengah (UKM). Hal ini di karenakan pemilik tidak di biasakan
pencatatan pembuatan laporan keuangan sebagai gambaran usahanya.
Penentuan harga pokok produksi masalah yang harus diperhatikan oleh
pemilik untuk memberikan penentuan harga jual yang tepat sehingga
dapat menghasilkan laba yang optimal bagi usahanya.
Di Desa Jatisela ada beberapa pelaku UMKM yang menjual ayam
broiler maupun olahannya yang berupa abon. Hj. Sapurah merupakan
pemilik usaha ayam broiler yang cukup terkenal di pasar kebon roeq.
Beliau tidak hanya menjual ayam broiler mentah saja namun beliau juga
menjual abon sapi dan ayam, ragi-ragi yang sudah dihaluskan dan siap
dipakai, kacang-kacangan yang sudah digoreng, telur ayam negri dll.
Beliau mempunya anak dan menantu yang semuanya ikut berjualan di
pasar kebon roeq. Nama beliau di pasar kebon roeq cukup lumrah dikenal
oleh para pedagang lainnya. Di dusun johar pelit beliau dikenal loyal dan
suka membantu sesama. Dalam sehari beliau memotong 200-300 ekor
ayam. Diruamahnya beliau mempunyai lebih dari 15 karyawan, ada yang
bertugas memotong ayam, membersihkan usus ayam, membuat abon,
membuat ragi dll. Ayam yang sudah dipotong dibagi dan dijual di pasar
kebon roeq, pasar lendang bajur, dan dijual dirumah. Banyak pedagang
ayam crispy dan olahan ayam lainnya yang membeli ayam di beliau.
Karena kualitas dan harga dari belia tidak diragukan lagi.

66
Sebenarnya di Desa Jatisela pelaku UMKM ayam broiler bukan
hanya beliau, namun ada beberapa yang lain seperti Hj. Zulaiha, Buk
Diah, Buk Siah dll yang tidak terlalu terkenal seperti beliau karena
mereka hanya memotong tidak lebih dari 100 ayam perharinya dan
bahkan kadang mereka mengambil ayam dari Hj. Sapurah.
Hj. Sapurah menjua ayam broiler sudah lama, dari tahun 1990 yang
awalnya mengambil ayam dari orang kemudian mulai memotong ayam
sendiri dan sampai sekarang sudah memiliki karyawan lebih dari 15 orang
dan bahkan beliau menjual ayam di pasar kebon roeq di 5 titik.

67
BAB VII
Pendampingan Kegiatan Posyandu dan UMKM
Oleh :Santhia Ulfa

A. Profil Desa
Lokasi KKP – DR bertempat di Desa Dopang, Kec. Gunungsari, Kab.
Lombok Barat. Dahulu Desa Dopang merupakan bagian dari Desa
Mambalan. Dan Desa Dopang sendiri belum berdiri, akan tetapi mulai
pemekaran tahun 1998 dan terlahirlah Desa Dopang. Dan pada tahun
1998 diangkatlah bapak Muhammad Cahya sebagai Kepala Desa pertama
Desa Dopang pada masa Persiapan. Sampai saat ini desa Dopang telah
dipimpin oleh 5 orang kepala Desa, Yaitu:
1. Muhammad Cahya (Tahun 1998 – 1999)
2. Muzawir (Tahun 1999 – 2007)
3. Suardi (sementara kurang dari 1 tahun)
4. H. Muhammad Fuaidi (kurang dari 1 tahun)
5. Harun Nur Rasid (2013 – Sekarang)
Kantor desa Dopang terletak di Dusun Ranjok Utara yang sekaligus
menjadi pusat pemerintahan. Yang pada awalnya masih termasuk
kedalam Desa Guntur Macan sebelum Desa Dopang ini mekar dan
menjadi desa. Desa Dopang sendiri terdiri dari lima Dusun, yakni :
1. Dusun Dopang Utara
2. Dusun Dopang Tengah
3. Dusun Nyangget Baru
4. Dusun Dopang Selatan
68
5. Dusun Ranjok Utara
Dengan kepala Dusun saat ini, sebagai berikut:
1. Kepala Dusun Dopang Utara : Johan Fairuz
2. Kepala Dusun Dopang Tengah : Arifuddi, S.Pd
3. Kepala Dusun Nyangget Baru : Suhaemi
4. Kepala Dusun Dopang Selatan : Burhanuddi, S.Pd
5. Kepala Dusun Ranjok Utara : H. Zulhadi
Secara geografis wilayah Desa Dopang berbatasan dengan beberapa
desa, dengan batas - batas wilayah sebagai Berikut :
1. Batas Utara : Perhutanan/KLU
2. Batas Timur : Desa Glangsar, Desa Jeringo, Desa Mambalan
3. Batas Selatan : Desa Ranjok
4. Batas Barat : Desa Guntur Macan, Desa Taman Sari

Gambar 7.1. Peta Desa Dopang

69
Adapun kondisi sumber daya manusia desa Dopang menurut data
Penduduk Bulan Mei 2021:

N Dusun Penduduk awal Penduduk akhir Jumlah KK


o. bulan bulan
L P JM L P JM L P JM
L L L
1 Ranjok 497 562 1.05 498 561 1.59 30 64 366
Utara 9 2
2 Dopan 322 344 666 322 346 668 19 51 243
g 2
3 Dopan 377 382 759 378 382 760 16 35 201
g 6
Tengah
4 Dopan 205 176 381 208 176 384 98 27 125
g Utara
5 Nyang 90 111 201 91 112 203 59 24 83
get
Baru
JUMLAH 1.49 1.57 3.06 1.49 1.57 3.07 81 20 1.01
1 5 6 7 7 4 6 1 7

70
Gambar 7.2. Laporan Penduduk

Prasarana Pendidikan dan Kesehatan yang dimiliki Desa Dopang :


1. Gedung TK : 2 Unit
2. Gedung SD/MI : 1 Unit
3. Gedung SMP/MTs : 1 Unit
4. Gedung Pustu/Puskesdes : 2 Unit
Prasarana Ibadah yang dimiliki Desa Dopang :
1. Masjid : 5 Unit
2. Mushola : 2 Unit

B. Lembaga Keagamaan
Desa Dopang memiliki berbagai lembaga keagamaan masyarakat
seperti:
3. Lembaga keagamaan Formal
71
a) PAUD Ar-Rozikin
b) PAUD Nurul Mustofa
c) SDN 1 Dopang
d) Madrasah Al-Ishlahusshibyan
4. Lembaga non-formal
Desa Dopang memiliki banyak sekali TPQ yang tersebar di
lima dusun yang ada di desa tersebut. Bahkan dalam satu dusun
pun bisa terdapat 3 sampai 4 TPQ yang tersebar di rumah-rumah
warga yang ada disana dan bahkan bisa saja lebih, Kegiatan TPQ
di desa Dopang dilakukan setiap ba’da sholat magrib sampai
datang waktu sholat isya’ dengan memberikan bimbingan bagi
anak-anak dasar-dasar membaca Al-Qur’an mulai dari tingkat
Iqro’ sampai dengan tingkat Al-Qur’an. Bahkan ada TPQ yang
sampai mendampingi anak-anak dalam menghafal Al-Qur’an
mulai dari juz 30, anak-anak juga diberikan pelajaran tentang
fiqih dasar, tajwid, dan doa-doa.

C. Keadaan Sosial
1. Organisasi Keagamaan
Di desa Dopang dalam setiap dusun ada yang dimakanan
Remaja Masjid, yakni remaja-remaji di desa itu yang aktif dalam
kegiatan keagaaman di masjid disana. Dan banyak kegiatan
seperti Majlis Ta’lim yang dilakukan di desa tersebut bergiliran

72
setiap dusun setiap bulan sekali dan biasanya mengundang Tuan
guru dari luar desa.
2. Pemetaan Jumlah Masjid dan Kegiatan di Masjid
 Mesjid Al-Ikhlas Dopang Tengah
 Masjid Baiturrahman Nyangget Baru
 Masjid Baitul Hidayah Ranjok Utara
 Masjid Al-Mustaqim Dopang Utara
 Masjid Nurul Mujahidin Dopang
Kegiatan disetiap masjid yakni sholat lima waktu dan
membaca yasin setiap malam jum’at, dan adanya kajian-
kajian ringan oleh para tokoh agama disana, majlis ta’lim
yang diadakan bergilir ke setiap dusun setiap sebulan
sekali.

D. Keadaan Ekonomi
Potensi perekonomian masyarakat dapat dikatakan sejahtera hal ini
dibuktikan dengan banyaknya lapak dagang yang memanfaatkan teras-
teras rumah mereka untuk berjualan kecil-kecilan.
1. Sumber Daya Alam
Lahan atau pertanian, perkebunan yang cukup luas yang
ditanami tanaman buah-buahan seperti tanaman rambutan,
manggis, mangga, papaya, kelapa, pisang, nangka dan lain
sebagainya yang terdapat di seluruh dusun, bahkan banyak warga
yang memanfaatkan pekarangan rumah mereka untuk menanam

73
pohon mangga dan memanfaatkan lahan mereka yang luas untuk
membuat kolam untuk ternak ikan.
2. Pertanian
Ada beberapa warga yang bertani di beberapa dusun di desa
dopang dan mereka biasanya adalah petani musiman yang kadang
menanam jagung, kentang hitam (sabrang), padi.
3. Perdagangan
Perdagangan adalah salah satu bentuk transaksi yang di
setujui oleh kedua belah pihak dengan suatu ketentuan.
Perkembangan perdagangan di desa Dopang bisa dibilang
sangatlah pesat dimana terdapat banyak sekali kios-kios kecil dan
sedang, dan ada pula warga yang membuat teras-teras rumah
mereka menjadi lapak untuk menjajakan berbagai makanan
ringan seperti snack-snack dan berbagai makanan ringan lainya
yang mereka buat sendiri seperti gorengan.
4. Perindustrian
Merupakan salah satu sasaran pembangunan yakni
menciptakan suatu perekonomian yang mandiri dengan bercirikan
industri yang kokoh, kuat, dan maju. Di desa Dopang sendiri
banyak terdapat industri-industri individu yang tersebar di setiap
dusun di desa Dopang yang dapat membantu memajukan sumber
daya manusia disana dan memberikan lapangan pekerjaan seperti
: pembuatan dan membungkus krupuk, keripik,bakso cilok, dan
berbagai jenis jajanan dan makanan ada pula pembuatan
keranjang/peti mangga, bubutan kayu, kosen, pintu, pembuatan
74
berugak/meubel, dan lain-lain. Menurut data potensi desa Dopang
tahun 2021 terdapat 26 industri rumahan yang tersebar di lima
dusun di desa tersebut, yakni 8 dari dusun Dopang Selatan, 6 dari
dusun Dopang Tengah, 7 dari dusun Dopang Utara, 4 dari dusun
Dopang Utara, dan 1 dari dusun Nyangget Baru.
5. Potensi Lingkungan Wisata
Dikarenakan desa Dopang sendiri masih terletak dipinggiran
yakni masih banyak alam yang dapat menjadi tempat wisata
namun diapit oleh banyak desa maka ada dua tempat wisata yang
masuk ke wilayah desa Dopang yakni air terjun Glangsar, dan
Bukit Korea yang saat ini masih dikembangkan dan akan menjadi
objek wisata unggulan di desa Dopang.
6. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat
a) Karang Taruna
b) Pemberdayaan kesejahteraan Keluarga (PKK)
c) Rukun warga
d) Rukun Tetangga
e) PHBI (panitia hari besar islam)
f) Pondok Pesantren/Yayasan.

E. Keadaan Budaya
1. Arsitek Tradisional
Arsitek tradisional didesa Dopang bisa dikatakan sudah
jarang ditemukan dikarenakan rata-rata bangunan rumah, masjid,
dan bangunan lainnya sudah mengikuti perkembangan zaman.
75
2. Olahraga Tradisional
Olahraga tradisional didesa Dopang yang masih sampai saat
ini hanyalah permainan anak-anak seperti permainan kelereng,
laying-layang, dan berbagai permainan tradisional anak-anak
lainnya.
3. Tradisi Lisan
Tradisi lisan yang masih dipercaya masyarakat sampai saat
ini seperti mitos tidak boleh mencukur rambut bagi laki-laki yang
istrinya sedang hamil, dan kisah tentang asal usul nama desa
dopang yang berasal dari kata “idupang” (hidupkan) yang
kebanyakan hanya diceritakan oleh orang-orang yang sudah tua.
4. Bahasa (dialeg)
Bahasa yang digunakan masyarakat dalam intraksi sosial
mereka sehari-hari adalah bahasa sasak dengan logat desa
Dopang itu sendiri karena setiap desa yang ada di pulau Lombok
memiliki karakteristik/logat bahasanya tersendiri.
5. Permainan rakyat
Permainan rakyat didesa Dopang yang masih sampai saat ini
adalah permainan anak-anak seperti permainan kelereng, laying-
layang, dan berbagai permainan tradisional anak-anak lainnya.
6. Seni Rupa
Di desa Dopang ada seni rupa tradisional yang di rangkaikan
dengan alat-alat modern yang disebut kecimol yang bernama
“kecimol Irama Dopang” yang berperan aktif dalam acara-acara
adat seperti perajean, yongkolan dan acara adat lainya, dimana
76
para anggotanya melibatkan para remaja yang ada di desa
Dopang.
7. Adat Istiadat
Suku Sasak termasuk salah satu suku yang sangat memegang
erat yang namanya adat istiadat seperti nyongkolan, bejango,
selakaran, zikiran 9, 100 harian orang meninggal, perajean dan
yang lainnya.
8. Pengetahuan Tradisional
Hanya sebagian besar saja yang masih menyakini dan
menggunakan pengobatan tradisional yang biasanya diturunkan
atau diajarkan oleh orang tua kepada anak-anak mereka, papuk
(kakek/nenek) ke cucu mereka, seperti jika mencret atau sakit
perut dianjurkan memakan pucuk daun jambu biji, dan lain
sebagainya.

F. Pendampingan Kegiatan Posyandu dan UMKM


Kuliah Kerja Partisipatif (KKP) Tahun 2021 ini dilaksanakan sama
seperti tahun lalu yaitu Kuliah Kerja Partisipatif Dari Rumah (KKP-DR).
Dikarenakan masih melonjaknya kasus Convid-19 ini, Kuliah Kerja
Partisipatif (KKP) tahun ini juga dilaksanakan di wilayah domisili
masing-masing atau disebut Kuliah Kerja Partisipatif Dari Rumah (KKP-
DR). Salah satu program kerja yang kami laksanakan dalam Kuliah Kerja
Partisipatif Dari Rumah (KKP-DR) ini adalah berupa partisipasi kami
dalam membantu masyarakat dalam kegiatan Posyandu Keluarga Ceria,
Posyandu untuk Balita maupun Posyandu untuk Lansia dan UMKM.
77
Kegiatan Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) merupakan kegiatan
kesehatan dasar yang diselenggarakan dari, oleh dan untuk masyarakan
yang dibantu oleh petugas kesehatan. Kegiatan Posyandu untuk Balita
selalu diadakan di Desa Dopang secara rutin, dan karena Desa Dopang
memiliki lima dusun maka setiap kali ada kegiatan Posyandu akan
dilaksanakan secara bergantian satu minggu sekali di setiap dusun yang
ada di Desa Dopang. Kegiatan Posyandu untuk Lansia diadakan satu
bulan sekali dan setiap kali posyandu Lansia di haruskan untuk mengikuti
senam Lansia untuk tetap menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh ibu-
ibu dan bapak-bapak lanjut usia.
Adapun kegiatan yang dilakukan selama Posyandu seperti imunisasi,
menimbang bayi, mengukur bayi, memberikan vitamin pada bayi, senam
Lansia, menimbang Lansia, meberikan obat pada Lansia dan lain
sebagainya. Adanya Posyandu di Desa Dopang bersifat geratis karena
tujuannya adalah untuk memantau pertumbuhan anak-anak, memberikan
layanan kesehatan kepada ibu, anak, dan lansia, serta gizi dan lain-lain.

78
Gambar 7.3. Kegiatan Posyandu (mengukur balita)

Kehidupan masyarakat Desa Dopang dalam bidang kesehatan dapat


dikatakan baik, begitu pula sama halnya dengan kehidupan masyarakat
Desa Dopang dalam bidang ekonomi. Potensi perekonomian masyarakat
Desa Dopang dapat dikatakan baik (sejahtera). Hal ini dapat dibuktikan
dengan banyaknya lapak dagang, dimana masyarakat Desa Dopang
memanfaatkan teras-teras rumah mereka untuk berjualan kecil-kecilan
dan banyak pula UMKM yang ada di Desa Dopang.
Dalam Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Desa Dopang
memiliki beberapa potensi yang dihasilkan dari pertanian seperti olahan
singkong yang dibuat menjadi keripik singkong dan olahan kedelai yang
dibuat menjadi tempe. Sedangkan Usaha Mikro Kecil Menengah
(UMKM) lainnya seperti, macaroni pedas, kerupuk, rangginang,
pembuatan keranjang, pintu, berugaq dan lain-lain.
79
Adapun Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) rangginang,
kerupuk, macaroni pedas, keripik dan beberapa lainnya sudah mampu
untuk diekspor atau dipasarkan ke luar daerah atau pulau. Sehingga
UMKM di Desa Dopang dapat dikatakan maju dan berpotensi
meningkatkan perekonomian Desa Dopang. Saya dan teman-teman KKP-
DR juga ikut berpartisipasi dalam membantu proses pembuatan dan
pembungkusan berbagai macam jenis makanan yang di produksi oleh
warga masyarakat Dopang yang merupakan para pegawai dari salah satu
UMKM yang ada di Desa Dopang. Dan berdasarkan informasi dari
pegawai UMKM tersebut bahwa produk-produk yang ada sudah di
pasarkan ke berbagai desa dan juga ke luar daerah/pulau seperti
Sumbawa, Bima dan lain sebagainya.

Gambar 7.4.. Patrisipasi membantu Salah satu UMKM yang ada di


Desa Dopang (kerupuk. Keripik singkong, dipang dan macaroni
pedas)

80
BAB VIII
Mengembangkan Potensi Lingkungan Wisata
Oleh : Hainin Izza

A. Lembaga Keagamaan
Desa Dopang memiliki berbagai lembaga keagamaan masyarakat
seperti:
1. Lembaga keagamaan Formal
a) PAUD Ar-Rozikin
b) PAUD Nurul Mustofa
c) SDN 1 Dopang
d) Madrasah Al-Ishlahusshibyan
2. Lembaga non-formal
Desa Dopang memiliki banyak sekali TPQ yang tersebar di
lima dusun yang ada di desa tersebut. Bahkan dalam satu dusun
pun bisa terdapat 3 sampai 4 TPQ yang tersebar di rumah-rumah
warga yang ada disana dan bahkan bisa saja lebih, Kegiatan TPQ
di desa Dopang dilakukan setiap ba’da sholat magrib sampai
datang waktu sholat isya’ dengan memberikan bimbingan bagi
anak-anak dasar-dasar membaca Al-Qur’an mulai dari tingkat
Iqro’ sampai dengan tingkat Al-Qur’an. Bahkan ada TPQ yang
sampai mendampingi anak-anak dalam menghafal Al-Qur’an
mulai dari juz 30, anak-anak juga diberikan pelajaran tentang
fiqih dasar, tajwid, dan doa-doa.

81
B. Keadaan Sosial
1. Organisasi Keagamaan
Di desa Dopang dalam setiap dusun ada yang dimakanan
Remaja Masjid, yakni remaja-remaji di desa itu yang aktif dalam
kegiatan keagaaman di masjid disana. Dan banyak kegiatan
seperti Majlis Ta’lim yang dilakukan di desa tersebut bergiliran
setiap dusun setiap bulan sekali dan biasanya mengundang Tuan
guru dari luar desa.
2. Pemetaan Jumlah Masjid dan Kegiatan di Masjid
 Mesjid Al-Ikhlas Dopang Tengah
 Masjid Baiturrahman Nyangget Baru
 Masjid Baitul Hidayah Ranjok Utara
 Masjid Al-Mustaqim Dopang Utara
 Masjid Nurul Mujahidin Dopang
Kegiatan disetiap masjid yakni sholat lima waktu dan
membaca yasin setiap malam jum’at, dan adanya kajian-
kajian ringan oleh para tokoh agama disana, majlis ta’lim
yang diadakan bergilir ke setiap dusun setiap sebulan
sekali.

C. Keadaan Ekonomi
Potensi perekonomian masyarakat dapat dikatakan sejahtera hal ini
dibuktikan dengan banyaknya lapak dagang yang memanfaatkan teras-
teras rumah mereka untuk berjualan kecil-kecilan.
1. Sumber Daya Alam
82
Lahan atau pertanian, perkebunan yang cukup luas yang
ditanami tanaman buah-buahan seperti tanaman rambutan,
manggis, mangga, papaya, kelapa, pisang, nangka dan lain
sebagainya yang terdapat di seluruh dusun, bahkan banyak warga
yang memanfaatkan pekarangan rumah mereka untuk menanam
pohon mangga dan memanfaatkan lahan mereka yang luas untuk
membuat kolam untuk ternak ikan.
2. Pertanian
Ada beberapa warga yang bertani di beberapa dusun di desa
dopang dan mereka biasanya adalah petani musiman yang kadang
menanam jagung, kentang hitam (sabrang), padi.
3. Perdagangan
Perdagangan adalah salah satu bentuk transaksi yang di
setujui oleh kedua belah pihak dengan suatu ketentuan.
Perkembangan perdagangan di desa Dopang bisa dibilang
sangatlah pesat dimana terdapat banyak sekali kios-kios kecil dan
sedang, dan ada pula warga yang membuat teras-teras rumah
mereka menjadi lapak untuk menjajakan berbagai makanan
ringan seperti snack-snack dan berbagai makanan ringan lainya
yang mereka buat sendiri seperti gorengan.
4. Perindustrian
Merupakan salah satu sasaran pembangunan yakni
menciptakan suatu perekonomian yang mandiri dengan bercirikan
industri yang kokoh, kuat, dan maju. Di desa Dopang sendiri
banyak terdapat industri-industri individu yang tersebar di setiap
83
dusun di desa Dopang yang dapat membantu memajukan sumber
daya manusia disana dan memberikan lapangan pekerjaan seperti
: pembuatan dan membungkus krupuk, keripik,bakso cilok, dan
berbagai jenis jajanan dan makanan ada pula pembuatan
keranjang/peti mangga, bubutan kayu, kosen, pintu, pembuatan
berugak/meubel, dan lain-lain. Menurut data potensi desa Dopang
tahun 2021 terdapat 26 industri rumahan yang tersebar di lima
dusun di desa tersebut, yakni 8 dari dusun Dopang Selatan, 6 dari
dusun Dopang Tengah, 7 dari dusun Dopang Utara, 4 dari dusun
Dopang Utara, dan 1 dari dusun Nyangget Baru.
5. Potensi Lingkungan Wisata
Dikarenakan desa Dopang sendiri masih terletak dipinggiran
yakni masih banyak alam yang dapat menjadi tempat wisata
namun diapit oleh banyak desa maka ada dua tempat wisata yang
masuk ke wilayah desa Dopang yakni air terjun Glangsar, dan
Bukit Korea yang saat ini masih dikembangkan dan akan menjadi
objek wisata unggulan di desa Dopang.
6. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat
a) Karang Taruna
b) Pemberdayaan kesejahteraan Keluarga (PKK)
c) Rukun warga
d) Rukun Tetangga
e) PHBI (panitia hari besar islam)
f) Pondok Pesantren/Yayasan.

84
D. Keadaan Budaya
1. Arsitek Tradisional
Arsitek tradisional didesa Dopang bisa dikatakan sudah
jarang ditemukan dikarenakan rata-rata bangunan rumah, masjid,
dan bangunan lainnya sudah mengikuti perkembangan zaman.
2. Olahraga Tradisional
Olahraga tradisional didesa Dopang yang masih sampai saat
ini hanyalah permainan anak-anak seperti permainan kelereng,
laying-layang, dan berbagai permainan tradisional anak-anak
lainnya.
3. Tradisi Lisan
Tradisi lisan yang masih dipercaya masyarakat sampai saat
ini seperti mitos tidak boleh mencukur rambut bagi laki-laki yang
istrinya sedang hamil, dan kisah tentang asal usul nama desa
dopang yang berasal dari kata “idupang” (hidupkan) yang
kebanyakan hanya diceritakan oleh orang-orang yang sudah tua.
4. Bahasa (dialeg)
Bahasa yang digunakan masyarakat dalam intraksi sosial
mereka sehari-hari adalah bahasa sasak dengan logat desa
Dopang itu sendiri karena setiap desa yang ada di pulau Lombok
memiliki karakteristik/logat bahasanya tersendiri.
5. Permainan rakyat
Permainan rakyat didesa Dopang yang masih sampai saat ini
adalah permainan anak-anak seperti permainan kelereng, laying-
layang, dan berbagai permainan tradisional anak-anak lainnya.
85
6. Seni Rupa
Di desa Dopang ada seni rupa tradisional yang di rangkaikan
dengan alat-alat modern yang disebut kecimol yang bernama
“kecimol Irama Dopang” yang berperan aktif dalam acara-acara
adat seperti perajean, yongkolan dan acara adat lainya, dimana
para anggotanya melibatkan para remaja yang ada di desa
Dopang.
7. Adat Istiadat
Suku Sasak termasuk salah satu suku yang sangat memegang
erat yang namanya adat istiadat seperti nyongkolan, bejango,
selakaran, zikiran 9, 100 harian orang meninggal, perajean dan
yang lainnya.
8. Pengetahuan Tradisional
Hanya sebagian besar saja yang masih menyakini dan
menggunakan pengobatan tradisional yang biasanya diturunkan
atau diajarkan oleh orang tua kepada anak-anak mereka, papuk
(kakek/nenek) ke cucu mereka, seperti jika mencret atau sakit
perut dianjurkan memakan pucuk daun jambu biji, dan lain
sebagainya.

E. Mengembangkan Potensi Lingkungan Wisata


Kuliah Kerja Partisipatif (KKP) Tahun 2021 ini dilaksanakan sama
seperti tahun lalu yaitu Kuliah Kerja Partisipatif Dari Rumah (KKP-DR).
Dikarenakan masih melonjaknya kasus Convid-19 ini, Kuliah Kerja
Partisipatif (KKP) tahun ini juga dilaksanakan di wilayah domisili
86
masing-masing atau disebut Kuliah Kerja Partisipatif Dari Rumah (KKP-
DR). Salah satu program kerja yang kami laksanakan dalam Kuliah Kerja
Partisipatif Dari Rumah (KKP-DR) ini adalah kami mengunjungi salah
satu tempat wisata yang ada di desa Dopang yaitu tempat Wisata yang
biasa di sebut dengan Bukit Korea, bukit dengan panorama alam Lombok
Barat. Nama bukit korea sudah tidak asing lagi di telinga semua orang
karena, bukit korea ini kerap di jadikan sebagai track yang cukup
menantang bagi para klub bersepeda. Pada ketinggiannya yang berada di
sekitar 500 Mdpl Traveler akan dapat menikmati udara segar dan melihat
dari kejauhan jejeran pantai di wilayah senggigi. Bukan hanya itu, jika
pada sore hari traveler datang ke tempat tersebut, akan dapat melihat
puncak gunung agung di bali. Perlu untuk di ketahui asal usul tempat
wisata ini di namakan dengan bukit korea adalah, karena dulu seorang
warga korea rencananya ingin membangun vila yang berarsitektur ala
rumah orang korea. Namun rencana itu kandas karena terjadinya gempa
yang menimpa lombok pada saat itu yang berskala 7 Sr.
Mengingat dengan rencana itu, kami berencana nantinya akan
berkolaborasi dengan warga desa di sana untuk membangun spot selfie
dan lokasi camping bagi traveler millenial serta kami akan melakukan
kegiatan promosi melalui media sosial seperti FB, WattsAp, Instagram,
Youtube dan media – media sosial lainnya. Yang menjadi sasaran kami
adalah para wisatawan. Dengan kegiatan promosi yang kami lakukan
tempat wisata bukit korea ini dapat semakin di kenal oleh banyak orang
dan nantinya kunjungan ke bukit korea akan menjadi tempat yang di
gemari banyak orang dan tentunya dengan berkembangnya bukit korea ini
87
nantinya akan meningkatkan pendapatan desa dan dapat membuat desa
Dopang menjadi desa yang semakin berkembang kedepannya.

Gambar 8.1. Kegiatan promosi potensi lingkungan wisata Bukit


korea

Selanjutnya lokasi wisata yang ada di desa dopang ialah Air terjun
Gripak, untuk menuju lokasi air terjun ini kita akan melewati bukit –
bukit guntur Macan, tempat ini sangat cocok untuk para wisatawan yang
senang beraktivitas gowes , karena jalur ini mengadu jali dalam
perjalanannya menuju air terjun. Air terjun ini berada di ketinggian 500
meter dari permukaan laut, dan memiliki ketinggian sekitar 50 meter,
tempat ini memiliki pemandangan alam yang sangat indah. Perlu di
ketahui kondisi jalan yang akan di lewati menuju air terjun ini kurang
baik, dan juga belum ada rambu –rambu penunjuk jalan, serta nantinya
kita akan melewati jalur tebing dan licin. Kemudian dalam hal makanan
dan minuman disana ada beberapa pedagang yang berjualan, sehingga
ketika kita ingin beristirahat sejenak hanya untuk sekedar menghilangkan
rasa lapar dan haus kita biasa membeli di pedagang – pedagang yang
berjualan di sana. Menuju lokasi tempat Air terjun ini sangat melelahkan

88
dengan kondisi jalanan yang kurang memadai, namun rasa lelah selama
dalam perjalanan akan tergantikan dengan pemandangan air terjun yang
sangat menakjubkan.

Banyak orang yang menyebut air terjun Gripak ini masih perawan,
karena memiliki air yang jernih dan sejuk. Karena tempat ini masih belum
banyak di ketahui oleh banyak orang dan masih jarang di jelajahi, kami
berencana untuk mengelola tempat wisata tersebut dengan baik dan mulai
mempromosikan atau memperkenalkannnya lewat media sosial seperti,
FB, WattsAp, Instragram dan media – media sosial lainnya. Sasaran kami
ketika meninjau tempat tersebut ialah para wisatawan dan dengan kami
meninjau salah satu tempat wisata yang ada di desa Dopang kami dapat
mengetahui bagimana keadaan tempat wisata, serta kami berharap dapat
mengelola dan mengembangkan tempat wisata tersebut sehingga
kedepannya tempat wisata yang berada di desa dopang dapat terus
berkembang dan bisa menjadi salah satu tempat wisata yang di gemari
oleh banyak orang.

Gambar 8.2. Kegiatan promosi potensi lingkungan wisata Air Terjun


Gripak
89
BAB IX
Sosialisasi Pencegahan Pernikahan Dini
Oleh : Nabila Widarma Sari

A. Lembaga Keagamaan
Desa Dopang memiliki berbagai lembaga keagamaan masyarakat
seperti:
1. Lembaga keagamaan Formal
a) PAUD Ar-Rozikin
b) PAUD Nurul Mustofa
c) SDN 1 Dopang
d) Madrasah Al-Ishlahusshibyan
2. Lembaga non-formal
Desa Dopang memiliki banyak sekali TPQ yang tersebar di
lima dusun yang ada di desa tersebut. Bahkan dalam satu dusun
pun bisa terdapat 3 sampai 4 TPQ yang tersebar di rumah-rumah
warga yang ada disana dan bahkan bisa saja lebih, Kegiatan TPQ
di desa Dopang dilakukan setiap ba’da sholat magrib sampai
datang waktu sholat isya’ dengan memberikan bimbingan bagi
anak-anak dasar-dasar membaca Al-Qur’an mulai dari tingkat
Iqro’ sampai dengan tingkat Al-Qur’an. Bahkan ada TPQ yang
sampai mendampingi anak-anak dalam menghafal Al-Qur’an
mulai dari juz 30, anak-anak juga diberikan pelajaran tentang
fiqih dasar, tajwid, dan doa-doa.

90
B. Keadaan Sosial
1. Organisasi Keagamaan
Di desa Dopang dalam setiap dusun ada yang dimakanan
Remaja Masjid, yakni remaja-remaji di desa itu yang aktif dalam
kegiatan keagaaman di masjid disana. Dan banyak kegiatan
seperti Majlis Ta’lim yang dilakukan di desa tersebut bergiliran
setiap dusun setiap bulan sekali dan biasanya mengundang Tuan
guru dari luar desa.
2. Pemetaan Jumlah Masjid dan Kegiatan di Masjid
 Mesjid Al-Ikhlas Dopang Tengah
 Masjid Baiturrahman Nyangget Baru
 Masjid Baitul Hidayah Ranjok Utara
 Masjid Al-Mustaqim Dopang Utara
 Masjid Nurul Mujahidin Dopang
Kegiatan disetiap masjid yakni sholat lima waktu dan
membaca yasin setiap malam jum’at, dan adanya kajian-
kajian ringan oleh para tokoh agama disana, majlis ta’lim
yang diadakan bergilir ke setiap dusun setiap sebulan
sekali.

C. Keadaan Ekonomi
Potensi perekonomian masyarakat dapat dikatakan sejahtera hal ini
dibuktikan dengan banyaknya lapak dagang yang memanfaatkan teras-
teras rumah mereka untuk berjualan kecil-kecilan.
1. Sumber Daya Alam
91
Lahan atau pertanian, perkebunan yang cukup luas yang
ditanami tanaman buah-buahan seperti tanaman rambutan,
manggis, mangga, papaya, kelapa, pisang, nangka dan lain
sebagainya yang terdapat di seluruh dusun, bahkan banyak warga
yang memanfaatkan pekarangan rumah mereka untuk menanam
pohon mangga dan memanfaatkan lahan mereka yang luas untuk
membuat kolam untuk ternak ikan.
2. Pertanian
Ada beberapa warga yang bertani di beberapa dusun di desa
dopang dan mereka biasanya adalah petani musiman yang kadang
menanam jagung, kentang hitam (sabrang), padi.
3. Perdagangan
Perdagangan adalah salah satu bentuk transaksi yang di
setujui oleh kedua belah pihak dengan suatu ketentuan.
Perkembangan perdagangan di desa Dopang bisa dibilang
sangatlah pesat dimana terdapat banyak sekali kios-kios kecil dan
sedang, dan ada pula warga yang membuat teras-teras rumah
mereka menjadi lapak untuk menjajakan berbagai makanan
ringan seperti snack-snack dan berbagai makanan ringan lainya
yang mereka buat sendiri seperti gorengan.
4. Perindustrian
Merupakan salah satu sasaran pembangunan yakni
menciptakan suatu perekonomian yang mandiri dengan bercirikan
industri yang kokoh, kuat, dan maju. Di desa Dopang sendiri
banyak terdapat industri-industri individu yang tersebar di setiap
92
dusun di desa Dopang yang dapat membantu memajukan sumber
daya manusia disana dan memberikan lapangan pekerjaan seperti
: pembuatan dan membungkus krupuk, keripik,bakso cilok, dan
berbagai jenis jajanan dan makanan ada pula pembuatan
keranjang/peti mangga, bubutan kayu, kosen, pintu, pembuatan
berugak/meubel, dan lain-lain. Menurut data potensi desa Dopang
tahun 2021 terdapat 26 industri rumahan yang tersebar di lima
dusun di desa tersebut, yakni 8 dari dusun Dopang Selatan, 6 dari
dusun Dopang Tengah, 7 dari dusun Dopang Utara, 4 dari dusun
Dopang Utara, dan 1 dari dusun Nyangget Baru.
5. Potensi Lingkungan Wisata
Dikarenakan desa Dopang sendiri masih terletak dipinggiran
yakni masih banyak alam yang dapat menjadi tempat wisata
namun diapit oleh banyak desa maka ada dua tempat wisata yang
masuk ke wilayah desa Dopang yakni air terjun Glangsar, dan
Bukit Korea yang saat ini masih dikembangkan dan akan menjadi
objek wisata unggulan di desa Dopang.
6. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat
a) Karang Taruna
b) Pemberdayaan kesejahteraan Keluarga (PKK)
c) Rukun warga
d) Rukun Tetangga
e) PHBI (panitia hari besar islam)
f) Pondok Pesantren/Yayasan.

93
D. Keadaan Budaya
1. Arsitek Tradisional
Arsitek tradisional didesa Dopang bisa dikatakan sudah
jarang ditemukan dikarenakan rata-rata bangunan rumah, masjid,
dan bangunan lainnya sudah mengikuti perkembangan zaman.
2. Olahraga Tradisional
Olahraga tradisional didesa Dopang yang masih sampai saat
ini hanyalah permainan anak-anak seperti permainan kelereng,
laying-layang, dan berbagai permainan tradisional anak-anak
lainnya.
3. Tradisi Lisan
Tradisi lisan yang masih dipercaya masyarakat sampai saat
ini seperti mitos tidak boleh mencukur rambut bagi laki-laki yang
istrinya sedang hamil, dan kisah tentang asal usul nama desa
dopang yang berasal dari kata “idupang” (hidupkan) yang
kebanyakan hanya diceritakan oleh orang-orang yang sudah tua.
4. Bahasa (dialeg)
Bahasa yang digunakan masyarakat dalam intraksi sosial
mereka sehari-hari adalah bahasa sasak dengan logat desa
Dopang itu sendiri karena setiap desa yang ada di pulau Lombok
memiliki karakteristik/logat bahasanya tersendiri.
5. Permainan rakyat
Permainan rakyat didesa Dopang yang masih sampai saat ini
adalah permainan anak-anak seperti permainan kelereng, laying-
layang, dan berbagai permainan tradisional anak-anak lainnya.
94
6. Seni Rupa
Di desa Dopang ada seni rupa tradisional yang di rangkaikan
dengan alat-alat modern yang disebut kecimol yang bernama
“kecimol Irama Dopang” yang berperan aktif dalam acara-acara
adat seperti perajean, yongkolan dan acara adat lainya, dimana
para anggotanya melibatkan para remaja yang ada di desa
Dopang.
7. Adat Istiadat
Suku Sasak termasuk salah satu suku yang sangat memegang
erat yang namanya adat istiadat seperti nyongkolan, bejango,
selakaran, zikiran 9, 100 harian orang meninggal, perajean dan
yang lainnya.
8. Pengetahuan Tradisional
Hanya sebagian besar saja yang masih menyakini dan
menggunakan pengobatan tradisional yang biasanya diturunkan
atau diajarkan oleh orang tua kepada anak-anak mereka, papuk
(kakek/nenek) ke cucu mereka, seperti jika mencret atau sakit
perut dianjurkan memakan pucuk daun jambu biji, dan lain
sebagainya.

E. Sosialisasi Pencegahan Pernikahan Dini


Pencegahan pernikahan dini merupakan salah satu program
unnggulan kegiatan KKP-DR tahun ini. sebagai program unggulan
tenntunya pelaksanaan dilapangan harus benar-benar terkonsep dengan
rapi sehingga sasaran darikegiatan ini bisa tersentuh secara menyeluruh.
95
Untuk teknis pelaksanaan dilapangan diserahakan masing-masing ke
kelompok KKP-DR. Kami sebagai salah satu kelompok yang
melaksanakan KKP di Desa Dopang sepakat untuk melaksanakan
kegiatan ini dengan cara melakukan sosialisasi.
Sosiaslisasi pencegahan pernikahan dini yang kami lakukan ini
bertempat di Mts Al-Islahussbiyan Dopang, dengan sasasran siswa- siswi
Mts tersebut. Untuk tema yang kami usung adalah “Pencegahan
Pernikahan Anak Usia Dini dan Pendewasaan Usia Perkawinan”.
Sosialisasi ini dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 23 Juli 2021.
Dimasa pandemi ini, angka pernikahan dini tetap meroket. Menurut
kemen PPN/Bappenas, 400-500 anak perempuan usia 10-17 tahun
beresiko melakukan pernikahan dini akibat pandemi Covid-19.
Kementerian PPPA mencatat hingga Juni 2020 angka pernikahan dini
meningkat menjadi 24 ribu saat pandemi. Pernikahann dini menambah
resiko yang harus dihadapi anak selama pandemi, selain peningkatan
kekerasan dan permasalahan metal pada anak. Pandeimi ini sangat
berdampak pada semua bidang, seperti ekonomi, pendidikian, dan
kegiatan sosial dengan adanya beberapa pembatasan-pembatasan kegiatan
masyarakat baik yang bersekala besar maupun sekalan mikro. Kegiatan
pereknomian masyarakat dimasa ini mengalami kelumpuhan,
permasalahan ekonomi mengambil andil yang cukup besar sebagai salah
satu penyebab terjadinya kasus pernikahan dini, beberapa kasus yang
terjadi adalah orang tua akan menikahkan anaknya pada usia dini
dikarnakan tidak ada biaya untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari
maupun untuk melajutkan pendidikannnya kejenjang yang lebih tinggi.
96
Menurut survey yang kami lakukan dilingkungan tempat kami
melaksankan KKP potensi terjadinya pernikahan dini cukup besar,
sehinngga hal inni merupakan suatu permasalahan yang harus segera
dicarikan solusi oleh semua kalangan masyarakat, bukan saja sebagai
tugas guru maupun aparat desa. Sebagai masyarakat yang tinggal di
pedesaan dan adanya doktrin budaya menyebabkan masyarakat di daerah
kami KKP kurang bersifat responsif terhadap pencegahan pernikahan
dini, tentunnya hal ini mmerupakan suatu tantangan yang kami hadapi
sebagai mahasiswa.
Sebelum kami melakukan kegiatan sosialisasi, terlebih dahulu kami
melakukan pemetaan usia yang paling rentan melakukan pernikahan dini,
dari hasil penelusuran dan wawancara yang kami lakukan dengan tokoh-
tokoh masyarakat setempat dapat kami simpulkan bahwa kasus
pernikahan dini paling sering terjadi pada usia sekolah menengah/Mts.
Sehingga hal inilah yang menjadi alasan kami melakukan sosialisasi di
Mts.
Acara sosialiasi ini diikuti oleh 85 orang siswa-siswi dan 14 orang
anggota OSIM dengan rentan usia antara 13-15 tahun (masa remaja awal)
usia seperti ini yang perlu diberikan edukasi sejak dini agar mreka bisa
mengetahui lebih awal apa saja bahaya dari pernikahan dini sehingga
mreka bisa menghindarkan diri dari kejadian pernikahan dini. Masa
remaja awal merupakan masa yang menentukan bagaimana masa-masa
remaja selanjutnya, karena masa remaja awal ini merupakan masa trnasisi
dari masa anak-anak, transisi yang dimaksud disini mencakup transisi
fisik, pemikiran, penampilan dan pergaulan. Jika dalam masa transisi ini
97
remaja kurang mendapatkan edukasi yang dibutuhkan maka
dikhawatirkan di masa yang akan datang remaja kurang memiliki
pengetahuan dan cenderung menjadi pelaku pernikahan dini serta kurang
mampu dalam memilih pergaulan yang bagus bagi dirinya.
Dalam edukasi ini kami lebih menekankan pada materi yang
berkaitan tentang dampak pernikahann dini bagi pendidikan yang dimana
ketika mreka melakukan pernikahan secara otomatis mreka akan putus
pendidikannnya dan tidak akan ada lagi sekolah yang mau menerima
mreka kembali sebagai siswa walaupun sudah bercerai. Yang kami
syukuri dalam sosialisasi ini adalah adanya kerja sama dari seluruh
eleman siswa-sisiwi sehingga acara ini bisa berjalan dengan lancar dan
sesuai seperti apa yang ditargetkan.
Selain melakukan sosialisasi di sekolah-sekolah kami juga
melaksanakan sosialisasi di masyarakat dengan sasaran anak-anak yang
putus sekolah, hal ini kami laksanakan dengan cara mengajak mreka
untuk berdiskusi secara terbuka serta mengajak mreka untuk ikut
berpartisipasi dalam kegiatan-kegaiatn belajar mapun mengajar yang
kami laksanakan sehingga mreka mempunya rutinitas kesibukan sehari-
hari.

98
BAB X
Memperkenalkan Desa Agrowisata
Oleh : Eka Hardianti

A. Profil Desa
Desa Rarak Ronges merupakan hasil pemekaran dari Desa Bangkat
Monteh, Kecamatan Brang Rea. Pemekaran Rarak Ronges resmi
dilakukan tahun 2009 melalui sidang paripurna DPRD Kabupaten
Sumbawa Barat dengan PERBUP nomor 24 tahun 2009 dengan PLT.
Slamet Karyadi. Sebelumnya, Rarak Ronges hanyalah sebuah dusun.
Namun seiring perkembangan jumlah penduduk yang terus meningkat
dipandang diperlukan dilakukan pemekaran dengan tujuan mendekatkan
pelayanan kepada masyrakat.
Seiring dengan perkembangan zaman, ditambah dengan proses
pemekaran Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) dari Kabupaten Sumbawa.
Secara geografis, Desa Rarak Ronges adalah wilayah desa yang memiliki
potensi perkebunan yang sangat luar biasa dibandingan dengan beberapa
desa yang ada di Kecamatan Brang Rea. Selain perkebunan Desa Rarak
Ronges juga memiliki potensi Sumber Daya Alam (SDA) yang melimpah
seperti hutan dan area pertanian yang cukup luas.
Pilkades pertama berhasil memilih Ruslan sebagai Kades Desa Rarak
Ronges selama kurun waktu 2012-2017. Di Pilkades kedua, Arifin, S.AP
berhasil terpilih menjadi Kades untuk masa jabatan 2018 sampai saat ini.
Berdasarkan letak geografis wilayah, Desa Sapugara Bree memiliki batas-
batas wilayah sebagai berikut :
99
 Sebelah Utara : Desa Marente, Kecamatan Alas
 Sebelah Timur : Desa Marente, Kecamatan Alas
 Sebelah Selatan : Desa Bangkat Monteh, Kecamatan
Brang Rea
 Sebelah Barat : Desa Lamuntet, Kecamatan Brang Rea

Adapun yang terdiri dari 3 kepalah dusun dan 10 Rukun Tetangga


(RT), masing-masing dusun tersebut adalah:

1. Dusun Rarak
2. Dusun Gong Datu
3. Dusun Ronges
Demikian sekilas deskripsi Desa Rarak Ronges sejak dimekarkan dari
Desa Bangkat Monteh sampai keadaan saat ini.
1. Data wilayah administrasi
 Kabupaten : Sumbawa Barat
 Kecamatan : Brang Rea
 Jumlah unit RT : 10
 Jumlah unit RW : 03
 Jumlah penduduk : 753 jiwa
 Jumlah penduduk laki-laki : 387 jiwa
 Jumlah penduduk peremupan : 366 jiwa
 Jumlah kepala keluarga (KK) : 226 KK
2. Tata guna lahan
 Luas tanah sawah : 300 Ha

100
 Tanah bukan sawah : 1068 Ha
 Tegal atau kebun : 21650 Ha
 Luas tanah fasilitas ekonomi sosial : 1350 Ha
3. Lokasi Desa
 Jarak desa ke ibu kota Kecamatan : 16 Km
 Waktu tempu ke Kecamatan : 30 Menit
 Jarak tempu ke ibu kota Kabupaten : 31 Km
 Waktu tempuh ke Kabupaten : 1 Jam
 Ketersedian angutan umum : tersedia setiap
hari
B. Lembaga Keagamaan
Berikut adalah daftar lembaga keagamaan yang ada di Desa Sapugara
Bree
1. Bangunan masjid
Di desa Rarak Ronges terdapat 3 bangunan masjid yang
digunakan oleh masyarakat dalam melakukan ibadah diantaranya
yang terdapat di Dusun Rarak, Dusun Ronges, dan Dusun Gong
datu
2. Adapun TK di desa Rarak Ronges antara lain
 TK Atka Wahyuni
 PAUD HI

Lembaga keagamaan yang ada di Desa Rarak Ronges terdapat


kelembagaan yaitu kelembagaan formal dan informal. Lembaga formal
yang ada di Desa Rarak Ronges terdiri dari 3 masjid yang digunakan
101
sebagai tempat untuk melakukan kegiatan keagamaan secara umum dan
kegiatan peringatan hari-hari besar dalam Agama Islam seperti, hari raya
Idul fitri, Idul Adha, peringatan hari Maulid Nabi, zikiran, jumatan dll.

C. Keadaan Sosial
Perkembangan kehidupan sosial masyarakat di Desa Rarak Ronges
Kecamatan Brang Rea, Kabupaten Sumbawa Barat tercermin dari
beberapa seperti pendidikan, kesehatan, keagamaan dan sosial lainnya.
Indikator-indikator tersebut menandakan adanya hubungan yang saling
terkait dan saling mendukung guna meningkatkan tarif hidup kearah yang
lebih baik
Dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya masyarakat,
derajat kesehatan masyarakat, pengalaman dan pemahaman terhadap
ajaran agama serta pemeliharaan budaya dari tahun ke tahun Desa Rarak
Ronges telah mendapatkan dukungan yang digambarkan dengan
dibangunnya sarana dan prasarana penunjang yang dapat dimanfaatkan
untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM).
Pendidikan berperan penting dalam menompang kelangsungan hidup
masyarakat. Pemerintah dalam salah satu program kerjanya berusaha
untuk meningkatkan mutu Sumber Daya Manusia sejak usia dini melalui
pendidikan yang layak. Program wajib belajar mengharuskan penduduk
usia 7 – 16 tahun dapat mengikuti pendidikan formal SD sampai SMA.
Dalam mendukung program pemerintah tersebut, Desa Rarak Ronges
berusaha dapat memfasilitaskan dan mendukung kegiatan pendidikan di
102
Desa Rarak Ronges dengan memberikan bantuan dan partisifasi kepada
tenaga-tenaga kerja yang ada di Desa Rarak Ronges.
1. Organisasi keagamaan di Desa Rarak Ronges
 Remaja Masjid, merupakan kumpulan pemuda pemudi
yang melaksanakan kegiatan berupa pembinaan TPQ,
pengajian dan halal bi halal
2. Kader Posyandu
 Dusun Rarak
 Dusun Gong Datu
 Dusun Ronges
3. Organisasi pemuda
 IKPPM
 Karang Taruna

D. Keadaan Ekonomi
Secara umum masyarakat Desa Rarak Ronges sumber ekonominya
adalah petani dan pekebun sehingga sumber potensi ekonomi masyarakat
di Desa Rarak Ronges berasal dari penghasilan yang didapatkan dari
sumber pertanian, padi, jagung, kopi. Selain dari sumber pertanian
terdapat potensi ekonomi lainnya seperti peternakan dan wirausaha.

Lembaga ekonomi 2 -
Jasa lembaga 1 -
Industry kecil 13 -

103
menengah
Usaha jasa 2 -
pengankutan
Usaha jasa dagang 7 -
Usaha jasa hiburan - -
Usaha jasa gas, 3 -
listrik,BBm dan air
Usaha jasa - -
keterampilan
Usaha jasa hukum - -
Usaha jasa - -

Potensi Desa di Rarak Ronges, sebagai berikut:


1. Potensi Peternakan
Populasi ternak di Desa Rarak Ronges setiap tahun
mengalami peningkatan yang signitifikan, dengan sejumlah
kelompok tani ternak yang ada di Desa Sapugara Bree sehingga
Desa tersebut terus melakukan peningkatan produksi ternak baik
itu ternak yang bersifat biasa maupun kelompk budi daya ternak
sapi dan ayam.
2. Potensi Pariwisata
Desa Rarak Ronges memiliki potensi wisata yang sangat luar
biasa dengan keindahan alamnya. Adapun destinasi wisata yang
serong di kunjungi oleh masyarakat lokal maupun inter lokal

104
yaitu Air Terjun Petung Mampis, Bukit Ai Kolang, Bukit
Semama Dan Kebun Kopi.
3. Potensi Perkebunan
Desa Rarak Ronges memiliki lahan perkebunan yang luas,
sehingga warga setempat memanfaatkan lahan tersebut untuk
menanam kopi, jagung, vanili dan buah-buahan.

E. Keadaan Budaya
Desa Rarak Ronges, Kecamatan Brang Rea tahun 2018 ini punya 2
program unggulan. Dua program yang akan dilaksanakan di desa ini
antara lain magrib mengaji. Jadi program yang dilaksanakan Pemda KSB
akan kami laksanakan juga ditingkat desa. Kades Desa Rarak Ronges
mengatakan program tersebut bertujuan untuk mendukung terwujudnya
Desa Sapugara Bree sebagai desa santri .
1. Lembaga adat
 Pemangku adat
 Kepengurusan adat
2. Jenis kegiatan adat
 Musyawara adat
 Upacara adat perkawinan
 Upacara adat kematian
 Upacara adat kelahiran
 Upacara adat dalam bercocok tanam
 Upacara adat bidang kehutanan
 Upacara adat bidang pengelolahan
105
 Upacara adat pembangunan
 Upacara adat penyelean

F. Memperkenalkan Desa Agrowisata


Dijadikannya Desa Rarak Ronges sebagai desa agrowisata sangalah
beralasan. Fud mengungkapkan potensi alam di Desa Rarak Ronges
sangatnya menjanjikan, untuk menyedot para wisatawan berkunjung.
Dengan suguhan perpaduan antara pertanian atau perkebunan dengan
pariwisata yang dikombinasikan, akan menjadi destinasi yang menarik.
Jadi kedepan, masyarakat harus siap rumahnya dijadikan penginapan oleh
para wisatawan. Selain itu attitude juga penting, bagaimana masyarakat
harus ramah terhadap pengunjung yang datang. Wisatawan dapat belajar
tentang cara berkebun, menikmati buah segar hasil petikan sendiri yang
langsung dari pohonnya, atau sekedar berjalan-jalan menghirup udara
segar dan menikmati pemandangan kebun. Apalagi kalau di setiap spot
wisata nanti dibuka lapak usaha, yang menyiapkan hasil perkebunan yang
menjadi ciri khas di desa.Pengembangan Desa Rarak Ronges sebagai desa
agrowisata,bukan hanya dimaknai sebagai jalan untuk mendorong
peningkatan kesejahteraan saja. Lebih dari itu, akan menjaga lingkungan
dan kelestarian hutan juga menjadi hal yang utama.

106
BAB XI
Langkah Kecil Untuk Bangkit
Oleh : Destia Milenia Putri Sima

A. Profil Desa
1. Kondisi Umum Desa
Desa Banyumulek merupakan salah satu Desa dari 10 Desa
yang ada diwilayah Kecamatan Kediri Kabupaten Lombok Barat.
Secara geografis Desa Banyumulek terletak pada posisi -
8.634.308 Lintang Selatan dan 116.095.873 Bujur Timur. Secara
administratif, wilayah Desa Banyumulek Kecamatan Kediri
Kabupaten Lombok Barat, terletak dibagian barat wilayah
Kecamatan Kediri dengan batas-batas wilayah:

Sebelah Utara Desa Telaga Waru


(Kecamatan Labuapi)
Sebelah Selatan Desa Dasan Baru
(Kecamatan Kediri)
Sebelah Barat Suka Makmur (Kecamatan
Gerung)
Sebelah Timur Desa Lelede (Kecamatan
Kediri)

107
2. Sejarah Desa Banyumulek
Kata Banyumulek merupakan sebuah susunan kata dari
Banyu dan Moelek dalam bahasa jawa Banyu berarti Air dan
Moelek berarti Berputar (Menggenang), dalam sebuah versi yang
berkembang di masyarakat Desa Banyumulek nama Banyumulek
di sematkan pada Desa Banyumulek dikarenakan letak geografis
desa Banyumulek terletak di daerah hilir aliran sungai Kali Babak
yang konon dahulu kala sering kali aliran sungai Kali Babak
meluber dan menggenangi pemukiman warga di Desa
Banyumulek.
Dan dalam versi lain yang berkembang di masyarakat Desa
Banyumulek kata Banyumulek terdiri dari dua kata, Banyu dan
Molek. Banyu berarti Air dan Molek berarti cantik
(bersolek/rupawan), dan nama Banyumulek berarti Air dari putri
yang cantik. Konon dahulu kala kawasan Banyumulek berada
dibawahkekuasaan kerajaan Karang Asem Bali yang pada saat itu
di pimpin oleh seorang raja bernama Anak Agung Gde Ngurah,
dan di kawasan Banyumulek di pimpin oleh pemusungan
bernama Ida wayan Tata (Raden Ibrahim) sebagai perpanjangan
tangan dari raja Karang Asem. Pada masa itu konon ada seorang
putri dari pemusung/penguasa kawasan Banyumulek yang sangat
cantik rupawan, kepada setiap tamu agung yang mengunjungi
kawasan Banyumulek putri tersebut selalu menyuguhkan air
yang sejuk dan menyegarkan yang di ambil dari sumur tua yang
ada di desa Banyumulekdan masih terjaga sampai saat ini.
108
Adapun Desa Banyumulek dibagi menjadi 10 (Sepuluh)
dusun, yaitu : Dusun Gubuk Baru, Dusun Muhajirin , Dusun
Pengodongan Indah, Dusun Banyumulek Timur, Dusun
Banyumulek Barat, Dusun Karang Pande, Dusun Dasan Tawar,
Dusun Mekarsari, Kerangkeng Barat dan Kerangkeng Timur.
3. Demografi Desa Banyumulek
Berdasarkan data Administrasi Pemerintahan Desa tahun
2019, jumlah penduduk Desa Banyumulek adalah 8583 orang
dengan 2799 orang kepala keluarga yang terdiri dari 4216 orang
lak-laki dan 4376 orang perempuan.

B. Lembaga Keagamaan
Desa Banyumulek merupakan sebuah desa yang saat ini sedang
mengembang konsep kampung sholawat hal ini dikarenakan Banyumulek
setidaknya memiliki 4 Masjid dan 17 mushalla dimana Masjid Kembar
menara tunggal menjadi tempat inti pelaksanaan kegiatan keagamaan
didesa banyumulek. Selain itu desa banyumulek juga memiliki potensi
wisata religi yaitu masjid kembar menara tunggal . Hal ini didukung juga
oleh potensi di sumber daya manusianya karena di desa ini banyak
terdapat Tokoh agama seperti Tuan Guru atau Ustadz yang dijadikan
panutan oleh masyarakat. didesa banyumulek sendiri terdapat 15 Tokoh
Agama yang tersebar di 10 dusun di Desa Banyumulek
Lembaga keagamaan yang terdapat di Desa Banyumulek adalah
lembaga formal dan non formal. Diantaranya:
1. Lembaga Formal
109
a) MTs. NW Banyumulek
NPSN : 50222747
NSS : 121252010036
Nama : MTs. NW Banyumulek
Kepala Madrasah : Abdurrahman, S.Ag
Akreditas :A
b) MAS NW Banyumulek
NPSN : 50222424
NSS : 131252010045
Nama : MA NW Banyumulek
Kepala Madrasah : H. Mahyudin Mahfuz, S.Pd.I
Akreditas :B
2. Lembaga Informal yang di miliki Desa Banyumulek sebanyak 7
TPQ.
3. Lembaga Non Formal yang dimiliki Desa Banyumulek sebanyak
5 buah dengan jumlah 350 jamaah.
Dalam bidang keagamaan, kegiatan yang kami lakukan adalah
mengajar di TPQ Ma’rifatul Falah.

C. Keadaan Sosial
1. Organisasi keagamaan
Banyumulek adalah salah satu kelurahan di kecamatan
Kediri, Nusa Tenggara Barat, Indonesia, masyarakat desa
Banyumulek merupakan masyarakat yang memiliki hubungan
berkelompok dengan dasar kekeluargaan. Sebagian besar
110
warganya hidup bergerak dibidang Ekonomi dan Perdagangan.
Masyarakat Banyumulek identik dengan gotong – royong yang
merupakan kerja sama untuk mencapai kepentingan bersama.
Mayoritas di sini penduduk muslim yang berjumlah 8.583 orang.
Mayarakat Banyumulek lebih kepada kekeluargaan, gotong –
royong dan solidaritas tinggi terhadap sesama. Msyarakat
Banyumelek lebih sering disibukkan dengan aktivitas – aktivitas
keagamaan seperti : majlis ta’lim, pembacaan surat yasin untuk
yang meninggal (9 harian) , selakaran tiap malam jum’at dan
hijiban yang dilaksanakan 1 bulan sekali. Hal inilah yang menjadi
bukti bahwa agama menjadi hal yang paling penting dalam
kehidupan masyarakat Banyumulek. Agama mampu megantar
setiap orang kepada jalan dan cara yang seharusnya mereka
tempuh sehingga timbullah yang namanya tercapainya suatu
tujuan hidup dalam bermasyarakat yaitu untuk meningkatkan
kesejahter aan dalam kehidupan masing – masing, terciptanya
keamanan, kenyamanan dan juga keadilan.
2. Pendataan pernikahan usia dini
Pernikahan usia dini masih terjadi saat ini. Kurangnya
pengetahuan yang dimiliki tentang rumah tangga menjadi
penyebab utamanya, terutama di Desa Banyumulek. Salah satu
akibat dari kurangnya pengetahuan adalah perceraian usia dini.
Kurangnya kesadaran akan pentingnya pendidikan bagi wanita
dapat mengakibatkan perceraian tersebut. Rusaknya pergaulan
dan pengaruh lingkungan juga sebagai faktoe pernikahan usia
111
dini. Desa Banyumulek memiliki hampir 10% masyarakatnya
berstatus janda dengan rentang usia 17-21 tahun.

D. Keadaan Ekonomi
Desa Banyumulek sebagai salah satu desa yang dinobatkan sebagai
100 Desa Wisata yang ada di Kabupaten Lombok Barat bila melihat dari
kondisi mata pencaharian masyarakat, sebagian besar menjadi pembuat
gerabah, petani, pedagang, kerajinan dan sektor skunder lainnya mulai
berkembang. Meskipun dalam pendataan terakhir mengindikasikan
adanya perkembangan ditingkat ekonomi masyarakat akan tetapi dari
2543 Kepala Keluarga yang ada, sebanyak 840 KK masih tergolong
miskin atau berdasarkan prosentase sekitar 21,3 % masih tergolong tidak
mampu (sumber data Jamkesmas dan Jamkesda) itupun masih banyak
kepala keluarga yang mengajukan Surat Keterangan Tidak Mampu untuk
mendapatkan rekomendasi pembebasan dari biaya di Rumah Sakit atau
untuk pendidikan anaknya.

E. Keadaan Budaya
Keadaan budaya adalah aktivitas yang melibatkan unsur kebudayaan yang
dilakukan oleh sebagian masyarakat/anak-anak. Keadaan budaya
masyarakat Banyumulek sebagian masih terjaga walau dengan
perkembangan teknologi yang telah pesat berkembang. Perkembangan
budaya yang masih asli atau masih tradisional itu. Contohnya seperti
warga masyarakat Lingkungan Banyumulek masih memiliki olahraga
tradisional seperti:
112
1. Permainan tradisional
Permainan tradisional masih dikembangkan oleh anak – anak
Banyumulek tetapi mereka juga tiga memumngkini untuk tetap
juga bermain game online. Permainan tradisional yang masih
berkembang di lingkungan adalah seperti:
a) Layang-layang
Layang-layang adalah permainan tradisional yang
menggunakan kertas layang, tali atau benang dan bambu
yang telah dibentuk. Kemudian, bermain layang – layang
diwaktu siang hari sampai sore hari dengan berpanas –
panasan kemudian bersama teman-teman. Yang menarik
juga tempat menaruh benang layang – layang itu di
sebuah kaleng bekas susu.
b) Kelereng
Kelereng adalah permainan tradisional yang masih
dimainkan oleh anak-anak khususnya anak-anak
Banyumulek, yaitu dengan membuat kotak kecil dan
menaruh kelereng masing-masing dan memulai
permaianan dengan mensentil kelereng yang dituju.
c) Petak umpet
Petak umpet masih menjadi permainan tradisional
dimasyarakat sekitar yang dimainkan oleh anak-anak,
cara permainanya dengan satu orang menutup mata
selebihnya bersembunya dan orang yang bertugas
menutup mata mencari orang yang bersembunyi.
113
d) Benteng
Permainan benteng merupakan permainan tradisional
yang dimainkan oleh anak-anak dan remaja sekitar
dengan cara siapa cepat yang memegang benteng lawan
maka dia akan menang.
e) Gangsing
Gangsing merupakan permainan tradisional yang
terbuat dari kayu batangan kemudia diukir oleh tukang
kayu, dan kemudian di taruhkan paku di bagian bawah
gangsing dan di gerakkan ke bawah menggunakan
pegangan dari tali.
f) Selodoran
Selodoran merupakan permainan tradisional
dimainakan berkelompok, dengan cara siapa yang kalah
yang menjaga kemudian yang menang harus berhasil
lolos dari tangkapan lawan.
2. Seni
a) Kerajinan Gerabah
Gerabah yang dihasilkan oleh penduduk desa
Banyumulek memiliki ciri khas tersendiri. Motif-motif
yang diangkat disini lebih pada kekhasan penduduk
lokalnya. Selain itu, pewarna yang digunakan untuk
mewarnai gerabah adalah bahan alami, seperti dedaunan
yang memiliki kandungan warna tertentu. Dalam proses
pembuatannya juga masih secara tradisional.
114
b) Hadroh
Hadroh merupakan grup musik yang sering
dilakukan oleh para ustz/remaja pada saat hari-hari besar
islam. Adapun hadroh merupakan kesenian rebana yang
mengakar pada kebudayaan islam yang disebut sebagai
kegiatan shalawat.
2. Bahasa (Dialek)
Bahasa merupakan kemempuan yang dimiliki oleh manusia
untuk berkomunikasi dengan manusia yang lainnya menggunakan
tanda, misalnya kata dan gerakan.
3. Pengetahuan tradisional
Pengetahuan tradisonal merupakan pengetahuan yang
dikembangkan oleh masyarakat peri bumi atau karya intelektual
berdasarkan tradisi. Pengetahuan mencakup metode budidaya dan
pengolahan tanaman, pengobatan, kesenian, serta resep makanan
dan minuman. Adapun pengetahun tradisional ini bisa dikatakan
sebuah pengetahuan yang diwariskan oleh nenek moyang. Di
desa Banyumulek terdapat ada beberapa pengobatan tradisional,
yaitu:
a) Daun jarak merupakan sebuah pengobatan yang sering
dilakukan oleh masyarakat untuk mengobati orang yang
sedang sakit non medis atau masyarakat Kediri yang
biasa mengatakan penyakit (ketemuk) ketemu orang yang
sudah meninggal.

115
b) Bawang putih merupakan pengobatan tradisional yang
sering digunakan oleh masyarakat yang dipercaya untuk
menghindari datangnya gannguan makhluk halus.

F. Langkah Kecil Untuk Bangkit


Desa Banyumulek adalah salah satu desa yang ada di kecamatan
Kediri, Kabupaten Lombok Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Desa
dinobatkan sebagai 100 Desa Wisata yang ada di Kabupaten Lombok
Barat bila melihat dari kondisi mata pencaharian masyarakat, sebagian
besar menjadi pembuat gerabah, petani, pedagang, kerajinan dan sektor
skunder lainnya mulai berkembang.
Pandemi covid-19 memberi dampak pada segala bidang, terutama
ekonomi dan pendidikan. Dimana sebagian masyarakat desa Banyumulek
yang sebagian besar menjadi pembuat atau pengrajin gerabah memilih
beralih menjadi petani bunga atau tanaman hias. Penjualan gerabah
menurun akibat pembatasan sosial dan tingginya minat masyarakat
mengoleksi tanaman hias di masa pandemi menjadi ladang bisnis baru
bagi petani bunga. Dengan menjual berbagai aneka tanaman hias bisa
menjadi solusi lain untuk menjual produksi gerabah yang berbentuk pot
bunga.
Langkah kecil untuk pemulihan ekonomi masyarakat desa
Banyumulek yang bisa kami mahasiswa KKP-DR dapat berikan adalah
dengan memproduksi video yang kemudian kami upload di youtube
untuk membantu mempromosikan potensi wisata yang ada di desa
Banyumulek. Pada video promosi tersebut kami mempromosikan
116
kerajinan gerabah dari mulai proses pembentukan sampai pembakaran,
taman bunga seluuas 1,5 hektar di dusun Gubuk Baru dan Masjid Kembar
Menara Tunggal. Masjid Kembar Menara Tunggal dapat menampung
sekitar 3.000 jama’ah. Dalam pembuatan video tersebut kami melibatkan
bapak H. Jamiluddin S.IP selaku Kepala Desa Banyumulek, bapak
Zainuddin selaku ketua Pokdarwis dan pengrajin gerabah yang ada di
Desa Banyumulek. Video tersebut bisa diakses di http://youtu.be/4-
UplHdD4oU.

117
BAB XII
Pencegahan Pernikahan Dini
Oleh : Baiq Nita Purnamasari

A. Kondisi Kelurahan Gonjak


Kelurahan Gonjak kec.Praya kab.Lombok Tengah merupakan
Lingkungan yang sangat Ramah baik dari Masyarakat maupun Staf yang
ada di Kantor Kelurahan Gonjak, selama melaksanakan KKP DR di
kelurahan tersebut segala macam kegiatan yang kami ikuti sangat di
dukung penuh oleh masyarakat maupun kepala lingkungan dan staf
kantor lurah yang lainnya. Suasana yang ada di Kelurahan gonjak tersebut
sangat asri jauh dari kerumunnan, jauh dari polusi, dan kerusuhann
masyarakat. Lingkungan ini mempunyai beberapa kegiatan setiap
paginya, seperti melakukan gotong royong, senam pagi, membaca yasin
(setiap hari jumat) dan melakukan posyandu setiap minggu.
Selain itu masyarakat yang ada disana sangat kreatif disana terdapat
banyak UMKM, penghasilan masing-masing UMKM tersbut sangat
membantu perekonomian masyarakat yang ada di ligkungan tersebut,
tetapi sejak adanya viru Covid-19 ini sangat berpengaruh terhadap
UMKM yang ada di lingkungan tersebut, maka dari itu, omset penjualan
mereka semakin menurun dan penghasilan mereka sehari-hari terkadang
tidak dapat memenuhhi kebutuhan mereka sehari-hari, dan selain itu
kelurahan Gonjak juga mempunyai kegiatan keagamaan yang berjalan
lancar sampai saat ini.

118
Terutama kegiatan yang ada di TPQ yang selalu mengajar anak-anak
mengaji, dan membimbing mereka untuk memahami Al-Quran.

B. Lembaga Keagamaan
Berikut adalah daftar lembaga keagamaan yang ada di Kelurahan
Gonjak
1. Bangunan masjid
Di Kelurahan Gonjak terdapat 3 bangunan masjid yang
digunakan oleh masyarakat dalam melakukan ibadah diantaranya
yang terdapat di Lingkungan Karang Bejelo, Lingkungan
Kwangrundun, Lingkungan Salbi.
2. TPQ
Meningkatkan kemahiran anak-anak dalam membaca AL-
Quran dan belajar Tajwid. Sebagai wadah edukasi dan
meningkatkan pengetahuan anak dalam belajar membaca AL-
Quran.
Lembaga keagamaan yang ada di Kelurahan Gonjak terdapat
kelembagaan yaitu kelembagaan formal dan informal. Lembaga formal
yang ada di Kelurahan Gonjak terdiri dari 3 masjid yang digunakan
sebagai tempat untuk melakukan kegiatan keagamaan secara umum dan
kegiatan peringatan hari-hari besar dalam Agama Islam seperti, hari raya,
peringatan hari Maulid Nabi, zikiran,jumatan dll.

119
C. Keadaan Sosial
Perkembangan kehidupan sosial masyarakat di Kelurahan Gonjak,
Kecamatan Praya, Kabupaten Lombok Tengah Terlihat dari Kondisi
Masyarakat yang ada di Kelurahan Gonjak tersebut pada saat ini Masih
sangat Asri dan jauh dari keramaian, Kelurahan Gonjak sangat Damai dan
Desa tersebut terkenal dengan UMKM nya yang sangat meningkat. Tetapi
semenjak Covid – 19 Semuanya menurun drastis. kelurahan gonjak ini
sangat terkenal Dari beberapa seperti pendidikan, kesehatan, keagamaan
dan sosial lainnya. Indikator-indikator tersebut menandakan adanya
hubungan yang saling terkait dan saling mendukung guna meningkatkan
tarif hidup kearah yang lebih baik.
Dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya masyarakat,
kesehatan masyrakat, pengalaman dan pemahaman terhadap pemahaman
agama serta pemeliharaan budaya dari tahun ke tahun Kelurahan Gonjak
telah mendapatkan dukungan yang digambarkan dengan dibangunnya
sarana dan prasarana penunjang yang dapat dimanfaatkan untuk
meningkatkan sumber daya manusia (SDM).
Pendidikan berperan penting dalam menompang kelangsungan hidup
masyarakat. Pemerintah dalam salah satu program kerjanya berusaha
untuk meningkatkan mutu sumber daya manusia sejak usia dini melalui
pendidikan yang layak. Program wajib belajar mengharuskan penduduk
usia 7-15 tahun dapat mengikuti pendidikan formal SD sampai SLTP.
Dalam mendukung program pemerintah tersebut, Kelurahan Gonjak
berusaha dapat memfasilitaskan dan mendukung kegiatan pendidikan di

120
Kelurahan Gonjak dengan memberikan bantuan dan partisifasi kepada
tenaga-tenaga kerja yang ada di Kelurahan Gonjak, seperti :
1. Organisasi keagamaan di Kelurahan Gonjak, yaitu TPQ An-nur
merupakan Tempat meningkatkan kemahiran Anak-anak dalam
membaca Al-Quran. yang didirikan oleh bapak TGH. Syafaat, Lc
yang terletak di kelurahan Karang Bejelo, Kecamatan Praya,
Kabupaten Lombok Tengah.
2. Kegiatan Sosial di Kelurahan Gonjak. Masyarakat Kelurahan
Gonjak Melakukan Gotong –royong yang di laksanakna oleh
Remaja-remaja yang ada di kelurahan tersebut dan di banut oleh
Peserta KKP DR UIN MATARAM dengan mengacu pada dasar
hukum pembentukan PERDA No. 03 Tahun 2016 dengan yang
berada di alamat kantor sekertariat Kantor Desa, ruang lingkup
kegiatan PDPGR.
3. Kader Posyandu
 Lingkungan Karang Bejelo
 Lingkungan Salbi
 Lingkungan Kwangrundun

D. Keadaan Ekonomi

Secara umum masyarakat Kelurahan Gonjak sumber ekonominya


adalah Mayoritas petani sehingga sumber potensi ekonomi masyarakat di
Kelurahan Gonjak berasal dari penghasilan yang didapatkan dari sumber
pertanian, padi, kacang hijau, kedelai dan jagung. Selain dari sumber

121
pertanian terdapat potensi ekonomi lainnya seperti peternakan dan
wirausaha seperti UMKM yang membuat Roti, Tempe, Minyak Sayur,
Sate, dll.

Potensi Kelurahan Gonjak, sebagai berikut:

4. Potensi Pertanian
Populasi pertanian di Kelurahan Gonjak setiap tahun
mengalami naik, turun dalam hasil pertaniannya, karena semua
berdampak sebab Covid – 19 itu yang membuat penghasilan para
petani merosot, semua harga bibit maupun pupuk sangat
melonjak tinggi harganya. Karena tidak sesuai dengan hasil
pertanian yang mereka dapatkan, harga pupuk yang menjulang
tinggi, itu yang membuat para petani kebanyakan tidak mampu
unntuk membeli pupuk yang terlalu tinggi harganya. Oleh sebab
itu para petani banyak yang mengalami gagal panen.
5. Potensi Pariwisata
Sebagai Desa yang memiliki peran sejarah yang penting di
Lombok Tengah membuat Kelurahan Gonjak memiliki potensi
Pariwisata, hanya saja potensi ini belum tergarap dengan
maksimal sehingga dibutuhkan peran semua pihak dalam rangka
mengangkat Potensi Pariwisata tersebut. Kelurahan Gonjak ini
terletak di dalam pedesaan yang lumayan jauhh dari lokasi
Pariwisata, jadi potensi Pariwisatanya belum terlaluberkembang,
karena lokasi yang lumayan jauh. Dan kondisi masyarakat
tersebut banya yang tekun kepada bertani, dan kebanyakan yang
122
melakukan pernikaham dini, oleh karena itu potensi pariwisata
masyarakat yang di Kelurhan tersbut sangat sedikit yang peka
terhadap potensi Pariwisata.
6. Potensi Pertanian
Kelurahan Gonjak Kecamatan Praya Kabupaten Lombok
Tengah memiliki potensi yang snagat luar biasa,salah satu yang
menjai Potensi dalam pertanian tersebut adalah mereka dapat
menghasilkan bahan pangan, dari hasilpertanian tersebut.
Sehingga dapat bertahan hidup dalam jangka panjag.
7. Potensi UMKM
Kelurahan gonjak ini memiliki beberapa UMKM yang sangat
luar biasa yang terdiri dari :
 Pembuatan Roti
 Pembuatan Tempe
 Pembuatan minyak sayur
 Pembuatan sate
 Pembuatan Batako
 Pembuatan kerupuk Kulit Sapi

E. Keadaan Budaya
Kelurahan Gonjak, Kecamatan Praya Mempunyai Kegiatan yang
sering dilakukan sejak lama, Seperti Membaca Yasin bersama Staf
Kelurahan Gonjak, Melakukan gotong royong, melakukan Senam Pagi
rutin bersama staf Kelurahan Gonjak, Dan Mengajar ngaji di TPQ .
kegiatan ini di harapkan agar tetap berjalan sampai kedepannya, demi
123
terwujudunya masa depan dan pendidikan masyarakat yang ada di
kelurahan Gonjak tersebut, agar tercapainya cita-cita yang ada pada
Generasi selanjutnya.
F. Pencegahan Pernikahan Dini
Pernikahan dini yang sangat meningkat hingga saat ini sangat sulit
untuk dicegah, karena mayoritas dari mereka hanya menempuh jenjang
pendidikan sampai Sekolah Dasar (SD). Karena kebanyakan mereka dari
keluarga yang tidak mampu untuk melanjutkan pendidikan selanjutnya,
Mayoritas pengakuan dari mereka bahwa menikah adalah jalan salah
satunya untuk melanjutkan hidup agar tidak membebani orang tua.
Selain itu, penyebab dari pernikahan dini tersebut pergaulan bebas,
seks bebas dan kurang nya perhatian atau kesadaran dari orang tua
maupun keluarga yang bersangkutan, banyak yang beranggapan bahwa
menikahlah merupakan jalan salaah satunnya untuk mencapai
kebahagiaan yang bisa mereka capai mereka hanya melihat dampak
positif nnya saja. Tanpa mereka sadari bahwa sangat banyak dampak
negatif dari pernikaha dini tersebut, salah satunya, ketika menikah dini
dan melahirkan terlalu cepat sementara rahim dari seorang wanita masih
sangat lemah, itu salah satu dampak dari bayi yang Prematur. Selain itu
dampak dari pernikahan dini ini sangat berpengaurh terhadap kondisi dan
situasi saat ini, yang berdampak pada Covid – 19 menurunnya pendapatan
dari masyarakat sehingga banyak yang hanya berfikir pendek untuk
melanjutkan hidup tanpa harus bergantung kepada orang tua.
Pada era ini covid – 19 sangat banyak dampak negatif nya terhadap
masyarakat yang pendapatan sehari-harinya kurang dari Rp 500.000 dan
124
hasil pertanian banyak yang gagal panen sehingga membuat para petani
juga terdampak oleh virus Covid – 19 ini.

125
BAB XIII
Kesenian Desa Sermong
Oleh : Millenni Safitri

A. Profil Desa
Desa Sermong merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan
Taliwang, Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), Pulau Sumbawa, Provinsi
Nusa Tenggara Barat, Dengan luas wilayah 26950.0405 Hektar, Luas
batas wilayah Desa Sermong berada di atara sebelah Utara Kelurahan
Menala/Desa Tamekan, Sebelah Timur Desa Temekan, Sebelah Selatan
Desa Mura dan Sebelah Barat kelurahan Menala , Koordinat Bujur 86300
dan Koordinat Lintang 75253, Dengan Ketinggian 18 Meter diatas
permukaan laut. Desa sermong memimiliki jumlah penduduk sebanyak
1188 jiwa, 572 Jumlah penduduk laki-laki, 616 penduduk perempuan,
359 Jumlah Kepala Keluarga, Banyak Rumah penduduk sebanyak 171
gedung permanen, 96 rumah panggung.
Awal mulanya Desa Sermong merupakan sebuah kebun yang di
namakan longa oleh masyarak terterdahulu yang Tinggal di daerah
tersebut, Kemudian beriring berjalan nya zaman kebun tersebut di Ubah
Nama menjadi Lang Patas Karena adanya Proyek pembuatan Jalan raya
lurus dan beriringan dengan sawah yang memang bentuknya mengikuti
jalan raya tersebut. Lalu di ubah lagi menjadi dusun Sermong saat itu
dusun sermong adalah wilayah bagian kelurahan menala, Dan kemudian
pada tanggal 08 agustus tahun 2006 masyarakat memiliki rencana untuk
merubah status Dusun/Lingkungan menjadi desa , Pada hari selasa
126
malam rabu tanggal 29 angustus 2006 adanya rapat agenda mengenai
tekat dan persetujuan pemekaran dusun sermong menjadi desa persiapan
sermong,dirumuskan menjadi 3 dusun dengan masing-masing 2 RT dan 1
RW kemudian menetapkan nama dusun yaitu dusun gelumpang, dusun
maras dan dusun longa dengan pusat pemerintahan dusun maras.Hari
sabtu malam ahad tanggal 2 September 2006 dilaksanakan rapat agenda
mulai mengumpulkan data penduduk, Geograpi, dan mengumpilkan data
pokasi desa. Kembali lagi mengadakan rapat agenda pada hari senin
malam selasa tanggal 11 september 2006 mulai pembentukan komite
pembentukan desa persiapan sermong dan merampungkan proposal.
Tanggal 22 September 2006 tepatnya pada hari jum’at Malam sabtu rapat
agenda mengenai penyatuan misi- misi dalam kebersamaan terwujudnya
Desa Persiapan Sermong di Kecamatan Taliwang, Kabupaten Sumbawa
Barat dan bersepakat untuk bersama-sama mengawal proposal. Kemudian
rapat agenda koordinasi rencana tindak lanjud dari hasil kerja komite
pembentukan desa persiapan sermong tentang, rekomendasi lurah menala
kecamatan taliwang Kabupaten Sumbawa Barat Nomor :
146.1/3.91/PEM/2007 tanggal 30 juli 2007.
Merekomendasikan kepada komite desa persiapan sermong untuk
memperhatikan ketentuan peraturan pemerintahan nomor :72 tahun 2005
pasal 1 bahwa ketentuan mengenai pembentukan,penghapusan dan
penggabungan desa diatur dengan peraturan daerah. Serta rekomendasi
dewan perwaklan rakyat daerah (DPRD) Kabupaten Sumbawa Barat
Nomor :918/387/DPRD/2008 tanggal 09 September 2008. Merespon
positif niat baik masyarakat Lingkungan Sermong menjadi desa
127
persiapan Sermong meningkatkan pelayanan pemerintahan,
pembangunan,dan kesejahteraan masyarakat. Segera mewujudkan
harapan dan semangat tersebut sesuai peraturan perundang-undangan
yang berlaku. Keputusan bersama komite desa persiapan Sermong dengan
Kerulahan Menala Kecamatan Taliwang Kabupaten Sumbawa Barat.
Nomor : 03/komite DPS/II/2007 tanggal 220 juli 2007, rapat agendda
ini dilaksanakan pada hari ahad malam sabtu tanggal 22 juli 2007. Hari
jum’at pada saat memperingati hari lahir kabupaten sumbawa barat yang
ke-6 desa persiapan sermog kecamatan taliwang resmi lahir lewat
peraturan Bupati sumbawa barat Nomor : 28 tahun 2009 yang telah pada
tanggal 20 November 2009. Pada pukul 13.30 Wita (ba’da sholat Jum’at)
peresmian langsung Kantor Desa Persiapan Sermong oleh Kepala
BPMPD Kabupaten Sumbawa Barat, Drs. Symsul Kamil disampingi
Kabid Pemdes Khairuddin.
Tanggal 16 desember 2009 terima SK Penjabat Kepala Desa
persiapan sermong kecamatan taliwang kabupaten sumbawa barat
nomor:886 tahun 2009 yang 07 desember 2009. Tanggal 18 desember
2009 pembentukan panitia 9 (Panitian Pemilihan BPD) desa persiapan
sermong kecamatan taliwang kabupaten sumbawa barat , tanggal 21
desember terima perbup nomor:28 tahun 2009. Tanggal 24 desember
panitia 9 menentukan jumlah angguta BPD (Badan Permusywaratan
Desa) masing-masing dusun galumpang 2 (dua) orang, dusun maras 3
(tiga) orang dan dusun longa 2 (dua) orang, tangga 30 desember 2009
rapat pembentukan pengurus tim penggerakan PKK (Pemberdayaan
Kesejahteraan Keluarga) desa persiapan sermong, kecamatan taliwang
128
kabuapaten sumbawa barat. Tanggal 31 desember 2009 rapat
musyawarah pembangunan ditingkat RT yang dipusatkan di dusun
masing-masing. Tanggal 16 desember 2009 terima SK Penjabat Kepala
Desa persiapan sermong kecamatan taliwang kabupaten sumbawa barat
nomor:886 tahun 2009 yang 07 desember 2009. Tanggal 18 desember
2009 pembentukan panitia 9 (Panitian Pemilihan BPD) desa persiapan
sermong kecamatan taliwang kabupaten sumbawa barat , tanggal 21
desember terima perbup nomor:28 tahun 2009. Tanggal 24 desember
panitia 9 menentukan jumlah angguta BPD (Badan Permusywaratan
Desa) masing-masing dusun galumpang 2 (dua) orang, dusun maras 3
(tiga) orang dan dusun longa 2 (dua) orang, tangga 30 desember 2009
rapat pembentukan pengurus tim penggerakan PKK (Pemberdayaan
Kesejahteraan Keluarga) desa persiapan sermong, kecamatan taliwang
kabuapaten sumbawa barat. Tanggal 31 desember 2009 rapat
musyawarah pembangunan ditingkat RT yang dipusatkan di dusun
masing-masing. Pada Tanggal 1 januari 2010 adalah awal mulainya
aktifitas proses administrasi pemerintahan desa persiapan sermong
kecamatan taliwang kabupaten sumbawa barat.
Dan Pada Tanggal 13 januari 2010 merupaka hari penerimaan
keputusan Bupati Sumbawa Barat Nomor: 957 tahun 2009 Tentang BPD
desa Persiapan sermong Kecamatan Taliwang Kabupaten Sumbawa
Barat. Sedangakan Rapat pembentukan pengurus LPM (Lembaga
Pemberddayaan Masyarakat)masa bakti 2010-2015, Terbentuk pada
tanggal 13 Januari 2010 . Pada Rabu 14 september 2011 Rapat dikantor
camat taliwang untuk menentukan batas jelas wilayah desa/kelurahan
129
induk dengan desa persiapan sermong yang dihadiri camat taliwang
bambang irawan,s.sos, kades persiapan desa sermong,BPD desa persiapan
sermong, kades tamekan,BPD Tamekan,perwakilan BPMPD Kabupaten
sumbawa barat,menetukan: Utara : jembatan-saluran pembuangan
tamurin, Barat: alur sungai brang ene’ dari jembatan jalan raya sermong
hingga sungai disamping batas kebun H. Lukman Baharun dan
H.Sulaiman lurus utara sawah sungai saluran pembuangan tamurin,
Selatan : tiu mura di manemeng kecamatan brang ene’ kabupaten
sumbawa barat.
Kamis 15 september 2011 jam 10.00 wita turun kelokasi batas
dekomentasi photo serah terima Langsung pembagian daerah bagian :
Utara: kades = lurah menala, Timur: kades= kades tamekan, Barat: kades:
lurah menala, Selatan: kades= kades mura dan kades manemeng.
Yang hadir sermong: kepala desa, sekretaris desa,badan
permusyawaratan desa (BPD), lembaga pemberdayaan masyarakat LPM,
Kepala dusun, staf desa dan ketua RT Kelurahan menala: lurah menala
dan sekretaris lurahDesa tamekan: kepala desa dan permusyawaratab desa
(BPD).
Desa sermong Sekarang di pimpin oleh Kepala Desa yaitu Rosidi
S,sos. Sekretaris desa : Aan Subandi, ST, Kaur TU Umum : Andri, Kaur
Keuangan : Sumiati, S.AB, Kaur Perencanaan : Novita Sari, Staf
Keuangan : Aas Ariska, Kasih pelayanan : Ahmad Hilbes, Kasi
Kesejahteraan : Ahmad Hilbes, Kasih Pemerintahan : Hamzah. Tiga
Kepala Dusun, Kepala Dusun Galumpang yaitu Patahollah , Kepala
Dusun Maras yaitu Supardi, ST, Kepala Dusun Longa Sarifuddin.
130
B. Lembaga Keagamaan dan Sosial
Desa sermong Jika di lihat dari aspek sosial agaman 100% mayoritas
penduduk desa sermong adalah Pemeluk agaman islam. Desa Sermong
Memiliki 2 Masjid yaitu Masjid nurul Huda dan Masjis Jami Nurul Iman .
Masjid Nurul Huda yang berada di bagian Barat tepatnya di dusun
Longa, Masjid Jami Nurul Iman berada di bagian Timur Tepatnya di
Dusun Maras.
Desa Sermong memiliki 1 lembaga Pendidikan formal yaitu SDN
Sermong yang letaknya tidak jauh dari Kantor desa, tepat di depan
lapangan sepak bola, TK Negeri 5 Sermong. Desa sermong memiliki
lembaga keagamaan non formal seperti TPQ (BTQ) dan TBA, kegiatan
BTQ ini dilakukan 3 kali seminggu yaitu pada hari Selasa, Jum’at dan
Sabtu kegiatan ini di khusus kan pada anak-anak sekolah yang sudah Al-
Qur’an Besar yang masih belum tau dalam membaca dengan Tadwit.
Kegiatan ini di pimpin langsung oleh Pak Ustadz Rasyd. Jika TBA
dilakukan pada hari Jum’at saja kegiatan ini biasanya di hadiri oleh Ibu-
Ibu desa sermong dan di Pimpin oleh pak Ustadz Abdullah, S.Pd Selaku
guru agama di SDN Sermong.

C. Keadaan Ekonomi
Potensi ekonomi masyarakat desa sermong adalah bermata pencarian
petani dan Pengrajin. Sumber penghidupan yang utama bagi tau Samawa
umumnya adalah bercocok tanam di sawah dengan menggunakan
peralatan tradisional berupa cangkul atau bingkung, rengala, dan kareng

131
sebagai peralatan bajak dengan memanfaatkan hewan peliharaan seperti
sapi dan kerbau.
Pada sejumlah tempat mulai terlihat pemanfaatan handtractor dan
alat-alat modern lain sebagai pengganti peran hewan ternak dalam
pengolahan lahan-lahan pertanian. Untuk menggarap ladangnya atau
merau cara-cara tradisional masih dipakai hingga kini yaitu dengan
membakar lahan pertanian agar mempermudah proses pengolahan untuk
ditanami beberapa jenis tanaman pangan. Cara mendapatkan lahan-lahan
pertanian inipun bagitu mudah, tau Samawa dapat menemukan lahan
untuk bertani, berkebun, dan berladang dengan menandai areal
temuannya itu dengan menggantung batu asah atau menanam pohon
tertentu seperti bage, ketimus, dan bungur yang sudah sama-sama dikenal
dan diakui secara konvensi sebagai tanda bahwa lahan itu telah menjadi
milik seseorang dan sekaligus untuk menghindari klaim dari orang lain.
Konsep ini bagi tau Samawa telah dipertegas dalam ungkapan tumpan
aeng-aeng tu tumpan nan tubaeng, artinya orang yang menjumpai ialah
yang memiliki. Ungkapan ini menunjuk pada pemilikan tanah, tempat
tinggal atau areal tertentu yang menjadi miliknya, konsep ini juga berlaku
pada pekerjaan mencari kayu hutan dan nganyang (berburu) dan mencari
lebah madu dengan memberikan tanda silang dengan parang pada pohon
di mana sarang lebah madu itu ada serta mengikatnya dengan lonto (jenis
tumbuhan menjalar).
Bagi tau Samawa yang melanggar pantangan ini dan berusaha
mengambil hak orang lain, maka akan menjadi bahan pembicaraan di
mana-mana dan mendapat sanksi adat menjadi tau no kangila atau orang
132
tak tahu malu yang sangat menampar harga diri tau Samawa. Masyarakat
Sumbawa yang tinggal di desa-desa umumnya memiliki tempat khusus
untuk menyimpan hasil penennya dalam sebuah klompo atau lumbung
yang dibangun berdekatan dengan bangunan rumahnya, sedang bagi tau
Samawa yang tidak menyimpan hasil panennya di lumbung, dapat pula
memanfaatkan para atau loteng rumahnya, sedangkan untuk peralatan
pertaninan ditempatkan di bongan atau kolong pada bagian bawah rumah
panggungnya.

D. Keadaan Budaya
1. Tradisi Lisan Desa Sermong (Sejarah Dusun Galumpang)
Dulu sebelum Terbentuknya Desa Sermong ,masih di sebut
denga nama Keben longa lalu menjadi Lang Patas di desa
Sermong ini memilik legenda yaitu mengenai Pohon
Galumpang, Pohon Galumpang ,merupakan Pohon terbesar yang
berada di Desa Sermong dari kepercayaan masyarakat terdahulu
pohon Galumpang merupakan Pohon Keramat, dibawah Pohon
Galumpang ada Sumur tua yang besar dan terdapat ukuran
telapak kaki kiri yang berukuran besar dari cerita masyarakan
Telapak kaki sebelah kanan berada di desa seren Cerita ini di
yakini Keberadannya oleh masyarakat desa sermong, Letak
Pohon Galumpang sekarang ini Berada di Dusun Galumpang di
atas Gunung Belakang rumah Bapak Kepala Desa Sermong.
Tempat ini menurut Kepercayaan Masyarakat Desa Sermong
tidak boleh di kunjungi begitu saja karena merupakan sebuah
133
pantangan. Begitu Sejarahlah Dusun Galumpang ,Karena adanya
Pohon Galumpang Maka dari itulah mengapa dusun Galumpang
di berikan nama tersebut karena di mulai dengan sejarah Pohon
Galumpang. Tidak ini Saja Kabupaten Sumbawa Barat Masih
Banyak Memiliki Legenda Lainnya.
a) Bahasa
Bahasa Sumbawa atau Basa Samawa adalah bahasa yang
dituturkan di bekas wilayah Kesultanan Sumbawa, yaitu
wilayah Kabupaten Sumbawa dan Sumbawa Barat. Jumlah
penuturnya sekitar 300.000 orang (1989). Dari segi linguistik,
bahasa Sumbawa serumpun dengan bahasa Sasak. Kedua
bahasa ini merupakan kelompok dalam rumpun bahasa Bali-
Sasak-Sumbawa, yang pada gilirannya termasuk dalam satu
kelompok “Utara dan Timur” dalam kelompok Melayu-
Sumbawa.
Dalam Bahasa Sumbawa, dikenal beberapa dialek
regional atau variasi bahasa berdasarkan daerah
penyebarannya, diantaranya dialek Samawa, Baturotok atau
Batulante, dan dialek-dialek lain yang dipakai di daerah
pegunungan Ropang, seperti Labangkar, Lawen, serta
penduduk disebelah selatan Lunyuk, selain juga terdapat
dialek Taliwang, Jereweh, dan dialek Tongo. Dalam dialek-
dialek regional tersebut masih terdapat sejumlah variasi
dialek regional yang dipakai oleh komunitas tertentu yang
menandai bahwa betapa Suku Sumbawa ini terdiri atas
134
berbagai macam leluhur etnik, misalnya dialek Taliwang
yang diucapkan oleh penutur di Labuhan Lalar keturunan
etnik Bajau sangat berbeda dengan dialek Taliwang yang
diucapkan oleh komunitas masyarakat di Kampung Sampir
yang merupakan keturunan etnik Mandar, Bugis, dan
Makassar.
Interaksi sosial yang dilakukan oleh kelompok-kelompok
masyarakat Sumbawa menuntut hadirnya bahasa yang
mampu menjembatani segala kepentingan mereka,
konsekuensinya kelompok masyarakat yang relatif lebih maju
akan cenderung memengaruhi kelompok masyarakat yang
berada pada strata dibawahnya, maka bahasa pun mengalir
dan menyebar selaras dengan perkembangan budaya mereka.
Dialek Samawa atau dialek Sumbawa Besar yang cikal
bakalnya berasal dari dialek Seran, semenjak kekuasaan raja-
raja Islam di Kesultanan Sumbawa hingga sekarang dipelajari
oleh semua kelompok masyarakat Sumbawa sebagai
jembatan komunikasi mereka, sehingga dialek Samawa
secara otomatis menempati posisi sebagai dialek standar
dalam Bahasa Sumbawa, artinya variasi sosial atau regional
suatu bahasa yang telah diterima sebagai standar bahasa dan
mewakili dialek-dialek regional lain yang berada dalam
Bahasa Sumbawa.
Sebagai bahasa yang dominan dipakai oleh kelompok-
kelompok sosial di Sumbawa, maka Basa Samawa tidak
135
hanya diterima sebagai bahasa pemersatu antaretnik penghuni
bekas Kesultanan Sumbawa saja, melainkan juga berguna
sebagai media yang memperlancar kebudayaan daerah yang
didukung oleh sebagian besar pemakainya, dan dipakai
sebagai bahasa percakapan sehari-hari dalam kalangan elit
politik, sosial, dan ekonomi, akibatnya basa Samawa
berkembang dengan mendapat kata-kata serapan dari bahasa
asal etnik para penuturnya, yakni etnik Jawa, Madura, Bali,
Sasak, Bima, Sulawesi (Bugis, Makassar, Mandar), Sumatera
(Padang dan Palembang), Kalimantan (Banjarmasin), Cina
(Tolkin dan Tartar) serta Arab, bahkan pada masa penjajahan
basa Samawa juga menyerap kosa kata asing yang berasal
dari Portugis, Belanda, dan Jepang sehingga basa Samawa
kini telah diterima sebagai bahasa yang menunjukkan tingkat
kemapanan yang relatif tinggi dalam pembahasan bahasa-
bahasa daerah.
b) Permainan Rakyat
1) Barapan Kebo
Dalam Bahasa Indonesia Barapan Kebo artinya
Karapan Kerbau Sumbawa Barat adalah salah satu daerah
yang memiliki banyak padang sabana yang membuat
hampir sebagian besar masyarakat Sumbawa Barat di
luar ibu kota Kabupaten memiliki hewan ternak.
Di Kabupaten Sumbawa Barat, terdapat budaya
balapan hewan, yaitu Barapan Kebo, yang artinya adalah
136
Balapan Kerbau. Barapan Kebo dilombakan di dalam
sawah yang berair karena disesuaikan dengan habitat
kerbau yang memang suka dengan kubangan air.
Menurut Bupati Sumbawa Barat, DR. KH. Dzulkifli
Muhadli, MM., Barapan Kebo merupakan tradisi
masyarakat Sumbawa sebelum masa tanam, sesudah
masa panen. Barapan Kebo dilakukan selain sebagai rasa
syukur atas hasil panen, juga untuk menggemburkan
tanah yang akan ditanam. Di samping itu, Barapan Kebo
adalah sebuah kegembiraan dan kebersamaan.
Kerbau memiliki banyak manfaat, selain daging dan
kulitnya kerbau juga diberi tugas special membantu
masyarakat petani untuk membajak sawah. Jadi ektika
musim tanam mulai tiba, si kerbau dapat tugas tambahan
lagi yaitu bertanding di arena berlumpur Barapan Kebo.
Sepasang kerbau pilihan dipilih untuk mengenakan Noga
di bawah lehernya, Selanjutnya sang Joki akan berdiri di
atas bagian Noga lainnya untuk menyemangati si kerbau
agar berlari sekencang mungkin menuju Saka’, sebuah
pasak yang menjadi finish.
Pemenangnya dalah kerbau yang tercepat dan
tertepat menyentuh Saka’. Selain dapat hadiah, sang juara
harus melakukan aksi Ngumang, semacam speech dalam
bentuk Lawas yang berima dan biasanya isinya lelucon-

137
lelucon segar yang tak jarang mengundak sorak sorai dan
gelak tawa penonton.

Gambar 13.1. Balapan Kebo

2) Barapan Ayam
Konon permainan ini sudah ada sejak tahun 70an dan
konon lagi permainan ini berawal dari sebuah desa di
Kecamatan Utan yang bernama Desa Pukat. Sebuah desa
yang pada zaman dahulu merupakan bagian dari lautan.
Terbukti dengan ditemukannya Sebuah Jangkar Raksasa
yang terbuat dari Kayu berumur ratusan Tahun dan
hingga saat ini masih kokoh dan bisa dilihat di pelataran
Masjid Desa Pukat.
Back to Barapan Ayam, Jadi semakin hari Barapan
Ayam semakin dikenal dan menjadi Permainan atau
event di hampir semua wilayah Sumbawa bagian tengah
hingga barat. Bahkan saat ini lebih sering diadakan di
Taliwang ibu Kota Kabupaten Sumbawa Barat dengan
event yang meriah dan bertabur hadiah-hadiah yang
menggoda.

138
Barapan ayam teknisnya gini genks : Dua Ekor ayam
diikatkan pada Noga ukuran mini kemudian seorang joki
(jokinya gak perlu naik ke Noga seperti Barapan Kebo
sih) menggiring ayam dengan alat penggiring yang
terbuat dari daun lontar yang bentuk seperti sapu lidi.
Ayam akan berlari kencang dan harus mengenai Saka’.
Yang dinilai sama seperti Barapan Kebo, kecepatan dan
ketetapan. Uniknya ayam-ayam yang ikut kompetisinya
adalah pasangan-pasangan ayam pilihan dengan bulu dan
postur yang kembar identik. Dan tahukah kalian harga
ayam-ayam ini bisa sampai berjuta-juta lho. Jadi jika
kamu sedang di Sumbawa atau berencana ke Sumbawa
luangkan waktu untuk menonton permainan rakyat yang
satu ini.

Gambar 13.2. Barapan Ayam

3) Barampok
Barampok ini adalah permainan Rakyat yang
diadakan untuk menyambut musim panen padi.

139
Barempuk adalah semacam permainan pertarungan
antara dua pria dewasa dengan properti senjata berupa
Rise Straw alias Batang Padi alias Jerami. Mereka akan
saling menumbangkan dan menggosokkan jerami ke
tubuh lawan. Kebayang dong gimana sakit sekaligus
gatalnya. Yang kalah jelas yang paling sedikit berhasil
menyentuh lawan atau yang tumbang duluan. Permainan
ini di adakan di areal persawahan yang baru selesai
panen.

Gambar 13.3. Barampok


c) Seni
Kabupaten Sumbawa Barat begitu banyak memiliki
kebudayan seni , Khususnya Desa Sermong tidak bisa
ketinggalan, Desa Sermong kaya akan khas Seninya
yaitu Kerajinan Tangan dari bambu, Desa Sermong
Sebagian besar bermata pencararian petani dan
menganyam, Desa Sermong Menghasilan kerajinan
Tangan dari Bambu berupa Soko, baka, Tepi , Erok.

140
Gambar 13.4. Kerajinan Tangan

Tidak hanya kerajinan tangan desa sermong juga


Memiliki kegiata tari yang di selenggarakan oleh desa
untuk melatih anak-anak remaja desa sermong agar saat
ada kegiatan dapat di gunakan tarian tersebut, tarian
yang di ajarkan oleh salah satu guru tari di desa sermong
yaitu Tarian loto kuning, tarian tare,tarian dedara pitu,
tarian soko , tarian tepi .

141
Gambar 13.5. Tari

Tarian ini di klaborasikan dengan Musik Tradisonal


Sumbawa Seperti Gong, Genang, Serune, Gerompong,
toa, semua alat musik ini di main kan secara bersamaan
dengan tempo dan ketukan masing-masing , suara alat
musik yang menyatu dan saling beiringan tentunga
terdengan indah sekali mengitu gerak tubuh dan saling
menyatu dengan musik. Musik tradisional Sumbawa
merupakan musik ritmis atau musik yang aksentuasinya
lebih pada irama, bukanlah musik melodius. Dalam
Musik Etnik Sumbawa tidak terdapat gamelan, seperti
musik daerah Bali, Lombok maupun Jawa. Gamelan
bagi daerah-daerah tersebut selain berfungsi sebagai
pembawa melodi (alunan), juga sebagai ‘roh’ musik,
berbanding terbalik dengan Musik Tradisional Sumbawa
yang alat musik utamanya justru adalah genang
(gendang) yang berfungsi sebagai pembawa ritme atau
pemimpin irama. Sebagai sebuah musik ritmis, Musik

142
Daerah Sumbawa kaya dengan irama yang terwakilkan
dalam temung (jenis pukulan), baik temung yang
terdapat pada genang, rebana, palompong, dsb. Dalam
Musik Tradisional Sumbawa, keberadaan serune yang
merupakan satu-satunya alat musik tiup yang memiliki
notasi yang paling sering digunakan, hanya berfungsi
untuk memberi nuansa melodis, namun alunannya tetap
mengikuti alur musik yang dibuat oleh genang sebagai
pemimpin irama.

Gambar 13.6. Alat Musik

Desa sermong memiliki juga alat musik tradisonal


seperti Ratib Rabana yang di gunakan oleh ibu-ibu desa
sermong Saat kasida yang beranggota 6 orang dengan
ketukan pukulan yang berbeda dan melantunkan
sholawat. Biasa kegiatan ini di pake saat melakukan
acara kegaman seperti lomba-lomba.

143
Gambar 13.7. Alat Musik Tradisional

d) Adat Istiadat
Desa Sermong berada di Tanah Samawa suku Samawa,
Kecamatan Taliwang, Kabupaten Sumbawa Barat atau biasa
di sebut ( KSB).Tentunnya perlu di ketahui Warga Sumbawa
banyak sekali Tradisi dan adat Istiadatnya. Kebudayan dan
Kesenian
1) Tama bakatoan(Lamaran)
Tama Bakatoan ada prosesi awal sebelum pernikahan
yang merupakan prorsesi Lamaran.Kemudian ada
Basaputus.
2) Beseputus (Janji Kesepakana)
Besaputus adalah Janji kesepakatan dua bela pihak
keluarga laki-lakidan keluarga wanita . dimana laki-laki
dan wanita sudah di terima dari keluarga masing-masing.
3) Nyorong ( Sorong Serah)
Nyorong merupakan salah satu prosesi pernikahan
putra-putri Sumbawa (Tau Samawa) Nusa Tenggara

144
Barat. Nyorong dilaksanakan setelah bakatoan (lamaran)
dan Baseputus (kesepakatan dua keluarga belah pihak).
Pihak laki-laki diterima oleh orangtua si wanita yang
kemudian diteruskan dengan cara basaputis
(memutuskan). Di dalam acara basaputis inilah
ditentukan hari-hari baik untuk melaksanakan acara
nyorong dalam sebuah prosesi pernikahan masyarakat
Samawa. Disini Tau Samawa hanya mengenal istilah
nyorong, meliputi barang yang diantar, orang yang
mengantar dan pihak yang menerima.
4) Mani Kemang(Mandi Kembang)
Mandi kembang ini dilakaukan sebelum acara
barodak, mendi kembang merupakan mandi yang di
bacakan doa untuk saring mengikat.
5) Barodak
Acara barodak adalah acara yang wajib di lakukan
sebeluk janji suci pernikan, acara berodak ini adalah
acara yang paling romantis berupakan acara rapancar,
suap-suapan, memakai beda odah di bagian tubuh dan
tiup lilin.
6) Nikah
7) Resepsi
e) Pengetahuan Tradisional
Warga Samawa Seperti Desa Sermong bisa kita katakan
adalah tempat masyarakat herbalis, hampir semua masyarakat
145
sermong menggunakan mengobatan tradisional,banyak sekali
jenis pengobatan tradisional seperti bekam, dan obat-obatan
tradisional, seperti jahe, kuncit, serei , lengkuas , sirih, dan
banyak lainnya.
f) Teknologi Tradisional
Tercatat sejumlah senjata tajam yang menjadi bagian dari identitas
budaya daerah. Mulai dari keris, pedang, berang, bate, ladeng, badik,
dangko ( arit ) disamping tombak, pana dan jenis - jenis
lainnya.Mengikatkan parang panjang di peinggang ketika akan kesawah
atau ladang bagi lelaki Samawa adalah pemandangan yang biasa kita lihat
sehari - hari didesa - desa Samawa. Parang sumbawa yang panjang
dilengkapi dengan sarung dari kayu yang indah dan berhias.

E. Kesenian Desa Sermong


Pada tanggal 24 juni 2021 tepat pada hari sabtu saya melakukan
Survey lokasi pada pada tiap -tiap desa yang menurut saya tidak jauh dari
Rumah saya . Pada tanggal 28 juni 2021 saya kelompok 113 melakukan
observasi awal di Desa Sermong yang merupakan lokasi KKP pilihan
saya setelah saya melakukan survey lokasi. Saya bersama anggota dari
kelompok KKP-DR UIN Mataram lain membentuk tim KKP Offline
beranggota 5 orang dari jurusan yang berbeda beda langsung ke lokasi
dan mendatangi Kepala Desa Sermong di Kantor Desa, Kami berbincang
cukup lama terkait maksud dan tujuan kedatangan kami ke Desa Sermong
dan mengenai asal mula desa sermong.

146
Pada hari Kamis , 01 Juli 2021 pukul 09.00 WITA, kami seluruh
peserta KKP menghadiri acara pelepasan peserta KKP melaui zoom atau
live straiming youtobe UIN Mataram yang di pimpin langsung oleh
LP2M dan rektor UIN Mataram Dr. H. Mutawali, M. Ag. Proses
pelepasan melalui zoom berjalan dengan lancar walaupun ada sedikit
kendala pada server . Setelah pelepasan di edarkan surat pelepasan KKP-
DR ke pada mahasisa dan ke esokan harinya , Saya bersama kelompok
KKP-DR offline langsung ke lokasi KKP.
Tepat pada hari kamis 2 juli 2021 adalah pelepasan resmi oleh
Kampus , Semua kelompok KKP UIN Mataram segera menuju lokasi
KKP masing-masing yang sudah di sepakati bersama kelompok KKP
Offline.
Jum’at 2 Juli 2021 tepat pada pukul 08.00 pagi . Persisnya hari ini
adalah Hari pertama saya berada di kantor Desa hadir sebagai mahasiswa
KKP UIN Mataram, Saya bersama kelompok KKP-DR Offline, Di
kantor desa sermong sekarang ,kami hadir dalam rangka pernerimaan
mahasiswa UIN Mataram KKP-DR di Aula Kantor Desa Sermong.
Sekaligus dikuti dengan Perkenalan Stap dan karyawan Kantor Desa
Sermong.
Sabtu,Tanggal 3 juli 2021,hari ke-2 kami di kantor desa. Pukul
09.00 Wita, Saya Beserta Teman-teman KKP Offline, pergi ke lokasi
tempat KKP, dalam rangka perkenalan lingkungan yang di pandu oleh
salah satu stap kantor desa Sermong yang bernama Ruslan.
Hari ke-3 KKP ,Tanggal 4 Juli 2021, Kami Tidak memiliki agenda,
Hanya saya saja kami menggunakan waktu luang ini untuk melakukan
147
diskusi mengenai penjadwalan program kerja yang akan kami lakukan
selama 45 hari kedepan.
Tiga hari berlalu Senin ini tanggal 5 Juli 2021 terhitung hari ke empat
. Pada jam 09.00 Wita Kami ikut serta menghadiri rapat koordinasi
dalam rangka menyambut idul adha 1442H sekaligus Perkenalan Oleh
Pamdes dengan Masyarakat desa sermong . Tidak lupa pula pada jam 02.
30 Kami melakukan Kunjungan sekaligus silahtuhrahmi dengan stake
Holder desa Sermong guna untuk mengenal lebih dekat masyarakat desa
sermong.
Desa sermong termasuk desa yang memiliki banyak sejara, banyak
cerita rakyatnya, tidak hanyak itu desa sermong juga banyak taruna
dedara yang berprestasi di bidang olahraga dan juga kesenian. Desa
sermong memiliki lapangan sepak bola yang besar , biasanya di gunakan
saat pertandingan besar antar kecamatan dan lurah. Desa sermong juga
memiliki lapangan takro, Alat musik tradisional milik desa , Kerajinan
tangannya dan Seni tarinya.
Putra-putri desa sermong begitu berbakat , mereka memiliki keahlian
masing masing, ada yang pandai di bidang olahraga melukis , tilawah,
belawas,Memainkan Musik tradisional, tarian.
Pagi yang cerah hari ini rupanya hari selasa, Dari Berbincangan Kami
dengan kepala desa minggu lalu , Kami sepakat bahwa mulai hari ini
kami akan mengajarkan seni tari pada adik-adik desa sermong. Selasa ini
tepat pada tanggal 6 pukul 14.00 siang, Kami akan melatih adik-adik desa
sermong tarian Samawa Yaitu Tarian Nalat (Tarian Tanam padi), Tarian
Nalat Tarian Asal Sumbawa Barat, di mana tarian ini beranggotakan 6
148
orang, Tarian Nalat ini menceritakan tentang warga asli Sumbawa Barat
atau yang di sebut dengan KSB bermata pencarian Petani. Tarian yang
saya ajarkan merupakan tarian rakyat yang mencerikan tentang kehidupan
masyarakat desa sermong dengan mempromosis hasil kerajiana tangan
dari bambu karya desa sermong.
Hari ini adalah hari pertama kami bertemu adik-adik penduduk desa
sermong, Kami akan melatih tarian sumbawa, seperti biasanya adik-adik
desa sermong biasa berlati di halaman depan rumah pak Kepala desa
.Sampai kami di rumah pak kepala desa, kami langsung di hampiri adik-
adik disana begitu gembiranya mereka, kami melihat adik adik desa
sermong sudah berkumpul disana , melihat adik-adik di sana sangat
bersemangat dan antusias ingin berlatih. Kemudian meminta adik adik
yang akan saya latih ini berkumpul, Rupahnya nampak sedih,
kememudian ada salah satu anggota mengarah ke arah kami memberih
tahu kan bahwa mereka kekurangan anggota. Karena tarian ini
beranggota 6 orang, Namun mereka meminta izin sebentar untuk mencari
temanya yang lain. Lama menunggu akhirnya datang juga, mereka genap
berjumlah 6 orang. Namaya Ismy, Rifka, Tiara, Sarah, Amel, dan Vanny.
Sebelum mulai menari mereka melakukan pemanasan dahuluh agar
tubuhnya tidak terasa sakit dan pegel.
Saya melatih mereka mulai dari awal yaitu mulai dari pengertian
Tarian, Filosofi masing masing gerakan tarian , ekspresi dalam mimik
wajah , selayaknya bagai mana bersikap seorang penari yang anggun,
sopan ramah, serta menjiwai sebuah tarian. Barulah kita masuk ke

149
tahapan menari mulai dari pola tarian , tata cara mengabil langka ,
gerakan yang akan di gunakan, sampai gerakan itu selsai.
Kami melatih tidak setiap harinya namun pada hari Senin, Rabu,
Kamis, dan Minggu. Satu Minggu Gerakan sudah dikuasai baruhlah ,
kami mulai menggunakan musik tradisional sumbawa, untuk mengiring
tarian tersebut langsung dengan musik tradisional. Alat Musik tradisional
yang di gunakan berupa gong, genang, serunai, taotawa, dan gerompong.
Alat musik ini dimain kan oleh pemuda-pemudi desa sermong yang
beranggota 8 orang, 1 orang memaimkan gong, 2 orang memainkan
genang, 1 orang memaikan serunai, 1 orang memaikan taotawa, da 3
orang memaikan gerompong. Tarian dan mengaji adalah kegiatan
unggulan kami di desa sermong, Namun di sini saya ingin mencerikan
seliputan tentang Seni Tari Samawa.
Lama kami melatih, lamajuga mereka berlatih berkeringat siang
malam bertatih akhirnya bertemu di pengunjung akan berakhirnya KKP.
Untuk menghargai latihan mereka kami memuat acara pelepasan kecil
kecil di aula kantor desa, yang di hadiri staf , karyawan perangkat desa,
Kepala dusu, ketua RT/ RW , toko pemuda, toko agama , toko
masyarakat, rekan-rekan mahasiswa KKP –DR Universitas Islam Negeri
Mataram. Kemudian tampilah adik-adik tari dan musik disana ikut
menghadiri dan meramaikan suasana dengan acara tersebut.

150
Gambar 13.8. Kesenian Desa Sermong

151
BAB XIV
Kehidupan Masyarakat Desa Sanolo
Oleh : Julkifli
A. Profil Desa
Desa Sanolo merupakan bagian dari wilayah kecamatan Bolo yang
awalnya bagian dari wilayah otonomi desa Sondosia Kecamatan Bolo
karena adanya tuntutan percepatan pembangunan juga wilayah yang
cukup luas dengan memiliki cukup banyak Dusun menggerakan
masyarakat Desa Sanolo dikala itu menuntut untuk dilakukan pemekaran,
memekarkan Desa Sondosia dari desa induk tepat pada tahun 1999 an
telah ditetapkannya Desa Sanolo sebagai Desa Definisi yang ditetapkan
melalui Peraturan Daerah.
Menurut Sejarah dari Turun Temurun Desa Sanolo mempunyai
sejarah yang unik di bandingkan dengan Desa yang lain. Pada Pemilu
Tahun 1955 bahwa Desa Sanolo masih menjadi kampong dan kalau di
istilakan sekarang Dusun yaitu salah satu Dusun dari Desa Sondosia
dusun Sanolo-Sonco-Muku terpisah dari Desa Sondosia Tahun 1999 pada
tahun tersebut Kampung Sanolo-Sonco-Muku dijadikan Desa dengan
Kepala Desa sementara Husain Ismail ( Alm ), sampai sekarang Sanolo-
Sonco-Muku disebut Desa Sanolo.
Masyarakat desa Sanolo dikenal sebagai masyarakat yang agamais
dan penuh sifat kegotong-royongan yang ditinggalkan oleh leluhur dan
nenek moyangnya yang sampai saat ini masih dipegang teguh.
Urutan Pejabat Gelarang (Kepala Desa) Sanolo:
 Huasin Ismail Periode Tahun 1999 – 2002 (Gelarang
152
Persiapan)
 Abdurrahman Jamaludin, SE Periode Tahun 2002 – 2007 (
Kepala Desa )
 Ridwan Yusuf Periode Tahun 2008 – 2013 (Kepala Desa )
 Mahfud Hasan periode Tahun 2013 - 2019( Kepala Desa)
 Usman H. Ahmad Periode Tahun 2020-2026 (Kepala Desa)
1. Topografi
Desa sanolo merupakan salah satu dari EmpatBelas (14) Desa
yang berada di pusat Kecamatan Bolo Kabupaten Bima Propinsi
Nusa Tenggara Barat dengan luas wilayah 1.179.27 Km dengan
jumlah penduduk 4.136 Jiwa yang terdiri dari laki – laki
sebanyak 2.027 orang, perempuan sebanyak 2.1009 orang dan
memiliki kepala keluarga sebanyak 1.093 KK dengan batas
wilayah :
a. Sebelah Utara : Desa Sondosia Kecamatan Bolo
b. Sebelah selatan : Desa Pandai Kecamatan Bolo
c. Sebelah Barat : Desa Rato Kara kecamatan Bolo
d. Sebelah Timur : Teluk Bima

Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari masyarakat Desa


Sanolo pada umumnya memiliki mata pencaharian sebagai
petani yang lebih terarah pada bidang Pertanian, Perkebunan,
Peternakan,Perikanan Industri Kerajinan dll.

153
Wilayah Desa Sanolo yang terletak di dataran rendah dan
dataran memiliki potensi sumber daya alam yang sangat
banyak antara lain sektor pertanian,perikanan, perkebunan,
kehutanan dan peternakan. Desa Sanolo merupakan salah satu
Desa di wilayah administratif Kabupaten Bima beriklim tropis
yang umumnya dipengaruhi oleh 2 musim, musim kemarau dan
musim hujan, musim kemarau berlangsung antara bulan juli
hingga oktober dan musim hujan berlangsung antara bulan
nopember sampai dengan bulan pebruari dengan suhu udara rata-
rata berkisar 35 derajat celcius, kelembaban udara berkisar antara
30-33 %, sedangkan curah hujan sebesar 35-36 mm denga curah
hujan terrendah bulan april dan curah hujan tertinggi pada bulan
januari.

2. Gambaran Umum Demografis


Tabel 6.1.
Luas Dusun, RW, RT, Jumlah Penduduk dan kepadatan penduduk
No Nama Luas Jumlah Jumlah Kepadatan
(Km) Penduduk Penduduk (Jiwa)
Laki-laki Perempuan
(Jiwa) (Jiwa)
1 Dusun 5,5 448 449 937
Mawar (Jiwa/Km)
2 Dusun 5 598 627 1.225
Durian (Jiwa/Km)

154
3 Dusun 4 581 583 1.164
Apel (Jiwa/Km)
4 Dusun 5 400 410 810
Mangga (Jiwa/Km)
5 Dusun 3,5 389 402 602
Kelapa (Jiwa/Km)
Sumber : Data Desa Sanolo

Tabel 6.2.
Jumlah penduduk laki-laki dan perempuan Desa Sanolo
Jumlah Jumlah
No Nama Penduduk Penduduk Jumlah
Laki – Laki Perempuan
(jiwa) (jiwa)

1 Dusun mawar 448 489 937

2 Dusun Durian 598 627 1.225

3 Dusun Apel 581 583 1.164

4 Dusun Mangga 400 410 810

5 Dusun Kelapa 389 402 602

JUMLAH 2.027 2.109 4.136

Sumber : Data Desa Sanolo

155
B. Keadaan Sosial dan Budaya
A. Agama
Tabel 6.3
Jumlah penduduk menurut Agama

Agama Jumlah Presentase

Islam 3569 100%

Kristen 0
0%
Katolik 0
0%
Hindu 0
0%
Budha 0
0%

Sumber : Data Desa Sanolo

B. Pendidikan
Tabel 6.4
Jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan
No Uraian Sumber Daya Manusia (SDM) Jumlah Satuan
1 Kepala Kelurga 980 KK
2 Jumlah Penduduk Laki-Laki 2412 Orang
3 Jumlah Penduduk Perempuan 2377 Orang
4 Lulusan SD/MI 250 Orang
5 Lulusan LSTP/MTs 324 Orang
6 Lulusan SLTA/MA/SMK 513 Orang
7 Lulusan S1/Diploma 294 Orang

156
8 Putus Sekolah 5 Orang
9 Buta Huruf 15 Orang

Sumber : Data Desa Sanolo

C. Kesehatan
Tabel 6.5
Jumlah Masyarakat Desa Sanolo berdasarkan tingkat
Kesehatan

No Uraian Sumber Daya Jumlah Satuan


Pembangunan
1 Ged 3 Buah
ung Buah
2 3
TK/ Orang
3 PAU 69 Orang
D Orang
4 72
SD/ Orang
5 MI 53 Orang
6 Jumlah Bayi 53 Orang
Lahir Orang
7 53
Jumlah Ibu Orang
5 Melahirkan 53 Orang
6 Imunisasi 53 Orang
Folio 1 Orang
7 53
Imunisasi Folio 2 Orang
8 53 Orang
Imunisasi Folio 3 Orang
9 53
Imunisasi Folio 4 Orang
10 305 Orang
Imunisasi DPT 1
11 260 Lembaga
Imunisasi DPT 2 Lembaga

157
12 Imunisasi DPT 3 45 Posyandu

13 Imu -
nisas
-
14 i
2
15 DPT
0
4
16 1
Juml
17 ah 1
18 Balit
5
a
Balit
a
Gizi
Baik
Balit
a
Gizi
Kura
ng
Balit
a
Gizi
Buru
k
Pengguna
Sumur Galian
Pengguna
Sumur Pompa
Jumlah
Lembaga LPM
Jumlah PKK
Desa
Posyandu
Sumber data :* data Bidan Desa Sanolo

158
D. Keadaan Ekonomi
a. Pekerjaan
Tabel 6.6
Jumlah Masyarakat Desa Sanolo berdasarkan tingkat
Pekerjaan.

Tahun
No Lapangan Usaha Jenis
2013 2014 2015 2016 2017 2018
Pekerjaan
1 Petani 390 395 399 409 500 490
2 Buruh tani/buruh bangunan 43 50 55 100 200 150
3 Buruh harian lepas 20 25 32 38 50 40
4 Pedagang 23 25 27 150 200 250
5 Wiraswasta 4 3 5 20 30 250
6 PNS/TNI/POLRI/Pensiuna 6 7 7 120 150
n
7 Peg. Swasta 4 5 6 15 20 22
8 Jasa Angkutan ( Sopir) 7 7 9 10 15 17
9 Peternak 4 4 4 15 25 25
Tukang 25 29 20
10 9 13 20
bangunan/
montir /tukang
Jahit/ Bengkel
11 Pengrajin - - - - -
12 Guru Swasta 15 20 23 29 50 70
13 Urusan rumah tangga 261 261 265 850 1000 1500
14 Orang tua / jompo 40 39 38 42 50 70
15 Belum Bekerja/ masih 610 611 621 628 630 400
sekolah
Jumlah 1.485 1.50 1.543 2.451 2.50 2.52
5 0 0
Sumber Data : Data masing-masing Dusun

159
E. Sarana dan Prasarana Desa Sanolo
a. Tata Guna Lahan

Penggunaan Lahan Luas (Ha) Keterangan

Pemukiman (perumahan) 35 Ha M3

Sawah 23 Ha M3

Tegalan/Kebun 21 Ha M3

Hutan 21 Ha M3

Empang 22 Ha m3

Jumlah 100 Ha M3

b. Prasarana Wilayah

Pemanfaat Kondisi
No Jenis sarana Jumlah Layak Tidak Ket
prasarana Layak

a. Prasarana
transportasi
1 Jalan Negara - - -

2 Jalan 1 KM √ √
Propinsi
3 Jalan 1 KM √
kabupaten
4 Jalan antar 500 M √ √
desa
5 Jalan Usaha 3 km √ √
tani
6 Jalan 500 km √ √
lingkungan
7 Gang 700 km √ √

160
8 Jembatan 4 unit √

b. Prasarana air
bersih dan
sanitasi

1 PDAM - - -

2 Perpipaan 2 Unit √ √
swadaya
desa

3 PMA/Pompa 5 unit - -
Dragon

4 Sumur Bor 150 - √


(Sanyo) unit

5 MCK 150 √ √
unit

6 Sumur Gali 2 √ √
unit

7 Jamban 150 √ √
keluarga/Prib Unit
adi

c. Prasarana
pelayanan
kesehatan

1 Puskesmas
Pembantu

2 Polindes / 1 unit -
Poskesdes

3 Posyandu 4 Unit √

d. Prasarana
Pendidikan
dan
ibadah
161
1 TK 3 unit √ √

2 SD/sederajad 3 unit √ √

3 Mesjid 4 unit √ √

4 Musholla/ 3 unit √ √
Langgar

F. Kehidupan Masyarakat Desa Sanolo


Kuliah Kerja Partisipatif (KKP) merupakan program yang rutin
dilaksanakan oleh semua mahasiswa Universitas Islam Negeri Mataram,
dengan maksud untuk memberikan pengalaman kepada mahasiswanya
baik berupa kemampuan mental dan fisik selama 45 hari di tempat KKP.
KKP tahun ini masih sama seperti tahun kemarin yaitu dilaksanakan
dirumah sendiri dikarenakan penyebaran Covid-19 yang semakin
meningkat.
Tujuan diadakannya KKP adalah agar mahasiswa dapat berkontribusi
langsung dengan masyarakat, memiliki pengalaman baru dan dapat
mengasah soft skill yang dimiliki oleh mahasiswa kemudian dapat
disumbangkan pada desa tempat KKP. Sebagai seorang mahasiswa, KKN
merupakan hal yang wajib ditempuh oleh setiap mahasiswa agar dapat
lulus pada semester selanjutnya.
Tempat KKP yang saya singgahi bertempat di Desa Sanolo
kecamatan Bolo. Untuk kkp di hari Pertama, Alhamdulillah kita
mengawali dengan kegiatan-kagiatan yang produktif yang menyangkut
162
tentang nilai-nilai keislaman dan juga menperkuat tali silaturhmi (Ukhwa
Islamiyah). Seperti halnya dengan kegiatan membersihkan masjid,
silaturahmi serta meninjau lokasi di wilayah desa. Selain itu juga kita
mengunjungi kepala desa dan juga Staf Perangkat desa dalam rangka
untuk memberitahukan tentang waktu dan pelaksanaan rapat penyusunan
program kerja. Sehingga program kerja dari hasil rapat bisa tersusun
sesuai skema dan rencana mahasiswa kkp yang akan mempermudah kita
untuk megabdi serta berpartipasi pada kegiatan sosial kemasyarakatan
selama 45 hari ke depan.
Pada hari selanjutnya kkp tepatnya di pagi hari kita memulai
kegiatan dengan mengunjungi dari rumah ke rumah warga dan juga TPQ
dengan tujuan untuk melakukan pendataan nama anak-anak TPQ. Selain
melakukan pendataan nama anak-anak TPQ, di waktu yang sama pula
kita juga mensurvei lokasi di Dusun Sonco dengan tujuan untuk melihat
sikon di lingkungan sekitar Dusun tersebut. Di sore hari kita memulai
kegiatan bimbingan Al-Quran dan juga iqro pada anak-anak usia dini
untuk menambah pemahaman terhadap Al-quran.
Selain itu, Kita juga mengamalkan ilmu adab tentang bagaimana
caranya bersikap/berperilaku sesuai tuntunan serta sunah rasul pada
kerabat dan juga orang tua. Mengingat di era sekarang perkembangan
serta pertumbuhan otak anak – anak di usia dini semakin melemah dan
terhambat dikarenakan pengaruh gadget. Dengan hadirnya gadget tersebut
sehingga mempengaruhi waktu belajar anak-anak. Serta kami juga
melakukan pendampingan Litersai Al-qur’an kepada Anak-anak usia dini
dengan memberikan edukasi serta pemahaman tentang Al-qur’an pada
163
anak-anak, sampai mereka benar-benar memahami bacaan Al-qur’an
sesuai dengan hukum tajwid dan makhrojnya.
Selain mengajar di TPQ, kelompok KKP-DR juga melakukan
kegiatan bimbingan atau mengajar kepada siswa/siswi di desa sanolo,
kami melakukan bimbingan di waktu yang ditentukan oleh sekolah
tempat kita melakukan bimbingan yaitu satu minggu sekali pada hari
kamis jam 07:30 WITA, kita memberikan literasi bimbingan dengan
metode terbaru sesuai dengan inovatif dari mahasiswa kkp dr Uin
Mataram untuk siswa/siswi SDN Sanolo.
Dalam permasalahan kebersihan lingkungan, kami mahasiswa KKP-
DR melakukan bersih- bersih masjid pada pagi hari jam 06:30 WITA di
Dusun Muku Desa Sanolo. Serta melakukan program kegiatan
Pengecetan pagar masjid Nurul Huda dan masjid Ikhsan pada pukul 08:00
WITA bersama masyarakat dan pemuda desa sanolo dari pengecetan ini
dapat memberikan estetika demi memunculkan wadah baru terhadap
masyarakat di desa sanolo.
Kegiatan tersebut dilaksanakan guna mewujudkan tempat ibadah
yang bersih sehingga memberikan kenyamana pada jama'ah masjid yang
melaksankan ibadah pada masyarakat dusun muku desa Sanolo.

164
BAB XV
Bantuan Sosial
Oleh : Siti Yanti

A. Profil Desa
Desa Aik Bual adalah desa yang berada dikecamatan kopang,
kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, Indonesia. Desa ini
dibentuk atau mengalami pemekaran pada tahun 2010 dari Desa
Wajageseng.
Desa Aik Bual dipimpin oleh kepala desa yakni bapak JUNAIDI,
S.Pd. Desa Aik Bual memiliki 7 dusun ketujuh dusun beserta nama
kepala dusun yakni :
 Dusun Bare Eleh : Syamsul Irpan, S.Pd.I
 Dusun Pertanian : Saparudin, S.Pd.I
 Dusun Nyeredep : Hapipudin
 Dusun Bual : M.Nasrun, S.Pd.I
 Dusun Rabuli : Lalu Junaidi
 Dusun Ramun : Muslim
 Dusun Talon Ambon: M.Rifa’i, S.Pd.I

Secara geografis wilayah Desa Aik Bual Kecamatan Kopang Desa


Aik Bual terletak dibagian Utara wilayah Kecamatan Kopang dengan
batas-batas wilayah :

 Sebelah Utara : Hutan Lindung

165
 Sebelah Selatan : : Desa Wajageseng
 Sebelah Barat : Desa Setiling/Batukling
 Sebelah Timur : Desa Jenggik Utara/ Motong Gading

Secara Administratif Wilayah Desa Aik Bual berada diujung utara


Kecamatan Kopang Kabupaten Lombok Tengah dan berbatasan lansung
dengan wilayah Kabupaten Lombok Timur. Jarak antara Kantor Desa dan
Kantor Camat Kopang + 7000 M2 (7 KM) waktu tempuh sekitar 20
menit, Jarak tempuh menuju kantor Bupati Lombok Tengah + 27000 M2
(27 KM) waktu tempuh sekitar 45 menit, sedangkan Jarak tempuh
menuju Kantor Gubernur NTB +34000 M2 (34 KM) waktu tempuh
sekitar 1 jam 20 menit.

Gambar 15.1. Peta Desa Aik Bual

B. Lembaga Keagamaan
Berikut adalah nama kelembagaa formal di Desa Aik Bual:
No Nama Lembaga Alamat
1 PAUD Anjum Dusun Bual
2 PAUD Azzikri Dusun Penyeredep

166
3 RA Nurul Jihad Dusun Talun Ambon
4 SDN Bual Dusun Bual
5 SDN Bare Eleh Dusun Bare Eleh
6 SDI Azzikri Dusun Penyeredep
7 MI NW Rabuli Dusun Rabuli
8 MI NW Talun Ambon Dusun Talun Ambon
9 MI NW Pertanian Dusun Pertanian
10 MTs Nurul Yakin NW Bual Dusun Bual
11 MTs Al-Jamil Dusun Bare Eleh
12 MTs Nurul Jihad NW Talun Ambon Dusun Talun Ambon
13 SMP Islam Pertanian Dusun Peranain
14 MA Al-Jamil Dusun Bare Eleh
15 MA Nurul Jihad NW Talun Ambon Dusun Talun Ambon

C. Keadaan Ekonomi

Wilayah Desa Aik Bual memiliki sungai dan mata air yang tetap
untuk megairi areal pertanian, sehingga kebanyakan wilayahnya tidak
bergantung dengan air hujan saja dan pada musim kemarau areal
pertanian masih bisa di tanami. Sehingga mata pencarian penduduk ada
pada sektor pertanian. Adapun luas lahan pertanian atau lahan yang
digunakan untuk areal persawaan didesa ini. Persawahan Seluas: 479,392
Ha. Dan Perkebunan Seluas : 1,336,120 Ha.

Sedangkan pada sektor perairan lahan untuk pertanian yakni Sumur


Galian : 350 Bual, PDAM: 7 unit, Mata Air: 12 Buah dan Perlindungan
mata air : 2 Bual (Embung bual dan Nyeredep). Akibatnya rata rata sektor
ekonomi yakni pertanian. Tak hanya itu tanaman yang bisa dijadikan lauk
pauk sehari hari yakni tanaman pakis. Tanaman pakis tumbuh liar didesa
167
ini. Oleh karena itu beberapamasyarakat desa aik bual memanfaatkan
tanaman tersebut untuk dijual kembali kepasar.

Berikut kriteria dan jumlah KK yang ada di Desa Aik Bual :

No Kriteria Jumlah %
1 Sangat Miskin 731 KK 29%
2 Miskin 1274 KK 52%
3 Sedang 421 KK 17%
4 Kaya 21 KK 2%
5 Sangat Kaya - 0%

D. Keadaan Budaya
Beragam budaya dan organisasi yang diikuti oleh warga yakni NU,
NW, Muhammdiyah dan sebagainya. Walaupun beragam, akan tetapi
tetap disatukan oleh satu suku yakni suku sasak. Oleh karena itu, setiap
satu minggu sekali rumah salah satu warga akan mengadakan Hiziban.
Selain itu, salah satu budaya desa Aik Bual yaitu memanfaatkan
wisata yang dimiliki yaitu Embung Bual. Jadi, setiap 3 bulan sekali atau
ketika ada acara tertentu maka akan diadakan even Bekerase. Bekerase
adalah kegiatan memancing/ menagkap ikan di Embung Bual yang
dilakukan oleh warga masyarakat Aik Bual untuk memeriahkan acara
yang sedang diselenggarakan.

168
E. Bantuan Sosial

Dampak COVID-19 terhadap perekonomian secara empiris dialami


oleh seluruh lapisan masyarakat, akan tetapi keluarga dari kelompok
menengah ke bawah merasakan dampak yang jauh lebih besar, mengingat
sebagian besarnya merupakan para pekerja sektor informalyang banyak
menggantungkan hidup kepada mata pencaharian harian. Adanya
kebijakan untuk beraktivitas di rumah (stay at home) mulai dari bekerja di
rumah sampai dengan belajar di rumah berakibat kepada menurunnya
perekonomian sektor informal yang berimplikasi kepada menurunnya
penghasilan keluarga menengah ke bawah. Bantuan sosial merupakan
salah satu bentuk intervensi pemerintah yang menjadi tumpuan
masyarakat miskin dan rentan miskin, terutama pada masa pandemi
Covid-19. Konsekuensinya, banyak rumah tangga mengalami penurunan
pendapatan dan potensi masyarakat menjadi miskin meningkat.

Saya dan teman teman KKP ikut membantu kegiatan pembagian


BanSos untuk warga desa yang dilakukan di kantor desa Aik Bual.
Pembagian BanSos Dilaksanakan Hari Kamis 05 Agustus 2021. Desa
Bual merupakan salah satu penerima bantuan sosial dari pemerintah.
Beragam bantuan diterima masyarakat seperti bantuan listrik, sembako,
BLT, BST dan lain lain. Pembagian bantuan sosial biasanya dilakukan
dikantor desa Aik Bual 1-2 bulan sekali. Banyaknya warga desa yang
berbondong ke kantor desa guna mendapatkan BanSos dari pemerintah.

169
Beberapa syarat yang harus dipenuhi warga desa Aik Bual untuk
penerimaan Bansos yakni harus ada surat Vaksin dari desa. tetapi
dikarenakan semua warga Desa Aik Bual sudah melaksankan vaksin
minggu lalu mereka semua mendapatkan Bansos. Tak hanya surat vaksin
yang harus ditunukkan sebagai syarat penerima, warga desa juga harus
memakai masker jika memasuki kantor desa, dan pembagian BanSos
tersebut tidak bisa diwakili orang lain selain nama angota kelaurga yang
tertera di kartu keluarga bersama dengan penerima BanSos. Pembagian
BanSos ini dihadiri langsung oleh Babinsa Bual, Kadus, Kades bapak
Junaidi S.Pd. Beserta Semua Aparatur desa. Beberapa gambar yang
diambil dari proses pembagian Bansos dikantor Desa Aik Bual. acara
pembagian bansos ini berlangsung dari jam 9 pagi sampai jam 11:30
kemudian istirahat setelah itu dilakukan tahap kedua mulai dari jam 14:00
sampai 16:00. Warga desa sangat antusia dalam pembagian Bansos.
Setiap penerima Bansos mendapatkan Rp. 600.000 setiap 2 – 3 bulan
sekali.

Melalui bansos warga desa Aik Bual merasa terbantu dari Bansos
tersebut terutama lansia dan para orang tua yang terbantu
perekonmiannya. Karena dengan adanya bantuan social secara langsung
ini diharapkan masyarakat yang menerima dapat mengembangkan dana
tersebut dengan baik dan dapat menbantu menuntaskan kemiskinan dan
membuat lapangan pekerjaan agar berkurangnya angka pengangguran di
Indonesia.

170
Gambar 15.2. Pembagian Bantuan sosial

171
BAB XVI
Vaksinasi Covid-19
Oleh : Bq Asmiati Adawiyah

A. Lembaga Keagamaan
Berikut adalah nama kelembagaa formal di Desa Aik Bual:
No Nama Lembaga Alamat
1 PAUD Anjum Dusun Bual
2 PAUD Azzikri Dusun Penyeredep
3 RA Nurul Jihad Dusun Talun Ambon
4 SDN Bual Dusun Bual
5 SDN Bare Eleh Dusun Bare Eleh
6 SDI Azzikri Dusun Penyeredep
7 MI NW Rabuli Dusun Rabuli
8 MI NW Talun Ambon Dusun Talun Ambon
9 MI NW Pertanian Dusun Pertanian
10 MTs Nurul Yakin NW Bual Dusun Bual
11 MTs Al-Jamil Dusun Bare Eleh
12 MTs Nurul Jihad NW Talun Ambon Dusun Talun Ambon
13 SMP Islam Pertanian Dusun Peranain
14 MA Al-Jamil Dusun Bare Eleh
15 MA Nurul Jihad NW Talun Ambon Dusun Talun Ambon

B. Keadaan Ekonomi

Wilayah Desa Aik Bual memiliki sungai dan mata air yang tetap
untuk megairi areal pertanian, sehingga kebanyakan wilayahnya tidak
bergantung dengan air hujan saja dan pada musim kemarau areal

172
pertanian masih bisa di tanami. Sehingga mata pencarian penduduk ada
pada sektor pertanian. Adapun luas lahan pertanian atau lahan yang
digunakan untuk areal persawaan didesa ini. Persawahan Seluas: 479,392
Ha. Dan Perkebunan Seluas : 1,336,120 Ha.

Sedangkan pada sektor perairan lahan untuk pertanian yakni Sumur


Galian : 350 Bual, PDAM: 7 unit, Mata Air: 12 Buah dan Perlindungan
mata air : 2 Bual (Embung bual dan Nyeredep). Akibatnya rata rata sektor
ekonomi yakni pertanian. Tak hanya itu tanaman yang bisa dijadikan lauk
pauk sehari hari yakni tanaman pakis. Tanaman pakis tumbuh liar didesa
ini. Oleh karena itu beberapamasyarakat desa aik bual memanfaatkan
tanaman tersebut untuk dijual kembali kepasar.

Berikut kriteria dan jumlah KK yang ada di Desa Aik Bual :

No Kriteria Jumlah %
1 Sangat Miskin 731 KK 29%
2 Miskin 1274 KK 52%
3 Sedang 421 KK 17%
4 Kaya 21 KK 2%
5 Sangat Kaya - 0%

C. Keadaan Budaya
Beragam budaya dan organisasi yang diikuti oleh warga yakni NU,
NW, Muhammdiyah dan sebagainya. Walaupun beragam, akan tetapi
tetap disatukan oleh satu suku yakni suku sasak. Oleh karena itu, setiap
satu minggu sekali rumah salah satu warga akan mengadakan Hiziban.

173
Selain itu, salah satu budaya desa Aik Bual yaitu memanfaatkan
wisata yang dimiliki yaitu Embung Bual. Jadi, setiap 3 bulan sekali atau
ketika ada acara tertentu maka akan diadakan even Bekerase. Bekerase
adalah kegiatan memancing/ menagkap ikan di Embung Bual yang
dilakukan oleh warga masyarakat Aik Bual untuk memeriahkan acara
yang sedang diselenggarakan.

D. Vaksinasi Covid-19
Dimana kami mahasiswa KKP membantu staf kantor desa Aik Bual
untuk mempersiapkan kegiatan vaksinisasi masyarakat Desa aik bual agar
proses Vaksinisasi berjalan dengan lancar yang dimana dilakukan pada
hari Kamis 08 juli 2021. Kegiatan vaksinisasi ini dilakukan secara
pertahap dimana kegiatan vaksinisasi ini akan dilakukan sebanyak 3
sampai 5 tahap dimana pada tahap pertama untuk seratus orang.
vaksinisasi disebut juga imunisasi adalah pemberian vaksin ke dalam
tubuh seseorang untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit. Vaksin
merupakan salah satu cara terpenting dan tepat untuk mencegah penyakit
dan menjaga kondisi tubuh. Jadi dimana semua masyarakat diharuskan
untuk melakukan vaksinisasi karena vaksinisasi merupakan bentuk
pecegahan COVID-19.
Pelaksanaan vaksinasi COVID-19 bertujuan untuk memutus rantai
penularan penyakit dan menghentikan wabah COVID-19. Vaksin
COVID-19 bermanfaat untuk memberi perlindungan tubuh agar tidak
jatuh sakit akibat COVID-19 dengan cara menimbulkan atau
menstimulasi kekebalan spesifik dalam tubuh dengan pemberian vaksin.
174
Pelayanan vaksinasi COVID-19 dilakukan oleh dokter, perawat atau
bidan yang memiliki kompetensi dan dilaksanakan di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan milik Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah Provinsi,
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota atau milik masyarakat/swasta yang
memenuhi persyaratan yang sudah ditentukan oleh Kementerian
Kesehatan Indonesia.
Pada tahap awal ini, vaksin COVID-19 akan diberikan kepada
seluruh Tenaga Kesehatan, Asisten Tenaga Kesehatan, Tenaga penunjang
serta mahasiswa yang menjalankan pendidikan profesi kedokteran yang
bekerja pada fasilitas pelayanan kesehatan. Vaksin akan diberikan kepada
petugas pelayanan publik yang terlibat secara langsung memberikan
pelayanan kepada masyarakat.

175

Anda mungkin juga menyukai